Anda di halaman 1dari 108

FORMULIR RINCIAN TEKNIS

TEMPAT PENYIMPANAN SEMENTARA LIMBAH B3

A. Petunjuk Perihal
 Tempat Penyimpanan Sementara Limbah B3 (TPS Limbah B3) wajib dimiliki oleh
setiap Orang yang menghasilkan Limbah B3, Pengumpul Limbah B3, Pemanfaat
Limbah B3, Pengolah Limbah B3, dan Penimbun Limbah B3.
 Rincian teknis Penyimpanan Limbah B3 yang dimuat dalam Persetujuan Lingkungan,
diperuntukkan bagi:
a. Penghasil Limbah B3 dari Usaha dan/atau Kegiatan wajib Amdal atau UKL-UPL
b. dan Instansi Pemerintah yang menghasilkan Limbah B3
 Nomor induk berusaha atau Persetujuan Lingkungan wajib diubah dalam hal terjadi
perubahan terhadap persyaratan:
a. nama Limbah B3 yang disimpan;
b. lokasi tempat Penyimpanan Limbah B3; dan/atau
c. desain dan kapasitas fasilitas Penyimpanan Limbah B3.

B. Format Rincian Teknis


Muatan Rincian Teknis untuk kegiatan Penyimpanan Limbah B3 antara lain:
1. Data Pemohon
Identitas Pemrakarsa/Pemohon/Penanggungjawab
1. Nama : Foody Zainaldi, S.E.,M.M
2. Jabatan : Direktur
3. Alamat : Kp. Palasari RT 023/07 Desa Sudajaya Girang
Kecamatan Sukabumi Kabupaten Sukabumi
4. Nomor Telp/Fax : 081385708070

6. Alamat Email : buanaindahproperti@gmail.com


Identitas Pemrakarsa/Perusahaan
1. Nama Perusahaan : PT. BUANA INDAH PROPERTI
2. Jenis Kegiatan : Real Estat Yang Dimiliki Sendiri atau Disewa
KBLI 68110
3. Alamat Kantor : Kp. Palasari RT 023/07 Desa Sudajaya Girang
Kecamatan Sukabumi Kabupaten Sukabumi
4. Nomor Telp/Fax : 081385708070
5. Lokasi Kegiatan : Kp. Palasari RT 023/07 Desa Sudajaya Girang
Kecamatan Sukabumi Kabupaten Sukabumi
2. Deskripsi Kegiatan
Usaha dan/atau Kegiatan yang dilaksanakan oleh PT. Buana Indah Properti Adalah
Peternakan Ayam Pedaging dan telah mempunya perizinan sebagai berikut ;
1. Surat Ijin Lingkungan : Dilaksanakan Pada tanggal 21 September
2020 Disaksikan Oleh Ketua RT, Ketua RW,
Babinsa, Babinkamtibmas, Kapolsek,
Koramil dan Kepala Desa Setempat
2. Rekomendasi Desa : Diterbitkan Oleh Kepala Desa Sudajaya
Girang Kecamatan Sukabumi Dengan
Nomor 500/12/IX/2020 pada tanggal 21
September 2020.
3. Rekomendasi Kecamatan : Diterbitkan Oleh Kecamatan Sukabumi
Kabupaten Sukabumi dengan Nomor :
503/27/Tib/2020 Pada Tanggal 21
September 2020.
4. Surat Penunjukan Penggunaan Diterbitkan Oleh dari Dinas Pertanahan Dan
Lahan (SPPL) Tata Ruang Kabupaten Sukabumi dengan
Nomor : 503/1551-Bid.TR Tanggal 09
November 2020
5. Surat Pengantar Diterbitkan Oleh Dinas Penanaman Modal
Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu dengan
Nomor : 503/1295/Bid.PP Tanggal 12
November 2020
5. Nomor Induk Berusaha : 0270000961643
 Alur Limbah B3 Adalah Sebagai Berikut ;

Sumber Limbah
B3

-Pemilahan
- Pengemasan
Pengumpulan
- Penimbangan (Sesuai
Limbah B3
jenis danKerakteristik
Limbah)

Penyimpanan 90 hari
Log Book
dalam TPS penyimpanan
Penyimpanan
Limbah B3

Neraca
Limbah B3

Tanda Bukti atau Pengelolaan


Manifest Limbah Lanjutan Oleh Pihak MOU atau
B3 Ke-3 yang memiliki Kontrak Kerja
izin dari KLHK RI

3. Nama, Sumber, Jenis, Kode dan Karakteristik limbah B3 yang akan disimpan ;
Berdasarkan PP. No. 22 Tahun 2021 BAB VII Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya
dan beracun dan pengelolaan limbah non bahan berbahaya dan beracun Pasal 276
poin 1) Setiap Orang yang menghasilkan limbah B3 wajib melakukan Pengelolaan
Limbah B3 yang dihasilkannya, dan point 2) Limbah B3 sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) berdasarkan kategori bahannya terdiri atas : a. Limbah B3
Katagoiri 1 dan b. Limbah B3 katagori 2.

Jumlah
No Kode Nama Sumber Karakteristik
Per Hari
B110d Kain Majun Membersihkan Padat 0,2 Kg/Hari
1
Pelumas ceceran oli
B105d Pelumas/Oli Bekas Penggantian Cair/Reaktif 20,3 Lt/Hari
2
pelumas/oli
B104d Botol Bekas Penggantian Padat/Mudah 0,1 Kg/Hari
3
Pelumas pelumas/oli Terbakar
A355-1 Pelarut (cleaning, Perbaikan kendaraan Cair/Reaktif 2 Lt/Hari
4
degreasing)
5 A102d Air Accu H2SO4 Penggantian Aki Cair/Reaktif 0.1 Lt/Hari
6 A102d Accu Penggantian Aki Padat/Beracun 0,2 Kg/Hari
7
B104d Kemasan Bekas B3 Jerigen bekas formaslin Padat/Beracun 0,1 Kg/Hari
dan disinfektan
B107d Limbah elektronik Dari alat elektronik Padat/Beracun 0,1 Kg/Hari
termasuk cathode yang rusak dan tidak
ray tube (CRT), lampu bisa di pakai lagi
8
TL, printed circuit
board (PCB), dan
Kawat Logam
B108d Sludge instalasi dari kegiatan proses Cair/Padat/Beracun 0,2 Kg/Hari
pengolahan Air pengelolaan limbah
Limbah (IPAL) dari yang mengendap
9
fasilitas IPAL terpadu
pada kawasan
industri

C. Lama Penyimpanan di TPS Lb3 :


lama penyimpanan mempertimbangkan kapasitas TPS B3 agar menghindari TPS
yang tidak muat menyimpan limbah B3. Limbah B3 yang disimpan pada TPS B3
disimpan berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 12 Tahun 2020
sesuai dengan tabel berikut.

4. Dokumen penjelasan tentang rencana TPS Limbah B3 yang akan dibangun


sesuai peraturan perundang-undangan dengan memuat penjelasan ;
a. Lokasi TPS LB 3
 Letak Lokasi Berdasarkan Koordinat ;

Koordinat
Lokasi Lintang (LS/LU) Bujur (BT)
Derajat Menit Detik Derajat Menit Detik
Dekat Areal
-6 88 81 106 95 83
Gudang
 Peta Lokasi TPS LB 3 ;
LAY OUT TPS LIMBAH B3
PT. BUANA INDAH PROPERTI

Eye Washer P3K P3K Eye Washer

IN IN

F H I
A B C D E G

60 cm 60 cm
60 cm

A F G H I
B C D E

Keterangan :
Keterangan :
F. Limbah Kain Majun Pelumas
A. Limbah Pelumas/Oli Bekas G. Limbah Air Accu H2SO4
B. Limbah Botol Bekas Pelumas H. Sludge instalasi pengolahan Air Limbah (IPAL) dari
C. Pelarut (cleaning, degreasing) fasilitas IPAL terpadu pada kawasan industri
D. Limbah Kemasan Bekas B3 I. Limbah elektronik termasuk cathode ray tube
E. Limbah Accu (CRT), lampu TL, printed circuit board (PCB),
dan Kawat Logam
Desain Kontruksi dan Rancang Bangun Fasilitas T

TPS Limbah B3
b. Desain Kontruksi dan Rancang Bangun Fasilitas TPS LB3;
 Gambar Denah TPS LB3

Gambar Kemiringan Lantai

Gambar Denah

Gambar Denah Pondasi


Gambar Pondasi
 Gambar Tampak TPS LB3

Gambar Tampak Depan Gambar Tampak Samping

Gambar Tampak Belakang Gambar Tampak Samping Kiri


 SISTEM TANGGAP DARURAT, SIMBOL DAN LABEL LIMBAH B3
a. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 tentang PPLH
Sistem Tanggap Darurat adalah sistem pengendalian keadaan darurat yang meliputi pencegahan,
kesiapsiagaan, dan penanggulangan kedaruratan Pengelolaan Limbah B3 akibat kejadian
kecelakaan Pengelolaan Limbah B3. Dalam Peraturan Pemerintah tersebut mewajibkan setiap
kegiatan pengelolaan limbah B3 untuk memiliki Sistem Tanggap Darurat (STD). Definisi Sistem
Tanggap Darurat sesuai dengan peraturan pemerintah tersebut adalah sistem pengendalian
keadaan darurat yang meliputi pencegahan, kesiapsiagaan dan penanggulangan kecelakaan serta
pemulihan kualitas lingkungan hidup akibat kecelakaan Pengelolaan Limbah B3. Sistem Tanggap
Darurat tersebut penting untuk mengantisipasi dan meminimalisir terjadinya kedaruratan
Pengelolaan Limbah B3. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya
kedaruratan Pengelolaan Limbah B3 adalah pelaksanaan pelatihan dan geladi kedaruratan
Pengelolaan Limbah B3. Didalam peraturan pemerintah tersebut disampaikan bahwa setiap
penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan wajib menyelenggarakan pelatihan dan simulasi
kedaruratan minimal satu kali dalam setahun. Kewajiban ini juga harus dilaksanakan oleh
Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota. Resiko tersebut dapat terjadi
baik didalam lokasi PT.Buana Indah Properti maupun di luar lokasi pada saat B3 tersebut
didistribusikan. Semakin meningkatnya penggunaan B3 dalam proses kegiatannya, maka akan
meningkatkan mobilitas penggunaan B3 itu sendiri, hal ini secara langsung akan turut
meningkatkan pula resiko kecelakaan. Pada saat ini jutaan jenis bahan kimia yang telah
diidentifikasi dan dikenal, berarti resiko terjadinya kecelakaan semakin beragam sesuai dengan
karakteristik jenis B3 tersebut. Tanggap darurat terhadap kecelakaan tersebut sangat diperlukan
baik diakibatkan oleh manusia, teknologi maupun akibat bencana alam. Untuk itu perlu dibuat
suatu sistem atau mekanisme tanggap darurat akibat kecelakaan B3 yang nantinya akan
dituangkan dalam suatu pedoman yang akan digunakan para pihak (stakeholder) terkait.

b. Penanganan Tumpahan/Ceceran/Kebocoran
 Kenali jenis limbah B3 yang bocor dan segera hubungi petugas pengolahan limbah B3.
 Jika tumpahan/ceceran/kebocoran terjadi dari mesin yang sedang beropasi (misal : genset),
matikan terlebih dahulu mesin tersebut, segera lokalisir area tumpahan/ceceran/kebocoran
dengan menggunakan absorbent/pasir/bubu gergaji, biarkan beberpa saat agar menyerap
 Setelah terserap buang absorbent/pasir/bubuk gergaji, kemasan wadah yang berlabel
“BARANG TERKONTAMINASI B3”
 Tutup akses aliran tumpahan apabila menuju ke tanah terbuka atau badan air di sekitar lokasi.
 Catat kejadian sebagai bahan evaluasi
c. Kebakaran
 Sediakan peralatan pemadam kebakaran di TPS limbah B3.
 Dilarang menyalakan api dan merokok didekat limbah B3.
 pabila terjadi kebakaran, segera melakukan pemadam dengan peralatan kebakaran.
 Bila kebakaran sulit dikendalikan, segera hubungi Dinas Kebakaran.
 Catat kejadian sebagai bahan evaluasi.
APAR yang disediakan dilokasi sebanyak 3 unit.

Gambar Pemadam Api Ringan

d. Terkena/Terpapar Limbah B3
 Shower/westafel/eyewash harus dipasang dilokasi TPS limbah B3.
 Perawatan jika terkena limbah B3, baik pada mata ataupun tubuh maka segera dicuci/dibilas
bagian tubuh yang terkena bahan kimia dengan menggunakan air bersih lalu kemudian
menghubungi bagian kesehatan untuk mendapatkan perawatan selanjutnya.
 Catat kejadian sebagai bahan evaluasi.

Gambar Kotak P3K


Gambar Contoh Wastafel

e. Kotak P3K
Kotak P3K (pertolongan pertama pada kecelakaan) adalah dalah tempat untuk
menyimpan obat-obatan dan perlengkapan yang dibutuhkan untuk memberikan
pertolongan awal bila terjadi cedera atau sakit, Berikut Isi dari kotak P3K yang disediakan
;
 Kain kasa gulung dan steril
 Peniti
 Sarung tangan lateks
 Pinset
 Gunting
 Larutan povidone-iodine untuk disinfektan luka
 Tisu pembersih bebas alkohol
 Cairan untuk membersihkan benda asing pada luka, seperti larutan garam atau air
steril
 Krim atau salep antiseptik
 Salep luka bakar
 Plester luka
 Obat pereda gatal akibat gigitan serangga atau alergi
 Obat antinyeri, seperti paracetamol. Obat ini juga bisa digunakan sebagai pereda
demam
 Obat flu dan batuk
 Obat tetes mata
 inhaler untuk penderita asma
 Termometer
 Perban biasa
 Plester dengan berbagai ukuran
 Kain kasa steril, gunting, dan pinset kecil
 Cairan antiseptik
 Termometer
 Obat pereda nyeri dan penurun demam, seperti paracetamol, dan lengkapi dengan
sendok takarnya
 Salep antialergi, untuk meredakan gatal dan nyeri jika terkena sengatan atau gigitan
serangga dan mengurangi pembengkakan
 Losion calamine, untuk meringankan ruam pada kulit akibat tersengat sinar matahari
atau gatal karena iritasi
 Salep antialergi, untuk meredakan gatal dan nyeri jika terkena sengatan atau gigitan
serangga dan mengurangi pembengkakan
 Losion calamine, untuk meringankan ruam pada kulit akibat tersengat sinar matahari
atau gatal karena iritasi

Gambar Kotak P3K

f. Penangkal Petir
Penangkal Petir yang digunakan adalah berupa batang berbentuk tombak dari bahan
logam yang runcing dan kabel. Ada 3 bagian komponen utama perangkat ini,
yaitu splitzen atau batang penangkal, kawat konduktor, dan grounding atau tempat
pembumian.
Fungsi Penangkal Petir
Fungsi utama penangkal petir adalah sebagai media penghantar listrik dari sambaran
kilat yang diteruskan ke media lain seperti tanah. Selain itu, penangkal petir juga dapat
meredam efek sambaran petir yang membahayakan. Penangkal dapat mencegah
terjadinya konslet aliran listrik saat cuaca buruk dan banyak petir.
Bagian Bagian Penangkal Petir
 Air Terminal
Air terminal atau head berada pada bagian ujung atas. Pada penangkal konvensional,
bentuknya menyerupai ujung tombak Sementara itu, pada penangkal
elektrostatis, head cenderung lebih besar dan lebar berbentuk menyerupai payung.
Fungsi air terminal adalah untuk menjadi sasaran sambaran petir
 Konduktor
Konduktor adalah kabel yang berfungsi untuk mengalirkan tenaga yang tertangkap air
terminal menuju grounding
 Grounding
Grounding adalah bagian penangkal yang berada di dalam tanah. Pembuatan dan
penempatan grounding tidak boleh berada terlalu dekat dengan bangunan rumah.

Gambar Penangkal Petir

g. Pallet
Pallet adalah benda yang menjadi alas untuk menampung barang yang digunakan. Pallet
memiliki bentuk persegi atau persegi panjang mengikuti kebutuhan dari penggunanya,
dan palet ini memiliki kaki sehingga dapat memudahkan forklift, Handstacker, Handpallet,
dan Crane di dalam mengangkut dan mengatur posisi atau letak barang. Fungsi pallet
dalam dunia ekspedisi sangat memudahkan dan tentunya memberikan kemudahan dan
juga dapat mempercepat waktu bongkar dan muatnya barang ke dalam maupun dari
dalam.
Fungsi pallet juga dapat menjadi pelindung barang dari lantai atau alas bangunan yang
kotor maupun basah, yang dapat menyebabkan kerusakan pada barang-baran.
Pallet yang akan digunakan untuk TPS LB3 adaah Pallet Plastik yang diproduksi di pabrik
plastik, dengan bentuk dan ukuran disesuaikan dengan kebutuhan. Penggunaaan Pallet
plastik digunakan karena memiliki kelebihan tahan lama karna bahannya yang awet dan
tidak mudah rusak akibat terendam air maupun gangguan suhu sekalipun.

Pallet Yang akan digunakan

h. Rencana Pencahaayan Pada TPS LB3


Didalam Ruangan untuk memudahkan dan membantu pencahaan di gunakan 2 buah
lampu LED 30 watt,

i. Simbol Limbah B3
Sesuai Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 14 Tahun 2013 tentang Simbol dan
Label Limbah Bahan Berbahaya Beracun, bahwa simbol Limbah B3 adalah gambar yang
menunjukkan karakteristik Limbah B3. Dalam penerapan ISO 14001:2015, salah satu
aspek dampak lingkungan yang perlu dikendalikan terkait dengan penggunaan material
B3 dan pembuangan limbah B3. Namun dalam implementasinya, banyak perusahaan
hanya mengendalikan limbah B3 tanpa mengendalikan material B3, karena beberapa
orang menganggap yang sering disebut B3 adalah limbah B3. Padahal B3 dan limbah B3
merupakan dua hal yang berbeda. B3 yaitu material yang sifatnya berbahaya dan
beracun yang masih dapat digunakan (bersifat material), contoh: cat, thinner, alkohol,
asam sulfat, HCl, dan lain-lain. Sedangkan limbah B3 adalah hasil dari proses/kegiatan
yang mengandung B3, contoh: limbah majun, limbah kemasan pelumas, thinner, dan
kemasan material lainnya. Salah satu cara untuk mengendalikan dampak lingkungan dan
risiko K3 maka material B3 dan limbah B3 wajib memasang simbol B3 dan limbah B3
sesuai dengan:
 Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 3 Tahun 2008 tentang Tata Cara
Pemberian Simbol dan Label Bahan Berbahaya dan Beracun
 Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 14 tahun 2013 tentang Simbol dan
Label Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun.

j. Simbol B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)


Simbol B3 merupakan gambar yang menunjukan klasifikasi B3 yang terdiri dari 10 jenis
simbol. Simbol yang dipasang pada kemasan disesuaikan dengan ukuran kemasan.
Sedangkan simbol pada kendaraan pengangkut dan tempat penyimpanan kemasan B3
minimal berukuran 25 cm x 25 cm.

k. Simbol Limbah B3
Sesuai Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 14 Tahun 2013 tentang Simbol dan
Label Limbah Bahan Berbahaya Beracun, bahwa simbol Limbah B3 adalah gambar yang
menunjukkan karakteristik Limbah B3. Dalam penerapan ISO 14001:2015, salah satu
aspek dampak lingkungan yang perlu dikendalikan terkait dengan penggunaan material
B3 dan pembuangan limbah B3. Namun dalam implementasinya, banyak perusahaan
hanya mengendalikan limbah B3 tanpa mengendalikan material B3, karena beberapa
orang menganggap yang sering disebut B3 adalah limbah B3. Padahal B3 dan limbah B3
merupakan dua hal yang berbeda. B3 yaitu material yang sifatnya berbahaya dan
beracun yang masih dapat digunakan (bersifat material), contoh: cat, thinner, alkohol,
asam sulfat, HCl, dan lain-lain. Sedangkan limbah B3 adalah hasil dari proses/kegiatan
yang mengandung B3, contoh: limbah majun, limbah kemasan pelumas, thinner, dan
kemasan material lainnya. Salah satu cara untuk mengendalikan dampak lingkungan dan
risiko K3 maka material B3 dan limbah B3 wajib memasang simbol B3 dan limbah B3
sesuai dengan:
 Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 3 Tahun 2008 tentang Tata Cara
Pemberian Simbol dan Label Bahan Berbahaya dan Beracun
 Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 14 tahun 2013 tentang Simbol dan
Label Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun.
l. Simbol B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)
Simbol B3 merupakan gambar yang menunjukan klasifikasi B3 yang terdiri dari 10 jenis
simbol. Simbol yang dipasang pada kemasan disesuaikan dengan ukuran kemasan.
Sedangkan simbol pada kendaraan pengangkut dan tempat penyimpanan kemasan B3
minimal berukuran 25 cm x 25 cm.
Gambar Simbol Limbah B3

m. Label Limbah B3
Selain simbol, ada pula label yang perlu diletakan pada kemasan. Pada dasarnya
pelabelan Limbah B3 adalah proses penandaan atau pemberian label yang dilekatkan
atau dibubuhkan ke kemasan langsung dari suatu Limbah B3. Berdasarkan Peraturan
Menteri Lingkungan Hidup, label limbah B3 adalah setiap keterangan mengenai limbah
B3 yang berbentuk tulisan yang berisi informasi penghasil, alamat penghasil, waktu
pengemasan, jumlah, dan karakteristik limbah B3. Label ini dicantumkan Sumber dan
Identitas Limbah B3. Label ini ditandai dengan latar belakang berwarna kuning dan
dengan garis tepi berwarna hitam.
Gambar Label Limbah B3

Label ini sama dilekatkan pada kemasan Limbah B3, namun untuk label ini
merupakan keterangan kemasan kosong yang dilekatkan pada bagian tengah kemasan.

Gambar Label Limbah B3 Kosong

Label ini berfungsi untuk menunjukan posisi tutup kemasan Limbah B3. Label ini
berlatar belakang putih dan terdiri atas dua anak panah yang mengarah ke atas.
Gambar Label Tutup Kemasan Limbah B3

Gambar Tata Cara Pemasangan Simbol Dan Label Limbah B3

n. Pemasangan Penangkal Petir


Penangkal petir merupakan suatu perangkat yang terdiri dari serangkaian jalur yang
difungsikan sebagai media mengalirkan arus listrik petir menuju ke permukaan bumi,
tanpa merusak benda apapun yang dilewati oleh petir tersebut
Kemunculan petir sering terjadi di bumi, terjadinya seringkali mengiringi turunnya hujan.
Muatan listrik yang ada pada petir akan berusaha mencari jalur terpendek untuk mengalir
dari awan ke tanah atau sebaliknya. Adapun jalur terpendek yang dapat dicapai oleh
muatan listrik adalah melalui bangunan-bangunan tinggi,

Gambar Alat Penangkal Petir

m. Rencana Plang Nama dan titik koordinat TPS Limbah B3

TEMPAT PENYIMPANAN SEMENTARA LIMBAH B3


( BAHAN BERBAHAYA BERACUN)

PT.BUANA INDAH PROPERTI


TITIK KOORDINAT E : 106O95’83.8 S :6O88’81.5

SIMBOL LIMBAH BAHAN BERBAHAYA BERACUN (B3)

PT.BUANA INDAH PROPERTI – SELABINTANAN


KABUPATEN SUKABUMI
Tata cara penyimpanan Dan kemasan limbah B3 dapat diuraikan sebagai berikut :

i. Penyimpanan kemasan dibuat dengan sistem blok dan setiap blok terdiri atas 2 x 2
kemasan.
ii. Lebar gang antar blok harus memenuhi jarakminimal 60 cm untuk mempermudah
lalu lintas manusia dan lebar gang untuk lalu lintas kendaraan pengangkut
(forklift) disesuaikandengan kelayakan pengoperasiannya.
iii. Penumpukan kemasan drum logam (isi 200 liter) maksimal 3 tumpukan dengan tiap lapis
dialasi palet (setiap palet mengalasi 4 drum). Jika tumpukan lebih dari 3 (tiga) lapis atau
kemasan terbuat dari plastik, maka harus dipergunakan rak.
iv. Jarak tumpukan kemasan tertinggi dan jarak blok kemasan terluar terhadap atap dan
dinding bangunan penyimpanan tidak boleh kurang dari1 m.

 Penyimpanan sementara limbah B3 harus dilakukan jika limbah B3 tersebut


belum dapat diolah dengan segera.
 Kegiatan penyimpanan sementara limbah B3 dimaksudkan untuk mencegah
terlepasnya limbah B3 ke lingkungan sehingga potensi bahaya terhadap manusia
dan lingkungan dapat dihindarkan.
 Setiap limbah B3 yang akan disimpan harus dikemas sesuai jenis dan karakteristik
limbah B3
 Peletakan kemasan dilakukan dengan baik dan tertata
 Setiap memasukkan/menyimpan limbah B3 ke TPS B3, harus melakukan pencatatan
di logbook penyimpanan yang telah disediakan di depan pintu setiap ruang limbah
B3 sesuai jenis dan karakteristik limbah B3.

LOG BOOK PENYIMPANAN LIMBAH B3


Nama Lembaga/Perusahaan : …………………………………… Tahun :……

Bidang Usaha/Kegiatan : ……………………………………


Jenis Limbah B3 : ……………………………………

TERSIMPAN (IN) TERKIRIM (OUT)


Tanggal Jumlah (kg) Keterangan Tanggal Jumlah (kg) Keterangan

TOTAL TOTAL
Rencana Kerjasama dengan Pihak Transporter/Pengelola Limbah B3

Pihak Perusahaan siap bekerjasama dengan pihak lain dalam Pengangkutan Limbah B3
dengan tertuang dengan Surat Perjanjian Kerjasama Sebagai berikut :

SURAT PERJANJIAN KERJA SAMA


Antara
PT. BUANA INDAH PROPERTI Dengan PT. ……………………………………..
No. 001/PKS.SAC-NKT/VII/2022

Pada hari ini ………….., tanggal ……………, bulan……………… . tahun ………….. ( …….-2022), yang
bertanda tangan dibawah ini ;
I. PT. BUANA INDAH PROPERTI
Berkedukan di ………………………., Jl. ……………… ,Cicurug, Kab.Sukabumi, yang didirikan
berdasarkan Akte Notaris ; ……………………….. Sarjana Hukum No…….. tanggal …………….. 20..,
dalam hal ini diwakili oleh ……………………. selaku Direktur Utama dengan demikian bertindak
untuk dan atas nama Perusahaan tersebut diatas, selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA.
II. PT. …………………………………………
Berkedukan di ………………….., …………………., dalam hal ini diwakili oleh ………………….. selaku
General Manager, berdasarkan Surat Kuasa No…………, tanggal………, dengan demikian
bertindak untuk dan atas nama Perusahaan tersebut diatas, selanjutnya disebut PIHAK
KEDUA.
Para pihak menerangkan terlebih dahulu :
1. Bahwa PIHAK PERTAMA berkehendak untuk menggunaan fasilitas dan legalitas dokumen
perijinan PIHAK KEDUA dalam hal penanganan Limbah ……………….., Pengangkutan Limbah
B3, maupun non B3 lainnya yang bersumber dari seluruh jajaran perusahaan PT.
………………………….

2. Bahwa PIHAK KEDUA menyatakan bersedia membatu dalam penggunan fasilitas dan
legalitas untuk PIHAK PERTAMA.

Selanjutnya para pihak telah sepakat mengadakan Perjanjian Kerja Sama dengan ketentuan dan
syarat-syarat sebagai berikut :
Pasal 1
MAKSUD DAN TUJUAN
Perjanjian Kerja Sama antara PIHAK PERTAMA dengan PIHAK KEDUA adalah dalam rangka
kegiatan Penanganan Limbah B3 mulai dari kegiatan Cleaning Tangki, Pengangkutan,
Pengumpulan dan Penyaluran Limbah B3 yang dihasilkan oleh PIHAK PERTAMA yang
bersumber dari Pekerjaan Cleaning Tangki perusahaan PT. .......................... berdasarkan Surat
Perintah Kerja atau Kontrak Kerja dari PT. .......................... Kepada PIHAK PERTAMA.
Pasal 2
BENTUK KERJASAMA
1. PIHAK PERTAMA menyediakan tenaga kerja, tenaga ahli dan modal kerja untuk kegiatan
penanganan Limbah B3 PT. ...........................
2. PIHAK PERTAMA akan melakukan pengawasan pelaksanaan administrasi keuangan dan
administrasi proyek.
3. PIHAK KEDUA akan membantu PIHAK PERTAMA dalam penyediaan dokumen legalitas
pendukung kegiatan penanganan limbah B3 dan pengawasan terhadap pelaksanaan
kegiatan pengangkutan limbah B3.
4. PIHAK KEDUA menyediakan seluruh fasilitas yang diperlukan baik armada, tenaga kerja,
safety, maupun peralatan lainnya yang digunakan untuk kelancaran pekerjaan
pengangkutan limbah tersebut yang dibutuhkan oleh PIHAK PERTAMA.

Pasal 3
HAK DAN KEWAJIBAN
Hak dan Kewajiban PIHAK PERTAMA ;

1. Berhak mendapatkan jaminan dari PIHAK KEDUA atas legalitas dan kelengkapan
dokumen perijinan yang digunakan untuk kegiatan penanganan limbah B3 bersumber
dari seluruh jajaran perusahaan PT. ..........................
2. PIHAK PERTAMA berkewajiban sepenuhnya menangani pendanaan dalam hal
pelaksanaan Cleaning Tanki, penanganan limbah B3 hasil Cleaning Tanki, serta
pengangkutan limbah B3 maupun non B3 lainnya yang bersumber dari seluruh jajaran
perusahaan PT. ..........................
3. Berkewajiban memberikan fee atas pemakaian legalitas untuk penanganan limbah B3
bersumber dari seluruh jajaran perusahaan PT. Pertamina (Persesro ) kepada PIHAK
KEDUA.
4. Berkewajiban menjaga nama baik PIHAK KEDUA dan mematuhi seluruh peraturan yang
telah ditentukan oleh PT. ...........................

Hak dan Kewajiban PIHAK KEDUA ;

1. Berhak mendapatkan fee atas kegiatan penanganan limbah B3 bersumber dari seluruh
jajaran perusahaan PT. ........................... dari PIHAK PERTAMA.
2. Berkewajiban menyediakan dokumen perijinan dan fasilitas untuk PIHAK PERTAMA.
3. PIHAK KEDUA bersedia membeli limbah hasil proses Cleaning Tanki di seluruh jajaran
PT. .......................... kepada PIHAK PERTAMA sesuai dengan harga yang telah disepakati
bersama setelah ada sampel limbah B3 tersebut.
4. Berkewajiban menjaga nama baik PIHAK PERTAMA dan mematuhi seluruh peraturan
yang telah ditentukan oleh PT. ...........................

Pasal 4
JANGKA WAKTU

1. Perjanjian ini berlaku untuk jangka waktu 1 (satu) Tahun, terhitung sejak tanggal …. ………
2022 s/d ….. ….…. 2022 dan dapat diperpanjang kembali untuk jangka waktu dan syarat-
syarat yang akan disepakati oleh kedua pihak.
2. Apabila PIHAK PERTAMA bermaksud memperpanjang jangka waktu perjanjian ini
sebagaimana dimaksud dalam ketentuan ayat 1 Pasal ini, maka PIHAK PERTAMA wajib
menyampaikan pemberitahuan perpanjangan secara tertulis kepada PIHAK KEDUA,
selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sebelum berakhirnya jangka waktu.
3. PIHAK KEDUA wajib memberikan persetujuan atau penolakan secara tertulis kepada PIHAK
PERTAMA selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari terhitung sejak diterimanya surat
pemberitahuan perpanjangan perjanjian dari PIHAK PERTAMA.
4. Apabila Perjanjian ini akan diakhiri sebelum jangka waktunya berakhir, maka pihak yang
bermaksud mengakhiri Perjanjian tersebut wajib terlebih dahulu memberitahukan secara
tertulis kepada pihak lainnya selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sebelum tanggal
pengakhiran Perjanjian yang dikehendaki.

Pasal 5
SANKSI
1. Apabila terjadi pelanggaran dan atau penyimpangan terhadap Surat Perjanjian ini oleh
PIHAK KEDUA, maka PIHAK PERTAMA berhak memutuskan hubungan kerjasama secara
sepihak dan PIHAK KEDUA berkewajiban membayar segala kerugian yang timbul akibat
dari kelalaian ataupun kesalahan yang dibuat oleh PIHAK KEDUA.
2. Apabila terjadi pelanggaran dan atau penyimpangan terhadap Surat Perjanjian ini oleh
PIHAK PERTAMA, maka PIHAK KEDUA berhak memutuskan hubungan kerjasama secara
sepihak dan PIHAK PERTAMA berkewajiban membayar segala kerugian yang timbul akibat
dari kelalaian ataupun kesalahan yang dibuat oleh PIHAK PERTAMA.
Pasal 6
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
1. Dalam hal terjadi perbedaan pendapat, apabila terjadi perselisihan antara kedua belah
pihak, pada dasarnya diselesaikan dengan cara musyawarah mufakat.
2. Jika kesepakatan tidak dapat dicapai melalui musyawarah mufakat, maka akan diselesaikan
melalui Kantor Panitera Pengadilan Tinggi Jakarta Selatan.

Pasal 7
PENUTUP
Bila dipandang perlu dan dengan persetujuan antara kedua belah pihak maka Surat
Perjanjian Kerja Sama ini dapat ditambah dan dituangkan dalam Addendum.

Demikian Surat Perjanjian Kerja Sama ini dibuat dua rangkap, masing-masing bermaterai
cukup dan ditandatangani oleh Kedua Pihak pada hari dan tanggal seperti tercantum dalam
permulaan Surat Perjanjian Kerja Sama ini dengan masing-masing menyimpan satu berkas.

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA


PT. BUANA INDAH PROPERTI PT. …………………………………….

Foody Zainaldi, S.E.,M.M …………………………………..


Direktur General Manager Operasional
PT. BUANA INDAH PROPERTI
STANDAR OPERATING PROCEDURE (SOP) PENYIMPANAN LIMBAH B3
Tujuan 1. Pedoman Dalam Pengelolaan Limbah B3
2. Mencegah dan menanggulangi pencemaran dan/atau
kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh Limbah B3
Referensi 1. UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup;
2. UU Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Perlindungan Lingkungan Hidup;
4. Permen LHK No. P12/MENLHK/SETJEN/PLB3.5/2020 tentang
Penyimpanan Limbah Bahan Berbahaya Beracun;
5. Permen LHK No. 6 Tahun 2021 tentang Tata Cara Dan
Persyaratan Pengelolaan Limbahbahan Berbahaya Dan
Beracun;
6. Permen LH Nomor 14 tahun 2013 tentang Simbol dan Label
Limbah Bahan Berbahaya;
Penyimpanan Sementara 1. Penyimpanan sementara Limbah B3 harus segera dilakukan
Limbah B3 jika Limbah B3 tersebut belum dapat diolah dengan segera;
2. Kegiatan penyimpanan sementara Limbah B3 dimaksudkan
untuk mencegah terlepasnya limbah B3 ke lingkungan,
sehingga potensi bahaya terhadap manusia dan lingkungan
dapat dihindarkan;
3. Setiap Limbah B3 yang akan disimpan harus segera dikemas
sesuai dengan karakteristik dan jenisnya;
4. Penyimpanan Limbah B3 dilakukan dengan baik dan tertata
dan diberi jarak pembatas setiap jenis limbah B3 dan diberi
simbol dan label pada kemasan;
5. Setiap menyimpan, memasukkan dan mengeluarkan Limbah
B3 ke TPS LB3 harus melakukan pencatatan di logbook
penyimpanan yang telah disediakan.
Kemasan Wadah Limbah B3 1. Cartridge Bekas, Majun 1. Jumbo Bag/Karung
Kontaminasi, lampu TL, 2. Drum Plastik atau drum
pelumas bekas logam
3. Jumbo Bag/Karung
PT. BUANA INDAH PROPERTI
STANDAR OPERATING PROCEDURE (SOP) TANGGAP DARURAT LIMBAH B3
Tujuan 1. Pedoman Dalam Pengelolaan Limbah B3
2. Mencegah dan menanggulangi pencemaran dan/atau
kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh Limbah B3
Referensi 1. UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup;
2. UU Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Perlindungan Lingkungan Hidup;
4. Permen LHK No. P12/MENLHK/SETJEN/PLB3.5/2020 tentang
Penyimpanan Limbah Bahan Berbahaya Beracun;
5. Permen LHK No. 6 Tahun 2021 tentang Tata Cara Dan
Persyaratan Pengelolaan Limbahbahan Berbahaya Dan
Beracun;
6. Permen LH Nomor 14 tahun 2013 tentang Simbol dan Label
Limbah Bahan Berbahaya;
Penyimpanan Sementara 1. Bersihkan Limbah B3 yang pecah;
Limbah B3 2. Sediakan peralatan pemadam kebakaran di dekat TPS LB3;
3. Dilarang menyalakan api atau rokok di dekat TPS LB3;
4. APAR tersedia di TPS LB3 sesuai dengan
5. karakteristik Limbah B3;
NAMA USAHA /KEGIATAN : PT. BUANA INDAH PROPERTI

MASUKNYA LIMBAH KE TPS KELUARNYA LIMBAH B3 DARI TPS SISA


Jumlah
Kode Tanggal Sumber Maksimal Tanggal Jumlah Bukti Sisa Limbah
Jenis Limbah
Limbah masuk Limbah penyimpanan keluar Limbah Tujuan Nomor B3 yang ada di
No. Limbah B3 B3 Masuk
sesuai PP Limbah B3 s/d tanggal: Limbah B3 Penyerahan Dokumen TPS
Masuk (dalam
101/2014 B3 [1] [2] B3 (kg) [3] (kg)
kg)

(A) (B) (C) (D) (E) (F) (G) (H) (I) (J) (K) (L)

...
...

. . . . . . . . . . . . . . . . , 2022
Paraf Petugas [4]

Format Loogbook LB3


Keterangan :
 Jika Masuknya limbah tidak per hari, maka pengisian form ini disesuaikan dengan
masuknya limbah ke TPS.
 Batas waktu penyimpanan di TPS disesuaikan dengan dictum ke empat dalam SK
Menteri Lingkungan Hidup ini. Misal limbah masuk jenis X masuk ke TPS tanggal 1
januari 2020 (t=0), maka kolom F berisi tanggal 31 Maret 2020 (untuk maksimal
penyimpanan 90). Sedangkan untuk maksimal penyimpanan 180 hari, maka kolom F
berisi tanggal 30 juni 2020.
 Dokumen dapat berupa :
 Manifest
 Dokumen internal perusahaan jika limbah diserahkan ke bagian lain (untuk
dimanfaatkan/diolah dalam lingkungan perusahaan sendiri)
 Setiap lembar harap diparaf oleh petugas yang bertanggung jawab.

o. Neraca Limbah B3
Kegiatan PT. Buana Indah Properti menghasilkan limbah B3, maka dari itu setiap kegiatan
yang mengeluarkan limbah B3 diwajibkan memiliki neraca limbah B3. Neraca limbah B3
merupakan data kuantitas limbah B3 dari suatu usaha atau kegaitan yang menunjukan
kinerja pengelolaan limbah B3 pada satuan waktu penataannya. Apabila neraca limbah B3
tidak sesuai dengan besaran limbah B3 yang dihasilkan makan akan mengakibatkan tidak
terkontrolnya aliran limbah B3. Neraca limbah B3 bentuk form seperti terlihat pada gambar
berikut ini.
p. Manifest
Manifest merupakan bukti pencatatan Volume dari perusahaan pengangkut/pemanfaat
limbah B3 yang di angkut oleh pihak penghasil limbah B3 untuk diserahkan kepada pihak
penerima limbah B3 (pihak ke 3). Form bentuk dari pada manifest seperti terlihat pada
gambar berikut :
LAMPIRAN-LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai