Penundaan Peregangan Tali Pusat Pada Bayi Premature Kelompok 4
Penundaan Peregangan Tali Pusat Pada Bayi Premature Kelompok 4
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Asuhan Kebidanan
Bayi Baru Lahir
Disusun Oleh :
Kelompok 4
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas berkat dan limpahan rahmat-Nya maka kami telah menyelesaikan
sebuah karya tulis dengan tepat waktu.
Melalui kata pengantar ini kami lebih dahulu meminta maaf dan memohon
permakluman bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang kami
buat kurang tepat atau menyinggung perasaan pembaca.
Kelompok 4
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anemia merupakan kelainan hematologi yang sering terjadi pada bayi baru
lahir. Definisi anemia adalah keadaan hemoglobin dibawah normal yang
sesuai dengan jenis kelamin dan usia.Rata-rata kadar hemoglobin normal pada
bayi lahir cukup bulan adalah 17 g/dL. Bayi lahir prematur dengan berat 1200-
2500 gram memiliki konsentrasi hemoglobin dan hematokrit jauh lebih rendah
dibandingkan dengan bayi cukup bulan. Hal ini disebabkan karena BBLR dan
bayi lahir prematur maturasi organ tubuhnya belum sempurna sehingga dapat
menyebabkan disfungsi pada organ dan sistem tubuh. Disfungsi dapat terjadi
pada sistem pernapasan, susunan saraf pusat, kardiovaskular, hematologi,
gastrointestinal, ginjal, dan juga termoregulasi. Salah satu disfungsi yang
umum terjadi pada kelahiran prematur adalah pada sistem hematologi.
Kelainan sistem hematologi ini mengakibatkan kadar hemoglobin bayi baru
lahir dengan kondisi BBLR dan/ atau lahir prematur berkisar antara 14-20
g/dL. Bayi baru lahir dapat disebut mengalami anemia apabila kadar
hemoglobinnya dibawah 14 g/dL.
Anemia jika tidak ditangani untuk jangka waktu yang lama dapat
mengakibatkan komplikasi membahayakan. Salah satu masalah yang timbul
adalah pada jantung, seperti detak jantung yang cepat serta tidak
beraturan. Kondisi ini dapat berkembang menjadi kardiomegali ataupun gagal
jantung. Komplikasi jangka panjang yang terjadi pada bayi dengan anemia
adalah gangguan pertumbuhan, selain itu bayi dengan riwayat anemia
cenderung rentan terkena infeksi. Oleh karena itu, dibutuhkan penanganan dini
untuk bayi lahir prematur dan BBLR. Sebanyak 60-80% bayi prematur yang
mengalami anemia di Amerika Serikat setidaknya membutuhkan satu kali
transfusi darah.
Waktu penjepitan tali pusat memegang peranan penting dalam
menentukan kecukupan zat besi pada bayi baru lahir. Beberapa penelitian
1
menunjukkan bahwa penundaan penjepitan tali pusat berpengaruh terhadap
kadar hemoglobin bayi baru lahir. semakin lama waktu penundaan penjepitan
tali pusat maka akan memberikan dampak yang lebih baik terhadap
peningkatan jumlah hemoglobin bayi. Oleh karena itu, makalah ini bertujuan
untuk membahas mengenai manfaat penundaan penjepitan tali pusat pada bayi
baru lahir terutama pada bayi prematur.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Penundaan Penjepitan Tali Pusat (Delayed Cord Clamping)
2. Pengertian Bayi Prematur
3. Manfaat Penundaan Penjepitan Tali Pusat (Delayed Cord Clamping) pada
bayi baru lahir prematur
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian Penundaan Penjepitan Tali Pusat (Delayed
Cord Clamping)
2. Untuk mengetahui pengertian bayi prematur
3. Untuk mengetahui manfaat Penundaan Penjepitan Tali Pusat (Delayed
Cord Clamping) pada bayi baru lahir prematur
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
prematur atau bayi preterm adalah bayi yang berumur kehamilan 37 minggu
tanpa memperhatikan berat badan, sebagian besar bayi prematur lahir dengan
berat badan kurang 2500 gram (Surasmi, dkk, 2003).
Prematur juga sering digunakan untuk menunjukkan imaturitas. Bayi
dengan berat badan lahir sangat rendah (BBLSR) yaitu kurang dari 1000 gram
juga disebut sebagai neonatus imatur. Secara historis, bayi dengan berat badan
lahir 2500 gram atau kurang disebut bayi prematur (Behrman, dkk, 2000).
Umumnya kehamilan disebut cukup bulan bila berlangsung antara 37-41
minggu dihitung dari hari pertama siklus haid terakhir pada siklus 28 hari.
Sedangkan persalinan yang terjadi sebelum usia kandungan mencapai 37
minggu disebut dengan persalinan prematur (Sulistiarini & Berliana, 2016).
Berdasarkan seberapa awal bayi dilahirkan, kelahiran prematur dapat
dikelompokkan menjadi:
4
kelahiran. Hal ini juga mempengaruhi peredaran darah serebral sehingga
terjadi oksigenasi yang lebih baik pada 4 jam kehidupan (69,9% vs 65,5%)
dan bertahan hingga 24 jam kehidupan (71,3% vs 68,1%).
5
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Feedback
Penjepitan tali pusat sekarang terdiri dari tiga cara yaitu penjepitan tali
pusat segera, penjepitan tali pusat tertunda, dan tali pusat tidak dijepit. Ketiga cara
ini pun belum diketahui kapan waktu yang optimal untuk melakukan penjepitan
tali pusat.
Sesuai guideline WHO 2012 dan beberapa penelitian tentang manajemen
tali pusat, didapatkan hasil penundaan penjepitan tali pusat lebih dari 1 menit,
memberikan banyak manfaat daripada penjepitan tali pusat segera. Manfaat untuk
bayi dari penundaan penjepitan tali pusat adalah nilai hemoglobin yang lebih
tinggi, tambahan cadangan besi tubuh, dan berkurangnya kejadian anemia pada
perkembangan selanjutnya. Kadar sel darah merah yang lebih tinggi menjadikan
aliran ke organ vital dan adaptasi kardiopulmoner lebih baik, sehingga
meningkatkan durasi dari menyusui saat–saat awal. Penundaan penjepitan tali
pusat merupakan metode terbaik dalam manajemen kala III terutama pada bayi
preterm yang lahir secara pervaginam maupun seksio saesarea, dengan syarat
utamanya adalah bayi tidak memerlukan ventilasi tekanan positif. Penundaan
penjepitan tali pusat tidak meningkatkan kejadian perdarahan paska persalinan
pada ibu. Metode ini dapat mengurangi kejadian perdarahan intraventrikuler
(IVH) dan Necrotizing Enterocolitis (NEC) terutama pada bayi preterm.
Beberapa penelitian menyebutkan beberapa kerugian dari melakukan
penundaan penjepitan tali pusat adalah peningkatan risiko terjadinya
hiperbilirubinemia, polisitemia, dan perdarahan pada ibu, namun hal ini tidak
signifikan dibuktikan.
Metode membiarkan tali pusat tidak dipotong masih sangat sedikit dibahas
dalam penelitian internasional. Namun, jika ibu memang menghendakinya,
sebaiknya bayi dipantau dengan ketat terutama untuk tanda infeksi. Membiarkan
tali pusat tidak dipotong, pada hakekatnya sama dengan penundaan penjepitan tali
pusat namun dengan risiko infeksi pada bayi yang lebih tinggi.
6
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
7
DAFTAR PUSTAKA