Yang, Hye Ran 2017. How to approach feeding difficulties in young children
Faktor pengasuhan yang berisiko dalam
munculnya masalah makan
Waktu/jadwal makan yang tidak menentu
Kurangnya pengetahuan tentang gizi
Masalah dalam hubungan keluarga, sumber
daya & kesehatan mental orang tua
Mogok Makan / Gerakan Tutup Mulut (GTM)
Mogok makan menjadi pola perilaku yang
dikembangkan oleh anak sebagai
tanggapan atas pengalaman mereka
terhadap pengasuhan orang tua,
pengalaman mereka dengan makanan,
temperamen anak dan riwayat kesehatan
anak.
Trauma Makan
1. Penolakan makanan yang mengikuti
peristiwa traumatis atau tindakan berulang
yang memicu tekanan hebat pada bayi,
seperti tersedak dan muntah hebat.
2. Penolakan yang konsisten untuk makan,
bermanifestasi dalam salah satu cara
berikut: anak menolak minum dari botol saat
bangun, tetapi menerima makanan yang
ditawarkan dengan sendok dan minuman
dari botol saat tidur; anak menolak makanan
padat, tetapi menerima susu botol; atau anak
menolak semua jenis makanan oral
Penyebab trauma makan
secara psikologi
Ada beberapa sudut pandang penyebab trauma makan,
diantaranya:
Teori Belajar
Model perkembangan
Teori Attachment / Kelekatan
Douglas, J. (2002). Psychological Treatment of Food Refusal in Young Children. Child and
Adolescent Mental Health, 7(4), 173–180.
Penyebab trauma makan
Menurut Teori Belajar, trauma makan terjadi karena dua hal berikut:
memiliki asosiasi dan pengalaman yang tidak menyenangkan
selama makan karena kondisi medis / organik atau pengalaman
pengasuhan yang merugikan.
rangsangan yang terkait dengan penyajian makanan, yaitu
penglihatan dan penciuman, juga dapat menimbulkan respons
penghindaran. Beberapa anak menunjukkan reaksi ketakutan
yang cukup besar dan akan muntah saat makanan yang tidak
disukai tersaji.
Banyak anak yang sangat selektif dalam
menentukan makanan yang akan mereka
makan menyebabkan orang tua hanya
akan menyediakan makanan yang mereka
sukai sehingga menjadi perilaku yang
menetap pada anak
Penyebab trauma makan
Menurut Model Perkembangan, trauma makan terjadi
karena dua hal berikut :
Mengurangi rasa takut dan penolakan anak untuk mencicipi makanan baru
dapat dilakukan secara bertahap
kegiatan makan yang awalnya hanya meletakkan makanan ke bibir
kemudian menjilat makanan
memakan remah-remah
kemudian secara bertahap meningkatkan kuantitas yang dimakan
Merencanakan asupan yang realistis, bukan makan dalam jumlah
yang orang tua inginkan
Memberi pujian karena anak mengosongkan piringnya (meskipun
mereka hanya makan sedikit) untuk membantu memutus siklus
tekanan, stres, dan kesal pada waktu makan
Anak usia 3 tahun yang masih disuapi, keterlibatan orang tua perlu
dikurangi dan secara perlahan mengajarkan anak makan sendiri
Membutuhkan dukungan yang besar, sedikit mengambil langkah
mundur dan memahami akan terjadi pengurangan dalam jumlah
makanan yang diasup anak hingga mereka lebih mampu dan percaya
akan kemampuannya sendiri
“Orang tua perlu membangun
kepercayaan diri dan kemampuan
mengelola perilaku anak, dalam
upaya untuk menghadapi kesulitan
di masa depan”
Rekomendasi
Terima Kasih
Oktober 2021