A. Petunjuk Perihal
Tempat Penyimpanan Sementara Limbah B3 (TPS Limbah B3) wajib dimiliki oleh
setiap Orang yang menghasilkan Limbah B3, Pengumpul Limbah B3, Pemanfaat
Limbah B3, Pengolah Limbah B3, dan Penimbun Limbah B3.
Rincian teknis Penyimpanan Limbah B3 yang dimuat dalam Persetujuan Lingkungan,
diperuntukkan bagi:
a. Penghasil Limbah B3 dari Usaha dan/atau Kegiatan wajib Amdal atau UKL-UPL
b. dan Instansi Pemerintah yang menghasilkan Limbah B3
Nomor induk berusaha atau Persetujuan Lingkungan wajib diubah dalam hal terjadi
perubahan terhadap persyaratan:
a. nama Limbah B3 yang disimpan;
b. lokasi tempat Penyimpanan Limbah B3; dan/atau
c. desain dan kapasitas fasilitas Penyimpanan Limbah B3.
Sumber Limbah
B3
-Pemilahan
- Pengemasan
Pengumpulan
- Penimbangan (Sesuai
Limbah B3
jenis danKerakteristik
Limbah)
Penyimpanan 90 hari
Log Book
dalam TPS penyimpanan
Penyimpanan
Limbah B3
Neraca
Limbah B3
3. Nama, Sumber, Jenis, Kode dan Karakteristik limbah B3 yang akan disimpan ;
Berdasarkan PP. No. 22 Tahun 2021 BAB VII Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya
dan beracun dan pengelolaan limbah non bahan berbahaya dan beracun Pasal 276
poin 1) Setiap Orang yang menghasilkan limbah B3 wajib melakukan Pengelolaan
Limbah B3 yang dihasilkannya, dan point 2) Limbah B3 sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) berdasarkan kategori bahannya terdiri atas : a. Limbah B3
Katagoiri 1 dan b. Limbah B3 katagori 2.
Jumlah
No Kode Nama Sumber Karakteristik
Per Hari
B110d Kain Majun Membersihkan Padat 0,2 Kg/Hari
1
Pelumas ceceran oli
B105d Pelumas/Oli Bekas Penggantian Cair/Reaktif 20,3 Lt/Hari
2
pelumas/oli
B104d Botol Bekas Penggantian Padat/Mudah 0,1 Kg/Hari
3
Pelumas pelumas/oli Terbakar
A355-1 Pelarut (cleaning, Perbaikan kendaraan Cair/Reaktif 2 Lt/Hari
4
degreasing)
5 A102d Air Accu H2SO4 Penggantian Aki Cair/Reaktif 0.1 Lt/Hari
6 A102d Accu Penggantian Aki Padat/Beracun 0,2 Kg/Hari
7
B104d Kemasan Bekas B3 Jerigen bekas formaslin Padat/Beracun 0,1 Kg/Hari
dan disinfektan
B107d Limbah elektronik Dari alat elektronik Padat/Beracun 0,1 Kg/Hari
termasuk cathode yang rusak dan tidak
ray tube (CRT), lampu bisa di pakai lagi
8
TL, printed circuit
board (PCB), dan
Kawat Logam
B108d Sludge instalasi dari kegiatan proses Cair/Padat/Beracun 0,2 Kg/Hari
pengolahan Air pengelolaan limbah
Limbah (IPAL) dari yang mengendap
9
fasilitas IPAL terpadu
pada kawasan
industri
Koordinat
Lokasi Lintang (LS/LU) Bujur (BT)
Derajat Menit Detik Derajat Menit Detik
Dekat Areal
-6 88 81 106 95 83
Gudang
Peta Lokasi TPS LB 3 ;
LAY OUT TPS LIMBAH B3
PT. BUANA INDAH PROPERTI
IN IN
F H I
A B C D E G
60 cm 60 cm
60 cm
A F G H I
B C D E
Keterangan :
Keterangan :
F. Limbah Kain Majun Pelumas
A. Limbah Pelumas/Oli Bekas G. Limbah Air Accu H2SO4
B. Limbah Botol Bekas Pelumas H. Sludge instalasi pengolahan Air Limbah (IPAL) dari
C. Pelarut (cleaning, degreasing) fasilitas IPAL terpadu pada kawasan industri
D. Limbah Kemasan Bekas B3 I. Limbah elektronik termasuk cathode ray tube
E. Limbah Accu (CRT), lampu TL, printed circuit board (PCB),
dan Kawat Logam
Desain Kontruksi dan Rancang Bangun Fasilitas T
TPS Limbah B3
b. Desain Kontruksi dan Rancang Bangun Fasilitas TPS LB3;
Gambar Denah TPS LB3
Gambar Denah
b. Penanganan Tumpahan/Ceceran/Kebocoran
Kenali jenis limbah B3 yang bocor dan segera hubungi petugas pengolahan limbah B3.
Jika tumpahan/ceceran/kebocoran terjadi dari mesin yang sedang beropasi (misal : genset),
matikan terlebih dahulu mesin tersebut, segera lokalisir area tumpahan/ceceran/kebocoran
dengan menggunakan absorbent/pasir/bubu gergaji, biarkan beberpa saat agar menyerap
Setelah terserap buang absorbent/pasir/bubuk gergaji, kemasan wadah yang berlabel
“BARANG TERKONTAMINASI B3”
Tutup akses aliran tumpahan apabila menuju ke tanah terbuka atau badan air di sekitar lokasi.
Catat kejadian sebagai bahan evaluasi
c. Kebakaran
Sediakan peralatan pemadam kebakaran di TPS limbah B3.
Dilarang menyalakan api dan merokok didekat limbah B3.
pabila terjadi kebakaran, segera melakukan pemadam dengan peralatan kebakaran.
Bila kebakaran sulit dikendalikan, segera hubungi Dinas Kebakaran.
Catat kejadian sebagai bahan evaluasi.
APAR yang disediakan dilokasi sebanyak 3 unit.
d. Terkena/Terpapar Limbah B3
Shower/westafel/eyewash harus dipasang dilokasi TPS limbah B3.
Perawatan jika terkena limbah B3, baik pada mata ataupun tubuh maka segera dicuci/dibilas
bagian tubuh yang terkena bahan kimia dengan menggunakan air bersih lalu kemudian
menghubungi bagian kesehatan untuk mendapatkan perawatan selanjutnya.
Catat kejadian sebagai bahan evaluasi.
e. Kotak P3K
Kotak P3K (pertolongan pertama pada kecelakaan) adalah dalah tempat untuk
menyimpan obat-obatan dan perlengkapan yang dibutuhkan untuk memberikan
pertolongan awal bila terjadi cedera atau sakit, Berikut Isi dari kotak P3K yang disediakan
;
Kain kasa gulung dan steril
Peniti
Sarung tangan lateks
Pinset
Gunting
Larutan povidone-iodine untuk disinfektan luka
Tisu pembersih bebas alkohol
Cairan untuk membersihkan benda asing pada luka, seperti larutan garam atau air
steril
Krim atau salep antiseptik
Salep luka bakar
Plester luka
Obat pereda gatal akibat gigitan serangga atau alergi
Obat antinyeri, seperti paracetamol. Obat ini juga bisa digunakan sebagai pereda
demam
Obat flu dan batuk
Obat tetes mata
inhaler untuk penderita asma
Termometer
Perban biasa
Plester dengan berbagai ukuran
Kain kasa steril, gunting, dan pinset kecil
Cairan antiseptik
Termometer
Obat pereda nyeri dan penurun demam, seperti paracetamol, dan lengkapi dengan
sendok takarnya
Salep antialergi, untuk meredakan gatal dan nyeri jika terkena sengatan atau gigitan
serangga dan mengurangi pembengkakan
Losion calamine, untuk meringankan ruam pada kulit akibat tersengat sinar matahari
atau gatal karena iritasi
Salep antialergi, untuk meredakan gatal dan nyeri jika terkena sengatan atau gigitan
serangga dan mengurangi pembengkakan
Losion calamine, untuk meringankan ruam pada kulit akibat tersengat sinar matahari
atau gatal karena iritasi
f. Penangkal Petir
Penangkal Petir yang digunakan adalah berupa batang berbentuk tombak dari bahan
logam yang runcing dan kabel. Ada 3 bagian komponen utama perangkat ini,
yaitu splitzen atau batang penangkal, kawat konduktor, dan grounding atau tempat
pembumian.
Fungsi Penangkal Petir
Fungsi utama penangkal petir adalah sebagai media penghantar listrik dari sambaran
kilat yang diteruskan ke media lain seperti tanah. Selain itu, penangkal petir juga dapat
meredam efek sambaran petir yang membahayakan. Penangkal dapat mencegah
terjadinya konslet aliran listrik saat cuaca buruk dan banyak petir.
Bagian Bagian Penangkal Petir
Air Terminal
Air terminal atau head berada pada bagian ujung atas. Pada penangkal konvensional,
bentuknya menyerupai ujung tombak Sementara itu, pada penangkal
elektrostatis, head cenderung lebih besar dan lebar berbentuk menyerupai payung.
Fungsi air terminal adalah untuk menjadi sasaran sambaran petir
Konduktor
Konduktor adalah kabel yang berfungsi untuk mengalirkan tenaga yang tertangkap air
terminal menuju grounding
Grounding
Grounding adalah bagian penangkal yang berada di dalam tanah. Pembuatan dan
penempatan grounding tidak boleh berada terlalu dekat dengan bangunan rumah.
g. Pallet
Pallet adalah benda yang menjadi alas untuk menampung barang yang digunakan. Pallet
memiliki bentuk persegi atau persegi panjang mengikuti kebutuhan dari penggunanya,
dan palet ini memiliki kaki sehingga dapat memudahkan forklift, Handstacker, Handpallet,
dan Crane di dalam mengangkut dan mengatur posisi atau letak barang. Fungsi pallet
dalam dunia ekspedisi sangat memudahkan dan tentunya memberikan kemudahan dan
juga dapat mempercepat waktu bongkar dan muatnya barang ke dalam maupun dari
dalam.
Fungsi pallet juga dapat menjadi pelindung barang dari lantai atau alas bangunan yang
kotor maupun basah, yang dapat menyebabkan kerusakan pada barang-baran.
Pallet yang akan digunakan untuk TPS LB3 adaah Pallet Plastik yang diproduksi di pabrik
plastik, dengan bentuk dan ukuran disesuaikan dengan kebutuhan. Penggunaaan Pallet
plastik digunakan karena memiliki kelebihan tahan lama karna bahannya yang awet dan
tidak mudah rusak akibat terendam air maupun gangguan suhu sekalipun.
i. Simbol Limbah B3
Sesuai Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 14 Tahun 2013 tentang Simbol dan
Label Limbah Bahan Berbahaya Beracun, bahwa simbol Limbah B3 adalah gambar yang
menunjukkan karakteristik Limbah B3. Dalam penerapan ISO 14001:2015, salah satu
aspek dampak lingkungan yang perlu dikendalikan terkait dengan penggunaan material
B3 dan pembuangan limbah B3. Namun dalam implementasinya, banyak perusahaan
hanya mengendalikan limbah B3 tanpa mengendalikan material B3, karena beberapa
orang menganggap yang sering disebut B3 adalah limbah B3. Padahal B3 dan limbah B3
merupakan dua hal yang berbeda. B3 yaitu material yang sifatnya berbahaya dan
beracun yang masih dapat digunakan (bersifat material), contoh: cat, thinner, alkohol,
asam sulfat, HCl, dan lain-lain. Sedangkan limbah B3 adalah hasil dari proses/kegiatan
yang mengandung B3, contoh: limbah majun, limbah kemasan pelumas, thinner, dan
kemasan material lainnya. Salah satu cara untuk mengendalikan dampak lingkungan dan
risiko K3 maka material B3 dan limbah B3 wajib memasang simbol B3 dan limbah B3
sesuai dengan:
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 3 Tahun 2008 tentang Tata Cara
Pemberian Simbol dan Label Bahan Berbahaya dan Beracun
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 14 tahun 2013 tentang Simbol dan
Label Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun.
k. Simbol Limbah B3
Sesuai Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 14 Tahun 2013 tentang Simbol dan
Label Limbah Bahan Berbahaya Beracun, bahwa simbol Limbah B3 adalah gambar yang
menunjukkan karakteristik Limbah B3. Dalam penerapan ISO 14001:2015, salah satu
aspek dampak lingkungan yang perlu dikendalikan terkait dengan penggunaan material
B3 dan pembuangan limbah B3. Namun dalam implementasinya, banyak perusahaan
hanya mengendalikan limbah B3 tanpa mengendalikan material B3, karena beberapa
orang menganggap yang sering disebut B3 adalah limbah B3. Padahal B3 dan limbah B3
merupakan dua hal yang berbeda. B3 yaitu material yang sifatnya berbahaya dan
beracun yang masih dapat digunakan (bersifat material), contoh: cat, thinner, alkohol,
asam sulfat, HCl, dan lain-lain. Sedangkan limbah B3 adalah hasil dari proses/kegiatan
yang mengandung B3, contoh: limbah majun, limbah kemasan pelumas, thinner, dan
kemasan material lainnya. Salah satu cara untuk mengendalikan dampak lingkungan dan
risiko K3 maka material B3 dan limbah B3 wajib memasang simbol B3 dan limbah B3
sesuai dengan:
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 3 Tahun 2008 tentang Tata Cara
Pemberian Simbol dan Label Bahan Berbahaya dan Beracun
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 14 tahun 2013 tentang Simbol dan
Label Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun.
l. Simbol B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)
Simbol B3 merupakan gambar yang menunjukan klasifikasi B3 yang terdiri dari 10 jenis
simbol. Simbol yang dipasang pada kemasan disesuaikan dengan ukuran kemasan.
Sedangkan simbol pada kendaraan pengangkut dan tempat penyimpanan kemasan B3
minimal berukuran 25 cm x 25 cm.
Gambar Simbol Limbah B3
m. Label Limbah B3
Selain simbol, ada pula label yang perlu diletakan pada kemasan. Pada dasarnya
pelabelan Limbah B3 adalah proses penandaan atau pemberian label yang dilekatkan
atau dibubuhkan ke kemasan langsung dari suatu Limbah B3. Berdasarkan Peraturan
Menteri Lingkungan Hidup, label limbah B3 adalah setiap keterangan mengenai limbah
B3 yang berbentuk tulisan yang berisi informasi penghasil, alamat penghasil, waktu
pengemasan, jumlah, dan karakteristik limbah B3. Label ini dicantumkan Sumber dan
Identitas Limbah B3. Label ini ditandai dengan latar belakang berwarna kuning dan
dengan garis tepi berwarna hitam.
Gambar Label Limbah B3
Label ini sama dilekatkan pada kemasan Limbah B3, namun untuk label ini
merupakan keterangan kemasan kosong yang dilekatkan pada bagian tengah kemasan.
Label ini berfungsi untuk menunjukan posisi tutup kemasan Limbah B3. Label ini
berlatar belakang putih dan terdiri atas dua anak panah yang mengarah ke atas.
Gambar Label Tutup Kemasan Limbah B3
i. Penyimpanan kemasan dibuat dengan sistem blok dan setiap blok terdiri atas 2 x 2
kemasan.
ii. Lebar gang antar blok harus memenuhi jarakminimal 60 cm untuk mempermudah
lalu lintas manusia dan lebar gang untuk lalu lintas kendaraan pengangkut
(forklift) disesuaikandengan kelayakan pengoperasiannya.
iii. Penumpukan kemasan drum logam (isi 200 liter) maksimal 3 tumpukan dengan tiap lapis
dialasi palet (setiap palet mengalasi 4 drum). Jika tumpukan lebih dari 3 (tiga) lapis atau
kemasan terbuat dari plastik, maka harus dipergunakan rak.
iv. Jarak tumpukan kemasan tertinggi dan jarak blok kemasan terluar terhadap atap dan
dinding bangunan penyimpanan tidak boleh kurang dari1 m.
TOTAL TOTAL
Rencana Kerjasama dengan Pihak Transporter/Pengelola Limbah B3
Pihak Perusahaan siap bekerjasama dengan pihak lain dalam Pengangkutan Limbah B3
dengan tertuang dengan Surat Perjanjian Kerjasama Sebagai berikut :
Pada hari ini ………….., tanggal ……………, bulan……………… . tahun ………….. ( …….-2022), yang
bertanda tangan dibawah ini ;
I. PT. BUANA INDAH PROPERTI
Berkedukan di ………………………., Jl. ……………… ,Cicurug, Kab.Sukabumi, yang didirikan
berdasarkan Akte Notaris ; ……………………….. Sarjana Hukum No…….. tanggal …………….. 20..,
dalam hal ini diwakili oleh ……………………. selaku Direktur Utama dengan demikian bertindak
untuk dan atas nama Perusahaan tersebut diatas, selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA.
II. PT. …………………………………………
Berkedukan di ………………….., …………………., dalam hal ini diwakili oleh ………………….. selaku
General Manager, berdasarkan Surat Kuasa No…………, tanggal………, dengan demikian
bertindak untuk dan atas nama Perusahaan tersebut diatas, selanjutnya disebut PIHAK
KEDUA.
Para pihak menerangkan terlebih dahulu :
1. Bahwa PIHAK PERTAMA berkehendak untuk menggunaan fasilitas dan legalitas dokumen
perijinan PIHAK KEDUA dalam hal penanganan Limbah ……………….., Pengangkutan Limbah
B3, maupun non B3 lainnya yang bersumber dari seluruh jajaran perusahaan PT.
………………………….
2. Bahwa PIHAK KEDUA menyatakan bersedia membatu dalam penggunan fasilitas dan
legalitas untuk PIHAK PERTAMA.
Selanjutnya para pihak telah sepakat mengadakan Perjanjian Kerja Sama dengan ketentuan dan
syarat-syarat sebagai berikut :
Pasal 1
MAKSUD DAN TUJUAN
Perjanjian Kerja Sama antara PIHAK PERTAMA dengan PIHAK KEDUA adalah dalam rangka
kegiatan Penanganan Limbah B3 mulai dari kegiatan Cleaning Tangki, Pengangkutan,
Pengumpulan dan Penyaluran Limbah B3 yang dihasilkan oleh PIHAK PERTAMA yang
bersumber dari Pekerjaan Cleaning Tangki perusahaan PT. .......................... berdasarkan Surat
Perintah Kerja atau Kontrak Kerja dari PT. .......................... Kepada PIHAK PERTAMA.
Pasal 2
BENTUK KERJASAMA
1. PIHAK PERTAMA menyediakan tenaga kerja, tenaga ahli dan modal kerja untuk kegiatan
penanganan Limbah B3 PT. ...........................
2. PIHAK PERTAMA akan melakukan pengawasan pelaksanaan administrasi keuangan dan
administrasi proyek.
3. PIHAK KEDUA akan membantu PIHAK PERTAMA dalam penyediaan dokumen legalitas
pendukung kegiatan penanganan limbah B3 dan pengawasan terhadap pelaksanaan
kegiatan pengangkutan limbah B3.
4. PIHAK KEDUA menyediakan seluruh fasilitas yang diperlukan baik armada, tenaga kerja,
safety, maupun peralatan lainnya yang digunakan untuk kelancaran pekerjaan
pengangkutan limbah tersebut yang dibutuhkan oleh PIHAK PERTAMA.
Pasal 3
HAK DAN KEWAJIBAN
Hak dan Kewajiban PIHAK PERTAMA ;
1. Berhak mendapatkan jaminan dari PIHAK KEDUA atas legalitas dan kelengkapan
dokumen perijinan yang digunakan untuk kegiatan penanganan limbah B3 bersumber
dari seluruh jajaran perusahaan PT. ..........................
2. PIHAK PERTAMA berkewajiban sepenuhnya menangani pendanaan dalam hal
pelaksanaan Cleaning Tanki, penanganan limbah B3 hasil Cleaning Tanki, serta
pengangkutan limbah B3 maupun non B3 lainnya yang bersumber dari seluruh jajaran
perusahaan PT. ..........................
3. Berkewajiban memberikan fee atas pemakaian legalitas untuk penanganan limbah B3
bersumber dari seluruh jajaran perusahaan PT. Pertamina (Persesro ) kepada PIHAK
KEDUA.
4. Berkewajiban menjaga nama baik PIHAK KEDUA dan mematuhi seluruh peraturan yang
telah ditentukan oleh PT. ...........................
1. Berhak mendapatkan fee atas kegiatan penanganan limbah B3 bersumber dari seluruh
jajaran perusahaan PT. ........................... dari PIHAK PERTAMA.
2. Berkewajiban menyediakan dokumen perijinan dan fasilitas untuk PIHAK PERTAMA.
3. PIHAK KEDUA bersedia membeli limbah hasil proses Cleaning Tanki di seluruh jajaran
PT. .......................... kepada PIHAK PERTAMA sesuai dengan harga yang telah disepakati
bersama setelah ada sampel limbah B3 tersebut.
4. Berkewajiban menjaga nama baik PIHAK PERTAMA dan mematuhi seluruh peraturan
yang telah ditentukan oleh PT. ...........................
Pasal 4
JANGKA WAKTU
1. Perjanjian ini berlaku untuk jangka waktu 1 (satu) Tahun, terhitung sejak tanggal …. ………
2022 s/d ….. ….…. 2022 dan dapat diperpanjang kembali untuk jangka waktu dan syarat-
syarat yang akan disepakati oleh kedua pihak.
2. Apabila PIHAK PERTAMA bermaksud memperpanjang jangka waktu perjanjian ini
sebagaimana dimaksud dalam ketentuan ayat 1 Pasal ini, maka PIHAK PERTAMA wajib
menyampaikan pemberitahuan perpanjangan secara tertulis kepada PIHAK KEDUA,
selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sebelum berakhirnya jangka waktu.
3. PIHAK KEDUA wajib memberikan persetujuan atau penolakan secara tertulis kepada PIHAK
PERTAMA selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari terhitung sejak diterimanya surat
pemberitahuan perpanjangan perjanjian dari PIHAK PERTAMA.
4. Apabila Perjanjian ini akan diakhiri sebelum jangka waktunya berakhir, maka pihak yang
bermaksud mengakhiri Perjanjian tersebut wajib terlebih dahulu memberitahukan secara
tertulis kepada pihak lainnya selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sebelum tanggal
pengakhiran Perjanjian yang dikehendaki.
Pasal 5
SANKSI
1. Apabila terjadi pelanggaran dan atau penyimpangan terhadap Surat Perjanjian ini oleh
PIHAK KEDUA, maka PIHAK PERTAMA berhak memutuskan hubungan kerjasama secara
sepihak dan PIHAK KEDUA berkewajiban membayar segala kerugian yang timbul akibat
dari kelalaian ataupun kesalahan yang dibuat oleh PIHAK KEDUA.
2. Apabila terjadi pelanggaran dan atau penyimpangan terhadap Surat Perjanjian ini oleh
PIHAK PERTAMA, maka PIHAK KEDUA berhak memutuskan hubungan kerjasama secara
sepihak dan PIHAK PERTAMA berkewajiban membayar segala kerugian yang timbul akibat
dari kelalaian ataupun kesalahan yang dibuat oleh PIHAK PERTAMA.
Pasal 6
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
1. Dalam hal terjadi perbedaan pendapat, apabila terjadi perselisihan antara kedua belah
pihak, pada dasarnya diselesaikan dengan cara musyawarah mufakat.
2. Jika kesepakatan tidak dapat dicapai melalui musyawarah mufakat, maka akan diselesaikan
melalui Kantor Panitera Pengadilan Tinggi Jakarta Selatan.
Pasal 7
PENUTUP
Bila dipandang perlu dan dengan persetujuan antara kedua belah pihak maka Surat
Perjanjian Kerja Sama ini dapat ditambah dan dituangkan dalam Addendum.
Demikian Surat Perjanjian Kerja Sama ini dibuat dua rangkap, masing-masing bermaterai
cukup dan ditandatangani oleh Kedua Pihak pada hari dan tanggal seperti tercantum dalam
permulaan Surat Perjanjian Kerja Sama ini dengan masing-masing menyimpan satu berkas.
(A) (B) (C) (D) (E) (F) (G) (H) (I) (J) (K) (L)
...
...
. . . . . . . . . . . . . . . . , 2022
Paraf Petugas [4]
o. Neraca Limbah B3
Kegiatan PT. Buana Indah Properti menghasilkan limbah B3, maka dari itu setiap kegiatan
yang mengeluarkan limbah B3 diwajibkan memiliki neraca limbah B3. Neraca limbah B3
merupakan data kuantitas limbah B3 dari suatu usaha atau kegaitan yang menunjukan
kinerja pengelolaan limbah B3 pada satuan waktu penataannya. Apabila neraca limbah B3
tidak sesuai dengan besaran limbah B3 yang dihasilkan makan akan mengakibatkan tidak
terkontrolnya aliran limbah B3. Neraca limbah B3 bentuk form seperti terlihat pada gambar
berikut ini.
p. Manifest
Manifest merupakan bukti pencatatan Volume dari perusahaan pengangkut/pemanfaat
limbah B3 yang di angkut oleh pihak penghasil limbah B3 untuk diserahkan kepada pihak
penerima limbah B3 (pihak ke 3). Form bentuk dari pada manifest seperti terlihat pada
gambar berikut :
LAMPIRAN-LAMPIRAN