Anda di halaman 1dari 27

PANDU HIZBUL WATHAN

Pandu Athfal
 Sejarah hw
 Atribut hw

 Lambang HW beserta artinya

 Visi misi HW

 Lagu hw

 Janji dan undang-undang hw

 Tata upacara hw
HIZBUL WATHAN DAN SEJARAH
KEPANDUAN DI INDONESIA
KEPANDUAN
Kepanduan sebagai bentuk gerakan pemuda-pemudi menurut anggapan
umum didirikan tahun 1908 oleh Lord Robert Baden Powell yang
dihormati sebagai Bapak Kepanduan Sedunia. Tujuan : pembangunan
mental, moral dan jasmaniah dan latihan-latihan untuk menjadi warga
negara yang baik.
Tetapi sifat gerakan kepanduan putra pribumi di Indonesia (sebagai tanah
jajahan) tidaklah sama. Kepanduan Indonesia menyimpan pengaruh
pergerakan (kemerdekaan) nasional umum. (N.I.P.V.) Nederlandsch
Indische Padvinders Vereeneging ialah perhimpunan kepanduan di Hindia
Belanda di bawah pimpinan dan mayoritas golongan Belanda (didirikan
tahun 1917). Kepanduan bangsa Indonesia, dengan sendirinya, mengikuti
arah perkembangan cita-cita nasional.
J.P.O. (Javansche Padvinders Organisatie), perhimpunan kepanduan
Indonesia yang pertama (1916) bermaksud pula menjadi tempat
pembibitan (ketentaraan Mangkunegaran). Setelah tahun 1920 timbul
banyak sekali kepanduan Indonesia sebagai cabang (onderbow)
perkumpulan-perkumpulan orang dewasa, unsur politik nasional
terkandung di dalamnya. PKI terutama di Semarang, membentuk
kepanduan beranggotakan murid-murid dari sekolah-sekolah rakyat.
Banyak timbul kelompok-kelompok kecil kepanduan yang berhubungan
dengan PKI. Perhimpunan-perhimpunan lain pun tak ketinggalan.
Algemene Studie Club dengan N.P.O.-nya (Nationale Padvinders
Organisatie); SI dengan SIAP (Serikat Islam Afdeling Pandu);
MUHAMMADIYAH mempunyai HIZBUL WATHAN; Budi Oetomo
membentuk Nationale Padvinderij; J.J. dengan J.J.P.-nya (Jong Java
Padvinderij, kemudian menjadi Pandu Kebangsaan); Jong Islamiten Bond
dengan Napity (Nationale Islamitische Padvinderij); Pemuda Indonesia
dengan INPO (Indonesische Pemuda Sumatera); kaum teosof
menggerakkan J.I.P.O. (Jong Indonesische Padvinders Organisatie); PBI
dengan Surya Wirawan. Taman Siswa mendirikan Siswa Proyo; ada pula
Al-Kasyaf wal Fajri.
Gerakan Kepanduan – HIZBUL WATHAN
Dari ENSIKLOPEDI UMUM (1962/1967-1971/1973 – Kanisius,
Yogyakarta) dapat dikutip dan diangkat kesaksian dan pernyataan sejarah
sebagai berikut: “ MUHAMMADIYAH sejak berdirinya maju pesat; jumlah
anggotanya naik cepat. Berhasil mendirikan banyak rumah sekolah,
memberikan kursus-kursus agama, mendirikan poliklinik, perumahan anak
yatim-piatu, dll. Pengajaran modern untuk anak-anak perempuan sangat
diperhatikan. Bagian wanitanya AISYIYAH, berdiri sendiri. Gerakan
pemudanya ialah Kepanduan HIZBUL WATHON.”
Pernyataan dan kesaksian sejarah Hizbul Wathan juga terukir di dalam
ENSIKLOPEDI ISLAM (Jilid-2, Ichtiar Baru Van Hoeve, Jakarta, 1994)
sebagai berikut, “HIZBUL WATHAN (Arab=pembela tanah air), nama
barisan pandu (sekarang pramuka) Muhammadiyah. Hizbul Wathan
berazaskan: 1) Agama Islam dengan maksud: (a) Memasukkan pelajaran
agama Islam dalam Undang-Undang dan Perjanjian Hizbul Wathan dan
dalam syarat mencapai tingkat kelas; (b) Memperdalam dan meresapkan
jiwa Islam dalam latihan kepanduan dan memajukan amal ibadat sehari-
hari; 2) Ilmu Jiwa, yang dipakai dalam kegiatan belajar dan bermain; 3)
Kemerdekaan dalam bekerja dan latihan. Tujuan dan maksud Hizbul
Wathan adalah membimbing anak-anak dan pemuda supaya kelak menjadi
orang Islam yang berarti.”
HIZBUL WATHAN pada mulanya adalah nama madrasah yang didirikan
oleh KH. Mas Mansur di Surabaya pada tahun 1916 setelah ia meninggalkan
organisasi Nahdatul Wathan yang dibentuknya bersama KH. Abdul Wahab
Hasbullah.
Muhammadiyah mengambil nama itu menjadi perkumpulan pandunya yang
didirikan pada tahun 1918 di Yogyakarta. Gagasan pembentukan barisan
kepanduan Hizbul Wathan dalam Muhammadiyah muncul dari KH. Ahmad
Dahlan sekitar tahun 1916 ketika beliau kembali dari perjalanan tabligh di
Surakarta pada pengajian SAFT (Sidiq, Amanah, Fathonah, Tabligh) yang
secara rutin diadakan di rumah KH. Imam Mukhtar Bukhari. Di kota tersebut
beliau melihat anak-anak JPO (Javansche Padvinders Organisatie) dengan
pakaian seragam sedang latihan berbaris di halaman pura Mangkunegaran.
Sesampainya di Yogyakarta, beliau membicarakannya dengan beberapa
muridnya, antara lain Sumodirjo dan Sarbini, dengan harapan agar pemuda
Muhammadiyah juga dapat diajar tentang kepanduan guna berbakti kepada
Allah Swt. Sejak pembicaraan itu mulailah Sumodirjo dan Sarbini merintis
berdirinya di dalam Muhammadiyah. Kegiatan pertama banyak diarahkan
pada latihan baris-berbaris, olah raga, dan pertolongan pertama pada
kecelakaan. Pada setiap Ahad sore para peserta dilatih dengan kegiatan-
kegiatan di atas, pada malam Rabu mereka diberikan bekal keagamaan. Dari
cikal bakal itu lahirlah Hizbul Wathan pada tahun 1918, pada waktu itu
bernama Padvinder Muhammadiyah. Kemudian, karena dianggap kurang
relevan, atas usul H. Hadjid nama itu ditukar menjadi Hizbul Wathan.
Setelah tahun 1924 Hizbul Wathan berkembang di Jawa, bahkan telah
dapat melebarkan sayapnya ke luar Jawa. Cabang-cabang baru Hizbul
Wathan kian banyak berdiri. Cabang pertama yang berdiri di luar Jawa
ialah di Sumatra Barat, yang dibawa oleh wakil-wakil yang
menghadiri Kongres Muhammadiyah ke-17 di Yogyakarta pada tahun
1928. Dalam kesempatan itu wakil-wakil tadi tinggal beberapa lama di
Yogyakarta setelah Kongres usai guna mempelajari dan ikut latihan
kepanduan; dengan modal itu mereka mengembangkan kepanduan di
daerah yang mengutusnya.
Peranan Hizbul Wathan banyak terlihat pada sektor penanaman
semangat cinta tanah air kepada para pemuda. Dari benih-benih itu
menjelmalah kekuatan yang bertekad ikut serta dalam merebut
kemerdekaan dari tangan penjajah. Di samping itu, latihan-latihan
kepanduan mempunyai andil yang besar dalam melatih kader-kader
bangsa dalam menghadapi kaum kolonial yang sedang
mencengkeramkan kukunya di Indonesia. Latihan-latihan itu ternyata
membuahkan hasil yang baik di kalangan pemuda. Dari barisan Hizbul
Wathan ini muncul sederetan tokoh yang cukup handal, seperti
Sudirman, KH. Dimyati, Surono, Ki Bagus Hadikusumo, Abdul Kahar
Muzakkir, Kasman Singodimedjo, Adam Malik, Suharto, M.
Sudirman, Sunandar Priyosudarmo, dan lain-lain.
Setelah Kemerdekaan Indonesia, para pemuda banyak diarahkan untuk
memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa. Segala perkumpulan pandu yang
ada sebelumnya dilebur dan disatukan dalam satu wadah kepanduan yaitu
Kesatuan Kepanduan Indonesia. Dalam rapat yang diadakan di Surakarta pada
tgl. 27-30 Desember 1945 diputuskan pembentukan Pandu Rakyat Indonesia
yang menyatukan segenap pandu yang ada di Indonesia dalam satu naungan
guna mempererat tali persatuan dan kesatuan dalam rangka mempertahankan
kemerdekaan yang masih amat muda pada saat itu.
Beberapa tahun kemudian situasi politik mulai berubah dan Pandu Rakyat
Indonesia yang dibentuk pada tahun 1945 dirasakan tidak begitu efektif lagi.
Oleh karena itu, pada tahun 1950 Hizbul Wathan mulai diaktifkan lagi. Sejak
itu Hizbul Wathan mulai merata kembali anggota-anggotanya dan
organisasinya secara umum di samping mengembangkannya ke seluruh tanah
air di mana Muhammadiyah ada. Kegiatan tersebut berjalan terus sampai
terbitnya Keputusan Presiden no.238 tahun 1961 tentang Gerakan Pramuka
yang mengharapkan agar segenap organisasi kepanduan yang ada di Indonesia
meleburkan diri dalam perkumpulan Pramuka.
Dalam rangka memenuhi seruan tersebut, maka gerakan kepanduan Hizbul
Wathan dalam suratnya tgl. 8 Juni 1961 kepada Panitia Pembentukan Gerakan
Pramuka menyatakan bersedia meleburkan diri dalam perkumpulan Gerakan
Pramuka. Surat tersebut ditandatangani oleh HM. Mawardi dan H. Amin
Luthfi, masing-masing sebagai Ketua dan Sekretaris Majlis Hizbul Wathan
Yogyakarta.
KEBANGKITAN HIZBUL WATHAN    
Berawal dari Amien Rais Guru Besar UGM Yogyakarta yang
mewacanakan perlunya segera dilakukan suksesi kepemimpinan nasional,
di dalam sidang Tanwir Muhammadiyah tahun 1993 di Surabaya. Bola
panas itu terus digelindingkan tanpa waktu jedah, – membentur dan
membakar kisi-kisi korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN). Belenggu
Normalisasi Kehidupan Kampus dalam bentuk Badan Keamanan Kampus
dibongkar dan dilepaskan, sehingga mahasiswa memperoleh kembali
kebebasan dan kemerdekaan berkumpul dan berserikat, mengemukakan
gagasan dan pendapat yang eksploratif. Angin panas reformasi tak dapat
dibendung memasuki pintu-pintu istana, meruntuhkan kekuasan Pak Harto.
Momentum inilah yang digunakan oleh seorang Pandu Hizbul Wathan –
Amien Rais– mendorong Pimpinan Pusat Muhammadiyah untuk
membangkitkan kembali Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan. Sense of
Urgency dan kearifan intelektual – spiritual para pimpinan Muhammadiyah
– memutuskan dan menetapkan KEBANGKITAN Gerakan Kepanduan
Hizbul Wathan (1999). Pertolongan Allah sudah datang, setelah
terpinggirkannya semua yang harus dipinggirkan oleh rezim orde baru.
ATRIBUT HW PANDU ATHFAL
Seragam merupakan pakaian yang digunakan oleh semua
anggota dalam tulisan ini adalah anggota Pandu Athfal. Seragam
dalam pengertiannya adalah satu ragam atau satu kesamaan jadi
pakaian bisa dikatakan sebagai seragam bila dipakai lebih dari 2
orang dan memiliki warna, bentuk, cara pemakaian, waktu
penggunaan yang sama. Untuk ketentuan seragam Pandu Athfal
yang digunakan sudah ditentukan oleh Kwartir Pusat Gerakan
Kepanduan Hizbul Wathan. berikut ulasanya.
Atribut merupakan kelengkapan/tanda-tanda yang dikenakan
seorang pandu untuk menunjukkan lokasi, jabatan, kecakapan
yang telah ditempuh dan lain sebagainya.
Topi untuk Pandu Athfal Putra dan Putri
1. Topi Pandu Athfal baik putra
maupun putri berbentuk setengah
lingkaran memiliki warna dasar hijau
dan dengan 5 (lima) buah garis
kuning yang berpusat pada atas topi.
2. 5(lima)buah garis pada topi
memiliki arti Rukun Islam.
3. Pada bagian depan topi diberikan
tanda topi berbentuk bulat dan
memiliki gambar melati
ditengahnya. 
Pada bagian depan topi diberikan tanda topi
berbentuk bulat dan memiliki gambar melati
ditengahnya.
 
Untuk Gambar Melati Dan Garis
Tepi Berwarna Kuning
Emas/Kuning.
Hasduk Untuk Putra Dan Putri
Hasduk/Kacu Pandu Athfal Berbentuk
Segitiga Dengan Warna Dasar Hijau
Dengan Garis Berwarna Kuning
Lambang Hizbul Wathan Dengan
Diameter 8cm Pada Bagian Runcing
Garis.
 Jilbab Putri
 JilbabPandu Athfal Berwarna Kheky Atau Berwarna Sama
Dengan Atasan Kemeja Hizbul Wathan.
 Jilbab Pandu Athfal Berbentuk Mukena Dengan Tali
Melingkar.
 Penggunaan Jilbab Pandu Athfal Dimasukkan Ke Dalam
Kemeja.
 Ring Hasduk Putra Dan Putri
 Ring Pengikat Hasduk Pandu Athfal Terbuat Dari Rotan
 Ikat Pinggang Pandu Athfal
 Ikat Pinggang Berwarna Hitam
 Kemeja Pandu Athfal Putri
 Kemeja Pandu Athfal Berwarna Keky.
 Menggunakan Lidah Pundak Berkancing.
 Menggunakan 4 Buah Saku 2 Diatas Ikat Pinggang, 2 Dibawah Ikat
Pinggang.
 Lengan Menggunakan Manset Berkancing.
 Saat Digunakan Kemeja Tidak Dimasukkan Ke Celana.
 Kemeja Pandu Athfal Putra
 Kemeja Pandu Athfal Berwarna Keky.
 Menggunakan Lidah Pundak Berkancing.
 Menggunakan 2 Buah Saku Diatas.
 Lengan Menggunakan Manset Berkancing.
 Saat Digunakan Kemeja Dimasukkan Ke Celana
 Celana Pandu Athfal Putra Dan Putri
 Celana Pandu Athfal Berwarna Biru Dongker.
 Dengan 2 Buah Saku Disamping Kanan Dan  Kiri (Mambo).
 Badge Lokasi Kwartir Wilayah/ PropinsiUntuk Gambar Bagian
Bawah Disesuaikan Dengan Daerah Masing-Masing
 Dipasang Di Lengan Kanan Kemeja.
 Badge Lokasi Kwartir Daerah/Kota/KabupatenUntuk Nama
Kwartir/Qobilah Juga Disesuaikan Dengan Daerah Masing-Masing.
 Dipasang Di Lengan Kanan Kemeja Di Atas Badge Lokasi Kwartir
Wilayah.
 Nama Anggota Pandu AthfalWarna Dasar Keky Tua.
 Huruf Berwarna Hitam
 Panjang Maksimal 10cm Jika Tempatt Tidak Mencukupi Nama
Dapat Disingkat.
 Dipasang Di Atas Saku Kanan.
•Tanda Kenaikan Tingkat Pandu Athfal
•Tanda Ini Diberikan Jika Pandu Athfal Telah Menyelesaikan SKT(Syarat
Kenaikan Tingkat) Athfal Melati 1/2/3.  
•Dipasang Diatas Nama Anggota.
•Tanda Pelantikan Umum Pandu
Athfal
•Warna Dasar Kuning Tua Dengan
Gambar Kuning/ Emas.
•Dipasang Ditengah Saku Kiri.
Tanda Kuntum
Warna Dasar Sesuai Dengan Kuntum
Masing-Masing Athfal. 
Bentuk Segitiga Tumpul Dan
Bergambar Lambang Melati Berwarna
Kuning Dengan Dasar Lingkaran
Coklat.
Untuk Warna Dasar Hanya Ada 5
Yaitu Merah, Kuning, Hitam, Putih,
Hijau
Pemasangan Tanda Kuntum Pada
Lengan Kiri Kemeja. 
 Tongkat KuntumWarna Dasar Sama Dengan Warna
Tanda Kuntum.
 Tinggi Taongkat 110cm.

 Lebar Papan 30cm Dan Tinggi Papan 25cm.


LAMBANG HW BESERTA ARTINYA
LAMBANG PANDU HIZBUL WATHAN
Lambang HW adalah sinar matahari dengan
logo HW dan kuncup melati. Sinarnya
sebanyak 12 dengan logo HW. Melambangkan
bahwa HW sebagai organisasi otonom
Muhammadiyah yang artinya bahwa setiap
anggota HW mampu memancarkan cahaya
pribadi pada masyarakat, bangsa dan Negara.
Sedangkan kuncup melati melambangkan
kecintaan dan keharuman yaitu mencerminkan
kepribadian pemuda Muhammadiyah sebagai
pemuda Muhammadiyah.
SEMBOYAN HIZBUL WATHAN
“FASTABIQUL KHAIRAT” artinya
berlomba – lomba dalam kebajikan
AZAS
 Pengamalan yang bernuansa Islami, diwujudkan dalam
sikap dan perilaku setiap anggota Gerakan Kepanduan
Hizbul Wathan

PERSEPSI
 Kepanduan Hizbul Wathan adalah suatu sistem
pendidikan kepanduan dan pembinaan watak bagi
remaja putra dan putri Muhammadiyah di luar
lingkungan keluarga dan diluar lingkungan sekolah
 Kepanduan Hizbul Wathan sebagai lembaga pendidikan
luar lingkungan sekolah dan luar lingkungan keluarga
berfungsi sebagai wahana pembinaan dan
pengembangan putra putri Muhammadiyah dengan
menerapkan Prinsip Dasar Kepanduan dalam
perwujudan ciri dan Jatidiri Hizbul Wathan, yang
pelaksanaannya disesuaikan dengan kepentingan dan
perkembangan bangsa serta masyarakat Indonesia
VISI MISI HW
 Visi
Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan mempunyai visi mewujudkan anak, remaja,
pemuda yang berkualitas di lingkungan umat Islam, khususnya warga
Muhammadiyah yang selalu dibutuhkan, dihormati dan dicintai anak didik, orang
tua/keluarga masyarakat

MISI
 Misi kepanduan adalah mempersiapkan kader bangsa dan kader
Muhammadiyah yang :
 Memiliki kepribadian dan kepemimpinan Islami
 Berdisiplin yaitu : berpikir, bersikap dan bertingkah laku tertib
 Sehat dan kuat mental, moral dan fisiknya
 Berkemampuan untuk bekarya dengan semangat kemandirian, berfikir
kreatif, inovaatif, dapat dipercaya, berani dan mampu menghadapi berbagai
macam tugas
 Memiliki integritas tinggi, dan percaya pada diri sendiri
MARS HIZBUL WATHAN
JANJI DAN UNDANG-UNDANG HW
JANJI PANDU HIZBUL WATHAN

‫بسم هللا الرحمن الرحيم‬


 ‫اشهد ان ال اله اال هللا واشهد ان محمدا رسول هللا‬

Mengingat harga perkataan saya, maka saya berjanji


dengan sungguh-sungguh :
 Satu, setia mengerjakan kewajiban saya terhadap Allah,
Undang-undang dan Tanah Air;
 Dua,  menolong siapa saja semampu saya;

 Tiga, setia mentaati Undang-undang pandu HW.


UNDANG-UNDANG PANDU HIZBUL WATHAN
 Satu       Pandu Hizbul Wathan itu, dapat dipercaya;

 Dua        Pandu Hizbul Wathan itu, setia dan teguh hati;

 Tiga        Pandu Hizbul Wathan itu, siap menolong dan wajib berjasa;

 Empat    Pandu Hizbul Wathan itu, suka perdamaian dan persaudaraan;

 Lima      Pandu Hizbul Wathan itu, sopan santun dan perwira;

 Enam     Pandu Hizbul Wathan itu, menyayangi semua makhluk;

 Tujuh Pandu Hizbul Wathan itu, melaksanakan perintah tanpa


membantah;
 Delapan Pandu Hizbul Wathan itu, sabar dan pemaaf;

 Sembilan Pandu Hizbul Wathan itu, teliti dan hemat;

 Sepuluh Pandu Hizbul Wathan itu, suci dalam hati, pikiran,

perkataan dan perbuatan


TATA CARA UPACARA

Anda mungkin juga menyukai