Pada suatu masa dahulu, Sang Kura-kura dan Sang Itik
bersahabat baik.Mereka sering bermain di tepi sebuah kolam. “Aku ada membawa sedikit makanan. Marilah kita makan bersama-sama,” kata Sang Itik. “Terima kasih Sang Itik. Kamu sungguh baik hati,” kata Sang Kura-Kura. Setelah kenyang, mereka pun pergi bermain di tepi kolam itu. Sang Gagak ternampak kemesraan antara Sang Kura- kura dan Sang Itik itu. “Aku akan cari jalan agar mereka berkelahi,” fikir Sang Gagak. Semasa ketiadaan Sang Itik ,Sang Gagak telah memakan tiga biji telur Sang Itik. “Aku akan beritahu Sang Itik bahawa ini perbuatan Sang Kura-Kura,” ketawa Sang Gagak. Tanpa Sang Gagak sedari, kata-katanya itu telah didengari oleh Sang Ular Sawa dan Sang Itik.
“Selama ini banyak binatang menuduh aku yang
memakan telur-telur mereka. Aku mesti balas dendam atas perbuatan Sang Gagak!” Setelah penat bemain, Sang Itik pun pulang ke sarang. Sang Itik terkejut apabila mendapati tiga biji telurnya telah hilang. Sang Itik pun menangis teresak-esak. “Mengapakah kamu menangis? Sang Gagak pura-pura bertanya. “Tiga biji telurku telah hilang,” jawab Sang Itik. “Tadi aku nampak Sang Kura-kura bersembunyi di sini dan memakan semua telur kau. Aku tidak dapat berbuat apa-apa dan memerhatikan dari jauh sahaja,” kata Sang Gagak. “Benarkah?” tanya Sang Itik. “Ya. Percayalah kata-kataku ini,” kata Sang Gagak. Pada keesokan harinya, Sang Kura-kura datang ke sarang Sang Itik. “Ke manakah kau pergi? Lama aku menunggu kau di kolam tadi,” ujar Sang Kura-kura. “Selama ini aku percaya akan persahabatan kita, tetapi kau telah mengkhianati kawan sendiri!” kata Sang Itik. “Apa maksud kau?” tanya Sang Kura-kura. “Sanggup kau makan telur-telur aku. Aku tidak mahu berkawan dengan kau lagi! Pergi dari sini!” marah Sang Itik. Sang Kura-kura pun pergi dari situ. Sang Gagak gembira kerana rancangannya telah berjaya. Pada suatu petang, Sang Kura-kura berjalan di bawah pokok tempat Sarang Sang Gagak. Tiba-tiba ia ternampak Sang Ular Sawa hendak makan anak-anak Sang Gagak. “Janganlah kau makan anak-anak Sang Gagak. Sang Gagak sangat baik. Kau pergilah cari makanan di tempat lain,” pinta Sang Kura-kura. Kebetulan Ketika itu Sang Gagak baru pulang dari mencari makanan. Ia dapat mendengar perbualan antara Sang Kura-kura dan Sang Ular Sawa. “Sang Gagak itu sangat jahat! Ia telah memfitnah banyak binatang supaya bermusuhan. Ia juga punca kau dan Sang Itik berkelahi.
Sebenarnya Sang Gagak sendiri telah makan telur-telur Sang
Itik. Aku dan Sang Kancil saksinya,” kata Sang Ular Sawa. “Aku yang menjadi mangsa fitnah. Janganlah kau makan anak-anak burung itu,” kata Sang Kura-kura. “Tidak! banyak binatang menuduh aku yang memakan telur- telur mereka. Mereka tidak tahu itu sebenarnya perbuatan Sang Gagak, Kata Sang Sang Ular Sawa. Apabila mengetahui rahsianya terbongkar, Sang Gagak cepat-cepat turun dan meminta maaf. “Maafkan aku, Sang Ular Sawa. “Maafkan aku Sang Kura-kura. Aku berjanji tidak akan membuat fitnah lagi,” rayu Sang Gagak. “Wahai Sang Ular Sawa, aku telah memaafkan Sang Gagak. Aku harap kau juga memaafkannya. Marilah kita hidup dalam suasana harmoni,” kata Sang Kura-kura. “Aku maafkan kau, Sang Gagak. Namun, kau mesti meminta maaf daripada kepada semua binatang yang telah kau fitnahkan,” kata Sang Ular Sawa. Semua binatang yang terlibat pun berkumpul. Sang Gagak pun meminta maaf kepada semua binatang. Akhirnya, mereka berdamai dan hidup dalam keadaan gembira.
Pengajaran yang dapat kita contohi ialah Kita mestilah berbuat
baik kepada semua orang,tidak menabur fitnah supaya hidup kita aman dan damai. Sekian terima kasih.