Anda di halaman 1dari 5

PELAPORAN KORPORAT

TUGAS – 2

Catharina Arnita Kuswardani

22/506880/EE/07705

Dosen Pengampu

Zuni Barokah, S.E., M.Comm., Ph.D., CA.

Pendidikan Profesi Akuntan

Agustus 2022
1. Dengan mengacu pada kasus Garuda Indonesia, Kode Etik Akuntan Indonesia
(2020), dan Modul CA, jelaskan:
a. Dilema etika apakah yang dihadapi oleh akuntan dalam berbagai perannya?
Akuntan profesinal dalam membuat laporan keuangan perusahaan harus
mematuhi prinsip dasar etika yaitu Integritas, Objektivitas, Kompetensi dan
kehati-hatian professional, kerahasian dan perilaku professional.
Pada kasus yang terjadi pada PT Garuda, Komisaris Garuda dengan Mahata
yang memilki perjanjian sewa. Perjanjian sewa tersebut menyebutkan bahwa
penyediaan layanan konektivitas dalam penerbangan dan hiburan dalam pesawat
sehingga Mahata akan menanggung semua biaya penyedian, pelaksanana dan lain-
lain. PT Garuda mengakui penghasilan yang berasal dari perjanjian dengan
mahata yang menunjukan penghasilan dari kompensasi atas pemberian hak oleh
PT garuda ke Mahata (berdasarkan Laporan Keuangan 47 Huruf e). Berdasarkan
standar akuntansi keuangan yang menyebutkan pengakuan dan pengukuran
penghasilan yang berasal dari imbalan yang diterima akan dibayarkan untuk
penggunaan asset PT Garuda oleh mahata yang mengikuti ketentuan dalam PSAK
23, yaitu mengklasifikan sebagai pendapatan Royalti.
Adanya pemeriksaan dari Otiritas Jasa Keuangan (OJK), Menurut Otoritas
jasa Keuangan dan Kementerian Keuangan mengakui transaksi royalty termasuk
pendapatan sewa. Sehingga dapat disimpulkan Otorisasi jasa Keuangan
bertentangan dengan Komisaris dari PT Garuda. Otorisasi Jasa Keuangan dan
Kementerian Keuangan memberikan waktu 14 hari kepada PT Garuda untuk
memperbaiki Laporan Keuangan Per 31 Desember 2018 dan melakukan Paparan
ke public atas perbaikan dan penyajian Kembali Laporan Keuangan tahunan per
31 Desember 2018 yang berdasarkan Pasal 69 UU NO 8 Tahun 1995 tentang
Pasar Modal.

b. Pedoman etika apakah yang harus diacu oleh akuntan professional? Berikan
penjelasan singkat anda.

Pedoman yang harus dipakai oleh akuntan prpfesional adalah Kode etik
Akuntan Indonesia pada SEksi 220 yang menjelaskan penyusunan dan penyajian
informasi yang terdapat pada nomor 220.1 yang isinya “Akuntan disyaratkan
untuk mrmatuhi prinsip dasar etika dan menerapkan kerangka kerja konseptual
yang ditetapkan di seksi 120 dalam mengidentifikasi, mengevaluasi dan mengatasi
ancaman.” Juga akuntan professional memakai pedoman pada nomor 220.2 yang
menjelaskan “penyusunan atau penyajian informasi keuangan mungkin
memunculkan ancaman kepentingan pribadi, ancaman intimidasi atau ancaman
lainnya terhadap kepatuhan pada satu atau lebih dari prinsip dasar etika. Seksi ini
menetapkan persyaratan dan materi aplikasi spesif yang relevan dengan penerapan
kerangka kerja konseptual dalam keadaan tersebut.” Selain nomer 220.2, akuntan
juga melihat kode etik pada 220.4 yang membahas syarat penyusunan dan
penyajian informasi keuangan.

Dengan adanya pedoman kode etik yang berlaku diharapkan seorang


akuntan memberikan informasi keuangan suatu perusahaan secara akurat dan
andal yang berdasarkan PSAK dan Kode Etik Akuntan. Sehingga laporan
keuangan yang sudah dibuat dapat dipercaya oleh pihak yang berkepentingan.
Disisi lain laporan keuangan perusahaan menunjukan kinerja perusahaan dalam
satu periode untuk digunakan dalam mengevaluasi operasional perusahaan.

2. Dengan mengacu pada Indonesia Corporate Governance Manual (2nd Edition) dan
Modul CA, jawablah pertanyaan berikut ini:
a. Jelaskan definisi tata Kelola korporat (Corporate Governance)!
Tata Kelola korporat (Corporate Governance) dapat didefinisikan sebagai
system yang mengarahkan dan mengelola perusahan. Definisi yang hamper
sama disampaikan Internasional Finance Corporate (IFC) yaitu Corporate
Governance sebagai struktur dan proses untuk mengarahkan dan mengendalikan
perusaan. Dapat disimpulkan Tata Kelola Perusahaan atau Corporate
Governance adalah suatu system yang dirancang untuk mengarahkan
pengelolaan secara professional berdasarkan prinsip-prinsip transparansi,
akuntabilitas, tanggung jawab, independent, kewajaran dan kesetaraan
b. Jelaskan Asas GCG (Good Corporate Governance):

Asas Good Corporate Governance terdapat lima asas sebagai berikut:

1) Transparasi
 Penyediaan informasi yang material dan relevan
 Pengungkapan informasi yang bersifat wajib dan sukarela
2) Akuntabilitas
 Pertanggungjawaban kinerja secara transparan dan wajar
 Pengelolaan perusahaan secara benar, terukur dan sesuai dengan
kepentingan perusahaan dengan memperhitungkan kepentingan pemegang
saham dan pemangku kepentungan lain
3) Responbilitas
 Pelaksanaan tanggungjawab kepada masyarakat dan lingkungan untuk
memelihara kesinambungan usaha dalam jangka Panjang dan pengakuan
sebagai good corporate citizen
 Patuh terhadap peraturan perundang-undangan
4) Independensi
Pengelolaan perusahaan secara independent sehingga masing-masing organ
perusahaan tidak saling mendominasi dan tidak dapat diintervensi pihak lain
5) Kewajaran dan kesetaraan
Perhatian tehadap kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan
lainnya berdasarkan asas kewajaran dan kesetaraan.
c. Jelaskan Struktur GCG (Good Corporate Governance)!
Struktur Good Corporate Governance yaitu sebagai berikut
1) RUPS
 RUPS merupakan wadah para pemegang saham untuk mengambil
keputusan penting yang berkaitan dengan modal yang ditanam dalam
perusahaan, dengan memperhatikan ketenteuan anggaran dasar dan
peraturan perundang-undangan
 Keputusan yang diambil dalam RUPS harus didasarkan pada kepentingan
usaha perusahaan dalam jangka panjang
2) Dewan Komisaris dan Direksi
 System di Indonesia: system dua badan ( two-board system) yaitu dewan
komisaris dan direksi
 Dewan komisaris dan direksi memilki fungsi masing-masing sesuai
anggaran dasar dan peraturan perundang-undangan.

3) Dewan Komisaris
 Dewan komisaris bertugas dan bertanggungjawab secara kolektif untuk
melakukan pengawasan dan memberikan nasihat kepada direksi serta
memastikan bahwa perusahaan melaksanakan Good Corporate
Governance
 Dewan komisaris tidak boleh turut dalam mengambil keputusan
operasional
4) Direksi
 Direksi bertugas dan bertanggung jawab secara kolegal dalam mengelola
perusahaan
 Masing-masing anggota direksi dapat melaksanakan tugas dan
mengambil keputusan sesuai dengan pembagian tugas dan wewenang
 Pelaksanaan tugas oleh masing masing anggota direksi tetap merupakan
tanggung jawab Bersama.

Anda mungkin juga menyukai