Anda di halaman 1dari 52

MODUL CHARACTER BUILDING 1

MENGENAL DIRI SENDIRI DAN CARA MENGEMBANGKAN DIRI

DISUSUN OLEH :

NURMALASARI,SE,MM

PROGRAM STUDI MANAJEMEN INFORMATIKA


AKADEMI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER
BSI PONTIANAK
2016
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Segala puji dan syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas
segala rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan modul Character
Building dengan judul Mengenal Diri Sendiri Dan Cara Mengembangkan Diri. Modul ini
guna untuk mahasiswa AMIK Bina Sarana Informatika.

Modul Character Building dirancang khusus untuk membantu mahasiswa mendalami


nilai-nilai kemanusiaan, khususnya yang berkaitan diri sendiri. Mengetahui bagaimana
mengenal diri sendiri dan cara mengembangkan diri sendiri.
.
Sesuai dengan tujuan penulis, modul ini dimaksudkan sebagai bacaan dasar dan
tambahan pengembangan teori tentang character building bagi mahasiswa Diploma AMIK
Bina Sarana Informatika.
Dalam penulisan dan menyelesaikan Modul ini, penulisan banyak mendapat bimbingan
dan saran dari berbagai pihak dan secara khusus dalam kesempatan ini, dengan segala
kerendahan dan keikhlasan hati penulis mengucapkan rasa hormat dan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :

1. Orang tua serta keluarga tercinta yang telah banyak memberikan bantuan dan dorongan
selama penulis menyelesaikan penulisan modul Character Building ini.

2. Kepada Rekan-rekan dan Sahabat baik berada didalam maupun diluar lingkungan AMIK
Bina Sarana Informatika yang telah memberi kritik, komentar maupun saran yang
membangun untuk perbaikannya, penulis mengucapkan terima kasih. Saran dan kritik
yang sangat membantu dan berguna adalah untuk penyelesaian isi dari modul ini.

Semoga atas izin dan hidayah ALLAH SWT, Modul ini dapat memberikan manfaat
khususnya bagi diri Saya pribadi dan dapat memberi sumbangan ilmu bagi mereka yang
memerlukannya, dengan harapan akan ada pula pandangan-pandangan dan saran-saran
perbaikan untuk dimasa yang akan datang.

Alhamdulillahirabbil ‘Alamin

Pontianak, September 2016

Nurmalasari, SE, MM

ii
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii

MENGENAL DIRI SENDIRI


1. Mengenal diri sendiri 1
2. Pengertian mengenal diri 2
3. Mengenal ciri-ciri dasar fisik 5
4. Mengenal kekuatan dan kelemahan diri sendiri 7
5. Kepribadian/watak/tempramen 11
6. Mengenal bakat 15
7. Kecerdasan sebagai bakat 18

MENGEMBANGKAN DIRI
1. Pengertian mengembangkan diri 20
2. Deskripsi diri 26
3. Bahaya menolak diri sendiri 33
4. Menjadi diri sendiri 35
5. Integritas diri 36
6. Mandiri, Kreatif dan Inovatif 37

LATIHAN 41
DAFTAR PUSTAKA 49

iii
MENGENAL DIRI SENDIRI

1. Mengenal Diri Sendiri

Mengenal diri merupakan pintu gerbang agar seorang individu dapat


mengembangkan diri secara optimal, dengan mengenal diri sendiri, seseorang
mengetahui apa yang menjadi tujuan hidupnya. Ia menyadari kemampuan dan
bakat-bakatnya serta tahu bagaimana menggunakannya demi mencapai tujuan
tersebut. Dengan demikian ia lebih mampu menemukan makna dan kepenuhan
dari hidupnya.
Dalam kehidupan sehari-hari orang yang tidak mampu mengenal dirinya
sendiri dianggap sebagai orang yang tidak tahu diri. Padahal, sebutan atau
identitas itu dianggap kurang baik. Orang yang tahu diri biasanya bisa
menempatkan posisiya secara tepat. Tatkala berbicara, mengambil sikap,
berperilaku dalam pergaulan, bagi orang yang paham terhadap dirinya sendiri,
maka tidak akan melakukan kesalahan. Begitu pula sebaliknya, bagi orang yang
tidak tahu diri.
Memahami diri sendiri, ternyata tidak mudah. Akan tetapi seharusnya
dilakukan oleh setiap orang. Oleh karena itu, mempelajari tentang diri sendiri
jauh lebih penting dibanding mempelajari orang lain. Bagi orang bijak dan arif,
justru yang paling penting adalah memahami diri sendiri agar bisa meletakkan
dirinya secara benar dan tepat. Banyak orang melakukan kesalahan hanya oleh
karena tidak mampu memahami dirinya sendiri.
Langkah pertama dalam usaha membangun relasi yang baik dengan diri
sendiri adalah dengan mengenal diri sendiri. Dengan begitu kita tahu siapa kita
sebenarnya dengan segala kekurangan dan kelebihan yang ada pada diri kita. Cara
mengenal diri sendiri, dengan mengawali pertanyaan “siapakah aku”? pertanyaan
ini merupakan awal yang baik untuk mencari jawaban tentang jati diri dan rahasia
diri sendiri. Walaupun pertanyaan “siapakah aku” dapat didekati dari banyak
sudut pemahaman, seperti:agama, filsafat, antropologi, psikologi, budaya, dan
sebagainya, namun umumnya pertanyaan tersebut lebih dikenal sebagai
pertanyaan filosofis tentang manusia, yang melahirkan sederetan pertanyaan
mendasar yang lain, seperti: dari mana asalnya manusia itu, mau kemana dia
sudah mati, apa makna hidupnya didunia ini, apa arti kematian bagi manusia, dan
sebagainya. Dalam bahan ini, pertanyaan “siapakah aku” lebih banyak didekati
dari sudut pandang psikologis, dan tidak dimaksud atau didekati sebagai
pertanyaan filosofis, sehingga pemahaman yang ingin dicapai juga bukanlah
terutama pemahaman filosofis tentang manusia.
Pertanyaan : “siapakah aku” ditempatkan sebagai titik tolak untuk
mendalami pokok bahasan pertama (mengenal diri sendiri). Pertanyaan ini dapat
menjadi pendorong untuk mencari tahu lebih banyak tentang diri sendiri (dari segi
fisik dan psikis), sebagaimana dialami secara nyata dalam hidup keseharian.
“Kenali dirimu” merupakan topik pembuka dari pokok bahasan pertama
“mengenal diri sendiri”. Judul ini merupakan penegasan tentang apa yang penting
dan pertama kita lakukan terhadap diri kita sendiri. Ungkapan yang bernada
imperatif itu lebih dikenal sebagai berasal dari seorang filsuf Yunani Kuno,

Modul Character Building 1 – AMI BSI Pontianak 1


bernama Socrates. Ungkapan “Kenalilah Dirimu” menyampaikan pesan yang
sangat menantang kepada kita, agar kita sesuai dengan keistimewaan yang ada
pada kita mau terus berusaha mencari tahu tentang rahasia diri kita sendiri,
tentang kebenaran yang terkandung didalamnya. Walau ungkapan tersebut tidak
kita dalami seluas dan sedalam yang dimaksud oleh socrates, namun ungkapan
tersebut tetap relevan bagi kita. Kebenaran itu merupakan “kacamata” atau
“frame” yang membuat orang mampu berkomunikasi dengan orang lain secara
otentik, tanpa kepalsuan, tanpa topeng.
Mengenal diri sendiri sangat penting sebelum kita mengenal orang lain.
Memahami hakikat diri sendiri lebih sering menjadi hal yang sangat sulit dimata
kebanyakan orang. Mereka sering menilai orang lain namun tak pernah menilai
dan mengenal dirinya sendiri. Banyak orang dengan mudah mengenali orang lain,
tetapi ternyata tidak berhasil mengenali dirinya sendiri.
Mengenali diri sendiri tidak semudah mengenal orang lain. Oleh
karena itu, siapapun sedemikian mudah menemukan kesalahan orang lain, tetapi
tidak gampang melihat kesalahan diri sendiri. Akibatnya, banyak orang
menganggap bahwa orang lain selalu salah, kurang, dan tidak ada benarnya.
Begitu pula sebaliknya, dirinya selalu diangaggap paling benar.
Dengan mengenali dirinya sendiri maka orientasi ke dalam dirinya akan
mudah dilakukan, sehingga mekanisme self managemant akan berjalan dengan
baik. Pemahaman mendalam terhadap diri sendiri akan sangat membantu
seseorang dalam menggunakan potensi secara maksimal untuk mencapai tujuan
yang dicita-citakan. Selain itu dengan mengenali diri sendiri seseorang bisa
memiliki keyakinan diri dan berpikir positif yang akan mempengaruhi
motivasinya menghasilkan sebuah karya besar.

2. Pengertian Mengenal Diri

Manusia merupakan sebuah pertanyaan besar baginya sendiri. Ada


ungkapan yang mengatakan “manusia sebuah misteri”. Ungkapan ini ada
benarnya, karena dalam ungkapan tersebut terkandung pengertian bahwa manusia
bukan sesuatu yang dapat habis atau selesai dibahas. Walau ada cukup banyak
ilmu yang membahas manusia dari berbagai seginya, namun siapakah siapakah
manusia itu tetap tak bisa terungkapkan seluruhnya. Orang yang telah mengenal
dirinya akan mudah mengenal orang lain. Karena mampu memahami orang lain,
maka mampu menyesuaikan dirinya dengan berbagai gaya (style) orang yang
berbeda. Jadinya menjadi orang yang cerdas secara personal (PQ).
Pengenalan diri ialah persepsi seseorang terhadap dirinya sendiri, baik
secara fisik, psikis, sosial maupun moral. Pengenalan diri dilakukan dengan cara
pengungkapan diri dan umpan balik dari orang lain.
“Mengenal diri” tidak dimaksud mengenal segalanya tentang diri,
sebagaimana telah dikatakan bahwa hal itu tidak mungkin. Mengenal diri di sini
lebih baik dimengerti sebagai suatu keberhasilan seseorang memahami hal-hal
pokok dan penting tentang realitas dirinya, baik dari segi fisik maupun psikis,
serta hal-hal penting lain yang berkaitan dengan itu sebagaimana dialami dalam
kehidupan nyata sehari-hari. Pemahaman ini merupakan landasan penting bagi
penentuan atau pengambilan sikap yang tepat dan benar dalam memandang dan
memperlakukan diri sendiri. Mengenal diri berarti memahami kekhasan fisiknya,

Modul Character Building 1 – AMI BSI Pontianak 2


kepribadian, watak dan temperamennya, mengenal bakat-bakat alamiah yang
dimilikinya serta punya gambaran atau konsep yang jelas tentang diri sendiri
dengan segala kekuatan dan kelemahannya.
Mengenal diri disini adalah guna mengetahui apa kelebihan dan
kekurangan diri sendiri. Ketika kita memiliki kunci apa yang menjadi titik lemah
dan titik kuat dari pribadi diri kita, kita akan mampu memanage diri sendiri.
Menjadi kan tiap titik kekuatan sebagai mesin, dan menjadikan setiap titik lemah
sebagai salah satu focus yang harus dihadapi dan untuk dihandle. Sebagai contoh,
ketika kita merasa bahwa “diri saya tidak menyukai hal-hal yang penuh
tantangan”, maka sebagai “diri saya sendiri”, kita perlu mencari solusi dengan
menimbulkan alas an yang mampu memotivasi diri sehingga mampu melewati
hal-hal yang penuh tantangan. Pada akhirnya hal yang dipaksa dengan dicari celah
penyebab alasannya ini, akan menjadi sebuah keterbiasaan yang tak lagi menjadi
sesuatu yang kita suka.
Tujuan atau manfaat mengenal diri harus dikaitkan dengan tugas mulia
manusia untuk mengembangkan dirinya. Pengembangan diri merupakan salah
satu tujuan dari pembelajaran. Sebagai makhluk sosial, belajar adalah bagian dari
kehidupan. “long life education”. Ada juga kata lain “belajar dari buaian, sampai
hingga ke liang lahat”. Kalimat-kalimat tadi adalah motivasi untuk setiap pribadi
manusia agar senantiasa terus belajardan belajar untuk mempersiapkan diri.
Belajar, bukan ditujukan untuk menciptakan diri yang sempurna sebagai makhluk
hidup saja. Namun menjadi pribadi yang pembelajar sejati ditujuan untuk
kesiapan diri menghadapi bahwa kehidupan bukanlah sebuah kekekalan. Setiap
manusia yang mampu mengenali diri, akan mampu membangun pribadinya yang
memiliki tujuan, berdiri kokoh, dan mampu bertahan serta memahami tujuan
kehidupan. Salah satu tujuan dari membangun diri adalah untuk membentuk
identitas diri agar mampu memiliki tempat dilingkungannya berada. sebagai Cara
berada khas manusia adalah bereksistensi, yang secara terus-menerus berada
dalam proses menjadi diri sendiri. Sebab manusia adalah sesuatu yang “sudah”
dan sekaligus “belum”, yang “faktual” dan yang “potensial”; suatu realitas yang
masih harus dibentuk terus-menerus, tanpa henti, tanpa akhir. Ini lah mengapa
manusia disebut sebagai makhluk pembelajar.
Disamping kenyataan faktualnya yang sekarang, manusia terbuka untuk
banyak kemungkinan (potensial) dimasa depan. Kita sedang berada pada suatu
titik dalam rentangan yang panjang antara yang sudah dan yang belum, antara
masa lalu dan masa depan. Dalam rangka mewujudkan kemungkinan potensial
itu, manusia harus mengambil perannya. Bagaimana wujudnya, kecepatannya,
mutunya, dan sebagainya, sangat ditentukan oleh peran yang dimainkan seseorang
dalam merealisirnya.
Untuk perwujudan kemungkinan-kemungkinan pengembangan diri ini,
harus didasarkan pada kenyataan faktual personal yang bersangkutan. Data faktual
ini berfungsi sebagai pengarah. Perkembangan seseorang bukanlah perkembangan
sembarangan, tanpa landasan dan arah yang jelas. Keberhasilan seseorang
mewujudkan hal tertentu dalam dirinya (sebagai dokter, peneliti, guru dan
sebagainya) tidak lain karena apa yang dia miliki secara potensial sekarang
direalisir dengan bantuan arahan dari apa yang sudah dia miliki sebelumnya.
Inilah yang dimaksud kekuatan mengenal diri. Ketika sesorang mampu mengenal
dirinya, tau kekuatan-kekuatan diri, hal-hal yang disukai dan diminati, serta

Modul Character Building 1 – AMI BSI Pontianak 3


menjadi potensi, makai a akan tau kemana arah pribadinya. Sebagai contoh ketika
sesorang menyukai hal-hal yang berhubungan dengan eksperimen, menyukai
untuk mengamati, menemukan hal-hal baru, suka melakukan uji coba, maka ia
bisa mengambil peluang bahwa dirinya memiliki potensi sebagai peneliti.
Selain sebagai arahan, data faktual diri sesorang berfungsi juga sebagai pembatas,
dengannya tidak semua kemungkinan dapat diwujudkan. Seseorang yang kakinya
cacat tidak akan bisa menjadi seorang pemain bola kaki yang handal. Keadaan
dirinya membatasinya untuk merealisir kemungkinan itu. Maka orang itu pun
tidak perlu bermimpi untuk menjadi pemain bola kaki yang profesional.
Berikut beberapa manfaat mengenali diri sendiri:
1. Mampu Menentukan Jalan Hidup
Dalam menjalani kehidupan, kita dihadapkan pada banyak pilihan. Mulai
dari pilihan dalam berkarir, asmara, tempat berlibur, dan lain sebagainya.
Bila kita sudah mengenali diri sendiri, tentu kita jauh lebih mudah
menentukan pilihan yang tepat. Ambil contoh kecilnya kita menyukai
menulis, tentu kita dapat dengan mudah memilih berkarir di dunia tulis
menulis.
2. Mudah Mencari Solusi
Sebagai manusia biasa, tentu kita dihadapkan pada beberapa masalah entah
itu masalah ringan maupun rumit. Kita akan lebih mudah mencari solusi
tepat jika sudah mengenali diri sendiri. Ibarat orang sakit, obatnya beda-
beda kan? Semisal dalam menyelesaikan masalah Anda butuh masukan
orang lain, tentu Anda akan lebih mudah menyelesaikan masalah dengan
meminta saran dari orang terdekat yang sudah menjadi pilihan Anda.
3. Membantu Berkompromi dengan Diri Sendiri
Masih terkait dengan masalah. Ketika kita dihadapkan pada sebuah
masalah, dengan keberhasilan kita mengenali diri sendiri akan membantu
kita untuk berkompromi dengan diri sendiri dan orang lain dalam berbagai
situasi.
4. Mampu Hidup Bermasayarakat
Dalam hidup bermasyarakat, tentu kita dihadapkan pada ragam kepribadian.
Beda kepribadian, cara bersosialisasinya juga beda. Untuk memahami
kepribadian orang lain, tentu kita juga harus bisa mengenali kepribadian kita
dulu. Bagaimana bisa mengenal orang lain dengan baik kalau belum bisa
mengenal diri sendiri?
5. Mampu Mengetahui Kelebihan dan Kekurangan
Masing-masing individu memiliki kelebihan dan kekurangan. Saat mencoba
mengenali diri sendiri, kita akan mengetahui kelebihan dan kekurangan
yang kita miliki. Kita bisa meningkatkan kelebihan dan memperbaiki
kekurangan. Bukankah hal ini sangat bermanfaat untuk kita?
6. Mampu Menerima Kondisi Diri
Ketika kita mulai mengerti kelebihan dan kekurangan yang kita punya, tentu
kita turut terbantu pula untuk menerima ikhlas segala kelebihan dan
kekurangan diri sendiri. Begitu juga keikhlasan menerima dan bertoleransi
terhadap kelebihan dan kelemahan orang lain. Supaya tidak ada perasaan iri
maupun cemburu berlebih yang memberikan efek buruk.
7. Mampu Mengetahui Potensi Diri

Modul Character Building 1 – AMI BSI Pontianak 4


Saat mencoba mengenali diri, tentu kita mendapati beberapa potensi yang
kita punya. Dengan mengetahui potensi-potensi yang ada pada diri, kita bisa
mengoptimalkannya untuk kesuksesan dalam karir maupun kehidupan.
Salah satu manfaat praktis dari mengenal diri adalah memungkinkan
seseorang berkenalan akrab dengan kemampuan-kemampuan dan bakat-bakat
pribadinya. Ini amat membantu bagi seseorang dalam kehidupannya dan dapat
mencegahnya, misalnya, dari memilih bidang studi atau pekerjaan yang secara
interen tidak sesuai dengan kemampuan-kemampuan yang Tuhan anugerahkan
kepadanya.
Hal itu sangat berharga bagi seseorang untuk memahami bahwa ia tidak
berdiri sendiri secara teologis. Ini penting, karena dapat membantu seseorang
untuk memahami; tak peduli betapa berkuasa atau tingginya status seseorang
dalam hidup ini.ada banyaknya kejadian dalam kehidupan di mana orang tidak
mempunyai kontrol. Tetapi, yang lebih penting adalah nilai rohani dari
pengenalan diri, di mana orang yang mengenal diri sangat kecil kemungkinannya
untuk berkubang dalam kesombongan, kebanggaan, yang tak sepatutnya. Orang
yang berhubungan erat dengan dirinya sendiri dan Tuhannya, jauh lebih baik
dalam memperbaiki aspek dirinya yang dapat diperbaiki, dan yang memang
memerlukan perbaikan. Ia lebih dapat menilai kelemahan-kelemahan dan
kekuatannya, dan bersyukur atas nikmatnya. Pengenalan diri adalah suatu sistem
yang sangat efektif bagi perbaikan diri.
Manfaat dari pengenalan diri adalah seseorang dapat mengetahui bahwa ia
ciptaan Tuhan yang amat berharga, dapat mengenal karakteristik-karakteristik
yang eksklusif, yang memungkinkan orang melihat dengan jelas siapa mereka,
dapat memahami bahwa kita tidak diciptakan secara kebetulan. Apabila kita
merenung secara mendalam tentang diri kita sendiri, kita akan sampai pada suatu
kesimpulan yang tak terelakkan bahwa Tuhanlah yang menciptakan semua, dan
kita tidak mungkin menjadi ada dengan sendirinya. Melalui pengenalan diri kita
mampu memupuk dan mengembangkan kesadaran diri kita. Bila tidak demikian
maka faktor-faktor luar dapat mempengaruhi kita dalam cara-cara yang tak dapat
kita kendalikan. Dan melalui pengenalan diri juga dapat memahami bahwa segala
sesuatu kecuali manusia mempunyai watak fitriah yang tak dapat berubah.
Setiap individu perlu mengenal diri dengan baik karena pengenalan diri
merupakan pintu gerbang kesuksesan. Ada berbagai cara untuk dapat mengenal
diri yang dapat dimanfaatkan. Di samping itu, karena manusia adalah makhluk
sosial yang tidak bisa lepas dari manusia lain, melalui kebersamaan dengan otang
lain individu dapat menemukan dirinya dan menuju kesempurnaan.
Keberhasilan dalam mengenal diri sendiri akan membantu seseorang
memiliki gambaran yang tepat tentang diri sendiri, suatu tahap sangat penting
dalam usaha menerima diri sendiri sebagaimana adanya. Dengan mampu
berdamai, puas dan bangga dengan diri sendiri seseorang akan lebih mampu
mengembangkan dirinya secara optimal, khususnya merealisir kemungkinan-
kemungkinan positif yang terkandung dalam dirinya.

Modul Character Building 1 – AMI BSI Pontianak 5


3. Mengenal Ciri-ciri Dasar Fisik

Mengenal diri tidak lepas dari usaha yang disengaja, seperti yang sedang
kita lakukan sekarang ini. Kita dapat mengenal diri sendiri dengan bantuan ilmu
pengetahuan dan teknologi; dengan bantuan teman dan pengalaman beraneka
ragam tentang diri sendiri dalam beradaptasi dengan lingkungan.
1. Melalui sejarah perkembangan diri
Kita dapat mempelajari uraian mengenai sejarah perkembangan manusia,
seperti evolusi perkembangan fisik manusia. Di situ kita mendapat
pemahaman tentang banyak hal mengenai diri kita, bukan saja menyangkut
perkembangan fisik manusia melainkan juga perkembangan peradabannya,
sebagai hasil dari perpaduan perkembangan baik fisik maupun psikisnya.
2. Melalui penulusuran bakat dan kepribadian
Kita juga dapat mengenal diri melalui cara penulusuran bakat dan
kepribadian. Terdapat beberapa tipe kepribadian dengan ciri-cirinya yang
khas. Setiap orang, selain merupakan perpaduan dari beberapa tipe, juga
memiliki sifat-sifat tertentu yang dominan sehingga dapat digolongkan
pada tipe tertentu. Sifat-sifat khas ini akan mewarnai penampilan
seseorang dalam hidupnya, menyertai seseorang dalam berhadapan dengan
lingkungannya, kejadian-kejadian yang melibatkannya, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Begitu juga sifat-sifat khas ini dapat ikut
menentukan keberhasilan dan kegagalan seseorang. Melalui metode
penulusuran bakat, seseorang dapat dengan baik mengetahui bakat-bakat
dominannya, yang sering menjadi pedoman dalam penerimaan tugas serta
tanggungjawab yang akan diembannya.
3. Melalui pengalaman sehari-hari
Pengalaman-pengalaman nyata juga dapat mendai jalan untuk mengenal
diri sendiri. Kesabaran atau ketidaksabaran dalam antrian, kesidaan untuk
mengalah, kegigihan dalam mewujudkan cita-cita, ketekunan dalam tugas,
kesetiaan menepati janji, kepekaan terhadap lingkungan, dan sebagainya.
kita dapat melihat diri sendiri dengan meninjau kembali pengalaman-
pengalaman dalam menjalankan kehidupan sehari-hari.
4. Melalui kebersamaan dengan orang lain
Kita dapat juga mengenal diri sendiri melalui kebersamaan dengan orang
lain. Kita dapat meneropong diri dengan membandingkannya dengan
orang lain. Dengan itu kita dapat melihat persamaan dan perbedaan kita
dengan orang lain, yang sekaligus memperlihatkan kekhususan diri kita.
5. Melalui kaca mata orang lain
Selain beberapa cara yang telah dikemukakan, kita juga dapat mengenal
diri melalui “kaca mata” orang lain, teman, sahabat, dan orang-orang lain
yang dekat dengan kita, mengenai bagaimana kesan dan penilaian mereka
terhadap diri kita. Kadang-kadang orang lain objektif mengenal dir kita
dari pada kita sendiri.
6. Melalui refleksi pribadi
Cara yang tidak kalah baiknya untuk mengenal diri sendiri adalah dengan
melakukan refleksi pribadi tentang diri sendiri. Cara ini bisa dialkukan
kapan kita mau, kapan kita bisa ambil waktu khusus tanpa mengganggu
jadwal penting lain. Ada cukup banyak orang yang melakukan hal ini

Modul Character Building 1 – AMI BSI Pontianak 6


dalam bentuk retret atau rekoleksi, tafakur, atau bentuk rohani lainnya.
Terserah mana yang dirasakan paling cocok untuk dirinya sendiri.
Demikianlah ada bermacam-macam cara yang terbuka bagi kita dalam
usaha mengenal diri sendiri. Perpaduan dari berbagai cara itu dapat memberi kita
pemahaman yang semakin baik tentang diri kita. Pemahaman yang semakin baik
terhadap diri sendiri akan membantu dalam rangka menerima dan
mengembangkan diri sendiri.
Orang yang sudah semakin baik mengenal tentang dirinya, dia punya
gambaran yang semakin jelas tentang dirinya. Ketika dia merenungkan sekali lagi
ppertanyaan “siapakah aku”, dia langsung punya gambaran dalam hatinya tentang
siapakah dia dengan berbagai kekuatan dan kekurangan didalamnya. Bahkan
seandainya dia mau atau diminta, dia dapat menetapkan simbol dirinya. Artinya,
dia dapat mengibaratkan dirinya sebagai sesuatu ayng dalam banyak hal memiliki
“kesamaan” dengan dirinya (walau diri kita tetap tidak identik dengan simbol itu
sendiri).
Berdasarkan pengenalan yang semakin baik itu kita dapat menentukan
simbol dari kita, dapat mengibaratkan diri kita dengan sesuatu hal, yang menurut
pengamatan kita, sesuatu itu “menyerupai” diri kita (walau simbol itu sendiri tetap
bukanlah diri kita). Perlu dikatakan juga bahwa gambaran (konsep) dan simbol
diri yang berhasil dibuat seharusnya muncul dari pemahaman dan pengenalan
yang semakin baik tentang diri sendiri. Dengan demikian, maka konsep dan
simbol itu, dalam beberapa waktu kemudian (mungkin cepat atau lama) dapat saja
berubah. Perubahan tersebut dapat terjadi berkat adanya pemahaman dan
pengenalan yang semakin baik (bertambah) tentang diri sendiri. Penyebab lain
adalah adanya perubahan dalam diri seseorang. Dari pengenalan diri yang sudah
ada sebelumnya, ada kemungkinan seseorang telah melakukan pengelolaan yang
baik terhadap dirinya, khususnya dalam menangani kelemahan yang ada pada
dirinya. Setelah berjalan beberapa waktu, sesudah menjalani usaha perbaikan yang
sungguh-sungguh, orang tersebut mengalami perubahan yang berarti, bahkan
drastis. Tadinya mengenal dirinya sebagai penakut, tidak punya pendirian,
mandiri dan sebagainya. dapat dimengerti bahwa konsep dan simbol dirinya
sebelumnya. Semuanya bertolak dari pemahaman dan pengenalan diri yang
semakin baik.
Mengenal diri sendiri berarti memperoleh pengetahuan tentang totalitas
diri yang tepat, yaitu menyadari kelebihan atau keunggulan yang dimiliki maupun
kekurangan/ kelemahan yang ada pada diri sendiri. Dengan mengenal diri sendiri
secara tepat akan diketahui konsep diri yang tepat pula, dengan berupaya
mengembangkan yang positif dan mengatasi atau menghilangkan yang negatif.
konsep diri adalah „kesadaran dan pemahaman terhadap dirinya sendiri yang
meliputi ; siapa aku, apa kemampuanku, apa kekuranganku, apa kelebihanku, apa
perananku, dan apa keinginanku‟ Konsep diri menjadi dasar perilaku hidup sehari-
hari yang disadari. Kesadaran dan pemahaman akan dirinya semakin
mencerminkan prinsip hidup dan kehidupannya. Dengan adanya pemahaman
terhadap konsep diri, diharapkan tumbuhnya kesadaran seseorang untuk
memahami dan mengenali dirinya serta mampu mengembangkan kemampuannya,
terbentuknya sikap dan perilaku percaya diri serta prinsip hidup menuju
kehidupan yang sejahtera. Sikap dan perilaku percaya diri adalah kemampuan

Modul Character Building 1 – AMI BSI Pontianak 7


mengekspresikan diri atau mengemukakan hak-hak pribadi serta
mempertahankannya tanpa melanggar hak orang lain.
Setiap orang perlu mengetahui dan memahami dirinya serta mampu
menumbuhkan dan mengembangkan kemampuannya. Setelah seseorang
mengetahui dirinya, maka terbentuklah sikap dan perilaku dalam menentukan arah
dan prinsip hidup yang diinginkan. Seseorang yang mempunyai konsep diri, dapat
menilai dirinya dalam menjalankan peranan hidup berkeluarga atau dalam
masyarakat tanpa merasa lebih atau kurang terhadap kemampuan dan bersikap
kepada orang lain. Perilaku seseorang dalam kehidupan bermasyarakat merupakan
faktor yang menentukan, dengan demikian „konsep diri‟ seseorang bukan suatu
yang langsung jadi, melainkan diperoleh dan dibentuk melalui pendidikan,
pengalaman serta pengaruh lingkungan.
Ketika lahir seseorang belum memiliki konsep diri, namun konsep diri
mulai berkembang sejak lahir dengan melalui proses penginderaan (sensation) dan
perasaan (feelings) yang datang dari dalam diri atau dari lingkungan. Pengalaman
dini terhadap rasa senang, sakit, disenangi, atau ditolak membentuk konsep dasar
bagi perkembangan konsep diri dimasa yang akan datang.
Pengetahuan, harapan, dan penilaian yang membentuk konsep diri
terutama hasil interaksi dengan orang lain. Orang tua merupakan figur yang paling
berperan dalam pembentukan konsep diri seseorang. Adapun teman sebaya
merupakan figur kedua setelah orangtua yang mempengaruhi terhadap konsep diri
dan masyarakat yang juga berperan dalam pembentukan konsep diri.
Faktor yang penting dalam pembentukan konsep diri adalah melalui
belajar. Karena konsep diri merupakan produk belajar, permasalahan yang timbul
selama proses belajar dapat mengganggu perkembangan konsep diri.
Permasalahan umum yang muncul yaitu, mendapat umpan balik yang tidak tepat
dan umpan balik yang tidak konsisten.
Konsep diri mencakup 3 aspek, yaitu :
(1) pengetahuan,
(2) harapan diri,
(3) penilaian diri.
Pengetahuan :
Adalah apa yang kita ketahui tentang diri kita, mencakup :
- Identitas formal
- Kualitas pribadi
- Merupakan perbandingan antara kita dengan orang lain
- Ekspresi verbalnya „saya adalah …………….. „
Harapan :
- Merupakan idealisme mengenai diri seseorang
- Karakteristik pribadi
- Merupakan tujuan dari proses pembentukan jati diri seseorang
- Ekspresi verbalnya „saya seharusnya dapat menjadi …………..‟.

Penilaian diri :
Merupakan proses perbandingan atau pengukuran antara „saya saat ini‟
dengan harapan tentang „diri saya yang akan datang „. Hasil perbandingan ini
menjadi gambaran atas penghargaan diri sendiri :

Modul Character Building 1 – AMI BSI Pontianak 8


Semakin besar perbedaan antara „saya saat ini‟ dengan „saya seharusnya
menjadi apa‟, berarti semakin rendah penghargaan terhadap dirinya.
Semakin seseorang merasa dapat mencapai standar atau harapan-
harapannya, ia akan merasa nyaman dan menyukai dirinya, maka semakin tinggi
penghargaan terhadap diri sendiri.
Konsep Diri Negatif Dan Positif
Pandangan seseorang terhadap dirinya sendiri bisa berada diantara 2 titik,
yaitu ; konsep diri negatif sampai konsep diri positif. Dengan mengetahui
posisinya, seseorang dapat menilai konsep dirinya mengarah kemana.

Konsep diri ( - ) ------------------------------> Konsep diri ( + )

Konsep diri negatif :


Seseorang dikatakan memiliki konsep diri negatif, apabila :
Tidak memiliki pengetahuan yang menyeluruh tentang dirinya, ia kurang
memahami siapa dirinya, apa kelebihan dan kelemahan yang dimilikinya.
Memiliki pandangan tentang dirinya yang terlalu kaku (tidak dapat berubah) atau
terlalu tinggi/berlebihan. Menolak informasi yang baru (terutama yang negatif)
tentang dirinya, sehingga orang tersebut sulit untuk mengubah konsep diri yang
sudah dianggap „betul‟.
Lebih banyak melihat aspek-aspek kekurangan/kelemahannya dalam dirinya
daripada aspek-aspek kelebihan/kekuatan yang ia miliki.
Konsep diri negatif dapat menimbulkan penilaian diri yang negatif pula,
dimana seseorang merasa sebagai pribadi yang „baik‟. Dengan demikian ciri
konsep diri negatif adalah : kurang pengetahuan tentang diri sendiri, harapan-
harapan yang tidak realistik dan terlalu tinggi, dan rendahnya penghargaan
terhadap diri sendiri.

Konsep diri positif :


Seseorang dapat dikatakan mempunyai konsep diri positif apabila :
Memiliki pengetahuan menyeluruh mengenai dirinya, mencakup kelebihan dan
kelemahan dirinya. Menerima diri apa adanya, apabila ia mempunyai kelebihan ia
tidak sombong dan apabila ia mempunyai kelemahan tidak kecewa. Memiliki
kesadaran yang besar untuk mengubah atau mengurangi aspek dari dirinya yang
dianggap merugikan.
Ciri konsep diri positif adalah : memiliki pengetahuan yang cukup luas
tentang dirinya, mempunyai harapan yang realistik dan self esteem yang tinggi
atau penghargaan diri yang sehat.

4. Mengenal Kekuatan dan Kelemahan Diri Sendiri

Pengenalan diri merupakan kemampuan seseorang untuk melihat kekuatan


dan kelemahan yang ada pada dirinya sehingga dapat melakukan respon yang
tepat terhadap tuntutan yang muncul dari dalam maupun dari luar.
Setiap manusia memiliki kelemahan serta kekuatan. Manusia merupakan
makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna yang diberi akal dan pikiran oleh
Tuhan, begitu pula diberi kodrat yang sama yaitu mempunyai kelebihan dan
kelemahan karena semuanya merupakan anugerah Tuhan yang Maha Esa dan

Modul Character Building 1 – AMI BSI Pontianak 9


selanjutnya tugas kita untuk memahami dan mengembangkannya. Hal inilah yang
menjadikan manusia selain sebagai makhluk individu juga sebagai makhluk
sosial.
Adanya kelebihan dan kelemahan yang dimiliki setiap orang menyebabkan
kita sebagai makhluk tidak bisa hidup sendirian. Maka, jika ada orang yang
menyombongkan diri merasa dirinya adalah orang yang paling hebat dan paling
bisa itu sangat memalukan. Dan sebaliknya, tidak pantas pula jika ada orang yang
merasa paling bodoh, paling miskin, merasa rendah diri dan paling tidak berharga
di hadapan orang lain.
Jika kita menyadari bahwa setiap orang memilki kelebihan dan kelemahan,
maka setiap orang akan selalu rendah hati dan menghargai hak asasi sesama
manusia. Bagaimana cara untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan dirisendiri.
Cara yang paling tepat digunakan adalah dengan cara melakukan introspeksi diri
sendiri atau merenungkan diri untuk melihat kemampuan diri sendiri secara jujur.
Untuk melakukan introspeksi diri memang bukan hal yang gampang, perlu
bantuan orang lain terutama orang-orang di sekitar kita untuk memberikan
penilaian secara jujur kepada diri kita. Namun dalam hal ini pun tidak mudah.
Sebab kadangkala di sekitar kita cenderung mengatakan tidak sejujurnya dan
cenderung menyenangkan hati kita. Hal yang penting untuk melakukan
introspeksi adalah :
1. Jangan pernah menilai orang lain lemah, sebelum kita menemukan kelemahan
diri sendiri.
2. Intropeksi diri dengannya adalah untuk memperbaiki diri sendiri agar lebih baik
dalam bersikap dan bertingkah laku.
3. Memperhatikan dan menerima kritikan dari orang lain, walaupun kritikan itu
pedih, namun pada hakikatnya kritikan itu bersifat membangun membentuk
mentalitas diri.
4. Menggunakan bantuan alat ukur seperti kusioner atau angket yang dibuat untuk
menguji kelemahan diri. Ini biasanya dilakukan oleh lembaga psikologi.
Dengan mengetahui kelebihan diri sendiri, maka kita dapat termotiasi
dalam mengembangkannya sebagai bentuk dorangan kekuatan tercapainya
kesejahteraan bagi kehidupan sekarang maupun di masa mendatang. Selain
dengan mengetahui kelebihan diri, dengan mengetahui kelamahan yang dimiliki
juga bermanfaat dalam hal :
1. Membatasi sikap dan perilaku diri
2. Memudahkan dalam mencari jalan keluar yang terbaik
3. Menjadikan kelemahan sebagai pemacu semangat untuk meningkatkan
kemampuan yang menjadi kelebihan kita sehingga kelemahan bukanlah
sebagai penghambat.
4. Mengakui kelebihan orang lain
Menurut Mohammad ali menyatakan bahwa pengenalan diri (kesadaran diri)
adalah beurusan dengan satu aspek lain dari wujud diri dan dari aspek lain dari
kondisi fisik manusia
Adapun faktor-faktor pembentukan kesadaran diri memberikan gambaran
mekanisme penemuan kesdaran manusia sebagai berikut :
1.sistem nilai (value system) yang terdiri dari refleksi nurani, harga diri, dan
takwa kepada tuhan
2. sistem pandang (attitude) yang terdiri dari kebersamaan dan kecerdasan

Modul Character Building 1 – AMI BSI Pontianak 10


3. perilaku (behavior) yang meliputi keramahan yang tulus dan santun serta ulet
dan tangguh.

5. Kepribadian/watak/tempramen

Kepribadian adalah totalitas kejiwaan seseorang menanpilkan sisi yang


didapat dari keturunan (orang tua dan leluhur) dan sisi yang didapat dari
pendidikan, pengalaman hidup, dan lingkungan.
“Kepribadian adalah organisasi dinamis dalam individu yang terdiri dari
sistem-sistem psikofisik yang menenntukan tingkah-laku dan pikirannya secara
karakteristik dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan.”(G. Allport)
Organisasi dinamis: maksudnya bahwa kepribadian itu selalu berkembang
dan berubah meskipun ada suatu sistem organisasi yang mengikat dan
menghubungkan berbagai komponen dari kepribadian kita. Psikofisik: maksudnya
organisasi kepribadian melingkupi kerja tubuh dan jiwa (tak terpisahkan) dalam
suatu kesatuan.Menentukan: menunjukkan bahwa kepribadian mengandung
kecendrungan-kecendrungan determinasi yang memainkan peranan aktif dalam
tingkah laku individu. Karakteristik (khas,unik): menunjukkan sifat individualis.
Tidak ada dua orang yang benar-benar sama dalam caranya menyesuaikan diri
terhadap lingkungan, yang berarti tidak ada dua orang yang mempunyai
kepribadian yang sama. Menyesuaikan diri terhadap lingkungan: kepribadian
menghubungkan/mengantarai individu dengan lingkungan fisiologisnya (yang
kadang-kadang menguasainya). Disini kepribadian mempunyai fungsi adaptasi
dan menentukan. Watak sebagai totalitas dari keadaan-keadaan dan cara bereaksi
jiwa terhadap perangsang.(G. Ewald). Secara teoritis dia membedakan antara
watak yang dibawa sejak lahir dan watak yang diperoleh.
a. Watak yang dibawa sejak lahir, yaitu: Aspek yang merupakan dasar
daripada watak, sangat berhubungan dengan keadaan fsiologis, yakni
kualitas susnan syaraf pusat.
b. Watak yang diperoleh, yaitu: Watak yang telah dipengaruhi oleh
lingkungan, pengalaman dan pendidikan.
Membentuk watak harus dimulai sejak bayi dalam kandungan karena sejak
genetik bayi dapat “mewarisi” sifat dan sikap orang tuanya (keturunan dan
leluhurnya), dalam wujud juga bakat, kecerdasan, dan temperamen., melalui
pendidikan, pengalaman, dan perjalanan hidup, membentuk watak harus
dilakukan secara terus menerus, berkesinambungan dan berkelanjutan, serta pada
tingkat sosial setingi apa pun (character building is a never ending process). Untuk
itu sebagai orang tua (terutama ibu) merupakan suatu keharusan mendidik anak-
anaknya dengan hal-hal yang baik dimulai sejak bayi dalam kandungan, masa
balita, meniti remaja, sampai dengan akhir hayat. Upaya pembentukan watak
harus dilanjutkan.
Adapun dasar pemikiran pembentukan watak yaitu Membentuk watak dengan
pendekatan bottom up. Pendekatan yang menggunakan jalur dari bawah keatas
dan diawali dari diri sendiri harus dirancang dengan sebaik-baiknya. Dalam
penjabarannya kita gunakan suatu falsafat yang dijabarkan melalui tiga landasan
operasional yang akan menjadi acuan.
1. Falsafah

Modul Character Building 1 – AMI BSI Pontianak 11


Mengembangkan pribadi secara utuh menjadi seorang warga negara,
wiraswasta, maupun aparat pemerintah yang dapat diandalkan. Tumpuan
dari pengembangan pribadi adalah Iman dan Taqwa, dengan himbauan
untuk menjalankan agama (sesuai yang dipahami) secara benar dan
sungguh-sungguh, konsisten dan dengan menerapkan upaya membentuk
watak secara bottom up.
2. Landasan operasioanal
a. Menumbuhkembangkan kehidupan pribadi yang utuh, menyeluruh, dan
mantap dalam kaitannya antara pribadi, keluarga maupun lingkungan
melalui “pembinaan ketahanan secara bottom up”.
b. Mengembangkan pemikiran, sikap, dan perilaku dengan memadukan IQ,
EQ, dan SQ untuk menerapkan AQ.
c. Membina Kinerja Pribadi “Pembinaan Keberhasilan secara Seimbang”
sehingga diperoleh keberhasilan kehidupan pribadi, keluarga, sosial dan
profesi.
3. Hasil
Dengan “Menemukan dan membangun Jati Diri”, yang berarti kembali
pada fitrah, kita mampu membuka mata hati, sehingga tuntutan Illahi yang
terpancarkan melalui Ruh atau Rohul kudus (bagi yang beragama nasrani) dapat
terpancar dengan baik serta memberi warna pada pemikiran, sikap dan perilaku
kita. Membangun jati diri yang merupakan langkah awal dari upaya
berkesinambungan, berkelanjutan dan tiada hentinya membentuk watak akan
memampukan kita mengembangkan 5 prinsip atau sikap dasar yaitu: Jujur,
Terbuka, Berani Mengambil Risiko dan Bertanggung Jawab, Memenuhi
Komitmen, dan Kemampuan Berbagi/Sharing
“Temperamen dilihat sebagai disposisi yang sangat erat hubungannya
dengan faktor-faktor biologis atau fsiologis dan karenanya sedikit sekali
mengalami modifikasi di dalam perkembangan.” Menurut allport Temperamen
adalah gejala karakteristik daripada sifat emosi individu, termasuk juga mudah
tidaknya terkena rangsangan emosi, kekuatan serta kecepatannya bereaksi,
kualitas kekuatan suasana hatinya, segala cara dari pada fluktuasi dan intensitas
suasana hati. Gejala ini bergantung pada faktor konstitusional, dan karenanya
terutama berasal dari keturunan.
Menurut G. Ewald “Temperamen adalah konstitusi psikis yang
berhubungan dengan konstitusi jasmani.”
Ada empat jenis temperamen :
1. Sanguinis.
Ditandai dengan sifat:hangat, meluap-luap, lincah, bersemangat dan pribadi yang
“menyenangkan”. Pada dasarnya mau menerima. Pengaruh/kejadian luar dengan
gampang masuk ke pikiran dan perasaan, yang membangkitkan respons yang
meledak-ledak. Perasaan lebih berperan dari pada pikiran refleksif dalam
membentuk keputusan. Orang sanguinis sangat ramah kepada orang lain, sehingga
dia biasanya dianggap seorang yang sangat ekstrovert.

Kekuatan :
Emosi: kepribadian yang menarik, suka berbicara, menghidupkan situasi, rasa
humor yang hebat, emosional dan demonstratif, antusias dan ekspresif, periang

Modul Character Building 1 – AMI BSI Pontianak 12


dan penuh semangat, penuh rasa ingin tahu, baik dipanggung, lugu dan polos,
hidup dimasa sekarang, mudah diubah, berhati tulus, selalu ceria.
Di pekerjaan: sukarelawan untuk tugas, memikirkan kegiatan baru, tampak hebat
di permukaan, kreatif dan inovatif, punya energi dan antusiasme, mengilhami
orang lain untuk ikut, mempesona orang lain untuk bekerja.
Sebagai teman: mudah berteman, mencitai orang, suka dipuji, tampak
menyenangkan, dicemburui orang lain, bukan pendendam, cepat minta maaf,
mencegah saat membosankan, suka kegiatan spontan.
Sebagai orang tua: membuat rumah menyenangkan, menjadi teman bagi anak-
anak, mengubah bencana menjadi humor, merupakan pemimpin sirkus.

Kelemahan:
Tidak ada tindak lanjut, orang tanpa kesalahan (mereka tidak benar-benar percaya
bahwa mereka punya kesalahan besar), mereka tidak benar-benar menerima diri
secara serius, suka bicara banyak, mementingkan diri sendiri, punya ingatan yang
belum dikembangkan, tidak tetap pikiran dan pelupa, menyela dan menjawab
untuk orang lain, tidak tertib dan tampak dewasa.

2. Koleris
Seorang choleris tampil hangat, serba cepat, aktif, praktis, berkemauan keras,
sanggup mencukupi keperluannya sendiri, dan sangat independen. Dia cenderung
tegas dan berpendirian keras, dengan gampang dapat membuat keputusan bagi
dirimya dan bagi orang lain. Seperti seorang sanguinis, seorang choleris adalah
seorang ektrovertnya seorang sanguinis. Seorang choleris hidup dengan aktif. Dia
tidak butuh digerakkan dari luar, malah mempengaruhi lingkungannya dengan
gagasan-gagasannya, rencana, tujuan, dan ambisi-ambisinya yang tak pernah
surut.

Kekuatan:
Emosi: berbakat memimpin, dinamis dan aktif, sangat memerlukan perubahan,
harus memperbaiki kesalahan, berkemauan perubahan, harus memperbaiki
kesalahan, berkemauan kuat dan tegas, tidak emosional dalam bertindak, tidak
mudah patah semangat, bebas dan mandiri, memancarkan keyakinan, bisa
menjalankan apa saja.
Dipekerjaan: berorientasi target, melihat seluruh gambaran, terorganisasi dengan
baik, mencari pemecahan praktis, bergerak cepat untuk bertindak, mendelegasikan
pekerjaan, menekankan hasil, membuat target, merangsang kegiatan, berkembang
karena saingan.
Sebagai teman: tidak terlalu perlu teman, mau bekerja untuk kegiatan, mau
memimpin dan mengorganisir, biasanya selalu benar, unggul dalam keadaan
darurat. Sebagai orang tua: memberikan kepemimpinan kuat, menetapkan tujuan,
memotivasi keluarga sebagai kelompok, tahu jawaban yang benar, mengorganisir
rumah tangga.

Kelemahannya:
Tuan tanpa salah (orang lain yang salah), pekerja keras (terlalu), harus terkendali,
tidak ahu bagaimana cara menangani orang lain.

Modul Character Building 1 – AMI BSI Pontianak 13


3. Melankolis
Si melankolis adalah seorang yang paling “kaya” diantara semua temperamen. Dia
seorang analisis, suka berkorban, bertipe perfeksionis dengan sifat emosi yang
sangat sensitif. Tidak seorang pun yang dapat menikmati keindahan karya seni
melebihi seorang melankolis. Sebenarnya dia mudah menjadi introvert, tetapi
ketika perasaannya lebih dominan, dia masuk ke dalam bermacam-macam
keadaan jiwa. Kadang-kadang mengangkatnya pada kegembiraan yang tinggi
yang membuatnya bertindak lebih ektrovert. Akan tetapi pada saat lain dia akan
murung dan depresi, dan selama periode ini dia menarik diri (withdrawn), dan
bisa menjadi seorang yang begitu antagonistis (bersifat bermusuhan).

Kekuatan :
Emosi: mendalam dan penuh pikiran, analitis, serius dan tekun, cenderung jenius,
berbakat dan kreatif, artistik atau musikal, filosofis dan puitis, menghargai
keindahan, perasa terhadap orang lain, suka berkorban, penuh keasadaran, idealis.
Dipekerjaan: berorientasi jadwal, perfeksionis, standar tinggi, sadar perincian,
gigih dan cermat, tertib dan terorganisasi, teratur dan rapi, ekonomis, melihat
masalah, mendapat pemecahan kreatif, perlu menyesuaikan apa yang dimulai,
suka diagram, grafik, bagan, dan daftar.
Sebagai teman: hati-hati dalam berteman, puas tinggal dilatar belakang,
menghindari perhatian, setia dan berbakti, mau mendengarkan keluhan, bisa
memecahkan masalah orang lain, sangat memperhatikan orang lain, terharu oleh
air mata belaskasihan, mencari teman hidup ideal.
Sebagai orang tua: menetapkan standar tinggi, ingin segalanya dilakukan dengan
benar, menjaga rumah selalu rapi, merapikan barang anak-anak, mengorbankan
keinginan sendiri untuk yang lain, mendorong inteligensi dan bakat.

Kelemahan:
Mudah tertekan, punya citra diri rendah, suka menunda-nunda, mengajukan
tuntutan yang tidak realistis kepada orang lain.

4. Phlegmantis
Si phlegmatis adalah seorang yang hidupnya tenang, gampangan, tak pernah
merasa terganggu dengan suatu titik didih yang sedemikian tinggi sehingga dia
hampir tak pernah marah. Dia adalah seorang dengan tipe yang mudah bergaul,
dan paling menyenangkan diantara semua temperamen. Phlegmantis berkaitan
dengan apa yang dipikirkan oleh Hippocrates mengenai cairan dalam badan yang
menghasilkan yang “tenang.” “dingin,” “pelan,” temperamen yang memiliki
keseimbangan yang baik. Baginya hidup adalah suatu kegembiraan, dan kadang
menjauh dari hal-hal yang tidak menyenangkan. Dia begitu tenang dan agak diam,
sehingga tak pernah kelihatan terhasut, bagaimana pun keadaan sekitarnya.

Kekuatan:
Emosi: rendah hati, mudah bergaul dan santai, diam, tenang, sabar, seimbang,
konsisten, cerdas, simpatik dan baik hati, menyembunyikan emosi, bahagia
menerima kehidupan, serba guna.

Modul Character Building 1 – AMI BSI Pontianak 14


Di pekerjaan: cakap dan mantap, damai dan mudah sepakat, punya kemampuan
administratif, menjadi penengah masalah, menghindari konflik, baik di bawah
tekanan, menemukan cara yang mudah.
Sebagai teman: mudah diajak bergaul, menyenangkan, tidak suka menyinggung,
pendengar yang baik, selera humor yang menggigit, suka mengawasi orang, punya
banyak teman, punya belaskasihan dan perhatian.
Sebagai orang tua: menjadi orang tua yang baik, menyediakan waktu bagi anak-
anak, tidak tergesa-gesa, bisa mengambil yang baik dari yang buruk, tidak mudah
marah.

Kelemahan:
Seperti tidak ada masalah, melawan perubahan, tampaknya malas, punya kemauan
baja yang tenang, tampaknya tidak berpendirian.

6. Mengenal Bakat

Bakat merupakan potensi yang dimiliki oleh seseorang sebagai bawaan


sejak lahir. Unsur rohani ini dapat atau tidak berkembang turut ditentukan oleh
keadaan di luar diri seseorang (lingkungan), & didukung oleh keinginan kuat yang
dimiliki oleh orang itu untuk mengembangkan atau tidak mengembangkannya.
Bakat adalah suatu bentuk kemampuan khusus, yang memungkinkan seseorang
memperoleh keuntungan dari hasil pelatihannya sampai satu tingkat lebih tinggi.
Kalau personality dipahami sebagai totalitas manusia yang unik, maka bakat
merupakan salah satu dari personality itu.
Bakat merupakan potensi, dan bukan sesuatu yang sudah betul-betul nyata
dengan jelas. Bakat lebih sebagai kemungkinan, yang masih harus diwujudkan.
Kita tidak dengan sendirinya mengetahui bakat kita, walau sebenarnya kita
memilikinya, dan dapat mewujudkannya ketika kita menggali dan
mengembangkannya.
Bakat merupakan suatu karakteristik unik individu yang membuatnya
mampu (atau tidak mampu) melakukan suatu aktivitas dan tugas secara mudah
(atau sulit) dan sukses (atau tidak pernah sukses). Adapun Cara Mengenal Bakat
sebagai berikut :
• Melalui pengalaman: Ketika mencoba hal tertentu, ternyata mengalami
banyak kemajuan.
• Mengikuti test bakat, yang sekarang tersedia beberapa test kemampuan /
kecerdasan.
• Memadukan antara pengalaman dan test bakat, kadang hasilnya lebih
meyakinkan.
• Ruang lingkup kecerdasan

Hal-hal yang mempengaruhi Bakat antara lain


1. Unsur genetik
Bakat dan perkembangannya ditentukan oleh banyak hal, namun faktor genetik
memegang peranan utama. Dari segi biologi, bakat sangat berhubungan dengan
fungsi otak. Bila otak kiri yang dominan, segala tindakan dan pekerjaan, termasuk
bakat, adalah yang berhubungan dengan masalah verbal, intelektual, sequensial,

Modul Character Building 1 – AMI BSI Pontianak 15


teratur rapi, dan logis. Sedangkan otak kanan berhubungan dengan masalah
spasial, non verbal, estetik dan artistis serta atletis.

2. Latihan
Latihan merupakan hal terpenting kedua yang mempengaruhi bakat. Burung bisa
terbang dengan baik, selain mempunyai genetik untuk terbang, dia pun harus
belajar terbang. Sesuatu yang sudah dimiliki secara alamiah masih harus diasah
melalui latihan. Kita baru dapat mengetahui seseorang berbakat atau tidak setelah
benar-benar melakukan latihan sehingga yang berbakat akan cepat menguasai
latihan itu, sedangkan yang tidak berbakat akan mengalami kesulitan.

3. Struktur tubuh
Bentuk tubuh, struktur dan kondisi berbagai bagian tubuh seseorang juga ikut
berpengaruuh pada bakat orang itu.
Pola hubungan bakat dan kreativitas diantaranya
1. Anak yang berbakat tetapi tidak kreatif
Bakatnya tampak pada perilaku dalam periode yang singkat, kemudian
terpendam. Hal itu terjadi pada anak berusia 3-5 tahun.
2. Anak yang berbakat & kreatif
Pada anak ini tampak indikator kemudahan dalam melakukan berbagai hal.
Pada periode ini perlu diberi dorongan yang baik, indikator tersebut tampak
melimpah pada perilaku anak dan tidak terbatas pada pemberian reaksi atau
tanggapan terhadap permintaan orang lain. Periode ini berlangsung dari usia 6
hingga 12 atau 13 tahun.
3. Remaja yang kreatif tetapi tidak berbakat
Hal itu berlangsung pada usia 13-20 tahun dan terlihat pada bentuk-bentuk
aktivitas yang kreatif, tetapi tidak sempurna. Misalnya dia terlibat dalam
penulisan puisi atau cerita, atau menggagas kreasi-kreasi ilmiah. Baisanya
kreasi-kreasinya itu tidak punya daya pikat yang tinggi.
4. Orang dewasa yang kreatif dan berbakat
Hal itu terjadi pada usia 20 tahun dan seterusnya, yang terlihat pada aktifitas
yang kreatif dari mereka, dengan hasil yang lebih sempurna (optimal). Hasil-
hasil karya mereka mengundang kekaguman orang, karena memang memiliki
daya pikat yang tinggi.

Adapun cara mengembangkan bakat pada diri sendiri yaitu perlu mengetahui
bakat untuk :
a. Mengetahui potensi diri
Ada cukup banyak orang yang terlambat atau sama sekali tidak
mengetahui dengan baik bakat-bakat yang mereka miliki. Ibarat seseorang yang
tidak sadar bahwa di dalam lemarinya sebenarnya tersedia barang miliknya
sendiri, yang dapat digunakan untuk keperluan tertentu. Ketika suatu kegiatan
atau tantangan ditawarkan kepadanya, dengan cepat mengabaikannya karena
berpikir bahwa dia tidak punya perlengkapan untuk itu. Padahal, kalau saja dia
membongkar lemari tadi, dia akan menjadi salah seorang peserta yang sukses
dalam kegiatan itu, karena ternyata perlengkapan yang diperlukan untuk
mengikuti kegiatan tadi, tersimpan dengan baik dalam lemarinya. Tapi apa mau
dikata, dia terlambat menyadarinya atau sama sekali tak pernah menyadarinya.

Modul Character Building 1 – AMI BSI Pontianak 16


b. Merencakan masa depan
Masa depan perlu direncanakan, yang dalam pemilihan sasaran dengan
segala tuntutannya harus dikaitkan dengan sumber daya yang tersedia.
Pemahaman yang baik atas sumber daya yang dimiliki (atau yang mungkin dapat
dimiliki) kita lebih mampu dan berani merencanakan masa depan kita.
Melanjutkan studi atau kursus keterampilan, memilih tempat tinggal, menetapkan
cita-cita, menentukan target, dan sebagainya, sebaiknya dilakukan atas dasar
pemahaman memadai atas bakat atau kemampuan potensial yang dimiliki.

c. Untuk menentukan tugas atau kegiatan


Orang mau sukses dalam tugas atau kegiatan yang diikutinya. Oleh karena
itu penentuan atau pemilihan tugas dan kegiatan yang akan kita laksanakan
sebaiknya dikaitkan dengan bakat atau kemampuan yang kita miliki. Hal ini pasti
membawa keuntungan bagi kita karena kita dapat lebih kreatif di dalamnya, dan
hasilnya pun dapat lebih optimal, dibanding dengan kalau kita mengerjakannya
tanpa ditopang oleh bakat dan minat yang cukup.

Cara mengembangkan bakat antara lain :


a. Perlu keberanian
Keberanian merupakan salah satu modal untuk sukses, tidak terkecuali bagi orang
yang punya bakat sekali pun. Keberanian membuat kita mampu menghadapi
tantangan atau hambatan, baik yang bersifat fisik dan psikis maupun kendala-
kendala sosial atau yang lainnya. Keberanian akan memapukan kita melihat jalan
keluar berhadapan dengan berbagai kendala yang ada, dan bukan sebaliknya,
membuat kita takut dan melarikan diri secara tidak bertanggung jawab. Berani
memulai, berani gagal, berani berkorban (perasaan, waktu, tenaga, pikiran, dan
sebagainya.), berani bertarung, adalah wujud-wujud nyata dari keberanian.

b. Perlu didukung latihan


latiahn adalah kunci dari keberhasilan. Seperti telah dikatakan di atas bawah bakat
justru baru kelihatan seusdah berlatih. Kemajuan pesat yang dicapai dalam latihan
memperlihatkan bahwa orang itu memang berbakat di situ. Tetapi kemampuan ini
akan tenggelam dan hilang manakala tidak diaktualkan melalu latihan. Dalam
latihanlah bakat-bakat tadi menajdi nyata. Latihan di sini bukan saja dari segi
kuantitasnya tetapi juga dari segi motivasi yang menggerakkan setiap usaha yang
kelihatan secara fisik.

c, Perlu didukung lingkungan


Ada cukup banyak anak atau orang yang berbakat untuk salah satu atau beberapa
bidang. Namun karena lingkungan tidak mendukung, maka bakatnya tidak punya
kesempatan untuk berkembang. Lingkungan disini tentu dalam arti yang sangat
luas, termasuk manusia, fasilitas, biaya, dan kondisi sosial lainnya, yang turut
berperan dalam usaha pengembangan bakat. Dukungan dari semuanya ini sangat
diperlukan. Oleh akrena itu, kalau kita ingin mengembangkan bakat-bakat kita,
kita perlu memikirkan dukungan apa yang kita butuhkan. Lalu kita
menginventarisir dukungan yang tersedia, apakah mencukupi atau belum, apakah
perlu mencari tambahan dukungan, dalam bentuk apa? Baru sesudah itu kita
memikirkan atau mengatur bagaimana memanfaatkan dukungan itu dengan baik.

Modul Character Building 1 – AMI BSI Pontianak 17


d. Perlu memahami hambatan-hambatan pengembangan bakat & cara
mengatasinya. Diatas sudah dikatakan bahwa pengembangan bakat sangat
memerlukan dukungan lingkungan. Tetapi justru dukungan dari lingkungan inilah
yang sering tidak memadai. Mungkin keluarga tidak mendukung, biaya tidak
mencukupi, fasilitas tidak memadai, tempat tinggal dan lokasi tempat latihan
berjauhan, atau kendala-kendala sosial lainnya. Di sini sekali lagi kita perlu
mengidentifikasi dengan baik kendala-kendala yang ada, kita kategorikan mana
yang mudah diatasi dan mana yang sulit. Kemudian kita mulai memikirkan jalan
keluar untuk mengatasi kendala-kendala itu. Ingat: “Di mana ada kemauan, di situ
ada jalan”.

7. Kecerdasan Sebagai Bakat

Kecerdasan dapat dilihat sebagai bakat yang memungkinkan seseorang


menguasai kemampuan tertentu atas aneka macam ketrampilan. Kecerdasan
sebenarnya merupakan kemampuan untuk menangkap situasi baru serta
kemampuan untuk belajar dari pengalaman masa lalu. Sesungguhnya, Anda jauh
lebih cerdas dari yang Anda sadari. Setiap manusia normal dapat mengembangkan
ketujuh jenis kemampuan kecerdasan sampai kepada tingkat penguasaan tertentu.
Adapun Jenis – jenis kecerdasan sebagai berikut :
1. Kecerdasan liguistik adalah kecerdasan dalam mengolah kata. Ini merupakan
kecerdasan para jurnalis, juru cerita, penyair dan pengacara. Orang yang cerdas
dalam bidang ini dapat berargumentasi, menyakinkan orang, menghibur, atau
mengajar dengan efektif lewat kata-kata yang diucapkannya. Kadang-kadang
mereka mahir dalam hal-hal kecil, sebab mereka mampu mengingat berbagai
fakta. Mereka gemar membaca, dapat menulis dengan jelas dan dpt
mengartikan bahasa tulisan secara jelas.
2.Kecerdasan logis-matematis Adalah kecerdasan dalam hal angka dan logika. Ini
merupakan kecerdasan para ilmuwan, akuntan, dan pemrogram computer. Ciri-
ciri orang yang cerdas secara logis matematis mencakup kemampuan dalam
penalaran, mengurutkan, berpikir dalam pola sebab akibat, menciptakan
hipotesis.
3. Kecerdasan spasial adalah kecerdasan yang mencakup kemampuan berpikir
dalam gambar serta kemampuan untuk menyerap, mengubah dan menciptakan
kembali berbagai macam aspek dunia visual. Orang dengan tingkat kecerdasan
spasial yang tinggi hampir selalu mempunyai kepekaan yang tajam terhadap
detail visual dan dapat menggambarkan sesuatu dengan bgt hidup.
4. Kecerdasan musical adalah kecerdasan yang ditandai dengan kemampuan untuk
menyerap, menghargai dan menciptakan irama dan melodi. Dimiliki oleh orang
yang peka nada, dapat menyanyikan lagu dengan tepat, dapat mengikuti irama
musik.
5. Kecerdasan kinestetik-jasmani Adalah kecerdasan fisik yang mencakup bakat
dalam mengendalikan gerak tubuh dalam menangani benda. Memiliki
keterampilan menjahit. Mereka juga menikmati kegiatan fisik seperti berjalan
kaki, menari, berlari, berenang. Mereka adalah orang-orang yg cekatan. Indra
perabanya sangat peka, tidak bisa tinggal diam, dan berminat atas segala
sesuatu.

Modul Character Building 1 – AMI BSI Pontianak 18


6. Kecerdasan antar pribadi adalah kemampuan untuk memahami dan
bekerjasama dengan orang lain. Kecerdasan ini terutama menuntut kemampuan
untuk menyerap dan tanggap terhadap suasana hati dan hasrat org lain. Bisa
mempunyai rasa belas kasihan dan tanggung jawab sosial yg besar. Mereka
mempunyai kemampuan untuk memahami org lain dan melihat dunia dari
sudut pandang orang yang bersangkutan.
7. Kecerdasan intrapribadi Kecerdasan intrapribadi adalah kemampuan untuk
memahami diri sendiri dan percaya kepada diri sendiri. Anak-anak dengan
kecerdasan intrapribadi tinggi umumnya lebih suka bermain sendiri,
berkehendak kuat, dan tidak mudah dipengaruhi maupun diatur, bahkan
mungkin kerap kali dicap keras kepala atau pemberontak. Padahal, yang
sebenarnya diinginkan oleh anak-anak ini adalah melakukan segala sesuatu
dengan caranya sendiri.

Modul Character Building 1 – AMI BSI Pontianak 19


MENGEMBANGKAN DIRI

1. Pengertian Mengembangkan Diri

Pada dasarnya setiap manusia cenderung untuk mengembangkan dirinya


sendiri menjadi lebih baik, lebih matang dan lebih mantap. Namun kecenderungan
seseorang untuk menimbulkan kemampuannya tidak terwujud begitu saja, tanpa
ada upaya untuk pengembangan kepribadian yang dimilikinya, karena setiap
manusia memiliki kemampuan dan keunikan tersendiri. Sejauh mana kepribadian
terwujud sangat ditentukan oleh seberapa jauh lingkungan mendorong untuk
perkembangan terhadap konsep diri seseorang dan seberapa jauh seseorang
tersebut merasa dirinya perlu belajar agar lebih baik lagi. Untuk itu penting
diketahui apakah perkembangan pribadi seseorang sudah mencapai tingkat
optimal atau kematangan. Hal ini dapat diketahui dengan cara mengenal dirinya.
Mengenal diri sendiri berarti memperoleh pengetahuan tentang totalitas diri yang
tepat, yaitu menyadari kelebihan/keunggulan yang dimiliki maupun kekurangan/
kelemahan yang ada pada diri sendiri. Dengan mengenal diri sendiri secara tepat
akan diketahui konsep diri yang tepat pula, dengan berupaya mengembangkan
yang positif dan mengatasi/ menghilangkan yang negatif
Arti mengembangkan diri adalah: Suatu usaha sengaja dan terus menerus,
tanpa henti, yang dilakukan dengan berbagai cara dan bentuk, untuk membuat
daya-potensi diri (jasmani rohani) dapat terwujud secara baik dan optimal, yang
menghantar seseorang pada taraf kedewasaan sesungguhnya.
Pengembangan diri yang dimaksud adalah pengembangan segala potensi
yang ada pada diri sendiri, dalam usaha meningkatkan potensi berfikir dan
berprakarsa serta meningkatkan kapasitas intelektual yang diperoleh dengan jalan
melakukan berbagai aktivitas.
Pengembangan diri berarti mengembangkan bakat yang dimiliki,
mewujudkan impian-impian, meningkatkan rasa percaya diri, menjadi kuat dalam
menghadapi percobaan, dan menjalani hubungan yang baik dengan sesamanya.
Hal ini dapat dicapai melalui upaya belajar dari pengalaman, menerima umpan
balik dari orang lain, melatih kepekaan terhadap diri sendiri maupun orang lain,
mendalam kesadaran, dan mempercayai usaha hati.
Pengembangan diri adalah suatu proses meningkatkan kemampuan atau
potensi, dan kepribadian, serta sosial-emosional seseorang agar terus tumbuh dan
berkembang. Realisasi optimal ke arah yang baik dari daya potensi yang dimiliki
diri sendiri, (jasmani rohani), yang menghantar seseorang pada tingkat matang
dewasa, yang membuat dia sanggup membangun relasi yang semakin baik dengan
dirinya, dunia, sesama dan Tuhan. Usaha ini melibatkan diri manusia sepenuhnya
dan menggunakan daya dukung yang tersedia baginya. Adapun Cara
Mengembangkan Diri sebagai berikut :
a. Mengenal dan menerima diri
Cara untuk mengembangkan diri sendiri adalah dengan berusaha mengenal
diri sendiri, lalu menerimanya sebagaimana adanya. Dalam pengenalan
diri, kita diberi pemahaman memadai tentang keadaan diri kita yang
sebenarnya beserta daya potensi yang kita miliki. Dalam penerimaan diri,

Modul Character Building 1 – AMI BSI Pontianak 20


kita diberi rasa bangga dan optimis tentang diri kita. Mengenal dan
menerima diri, membuka pintu bagi usaha mengembangkan sendiri
b. Memiliki kemauan kuat untuk mengembangkan diri
Usaha mengembangkan diri adalah usaha yang disengaja, yang
berlangsung tanpa henti. Hal itu tentu tidak mungkin terlaksana tanpa
kemauan dan motivasi sebgaia penggeraknya. Usaha mengembangkan diri
pasti menghadapi banyak tantangan. Tanpa kemauan keras, maka
tantangan yang sedikit saja dapat mematahkan semangat seseorang.
Kemauan keras tampak dalam kegigihan seseorang mengatasi tantangan-
tantangan yang dihadapinya dalam rangka mengembangkan dirinya.
c. Memanfaatkan kemungkinan yang terbuka
Ada bermacam-macam kemungkinan dan fasilitas yang terbuka bagi
usaha-usaha mengembangkan diri sendiri, termasuk kesediaan mencari dan
menggunakan dukungan dari orang atau pihak lain.
Sering banyak waktu, peluang dan kesempatan, berlalu begitu saja, tanpa
sempat kita memanfaatkannya. Kesempatan emas ini sering disia-siakan
begitu saja.
d. Belajar dari kesalahan
Pengembangan diri sebaiknya disertai tindakan korektif, yakni perbaikan
terus-menerus, ayng kadangkala disertai dengan tuntutan berat, seperti
hukuman, tuntutan untuk melakukan sesuatu atau justru untuk tidak
melakukan sesuatu(pengendalian diri). Pengalaman-pengalaman masa lalu,
terutama kegagalan, merupakan masukan berharga untuk kemajuan
berikutnya. Koreksi ini dapat kita lakuakn sendiri dan juga dengan bantuan
orang lain. Hal penting disini adalah kesediaan kita untuk menerima kritik
dan meresponnya secara positif.

Hal-hal penting yang perlu dikembangkan sebagai bentuk konkrit


pengembangan diri sendiri adalah:
1. Mental yang sehat
Mental yang mudah beradaptasi dengan situasi dan lingkungan sekitarnya,
yang ammpu memenuhi kebutuhan-kebutuhannya, mental kuat yang tidak
mudah menyerah, tahan tekanan, menyukai tantangan, optimis dan sportif
serta dapat memahami realitas secara semestinya.
2. Integritas diri
Usaha membangun harmonisasi antara berbagai dimensi diri (fisik, psikis,
dan sosial), serta mengoptimalkan realisasi dari potensi-potensi diri yang
dimiliki, sehingga terwujudlah seorang pribadi yang matang dan seimbang.
3. Mandiri, kreatif, dan inovatif
Kemampuan menentukan sikap; menata diri sendiri; dapat membuat
penilaian kritis; dapat mengambil keputusan dan tindakan sendiri; mau
belajar terus menerus; punya daya kreativitas memadai; ingin mencoba,
menyukai dan terbuka untuk hal-hal baru.
4. Motivasi diri
Suatu daya dorong senantiasa menjadi penggerak dalam setiap usaha
mengembangkan diri sendiri. Motivasi inilah yang diharapkan dimiliki,
yang senantiasa menyertai segala usaha untuk memajukan diri sendiri.

Modul Character Building 1 – AMI BSI Pontianak 21


Berkaitan dengan motivasi ini, disiplin diri menjadi penting, disiplin
merupakan pendukung bagi motivasi.

Keempat aspek di atas, merupakan satu rangkaian terpadu yang saling


mendukung dan melengkapi. Untuk mengembangkan diri dengan baik mutlak
dibutuhkan mental yang sehat. Pengembangan diri harus merupakan usaha untuk
semakin mengintegrasikan diri sendiri, dengan membawa serta dimensi-dimensi
dasariah diri ke arah perkembangan yang seimbang. Perkembangan diri justru
semakin menampakkan wujudnya dengan meningkatkan kemandirian, jiwa kreatif
dan semangat inovatif seseorang dalam menjalankan hidupnya. Membangun
mental yang sehat, mewujudkan integritas diri, hidup mandiri, kreatif dan
inovaatif, hanya mungkin terlaksana dan membuahkan hasil apabila didukung
oleh motivasi yang kuat dalam menjalankannya.
Kekuatan dan Ketahanan Mental Pemaparan yang disajikan berikut ini
diambil dari buku Adversity Quotient, Mengubah Hambatan Menjadi Peluang,
karangan Paul G. Stolz, 2000.
1.Adversity Quotient (AQ): Penentu utama untuk sukses
2.Quitters, Campers, dan Climbers
3.Adversity Response Profile (ARP)
Setelah 19 tahun melewati penelitian yang panjang & mengkaji lebih dari
500 referensi, Paul G. Stoltz mengemukakan satu kecerdasan baru selain IQ, EQ,
SQ yakni AQ. Menurutnya, AQ adalah kecerdasan untuk mengatasi kesulitan.
Bagaimana mengubah hambatan menjadi peluang. Atau dengan kata lain,
seseorang yang memiliki AQ tinggi akan lebih mampu mewujudkan cita-citanya
dibandingkan orang yang AQ-nya rendah.
Sebagai gambaran, Stoltz memakai terminologi para pendaki gunung. Dalam hal
ini, Stoltz membagi para pendaki gunung menjadi tiga bagian:
1. Quitter (yang menyerah)
Para quitter adalah mereka yang sekadar bertahan hidup. Mereka mudah putus asa
dan menyerah di tengah jalan.
2. Camper (berkemah di tengah perjalanan)
Mereka berani melakukan pekerjaan yang berisiko, tetapi risiko yang aman dan
terukur. Cepat puas, dan berhenti di tengah jalan.
3. Climber (pendaki yang mencapai puncak)
Berani menghadapi risiko dan menuntaskan pekerjaannya.
Untuk dunia pekerjaan dan kehidupan sangatlah jelas. Banyak pekerja
yang intelektualnya (IQ) rendah bisa saja mengalahkan mereka yang ber IQ tinggi
tetapi tidak punya semangat dan keberanian untuk menghadapi masalah dan
bertindak. Dengan AQ dapat dianalisis bagaimana para karyawan / pekerja
mampu mengubah tantangan menjadi sebuah peluang yang akan meningkatkan
produktifitas dan keuntungan perusahaan.
Itu tadi uraian singkat tentang Adversity Quotient. Bagaimana dengan Anda?
“winner never quits and quitter never wins”
“Pemenang dak pernah menyerah dan orang yang gampang menyerah tidak
pernah menang "
David Cambell Ph.D menyatakan bahwa kreativitas adalah kegiatan yang
mendatangkan hasil dengan kandungan ciri:

Modul Character Building 1 – AMI BSI Pontianak 22


a) Inovatif : belum pernah ada, segar, menarik, aneh, mengejutkan dan terobosan
baru
b) Berguna : lebih enak, lebih baik, lebih praktis, mempermudah, mendorong,
memecahkan masalah, mengurangi hambatan
c) Dapat dimengerti : hasil yang sama dapat dibuat pada waktu yang lain.
Pengembangan diri merupakan proses yang utuh dari awal keputusan
sampai puncak sukses dalam mencapai kemandirian serta menuju pada aktualisasi
diri. Perubahan dan perkembangan bertujuan untuk memungkinkan orang
menyesuaikan diri dengan lingkungan di mana dia hidup. Untuk mencapai tujuan
ini, maka realisasi diri atau biasa disebut aktualisasi diri adalah sangat penting.
Setiap individu dalam pengembangan dirinya tidak terlepas dari berbagai
faktor, baik intern maupun ekstern. Dimana masing-masing individu berbeda
dalam pengembangan dirinya.
1. Faktorn Intern
Merupakan faktor-faktor yang mendukung pengembangan diri yang berasal dari
dalam diri remaja itu sendiri. Yang termasuk faktor intern yaitu:
a. Perubahan fisik
Perubahan fisik maksudnya adalah perkembangan tanda-tanda kelamin sekunder
yang menyebabkan adanya rasa aneh dan ganjil serta berbeda dengan orang lain.
Akibatnya akan merasa bingung dan salah tingkah. Dimana ini akan menimbulkan
rasa tidak puas terhadap dirinya. Hal tersebut menunjukkan bahwa remaja
menolak keadaan tubuhnya. Situasi tersebut sangat mempengaruhi pembentukan
citra fisik yang menjadi dasar pembentukan konsep diri.
b. Konflik serta ketegangan yang dihadapi, dalam perkembangannya Konflik dan
ketegangan tersebut muncul dari adanya ketidakpuasan terhadap fisik serta adanya
kebutuhan
penyesuaian terhadap sosial serta psikologis terhadap perkembangan mental dan
tuntutan masyarakat. Merupakan salah satu tanda masa remaja adanya
perkembangan mental yang maksimal. Maksudnya adalah perubahan peran dan
ketergantungan pada orang tua menuju pada kemandirian.
c. Moral dan ketaqwaan
Memiliki ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, maka ia pasti akan
memiliki moral yang baik. Dengan adanya ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa, maka akan sangat mendukung dalam pengembangan diri. Karena remaja
yang memiliki ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, akan selalu berusaha
untuk maju, agar dirinya berguna bagi semua orang, baik untuk kehidupan di
dunia maupun di akhirat.
d. Konstitusi tubuh
Keadaan fisik anak, keadaan fisiologi, ketangasan motorik, keadaan mental dan
emosionalitas seseorang mempengaruhi sifat-sifat dan tingkah lakunya.
e. Struktur tubuh dan keadaan fisik
Seorang anak yang kuat dan sehat lebih beruntung dibandingkan dengan anak
yang keadaan tubuhnya kecil dan ringkih. Ia dapat lebih banyak mengikuti
aktivitas-aktivitas sesuai dengan tahap perkembangannya. Kegiatan tersebut
memberikan pengalaman bagi dirinya yang merupakan modal dasar bagi
perkembangannya.

Modul Character Building 1 – AMI BSI Pontianak 23


f. Bakat khusus
Bakat adalah kelebihan atau keunggulan alamiah yang melekat pada diri kita dan
menjadi pembeda antara kita dengan orang lain, dalam hal ini setiap orang pasti
memiliki bakat sendiri-sendiri yang tidak sama. Bakat hampir memiliki
persamaan sifat yang sama dengan potensi tetapi bakat biasanya lebih condong
pada kemampuan seseorang yang sudah ada atau bawaan sejak lahir. Bakat
merupakan kemampuan potensial yang dibawa sejak lahir dan apabila ditunjang
dengan fasilitas dan usaha belajar yang minim pun dapat mencapai hasil
maksimal. Kadang-kadang terlihak anak yang memiliki kemampuan yang
menonjol dalam bidang khusus, misalnya kesenian, music, menggambar atau
bersandiwara. Bakat khusus ini dapat membantu anak tersebut memperoleh
tempat di kalangan teman-temannya, dengan munculnya rasa percaya diri. Dengan
demikian akan membantu anak untuk mempercepat pengembangan dirinya.
g. Kemauan
Kemauan adalah dorongan kehendak yang terarah pada tujuan-tujuan hidup
tertentu dan dikendalikan oleh pertimbangan akal budi. Kemauan merupakan
dorongan keinginan pada setiap manusia untuk membentuk dan merealisasikan
diri dalam pengertiannya: mengembangkan segenap bakat dan kemampuannya
serta meningkatkan taraf kehidupannya.
h. Kesungguhan
Individu yang memiliki kesungguhan dalam menuju masa depannya, maka akan
sangat membantu dalam pengembangan diri. Hal ini berawal dari kesadaran diri
akan kebutuhan untuk mengembangkan diri. Sebagaimana faktor kemauan,
kesungghan juga berawal dari kesadaran. Oleh karena itu individu yang
bersangkutan telah menyadari akan pentingnya pengembangan diri dalam
hidupnya. Dengan adanya kesungguhan dalam diri remaja, maka individu yang
bersangkutan akan selalu melakukan usaha untuk mengembangkan diri.
i. Adanya persaingan dengan individu lain
Persaingan akan sangat memacu diri untuk mencapai pada taraf yang lebih dari
apa yang sudah dicapai oleh diri sendiri maupun oleh orang lain. Sebagaimana
pada dasarnya masing-masing individu tidak mau dikalahkan oleh individu
lainnya. Jadi pada dasarnya masing-masing individu selalu menginginkan menjadi
yang “ter” diantara yang lainnya. Dalam hal ini bisa terjadi persaingan yang
bersifat positif dan juga ada yang bersifat negatif. Dimana persaingan yang
bersifat positif itulah yang akan mendukung untuk mencapai pada pengembangan
diri. Karena persaingan yang negatif bukan saja bisa merugikan diri sendiri
individu yang bersangkutan saja, namun bisa juga akan merugikan orang lain.

2. Faktor Ekstern
Faktor ekstern merupakan faktor-faktor yang berasal dari luar diri remaja.
a. Lingkungan keluarga atau rumah
Keluarga merupakan lingkungan pertama yang berperan dalam pengembangan
inidividu. Karena memang keluargalah pencetak individu nantinya terbentuk
lingkungan yang lebih luas yaitu adanya masyarakat. Keadaan rumah yang
sederhana, bersih, rapi dimana anak mendapatkan makanan yang sehat dan
anggota keluara bersikap mendukung, sehingga akan memberi rasa aman kepada
anak, hal itulah yang akan mendukung perkembangan diri, yang harmonis dan

Modul Character Building 1 – AMI BSI Pontianak 24


wajar.Selain itu juga perlu adanya pengalaman yang baik dari orang tua, sehingga
akan menjadi acuan bagi pengembangan anak.
b. Lingkungan anak sekolah yang bersangkutan Sekolah merupakan lembaga
formal yang mempunyai tanggung jawab untuk meningkatkan perkembangan
anak. Dalam hal ini, maka seorang guru harus menyadari benar akan tanggung
jawabnya, bahwa perkembangan anak juga terletak di tangannya. Oleh karena itu
guru harus dapat membawa anakdidiknya pada perkembangannya, sesuai dengan
peranannya sebagai emnasifator.

Faktor Penghambat mengembangkan diri antara lain :


1) Rasa gelisah
Orang-orang yang dikuasai oleh rasa gelisah dihinggapi rasa takut, tetapi mereka
tidak tahu sebab-sebabnya. Rasa gelisah diatasi dengan pembinaan kepercayaan
diri dan pemupukan kemampuan berdikari. Orang yang dikuasai oleh rasa gelisah,
pada dasarnya mempunyai bakat hati-hati dan memperhitungkan kesukaran serta
bahaya yang bakal datang. Tinggallah bagi mereka untuk memanfaatkan bakat ini
demi kemajuan hidup dan bukan dikuasai olehnya.
2) Rasa salah
Perasaan bersalah berlagak seperti rumput ilalang. Meski dicoba dimusnahkan
dengan berbagai cara dan dipendam pada saat-saat tertentu akan kembali muncul.
Untuk mengatasi rasa salah orang-orang yang terhimpit rasa salah wajib meneliti
hati mereka. Kepekaan terhadap laku salah perlu bagi kemajuan hidup kita. Tetapi
kepekaan yang keliru malah mengganggu, dan setiap gangguan selalu
menghambat bahkan dapat berbahaya bagi diri dan hidup kita.
3) Rasa malu
Orang-orang yang mempunyai rasa malu jiwanya seperti terbelah. Mereka
mempunyai semangat tinggi, sekligus rendah. Orang-orang yang mempunyai rasa
malu sudah diberi anugrah jiwa dan peka. Tergantung dari mereka memanfaatkan
demi mengembangkan pribadi mereka masing-masing, bukan untuk dilumpuhkan.
4) Rasa takut
Ketakutan merupakan bagian dari pengalaman hidup kita. Kita semua mempunyai
rasa takut, meski intensitas, sebab-sebab dan alasannya tidak sama. Orang-orang
yang menjadi korabn rasa takut akan terdorong untuk segera menghapuskan
gangguan hidup mereka kalau mereka menyadari diri akan akibat-akibat dari rasa
takut yangdideritanya. Kalau orang-orang yang menjadi korban rasa takut
berhasil mengatasi rasa takut, mereka akan berubah menjadi manusia yang hati-
hati dan waspada, namun tabah dan berani menurut keyakinan dan cita-cita hidup
mereka.
5) Rasa super
Orang yang dihinggapi rasa super biasanya angkuh dalam tingkah laku, obral bual
dalam pembicaraan dan muluk-muluk yang dicari.mereka menganggap dirinya
sebagai orang yang jempolan. Mereka suka pamer dan dengan berbagai cara
mereka berusaha untuk mewujudkan diri sebagai orang yang hebat. Untuk
membebaskan diri, mereka perlu mencari penyebab yang membuat gaya, cara dan
sikap hidup mereka yang tidak simpatik itu. Akhirnya mereka harus menarik
kesimpulan bahwa perasan tinggi diri dan super itu merupakan gejala
ketidakseimbangan pribadi mereka.
6) Rasa minder

Modul Character Building 1 – AMI BSI Pontianak 25


Ada beberapa sebab yang membuat orang menjadi minder. Ada rasa minder fisik,
mental dan sosial. Hidup yang dihantui oleh rasa minder tidak bahagia. Bagi
mereka hidup ini berat dan tidak simpatik. Orang-orang yang dihinggapi rasa
minder ini sedikit demi sedikit dapat sembuh dengan mulai berusaha untuk
mengenal diri sendiri dan menerimanya dengan tenang. Mereka yang dikuasai
oleh rasa minder seharusnya menyadari bahwa setiap manusia diciptakan unik,
tiada dunya.
7) Rasa frustasi
Hidup ini sering di ibaratkan sebagai sebuah perjalanan. Perjalanan hidup tidak
selalu mudah, tidak mengherankann kalau kita mengalami saat-saat gagal, tidak
berhasil dan tidak kesampaian. Dalam mengalami kegagalan dalam hidup itu,
tidak sedikit orang yang lalu menjadi lumpuh, putus asa dan sungkan berusaha
lagi.
Faktor-faktor yang menghambat pengembangan kepribadian adalah
merupakan salah satu tindakan kita yang mengalami kegagalan. Dan untuk dapat
mengatasinya dengan cara mengoreksi pribadi kita masing-masing yang
mengalami rasa-rasa yang menjadi faktor penghambat pengembangan
kepribadian. Karena tanpa mengoreksi tidak mungkin kita dapat mengembangkan
diri kita sendiri.
Setiap manusia, termasuk diri kita dikaruniai pribadi yang sangat unik,
yang memiliki kelebihan dan kekurangan. Selain itu kita juga dikaruniai
kemampuan untuk membangun pribadi sehingga kita dapat mengembangkan diri.
Yang perlu kita kembangkan tentu saja adalah pribadi yang menyenangkan baik
untuk diri sendiri maupun orang lain.Pribadi yang menyenangkan sangat kita
butuhkan untuk membangun langkah-langkah keberhasilan dalam hidup, baik itu
keberhasilan dalam pekerjaan, bisnis, karier, maupun keluarga. Sebaliknya,
pribadi yang membosankan yang ”tidak dapat dikenal” orang lain, akan
menghadapi kesulitan dalam mengembangkan diri. Termasuk hambatan dalam
mengembangkan kesuksesan dalam setiap bidang kehidupan. Oleh karena itu,
tidak ada pilihan lain, selain membangun pribadi yang menyenangkan;
menyenangkan bagi diri sendiri, juga bagi orang lain, terutama orang-orang
terdekat, rekan kerja, atasan, klien dan orang-orang yang membutuhkan
pertolongan kita.
Jadi kunci proses pengembangan diri adalah mengenal diri sendiri. Ini
tidak hanya berlaku bagi keberhasilan di bidang karier, melainkan juga di
berbagai bidang kehidupan lainnya, termasuk keluarga, sosial masyarakat, dan
spiritual.

2. Deskripsi Diri

Menerima diri sendiri adalah suatu sikap memandang, melihat sebagaimana


adanya dan menerima secara baik disertai rasa percaya diri dan bangga, sambil
terus berusaha demi kemajuan dirinya. Suatu sikap memandang, melihat
sebagaimana adanya dan menerima secara baik disertai rasa percaya diri dan
bangga, sambil terus berusaha demi kemajuan dirinya. Mencintai diri sendiri,
keluarga, lingkungan, dan atribut dalam hidup ini memang susah-susah, gampang.
karena ternyata ada sebagian orang yang memandang bahwa hidup ini adalah
proses, ada juga yang memandang bahwa hidup haruslah “result oriented”, hasil

Modul Character Building 1 – AMI BSI Pontianak 26


harus real, nyata dan ada juga yang menggabungkan keduanya. Sepertinya tidak
ada yang salah dengan pilihan-pilihan itu, bukankah inilah yang membuat cerita
hidup jadi makin seru. Apapun pilihannya, semoga pilihan itu selalu mendekatkan
kita pada sang pencipta.
Lalu apa hubungannya dengan mencintai diri sendiri? Mencintai diri sendiri
di sini sebenarnya lebih dimaksudkan kepada penerimaan atas diri sendiri, atas
keadaan/kondisi, strenght and weakness, begitupun juga kejadian dan sejarah
dalam hidup. Kita sebut saja self acceptance ya. Harapannya, dengan menerima
diri kita sendiri sepenuhnya kita bisa selalu bersyukur Sang Pencipta.
Menjadi diri sendiri artinya menerima setiap kekurangan ataupun kelebihan
dalam diri kita. Banyak sekali orang yang tak mau menerima identitasnya sendiri,
entah itu dari segi fisik, emosional, maupun ekonomi. Sungguh miris. Ketika
seseorang menolak untuk menerima dirinya sendiri, sudah dipastikan mereka
tidak akan merasakan kehidupan yang sebenarnya. Mereka akan selalu
membohongi jiwa mereka
Merasa tertekan karena harus menyesuaikan diri berdasarkan apa yang
orang lain inginkan. Merasa rendah diri karena tidak dapat meraih apa yang orang
lain raih. Terus meratapi nasib, mungkin sempat berpikir bahwa ini karena
takdir. Pikiran menjadi tertutup karena terus menerus memikirkan bagaimana
caranya agar mencapai lebih dari orang lain capai namun ujungnya tetap sama
karena kenyataannya hal itu masih jauh di ujung sana. Jangan lupakan tentang diri
kita sendiri, kita diciptakan dan tumbuh dengan minat, bakat, motivasi,
pengetahuan yang berbeda. Kita tidak mungkin menjadi sama seperti mereka.
Kitalah yang harus memahami dan menerimanya. Jika kita menerimanya
maka kita akan mendapatkan beberapa hal yang dapat manfaat untuk hidup kita
kedepannya. Menerima diri dapat dimengerti sebagai suatu sikap memandang diri
sendiri sebagaimana adanaya dan memperlakukannya secara baik disertai rasa
senang serta bangga sambil terus mengusahakan kemajuannya.
Menerima diri sendiri memerlukan kesadaran dan kemauan melihat fakta-fakta
yang ada pada diri kita, baik secara fisik maupun psikis, menyangkut berbagi
kekurangan dan ketidaksempurnaan yang ada, menerimanya secara total tanpa
kekecewaan. Pernyataan ini tidak dimaksudkan bahwa kita perlu memiliki
kemauan untuk melakukan perubahan atau perbaikan, berlaku pasif dan pasrah
menerima nasib, tetapi menerima diri harus dianggap sebagai suatu prakondisi
menuju perubahan demi kebaikan lebih lanjut dari diri sendiri. Karena kita adalah
kita seperti apa adanya. Tetapi kita tidak terus seperti itu, kita harus berkembang.
Oleh karena itu, kita sebaiknya mengembangkan sikap menerima diri sendiri dan
mengembangkan potensi-potensi baik yang kita miliki. Kita harus melakukan
sesuatu untuk hidup kita, karena kita sendirilah yang dapat mengubah hidup kita,
dan bukan orang lain.
Dalam hidup ini kita semua pernah merasakan tekanan-tekanan batin akibat
kesalahan atau kekurangan seperti kesalahan dalam berbicara, dalam bertingkah
laku dan sebagainya, yang membuat kecewa dan menjadikan kita kurang
menghargai diri sendiri.
Menghargai diri sendiri dapat diartikan suatu sikap menghormati dan
menjaga diri sendiri, tidak membiarkannya terlantar dan menjadi beban orang
lain, serta tidak membiarkannya diperalat atau dimanipulasi oleh orang lain.

Modul Character Building 1 – AMI BSI Pontianak 27


menerima diri sendiri merupakan suatu proses yang harus diusahakan atau
diperjuangkan. Butuh kerja keras untuk menerima diri apa adanya. Tujuannya
adalah supaya memiliki pertumbuhan mental yang baik, mampu menerima orang
lain apa adanya, menjalin relasi interpersonal yang lebih baik, serta dapat
menikmati hidup.
Adapun kekuatan deskripsi diri sebagai berikut :
1. Orang yang melakukan suatu hal yang baru dan berani dengan tekad besar
untuk menguasainya [ADVENTUROUS].
2. Penuh kehidupan,sering menggunakan isyarat tangan, lengan,wajah secara
hidup [ANIMATED].
3. Mudah menyesuaikan diri dan senang dalam situasi [ADAPTABLE].
4. Suka menyelidiki bagian-bagian hubungan yang logis dan semestinya
[ANALYTICAL].
5. Melakukan sesuatu sampai selesai sebelum memulai lainnya
[PERSISTENT]
6. Penuh kesenangan dan selera humor yang baik [PLAYFUL]
7. Meyakinkan orang dengan logika dan fakta,bukannya pesona atau
kekuasaan [PERSUASIVE]
8. Tampak tidak terganggu dan tenang serta menghindari setiap kekacauan
[PEACEFULL]
9. Dengan mudah menerima pandangan atau keinginan orang lain tanpa
banyak perlu mengemukakan pendapatnya sendiri [SUBMISSIVE]
10. Bersedia mengorbankan dirinya demi atau untuk memenuhi kebutuhan
orang lain [SELF-SACRIFICING]
11. Orang yang memandang bersama orang lain sebagai kesempatan untuk
bersikap manis dan menghibur,bukannya sebagai tantangan atau
kesempatan bisnis [SOCIABLE]
12. Orang yang yakin akan caranya sendiri [STRONG-WILLED]
13. Menghargai keperluan dan perasaan orang lain [CONSIDERATE]
14. Mempunyai perasaan emosional tetapi jarang memperlihatkannya
[CONTROLLED]
15. Mengubah setiap situasi,kejadian,atau permainan menjadi kontes dan
selalu bermain untuk menang ! [COMPETITIVE]
16. Bisa merebut hati orang dengan pesona kepribadiannya [CONVINCING]
17. Memperbaharui dan membantu atau membuat orang lain merasa senang
[REFRESHING]
18. Memperlakukan orang lain dengan rasa segan,kehormatan dan
penghargaan [RESPECTFULL]
19. Menahan diri dalam menunjukkan emosi atau antusiasme [RESERVED]
20. Bisa bertindak cepat dan efektif dalam segala situasi [RESOURCEFULL]
21. Orang yang mudah menerima keadaan atau situasi apa saja [SATISFIED]
22. Secara intensif memperhatikan orang lain dan apa yang terjadi
[SENSITIVE]
23. Orang mandiri yang sepenuhnya mengandalkan kemampuan, penilaian,
dan sumber daya dirinya [SELF-RELIANT]
24. Penuh kehidupan dan gairah [SPIRITED]
25. Memilih untuk mempersiapkan aturan-aturan yang terinci sebelumnya dlm
menyelesaikan proyek atw target,dan lebih menyukai keterlibatan dng

Modul Character Building 1 – AMI BSI Pontianak 28


tahap2 perencanaan & produk jadi,bukannya melaksanakan tugas
[PLANNER]
26. Tidak terpengaruh oleh penundaan,tetap tenang dan toleran [PATIENT]
27. Mengetahui segala-segalanya beres kalau dia yang memimpin
[POSITIVE]
28. Mendorong atau memaksakan orang lain mengikuti, bergabung, atau
menanam investasi melalui pesona kepribadiannya [PROMOTER]
29. Yakin,jarang-jarang goyah [SURE]
30. Memilih agar semua kehidupan merupakan kegiatan yang impulsif,tidak
dipikirkan lebih dahulu dan tidak di hambat oleh rencana
[SPONTANEOUS]
31. Membuat dan menjalankan rencana sehari-hari, tidak menyukai
rencananya terganggu [SCHEDULED]
32. Pendiam, tidak mudah terbawa kedalam sebuah percakapan [SHY]

Dalam mendeskripsikan diri dapat dilakukan dengan menggunakan metode


MBTI. Diantara sekian banyak tes kepribadian yang paling akurat dan paling
banyak digunakan adalah MBTI (Myers Brigss Type Indicator). MBTI
dikembangkan oleh Katherine Cook Brigss dan Isabel Brigss Myers berdasarkan
teori kepribadian dari Carl Gustav Jung. MBTI bersandar pada empat dimensi
utama yang saling berlawanan. Masing-masing memiliki sisi positif dan sisi
negatif. Berikut gambar empat skala kecenderungan MBTI adalah :
1. Ekstrovert (E) vs. Introvert (I)
Dimensi IE untuk melihat orientasi energi apakah ke dalam atau keluar.
Ekstrovert artinya pribadi yang menyukai dunia luar. Tipe kepribadian ini
senang bergaul, menyenangi interaksi sosial, menyukai aktivitas dengan orang
lain dan berfokus pada dunia luar. Sebaliknya, tipe introvert adalah pribadi
yang menyukai dunia dalam (diri sendiri). Tipe ini suka menyendiri, merenung,
membaca, menulis dan tidak terlalu menyukai pergaulan dengan banyak orang.
Individu dengan tipe kepribadian ini mampu bekerja sendiri, berkonsentrasi
dan fokus. Tipe kepribadian ini bagus dalam pekerjaan pengolahan data dan
back office
2) Sensing (S) vs. Intuition (I)
Dimensi SI melihat bagaimana individu memproses data. Sensing memproses
data dengan cara bersandar pada fakta yang konkrit, praktis, realistis dan
melihat data apa adanya. Sensing menggunakan pedoman pengalaman dan data
konkrit serta memilih cara-cara yang sudah terbukti. Individu tipe kepribadian
ini fokus pada masa kini atau hal-hal apa saja yang bisa diperbaiki pada masa
sekarang ini. Individu sensing bagus dalam perencanaan teknis dan detil
aplikatif. Tipe intuition memproses data dengan melihat pola dan hubungan ,
pemikir abstrak, konseptual serta melihat bagaimana kemungkinan yang bisa
terjadi. Tipe intuition berpedoman pada imajinasi, memilih cara unik dan
berfokus pada masa depan atau apa yang akan dicapai pada masa mendatang.
Tipe ini inovatif, penuh insprasi dan ide unik, bagus untuk penyusunan konsep,
ide dan visi jangka panjang.
3) Thinking (T) vs. Feeling (F)
Dimensi ketiga melihat bagaimana seseorang dapat mengambil keputusan.
Thinking adalah selalu menggunakan logika dan melakukan analisa dalam

Modul Character Building 1 – AMI BSI Pontianak 29


mengambil keputusan, cenderung berpusat pada tugas dan objektif. Terkesan
kaku dan keras kepala, menerapkan prinisip dengan konsisten dan bagus untuk
melakukan analisa serta menjaga prosedur atau standar. Sementara feeling
adalah tipe kepribadian yang melibatkan perasaan, empati, serta nilai-nilai
yang diyakini pada saat pengambilan keputusan. tipe ini berorientasi pada
hubungan dan subjektif. Bersifat akomodatif tetapi lebih terkesan memihak,
empatik dan menginginkan harmoni dan bagus dalam menjaga keharmonisan
dan memelihara hubungan.
4) Judging (J) vs. Perceiving (P)
Dimensi terakhir melihat bagaimana derajat fleksibilitas seseorang. Judging
pada hal ini bukanlah judging untuk menghakimi, namun pada hal ini bertumpu
pada rencana yang sistemis, senantiasa berfikir dan bertindak teratur. Tipe
judging tidak suka akan hal-hal mendadak atau diluar perencanaan. Individu
tipe ini bagus dalam penjadwalan, penetapan struktur dan perncanaan step by
step. Tipe perceiving adalah mereka yang bersifat spontan, adaftif dan
bertindak secara acak untuk melihat berbagai peluang yang muncul. Perubahan
mendadak bukanlah suatu masalah bagi bagi tipe ini. Bagus dalam menghadapi
perubahan dan situasi mendadak.
Berikut ini adalah kegunaan dari Myer-Brigss Type indicator adalah :
a. Bimbingan Konseling : Test ini sangat berguna untuk pengembangan karier.
Test ini dapat juga digunakan untuk panduan untuk memilih jurusan di
perguruan tinggi atau bakan profesi yang sesuai dengan kepribadian.
b. Pengembangan diri : Dengan test ini individu dapat melihat kelbihan dan
kekurangan yang terdapat dalam diri sendiri. Individu dapat lebih fokus untuk
mengembangkan kelebihan kita dan memperbaiki sisi negatif dalam diri.
c. Memahami orang lain dengan cara yang lebih baik : Test ini juga dapat
memperbaiki hubungan dan cara pandang individu terhadap orang
disekitarnya. Individu akan dapat memahami dan meneerima perbedaan yang
dimiliki oleh orang lain.
16 Tipe Kepribadian Menurut Myer-Brigss Type Indicator Test
Berikut ini merupakan gambar 16 tipe kepribadian yang telah dideskripsikan
menurut Myers-Brigss Type Indicator Test.

Modul Character Building 1 – AMI BSI Pontianak 30


Gambar 2.1
Myers-Brigss Type Indicator Test
Keterangan :
1. ISTJ (Bertanggung jawab)
a. Serius tenang dan stabil
b. Senang pada fakta, logis dan objektif
c. Pendengar yang baik, setia hanya mau berbagi pada orang terdekat
d. Memegang aturan, standart dan prosedur yang telah ditetapkan
2. ISFJ (Setia)
a. Penuh pertimbangan, hati-hati, teliti dan akurat
b. Serius, tenang, stabil dan sensitive
c. Punya kemampuan mengorganisasi, detail, sangat bertanggung jawab dan
dapat diandalkan
3. ISTP (Pragmatis)
a. Tenang, pendiam, cenderung kaku, dingin
b. Logis, rasional, kritis dan objektif
c. Mampu menghadapi perubahan dengan cepat dan tenang
d. Mampu menganalisa, mengorganisir dan mendelegasikan.
4. ISFP (Artistik)
a. Berpikir simple, praktis, fleksibel, sensitif dan ramah
b. Menghindari konflik, tidak memaksakan pendapat atau nilai-nilainya pada
orang lain
c. Biasanya tidak mau memimpin, tetapi menjadi pelaksana atau pengikut
yang setia
d. Menunjukkan perhatian lebih banyak melalui tindakan dibandingkan kata-
kata
5. INFJ (Reflektif)
a. Perhatian, empati, sensitif dan berkomitmen pada sebuah hubungan
b. Sukses karena ketekunan, originalitas dan total dalam mengerjakan tugas
untuk mendapatkan hasil terbaik
c. Idealis, perfeksionis, memegamg teguh prinsip

Modul Character Building 1 – AMI BSI Pontianak 31


d. Visioner, penuh ide dan kreatif
6. INTJ (Independen)
a. Visioner, punya perencanaan praktis, dan biasanya memiliki ide-ide
originalitas serta dorongan yang kuat untuk mencapainya.
b. Mandiri dan percaya diri
c. Punya kemampuan yang baik dalam menganalisa sesuatu
d. Skeptis, kritis, logis dan kadang-kadang keras kepala
e. Punya keinginan untuk berkembang dan lebih maju dari orang lain
7. INFP (Idealis)
a. Sangat perhatian dan peka dengan perasaan orang lain
b. Penuh dengan antusiasme dan kesetian kepada orang terdekatnya saja
c. Cenderung idealis dan perfeksionis
8. INTP (Konseptual)
a. Sangat menghargai intelektualitas dan pengetahuan
b. Suka memecahkan masalah dengan logika dan analisa
c. Lebih suka bekerja sendiri
d. Cenderung kritis, skeptis, pesimis dan mudah curiga pada orang lain
9. ESTP (Spontan)
a. Spontan, aktif, enerjik , cekatan, sigap dan antusias
b. Kominukator, asertif, memiliki interpersonal skill yang tinggi
c. Mampu menghadapi masalah, konflik dan kritik
d. Mudah beradaptasi, toleran dan konservatif tentang nilai-nilai
10. ESFP (Murah hati)
a. Mudah berteman, bersahabat , ramah , hangat dan menyenangkan
b. Optimis, ceria dan suka menjadi pusat perhatian
c. Mempunyai interpersonal skill yang baik dan mudah simpatik
d. Menghindari konflik dan menjaga keharmonisan suatu hubungan
11. ENFP (Optimis)
a. Ramah, hangat, enerjik
b. Imaginatif, penuh ide, kreatif dan inovatif
c. Pandai berkomunikasi, senang bersosialisasi dan membawa suasana positif
12. ENTP (Inovatif)
a. Gesit, kreatif, cerdik dan logis
b. Fleksibel, mempunyai banyak cara menghadapi tantangan
c. Kurang konsisten, cenderung melakukan pekerjaan baru yang lebih
menarik daripada yang sebelumnya
d. Punya keinginan kuat untuk mengembangkan diri
13. ESTJ (Konservatif)
a. Praktis, realistis dan cenderung berpegang pada fakta
b. Sangat sistematis
c. Cenderung kaku dalam mengerjakan suatu tugas
d. Disiplin dan pekerja keras
14. ESFJ (Harmonis)
a. Hangat, banyak berbicara dan biasanya populer
b. Teliti dan rajin
c. Santai dalam mengerjakan sesuatu dan sederhana
d. Selalu melakukan sesuatu yang manis bagi orang lain tanpa memikirkan
diri sendiri

Modul Character Building 1 – AMI BSI Pontianak 32


15. ENFJ (Meyakinkan)
a. Kreatif, imajinatif, peka dan sensitif
b. Pandai bergaul, meyakinkan, ramah
c. Menyukai variasi dan tantangan baru
d. Butuh apresiasi dan penerimaan
16. ENTJ (Pemimpin alami)
a. Dominan, kuat kemauannya, perfeksionis
b. Tangguh, disiplin dan sangat menghargai komitmen
c. Berbakat pemimpin
d. Cenderun menutupi perasaan dan menyembunyikan kelemahan

3 Bahaya Menolak diri sendiri


Penolakan terhadap diri sendiri banyak bersumber dari kekecewaan dan
ketidakpuasan terhadap diri sendiri. Akibatnya, seseorang dalam banyak hal
menyembunyikan dirinya yang sebenarnya di balik penampilannya yang semu.
Menolak diri dapat muncul dalam bentuk perlakuan negatif terhadap dri sendiri,
seperti: tidak jujur pada diri sendiri, menyembunyikan kegagalan, mencari-cari
alasan di luar dirinya, berupaya dengan cara agar menjadi pusat perhatian, dan
sebagainya. Jadi menolak diri dapat diungkapkan seperti: tidak menerima
kenyataan diri sendiri, tidak jujur pada diri sendiri, menyembunyikan kegagalan,
mencari-cari alasan di luar diri sendiri, ingin menjadi pusat perhatian,
membanggakan prestasi orang lain, melempar kesalahan, dan membenci diri
sendiri.
Menurut Andrew Matthew dalam bukunya Being Happy Teenager
mengatakan bahwa: Biasanya orang yang menolak diri sendiri menerapkan salah
satu dari dua strategi yaitu: Sering mengritik orang lain dan sering mengritik diri
sendiri.
Setelah mengetahui apa itu menolak diri dan bagaimana ciri orang yang
menolak diri, maka pada bagian berikut akan kita tinjau akibat yang timbul dari
sikap menolak diri sendiri.
1. putus asa yang disebabkan karena kita hanya menghakimi diri sendiri bahwa
kita adalah orang yang jelek, gagal, bernasib buruk dan sebagainya.
2. kecewa dengan diri sendiri yang disebabkan karena kita sering
membandingkan kelemahan-kelemahan kita dengan kelebihan-kelebihan orang
lain, dan tidak bersyukur atas apa yang kita miliki dalam diri kita.
3. bunuh diri yang disebabkan karena kita tidak memberi kesempatan kepada diri
kita untuk berkembang mencapai kondisi terbaik yang dapat dicapai. Lalu kita
mencari jalan pintas untuk mengakhiri hidup sendiri, karena merasa tidak
memiliki sesuatu yang dibanggakan.
Sedangkan ciri-ciri menolak diri yang pertama adalah sering mengeritik
orang lain. Orang seperti ini akan berpikir bahwa dengan mengeritik orang lain,
dia merasa lebih baik terhadap dirinya sendiri. Terkadang dia tidak menyadari
mengapa melakukanya. Oleh karena itu tetep berpikir positif terhadap kritikan.ciri
yang kedua sering mengeritik diri sendiri. Orang seperti ini akan berpikir bahwa
dengan mengeritik diri sendiri, orang lain akan membalas dengan memujinya, dan
itulah yang dia harapkan, ketiga adalah Putus asa. Hal ini disebabkan karena kita
selalu menghakimi diri sendiri bahwa kita kurang beruntung, jelek, gagal,
bernasib buruk, kita selalu merasa bahwa kita tidak memiliki kemungkinan untuk

Modul Character Building 1 – AMI BSI Pontianak 33


bernasib baik. Keempat adalah Kecewa dengan diri sendiri. Hal ini karena kita
sering membanding-bandingkan kelemahan-kelemahan kita dengan kelebihan-
kelebihan orang lain, sehingga kita kurang bersyukur atas apa yang sudah kita
miliki dalam diri kita, dan yang terakhir bunuh diri.Hal ini dikarenakan kita tidak
memberi kesempatan pada diri sendiri untuk berkembang mencapai hasil yang
maksimal dalam setiap usaha kita, sehingga yang ada hanyalah rasa putus asa dan
kita mencari jalan pintas untuk mengahiri hidup karena merasa tidak bisa
memiliki sesuatu yang bisa dibanggakan.
Mengapa seseorang sulit menerima dirinya sendiri? Tidak pernah puas
dengan apa yang diperoleh dan dimilikinya? Tidak pernah menghargai usahanya
sendiri bahkan usaha orang lain? Banyak kemungkinan yang menyebabkan
seseorang sulit untuk menerima diri sendiri. Barangkali anda berasal dari keluarga
dimana orang tua lebih sering mengkritik anak-anaknya ketimbang memuji. Anda
tumbuh menjadi orang yang tidak terbiasa untuk cepat puas, selalu merasa kurang,
dan akhirnya sulit untuk menerima diri sendiri bila ada kekurangan di dalamnya.
Apa pun kondisi anda di masa lalu, saat ini sebagai seseorang yang ingin maju
dan berkembang, anda dituntut untuk dapat menerima diri sendiri.
Kita harus melakukan sesuatu untuk hidup kita, karena kita sendirilah yang
dapat mengubah hidup kita, bukanlah orang lain
Salah satu hal yang membantu kita menerima diri sendiri adalah dengan
menghargai diri sendiri. Bentuk-bentuk dari sikap menghargai diri sendiri adalah
dengan menjauhkan diri dari tindakan-tindakan tercela. Mengembangkan perasaan
yang kuat terhadap menghargai diri sendiri dapat membantu Anda
memaksimalkan potensi Anda, mengembangkan hubungan yang sehat, dan
membuat semua orang di sekitar Anda melihat Anda sebagai seseorang yang patut
untuk dihormati. Jika Anda benar-benar ingin menghormati diri sendiri, Anda
harus menerima diri Anda sendiri, dan berusaha menjadi seseorang yang Anda
impikan. Berusahalah memahami cara untuk merasa bahagia dengan diri sendiri
dan buatlah agar orang lain memperlakukan Anda dengan pantas. Salah satu
penghalang seseorang untuk menghargai diri sendiri adalah rasa rendah diri, yang
dapat dimengerti sebagai suatu sikap negatif memandang diri sendiri rendah.
Orang yang rendah diri senantiasa dikejar-kejar oleh kekurangan-kekurangan
yang menghantui, baik kekurangan itu sungguh-sungguh ada ataupun hanya
karena dibayangkan oleh diri kita sendiri. Adapaun cara menghargai diri sendiri
adalah sebagai berikut:
1. Kenali dan pamahi diri sendiri, semakin mampu Anda melihat dan menghargai
betapa uniknya diri Anda, dan Anda juga akan makin menghormati diri sendiri.
2. Memaafkan diri sendiri. Jika Anda ingin menghargai diri sendiri, maka Anda
harus bisa memaafkan diri sendiri untuk hal-hal yang telah Anda lakukan di
masa lalu yang tidak membanggakan. Akuilah bahwa apa yang Anda lakukan
adalah salah, minta maaf terhadap orang lain jika dibutuhkan, dan kembali
melangkah lagi
3. Menerima diri sendiri. Buatlah diri Anda merasa nyaman dengan diri sendiri,
belajar untuk mengasihi dan menerima diri Anda apa adanya.
4. Membangun rasa percaya diri. Membangun rasa percaya diri membutuhkan
banyak usaha, tetapi melakukan beberapa hal sederhana setiap harinya dapat
membantu Anda memulainya

Modul Character Building 1 – AMI BSI Pontianak 34


5. Bersikap positif. Sikap positif dapat membuat atau menghancurkan kesuksesan
Anda, serta pikiran Anda mengenai diri sendiri
6. Berhentilah bersaing dengan semua orang. Salah satu alasan Anda mungkin
kurang menghargai diri sendiri dikarenakan Anda merasa bernasib kurang
beruntung.
7. Jangan iri hati. Berhentilah berharap Anda memiliki apa yang dimiliki oleh
orang lain dan berusahalah untuk mencapai apa yang benar-benar Anda
inginkan.
8. percayalah pada keputusan. Anda harus percaya pada keputusan yang Anda
buat. Pertahankan keyakinan Anda dengan teguh dan berusahalah untuk
memahami diri sendiri untuk mengetahui apa yang benar-benar membuat Anda
bahagia.
9. Belajarlah untuk menerima kritikan. Jika seseorang memberi masukan yang
membantu dan bersifat membangun, evaluasi apa yang mereka katakan. Anda
akan dapat menggunakan masukan tersebut untuk memperbaiki diri. Kritik
yang membangun dapat membantu Anda mencapai tujuan untuk menjadi
seseorang yang lebih baik
10. Jangan biarkan orang lain menghasut Anda. kebahagiaan dan kepuasan diri
harus datang dari diri sendiri. Jangan biarkan orang lain memberitahu siapa diri
Anda, membuat Anda merasa kecil, atau membuat Anda mempertanyakan
keyakinan Anda. Jika Anda ingin menghargai diri sendiri, maka Anda harus
percaya bahwa Anda telah mengambil keputusan yang benar, dan belajar untuk
membiarkan para pembenci untuk membenci Anda.
Adapun faktor-faktor penyebab orang tidak menghargai diri penghalang
seseorang untuk tidak menghargai diri sendiri adalah rasa rendah diri, yang dapat
dimengerti sebagai suatu sikap negatif memandang diri sendiri rendah. Orang
yang rendah diri senantiasa dikejar-kejar oleh kekurangan-kekurangan yang
menghantui, baik kekurangan itu sungguh-sungguh ada ataupun hanya karena
dibayangkan oleh diri kita sendiri. Faktor dari luar mengapa seseorang tidak
mampu menghargai dirinya sendiri karena orang disekitarnya telah memberikan
stereotip bahwa dia orang yang tidak baik. Sehingga pandangan orang tersebut
akan melekat pada dirinya yang akan berakibat memandang rendah dirinya
sendiri. Selain itu kebiasan orang tua, baik positif atau negatif, dapat
mempengaruhi perkembangan kebiasaan-kebiasaan yang sama dari persepsi diri
pada anak-anak mereka.

4. Menjadi diri sendiri


Mengenal diri sendiri adalah awal kebenaran.socrates mengistilahkannya
dengan GNOOTI SEAUTON,(know your self).orang perlu mengenal siapa
dirinya yang sebenarnya sehingga ia mengenal kebenaran.
kebenaran itu merupakan kacamata atau frame yang membuat orang mampu
berkomunikasi dengan orang lain secara otentik tanpa kepalsuan,tanpa topeng.
Orang yang telah mengenal dirinya akan mudah mengenal orang lain, karen
mampu memahami orang lain, maka mampu menyesuaikan dirinya dengan
berbagai gaya (style) orang yang berbeda. jadinya menjadi orang yang cerdas
secara personal (PQ).
Mengenal diri berarti memahami fisiknya,kepribadian,watak dan tempramen,
mengenal bakat-bakat alamiah yang di milikinya serta punya gambaran atau

Modul Character Building 1 – AMI BSI Pontianak 35


konsep yang jelas tentang dirinya sendiri dengan segala kekuatan dan
kelemahannya.
Tujuan mengenal diri adalah agar seseorang dapat mengenal kenyataan dirinya
dan sekaligus kemungkinan-kemungkinannya serta di harapkan mengetahui peran
apa yang harus dia mainkan untuk mewujudkannya. Sebaliknya oreang yang tidak
mengenal dirinya sendiri tidak mengetahui apa yang harus di kerjakan dan di
kembangkannya serta tidak memahami posisi diri akan membuatnya sulit
mengarahkan diri kepada tujuan hidupnya, sehigga gagal dalam pergumulan
hidupnya. Ada beberapa cara untuk mengenal diri diantaranya:
1. bersikap terbuka (open minded) terhadap kritik saran orang lain,dan mau
menerima apa adanya demi perkembangan dirinya,tidak defensive.
2. melalui penelusuran bakat dan kepribadian
3. melalui pengalaman sehari-hari melalui kebersamaan dengan orang lain
4. melalui refleksi dan perenungan diri pribadi merumuskan potret diri
sendiri.
Pengenalan akan fisik menyadarkan diri untuk menerima diri apa adanya
dengan penerimaan diri orang bisa sukses karena ia mau mengembangkan diri
berangkat dari yang ada padanya tidak menyalahkan keadaan fisiknya kemudian
menjadi percaya diri mampu berusaha menjadi berkah bagi masyarakat dan
sesama.

5. Integritas diri

Integritas diri adalah Suatu pemahaman tentang terwujudnya


perkembangan yang seimbang dan sinergis atas berbagai dimensi
diri.Terwujudnya perkembangan diri pribadi secara utuh, tanpa satu pun aspek
atau dimensi yang terabaikan.Adanya perhatian yang seimbang, tepat dan
proporsional terhadap semua dimensi diri.
Dimensi yang paling nyata dalam diri manusia, dalam arti dapat dilihat,
diraba, dipegang, dan sebagainya. Dimensi ini berkaitan dengan hal-hal bersifat
material dengan kebutuhan utama makan, sandang dan papan.Dimensi
jiwa/psikisMerupakan dimensi dasar kedua dari manusia yang hakekatnya adalah
aspek kejiwaan yang meliputi pemikiran, inteligensi, hal-hal yang berkaitan
dengan emosi, unsur-unsur kerohanian atau hal-hal yang mencakup unsur batiniah
lainnya. Dimensi jiwa/psikis memiliki tiga unsur yaitu:
1.Kecerdasan Intelektual (IQ = Intellectual Quotient)
Dikaitkan dengan kecerdasan otak, pemikiran rasional dan logis, serta
dihubungkan secara ketat dengan ranking akademis.Diillustrasikan dengan
komputer, yang memiliki tingkat “IQ” yang tinggi, dapat beroperasi secara cepat,
hampir tanpa kesalahanBerada di wilayah otak, merupakan bawaan lahir,
cenderung bersifat seri dan mekanistis.
2.Kecerdasan Emosional (EQ) = Emotional Quotient
Lebih banyak menyumbang bagi kesuksesan seseorangMerupakan kemampuan
untuk memotivasi diri, yang membuat bertahan menghadapi frustrasi, dapat
mengendalikan dorongan hati, tidak melebih-lebihkan kesenangan, mampu
mengatur suasana hati, dan menjaga agar beban stres tidak melumpuhkan
kemampuan berpikir.Yang memampukan orang dapat bekerjasama, dapat bekerja
di bawah tekanan, serta mampu melakukan hal-hal yang sulit dan berat sekali

Modul Character Building 1 – AMI BSI Pontianak 36


pun.Peranannya cukup penting karena emosional lebih berpengaruh terhadap diri
sendiri dibandingkan dengan IQ. Jika IQ tinggi belum tentu dapat berhasil jika
tidak diimbangi dengan penguasaan EQ yang matang.
3.Kecerdasan Spiritual (SQ) = Spiritual Quotient
Sebagai Spiritual Intelligence, bahkan disebut sebagai The Ultimate
Intelligence.Merupakan pikiran yang terilhami, pengetahuan akan kebenaran yang
paling dalamDapat juga dipahami sebagai kekuatan intuisi yang tajam, yang
mampu melihat jauh ke depan atau lebih dalam.Yang membuat orang: hidup lebih
toleran, terbuka dan jujur, berlaku adil dan penuh cinta, mampu meraih
kebahagiaan spiritual.
Dimensi Sosial walau tidak semudah untuk menerima dua dimensi
terdahulu (badan-jiwa, fisik-psikis) sebagai dimensi esensial diri manusia, namun
dimensi sosial sudah semakin dipahami dan diakui sebagai satu dimensi dasariah
kehidupan manusia di dunia ini.Kebutuhan-kebutuhan yang berkaitan dengan
dimensi sosial manusia meliputi kebutuhan akan penerimaan, dicintai dan
mencintai, pengakuan dan persahabatan serta segala bentuk hubungan sosial
lainnya.
Adapun manfaat dari integritas diri yang pertama secara fisik kita akan
merasa sehat dan bugar, yang kedua secara intelektual otak kita terlatih berpikir
secara ilmiah, yang ketiga secara emosional kita menjadi manusia yang
termotivasi, mampu menyesuaikan diri terhadap situasi apa pun, keempat secara
spiritual kita mampu memaknai berbagai pengalaman kita, mampu melihat
berbagai fenomena kehidupan dalam perspektif yang lebih dalam, utuh dan
menyeluruh dan yang kelima secara sosial kita semakin mampu membangun
hubungan kemanusiaan
Dalam Meningkatkan Integritas Diri ada beberapa dimensi antara lain :
1. Dimensi fisik: Meningkatkan pemeliharaan dan kesehatan fisik (secara negatif
dan positif).
2. Dimensi intelektual: belajar terus menerus tentang hal-hal yang positif
3. Dimensi emosional: mengenal, membangun dan mengendalikan emosi diri.
4. Dimensi spiritual: memperdalam penghayatan religius dan pembinaan hati
nurani
5. Dimensi sosial: memberi perhatian yang semakin besar dan baik terhadap
sesama.
Pribadi yang terintegritas selalu tampil dengan fisik yang tampak segar
dan bugar, dapat diandalkan secara intelektual, tidak gampang terbawa emosi,
dapat hidup di berbagai situasi yang berbeda, bersikap arif dan bijaksana dalam
bertindak, memiliki kehidupan rohani yang mendalam, luwes dalam pergaulan,
orang lain merasa senang dan beruntung dapat bergaul dengan dia.

6. Mandiri, kreatif dan inovatif

Hidup mandiri, kreatif dan inovatif adalah sebuah wujud dari kematangan
pribadi, hanya orang yang mandiri yang mampu mengembangkan kreatifitas
bahkan inovasi. Banyak kemajuan di dunia ini terjadi karena adanya kreatifitas,
yang menghasilkan penemuan-penemuan baru di berbagai bidang
kehidupanHidup mandiri, kreatif dan inovatif akan memampukan kita

Modul Character Building 1 – AMI BSI Pontianak 37


berkontribusi banyak dalam kehidupan ini; mampu memikirkan kemungkinan dan
mewujudkannya.
Pengertian mandiri adalah suasana dimana seseorang mau dan mampu
mewujudkan kehendak atau keinginan dirinya yang terlihat dalam tindakan atau
perbuatan nyata guna menghasilkan sesuatu (barang atau jasa) demi pemenuhan
kebutuhan hidupnya dan sesamanya. Ciri-ciri mandiri adalah percaya diri, mampu
bekerja sendiri, menguasai keahlian dan ketrampilan yang sesuai dengan kerjanya,
dan menghargai waktuTanggung jawab
Mandiri terlihat jelas dalam dunia kerja. Orang mandiri umumnya dalam
kehidupan kemasyarakatan tampil sebagai manusia wiraswasta atau wirausaha
(enterpreneurship). Manusia mandiri akan mengembangkan cara berpikir positif,
memandang masa depan dengan penuh optimis, memiliki pengetahuan,
menguasai keterampilan dan memiliki kehendak yang kuat.Manfaat hidup
mandiriKemandirian disini bermakna bahwa saya dalam proses mengenal-
menerima dan mengembangkan diri tidak menggantungkan diri pada orang lain.
Saya menjadi independen, dengan itu saya tetap membangun hubungan sosial
dengan sesama manusia
Kreatif terbagi atas kreativitas yang umumnya dimiliki secara alamiah
seperti artistik, menulis buku, melukis, menggubah musik, dan
sebagainya.Kreativitas penemuan seperti yang dialami oleh Archimedes saat
keluar dari kamar mandinya dan berteriak “Eureka” atau saat lahirnya konsep
produk baru.Kreativitas umum yang memandang dunia sekitar dari sudut pandang
yang berbeda.
Ada beberapa pengertian yang dikemukakan para ahli antara lain:
Kreativitas adalah pemikiran kreatif merupakan penggabungan kembali batas-
batas pikiran. Kreativitas melibatkan energi pikiran, melibatkan penemuan dan
produktivitas yang antusias.Merupakan kemampuan seseorang untuk melahirkan
sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata, baik dalam bentuk
ciri-ciri aptitude (kemampuan berpikir kreatif) maupun non-aptitude (afektif), baik
dalam karya baru maupun kombinasi dengan hal-hal yang sudah ada, yang
semuanya itu relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya.
Sedangkan menurut David Cambell Ph.D; kreativitas adalah kegiatan
mendatangkan hasil dengan kandungan ciri inovatif, berguna dan dapat
dimengerti.James R Evan; kreativitas adalah ketrerampilan untuk menemukan
pertalian baru, melihat subjek dari perspektif baru dan membentuk kombinasi dari
dua atau lebih konsep yang telah ada dalam pikiran.Michael A. West; kreativitas
merupakan pernyataan pengetahuan dari berbagai bidang pengalaman yang
berkaitan untuk menghasilkan ide-ide baru dan lebih baik.
Utami Munandar (dalam Hawadi, 2001) menjabarkan ciri-ciri kemampuan
berpikir kreatif yaitu keterampilan berpikir lancar, definisi mencetuskan banyak
gagasan, jawaban, penyeleasaian masalah atau pertanyaan, memberikan banyak
cara atau saran untuk melakukan berbagai hal, selalu memikirkan lebih dari satu
jawaban, perilaku mengajukan pertanyaan, menjawab dengan sejumlah jawaban
jika ada pertanyaan, mempunyai banyak gagasan mengenai suatu masalah, bekerja
lebih cepat, dan dapat dengan cepat melihat kesalahan atau kekurangan pada suatu
objek atau situasi.
1. Keterampilan berpikir luwes (fleksibel) adalah menghasilkan gagasan,
jawaban atau pertanyaan yang bervariasi. dapat melihat suatu masalah dari

Modul Character Building 1 – AMI BSI Pontianak 38


sudut pandang yang berbeda-beda, mencari banyak alternatif atau arah
yang berbeda-bedaMampu mengubah cara pendekatan atau cara
pemikiran, perilaku memberikan macam-macam interpretasi terhadap
suatu gambar, cerita atau masalah, menerapkan suatu konsep atau asas
dengan cara yang berbeda-beda, jika diberi suatu masalah biasanya
memikirkan macam-macam cara yang berbeda untuk
memecahkannyaMampu mengubah arah berpikir dalam mambahas atau
mendiskusikan situasi selalu mempunyai posisi yang berbeda atau
bertentangan dari mayoritas kelompok.
2. Keterampilan berpikir rasional adalah mampu melahirkan ungkapan yang
baru dan unik, memikirkan cara yang tidak lazim untuk mengungkapkan
diri, mampu membuat kombinasi yang tidak lazim dari bagian-bagian atau
unsur-unsur, perilaku memikirkan masalah-masalah atau hal-hal yang
tidak pernah terpikirkan oleh orang lain, mempertanyakan cara-cara lama
dan berusaha memikirkan cara-cara yang baru, memiliki cara berpikikir
lain daripada yang lain, lebih senang mensistesis daripada menganalisa
situasi, memilih a-simetri dalam menggambarkan atau membuat desain.
3. Keterampilan memperinci atau mengelaborasi adalah mampu memperkaya
dan mengembangkan suatu gagasan atau produk, menambahkan atau
memperinci detil-detil dari suatu objek, gagasan atau situasi sehingga lebih
menarik, Perilaku Mencari arti yang lebih mendalam terhadap jawaban
atau pemecahan masalah dengan melakukan langkah-langkah yang
terperinci, Mengembangkan atau memperkaya gagasan orang lain,
Mencoba menguji detil-detil untuk melihat arah yang akan ditempuh,
Mempunyai rasa keindahan yang kuat sehingga tidak puas dengan
penampilan yang kosong atau sederhana, Menambahkan garis-garis atau
warna-warna dan detil-detil terhadap gambarnya sendiri atau orang lain.
4. Keterampilan menilai (mengevaluasi) adalah menentukan patokan
penilaian sendiri dan menentukan apakah suatu pertanyaan benar, suatu
rencana sehat atau suatu tindakan bijaksana, mampu mengambil keputusan
terhadap situasi yang terbuka, tidak hanya mencetuskan gagasan tetapi
juga melaksanakannya, perilaku memberikan pertimbangan atas dasar
sudut pandangnya sendiri, menganalisis masalah atau penyelesaian secara
kritis dengan selalu menanyakan“mengapa?”Mempunyai alasan yang
dapat dipertanggungjawabkan untuk mencapai suatu keputusan, pada
waktu tertentu tidak menghasilkan gagasan tetapi menjadi peneliti atau
penilai yang kritis, Merancang suatu rencana kerja dari gagasan-gagasan
yang tercetus.

Adapun Unsur-unsur dari Kreativitas sebagai berikut :


1. Percaya diri
Ada tiga jenis yaitu berkaitan dengan perilaku; percaya bahwa ia mampu
bertindak menyelesaikan pekerjaan, berkaitan dengan emosi; percaya bahwa ia
mampu mengendalikan emosi dalam bertindak pada orang lain. Rasa percaya diri
timbul pada pribadi seseorang bilamana orang yang bersangkutan mengenal
dirinya dan bertekad mengubah diri dalam menghadapi berbagai tantangan hidup.
Intuisi Pengetahuan batiniah yang memiliki daya visualisasi kreatif dimana
terletak daya cipta yang tak terbatas dalam diri kita. Seseorang yang mampu

Modul Character Building 1 – AMI BSI Pontianak 39


mengenal dan mengendalikan intuisi akan mampu bekerja secara kreatif dan
efektif di segala bidang.
2. Inovatif
Pada hakekatnya manusia inovatif adalah juga manusia kreatif, karena
inovatif hanya merupakan langkah lanjut dari kreatifitas. Ditandai oleh keberanian
untuk selalu mencoba walau beberapa kali mengalami kegagalan. Biasanya
memiliki inisiatif tinggi untuk mendorong kemajuan berkat kreativitasnya. Orang
yang selalu bertanya dan berusaha menemukan jawabannya, lebih senang
memusatkan perhatiannya pada jenis pekerjaan di laboratorium atau di pusat-pusat
penelitian dan pengembangan
Jiwa kreatif merupakan bawaan lahirJuga bisa muncul dan berkembang karena
tuntutan lingkungan, juga bisa diusahakan dengan sengaja, terdorong oleh
keinginan mau maju untuk memacu kreatifitas kita, kita dapat belajar dari orang-
orang yang telah mewujudkan hal mengesankan berkat kreatifitas mereka, dengan
melakukan hal-hal yang disenangi maka dapat menumbuhkan daya pikir yang
kreatif untuk melakukannya

Modul Character Building 1 – AMI BSI Pontianak 40


LATIHAN
Apa profil kepribadian/temperamen saya?
Bacalah sifat-sifat berikut dan tandailah setiap sifat dengan melingkari angka 10
untuk sifat-sifat yang paling jelas tampak dalam diri anda, dan angka 1 untuk
sifat-sifat yang paling kurang tampak dalam diri anda. Kemudian jumlahkan.

Sanguinis Kholeris
Periang, ramah 12345678910 Mantap 12345678910
Mudah patuh 12345678910 Berdiri sendiri 12345678910
Tulus 12345678910 Produktif 12345678910
Sikap Positif 12345678910 Tegas 12345678910
Hangat 12345678910 Praktis 12345678910
Cerewet 12345678910 Orientasi ke tujuan 12345678910
Bersemangat 12345678910 Optimis 12345678910
Jarang cemas 12345678910 Rela ambil resiko 12345678910
Berbelas kasihan 12345678910 Percaya diri 12345678910
Dermawan 12345678910 Rela memimpin 12345678910
Tidak disiplin 12345678910 Tak mudah bersimpati 12345678910
Mudah terpengaruh 12345678910 Tidak memahami orang 12345678910
Gelisah 12345678910 Memaksakan peraturan 12345678910
Tidak teratur 12345678910 Tidak suka memuji 12345678910
Tdk bertanggung jwab 12345678910 Suka menguasai 12345678910
Terus terang 12345678910 Mau menang sendiri 12345678910
Ingin menonjol 12345678910 Ingat diri sendiri 12345678910
Membesarkan masalah 12345678910 Bangga diri 12345678910
Penakut 12345678910 Licik 12345678910
Tidak produktif 12345678910 Kejam 12345678910

Jumlah Nilai ........../200 ……...% Jumlah Nilai ............/200 ……..…%

Melankholis Phlegmantis
Berbakat Alam 12345678910 Tenang, pendiam 12345678910
Suka menganalisis 12345678910 Mudah bergaul 12345678910
Perfeksionis 12345678910 Mudah disenangi 12345678910
Bertindak sesuai nurani 12345678910 Diplomatis 12345678910
Setia 12345678910 Efisien, teratur 12345678910
Nilai estetika 12345678910 Dipercaya, statbis, kuno 12345678910
Idealis 12345678910 Praktis 12345678910
Perasa 12345678910 Segan memimpin 12345678910
Suka berkorban 12345678910 Suka melucu 12345678910
Disiplin 12345678910 Tidak punya motivasi 12345678910
Pemurung 12345678910 Tidak bergairah 12345678910
Berpikir negatif 12345678910 Menghindari konflik 12345678910
Suka kritik 12345678910 Pengamat 12345678910
Menentang perubahan 12345678910 Egois 12345678910
Terlalu sadar diri 12345678910 Kikir/pelit 12345678910
Sukar diduga 12345678910 Keras kepala 12345678910
Pendendam 12345678910 Berhati-hati 12345678910

Modul Character Building 1 – AMI BSI Pontianak 41


Kurang percaya diri 12345678910 Sulit memutuskan 12345678910
Tidak ramah 12345678910 Takut mengembil resiko 12345678910
Teoritis 12345678910 Kuno 12345678910

Jumlah Nilai ........../200 ........... % Jumlah Nilai .........../200 ............ %

Untuk setiap jenis temperamen, jumlahkan angka-angka yang telah Anda


lingkari, lalu dibagi 200, kali 100. Hasil itu menunjukkan bahwa dari keseluruhan
sifat-sifat yang terkandung dalam temperamen tersebut, anda memiliki sekian
persen diantaranya.
Kalau mau tahu persentasi setiap temperamen yang anda miliki (dari
keseluruhan empat temperamen), pertama: jumlahkan semua hasil prosentasi dari
empat temperamen, lalu prosentasi dari setiap temperamen bagikan dengan
jumlah keseluruhan tadi, dan kalikan 100. Lakukan hal yang sama untuk setiap
jenis temperamen. Hasilnya memperlihatkan perbandingan prosentasi keempat
temperamen dalam diri Anda.

Modul Character Building 1 – AMI BSI Pontianak 42


LATIHAN

Test bakat/kecerdasan
Dibawah ini dicantumkan daftar kuesioner yang dapat di gunakan untuk
memeriksa kecerdasan yang kita miliki. Berilah suatu tanda di depan pernyataan
yang sesuai dengan diri anda. Jumlahkanlah pilihan anda untuk setiap jenis
kecerdasan.
a. Kecerdasan Linguistik
Tulisan-tulisan sangat penting bagi saya
Saya dapat mendengar kata-kata di kepala saya sebelum saya membaca,
berbicara atau menulis
Saya mendapatkan lebih banyak dari mendengarkan radio atau kaset
daripada menonton film
Saya tidak mengalami kesulitan dalam permainan kata seperti scrable,
anagram,Dll
Saya senang menghibur diri sendiri atau orang lain dengan lelucon, sajak,
lucu lucuan atau permainan kata
Orang lain sering meminta saya untuk menjelaskan makna kata dalam
tulisan atau pembicaraan saya
Saya lebih senang pelajaran bahasa, studi sosial, sejarah, lebih mudah
daripada matematika, dan ilmu alam
Saya lebih senang membaca kata-kata di papan reklame daripada
pemandangan
Dalam percakapan saya sering mengungkapkan segala sesuatu yang
pernah saya baca atau dengar
Saya pernah menulis karangan yang amat saya banggakan yang mndapat
pengakuan/pujian dari orang lain
Jumlah
b. Kecerdasan Logis-Matematis
Dengan mudah saya dapat menghitung angka-angka dalam benak saya
Matematika dan sains merupakan pelajaran favorit saya
Saya senang permaianan logika atau permainan yang menggunakan
matematis
Saya suka mengadakan percobaan kecil-kecilan, saya menyenaangi
perobaan fisika, matematika
Saya suka mencari pola keteraturan, atau urutan logis dari sesuatu
Saya menaruh minat atas perkembangan baru dalam sains
Saya berpendapat bahwa hampir segala sesuatu mempunyai penjelasan
yang masuk akal
Kadang-kadang saya berpikir dalam konsep yang jelas, abstrak, tanpa kata,
tanpa gambar
Saya sering salah dalam penalaran yang diakatakan orang
Saya lebih suka bla segala sesuatu sudah diukur, dikelompokan, dianalisis,
dikuantifikasikan dengan teratur
Jumlah
c. Kecerdasan Spasial
Saya sering melihat gambar visual yang jelas dalam keadaan mata tertutup
Saya peka terhadap warna

Modul Character Building 1 – AMI BSI Pontianak 43


Saya sering menggunakan camcorder/camera untuk merekam apa yang
saya lihat di sekitar saya
Saya gemar mengerjakan puzzle, maze dan teka-teki visual lainnya
Saya mengalami mimpi yang begitu nyata di malam hari
Biasanya, saya cepat mengenali jalan di wilayah yang tidak saya kenali
Saya suka menggambar atau mencoret-coret
Bagi saya, matematika bangunan ruang lebih mudah daripada aritmatik
Saya dapat dengan mudah melihat sesuatu dari pandangan helikopter view
Saya lebih suka melihat bahan bacaan yang banyak gambarnya
Jumlah
d. Kecerdasan Fisik-Kinestetik
Saya melakukan salah satu kegiatan olahraga secara teratur
Saya tidak betah duduk diam untuk berlama-lama
Saya suka bekerja dengan kedua tangan saya dalam kegiatan kongkrit,
seperti menjahit, merakit, dll
Sering ide terbaik saya muncul kalau saya berada di luar rumah, berjalan-
jalan, joging/ ketika berolahraga
Sering kali saya menghabiskan waktu luang di luar rumah
Seringkali saya menggunakan gerak-gerik tangan atau bahasa tubuh lain
ketika berbicara dengan orang lain
Saya suka menggambakan diri sendiri sebagai orang yang mempunyai
koordinasi tubuh terbaik
Saya harus mempraktekan keterampilan baru bukan sekedar membaca atau
menonton film tentang hal itu
Saya senang naik permainan yang mendebarkan, jetcoster atau iklim
petualangan yang menegangkan
Saya harus menyentuh berbagai macam benda agar saya mengetahui lebih
banyak tentang benda tsb.
Jumlah
e. Kecerdasan Musikal
Jika bernyanyi suara saya terbilang merdu
Saya dapat membedakan nada musik yang fals
Saya sangat senang mendengar musik di radio, piringan, MP3, CD, atau
kaset
Saya dapat memainkan salah stu alat musik
Hidup saya akan lebih sengsara bila tidak ada musik
Kadang-kadang tanpa sadar, saya melantumkan lagu iklan televisi atau
lagu lain sewaktu saya berjalan-jalan
Dengan mudah saya dapat mengikuti irama musik dengan alat
perkusi sederhana
Saya banyak mengenal melodi dari berbagai lagu dan karya musik
Kalau saya mendengar karya musik sebanyak satu/dua x, biasanya saya
dapat menyenyikan kembali dgn baik
Saya sering mengetuk-ngetuk atau melantumkan melodi secara terpotong-
potong sambil belajar atau lainnya
Jumlah

Modul Character Building 1 – AMI BSI Pontianak 44


f. Kecerdasan Antarpribadi
Saya sering diminta sebagai penasihat dari teman-teman dalam belajar,
kehidupan, dan lain lain
Saya lebih menyukai olahraga berkelompok seperti sepakbola, basket,
daripada perorangan berenang, lari
Saya cenderung mencari orang lain utk bersama memecahkan masalah
daripada memecahkan masalah sendiri
Saya lebih suka bermain bersama utk mengisi waktu daripada bermain
sendiri, seperti soliter, dan sebagainya
Saya tertantang utk mengajari orang lain, atau kelompok orang tentang apa
yang dapat saya kerjakan
Saya menganggap diri saya sebagai pemimpin ( atau orang lain menyebut
saya pemimpin )
Saya senang berada bersama orang lain
Saya suka terlihat dalam kegiatan sosial yang berhubungan dengan
pekerjaan, tempat ibadah, atau di kampus
Saya lebih suka menghabiskan waktu bersama orang lain daripada
menyendiri
Saya mempunyai minimal tiga orang sahabat dekat
Jumlah
g. Kecerdasan Intrapribadi
Saya secara teratur melakukan meditasi, merenung, utk memikirkan
masalah kehidupan
Saya telah mengikuti sesi bimbingan atau seminar pengembangan pribadi
utk lebih mengenal diri saya
Saya mempunyai pendapat yang membuat saya berbeda dengan orang lain
Saya mempunyai hobi atau minat khusus yang saya simpan rapat-rapat
untuk diri saya sendiri
Saya mempunyai sasaran penting dalam hidup saya yang saya renungkan
secara berkala
Saya mempunyai pandangan yang realistik tentang kelemahan dan
kekuatan saya (dari feedback orang lain )
Saya lebih suka menghabiskan waktu sendirian di kesunyian daripada
berkumpul bersama dalam kemewahan
Saya menganggap saya berkemauan keras dan berpikiran mandiri
Saya mempunyai buku harian atau jurnal utk merekam peristiwa
kehidupan saya
Saya berwiraswasta atau sekurang-kurangnya amat ingin memulai usaha
sendiri
Jumlah

Setelah mengisi daftar pertanyaan diatas, lihatlah dalam kecerdasan mana


Anda lebih unggul. Anda mungkin unggul di salah satu atau lebih kecerdasan, tapi
yang jelas Anda memliki kecerdasan dengan campuran yang unik dari ke tujuh
kecerdasan itu. Bandingkanlah hasil pemeriksaan di atas dengan hasil penelusuran
lain tentang bakat atau kecerdasan anda. Hadapilah semuanya hasil-hasil itu
dengan sikap yang bijak. Syukurilah dan tetaplah optimis menjalani kehidupan
Anda!

Modul Character Building 1 – AMI BSI Pontianak 45


LATIHAN SOAL :

1. Merupakan potensi yang dimiliki oleh seseorang sebagai bawaan sejak lahir
merupakan pengertian dari....
a. Bakat
b. Potensi
c. Kekuasaan
d. Motivasi
e. Watak

2. Suatu sifat yang dapat timbul dari rasa bangga diri yang berlebihan karena
prestasi, status sosial, kecantikan, materi adalah sikap
a. Suka marah
b. Iri
c. Ingkar janji
d. Sombong
e. Genit

3.Merupakan suatu karakteristik unik individu yang membuatnya mampu (atau


tidak mampu) melakukan suatu aktivitas dan tugas secara mudah (atau sulit) dan
sukses (atau tidak pernah sukses) merupakan salah satu pengertian…..
a. Minat
b. Bakat
c. Kepribadian
d. Refleksi diri
e. Kecerdasan

4. Salah satu kecerdasan yang dimiliki oleh manusia adalah….


a. Kecerdasan berhitung
b. Kecerdasan Memahami
c. Kecerdasan bahasa
d. Kecerdasan Linguistik
e. Kecerdasan Bicara

5. Mengembangkan kekuatan dan mengatasi kelemahan diri sendiri dapat


dilakukan dengan…..
a. Meratapi Diri
b. Introspeksi Diri
c. Melihat kekuatan Orang lain
d. Melihat Kelemahan orang lain
e. Meniru orang Lain

6. Memperbaharui dan membantu atau membuat orang lain merasa senang


merupakan sikap…
a. Sensitive
b. Loyal
c. Leader
d. Taker

Modul Character Building 1 – AMI BSI Pontianak 46


e. Refreshing

7. Sikap periang dan dapat meyakinkan dirinya serta orang lain bahwa segala-
galanya akan beres merupakan sikap…
a. Adaptable
b. Competitive
c. Optimistic
d. Sensitive
e. Obliging

8. Punya rasa humor yang cemerlang dan bisa membuat cerita apa saja menjadi
peristiwa yang menyenangkan merupakan sikap….
a. Competitive
b. Sensitive
c. Adaptable
d. Refreshing
e. Funny

9. Percaya diri dan yakin akan kemampuan dan suksesnya sendiri merupakan
sikap….
a. Funny
b. Adaptable
c. Confident
d. Worrier
e. Sensitive

10. Sikap mudah menyesuaikan diri dan senang dalam berbagai situiasi
merupakan sikap….
a. Animated
b. Obliging
c. Mevor
d. Adaptable
e. Talker

11. Suatu usaha sengaja dan terus menerus, tanpa henti, yang dilakukan dengan
berbagai cara dan bentuk, untuk membuat daya-potensi diri (jasmani rohani) dapat
terwujud secara baik dan optimal, yang menghantar seseorang pada taraf
kedewasaan sesungguhnya disebut dengan...
a. Mengembangkan diri
b. Motivasi diri
c. Semangat Diri
d. Keteguhan Diri
e. Integritas diri

12. Yang termasuk kedalam Cara Mengembangkan Diri adalah.....


a. Berhenti belajar dan berlaku acuh
b.Memiliki kelebihan materi
c.Memanfaatkan orang lain

Modul Character Building 1 – AMI BSI Pontianak 47


d.Selalu melakukan kesalahan
e. Mengenal dan menerima diri

13. Salah satu faktor yang dapat memupuk Kekuatan dan Ketahanan Mental
menurut Paul G. Stolz adalah.....
a. Ability
b. Low profile
c. Mention
d. Power
e. Adversity Response Profile (ARP)

14. Salah satu manfaat integritas diri adalah.....


a. Secara intelektual otak kita terlatih berpikir secara ilmiah
b. Adanya perhatian yang seimbang, tepat, proporsional terhadap dimensi diri
c. Dapat bekerja di bawah tekanan
d. Tidak gampang terbawa emosi
e. tidak gampang lelah

15. Mandiri selalu berhubungan dengan manusia yang sedang melaksanakan


kegiatan tersendiri. Jadi mandiri memiliki ciri-ciri sebagai berikut, kecuali.....
a. Tanggung jawab
b. Menghargai waktu
c. Seenaknya sendiri
d. Percaya diri
e. Penuh optimis

Modul Character Building 1 – AMI BSI Pontianak 48


DAFTAR PUSTAKA

Gea, A. A. dan Wulandari, A.P., & Barbari,Y. (2004). Relasi dengan Diri Sendiri,
Character Building I. Jakarta: Alex Media Komputindo.

Shomali, Muhammad, (2002), Mengenal Diri. Jakarta : PT. Lentera Basritama.

Soedarsono, Soemarno. (2000). Penyemaian jati diri, Jakarta: PT Elex Media


Komputindo.

Tarsis Tarmudji (1998), Pengembangan Diri, Yogyakarta: Liberty Yogyakarta

Modul Character Building 1 – AMI BSI Pontianak 49

Anda mungkin juga menyukai