Anda di halaman 1dari 20

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga saya dapat

menyelesaikan tugas makalah yang berjudul ‘Dampak Jual Beli Melalui E-Commerce’ ini tepat pada
waktunya. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia. Selain
itu, makalah ini juga memiliki tujuan untuk menambah pengetahuan, maupun wawasan mengenai
Pemaragrafan kepada kami sebagai tim penyusun makalah dan kepada pembaca.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Muhammad Hidayat, selaku Dosen mata kuliah Ilmu
Sosial Budaya Dasar yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami
mohon maaf apabila pada saat penyusunan makalah ini terdapat kesalahan dalam penulisan kata, tanda
baca, dan kalimat yang tidak sesuai. Kami sudah berusaha melakukan yang terbaik untuk meminimalisir
kesalahan pada saat penyusunan makalah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat
kami butuhkan untuk memperbaiki kesalahan yang ada pada makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca umumnya bagi kita semu
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………………. i

DAFTAR ISI ………………………………………………………………… ii

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………….. 1

1.1. Latar Belakang ………………………………………………………. 1

1.2. Rumusan Masalah ………………………………………………….... 2

1.3. Tujuan ……………………………………………………………….. 2

BAB II PEMBAHASAN …………………………………………………… 3

2.1. Pengertian Paragraf ……………………………………………………. 3

2.2. Syarat Paragraf ………………………………………………………… 3

2.2.1. Kesatuan ……………………………………………………………... 4

2.2.2. Koherensi ……………………………………………………………. 4

2.3. Gagasan Pokok ………………………………………………………… 5

2.4. Jenis Paragraf ………………………………………………………….. 5

2.4.1. Paragraf Deduktif ……………………………………………………. 5

2.4.2. Paragraf Induktif ……………………………………………………... 6

2.4.3. Paragraf Deduktif-Induktif (Campuran) ……………………………... 7

2.4.4. Paragraf Deskritif-Naratif (Tanpa Kalimat Utama) ………………….. 8

2.5. Perincian dan Urutan Pikiran …………………………………………… 8

2.6. Masalah Kebahasaan …………………………………………………… 9

2.7. Pengembangan Paragraf ……………………………………………….. 10

2.7.1. Klimaks dan Antiklimaks ……………………………………………. 11

2.7.2. Sudut pandangan atau Urutan ruang …………………………………. 11

2.7.3 Perbandingan atau Pertentangan ……………………………………… 12

2.7.4. Analogi ……………………………………………………………….. 12

2.7.5. Contoh ………………………………………………………………… 12

2.7.6. Proses …………………………………………………………………. 12

2.7.7. Sebab-Akibat …………………………………………………………. 12


2.7.8. Umum-Khusus ………………………………………………………... 13

2.7.9. Klasifikasi …………………………………………………………….. 13

2.7.10. Definisi Luas ………………………………………………………….. 13

BAB III PENUTUPAN ……………………………………………………….. 14

3.1. Kesimpulan ………………………………………………………………. 14

3.2. Saran ……………………………………………………………………… 15

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………. 16


ABSTRAK
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

E-commerce atau bisa disebut Perdagangan elektronik atau e-dagang adalah

penyebaran, pembelian, penjualan, pemasaran barang dan jasa melalui internet

atau jaringan komputer. Seluruh komponen yang ada dalam perdagangan

diaplikasikan ke dalam e-commerce seperti customer service, layanan produk,

cara pembayaran dan cara promosi. Perkembangan internet yang semakin

maju merupakan salah satu faktor pendorong berkembangnya e-commerce.

Internet merupakan salah satu jaringan global yang menghubungkan jaringan

komputer diseluruh dunia, sehingga memungkinkan terjalinnya komunikasi

dan interaksi antar satu perusahaan dengan konsumen

E-commerce memiliki dampak positif yang mampu menarik

konsumen untuk bertransaksi online. Penyebab adanya peningkatan

pengguna e-commerce di dasari karena adanya kemudahan serta kenyaman

dalam mengakses internet.mereka dapat membeli produk yang mereka

inginkan serta melakukan transaksi secara mudah dan tentunya para

konsumen e-commerce pun mampu melayani keinginannya sendiri sesuai

harapan dan keputusan yang di ambil ketika sedang melakukan transaksi ecommmerce tersebut. E-
commerce juga memiliki dampak negatif seperti

adanya resiko yang bisa dialami para penggunanya.

Hajli & Lin (2014) Menyatakan E-Commerce memiliki berbagai

resiko yang dapat merugikan baik bagi konsumen maupun bagi perusahaan.

Cheskin (1999) menjelaskan dalam e-commerce sering konsumen baru

merasa bingung untuk berkunjung ke situs, karena di dalamnya informasi

tidak dikenal dan baru. Selain itu, ada khawatir karena informasi situs yang

konsumen berikan disebarluaskan. Dengan berbagai resiko tersebut

pengguna e-commerce harus lebih berhati-hati dalam memilah informasi


dalam penggunaan e-commerce, karena semakin mudahnya akses terhadap

internet membuat timbulnya kejahatan semakin meninngkat atau munculnya

informasi yang menipu dan belum tentu kebenarannya.Kurangnya

kepercayaan terhadap informasi pada situs online maka di perlukan sebuah

iklan untuk menggambarkan informasi secara detail.


RUMUSAN MASALAH

TUJUAN
B. Judul

Kata pengantar

Daftar isi

Bab 1 pendahuluan

ABSTRAK

Pada krisis yang terjadi tahun 1998 para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) tidak
terdampak secara signifikan bahkan menjadi penopang dalam menjaga kestabilan ekonomi nasional.
Akan tetapi, pada masa pandemi Covid-19 semua sektor merasakan gejolak tidak terkecuali para pelaku
UMKM yang justru paling merasakan dampaknya. Kehadiran media sosial dan e-commerce tentu dapat
membantu para pelaku UMKM untuk dapat tetap bertahan dan memasarkan produknya di masa
pandemi Covid-19. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana para pelaku UMKM
memanfaatkan media sosial dan e-commerce dalam memasarkan produknya di masa pandemi Covid-19.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan
data yang dilakukan dengan wawancara, observasi, focus group discussion dan studi literatur, key
informant dalam penelitian ini ialah pelaku UMKM bidang kuliner di beberapa kota di Jawa Barat,
account executive Gojek dan akademisi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa para pelaku UMKM bidang
kuliner sudah mulai menggunakan media sosial seperti instagram dan e-commerce seperti Gofood dan
GrabFood untuk memasarkan produknya, beberapa pelaku UMKM bahkan sudah sangat menguasai
berbagai fitur yang ada di sosial media seperti Instagram yang diperuntukan untuk bisnis, sumberdaya
yang dimiliki pelaku UMKM menjadi salah satu faktor yang menentukan bagaiman media sosial dan e-
commerce ini dapat di kelola dengan baik yang berimplikasi pada kemungkinan terjadinya kenaikan
omset, pengelolaan media sosial dan e-commerce yang baik pun diakui oleh para pelaku UMKM dapat
mengingkatkan omset penjualan di tengah pandemi Covid-19 yang terjadi saat ini.

Kata-kata kunci: Media sosial; e-commerce; Instagram; UMKM; Pandemi Covid-19


Latar belakang

Namun

pada masa pandemi covid-19 semua sektor terdampak tidak terkecuali para pelaku UMKM yang justru
paling merasakan dampaknya.

Pandemi covid-19 yang berasal dari Wuhan China telah menyebar hampir ke seluruh dunia. Hampir 200
negara termasuk Indonesia. Dampak pandemi tersebut menimbulkan krisis di berbagai sektor, baik di
bidang kesehatan, pendidikan, dan ekonomi (Consulting, 2020). Di bidang kesehatan, pelayanan
kesehatan baik di rumah sakit maupun sarana pelayanan kesehatan lainnya sangat kewalahan dalam
menerima lonjakan jumlah pasien Covid-19. Bidang pendidikan, kebijakan pembelajaran online tanpa
tatap muka mengakibatkan peserta didik tidak memperoleh pembelajaran yang optimal (Harnani, 2020;
Nguyen & Pham, 2020).

Bidang ekonomi dampak Covid-19 lebih terasa, banyak perusahaan yang memberhentikan karyawannya
karena produksi menurun, bahkan banyak usaha yang tutup karena terjadi penurunan penjualan. Salah
satu dampak ekonomi dari Covid-19 adalah pada pelaku UMKM. UMKM memainkan peran penting
dalam perekonomian Indonesia. Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop
UKM) melaporkan pada 2018 jumlah UMKM di Indonesia sekitar 64.194.057 unit, dengan daya serap
total 116.978.631 tenaga kerja. Angka tersebut setara dengan 99% dari total unit usaha di
Indonesia,dengan persentase penyerapan tenaga kerja di sektor ekonomi

setara dengan 97%. Sementara itu, 3% sisanya

dibagi menjadi sektor industri besar. UMKM

memberikan konstribusi sebesar 60% pada

pertumbuhan nasional atau PDB secara nasional

dan menyerap 90% tenaga kerja.

Terjadinya Pandemi Covid-19 menyebabkan pemerintah mengeluarkan kebijakan pembatasan baik


dalam perjalanan, aktivitas maupun aktivitas yang mengundang keramaian. Kebijakan yang disebut
Pembatasan Sosial Skala Besar atau PSBB menyebabkan kegiatan ekonomi melambat atau bahkan
terhenti. Sektor UMKM yang mengandalkan kegiatan ekonomi seharihari tentunya paling terpengaruh
(Sugiri, 2020).

Penelitian ini bertujuan mengkaji strategi yang digunakan oleh UMKM dalam rangka bertahan dan
tumbuh kembali di masa pandemi Covid19. Obyek penelitian adalah pelaku UMKM yang mengalami
dampak langsung masa pandemi.

Metode yang digunakan adalah studi Pustaka atau studi.

Penelitian ini mengungkapkan bahwa pada masa pandemi konsumen nyaris lupa dengan Jurnal
Manajemen Komunikasi, Volume 5, No. 2, Maret 2021, hlm. 259-279 261 Pemasaran produk UMKM
melalui media sosial dan e-commerce (Putri Trulline) merek, maka komunikasi melalui iklan digital akan
meningkatkan kembali brand awareness (Sugiri, 2020).
Perilaku digital mendorong perluasan konsumen online bukan lagi pada generasi milenial. Beberapa
UMKM telah mengalami bangkrut. Namun tidak sedikit yang akhirnya bangkit dan kemudian
bertumbuh. UMKM mengubah operasional produksi dengan mengurangi jumlah produksi dan sekaligus
melakukan inovasi untuk menambah daya saing. Di sisi lain penggunaan digital marketing secara massif
telah dilakukan untuk meningkatkan awareness pelanggan (DiezMartin, 2019). Marketplace sebagai
bentuk manifestasi dari e-commerce digunakan sebagai inovasi atau perubahan metode penjualan
(Santoso, 2020).

Jika dalam penelitian tersebut berfokus pada bagaimana awarness konsumen tetap bisa dibangun
walaupun pada masa pandemi Covid-19 seperti saat ini sedangkan dalam penelitian ini peneliti berfokus
pada sejauh mana para pelaku UMKM memanfaatkan media sosial dan e-commerce nya dalam
memasarkan produk. Pedagang kecil yang mengandalkan aktivitas penjualan sehari-hari dari masyarakat
akan mengalami penurunan omset karena tidak ada yang membelanjakan uangnya.

Di bidang kuliner, banyak pengusaha restoran seperti warteg yang menutup usahanya karena konsumen
tidak makan di restoran mereka. Pengusaha kecil juga akan kesulitan memasarkan dan mendapatkan
bahan baku untuk proses produksi. Kondisi yang sama juga terjadi di Jawa Barat (Jabar). Sehingga
menjaga UMKM tetap tumbuh dan tangguh pasca pandemi, menjadi tantangan besar bagi semua pihak
agar krisis kesehatan tidak merembet pada krisis ekonomi. Gubernur Jabar Ridwan Kamil
mengungkapkan sejak awal Juni 70% usaha ekonomi sudah mulai diperbolehkan agar sektor UMKM
kembali bergerak. Namun ia berpesan agar UMKM siap dengan era disrupsi, melalui digitalisasi usaha.
(Jabarprov.go.id, 2020). Meskipun UMKM sudah menampilkan peranannya dalam perekonomian
nasional, tetapi masih mengalami bermacam hambatan, baik berupa hambatan internal ataupun
eksternal, dalam hal pengelolaan, pemasaran, penguasaan teknologi, dan permodalan. Pandemi Covid-
19 telah mengubah kebiasaan baik konsumen maupun produsen (Soetjipto, 2020). Perubahan perilaku
tersebut tidak lepas dari aturan yang berlaku saat masa pandemi yang mengaharuskan setiap individu
melakukan physical distancing. Semua orang enggan untuk keluar, berkerumun, dan bahkan aktifitas
mereka pun dibatasi. Segala keterbatasan tersebut pada akhirnya juga memberi dampak serius pada
pelaku Bisnis. 262 Jurnal Manajemen Komunikasi, Volume 5, No. 2, Maret 2021, hlm. 259-279
Pemasaran produk UMKM melalui media sosial dan e-commerce (Putri Trulline) Interaksi sosial
kemasyarakatan menjadi nyaris putus di masa pandemi. Interaksi sosial terbatas pada sekat dan ruang
dunia maya seperti media sosial. Media sosial dapat dikelompokkan menjadi setidaknya enam jenis,
yaitu: Sebuah situs web yang memungkinkan pengguna untuk mengubah, menambah atau menghapus
konten di situs web (Kaplan & Haenlein, 2010). Blog atau mikro blog yang memberikan kebebasan
penggunanya untuk mengekspresikan sesuatu di blog, misalnya Twitter. Konten adalah aplikasi yang
memungkinkan pengguna untuk berbagi informasi (konten) dalam bentuk video, e-book dan gambar,
misalnya YouTube, Instagram. Situs jejaring sosial adalah aplikasi yang menghubungkan pengguna situs
jejaring sosial untuk terhubung dan berbagi informasi, baik informasi publik maupun privat, misalnya
Facebook (Rahadi, 2017). Dunia game virtual adalah aplikasi yang memungkinkan pengguna untuk
mereplikasi lingkungan dalam bentuk tiga dimensi (3D) untuk berinteraksi dengan orang lain seperti di
dunia nyata, contoh dari aplikasi ini adalah game online. Dunia sosial virtual yang memiliki konsep yang
hampir sama dengan dunia game virtual namun dalam konteks yang lebih bebas misalnya adalah
aplikasi second life (Dirgantara & Sambodo, 2015). Definisi pemasaran, menurut (Kotler, 2014) adalah
proses sosial dan manajerial di mana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan
dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan bertukar produk dengan pihak lain. Pengertian
Pemasaran menurut Boyd bahwa Pemasaran adalah “Suatu proses sosial yang melibatkan aktivitas
penting yang memungkinkan individu dan perusahaan mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan
inginkan melalui pertukaran dengan pihak lain dan mengembangkan hubungan pertukaran” (Boyd,
2000).

Rumusan masalalh

tujuan
Dampak Pemasaran Produk UMKM melalui E-Commerce pada Masa Pandemi Covid-19

Data pustaka
Bab II pemasaran online

Bab 1

Pendahuluan

Kata pengantar

Abstrak

1. Daftar isi
a. Latar belakang
b. Rumusan masalah
c. Tujuan penelitian
d. Manfaat penelitian
1.1 Latar Belakang Masalah
Prgrf 1 – pandemi Covid-19
- Perkuliahan yang dilaksanakan secara daring
- Ada yang hilang dengan perkuliahan daring
2
Walaupun perkuliahan dilaksanakan secara daring, kedisiplinan tetap menjadi
keharusan.
3 Berdasarkan penjelasan tersebut, penulis memilih masalah kedisiplinan dengan judul .....
1.2 Pembatasan Masalah / Ruang Lingkup Masalah / Rumusan Masalah
Pada makalah ini, penulis membatasi masalah pada hal-hal berikut.
1. Bagaimana perkuliahan daring dilaksanakan.
Mengapa terjadi keterlambatan kuliah pada perkuliahan daring.
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

E-commerce atau bisa disebut Perdagangan elektronik atau e-dagang adalah penyebaran,
pembelian, penjualan, pemasaran barang dan jasa melalui internet atau jaringan komputer. Seluruh
komponen yang ada dalam perdagangan diaplikasikan ke dalam e-commerce seperti customer
service, layanan produk, cara pembayaran dan cara promosi. Perkembangan internet yang semakin
maju merupakan salah satu faktor pendorong berkembangnya e-commerce. Internet merupakan
salah satu jaringan global yang menghubungkan jaringan komputer diseluruh dunia, sehingga
memungkinkan terjalinnya komunikasi dan interaksi antar satu perusahaan dengan konsumen

1.2 Rumusan Masalah

A. Apa saja dampak positif dan negative yang terjadi saat melakukan belanja melalui E-Commerce?
B. Apa dampak jual beli E-Commerce terhadap Indonesia?

1.3 Tujuan Pembahasan

A. Memberi info kelebihan dan kekurangan saat melakukan jual beli di eCommerce

B. Menjelaskan bagaimana sistem pada E-Commerce C. Menjelaskan apakah jual beli pada E-
Commerce berdampak buruk bagi Indonesia D. Memberi pengetahuan apa itu e-Commerce
E-Commerce termasuk salah satu istilah pada “perdangan elektronik” yang berubah sejalan dengan
waktu. Berkembangnya E-Commerce di Indonesia pada era globalisasi ini semakin berkembang
pesat saja. Contohnya televisi dan internet .

Awalnya perdagangan elektronik merupakan aktifitas perdagangan yang memanfaatkan transaksi


komersial,misalnya mengirim dokumen komersial seperti persamaan pembelian secara elektronik.

TINJAUAN PUSTAKA

Menurut pendapat Riset Forrester adalah perdagangan elektronik menghasilkan penjualan seharga
AS$12,2 milyar pada 2003. Menurut laporan yang lain pada bulan oktober 2006 yang lalu,
pendapatan ritel online yang bersifat non-travel di Amerika Serikat diramalkan akan mencapai
seperempat trilyun dolar US pada tahun 2011 .

PEMBAHASAN

BERKEMBANGNYA E-Commerce di Indonesia

Di Indonesia, sistem E-commerce ini kurang populer, karena banyak pengguna internet yang masih
meragukan keamanan sistem ini, dan kurangnya pengetahuan mereka mengenai apa itu E-
Commerce yang sebenarnya. Sehingga sampai saat ini, web resmi yang telah menyelenggarakan e-
commerce di Indonesia adalah RisTI Shop. Risti, yaitu Divisi Riset dan Teknologi Informasi milik PT.
Telkom, menyediakan layanan e-commerce untuk penyediaan informasi produk peralatan
telekomunikasi dan non-telekomunikasi. Web ini juga telah mendukung proses transaksi secara
online.

Ecommerce sendiri berasal dari layanan EDI (Electronic Data Interchange), layanan EDI ini telah
berkembang sedemikian pesatnya di negara-negara yang mempunyai jaringan komputer dan
telepon. Jika sebelumnya kita telah sering menggunakan media elektronik seperti telepon, fax,
hingga handphone untuk melakukan perniagaan / perdagangan, sekarang ini, kita dapat
menggunakan internet untuk melakukan perniagaan. E-Commerce memiliki beberapa jenis, yaitu:

– Business to business (B2B):

Bisnis antara perusahaan dengan perusahaan lain

– Business to consumer (B2C):

Retail, sifatnya melayani pelanggan yang bervariasi


– Consumer to consumer (C2C):

Sifarnya lelang (auction)

– Government: G2G, G2B, G2C,

melakukan layanan terhadap perusahaan untuk keperluan bisnis hingga melayani masyarakat
Manfaat E-Commerce :

Revenue stream baru

Market exposure, melebarkan jangkauan

Menurunkan biaya

Memperpendek waktu product cycle

Meningkatkan customer loyality

Meningkatkan value chain

Perkembangan e-commerce di Indonesia sendiri telah ada sejak tahun 1996, dengan berdirinya
Dyviacom Intrabumi atau D-Net (www.dnet.net.id) sebagai perintis transaksi online. Wahana
transaksi berupa mal online yang disebut D-Mall (diakses lewat D-Net) ini telah menampung sekitar
33 toko online/merchant. Produk yang dijual bermacam-macam, mulai dari makanan, aksesori,
pakaian, produk perkantoran sampai furniture. Selain itu, berdiri pula http://www.ecommerce-
indonesia.com/, tempat penjualan online berbasis internet yang memiliki fasilitas lengkap seperti
adanya bagian depan toko (storefront) dan shopping cart (keranjang belanja). Selain itu, ada juga
Commerce Net Indonesia – yang beralamat di http://isp.commerce.net.id/. Sebagai Commerce
Service Provider (CSP) pertama di Indonesia, Commerce Net Indonesia menawarkan kemudahan
dalam melakukan jual beli di internet. Commerce Net .

Indonesia sendiri telah bekerjasama dengan lembaga-lembaga yang membutuhkan e-commerce,


untuk melayani konsumen seperti PT Telkom dan Bank International Indonesia. Selain itu, terdapat
pula tujuh situs yang menjadi anggota Commerce Net Indonesia, yaitu Plasa.com, Interactive Mall
2000, Officeland, Kompas Cyber Media, Mizan Online Telecommunication Mall dan Trikomsel.

Kehadiran e-commerce sebagai media transaksi baru ini tentunya menguntungkan banyak pihak,
baik pihak konsumen, maupun pihak produsen dan penjual (retailer). Dengan menggunakan
internet, proses perniagaan dapat dilakukan dengan menghemat biaya dan waktu.

Perkembangan e-Commerce di Indonesia pada tahun-tahun mendatang.

E-commerce sebetulnya dapat menjadi suatu bisnis yang menjanjikan di Indonesia. Hal ini tak lepas
dari potensi berupa jumlah masyarakat yang besar dan adanya jarak fisik yang jauh sehingga e-
commerce dapat dimanfaatkan dengan maksimal. Sayangnya, daya beli masyarakat yang masih
rendah dan infrastruktur telekomunikasi yang tidak merata di daerah-daerah lainnya membuat e-
commerce tidak begitu populer. Hal ini tak lepas dari jumlah pengguna internet di Indonesia yang
hanya sekitar 8 juta orang dari 215 juta penduduk. Selain itu, e-commerce juga belum banyak
dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia.

Meskipun relatif banyak perusahaan yang sudah memasang homepage, hanya sedikit yang
memfungsikannya sebagai sarana perniagaan/perdagangan online. Sebagian besar homepage itu
lebih difungsikan sebagai media informasi dan pengenalan produk. Menurut Adji Gunawan,
Associate Partner dan Technology Competency Group Head Andersen Consulting, secara umum ada
tiga tahapan menuju e-commerce, yakni: presence (kehadiran), interaktivitas dan transaksi. Saat ini,
kebanyakan homepage yang dimiliki perusahaan Indonesia hanya mencapai tahap presence, belum
pada tahap transaksi. Pada akhirnya, perkembangan teknologi dan peningkatan pengguna internet
di Indonesia akan membuat e-commerce menjadi suatu bisnis yang menjanjikan

KEUNTUNGAN DAN KEKURANGAN DARI E-COMMERCE

Dalam implementasinya, keuntungan dari e-commerce tidak saja dirasakan oleh para pebisnis tetapi
juga dapat dirasakan oleh konsumen, masyarakat luas dan pemerintah. Di bawah ini merupakan
gambaran keuntungan dan kekurangan dari e-commerce yang dirangkum dalam tiga bagian, dalam
prespektif produsen, konsumen serta masyarakat dan pemerintahan. Adapun keuntungan e-
commerce pada produsen adalah:

– Memberikan kesempatan kepada produsen untuk meningkatkan pemasaran produk/servicenya


secara global.

– Mengurangi penggunaan paper/kertas di berbagai aktifitas mulai dari tahapan desain, produksi,
pengepakan, pengiriman, distribusi hingga marketing.

– Mengurangi waktu delay dari pengiriman dan penyimpanan karena antara sistem produksi,
pengepakan, penyimpanan dan distribusi terkoneksi secara online.

– Membantu perusahaan-perusahaan yang memproduksi produk/service yang sangat spesifik yang


tidak dapat dipasarkan dalam bisnis secara fisik, karena keterbatasan konsumen, tempat dan biaya
promosi yang tinggi.
– Mengurangi waktu dan biaya prosmosi dari produk/service yang dipasarkan karena tersedianya
informasi secara menyeluruh di internet sepanjang waktu. Adapun keuntungan e-commerce pada
konsumen adalah:

– Memberikan kesempatan konsumen yang berada di belahan dunia manapun untuk dapat
menggunakan sebuah produk/service yang dihasilkan dari belahan dunia yang berbeda dan
melakukan transaksi dan meraih informasi dari pihak pertama sepanjang tahun.

– Memberikan kesempatan konsumen untuk mendapatkan produk/service terbaik dari berbagai


pilihan yang ada karena konsumen mendapat kesempatan untuk memilih berbagai jenis
produk/service secara langsung.

– Memberikan kesempatan bagi konsumen yang terpisah tempat tinggalnya dari produsen untuk
berinteraksi, berdiskusi dan bertukar pengalaman. Sehingga akan sangat menguntungkan produsen
untuk meningkatkan kualitas produk/servicenya sesuai dengan yang diinginkan oleh konsumen.
Adapun keuntungan e-commerce pada masyarakat dan pemerintah adalah:

– Semakin banyak manusia yang bekerja dan beraktifitas di rumah dengan menggunakan internet
berarti mengurangi perjalanan untuk bekerja, belanja dan aktifitas lainnya, sehingga mengurangi
kemacetan jalan dan mereduksi polusi udara.

– Meningkatkan daya beli dan kesempatan masyarakat untuk mendapatkan produksi/service yang
terbaik karena perusahaan yang mengeluarkan produk/service dapat menjualnya lebih murah
karena biaya produksi yang rendah.

– Mengurangi pengangguran karena masyarakat semakin bergairah untuk berbisnis karena cara
kerja yang gampang dan tanpa modal yang besar.

– Meningkatkan daya kreatifitas masyarakat, berbagai jenis produk dapat dipasarkan dengan baik,
sehingga akhirnya juga membantu pemerintah untuk menggairahkan perdagangan khususnya usaha
kecil menengah. Secara umum, implementasi e-commerce dalam bisnis dapat meningkatkan
kualitas dari produk/service serta menurunkan biaya produksi yang akhirnya akan menurunkan
harga penjualan. Ketika konsumen dapat memilih produk/service yang terbaik baginya, produsen
terus semakin berlomba meningkatkan kualitas dari produk/service yang ada dan terus mencari ide-
ide baru yang disukai pasar serta berusaha mengurangi biaya produksi agar tetap mendapatkan
harga produk/service yang terjangkau. Jika siklus ini berjalan dengan baik, tingkat produksi dan
kualitas akan terus meningkat, ragam dari produk/service akan semakin banyak dan harga akan
semakin terjangkau. Selain itu semakin menumbuhkan kreatifitas dan keberanian bagi pemula bisnis
untuk memulai usahanya karena setiap orang dapat memulai bisnisnya walau sekecil apapun dan
sebegitu spesial produk/service yang dihasilkan.

PENUTUP

Kesimpulannya adalah semua yang dijabarkan diatas tersebut merupakan gambaran dari e-
commerce dan kemungkinannya sebagai alternatif sistem bisnis yang baru di Indonesia. Dengan
berbagai kendala utama yang masih harus dipecahkan bersama-sama bukan hanya diantara
pemerintah, pelaksana dan praktisi e-commerce, pebisnis juga rakyat secara menyeluruh, karena
dalam pelaksanaannya e-commerce jika telah didukung dengan prasarana dan sarana yang
memadai dapat menjadi alternatif bagi sistem bisnis baru yang sangat sesuai dengan kondisi
geografis dari Indonesia, jumlah penduduk Indonesia serta iklim bisnis Indonesia,

selain itu e-commerce menjadi salah satu jalan untuk mengembangkan usaha-usaha kecil dan
menengah dan menjadi salah satu jalan untuk mengurangi pengangguran yang ada karena sistem
implementasinya yang sebenarnya cukup sederhana dan gampang.

Semuanya jika tanpa usaha dan kerjasama dari berbagai pihak hanyalah perbuatan yang sia-sia,
dengan tekad bersama kita terus mencari jalan untuk mewujudkan apa-apa yang diidam-idamkan
oleh bangsa Indonesia selama ini yaitu semakin berkurangnya jumlah pengangguran yang ada,
semakin berkembangnya usaha industri kecil dan menengah, meningkatnya pendapatkan dan taraf
hidup rakyat serta naiknya tingkat kecerdasan bangsa Indonesia, walaupun e-commerce bukanlah
sebuah solusi yang terbaik, diharapkan dengan pengimplementasian e-commerce dengan baik dan
benar dapat membantu meringankan dan mengurangi problem serta beban berat yang selama ini
yang telah kita hadapi.

Saran

Berkembangnya E-Commerce di Indonesia masih tergolong kurang popular,tapi kita harus


memajukan E-Commerce di Indonesia
PELUANG E-COMMERCE
11 March 2010
Dengan memanfaatkan teknologi informasi dengan e-commerce, akan mendatangkan
peluang yang luas terutama munculnya proses bisnis baru dan jasa/produk baru dengan
diperolehnya pasar baru bagi perusahaan/organisasi yang menggunakan e-commerce. Gambar di
bawah ini menunjukkan bagaimana e-commerce  akan menciptakan peluang baru tersebut.
Gambar. Peluang E-Commerce
Pada gambar dijelaskan bahwa terjadi hubungan timbal balik antara pasar baru yang
diperoleh dengan pemanfaatan e-commerce,demikian juga hubungan timbal balik antara
perusahaan dengan pemasok, konsumen dan partner kerjanya. Hubungan perusahaan dengan
pemasok dan partner kerjanya akan memunculkan peluang terciptanya proses bisnis baru,
sedangkan hubungan perusahaan dengan konsumen dan partner kerjanya akan memunculkan
peluang terciptanya jasa&produk baru yang dihasilkan oleh perusahaan.
Apakah ini jaminan bahwa e-commerce menguntungkan?
Gampang Dimulai
Untuk memulai suatu toko online hanya dibutuhkan domain, hosting, dan aplikasi untuk
menampilkan barang dagangan. Relatif murah bila dibanding biaya sewa ruang yang strategis,
seperti di mal atau pasar, apalagi di ibu kota. Bahkan dengan semakin banyaknya solusi siap pakai,
toko online bisa siap beroperasi dalam 24 jam. Gampang dan cepat bukan?
Peluang Lebih Dengan Modal Kurang
Dengan biaya yang relatif murah, peluang untuk memulai usaha jadi semakin besar,
meskipun modal masih pas-pasan. Banyak biaya awal bisa ditekan, karena tidak perlu sewa ruang
atau hal-hal yang tidak terlalu penting. Dari dapur rumahpun usaha online bisa dijalankan, asal ada
sambungan ke internet. Selain biaya, peluang untuk melayani pelanggan juga menjadi luas. Faktor
geografis sudah bukan lagi halangan, karena siapa saja dan di mana saja bisa melihat barang
dagangan anda lewat situs toko online.
Melibatkan Lebih Banyak Pihak
Dengan semakin banyaknya pihak yang terlibat, transaksi juga semakin sering terjadi. Sang
pemilik toko, butuh bahan untuk pengiriman barang, jasa aplikasi, dan perangkat komputer yang
baru. Semua jadi merasakan imbasnya, tidak hanya transaksi terhadap konsumen, tapi juga antar
pengusaha. Tentu saja bagi-bagi keuntungan bukan?
Tipe Persaingan Baru
Karena semua punya akses dan peluang sama untuk membuka toko online, modal besar
dengan lokasi strategis bukan faktor utama lagi. Begitu juga macam barang dagangan yang tidak
perlu dilihat dengan mata kepala sendiri, layaknya elektronik. Asal tahu spesifikasi, harga, dan
garansi, pembelian secara elektronik tidak terlalu repot. Oleh karena itu, timbul persaingan jenis
baru. Barang-barang seperti contoh diatas jadi ’sama’ dan hanya berbeda karena harga. Hal ini juga
terjadi dengan perdagangan sektor elektronik di Amerika, bahwa keuntungan semakin menipis
karena persaingan tak sehat ini. Tidak hanya perlu strategi, tapi juga trik pemasaran baru.
Ancaman Pemain Besar
Kalau peluang terbuka lebar untuk memulai, apakah pengusaha masih bisa bersaing dengan
pemain besar, layaknya Amazon? Bukankah dengan daya beli yang begitu kuat, para pemain besar
bisa menawarkan harga yang lebih murah

Anda mungkin juga menyukai