Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PENUNDAAN PENJEPITAN TALI PUSAT PADA BAYI BARU LAHIR


PREMATUR

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Asuhan Kebidanan
Bayi Baru Lahir

Disusun Oleh :

Kelompok 4

Desi Sagita (4008220061) Rienda Yuana Karaga (4008220181)

Eneng Dewi Purwati (4008220055) Rifa Nurhanifah A (4008220058)

Euis Tissa Trisdayanti (4008220081) Rina Apriani Sundari (4008220070)

Fera Nuroctiviani (4008220040) Siti Raudatul Zanah (4008220073)

Firly Alisya A (4008220222)

SARJANA KEBIDANAN ALIH JENJANG


STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG
2022
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas berkat dan limpahan rahmat-Nya maka kami telah menyelesaikan
sebuah karya tulis dengan tepat waktu.

Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul


"PENUNDAAN PENJEPITAN TALI PUSAT PADA BAYI BARU LAHIR
PREMATUR" yang menurut kami dapat memberikan manfaat yang besar bagi
kita selaku mahasiswa untuk mengetahuikekurangan dan kelebihan penundaan
penjepitan tali pusat.

Melalui kata pengantar ini kami lebih dahulu meminta maaf dan memohon
permakluman bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang kami
buat kurang tepat atau menyinggung perasaan pembaca.

Dengan ini kami mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa


terima kasih dan semoga Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat
memberikan manfaat.

Bandung, 10 September 2022

Kelompok 4

ii
DAFTAR ISI

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Anemia merupakan kelainan hematologi yang sering terjadi pada bayi baru
lahir. Definisi anemia adalah keadaan hemoglobin dibawah normal yang
sesuai dengan jenis kelamin dan usia.Rata-rata kadar hemoglobin normal pada
bayi lahir cukup bulan adalah 17 g/dL. Bayi lahir prematur dengan berat 1200-
2500 gram memiliki konsentrasi hemoglobin dan hematokrit jauh lebih rendah
dibandingkan dengan bayi cukup bulan. Hal ini disebabkan karena BBLR dan
bayi lahir prematur maturasi organ tubuhnya belum sempurna sehingga dapat
menyebabkan disfungsi pada organ dan sistem tubuh. Disfungsi dapat terjadi
pada sistem pernapasan, susunan saraf pusat, kardiovaskular, hematologi,
gastrointestinal, ginjal, dan juga termoregulasi. Salah satu disfungsi yang
umum terjadi pada kelahiran prematur adalah pada sistem hematologi.
Kelainan sistem hematologi ini mengakibatkan kadar hemoglobin bayi baru
lahir dengan kondisi BBLR dan/ atau lahir prematur berkisar antara 14-20
g/dL. Bayi baru lahir dapat disebut mengalami anemia apabila kadar
hemoglobinnya dibawah 14 g/dL.
Anemia jika tidak ditangani untuk jangka waktu yang lama dapat
mengakibatkan komplikasi membahayakan. Salah satu masalah yang timbul
adalah pada jantung, seperti detak jantung yang cepat serta tidak
beraturan. Kondisi ini dapat berkembang menjadi kardiomegali ataupun gagal
jantung. Komplikasi jangka panjang yang terjadi pada bayi dengan anemia
adalah gangguan pertumbuhan, selain itu bayi dengan riwayat anemia
cenderung rentan terkena infeksi. Oleh karena itu, dibutuhkan penanganan dini
untuk bayi lahir prematur dan BBLR. Sebanyak 60-80% bayi prematur yang
mengalami anemia di Amerika Serikat setidaknya membutuhkan satu kali
transfusi darah.
Waktu penjepitan tali pusat memegang peranan penting dalam
menentukan kecukupan zat besi pada bayi baru lahir. Beberapa penelitian

1
menunjukkan bahwa penundaan penjepitan tali pusat berpengaruh terhadap
kadar hemoglobin bayi baru lahir. semakin lama waktu penundaan penjepitan
tali pusat maka akan memberikan dampak yang lebih baik terhadap
peningkatan jumlah hemoglobin bayi. Oleh karena itu, makalah ini bertujuan
untuk membahas mengenai manfaat penundaan penjepitan tali pusat pada bayi
baru lahir terutama pada bayi prematur.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Penundaan Penjepitan Tali Pusat (Delayed Cord Clamping)
2. Pengertian Bayi Prematur
3. Manfaat Penundaan Penjepitan Tali Pusat (Delayed Cord Clamping) pada
bayi baru lahir prematur
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian Penundaan Penjepitan Tali Pusat (Delayed
Cord Clamping)
2. Untuk mengetahui pengertian bayi prematur
3. Untuk mengetahui manfaat Penundaan Penjepitan Tali Pusat (Delayed
Cord Clamping) pada bayi baru lahir prematur

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Penundaan Penjepitan Tali Pusat (Delayed Cord Clamping)


Penundaan penjepitan tali pusat adalah penjepitan dua sampai tiga menit
setelah lahir atau setelah pulsasi hilang. Sedangkan Cochrane meta-analisis
mendefinisikan penundaan penjepitan tali pusat apabila penjepitan dilakukan
lebih dari satu menit. Delayed cord clamping  adalah praktek
penundaan pengekleman dan pemotongan tali pusat dimana tali pusat tidak dij
epit atau dipotong sampai setelah denyutan berhenti, atau sampai setelah
plasenta lahir seluruhnya.
Penjepitan tali pusat tertunda pada bayi baru lahir terbukti bermanfaat,
baik pada bayi prematur maupun cukup bulan. Studi-studi sebelumnya
memang menyatakan bahwa penundaan penjepitan tali pusat disarankan untuk
dilakukan pada bayi prematur karena hasil penelitian yang signifikan lebih
baik dibandingkan penjepitan tali pusat segera setelah lahir.
Saat ini di kebanyakan fasilitas kesehatan, penjepitan tali pusat dilakukan
sesaat setelah kelahiran, biasanya di bawah 10-15 detik setelah bayi lahir. Hal
ini disebut dengan penjepitan tali pusat segera (Immediate Cord
Clamping/ICC). Penjepitan tali pusat tertunda atau Delayed Cord
Clamping (DCC) menurut rekomendasi WHO adalah penjepitan tali pusat di
atas 1 menit setelah kelahiran. Menurut American College of Obstetricians
and Gynaecologists Committee on Obstetric Practice, penundaan penjepitan
tali pusat yang direkomendasikan adalah setidaknya 30-60 detik setelah
kelahiran pada bayi cukup bulan dan prematur yang tidak membutuhkan
ventilasi tekanan positif.
B. Pengertian Bayi Prematur
Menurut definisi WHO, bayi prematur adalah bayi lahir hidup sebelum
usia kehamilan minggu ke 37 (dihitung dari hari pertama haid terakhir). Bayi

3
prematur atau bayi preterm adalah bayi yang berumur kehamilan 37 minggu
tanpa memperhatikan berat badan, sebagian besar bayi prematur lahir dengan
berat badan kurang 2500 gram (Surasmi, dkk, 2003).
Prematur juga sering digunakan untuk menunjukkan imaturitas. Bayi
dengan berat badan lahir sangat rendah (BBLSR) yaitu kurang dari 1000 gram
juga disebut sebagai neonatus imatur. Secara historis, bayi dengan berat badan
lahir 2500 gram atau kurang disebut bayi prematur (Behrman, dkk, 2000).
Umumnya kehamilan disebut cukup bulan bila berlangsung antara 37-41
minggu dihitung dari hari pertama siklus haid terakhir pada siklus 28 hari.
Sedangkan persalinan yang terjadi sebelum usia kandungan mencapai 37
minggu disebut dengan persalinan prematur (Sulistiarini & Berliana, 2016).
Berdasarkan seberapa awal bayi dilahirkan, kelahiran prematur dapat
dikelompokkan menjadi:

a. Prematur terlambat (late preterm), dilahirkan di antara minggu 34-36


b. Prematur sedang (moderate preterm), dilahirkan di antara minggu ke 32-
34
c. Sangat prematur (very preterm), dilahirkan kurang dari 32 minggu
d. Prematur ekstrim (extreme preterm), dilahirkan saat atau sebelum minggu
ke 25
Bayi yang prematur, terutama yang dilahirkan sangat awal, sering
memiliki masalah kesehatan. Komplikasinya bisa berupa masalah pernapasan,
kesulitan saat menyusu, cerebral palsy, keterlambatan perkembangan,
masalah penglihatan, dan gangguan pendengaran.
C. Manfaat Penjepitan Tali Pusat Tertunda pada Bayi Prematur
Penjepitan tali pusat segera menyebabkan tidak adanya aliran darah
menuju ventrikel kanan jantung bayi sehingga terjadi penurunan curah jantung
kanan hingga mencapai 50%. Pada bayi prematur dengan penjepitan tali pusat
tertunda, penambahan volume darah tersebut secara signifikan menyebabkan
aliran vena cava superior tidak terhenti sehingga bayi dapat mempertahankan
curah jantung ventrikel kanan dan isi sekuncup hingga 48 jam setelah

4
kelahiran. Hal ini juga mempengaruhi peredaran darah serebral sehingga
terjadi oksigenasi yang lebih baik pada 4 jam kehidupan (69,9% vs 65,5%)
dan bertahan hingga 24 jam kehidupan (71,3% vs 68,1%).

5
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Feedback

Penjepitan tali pusat sekarang terdiri dari tiga cara yaitu penjepitan tali
pusat segera, penjepitan tali pusat tertunda, dan tali pusat tidak dijepit. Ketiga cara
ini pun belum diketahui kapan waktu yang optimal untuk melakukan penjepitan
tali pusat.
Sesuai guideline WHO 2012 dan beberapa penelitian tentang manajemen
tali pusat, didapatkan hasil penundaan penjepitan tali pusat lebih dari 1 menit,
memberikan banyak manfaat daripada penjepitan tali pusat segera. Manfaat untuk
bayi dari penundaan penjepitan tali pusat adalah nilai hemoglobin yang lebih
tinggi, tambahan cadangan besi tubuh, dan berkurangnya kejadian anemia pada
perkembangan selanjutnya. Kadar sel darah merah yang lebih tinggi menjadikan
aliran ke organ vital dan adaptasi kardiopulmoner lebih baik, sehingga
meningkatkan durasi dari menyusui saat–saat awal. Penundaan penjepitan tali
pusat merupakan metode terbaik dalam manajemen kala III terutama pada bayi
preterm yang lahir secara pervaginam maupun seksio saesarea, dengan syarat
utamanya adalah bayi tidak memerlukan ventilasi tekanan positif. Penundaan
penjepitan tali pusat tidak meningkatkan kejadian perdarahan paska persalinan
pada ibu. Metode ini dapat mengurangi kejadian perdarahan intraventrikuler
(IVH) dan Necrotizing Enterocolitis (NEC) terutama pada bayi preterm.
Beberapa penelitian menyebutkan beberapa kerugian dari melakukan
penundaan penjepitan tali pusat adalah peningkatan risiko terjadinya
hiperbilirubinemia, polisitemia, dan perdarahan pada ibu, namun hal ini tidak
signifikan dibuktikan.
Metode membiarkan tali pusat tidak dipotong masih sangat sedikit dibahas
dalam penelitian internasional. Namun, jika ibu memang menghendakinya,
sebaiknya bayi dipantau dengan ketat terutama untuk tanda infeksi. Membiarkan
tali pusat tidak dipotong, pada hakekatnya sama dengan penundaan penjepitan tali
pusat namun dengan risiko infeksi pada bayi yang lebih tinggi.

6
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Mengenai manfaat penundaan penjepitan talipusat baik untuk bayi aterm


maupun bayi prematur. Dengan review nya dari literatur yang tersedia
menunjukkan bahwa penjepitan tali pusat yang tertunda dapat membuat kadar
hematokrit yang lebih tinggi, transportasi oksigen lebih optimal dan aliran sel
darah merah yang lebih tinggi ke organ vital, anemia bayi berkurang,
meningkatkan durasi menyusui dan memaksimalkan volume darah untuk masa
transisi janin ke masa neonatal. Bahkan penundaan sampai 3 menit terbukti
meningkatkan volume darah bayi sebanyak 20 ml/kg BB dan penambahan kadar
besi sebanyak 30—50 mg/ kg BB, sehingga bermanfaat dalam mencegah
terjadinya anemia pada bayi baru lahir.
Pada beberapa bayi prematur yang mengalami anemia, penundaan
pemotongan tali pusat dapat membantu meningkatkan kadar hemoglobin dan
volume sel darah merah bayi. Pemotongan tali pusat langsung setelah bayi lahir
justru bisa membuat bayi kehilangan oksigen dan nutrisi yang masih mengalir,
serta kekurangan zat-zat yang seharusnya bisa didapat dari proses penundaan
tersebut.
4.2 Saran

Bagi Bidan Praktek Mandiri

Diharapkan Ibu bersalin berminat dengan dilakukan tindakan delayed cord


clamping dapat membantu meningkatkan kadar hemoglobin pada bayi. Bidan
dapat melakukan memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien berkaitan
dengan tindakan delayed cord clamping pada bayi premature yang memenuhi
syarat untuk dilakukan tindakan tsb yang dapat meningkatkan kadar hemoglobin
bayi, mencegah defisiensi pada bayi dan anak.

7
DAFTAR PUSTAKA

Jasmine, Kamila. 2017. Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi


Pada Bayi Prematur Di Rumah Sakit Lavalette Malang. Kemenkes Kesehatan RI.

Anda mungkin juga menyukai