Anda di halaman 1dari 27

Makan Tanpa Trauma

Miftahul Hayati, M.Psi., Psikolog


Miftahul Hayati
Magister Profesi Psikologi Universitas
Padjdjaran Bandung
Psikolog Klinis RSUP Dr. M. Djamil,
Padang
Psikolog Klinis RSJ Dr. Yaunin Padang
Founder dirumahkawan
Makan ??
Makan adalah interaksi antara anak dan pengasuh.

Memberi makan adalah suatu proses yang kompleks.

Kesulitan makan adalah istilah yang mencakup semua


masalah makan, terlepas dari penyebab, tingkat
keparahan, atau konsekuensinya.

Gangguan makan mengacu pada ketidakmampuan


atau penolakan untuk makan dalam jumlah yang
cukup atau berbagai makanan untuk mempertahankan
status gizi yang memadai.
Makan
Dikontrol oleh:
1. rasa lapar -> perut yang kosong
2. nafsu makan -> kenangan yang baik dengan
pengalaman ketika makan
Fenomenanya?
Masalah Orang Tua -----> Anak Mogok Makan
anak-anak menolak untuk makan semua atau sebagian besar
makanan yang disajikan dan mungkin menunjukkan masalah
dengan pertumbuhan.

(Williams, Field & Seiverling; 2010)


Perilaku Mogok Makan
Menggelengkan kepala
Menutup mulut
Meludahkan makanan
Sengaja menunda-nunda/berlama-lama
untuk makan
Tersedak
Muntah
Makan makanan dalam jumlah kecil
Menangis dan menghindari makan
Orang tua sering kali sangat cemas tentang berat badan anak.

Butuh meningkatkan berat badan anak

Tidak tau cara menaikkan BB stres

Melakukan upaya yang tergolong memaksa makan termasuk


dengan mengalihkan menggunakan mainan dan TV
Dengan Kata Lain
OVERREACTION TERHADAP GAYA
MAKAN ANAK
sekitar 25% orang tua mengeluh bahwa anak-anak mereka
memiliki masalah terkait makan
sebagian besar masalah ini adalah mogok makan yang umum,
dan hanya 1% -5% anak kecil yang memiliki gangguan makan.
Kesulitan Makan / Mogok Makan
Sebagian besar kesulitan makan tanpa kondisi
medis yang mendasarinya.

Yang, Hye Ran 2017. How to approach feeding difficulties in young children
Faktor pengasuhan yang berisiko dalam
munculnya masalah makan
Waktu/jadwal makan yang tidak menentu
Kurangnya pengetahuan tentang gizi
Masalah dalam hubungan keluarga, sumber
daya & kesehatan mental orang tua
Mogok Makan / Gerakan Tutup Mulut (GTM)
Mogok makan menjadi pola perilaku yang
dikembangkan oleh anak sebagai
tanggapan atas pengalaman mereka
terhadap pengasuhan orang tua,
pengalaman mereka dengan makanan,
temperamen anak dan riwayat kesehatan
anak.
Trauma Makan
1. Penolakan makanan yang mengikuti
peristiwa traumatis atau tindakan berulang
yang memicu tekanan hebat pada bayi,
seperti tersedak dan muntah hebat.
2. Penolakan yang konsisten untuk makan,
bermanifestasi dalam salah satu cara
berikut: anak menolak minum dari botol saat
bangun, tetapi menerima makanan yang
ditawarkan dengan sendok dan minuman
dari botol saat tidur; anak menolak makanan
padat, tetapi menerima susu botol; atau anak
menolak semua jenis makanan oral
Penyebab trauma makan
secara psikologi
Ada beberapa sudut pandang penyebab trauma makan,
diantaranya:
Teori Belajar
Model perkembangan
Teori Attachment / Kelekatan

Douglas, J. (2002). Psychological Treatment of Food Refusal in Young Children. Child and
Adolescent Mental Health, 7(4), 173–180.
Penyebab trauma makan
Menurut Teori Belajar, trauma makan terjadi karena dua hal berikut:
memiliki asosiasi dan pengalaman yang tidak menyenangkan
selama makan karena kondisi medis / organik atau pengalaman
pengasuhan yang merugikan.
rangsangan yang terkait dengan penyajian makanan, yaitu
penglihatan dan penciuman, juga dapat menimbulkan respons
penghindaran. Beberapa anak menunjukkan reaksi ketakutan
yang cukup besar dan akan muntah saat makanan yang tidak
disukai tersaji.
Banyak anak yang sangat selektif dalam
menentukan makanan yang akan mereka
makan menyebabkan orang tua hanya
akan menyediakan makanan yang mereka
sukai sehingga menjadi perilaku yang
menetap pada anak
Penyebab trauma makan
Menurut Model Perkembangan, trauma makan terjadi
karena dua hal berikut :

Pola perkembangan makan (pertumbuhan keterampilan untuk


mengelola tekstur makanan yang berbeda dan belajar makan
sendiri)
Gangguan perkembangan
Penyebab trauma makan
Teori Kelekatan/Attachment

Kualitas hubungan antara orang tua dan anak sejak lahir


Buruknya regulasi anak dan emosi ibu yang terganggu atau
penyalahgunaan zat
Kurangnya ketegasan orang tua yang mengakibatkan konflik
dan tawar-menawar saat makan
Kelekatan anak dan orang tua sudah baik, namun penolakan
makanan terjadi setelah situasi khusus yang tidak
menyenangkan
”Tidak ada solusi cepat untuk masalah
makan yang parah karena pola tersebut
telah berkembang selama beberapa
bulan atau tahun kehidupan anak”
Perlu Diperhatikan
1. Observasi perilaku makan anak

Kuantitas makanan yang dapat mereka kelola dalam satu waktu.


Tekstur, rasa, dan jenis makanan yang dapat mereka makan serta
kemampuan mereka untuk mengunyah dan menelan.
Keinginan dan kemampuan mereka untuk makan sendiri dan
menunjukkan otonomi.
Kemampuan mereka untuk berkonsentrasi dan bertahan saat makan.
Keadaan emosi dan perilaku mereka saat disuguhi makanan.
Reaksi dan keterikatan mereka pada orang tua.
Perlu Diperhatikan
2. Observasi perilaku orang tua

Kontrol terhadap perilaku anak.


Pendekatan yang mereka digunakan.
Keadaan emosional.
Kesadaran akan kebutuhan dan perkembangan anak.
Jenis, jumlah, tekstur, dan jenis makanan yang disediakan.
Reaksi orang tua sendiri terhadap makanan dan proses makan.
Upaya untuk Mengubah Perilaku Makan pada Anak
Untuk anak dengan masalah biologis ----> memperhatikan kondisi
medis khusus
Mengurangi kecemasan pada anak dan orang tua di sekitar waktu
makan.
Menghindari peningkatan kondisi emosi saat makan.
Menghindari pengalaman yang tidak menyenangkan saat makan.
Menetapkan makan sebagai pengalaman positif.
Mengembangkan serangkaian tahapan kecil perubahan.
Membangun kepercayaan diri anak dalam makan.
Meningkatkan rasa kompetensi orang tua dengan mendorong anak
untuk melakukan langkah kecil.
"Setelah anak tidak lagi mengalami rasa sakit atau stres yang terkait dengan
pemberian makan, proses makan yang menyenangkan dapat dimulai."

Mengurangi rasa takut dan penolakan anak untuk mencicipi makanan baru
dapat dilakukan secara bertahap
kegiatan makan yang awalnya hanya meletakkan makanan ke bibir
kemudian menjilat makanan
memakan remah-remah
kemudian secara bertahap meningkatkan kuantitas yang dimakan
Merencanakan asupan yang realistis, bukan makan dalam jumlah
yang orang tua inginkan
Memberi pujian karena anak mengosongkan piringnya (meskipun
mereka hanya makan sedikit) untuk membantu memutus siklus
tekanan, stres, dan kesal pada waktu makan
Anak usia 3 tahun yang masih disuapi, keterlibatan orang tua perlu
dikurangi dan secara perlahan mengajarkan anak makan sendiri
Membutuhkan dukungan yang besar, sedikit mengambil langkah
mundur dan memahami akan terjadi pengurangan dalam jumlah
makanan yang diasup anak hingga mereka lebih mampu dan percaya
akan kemampuannya sendiri
“Orang tua perlu membangun
kepercayaan diri dan kemampuan
mengelola perilaku anak, dalam
upaya untuk menghadapi kesulitan
di masa depan”
Rekomendasi
Terima Kasih

Oktober 2021

Anda mungkin juga menyukai