2. Makromolekul sintetik.
Contoh :
plastik, karet sintetik, serat sintetik, Polistirena,
polietilena, Nylon.
Penyusun MM
MM alam dan sintetik keduanya disusun melalui
proses polimerisasi, sehingga makromolekul
disebut juga sebagai senyawa polimer (poli =
banyak, meros = bagian-bagian).
Polimer adalah senyawa makromolekul yang
terdiri dari pengulangan kesatuan molekul-
molekul kecil dan sederhana yang disebut
monomer.
Suatu polimer dapat dibangun oleh ratusan
sampai ribuan monomer yang sejenis
(homopolimer) atau beberapa jenis monomer
yang berbeda (kopolimer). Amilum dan selulosa
adalah contoh homopolimer dari monomer
glukosa. Sedangkan protein adalah kopolimer
dari 22 asam amino yang berbeda.
Konsep MM/ Polimer
HOMOPOLIMER DAN KOPOLIMER
Bila semua monomer adalah dari jenis yang sama,
maka polimer yang dihasilkan disebut
homopolimer.
Jika polimer tersebut disusun oleh lebih dari satu
jenis monomer maka hasilnya disebut kopolimer.
SIFAT-SIFAT MAKROMOLEKUL
MM dengan BM rendah apabila dilarutkan dalam pelarut juga dapat membentuk
larutan koloid sejati yang bersifat stabil.
MM dg BM tinggi Sifat-sifat fisikanya berbeda dengan medium dan terdapat interaksi
antara polimer dengan mediumnya.
Viskositas larutan polimer lebih besar dari medium pelarutnya dan cenderung
berkurang dengan turunnya konsentrasi dan dengan naiknya suhu.
Sifat-sifat koligatif larutan MM sangat rendah, kecuali tekanan osmose relatif lebih
tinggi sehingga dapat digunakan untuk menentukan berat molekul dari zat tersebut.
Larutannya juga menunjukkan peristiwa efek tyndall dan gerak Brown, karena
partikel-partikelnya mempunyai ukuran koloid.
Larutan makromolekul dapat dipengaruhi oleh medan listrik bila molekulnya
bermuatan karena mengandung gugus-gugus seperti gugus karboksil dan sulfonat
amino.
Makromolekul tersebut dalam larutan dapat membentuk ion, sehingga disebut
elektrolit polimer.
Larutan makromolekul dapat diendapkan dengan pemanasan dan pertukaran pelarut.
Pada cara kedua pelarut ditambahkan ke dalam larutan dimana makromolekul tidak
larut, sehingga akan terjadi pengendapan secara bertingkat. Pada mulanya akan
mengendap makromolekul yang berat molekulnya tinggi, kemudian baru yang berat
molekuklnya rendah. Pengendapan cara ini dapat digunakan untuk pemisahan
campuran polimer.
PENENTUAN BM MM / POLIMER
Cara Penentuan BM MM :
1. Analisis sedimentasi
2. Difusi
3. Viskositas
4. Tekanan osmose
5. Pembauran cahaya (light scattering)
6. Filtrasi gel
η
ηr
ηo
istilah viskositas jenis atau viskositas spesifik (ηsp), larutan polimer diberikan
persamaan :
η η ηo
η sp
η sp η 1 atau ηo
o
Nisbah ηsp/c, untuk c konsentrasi larutan polimer disebut viskositas
tereduksi atau angka viskositas.
Harga ηsp/c pada pelarutan tak terbatas atau c mendekati nol disebut
angka viskositas batas atau viskositas intrinsik dan diberi lambang [η].
η sp
limit η
c0 c
Satuan [η] dinyatakan dalam desiliter per gram atau cm3 g-1.
t 2 - t1
η sp
t1
dimana t2 adalah waktu alir larutan polimer dan t1 adalah waktu alir
pelarut.
Dengan menentukan waktu alir pelarut dan larutan polimer pada
berbagai konsentrasi dalam gram per 100 cm3, harga ηsp dan ηsp/c dapat
dihitung.
Selanjutnya dapat dibuat grafik antara ηsp/c terhadap c (gambar 7.2). Ekstrapolasi ke
konsentrasi nol menghasilkan *η+.
ηsp
c
*η+
.
konsentrasi [c]
besarnya *η+ bergantung pada BM MM.
Hubungan antara *η+.dengan berat molekul polimer (M), diungkapkan oleh Mark dan
Houwink sebagai :
[η+ = K Ma
K dan a = tetapan yang ditentukan dengan mengukur *η+ dari paling sedikit dua
sampel polimer yang berat molekulnya sudah ditentukan dengan metode lain,
misalnya osmometer.
Tekanan Osmosis
πV =nRT
w
atau M
R T
πV =
π RT
RT M
atau π c c0
c c 0 M
π
c
RT
M
konsentrasi [c]
Contoh soal
1. Viskositas relatif dari sederatan larutan polistirena
dalam toluena ditentukan dengan viskometer Ostwald
pada 25 oC :
c (× 10-2 g/ cm3) 0,249 0,499 0,999 1,998
Data/Nomor 1 2 3 4
Y (ηsp/c)
• Dengan tanpa menggambar grafik harga *η+
dapat dihitung dengan rumus :
Yn Yo
Xn - Xo
Yn - Y1)
Xn - X1
• Untuk Xo = 0, maka Yo = 0, maka diperoleh
*η] = Yo dengan rumus:
Yn Y 1
Xn
[η] Yn
Xn X 1
Xn = konsentrasi untuk data ke-n dengan n > 1
• Dengan menghitung semua data akan diperoleh
masing-masing [η+2 , [η+3 dan [η+4 kemudian
*η+ dihitung rata-ratanya.
Setelah diperoleh [η]
selanjutmya hitung berat
molekul menggunakan
rumus : Y
*η+ = K Ma
*η]
X1 X2 X3 X4 X
konsentrasi [c]
Ingat :
Sumbu X = c = konsentrasi larutan
Sumbu Y = ηsp/c
Any
Question??