3. Hizbul Wathan didirikan oleh K.H Ahmad Dahlan tahun 1918 dengan nama Padvinder
Muhammadiyah di Yogyakarta yg kemudian diganti dengan nama Hizbul Wathan (HW)
pada tahun 1920, sehingga HW berkembang di seluruh nusantara. Latihan rutin HW
meliputi baris-berbaris, bermain tambur dan olahraga, kemudian ditambah dengan PPPK
dan kerohanian. Banyak pemuda yang tertarik sehingga pengikut latihan semakin
banyak. Hal itu sampai pada tahun 1942. Selama pendudukan Jepang dan perang
kemerdekaan (1942 sd 1950), kepanduan HW terpaksa tidak aktif. Th. 1950 Kepanduan
HW diaktifkan kembali hingga tahun 1961. Th. 1961, dengan adanya Kepres No. 238 Th
1961, semua pandu-pandu di Indonesia melebur menjadi “PRAMUKA” termasuk juga
HW. Era reformasi telah mengubah pandangan dari sentralisasi menjadi desentralisasi,
Oleh karena itu PP Muhammadiyah membangkitkan kembali HW pada 18 November
1999. Tahun 1999 dimulailah tahap sosialisasi HW kembali ke suluruh pimpinan-
pimpinan Muhammadiyah baik di Tingkat Wilayah, Daerah, Cabang maupun Ranting.
Tahun 2005 bulan Desember diadakan Muktamar HW Pertama di Yogyakarta. Dengan
semangat baru HW berhasil mensosialisasikan HW di seluruh Tanah Air Indonesia.
Sebagai contoh Jawa Tengah dari 36 Kabupaten, 34 Kabupatennya sudah mempunyai
Kwartir Daerah.
4. Tingkat Pusat disebut Kwartir Pusat.
Tingkat Wilayah disebut Kwartir Wilayah.
Tingkat Daerah disenbut Kwartir Daerah.
Tingkat Cabang disebut Kwartir Cabang.
Tingkat Ranting disebut Qabilah
Qabilah merupakan pimpinan terdepan, yang langsung mengkoordinir satuan-satuan
anak didik. Ranting dalam setiap cabang baik itu Athfat. Pengenal, Penghela dan
Penuntun menjadi satu Qobilah, sehingga tingkatan-tingkatan tersebut mempunyai nama
Qobilah yang sama (nama Qobilah tokoh-tokoh Pahlawan Islam).
5. Lambang Hizbul Wathan adalah lingkaran dengan gambar matahari bersinar utama dua
belas dengan monogram Hizbul Wathan di tengahnya. Sinar utama matahari sebanyak
dua belas bermakna bahwa setiap pandu Hizbul Wathan diharapkan mampu
memancarkan sinar pribadi muslim sehari penuh kepanduan masyarakat, bangsa, dan
negara.