Anda di halaman 1dari 21

Oleh : Estien Yazid.

AAK Delima Husada


Gresik
Estien Yazid
1. Filtrasi (Penyaringan)
2. Kristalisasi (Pengkristalan)
3. Sublimasi
4. Pengendapan / precipitation
5. Adsorpsi
6. Sentrifugasi/Ultrasentrifugasi
7. Destilasi
8. Ekstraksi pelarut
9. Kromatografi
10.Pertukaran ion
11.Dialisis
12.Elektroforesis

Estien Yazid
Oleh : Estien Yazid.

AAK Delima Husada


Gresik
Estien Yazid
Ekstraksi
 Ekstraksi merupakan metode
pemisahan dengan melarutkan
bahan campuran dalam pelarut yang
sesuai.
 Dasar metode pemisahan ini adalah
kelarutan bahan dalam pelarut
tertentu.

Estien Yazid
1. Ekstraksi padat - cair (liquid-solid
extraction)
2. Ekstraksi cair - padat (solid-liquid
ekstraction)
3. Ekstraksi cair - cair (liquid-liquid
ekstraction)

Estien Yazid
PROSES PELAKSANAANNYA
1. Ekstraksi Kontinyu (continous extraction)
 Pelarut yg sama dpakai secara
berulang.

2. Ekstraksi bertahap (batch ekstraction)


 Setiap kali ekstraksi digunakan
pelarut baru

Estien Yazid
1. Ekstraksi padat-cair
 Prosedur yang umum dilakukan adalah
ekstraksi senyawa dari bentuk padat.
Ex: pemisahan minyak dari biji-bijian

 Prosedurnya cukup sederhana, melibatkan


pemilihan pelarut atau gabungan pelarut
yang secara ideal akan melarutkan secara
sempurna senyawa yang akan dianalisis
dan hanya sedikit melarutkan senyawa lain
yang akan mengganggu analisis lebih
lanjut.

Estien Yazid
Alat soxlet
Estien Yazid
2. Ekstraksi cair- padat
 Dilakukan dari sampel yang berkadar kecil dalam
cairan
 Contoh : cemaran pestisida dalam air laut
dialirkan kedalam kolom yang berisi bahan
penjerap misalnya silika gel, maka pestisida akan
tertinggal dalam penjerap silika gel (adsorbsi).

O
H H
O
OH OH OH OH
O O O O O O O
Si Si Si Si Si Si
O O O O

Estien Yazid
3. Ekstraksi cair- cair
 Ekstaraksi cair-cair digunakan untuk praperlakuan
sampel atau clen-up sampel untuk memisahkan
analit-analit dari komponen-komponen matriks
yang dapat mengganggu dalam analisis.

 Secara umum prosedur ekstraksi cair-cair


melibatkan ekstraksi analit dari fase air ke pelarut
organik yang bersifat non polar atau agak polar (
heksana, metilbenzen, diklormetan).

Estien Yazid
Teknik ekstraksi … (1)
 Ekstraksi cair-cair ditentukan oleh Nernst yag
dikenal HUKUM PARTISI :
“pada konsentrasi dan tekanan yang konstant, analit
akan terdistribusi dalam proporsi yang selalu sama
diantara dua pelarut yang saling tidak campur”.
 Perbandingan konsentrasi kesetimbangan antara
dua fase tersebut disebut koofesien distribusi atau
koefisien partisi (KD).

KD = [S] org atau D = (Cs) org


[S]aq (Cs) aq
Ket :
D : rasio distribusi / rasio partisi
Jika tidak ada interaksi antara analit yang terjadi dalam
kedua fase maka nilai KD dan D adalah identik

Estien Yazid
Contoh :
 Misalnya mengambil larutan iod dalam
air mengguakan pelarut organik
seperti (CCl4).
 Air dan CCl4 tidak dapat bercampur,
tetapi iod dapat larut dalam
keduanya.

Estien Yazid
Teknik ekstraksi … (2)
 Ekstraksi dilakukan menggunakan corong pisah
dalam waktu beberapa menit.

• Reaksi kesetimbangan :
I2 (air) === I2 (CCl4)
I2 dalam H2O
• Koefisien distribusi (D)
I2 dalam CCl4 [I2 ] dalamCCl 4
D
[I2 ] dalamair
Estien Yazid
RUMUSAN ZAT TERKSTRAK
Misalkan dalam larutan mengandung w mg solut dalam Va
mL air, kemudian diekstaksi dengan Vo mL pelarut
organik. Setelah ekstraksi diperoleh wo mg solut dalam
fase organik.

 Perbandingan distribusinya (D) :


[C]organik Wo
D  Vo
[C]air W  Wo
Va

 Zat terlarut yang terekstrak (Wo)

 D Vo 
Wo  W  
 D Vo  Va 

Estien Yazid
 zat terlarut tersisa (Xo) dalam fase air :
Xo = W – Wo
atau
 Va 
Xo = W  D Vo  Va 
 

Persamaan berlaku untuk sekali ekstraksi

 Untuk n kali ekstraksi, banyaknya zat


terlarut yang tersisa (Xn) :
n
 Va 
Xn = W  D Vo  Va 
 

Estien Yazid
CONTOH SOAL
100 mL larutan dalam air mengandung
0,1 g iodium. Larutan ini kemudian
dikocok dengan 15 mL CCl4 pada 25
oC. Hitung berapa I
2 yang terekstrak
bila dilakukan :
a. Satu kali ekstraski dengan 75 mL
CCl4
b. Tiga kali ekstraksi, setiap kali
menggunakan 25 mL CCl4.
Estien Yazid
JAWAB
a. Untuk satu kali ekstraksi (Va = 100 mL, Vo = 75 mL).

 (85)(75) 
= 0,1   = 0,0864 g
 (85)(75)  (100) 

a. Untuk tiga kali ekstraksi masing-masing Vo = 25 mL.


n
 Va 
Xn = W  D Vo  Va 
 

3
= 0,1  100  6
 (85)(25)  (100)  9,1  10 g
 
W3 = W – Xn = 0,1 – (9,1 × 10-6) = 0,0999 g
Estien Yazid
Efisiensi ekstraksi

 Efisiensi ekstraksi meningkat jika


digunakan jumlah larutan ekstraksi yang
lebih besar atau dengan melakukan
beberapa kali ekstraksi dengan volume
yang sama.
 Syarat pelarut organik yang dipilih :
 memiliki kelarutan yang rendah dalam air (<
10)
 dapat menguap sehingga mudah dihilangkan
setelah ekstraksi dilakukan
 memiliki kemurnian yang tinggi untuk
meminimalkan kontaminasi sampel.

Estien Yazid
Persen Ekstraksi
Persen ekstraksi untuk sekali ekstraksi :

100 D
E
D  (Vw Vo )
E = % ekstraksi untuk sekali ekstraksi
Vw = volume fase air
Vo = volume fase organik.

Bila Va = Vo, maka berlaku :

100 D
E
(D  1)
Estien Yazid
TUGAS
 Kerjakan soal-soal perhitungan
ekstraksi pada kimfis masing-masing
orang 3 soal
 Cari pustaka tentang teori ekstrakasi
dapat berupa ARTIKEL jurnal ilmiah
atau BUKU.

Estien Yazid

Anda mungkin juga menyukai