Anda di halaman 1dari 2

Nama : Akh Wahyu Ramadhan

Jenis Tugas : Artikel


Hari/Tgl : Jum’at, 10 Jumadil Awal/ 25 Desember 2020

Jihad Di Jalan Allah Azza Wa Jalla

A. Makna dan Hukum Jihad


a. Makna Jihad
Kata jihad berasal dari kata “jahada” atau ”jahdun” ( ‫ ) َج ْه ٌد‬yang berarti “usaha” atau
“juhdun” ( ‫ ) ُج ْه ٌد‬yang berarti kekuatan. Jihad secara bahasa (harfiyah) diartikan sebagai
mencurahkan segenap kemampuan atau bersungguh-sungguh.
Secara istilah ada 3 yaitu
1. Perang
ِِ ِ ِ ِ ‫وهم حتَّى اَل تَ ُكو َن فِ ْتنَةٌ وي ُكو َن الد‬ ِ
َ ‫ِّين للَّه فَِإ ن ا ْنَت َه ْوا فَاَل عُ ْد َوا َن ِإاَّل َعلَى الظَّالم‬
‫ين‬ ُ ََ َ ْ ُ ُ‫َوقَاتل‬
“Dan perangilah mereka itu, sehingga tidak ada fitnah lagi dan (sehingga) agama itu
hanya untuk Allah belaka. Jika mereka berhenti (dari memusuhi kamu), maka tidak
ada permusuhan (lagi), kecuali terhadap orang-orang yang zalim.” (QS. Al-Baqarah:
193).
2. Amar ma’ruf nahi munkar
ٍ َ‫ْج َه ِاد َكلِمةُ َع ْد ٍل ِع ْن َد س ْلط‬
‫ان َجاِئ ٍر‬ ِ ‫ضل ال‬
ُ َ ْ‫ف‬
‫َأ‬
ُ َ
“Jihad yang paling utama ialah mengatakan kebenaran (berkata yang baik) di
hadapan penguasa yang zalim” (HR. Abu Daud no. 4344, Tirmidzi no. 2174, Ibnu
Majah no. 4011. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa hadits ini hasan).
3. Seluruh amal sholeh
ِ َ‫الش ْيط‬
‫ان‬ ِ ِ‫ َو َم ْن َس َعى َعلَى التَّ َكاثُ ِر َف ُه َو فِي َسب‬, ‫اهلل‬
َّ ‫يل‬ ِ ‫يل‬ ِ ِ‫َو َم ْن َس َعى َعلَى َن ْف ِس ِه لِيُ ِع َّف َها فَِفي َسب‬

“Siapa yang bekerja menghidupi dirinya sendiri agar terhormat (tidak meminta-
minta) maka dia di jalan Allah, dan siapa yang bekerja untuk memperbanyak harta
maka dia di jalan setan.”(HR. Baihaqi)
Untuk catatan bahwa dalam Al Quran dan As-Sunnah jika mencantumkan kata jihad
berarti yang dimaksud adalah makna pertama (Perang) namun dapat ditarik pada
makna lain sampai ada dalil yang menerangkan kepada makna kedua atau ketiga.
Sedangkan yang dimaksud dalam cabang keimanan yang ditulis imam baihaqi adalah
jihad pada makna perang, sedangkan pada makna amar ma’ruf nahi munkar atau
nafkah akan ada pembahasan sendiri dalam cabang-cabang keimanan.
b. Hukum Jihad
Para ulama berbeda pendapat tentang hukum jihad. Jumhur ulama berpendapat fardhu
kifayah. Sedangkan sebagain ulama lainnya berpendapat fardhu ‘ain, di antaranya Sa’id
bin Musayyib. Dan pendapat yang lebih benar adalah fardhu kifayah bagi umat ini,
berdasarkan dalil-dalil yang ada.
Walaupun hukumnya fardhu kifayah, bukan berarti kita boleh kurang memperhatikannya.
Karena jihad termasuk amal ibadah yang paling mulia. Rasulullah shallallaahu 'alaihi
wasallam pernah ditanya, “Siapakah manusia yang peling utama?” Beliau menjawab,
“Seseorang yang berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwanya.” (Muttafaq ‘alaih dari
hadits Abu sa’id al-Khudri radhiyallaahu 'anhu).

B. Kesalahpahaman Pada Jihad


Jika kita pernah membaca buku tentang terbunuhnya Daniel Pearl seorang jurnalis dengan
kewarganegraan ganda yaitu amerika dan israel oleh kelompok Al-Qaeda, kita akan dibawa
masuk ke dalam pemikiran bahwa islam akan memperlakukan seseorang yang berbeda agama
secara kasar, keras, beringas dan tidak berperikemanusiaan, padahal dalam tanda kutip, sebab
dibunuh ataupun terbunuhnya seorang Daniel Pearl belum jelas. Lalu kedangkalan seorang yang
tidak tahu atau bahkan tidak mau mencari tahu, akan beranggapan kelompok Al-Qaeda yang di
notabenkan sebagai peggerak jihad menjadi satu stigma bahwa beginilah jihad dalam islam,
terlepas dari benar ataupun salahnya terbunuhnya Daniel Pearl oleh Al-Qaeda, sedangkan apa
yang tertulis dalam Al-Quran tidak lah seperti apa yang dilakukan oleh oknum-oknum. Dalam
hal ini dapat kita klasifikasikan dalam kesalahpahaman pada jihad dibentuk dari:
a. Kedangkalan masalah pemahaman tentang jihad
b. Minimnya Kapasitas
c. Opini buruk tentang jihad

Anda mungkin juga menyukai