‘Kamu tega banget Bil, kasihan kan dia harus mengulang semua ulangan yang
elo ambil, balikin deh!” kata Tiara dengan wajah yang memelas, Nabila
menggelengkan kepalanya.
“Kalau elo nggak setuju, elo aja yang balikin. Tenang, aja gue nggak bakalan
sebut nama elo kok.” Nabila masih menggeleng, Tiara hanya bisa pasrah.
“Elo yang namanya Nabila, kan? Kenalkan nama gue Fitrah temannya Raymond.
Raymond ingin ketemu sama elo. Ada sesuatu yang ingin ia bicarakan. Penting!”
Cowok itu beranjak meninggalkan Nabila Dan Tiara dengan segudang pertanyaan.
“Oh, ya gue lupa, pulang sekolah nanti ia nungguin elo di taman sekolah,” teriak
Fitrah yang berada di depan pintu kelas Nabila.
“Bil, kayaknya perang bakal di mulai lagi.” Nabila hanya diam. Ia akui, dirinya
mulai takut, siapa tahu Raymond tahu, kalau ia yang mengambil kertas ulangan nya.
“Tir, elo nggak cerita ke orang kan, kalau gue yang ambil ulanganya Ray
mond?” tanyanya dengan perasaan cemas.
“Nggak, emangnya kenapa?” Nabila Cuma terdiam dan akhirnya Bel pulang pun
berbunyi. Bunyi detak jantung Nabila mulai tak karuan, rasanya ia takut untuk
bertemu dengan Raymond.
Nabila melangkahkan kakinya mendekati cowok yang tengah duduk di taman
sekolah. Nabila menelan ludahnya kemudian menarik nafasnya dalam-dalam.
“Tenang aja, aku nggak bakalan makan kamu.” Raymond menyadari ke datangan
Nabila.
“Kamu mau bicara apa?”
“Nabila mencoba setenang mungkin.”
“Sekarang jam berapa?”
“13.30,” jawab Nabila singkat.
“Aku Cuma butuh waktu 15 menit, boleh nggak?” Nabila Cuma mengangguk.
“Ok, aku mau minta maaf.”
Nabila tersentak kaget, “Maaf”, baru kali ini ia “Siapa tau saja kamu
dengar kata itu. bosan
“Aku tahu, aku punya banyak kesalahan sama kamu.
melihat aku, dan
Dan itu membuatmu sangat marah. Mungkin bagi kamu,
aku ini cowok yang tak tahu malu dan tidak pernah menyebutkan kalimat-
mengerti perasaan orang. Aku juga tahu, kalau sampai kalimat yang halus,
saat ini kamu masih menaruh dendam sama aku. Dan itu seperti
tegik,goblok,bego, atau
belatung.” Raymond
menyebutkan beberapa
nama yang sering
Nabila ucapkan.
terserah dari kamu, memaafkan aku atau tidak.” Nabila terdiam, ia tak tahu harus
berkata apa.
“Baiklah kalau kamu masih diam, aku nggak akan memaksa kamu. Permisi, aku
akan pulang. Lagian aku tak mau lama-lama, nanti bisa-bisa perang dunia ketiga
terjadi.”
“Apa maksud kamu?” Nabila membuka suara.
“Siapa tau saja, kamu bosan melihat aku, dan menyebutkan kalimat-kalimat yang
halus, seperti tengik, goblok, bego, atau belatung,” Raymond menyebutkan beberapa
nama yang sering Nabila ucapkan.
“Sekali lagi aku katakan, apa kamu mau memaafkan aku atau tidak?” Nabila
befikir sejenak, ditatapnya wajah cowok yang berada didepannya.
“Tidak,” kata itu keluar dari mulut Nabila. Sepertinya Raymond kehabisan kata-
kata. Ia belalu meninggalkan Nabila menuju tempat ia memarkirkan motor nya. Dan
lagi-lagi Nabila tersenyum penuh kemenangan sesaat, karena sewaktu Raymond
melintas didepannya.
“Bil, thank’s ya atas bantuanya.”
“Bantuan?”
“Bantuan karena kamu mengambil kertas ulanganku dan itu membuat aku
mendapat nilai yang lumanyan baik karena terus terang saja yang kamu ambil itu
kertas ulangan aku isi dengan istilah A B C atau nama kerennya asal-asalan, bye,”
Raymond meninggalkan Nabila yang bagaikan tersengat lebah. Oh..no… Nabila
memandang kerkil yang berada didepannya, rasanya ia di skak mat oleh Belatung itu.
Upps … sepertinya perang dunia ketiga bakal terjadi lagi antara Nabila dan
Raymond berhubung nilai mereka seri. Tiba-tiba Nabila sadar akan keadaannya,
seolah ia tak rela kalau nilai seri. Raymond…..akhirnya Nabila memanggilnya,
tersentak pula Raymond berhenti dan menoleh kebelakang.
“Ada apa bil, kenapa kau memanggilku…”
“A…a…ku juga minta maaf sama kamu atas kesalahan ku selama ini sama
kamu.” Disitulah Raymond juga terkejut dan terkesan akan sifat Nabila yang begitu
dan tiba-tiba.
“Apa bener kamu mau minta maaf ma aku.”
“Bener ku serius, mo minta maaf ma kamu, tapi setelah kejadian ini kita ber
teman aja, coz selama ini sebenarnya ku nggak ingin tengkar ma kamu tapi
keadaanlah yang membuatku harus memiliki cerita yang begitu kamu benci, ku janji
nggak akan panggil kamu kayak dulu lagi, apa bener kamu mau memaafkan aku yang
sudah mencela kamu habis-habisan, sekali lagi aku minta maaf.”
“Ku juga punya rasa penyesalan yang seperti kamu rasakan gitu, ku juga nggak
mau tengkar ma kamu dengan masalah yang begitu sepele, oke ku kan maafin kamu,
coz sebenarnya selama ini a….a…aku s…ayang ma kamu, demi gengsi ku nggak mau
untuk kenal ma anak baru gitu. apa kamu jadi cewek ku?”
“Kenapa perasaan ini sama ya, ku nggak nyangka aja, ku sayang ma kamu.”
“So kita jadian, kamu serius Bil.”
“Serius, inilah saat yang ku tunggu selama ini.”
“Makasih ya Bil, kamu udah ngertiin aku banget, ku janji nggak bakalan lepas
kamu lagi.”
“So Sweet, kamu.”
“Ah, bisa aja, apa sih gak buat kamu.”
“Oh…sampai jumpa besok ya Bil!”
“Ya…See u Tommorow.”
Senen pagi Nabila dan Raymond janjian didepan gerbang sekolah, semua mata
tertuju ke mereka. Apalagi Tiara dan teman-teman Raymond tertegung akan keadaan
itu.
“Bil, tunggu, aku mau ngomong?”
“Aduh, ketahuan nih.”
“Biar aja, ayo kita lari dari sini dalam hitungan ketiga.”
“Oke, 1…2…3… lariiiiiiiiiiiii.”
“Billlllllllllllllll, tunggu aku donk kenapa kamu tinggal pergi.”
“E….e…. capek cari minum dulu lalu masuk kelas oke.”
“Oke.”
Akhirnya mereka masuk kelas. Mereka kaget banget setelah melihat teman-
temannya nunggu mereka. Setelah itu mereka lega karena Bel masuk berbunyi.
Pelajaran demi pelajaran sudah berlalu bel istirahat berbunyi, kembalilah teman-
temannya untuk menyidang mereka.
Sabtu itu tiba, Raymond dan Nabila seneng banget apalagi teman-teman.
Akhirnya mereka berangkat juga untuk liburan. Dalam perjalanan ada seorang anak
yang lagi jatuh cinta nih?”(kata Dino)
“Siapa Din?”
“Masak kamu nggak tahu Mond.”
“Iya siapa, jangan bikin kau penasaran lho, apa itu aku sama Nabila?”
“Bukan, itu lho Fitrah sama Tiara dari tadi mereka mesra banget sampai-sampai
aku sama cewek ku iri, masak kamu nggak lihat dari tadi.”
“Yang bener, masak sih?”
“Ya, lihat aja kebelakang.”
“Ups, sorry ganggu.”
“Apa-apaan kamu Bil, ganggu orang aja.”
“Ya sory ku kan nggak sengaja.”
“Nggak sengaja apanya, orang kamu sengaja lempar permen ke kita.”
“Kalau emang iya kenapa?”
“Ya ganggu aja, ku kan ama Fitrah udah jadian 3 hari yang lalu.”
“Apa!!!!!!!!!(serempak).”
“Ya ku udah jadian ma Fitrah, kenapa kaget, sebenarnya aku sama Fitrah udah
nunda itu lama banget coz takut kalian nggak setuju.”
“Setuju…. Setuju… Setuju…”
“Ya, sekarang kita semua udah berpasangan jadi harus saling melengkapi dan
jangan mempermainkan cinta kita oke, dan satu hal lagi jangan tiru aku sama
Raymond ya. Itu akan jadi perjalanan kita agar nanti ada yang bisa diceritain sama
anak-anak kita.”
“Iya ibu Nabila.”
“Ah kamu ini bisa aja Tir.”
“Nggak papa lagi kan kita bentar lagi ujian.”
“ Oya kamu mau nerusin kemana?”
“Kemana ya aku bingung banget mau kemana.”
“Aku mau….?”
“Mau kemana sayang?”
“Aku disuruh bokapku ke Amerika nerusin sekul disana.”
“Apa sayang yang bener aja, apa kita harus pisah.”
“Bener kok karena ini bukan keinginan ku tapi keinginan bokap.”
“Kan kamu bisa nolak.”
“Emang sih aku nolak, tapi tolong donk sayang ngertiin aku.”
“Ya, udahlah itu juga demi kebaikan kamu juga, tapi ada berita buruk buat
kamu?”
“Apa?”
“Maksudku kamu gak boleh kul di Amerika itu adalah?”
“Apa sih sayang jangan bikin ku penasaran.”
“Aku sebenarnya juga ngelanjuti ke “AmericanSchool” di LA.”
“Kenapa sama”
“Gini ceritanya papa ku disuruh sahabatnya untuk kirim ku kuliah disana
agar bisa nemeni anaknya gitu.”
“Memang sapa sahabat papa kamu sayang?”
“Kalau gak salah Om Putra”
“Apa….yang bener aja.”
“Memang kenapa?”
“Gak papa sih! Kamu tanya aja kepapa mu nama e anak Om Putra itu siapa.”
“Emang kenapa?”
“Tanya aja sayang ku?”
“Ya udah bentar ya, ku mau telpon papa sekarang?”
Akhhirnya Raymond menghubungi papanya karena penasaran dengan kata-kata
Nabila, yang membuatnya makin panasaran karena Nabila tertawa bersama Tiara
yang sebenarnya tahu siapa yang dimaksud oleh Raymod.
“Hallo, papa”
“Ya ada Raymond.”
“Ku boleh tanya gak.”
“Boleh?, memang tanya apa”
“Pa, nama anaknya sahabat papa itu siapa?”
“Tumben tanya memang kenapa?”
“Cuma pengen tahu aja”
“Namanya Nabila.”
“Apa Nabila”
“YA.”
“YA udah ya pa makasih.”
Disaat Raymond tertegun atas berita yang didapat dari papanya, Nabila dan
Tiara tertawa melihat kebingungan Raymond.
Kenapa ketawa……? cetus Raymond pada kedua cewek itu.
“Gak papa kok cuma pengen ketawa aja.”
“Sayang, kenapa kamu gak bilang ke aku kalau kamu anaknya sahabatnya
papaku.
Oh ternyata kau anak om SATRIYA.
Memang kenapa sayang, kamu gak mau aku temeni kul di amerika.
Bukannya gitu aku cuma kaget aja, karena ku nggak nyangka kalau kamu anak
om Putra.
Mungkin inilah sebuah takdir yang tak kan kita duga sebelumnya kan.
3 minggu kemudian
Setelah pengumuman kelulusan itu tiba Nabila dan Raymond bingung untuk
memikirkan keberangkatan mereka ke Amerika dalam waktu dekat. Tapi kapan
mereka tak tahu?
Karena waktu yang menentukan orang tua mereka masing-masing. Namun
kebingungan mereka telah terjawab, sebab mereka terdaftar menjadi mahasiswa
/mahasiswi dalm universitas yang sama.
3 bulan kemudian
“hai Bil…….”
“hai juga Tiara…..”
“ gimana kabar jakarta…”
“baik2 aja kok”
“gimana kamu sam Fitrah?”
“gue sama Fitrah masih jalan kok, malah hubungan kita semakin serius aja, n
Gimana kamu sama Raymond?”
“gue sih sama Raymond juga baik – baik aja kok, ini dia ada sama gue seka-
Rang, oy gimana kuliah loe jadi ambil fak. Apa?”
“gue ambil psikologi, kamu dan Raymond ambil ap?”
“gue sih sama Raymond ngambil fak. yang sama yaitu kedokteran gitu, lalu
Cz Fitrah ambil apa?”
“waw....keren banget, gue ma Fitrah beda fak. soalnya dia ambil bisnis gitu cz
Fitrah mau lanjutin perusahan papanya.”
“keren donk...”
“udah dulu y cz gue maw keluar ma Fitrah.”
“ok...”
Dari tahun ke tahun. bulan ke bulan, hari ke hari semuanya berjalan seiring
waktu yang mereka lalui untuk menjalakan pendidikan yang mereka tempuh setelah
lulus sma. Saatnya tiba kelulusan perguruan tinggi yang selama ini mereka tunggu.
Setelah acara pernikahan itu selesai mereka mengadakan reuni yang lama
mereka tunggu untuk berbagi pengalaman. Itu terjadi sehari setelah Raymond dan
Nabila menggelar resepsi pernikahan mereka.
Saat malam itu tiba Nabila dan Raymond memakai baju yang sangat serasi, tpi
entah kenapa saat mereka tiba di tempat reuni tersebut semua mata tertuju kepada
merek semua, apalagi mata Doni yang berada di tempat terima buku tamu ia melihat
seakan kaget akan kedatangan pasangan yang dulu selalu olok – olokan dan
sekarang jadi suami istri.