1
1. Pengertian dan hukum salat Jumat
2. Syarat -syarat salat Jumat
3. Tata cara pelaksanaan Salat Jumat
4. Ketentuan khutbah Jumat
5. Nilai -nilai pendidikan dalam penyelenggaraan salat Jumat
Uraian Materi
1
عن:Rasulullah mengabarkan dalam hadis-hadis, di antaranya
خري يوم طلعت عليه الشمس يوم اجلمعة فيه خلق:أيب هريرة أن النيب صلى اهلل عليه و سلم قال
آدم وفيه أدخل اجلنة وفيه أخرج منها وال تقوم الساعة إال يف يوم اجلمعة
Sebaik-baiknya hari yang matahari terbit padanya adalah hari Jumat. Pada hari
itu Adam diciptakan, masuk dan keluar dari syurga dan hari kiamat hanya akan
terjadi pada hari Jumat. (HR Imam Muslim).
Pada hari Jumat, Allah mensyariatkan salat Jumat. Salat Jumat adalah salat
yang wajib dikerjakan pada waktu Zuhur di hari Jumat yang diawali dengan dua
khutbah. Disebut salat Jumat karena dilaksanakan pada hari Jumat. Salat Jumat itu
hukumnya fardu ain bagi setiap mukalaf yang mampu dan memenuhi syarat-
syaratnya. Dasar hukum salat Jumat adalah: للص الَ ِة
َّ نودي ِ ا ي أاي اها
ِ الذي ان آامنوا إذاا
َ
َّ ِ ِ
الموان
ُ نتم تا ْع
ْ ُك- ٩ اخيٌر ل ُك ْم إن ُ إال ذ ْك ِر ال َِّل
ْ اوذاروا البا يْاع ذال ُك ْم َ اعوا
ْ فااس
ْ من ي ْاوم اجْل ُماعة
Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan salat pada
hari Jumat, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan
tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu
mengetahui.” (QS AlJum’ah/62: 9).
Dalam ayat ini Allah memerintahkan untuk menunaikan salat Jumat. Perintah
dalam istilah ushul fikih menunjukkan kewajiban. Demikian juga larangan sibuk
berjual beli setelah ada panggilan salat, menunjukkan kewajibannya, sebab
seandainya bukan karena wajib, tentu hal itu tidak dilarang.
Sedangkan dalil dari sunah, sabda Rasulullah:
ف ِ احق
ِ اواجب اعالى ُك ِل مسل ٍم ٌّ ُاجْل ُماعة
ُْ ى ٌ
1
ٍ
» امريض
ٌ أاو
ْ اصب ْ ٌلوك أا ِو ْامارأاة
ٌّ أاو ْ ًاجاااعة إالَّ أارب ااعة
ٌ اعب ٌد اَْم َ
Jumat itu wajib bagi setiap Muslim dengan berjamaah, kecuali empat
(golongan), yaitu: hamba sahaya, wanita, anak-anak, dan orang yang sakit.”
(HR. Abu Daud dan Hakim).
Sedangkan tentang hukum musafir, para ulama berbeda pendapat tentang wajib
tidaknya salat Jumat bagi mereka. Ada dua pendapat, yaitu:
Pertama, musafir tidak diwajibkan salat Jumat. Ini adalah pendapat jumhur ulama,
dengan dasar bahwa Rasulullah saw. dalam seluruh safarnya tidak pernah melakukan
salat Jumat, padahal bersamanya sejumlah sahabat beliau. Hal ini dikuatkan dengan
kisah haji wada, sebagaimana disampaikan oleh Jabir bin Abdillah dalam hadis yang
panjang. ث أقام فصلى العصر
ُ ث أقام فصلى الظهر
ُ ث أذن
ُ ... فأيت بطن الوادي فخطب الناس
ومل يصل بينهما شيئا
Lalu beliau mendatangi Wadi dan berkhutbah … kemudian (Bilal)
mengumandangkan azan, kemudian iqamah dan salat Zuhur, kemudian iqamah
dan salat Asar, dan tidak salat sunah di antara keduanya…. (HR. Muslim).
Kedua, musafir wajib melakukan salat Jumat. Ini merupakan pendapat mazhab
Zahiriyah, al-Zuhri, dan al-Nakha’i. Mereka berdalil dengan keumuman ayat dan
hadis yang mewajibkan salat Jumat dan menyatakan baha tidak ada satupun dalil
sahih yang mengkhususkannya hanya untuk muqim.
Dari kedua pendapat tersebut, maka yang rajih adalah pendapat pertama
dikarenakan kekuatan dalil yang ada. Pendapat inilah yang dirajihkan Ibnu Taimiyah,
sehingga setelah menyampaikan perselisihan para ulama tentang kewajiban salat
Jumat dan Id bagi musafir, ia berkata, “Yang jelas benar adalah pendapat pertama
bahwa hal tersebut tidak disyariatkan bagi musafir, karena Rasulullah saw. telah
bepergian dalam banyak safar, telah berumrah tiga kali selain umrah ketika hajinya
dan berhaji haji wada’ bersama ribuan orang, serta telah berperang lebih dari dua
puluh peperangan, namun belum ada seorangpun yang menukilkan bahwa beliau
melakukan salat Jumat, dan tidak pula salat Id dalam safar tersebut. Bahkan, beliau
salat dua rakaat saja dalam seluruh perjalanan (safar)nya.”
Demikian juga orang yang memiliki uzur yang dibenarkan syarak, termasuk
orang yang tidak diwajibkan menghadiri salat Jumat. Orang yang mendapat uzur,
tidak wajib salat Jumat, tetapi wajib menunaikan salat Zuhur, bila termasuk mukalaf
karena asal perintah hari Jumat adalah salat Zuhur, kemudian disyariatkan salat
Jumat kepada setiap muslim yang mukalaf dan tidak memiliki uzur sehingga mereka
yang tidak diwajibkan salat Jumat masih memiliki kewajiban salat Zuhur.
Waktu salat Jumat adalah sama dengan waktu salat Zuhur yaitu sejak
tergelincirnya matahari hingga ukuran bayangan sesuatu sama dengannya, setelah
bayangan istiwa’. Inilah waktu yang disepakati para ulama. Waktu yang paling utama
untuk melaksanakan salat Jumat adalah setelah matahari tergelincir ke barat
sebagaimana hadis dari Salamah bin al-Akwa, ia berkata:
1
Kami (salat) Jumat bersama Rasulullah saw. ketika matahari telah tergelincir,
lalu kami pulang mengikuti bayangan (kami).
Bila salat Jumat dilakukan sebelum tergelincir matahari, maka para ulama
berselisih dalam dua pendapat.
Pertama, tidak sah menurut pendapat jumhur ulama dengan argumen sebagai berikut:
– Hadis Anas bin Malik, ia berkata: أن النيب صلى اهلل: عن أنس بن مالك رضي اهلل عنه
حي متيل
َ عليه و سلم كان يصلي اجلمعة
الشمس
Sesungguhnya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam salat Jumat ketika matahari
condong (tergelincir). (HR Imam Bukhari) – Hadis Samahin al-Aqwa’, ia
berkata: عن إيَس بن سلمة األكوع عن أبيه قال كنا جنمع مع رسول اهلل صلى اهلل عليه و
ث نرجع نتتبع الفيء
ُ سلم إذا زالت الشمس
Kami salat Jumat bersama Nabi saw. jika tergelincir matahari, kemudian
kami pulang mencari bayangan (untuk berlindung dari panas). (HR Imam Muslim).
Inilah yang dikenal dari para salaf, sebagaimana dinyatakan Imam al-Syafi’i: Nabi
saw., Abu Bakar, Umar, Usman dan para imam setelah mereka, salat setiap Jumat
setelah tergelincir matahari.
Kedua, sah salat Jumat sebelum tergelincir matahari. Demikian pendapat Imam
Ahmad dan Ishaq, dengan argumen sebagai berikut: Hadis saamah in Al Aqwa’, ia
berkata: عن إيَس بن سلمة األكوع عن أبيه قال كنا جنمع مع رسول اهلل صلى اهلل عليه و سلم
ث نرجع نتتبع الفيء
ُ إذا زالت الشمس
Kami salat Jumat bersama Nabi saw. jika tergelincir matahari, kemudian kami
pulang mencari bayangan (untuk berlindung dari panas). (HR Imam Muslim).
Hadis di atas menunjukkan bahwa Nabi saw. dan para sahabatnya melakukan
salat Jumat sebelum matahari tergelincir, karena mereka pulang sedangkan belum
ada bayangan yang dapat digunakan untuk berteduh.
:Hadis Sahl bin Sa’ad, ia berkata
وقال ما كنا نقيل وال نتغذى إال بعد اجلمعة:عن أيب حازم عن أبيه عن سهل بِذا
Kami tidak tidur dan makan siang, kecuali setelah Jumat. (HR Imam Bukhari)
1
bayangan benda untuk bernaung dari panas matahari dan telah keluar dari waktu
makan dan tidur siang. – Hadis Jabir bin Abdillah ketika ia ditanya: عن جعفر عن
مىت كان رسول اهلل صلى اهلل عليه وسلم يصلي اجلمعة ؟ قال كان: أبيه أنه سأل جابر بن عبداهلل
حي تزول الشمس
َ ث نذهب َإل َجالنا فنرحيها زاد عبداهلل يف حديثه
ُ يصلي
Kapan Rasulullah salat Jumat, ia menjawab, “Beliau salat Jumat, kemudian
kami kembali ke onta-onta kami, lalu menungganginya ketika matahari
tergelincir. (HR Imam Bukhari).
1
ٍ قااال « رفاع االقالم اعن ثااَل-صلى اهلل عليه وسلم- أان ارس وال الَّ َِّل ِئ
ثاة ْ ُ ُ َّ اعا اشةا رضى اهلل عنها
.» ااب ِ الص ى
َ ب احىَّت يا ْك ْ ُياستا ِيق اظ اواع ِن امل
َّ ب تا الى احىَّت ياْ ابَأا اواع ِن ْ اع ِن النائ ِم احىَّت
Pena terangkat dari tiga golongan: dari orang yang tidur sampai dia bangun,
dari anak kecil sampai dia dewasa, dan dari orang gila sampai dia (kembali)
berakal (waras). (HR. Abu Daud)
4. Laki-laki, Merdeka, dan Sehat
Maka dari itu, tidak wajib salat Jumat atas perempuan, sebagaimana sabda Nabi
saw.
ٍ ف اج
اااعة ِ احق
ِ اواجب اعالى ُك ِل مسل ٍم ٌّ ُ قااال « اجْل ُماعة-صلى اهلل عليه وسلم- ب ِ اع ِن الن ى
َ ُْ ى ٌ
» امريض
ٌ أاو
ْ اصبٌّ أاو ْ ٌلوك أا ِو ْامارأاة ْ ًإالَّ أارب ااعة
ٌ اعب ٌد اَْم
Salat Jumat adalah hak yang wajib ditunaikan oleh setiap muslim secara
berjamaah, kecuali empat orang: budak sahaya, wanita, anak kecil, atau orang
yang sakit. (HR. Abu Dawud).
5. Orang yang Menetap dan Bukan Musafir
Orang musafir termasuk orang yang mendapat rukhsah (keringan) dari Allah
untuk tidak melaksanakan puasa. Demikian halnya dengan salat Jumat. Di antara
dalil yang menegaskan bahwa musafir tidak diwajibkan untuk salat Jumat adalah
hadis Jabir r.a yang menyebutkan salat Nabi saw. di Padang Arafah di hari Jumat.
Jabir r.a.
mengatakan, “Kemudian (muazin) mengumandangkan azan lalu iqamah, Nabi saw.
salat Zuhur. Kemudian (muazin) iqamah lalu salat Asar.” (HR. Muslim).
Adapun tentang musafir yang singgah atau menetap bersama orang-orang
mukim beberapa saat, sebagian ulama berpendapat disyariatkannya Jumat atas
mereka karena mereka mengikuti orang-orang yang mukim.
6. Orang yang Tidak Ada Uzur/Halangan yang Mencegahnya untuk
Menghadiri
Jumat orang yang memiliki uzur, ada keringanan tidak menghadiri salat Jumat
dan menggantinya dengan salat Zuhur. Misalnya hujan deras atau angin topan yang
terus-menerus, atau ada kezaliman yang dikhawatirkannya, atau bisa menggugurkan
suatu kewajiban yang tidak ada seorang pun yang bisa menggantikannya, dan
sebagainya.
1
melakukan rukhsah salat jamak qasar di dalamnya bagi musafir. Tempat pelaksanaan
Jumat tidak disyaratkan berupa bangunan, atau masjid. Boleh dilakukan di lapangan
dengan catatan masih dalam batas pemukiman warga.
Syekh Abu Hamid Muhammad bin Muhammad al-Ghazali mengatakan bahwa
Jumat tidak disyaratkan dilakukan di surau atau masjid. Bahkan, boleh di tanah
lapang apabila masih tergolong bagian daerah pemukiman warga. Bila jauh dari
daerah pemukiman warga, sekira musafir dapat mengambil rukhshah di tempat
tersebut, maka Jumat tidak sah dilaksanakan di tempat tersebut.
2. Salat Jumat Diadakan Secara Berjamaah
Jumlah jamaah menurut pendapat sebagian ulama adalah 40 orang laki-laki
dewasa dari penduduk negeri setempat. Sebagian ulama yang lain berpendapat lebih
dari 40 jamaah dan sebagian ulama yang lain berpendapat cukup dengan dua orang
saja, karena sudah berarti berjamaah. Menurut pendapat yang terakhir ini jumlah
jamaah dalam salat Jumat minimal adalah dua orang. Jika seorang sendirian, maka ia
tidak wajib untuk melakukan salat Jumat. Ini adalah pendapat Ibnu Hazm, al-
Syaukani, Shidiq Hasan Khan, dan pendapat inilah yang dipilih oleh Syaikh Al-
Albani. Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albani berkata, “Salat berjamaah sah
dilakukan walaupun hanya dengan seorang (makmum) bersama seorang imam,
sedangkan salat Jumat merupakan salah satu dari salat-salat wajib lainnya.
Barangsiapa yang mensyaratkan tambahan bilangan yang ada pada salat berjamaah,
maka ia harus menunjukkan dalil pendapat tersebut, dan niscaya ia tidak akan
mendapatkan dalilnya.
3. Salat Jumat dan Kedua Kutbahnya Dikerjakan pada Waktu Zuhur
Rasulullah saw. bersabda: أن النيب صلى اهلل عليه و: عن أنس بن مالك رضي اهلل عنه
حي متيل الشمس
َ سلم كان يصلي اجلمعة
Dari Anas bin Malik r.a. Rasulullah saw. bersabda, “Salat Jumat ketika telah
tergelincir matahari." (H.R. Bukhari).
4. Salat Jumat Dilaksanakan Setelah Dua Khutbah Hadis tentang khutbah ini
menyatakan sebagai berikut: كان النيب صلى اهلل عليه وسلم خيطب: عن ابن عمر قال
جيلس بينهما، خطبيت
َ يوم اجلمعة
Dari Ibnu Umar r.a., berkata Rasulullah saw. berkhutbah pada hari Jumat dua
khutbah dengan berdiri dan beliau duduk di antara kedua khutbah itu." (HR.
Ibnu Khuzaimah).
1
4. Setelah selesai khutbah, muazin mengumandangkan iqamah sebagai tanda di
mulainya salat Jumat;
5. Jamaah bersiap-siap untuk melaksanakan salat Jumat;
6. Sebelum salat dimulai, imam hendaknya mengingatkan makmum untuk
merapatkan dan meluruskan saf serta mengisinya yang masih kosong;
7. Imam memimpin salat Jumat berjamaah dua rakaat;
8. Jamaah disunahkan untuk berzikir dan berdoa setelah selesai salat Jumat;
9. Sebelum meninggalkan masjid, jamaah disunahkan untuk melaksanakan salat
ba’diyah terlebih dahulu.
terdahulu dan lainnya. Contoh bacaan (QS al-Baqarah/2: 148) ْ اولك ى ٍل
وجاه ةٌ ُه او ُ
1
Pada bagian akhir, khatib harus mengucapkan lafaz doa yang intinya meminta
kepada Allah kebaikan untuk umat Islam. Misalnya kalimat: Allahummaghfir lil
muslimin wal muslimat, atau kalimat Allahumma ajirna minannar.
وعل
َ كان رسول اهلل صلى اهلل عليه و سلم إذا خطب امحرت عيناه: عن جابر بن عبداهلل قال
صوته واشتد غضبه حىت كأنه منذر جيش يقول صبحكم ومساكم
Bila Rasulullah saw. berkhutbah, kedua matanya merah, suaranya keras, dan
semangatnya tinggi bagai panglima yang memperingatkan kedatangan musuh
yang menyergap di kala pagi dan sore. (HR. Muslim dan Ibnu Majah).
e. Hendaklah berurutan baik rukun, jarak kedua khutbah, maupun jarak keduanya
dengan salat. Jika ada jarak yang lama (yang dianggap oleh ‘urf itu lama) antara
khutbah pertama dan kedua, juga ada jarak yang lama antara kedua khutbah dan
salat, khutbah jadi tidak sah.
f. Khatib harus suci dari hadas kecil maupun hadas besar, suci pula dari najis yang
tidak dimaafkan yaitu pada pakaian, badan dan tempat. Khutbah itu seperti salat
dan sebagai gantian dari dua raka’at yang ada pada salat Zuhur. Oleh karenanya,
sama halnya dengan salat, disyaratkan pula syarat sebagaimana salat.
g. Khatib hendaklah menutup aurat.
3. Syarat Khatib Jumat
Salah satu syarat sahnya mendirikan salat Jumat ialah harus didahului khotbah
oleh khatib dengan ketentuan:
a. Muslim yang telah balig, berakal sehat, dan taat beribadah
1
b. Mengetahui syarat, rukun dan sunat khutbah
c. Suci dari hadatas baik badan dan pakaian serta tertutup auratnya
d. Fasih mengucapkan al-Qur’an dan hadis
e. Memiliki akhlak yang baik, tidak tercela di mata masyarakat dan tidak melakukan
perbuatan dosa
f. berpenampilan baik, rapih dam sopan.
4. Sunnah Kutbah Jum`at
a. Dilakukan di tempat yang lebih tinggi atau di atas mimbar
b. Memberi salam pada permulaan khutbah jumat
c. Menggunakan bahasa yang mudah dipahami.
d. Di sampaikan dengan kalimat yang jelas, sistematik dan temanya sesuai dengan
kondisi yang terjadi
e. Materi khutbah hendaklah pendek, jangan terlalu panjang sebaiknya salatnya saja
yang panjang
f. Khatib menghadap Jamaah.
5. Adab salat Jumat
a. Sebelum berangkat ke masjid, hendaklah terlebih dahulu mandi jumat, memotong
kuku dan kumis, berpakaian bersih dan putih, dan memakai wangi-wangian
b. Hendaknya berangkat ke mesjid lebih awal. Dihindari datang sesudah imam
menyampaikan khutbahnya.
c. Mengisi saf yang kosong, kemudian mengerjalan salat “tahiyatul masjid”
sebanyak dua rakaat
d. memperbanyak zikir, beroda membaca salawat Nabi atau membaca al-Qur’an
sebelum imam naik mimbar
e. Mendengarkan khutbah, tidak boleh berbicara, menegur jamaah dan mengantuk/
tidur sehingga tidak mengetahui isi khutbah. Sabda Rasulullah saw.: أب
َ أن
) ) إذا قلت لصاحبك يوم اجلمعة أنصت: هريرة أخبَ ه أن رسول اهلل صلى اهلل عليه و سلم قال
واإلمام خيطب فقد لغوت
Apabila Anda berkata kepada temanmu, pada hari Jumat “diamlah” padahal
imam telah menyampaikan khutbahnya, maka Jumatmu sia-sia. (HR. Bukhari
dan Muslim).
f. Jamaah tenang mendengarkan khutbah dan duduk menghadap ke arah kiblat. Dari
Muthi’ ibn al-Hakam r.a., bahwa Nabi saw. bersabda:
1
g. Jamaah berdoa atau membaca istigfar saat khatib duduk di antara dua khutbah.
Waktu di antara dua khutbah adalah waktu ijabah (waktu yang banyak
dikabulkannya doa saat itu).
1
penduduk. Ibnu Qayyim al-Jauziah menyatakan bahwa salat Jumat adalah fardu
Islam yang paling kuat dan merupakan perkumpulan orang-orang muslim yang
paling besar karena dilakukan secara berjamaah.
4. Nilai Menghargai Orang Lain
Nilai ini tercermin dalam pelaksanaan salat Jumat pada saat khatib sedang
melaksanakn khutbahnya. Dalam salat Jumat, setiap muslim diharuskan untuk
mendengarkan khutbah, dan jika tidak maka disebut laghaw. Barang siapa yang
termasuk lagha maka dianggap tidak mengikuti Jumat.
5. Membiasakan Hidup Bersih dan Rapi
Hal ini dilihat dan tergambar dari aktivitas yang dianjurkan ketika hendak
melaksanakan salat Jumat yaitu mandi dan memakai wangi-wangian.
1
berpendapat bahwa jamaah yang sah untuk salat Jumat adalah empat puluh orang
yang memenuhi syarat Jumat sekalipun dengan imamnya.
Makmum yang masbuk pada salat Jumat menurut Imam Syafi’i, Maliki, dan
Ahmad bin Hanbal bahwa jika seorang tertinggal pada salat Jumat dan mendapati
imam sudah memulai salat Jumat, hendaknya segera ber-takbirat al-ihram. Jika
sempat rukuk bersama imam, maka ia dihitung mendapat satu rakaat. Tetapi, jika ia
sempat ruku bersama imam pada rakaat kedua saja, maka ia diharuskan menambah
satu rakaat lagi setelah salamnya imam. Adapun jika makmum datang sedangkan
imam telah mengangkat kepalanya dari ruku pada rakaat kedua, maka hilanglah
kesempatannya untuk memperoleh salat Jumat. Walaupun demikian, ia diharuskan
segera untuk salat bersama imam dengan niat salat Zuhur empat rakaat. Tetapi,
berbeda menurut Abu Hanifah dan Abu Yusuf bahwa barangsiapa mendapati imam
tasyahud akhir, maka ia hanya menambahkan dua rakaat setelah salamnya imam.
4. Hari Raya pada Hari Jumat
Apabila hari raya seperti Idul Fitri atau Idul Adha bertepatan pada hari Jumat,
maka kewajiban salat Jumat menjadi gugur bagi mereka yang telah ikut salat Ied.
Akan tetapi, kewajiban salat Zuhur mereka tidak menjadi gugur. Artinya, mereka
tetap diharuskan melaksanakan salat Zuhur. Namun, ada sebagian pendapat meski
tidak populer dan hanya berdasarkan pendapat seorang sahabat yang menyatakan
bahwa barang siapa telah ikut bersalat Id pada hari Jumat, maka tidak ada lagi
kewajiban salat Jumat maupun salat Zuhur. Mereka berpegang pada ucapan Ibnu al-
Zubair yang dirawikan oleh Abu Daud: “ Dua hari raya berhimpun pada hari ini.”
lalu ia (Ibnu Zubair) melaksanakan salat Id dua rakaat di pagi hari, dan tidak
menambahkan apa pun selainnya, sampai saat ia melaksanakan salat Asar.
Bagaimana pun juga, penyelenggaraan salat Jumat tetap dianjurkan agar dapat
dihadiri oleh mereka yang bersalat Id terlebih kepada yang tidak sempat bersalat Id.
Hal ini didasarkan oleh riwayat dari Zaed bin Arqam bahwa Rasulullah saw. salat Id
kemudian meringankan (meninggalkan) salat jumat dan bersabda: Barang siapa yang
menghendaki salat Jumat, maka hendaklah salat Jumat. (Hadis Riwayat Khamsah dan
dishahihkan oleh Ibnu Khuzaimah dan al-Hakim.).
Dalam riwayat lain, dinyatakan bahwa boleh meninggalkan salat Jumat karena
telah menunaikan salat Id, tetapi kebanyakan para sahabat tetap menunaikan salat
Jumat sebagaimana hadis dari Ibnu Abbas r.a. berkata:
ِ يادان
ِ أاَّنه قااال « اجتااماع ِع- صلى اهلل عليه وسلم- ول الَّ َِّل ِ اعباس اعن ارس
في ْ ُ ُ ْ ٍ اع ِن اب ِن
ِ او ِم ُكم اهاذا فاامن اشاءا أاجازأاه ِم ان اجْل م
ِ اعة اوإ ََّّن م
» اىمعوان إ ْن اشاءا الَّ َُّل ُ ُ ُ ْ ْ ْ ْ
Telah berkumpul pada hari kamu ini dua Id, barang siapa yang menghendaki
salat Jumat, maka salat Jumat sudah dianggap cukup, tetapi kami termasuk
orang-orang yang menunaikan salat Jumat juga. (HR. Ibnu Majah).