Anda di halaman 1dari 37

Pertemuan Ketiga

Kimia Medicinal
Program Studi Farmasi (S1)
Univ. Trinita Manado
Tahun 2020
Materi Kuliah
1. HUBUNGAN STRUKTUR, SIFAT KIMIA FISIKA DAN
AKTIVITAS BIOLOGIS OBAT
a) Ionisasi dan aktivitas biologis
b) Pembentukan kelat dan aktivitas biologis
c) Potensi Redoks dan aktivitas biologis
d) Aktivitas permukaan dan aktivitas biologis
2. HUBUNGAN STRUKTUR, IKATAN KIMIA DAN AKTIVITAS
BIOLOGIS OBAT
a) Ikatan Kovalen, ion, ion-dipol, dipol-dipol
b) Ikatan hidrogen, Van Der Waals, hidrofob
c) Transfer muatan
HUBUNGAN STRUKTUR, SIFAT KIMIA
FISIKA DAN AKTIVITAS
BIOLOGIS OBAT
Ionisasi dan Aktivitas Biologis
1. Obat yang aktif dalam bentuk tidak terionisasi
• Umumnya Obat (asam/basa lemah, tdk terionisasi) 
membran biologis; obat-reseptor  efek biologis
– Mis : Fenobarbital  asam lemah/btk tdk terionisasi 
Membran sawar darah otak --. Depresi fungsi SSP dan
Pernapasan
• Obat asam lemah  jika pH naik  ionisasi besar 
bentuk tak terionisasi kecil  yg menembus membran
biologis kecil  interaksi reseptor kecil  aktivitas
biologis kecil
• Obat basa lemah  jika pH naik  ionisasi kecil 
bentuk tdk terion besar  Jmlh obat yg menembus
membran biologis besar  interaksi reseptor besar 
aktivitas biologis meningkat
2. Obat yang aktif dalam bentuk ion
• Bentuk ion  sulit menembus membran biologis
 efek biologis diuar sel
• Sulfonamida menembus membran sel bakteri
dlm bentuk tidak terionisasi (pKa 6-8), dan
sesudah mencapai reseptor yang bekerja adalah
betuk ion
Pembentukan Kelat dan Aktivitas Biologis

• Kelat adalah hasil kombinasi senyawa yg mgd gugus


elektron donor dgn ion logam membentuk struktur
cincin
• Gugus kelat : amin primer/sekundar/tersier, oksin,
imin, imin tersubsitusi, tioeter, keto, tioketo, hidroksil,
tio/alkohol, karboksilat, fosfonat dan sulfonat
• Ligan adalah senyawa yang dapat membentuk struktur
cincin dgn ion logam.
• Contoh ligan biologis : asam amino protein, vitamin,
basa purin, asam trikarboksilat
• Logam dalam sistem biolopgis : Fe, Mg, Cu, Mn, Zn
• Kelat dalam sistem biologis :
– Kelat yang mgd Fe : enzim forfirin, feritin, Hb,
Mioglobin
– Kelat yg mgd Cu : askorbat oksidase, polifenol
oksidase, sitokrom oksidase
– Kelat yg mgd Mg : enzim proteolitik, fosfatase,
karboksilase
– Kelat yg mgd Mn : arginase, prolidase
– Kelat yg mgd Zn : insulin, karbonik anhidrase
– Kelat yg mgd Co : Vit. B12
• Penggunaan Ligan :
– Membunuh parasit mikroorganisme
– Antidotum logam berat
– Studi logam/metaloenzim pada media biologis
Potensial Redoks dan Aktivitas Biologis
• Merupakan ukuran kuantitatif kecenderungan
senyawa utk memberi dan menerima proton
• Pengaruh redoks  berlaku sistem
kesetimbangan ion
• Pada mahluk hidup terjadi pada senyawa dgn
struktur dan sifat fisik yg sama
• Mis: kuinon  antibakteri  Eo (-) 0,10 s/d
(+) 0,15 V, maksimal Eo (+) 0,03 V
• Vit. B12  reduksi dehidro  Eo (-) 0,185
Aktivitas Permukaan dan Aktivitas
Biologis
• Surfaktan  senyawa yg aktif dipermukaan, dapat
menurunkan tegangan permukaan  terdiri dari
bagian lipofilik (non polar) dan hidrofilik (polar) 
bersifat ampifilik
• Dibagi menjadi 4 kelompok :
1. Surfaktan anionik  mgd gugus hidrofil, muatan (-) , mis
: sabun Na, Na. Stearat, LAS Na
2. Surfaktan Kationik  mgd gugus hidrofil muatan (+), mis
: ammonium kwarterner, biguanidin
3. Surfaktan nonionik  tidak terionisasi, mgd gugus lipofil
dan hidrofil yg lemah, mis : polisorbat 80, span 80
4. Surfaktan amfoterik  mgd 2 gugus yaitu positif dan
negatif, mis : miranol
• Aktivitas anthelmintika heksilresorcinol
dipengaruhi oleh perbandingan jumlah surfaktan
(Na oleat) dan obatnya. Jika kadar Na oleat
dipertahankan dibawah CMC, penetrasi ZA ke
membran sel cacing meningkat, aktivitas
anthelmintika meningkat
• Surfaktan  aktivitas membran sel bakteri 
pengaruh ke absorpsi membran sel bakteri
sampai denaturasi protein membran  sel
bakteri rusak/lisis
• Klorheksidin  kadar rendah  pelepasan
material sitoplasma sel bakteri  efek antiseptik
HUBUNGAN STRUKTUR, IKATAN
KIMIA DAN AKTIVITAS BIOLOGIS OBAT
Ikatan Kovalen
• 2 atom menggunakan sepasang elektron
secara bersama-sama
• Ikatan kimia paling kuat (100 Kkal/mol)
• Turunan Nitrogen mustar  anti kanker 
melepaskan ion Cl-  etilen imonium 
pemecahan cincin  ion karbonium yg reaktif
 beraksi dgn ion pada struktur asam
amino/protein/DNA/RNA sel  sel kanker
dihambat
• Β-laktam  senyawa pengasilasi kuat 
gugus amino serin dari transpeptidase 
sintesis dinding sel bakteri terganggu 
dinding sel bakteri lemah dan mudah lisis
• Senyawa organofosfat  insektisida 
berinterasi dgn serin sisi aktif Ach esterase 
reaksi fosforilasi  ikatan kovalen  fungsi
enzim Ach esterase terganggu  Ach
meningkat pada serangga toksik
Ikatan Ion
• Ikatan dari daya tarik menarik antara ion-ion yg
bermuatan secara elektrostatik
• Daya tarik menarik semakin lemah bila jarak antar ion
makin jauh
• Obat mgd gugus kation potensial, mis : R3NH+, R4N+,
R2C=NH2+, maupun anion potensial seperti RCOO-,
RSO3-, RCOS- dan mampu membentuk ikatan ion dgn
gugus reseptor atau protein yg bermuatan berlawanan.
• Akridin  antibakteri  pH 7,3 ; suhu 370C  60% btk
terionisasi kation akridin  aktif sbg antibakteri,
sdgkan btk tak terion  antibakteri lemah
Interaksi Ion Dipol dan Dipol-Dipol
• Perbedaan keelektronegatifan atom C dengan
atom yang lain, seperti O dan N akan membentuk
distribusi elektron tidak simetrik atau dipol yang
mampu membentuk ikatan dengan ion atau dipol
lain, baik yang mempunyai daerah kerapatan
elektron tinggi maupun rendah.
• Metadon analgesic narkotik  mgd gugus N-
basa dan karbonil  daya tarik menarik dipol 
membentuk siklik  interaksi reseptor analgesic
Ikatan Hidrogen
• Suatu ikatan antara atom H dengan muatan
positif parsial dgn atom lain yg bersifat
elektronegatifan dan mempunyai sepasang
elektron bebas
• Atom yg bermuatan positif parsial dapat
berinteraksi dgn atom negatif parsial dari molekul
atau atom lain yg berbeda ikatan kovalennya
dalam satu molekul
• Ikatan hidrogen dpt mempengaruhi sifat kimia
fisika senyawa seperti titik didih, titik lebur,
kelarutan dalam air, kemampuan pembentukan
kelat dan keasaman.
• Perubahan sifat-sifat diatas akan mempengaruhi
aktivitas biologis senyawa
• Turunan pirazolon
– 1-fenil-3-metil-5-pirazolon  memiliki ikatan hidrogen
intermolekul  membentuk polimer linier 
menghasilkan ikatan antar molekul  perubahan fisik
senyawa (kenaikan titik lebur 1270C ), kelarutan
berkurang alam eter  sukar menembus membran
sistem saraf pusat  efek analgesic negatif
– Antipirin  1-fenil-2,3-dimetil-5-pirazolon  titik
lebur 1120C, larut dalam eter (1:43)  penambahan
gugs metil N2  hilangnya ikatan hidrogen
intermolekul, lemahnya antar molekul  titik lebur
lebih rendah, lebih mudah larut dlm eter  mampu
menembus membran sistem saraf pusat  efek
analgesic
Tugas
• Carilah pengaruh ikatan kimia terhadap
aktivitas biologis senyawa turunan :
– Turunan senyawa asam hidroksibenzoat
– Turunan ester asam hidroksibenzoat
– Turunan benzotiadiazin dan sulfamilbenzoat
• Dikumpulkan melalu aplikasi edmodo, paling
lambat 1 minggu dari hari ini.
Ikatan Van Der Waals
• Daya tarik menarik antar molekul atau atom
yang tidak bermuatan, letaknya berdekatan 4-
6 Ǻ, ikatan ini terjadi karena sifat
kepolarisasian molekul atau atom
• Faktor pengikat yg cukup kuat terutama pada
senyawa dgn BM tinggi
• Interaksi cincin benzen dgn daerah bidang
datar reseptor dan pada rantai hidrokarbon
dgn makromolekul protein atau reseptor
• Turunan isatin-β-tiosemikarbazon  antivirus
 aktivitas tergantung jari-jari (radius) VDW
dari substituen pada posisi 5 dan 6
• Makin besar radius senyawa  antivirus
semakin lemah
Ikatan Hidrofob
• Kekuatan penting dalam proses penggabungan daeran
nonpolar molekul obat dengan daerah non polar
reseptor biologis
• Daeran non polar molekul obat yg tidak larut dalam air
dan molekul-molekul air disekelilingnya akakn
bergabung melalui ikatan hidrogen membentuk
struktur iceberg
• 2 daerah non polar (gugus hidrokarbon molekul obat
dan reseptor) dalam lingkungan air  mengalami
penekanan  jumlah molekul air yg kontak dgn daerah
non polar berkurang  struktur iceberg pecah 
peningkatan entropi  isolasi struktur non polar 
molekul air stabil sehingga tidak kontak dgn daerah
non polar  ikatan hidrofob
Transfer Muatan
• Kompleks yg terbentuk antar dua molekul melalui
ikatan hidrogen, yg distabilkan melalui daya tarik
menarik elektrostatik antar molekul donor
elektron dan molekul akseptor elektron
• Kompleks transfer muatan dikelompokkan
menjadi 2 yaitu :
– Sebagai donor elektron, mis : kaya elektron seperti
alkena, alkuna, senyawa aromatik ; pasangan elektron
sunyi seperti : R-O, R-O-R, R3N dll
– Sebagai aseptor elektron, mis : kekurangan elektron
seperti : trinitrobenzen, tetraklorobenzokuinon;
bersifat asam lemah seperti : R-O-H, Ar-O-H, R-S-H dll
• Makromolekul sistem biologis komponen
reseptor memiliki gugus protein yg mampu
membentuk kompleks melalui transfer
muatan yaitu :
– Sebagai donor elektron, mis : aspartat, glutamat,
sistin, metionin dam tirosin
– Sebagai akseptor elektron, mis : sistein, arginin,
dan lisin
– Sebagai donor dan akseptor elektron, mis :
histidin, asparagin, glutamin, serin, treonin,
hidroksiprolin, tirosin, fenilalanin
• Molekul obat dapat membentuk kompleks
melalui transfer muatan :
1. Molekul obat sebagai donor elektron yaitu senyawa
dengan gugus anionik, basa Lemah tertentu,
senyawa sulfur netral, senyawa nitrigen netral,
senyawa fosfor netral, senyawa halogen, senyawa
furan, pirol dan pirazol
2. Molekul obat sebagai akseptor elektron, yaitu : asam
lemah, senyawa fosfor netral, gugus kationik
3. Molekul obat sebagai donor dan akseptor elektron,
yaitu : gugus anionik, basa lemah, asam lemah,
nitrogen netral, fosfor netral, oksigen netral,
aromatik, monisiklik heterosiklik
• Beberapa senyawa dgn spesifitas tinggi
mampu menggabungkan beberapa ikatan
lemah seperti ikatan hidrogen, VDW, ion,
dipol-dipol, ion-dipol pada interaksi dengan
reseptor sehingga menghasilkan ikatan yg
cukupmkuat dan stabil.
Terima Kasih
Ada Pertanyaan

Anda mungkin juga menyukai