0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
10 tayangan15 halaman
Dokumen ini memberikan ringkasan hasil penelitian variasi kecepatan seismik di lapangan geothermal Rotokawa dan Ngatamariki di Selandia Baru dengan menggunakan tomografi seismik dan analisis log sumur. Penelitian menunjukkan adanya perbedaan kecepatan seismik antara area utara dan selatan Ngatamariki yang disebabkan oleh silisifikasi akibat alterasi magmatik-hidrotermal intens di atas intrusi batuan.
Dokumen ini memberikan ringkasan hasil penelitian variasi kecepatan seismik di lapangan geothermal Rotokawa dan Ngatamariki di Selandia Baru dengan menggunakan tomografi seismik dan analisis log sumur. Penelitian menunjukkan adanya perbedaan kecepatan seismik antara area utara dan selatan Ngatamariki yang disebabkan oleh silisifikasi akibat alterasi magmatik-hidrotermal intens di atas intrusi batuan.
Dokumen ini memberikan ringkasan hasil penelitian variasi kecepatan seismik di lapangan geothermal Rotokawa dan Ngatamariki di Selandia Baru dengan menggunakan tomografi seismik dan analisis log sumur. Penelitian menunjukkan adanya perbedaan kecepatan seismik antara area utara dan selatan Ngatamariki yang disebabkan oleh silisifikasi akibat alterasi magmatik-hidrotermal intens di atas intrusi batuan.
Geothermal Fields Kelompok 3: Annisya Handayani (18/430233/PA/18746) Marisa Ayu Apsari (18/424169/PA/18274) Muhammad Nur Fauzan Setiadi (18/430243/PA/18756) Muhammad Sutowo Zahir H. (18/427556/PA/18516) Reynaldo (18/430249/PA/18762)
Peta Lapangan Geothermal Rotokawa dan Ngatamariki 1. Pendahuluan 1.1 Seismic velocity
● Seismic velocity (P-wave, Vp and S-wave velocity,
Vs) berisikan informasi mengenai; ○ Sifat Formasi ○ Sifat Termodinamika Fluida ● Penentuan event lokasi mikroseismik
1.2 Lapangan Geothermal Rotokawa dan Ngatamariki
● Berlokasi di sisi utara New Zealand dengan suhu tinggi
● Pembangkit Listrik Lapangan Rotokawa (172 MWe) ● Produksi binary plant Lapangan Ngatamariki (83MWe) ● Monitoring mikroseismik ● Pemasangan sonik log pada beberapa sumur
(Sewell dkk., 2017)
3 www.ugm.ac.id Locally Rooted, Globally Respected 1. Pendahuluan Cross-section NNW-SSE pada area Ngatamariki
2. Faktor Pengontrol Kecepatan Seismik 2.1 Variasi kecepatan seismik dengan porositas 2.2 Pengaruh silisifikasi terkait intrusi pada dan formasi matriks kecepatan seismik
3. Tomografi Seismik ● Pencitraan sifat seismik bawah permukaan dalam beberapa skala, yaitu : 1. Global (>100 km) 2. Kerak litosfer (10-100 km) 3. Lokal (<10 km) ● Tujuan dari tomografi seismik adalah untuk menentukan variasi spasial dan temporal dalam sifat seismik bawah permukaan menggunakan sumber alam dan buatan
3.1 Dataset Arrival time
● Dataset travel time menggunakan 124 event terbagi menjadi :
1. 50 event gempa di Rotokawa 2. 40 event gempa di Ngatamariki Selatan 3. 30 event gempa di Ngatamariki Utara ● Inversi tomografi mempertimbangkan ketidakcocokan RMS, sehingga inversi sangat sensitif terhadap outlier. Sehingga harus memperhatikan proses picking yang tepat (menghapus residual yang sangat tinggi dari dataset)
3. Tomografi Seismik 3.2 Monte Carlo VELEST (Inversi 1-D) ● Tujuan dari Kode Tomografi Monte Carlo VELEST adalah untuk : 1. Meminimalkan ketidaksesuaian RMS antara travel time yang diamati dan dihitung, tergantung pada model awal kecepatan 2. Koreksi stasiun pada seismometer 3.2.1 Model Awal Model Awal Vp Model Awal Vs
(Sewell dkk., 2017)
8 www.ugm.ac.id Locally Rooted, Globally Respected 3. Tomografi Seismik 3.2.2 Model Akhir 3.2.3 Koreksi Stasiun Model Akhir Vp Model Akhir Vs Koreksi Stasiun Vp Koreksi Stasiun Vs
(Sewell dkk., 2017)
9 www.ugm.ac.id Locally Rooted, Globally Respected 3. Tomografi Seismik 3.3 3D Velocity Inversion 1. Digunakan untuk menggabungkan Rotokawa dan Ngatamariki menggunakan Simul code (Thurber, 1983) 2. Menggunakan traveltime dataset yang sama dengan inversi VALEST. 3. The pick uncertainties digunakan untuk pembobotan data dalam inversi 3D
3.3.1 Model Awal
Tabel 1. Final RMS residuals (s) untuk grid kasar dan halus untuk ketiga model dengan jumlah iterasi
3. Tomografi Seismik 3.3.3 Pengujian Sintetis Model Input Koreksi Stasiun Hasil Pengujian Sintetis Density Rendah ● Pengujian sintetis bertujuan untuk menilai resolusi spasial array. ● Model sintetis menggunakan rata-rata VELEST Monte Carlo sebagai 'model dasar'. ● Pengujian untuk array yang ada menunjukkan beberapa koreksi daerah dengan kecepatan tinggi dan rendah, tetapi koreksi spasialnya buruk. ● Koreksi terbaik dari daerah kecepatan tinggi dan rendah diperoleh untuk 30 seismometer tambahan pada jarak stasiun dengan density yang rendah. Hasil Pengujian Sintetis Hasil Pengujian Sintetis Density Sedang Density Tinggi (Sewell dkk., 2017) 12 www.ugm.ac.id Locally Rooted, Globally Respected 4. Pembahasan ● Log NM9 dan NM10 menunjukkan kontras yang besar dalam sifat batuan untuk Formasi Tahorakuri yang kemungkinan disebabkan oleh alterasi magmatik-hidrotermal yang intens di atas intrusi pada NM9. ● Kecepatan seismik (Vp) rata-rata ~1 km/s lebih cepat dan porositas rata-rata ~10% lebih rendah di NM9 pada Formasi Tahorakuri yang didominasi tuf. ● Perbedaan antara Formasi Tahorakuri di NM9 dan NM10 menunjukkan bahwa alterasi intens di atas intrusi di dalam bidang panas bumi berpotensi dapat mengubah sifat batuan secara drastis. ● Pengujian sintetik dari 30 seismometer tambahan ditempatkan di seluruh array menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam resolusi spasial variasi kecepatan dalam dua bidang. ● Monte carlo VELEST dan tiga model awal berbeda yang digunakan dalam inversi 3D menunjukkan ketergantungan model akhir pada model awal untuk kumpulan data.
5. Kesimpulan ● Terdapat perbedaan kecepatan seismic antara Ngatamariki Utara dan Selatan pada Formasi Tahorakuri yang disebabkan oleh silisifikasi yang terkait dengan alterasi magmatik-hidrotermal intensitas tinggi di atas intrusi yang menghasilkan porositas matriks yang lebih rendah dan pengerasan kerangka matriks. ● Inversi tomografi 1D dan 3D pendahuluan memang menunjukkan kontras kecepatan tinggi-rendah di Ngatamariki utara. ● Pengujian sintetis menunjukkan bahwa dengan menambahkan 30 seismometer di seluruh rangkaian dapat meningkatkan resolusi spasial secara signifikan dari tomografi.
Prediksi Sebaran Reservoir Batu Pasir Menggunakan Analisa Atribut Seismik Dan Inversi Acoustic Impedance Pada Lapangan FC-85 Cekungan Tarakan Kalimantan Utara