Anda di halaman 1dari 2

Pandangan Terhadap Artikel “ Jatuh Hati kepada Juru Taman, Ki Hajar “

Karya dari Ida Ayu Eka Yuniasri


Pandangan saya sebelum membaca artikel “ Jatuh Hati kepada Juru Taman, Ki Hajar “ yang
di tulis oleh Ida Ayu Eka Yuniasri. Sebelum saya membaca artikel tersebut saya memiliki
pandangan bahwa profesi guru merupakan profesi yang membutuhkan kesabaran dalam mengajari
anak didiknya. Guru memiliki tanggung jawab untuk mendidik dan memberikan contoh yang baik
pada anak didik layaknya orang tua di rumah. Namun terkadang saya menemui beberapa guru yang
tidak terlalu perduli terhadap anak muridnya, ia tidak perduli apakah anak muridnya tersebut sudah
paham mengenai materi yang ia sampaikan. Terkadang guru memaksakan agar semua muridnya
mendapat nilai yang bagus dan menginginkan semua muridnya selalu paham terhadap apa yang
dijelaskan keetika kelas berlangsung. Menurut saya itu adalah hal yang salah, seharusnya guru
melakukan pendekatan pada muridnya-muridnya dan lebih memperhatikan bagaimana pola belajar
yang disukai oleh para murid terlebih pada murid yang tidak terlalu cepat dalam memahami materi.
Guru harusnya sadar bahwa di dalam kelas terdapat berbagai macam karakter yang tidak mungkin
sama, dengan tingkat kepintaran yang berbeda-beda.

Pandangan saya sesudah membaca artikel “ Jatuh Hati kepada Juru Taman, Ki Hajar “ yang di tulis
oleh Ida Ayu Eka Yuniasri.

Setelah saja membaca artikel tersebut ternyata pandangan saya sebelumnya salah. Menjadi seorang
guru bukan hanya tentang mengajari dan mendidik anak tetapi guru harus memiliki daya juang yang
tinggi serta memiliki keiklasan dalam mendidik sang anak dan juga seorang guru memiliki kewajiban
untuk menuntun siswa dalam menggapai kesuksesan dengan menghilangkan nilai negative dan hal
buruk dari sekitar anak. Pada artikel tersebut seorang guru sebaiknya memberikan kebebasan pada
anak didiknya untuk tumbuh dan berkembang dengan cara mereka sendiri tanpa adanya suatu
paksaaan. Sebagai seorang guru harus berusaha keras agar sang anak menyukai semua pelajaran
dan sang anak mampu memahami setiap hal yang dipelajari bersama, namun dengan demikian
seorang guru harus bisa lebih memahami kemampuan dari masing-masing siswa, seperti halnya guru
tidak boleh memaksakan suatu kehendak kepada siswa untuk menguasi setiap materi yang di
sampaikan. Oleh karena itu sorang guru harus mengerti bahwa apa yang kita kehendaki atau
inginkan belum tentu sang anak atau anak didiknya juga dapat melakukannya sesuai dengan apa
yang guru inginkan. Namun dengan demikian profesi menjadi seorang guru sangatlah membutuhkan
banyak proses untuk bisa mengetahui karakter, keunikan, dan kemampuan setiap masing-masing
siswa. Saya setuju dengan pendapat dari Ibu, bahwa keberasilan tidak selalu diukur dengan angkan
dan setiap anak memiliki sesuatu yang unik dalam dirinya dan juga kemampuan yang berbeda-beda,
proses untuk menemukan satu dan yang lainnya tidaklah sama. Seorang guru juga harus
memberikan contoh sikap dan perilaku yang baik agar nantinya bisa memotivasi siswa. Artikel ini
sangat memotivasi dan menginspirasi pembaca khususnya bagi para guru sehingga mereka lebih tau
bagaimana seharusnya menyikapi beragam karakter anak didiknya yang berbeda-beda dalam satu
ruang lingkup yang sama. Begitupun dengan para murid setelah membaca artikel tersebut mereka
akan sadar betapa hebatnya perjuangan seorang guru dalam menjadi peran orang tua ke dua bagi
anak didiknya di sekolah bukan hanya tentang memberi dan menyampaikan materi di kelas tetapi
juga memberi pelajaran tentang hidup bagaimana sebaiknya kita bersikap dan menjadi generasi
penerus bangsa yang berbudi pekerti yang luhur serta berkarakter yang sesuai dengan nilai-nilai
bangsa.

Anda mungkin juga menyukai