Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

IT, SIM DAN KOMUNIKASI PENDIDIKAN

Tentang
“Seluk Beluk IT dalam Manajemen Pendidikan”

Oleh Kelompok 3 :
Nurul Rahmadyah ( 2014030049 )
Sovia Saputri (2014030050)
Nur Fikri Halim (2014030052)
M. Fajri Ermanto (2014030055)
Hidayatur Rahma ( 2014030062 )

Dosen Pembimbing
Muharmen Suari, M. Si

PRODI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM (MPI B)


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
IMAM BONJOL PADANG
1444 H/ 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang Maha pengasih dan Maha
penyayang. Berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah tentang “Seluk
Beluk IT dalam Manajemen Pendidikan” tepat pada waktunya.

Dalam penulisan laporan makalah ini, penulis dibimbing dan diberi motivasi oleh berbagai
pihak. Sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Untuk itu, penulis mengucapkan
terima kasih kepada Dosen Pengampu dan teman-teman yang telah membantu serta mendukung
penulisan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Untuk itu, penulis meminta
kritik dan saran yang membangun dari pembaca. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
kepada pembaca.

Padang, 13 September 20212

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................................... i

DAFTAR ISI ..................................................................................................................................... ii

BAB I. PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang Masalah ...................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................... 1


1. Apa Pengertian dan Azas Pengelolaan Tata Ruang? .................................................... 1
2. Apa Jenis Tata Ruang? .................................................................................................. 1
3. Apa itu Aksesoris Tata Ruang IT? ................................................................................ 1
4. Apa itu Macam Ruang IT? ............................................................................................ 1
5. Bagaimana Pemakaian Teknologi Tata Ruang IT?....................................................... 1
6. Bagaimana Peralatan IT dalam Manajemen Pendidikan Berteknologi tinggi? .......... 1
7. Apa itu Inventarisasi IT? .............................................................................................. 1
8. Bagaimana Kontrol IT dalam Manajemen Pendidikan? ............................................... 1
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................................................. 2
1. Untuk mengetahui Pengertian dan Azas Pengelolaan Tata Ruang? ............................ 2
2. Untuk mengetahui Apa Jenis Tata Ruang ..................................................................... 2
3. Untuk mengetahui Apa itu Aksesoris Tata Ruang IT ................................................... 2
4. Untuk Mengetahui Apa itu Macam Ruang IT............................................................... 2
5. Untuk Mengetahui Bagaimana Pemakaian Teknologi Tata Ruang IT ........................ 2
6. Untuk Mengetahui Bagaimana Peralatan IT dalam Manajemen Pendidikan
Berteknologi tinggi? ...................................................................................................... 2
7. Untuk Mengetahui Apa itu Inventarisasi IT ................................................................. 2
8. Untuk Mengetahui Bagaimana Kontrol IT dalam Manajemen Pendidikan ................ 2

ii
BAB II. PEMBAHASAN ............................................................................................................... 3

2.1 Pengertian dan Azas Pengelolaan Tata Ruang ................................................................... 3


2.2 Jenis Tata Ruang ................................................................................................................... 10
2.3 Aksesoris Tata Ruang IT ...................................................................................................... 13
2.4 Macam Ruang IT ................................................................................................................... 15
2.5 Pemakaian Teknologi Tata Ruang IT .................................................................................. 17
2.6 Peralatan IT dalam Manajemen Pendidikan Berteknologi tinggi ...................................... 17
2.7 Inventarisasi IT ..................................................................................................................... 20
2.8 Kontrol IT dalam Manajemen Pendidikan .......................................................................... 21

BAB III. PENUTUP ....................................................................................................................... 23

A. Kesimpulan ........................................................................................................................... 23
B. Saran ...................................................................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................................... 24

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sistem Informasi Manajemen Pendidikan merupakan perpaduan antara sumber
daya manusia dan aplikasi teknologi informasi untuk memilih, menyimpan, mengolah, dan
mengambil kembali data dalam rangka mendukung kembali proses pengambilan keputusan
bidang pendidikan Data-data tersebut adalah data empiris atau data/fakta sebenarnya yang
benar-benar ada dan dapat dipertanggung jawabkankebenarannya. Informasi diolah dengan
menggunakan komputer dapat digunakan oleh pimpinan lembaga Pendidikan sebagai
sarana informasi pendidikan dalam mendukung penyusunan program dan pengambilan
keputusan dan memanfaatkan kemajuan TI bagi peningkatan pembelajaran dan manajemen
pendidikan. Kepala sekolah pada hakikatnya adalah pengolah informasi. Karena salah satu
peranannya sebagai informator
Ruang adalah tempat dimana seseorang berinteraksi memberikan aksi dan reaksi.
Reaksi manusia dapat timbul dari pengaruh keadaan lingkungan sekitar. Keadaan
sekitar/sekeliling lingkungan yang diterjemahkan dalam unsur desain yang dapat
memenuhi kebutuhan secara fisik.

1.2 Rumusan Masalah

1.Apa Pengertian Azas Pengelolaan Tata Ruang?


2. Apa Jenis Tata Ruang?
3. Apa itu Asesoris Tata Ruang IT?
4. apa itu Macam Ruang IT?
5. Bagaimana Pemakaian Teknologi Tata Ruang IT?
6. Bagaimana Peralatan IT dalam Manajemen Pendidikan Berteknologi tinggi?
7. apa itu Inventarisasi IT?
8. Bagaimana Kontrol IT dalam Manajemen Pendidikan?

1
1.3 Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk Mengetahui Apa Pengertian Azas Pengelolaan Tata Ruang?


2. Untuk Mengetahui Apa Jenis Tata Ruang?
3. Untuk Mengetahui Apa itu Aksesoris Tata Ruang IT?
4. Untuk Mengetahui Apa itu Macam Ruang IT?
5. Untuk Mengetahui Bagaimana Pemakaian Teknologi Tata Ruang IT?
6. Untuk Mengetahui Bagaimana Peralatan IT dalam Manajemen Pendidikan Berteknologi
tinggi?
7. Untuk Mengetahui Apa itu Inventarisasi IT?
8. Bagaimana Kontrol IT dalam Manajemen Pendidikan?

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan Azas Pengelolaan Tata Ruang

Pengertian Pengelolaan Tata Ruang

Berbicara mengenai pengertian dasar penataan ruang berarti kita sudah masuk pada konsep
hukum. Pengertian dasar dalam penataan ruang dapat dikatakan beragam. Beragam di sini
bukan dalam arti pengertian dari penataan ruang banyak, tetapi penataan ruang itu mengandung
beberapa varian. Jika melihat pada Pasal 1 dalam undang-undang No. 24 Tahun 1992 terdapat
empat varian pengertian dari penataan ruang. Sedangkan dalam undang-undang No. 26 Tahun
2007 terdapat empat belas varian pengertian dari penataan ruang.

Dalam undang-undang No. 24 Tahun 1992 keempat varian itu adalah ruang, tata ruang,
penataan ruang, rencana tata ruang. Berikut adalah pengertian dasar dari keempat varian
tersebut :

1. Ruang adalah wadah yang meliputi ruang daratan, ruang lautan, dan ruang udara sebagai.
satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk lainnya hidup dan melakukan kegiatan
serta memelihara kelangsungan hidupnya1

2. Tata ruang adalah wujud struktural dan pola pemanfaatan ruang, baik direncanakan maupun
tidak.

3. Penataan ruang adalah proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian
pemanfaatan ruang.

4. Rencana tata ruang adalah hasil perencanaan tata ruang.

Sedangkan dalam undang-undang No. 26 Tahun 2007 keempat belas varian adalah ruang,
tata ruang, struktur ruang, pola ruang dan penataan ruang,

1
A’an Efendi, Sengketa Hukum Lingkungan, Penerbit Sinar Grafika, Jakarta, 2016

3
penyelenggaraan penataan ruang, pengaturan penataan ruang, pembinaan penataan ruang,
pelaksanaan penataan ruang, pengawasan penataan ruang, perencanaan tata ruang, pemanfaat
ruang, pengendalian pemanfaatan ruang, rencana tata ruang. Berikut adalah pengertian dasar
dari keempat belas varian tersebut :2

1. Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang
di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk lain hidup,
melakukan kegiatan, dan memelihara kelangsungan hidupnya.

2. Tata ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang.

3. Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana dan
sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara
hierarkis memiliki hubungan fungsional.

4. Pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi
peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budi daya.

5. Penataan ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan
pengendalian pemanfaatan ruang.

6. Penyelenggaraan penataan ruang adalah kegiatan yang meliputi pengaturan, pembinaan,


pelaksanaan, dan pengawasan penataan ruang.

7. Pengaturan penataan ruang adalah upaya pembentukan landasan hukum bagi Pemerintah,
pemerintah daerah, dan masyarakat dalam penataan ruang.

8. Pembinaan penataan ruang adalah upaya untuk meningkatkan kinerja penataan ruang yang
diselenggarakan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat.

2
Akmal, Imelda. Rumah Ide Plafon. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, 2008.

4
9. Pelaksanaan penataan ruang adalah upaya pencapaian tujuan penataan ruang melalui
pelaksanaan perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan
ruang.

10. Pengawasan penataan ruang adalah upaya agar penyelenggaraan penataan ruang dapat
diwujudkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

11. Perencanaan tata ruang adalah suatu proses untuk menentukan struktur ruang dan pola
ruang yang meliputi penyusunan dan penetapan rencana tata ruang.

12. Pemanfaatan ruang adalah upaya untuk mewujudkan struktur ruang dan pola ruang sesuai
dengan rencana tata ruang melalui penyusunan dan pelaksanaan program beserta
pembiayaannya.

13. Pengendalian pemanfaatan ruang adalah upaya untuk mewujudkan tertib tata ruang.

14. Rencana tata ruang adalah hasil perencanaan tata ruang.

Pengertian ruang dalam undang-undang No. 26 Tahun 2007 lebih detail dan lengkap
dibandingkan dengan pengertian ruang dalam dalam undang-undang No. 24 Tahun 1992

Azas Pengelolaan Tata Ruang

Jika kita amati dalam setiap undang-undang selalu mengatur tentang asas. Dalam ilmu
perundang-undangan di samping ada asas hukum juga ada norma/kaidah hukum. Kedua istilah
ini seringkali digunakan secara bergantian. Seakan-akan antara asas hukum dan norma hukum
memiliki arti yang sama. Padahal tidaklah demikian. Asas hukum dan norma hukum memiliki
pengertian yang berbeda. Asas hukum memiliki posisi yang lebih tinggi dibandingkan asas
hukum. 3

Menurut J.J.H. Bruggink (2011), Asas hukum merupakan metanorma dari norma
hukum. Asas hukum tidak dapat diterapkan secara langsung. Oleh karena itu, asas hukum lebih
bersifat abstrak dibandingkan norma hukum. Asas hukum merupakan pedoman bagi norma

3
A.M. Yunus Wahid, Pengantar Hukum Tata Ruang, Kencana, Jakarta, 2014

5
hukum. Dengan demikian, jika di dalam undang-undang mencantumkan asas-asas hukum,
maka asas-asas hukum itu akan menjadi pedoman bagi norma hukum dalam undang-undang
tersebut.

Menurut Sudarsono, asas-asas hukum dan norma hukum memiliki perbedaan karakter.
Perbedaan antara karakter asas hukum dan norma hukum adalah sebagai berikut :4

1) Asas-asas hukum bersifat umum (abstrak), sedangkan norma hukum bersifat khusus
(konkret);

2) Asas-asas hukum memiliki wilayah terapan yang lebih luas daripada norma hukum;

3) Asas-asas hukum memiliki daya kerja tidak langsung dalam penemuan hukum, karena ia
bukanlah aturan hukum. Sedangkan norma hukum langsung dapat diterapkan karena ia
memiliki isi yang lebih konkret;

4) Asas-asas hukum memiliki kedudukan (posisi) yang berdampingan satu dengan yang lain,
sehingga tidak saling menyingkirkan. Sedangkan norma hukum saling berdesakan atau saling
menyingkirkan. Asas-asas hukum berada sebagai dasar sistem hukum, ia berada di luar sistem
hukum akan tetapi berpengaruh terhadap sistem hukum

Asas hukum dapat dibagi menjadi asas hukum yang bersifat tunggal dan asas hukum yang
terdiri dari banyak asas. Asas hukum yang bersifat tunggal adalah asas legalitas, sedangkan
asas hukum yang terdiri dari banyak asas antara lain asas-asas umum pemerintahan yang baik.
Asas hukum dalam suatu undang-undang biasanya diatur dalam Pasal 2 setelah ketentuan
umum. Asas hukum yang diatur dalam Pasal 2 bukan tanpa maksud. Pengaturan asas hukum
dalam Pasal 2 mengandung makna bahwa Pasal 2 ini akan menjadi pedoman utama dalam
penerapan norma hukum yang ada dalam undang-undang.5

Asas hukum ini akan menjadi ruh bagi undang-undang. Asas apa yang akan diatur dalam
undang-undang yang bersangkutan akan sangat bergantung pada materi atau norma hukum

4
A.M. Yunus Wahid, Pengantar Hukum Tata Ruang, Kencana, Jakarta, 2014
5
Arba, Hukum Tata Ruang, Penerbit Sinar Grafika, Jakarta, 2018

6
yang akan diatur. Asas-asas hukum juga akan mengikuti dinamika dari undang-undang yang
akan diatur. Oleh karena itu, asas-asas hukum dalam undang-undang No. 24 Tahun 1992 dan
asas-asas hukum dalam undang-undang No. 26 Tahun 2007 pasti akan berbeda.

Dalam Pasal 2 undang-undang No. 24 Tahun 1992 penataan ruang berasaskan :

a. pemanfaatan ruang bagi semua kepentingan secara terpadu, berdaya guna dan berhasil guna,
serasi, selaras, seimbang, dan berkelanjutan;

b. keterbukaan, persamaan, keadilan, dan perlindungan hukum. Untuk memahami pengertian


dari Pasal 2 ini maka kita harus melihat pada Penjelasannya. Penjelasan Pasal 2 undang-undang
adalah sebagai berikut :

Yang dimaksud dengan semua kepentingan adalah bahwa penataan ruang dapat menjamin
seluruh kepentingan, yakni kepentingan pemerintah dan masyarakat secara adil dengan
memperhatikan golongan ekonomi lemah.

Yang dimaksud dengan terpadu adalah bahwa penataan ruang dianalisis dan dirumuskan
menjadi satu kesatuan dari berbagai kegiatan pemanfaatan ruang baik oleh pemerintah maupun
masyarakat. Penataan ruang dilakukan secara terpadu dan menyeluruh mencakup antara lain
pertimbangan aspek waktu, modal, optimasi, daya dukung lingkungan, daya tampung
lingkungan, dan geopolitik. Dalam mempertimbangkan aspek waktu, suatu perencanaan tata
ruang memperhatikan adanya aspek prakiraan, ruang lingkup wilayah yang direncanakan,
persepsi yang mengungkapkan berbagai keinginan serta kebutuhan dan tujuanpemanfaatan
ruang. Penataan ruang harus diselenggarakan secara tertib sehingga memenuhi proses dan
prosedur yang berlaku secara teratur dan konsisten.6

Yang dimaksud dengan berdaya guna dan berhasil guna adalah bahwa penataan ruang
harus dapat mewujudkan kualitas ruang yang sesuai dengan potensi dan fungsi ruang.

Yang dimaksud dengan serasi, selaras, dan seimbang adalah bahwa penataan ruang dapat
menjamin terwujudnya keserasian, keselarasan, dan keseimbangan struktur dan pola

6
Arba, Hukum Tata Ruang, Penerbit Sinar Grafika, Jakarta, 2018.hlm 43

7
pemanfaatan ruang bagi persebaran penduduk antar wilayah, pertumbuhan dan perkembangan
antar sektor, antar daerah, serta antara sektor dan daerah dalam satu kesatuan Wawasan
Nusantara.

Yang dimaksud dengan berkelanjutan adalah bahwa penataan ruang menjamin kelestarian
kemampuan daya dukung sumber daya alam dengan memperhatikan kepentingan lahir dan
batin antar generasi. Terkait dengan asas keterbukaan menurut Pasal 2 huruf b undang-undang
ini tidak mendapat penjelasan yang memadai. Asas keterbukaan menurut prasyarat bagi
terwujudnya partisipasi atau peran serta masyarakat. Sangat tidak mungkin jika ada peran serta
masyarakat tanpa adanya keterbukaan. Begitu juga sebaliknya tidak mungkin ada keterbukaan
tanpa peran serta masyarakat. Dalam hukum administrasi, salah satu bentuk peran serta
masyarakat adalah berupa pengajuan keberatan dari masyarakat.

Sedangkan menurut Pasal 2 undang-undang No. 26 Tahun 2007 penataan ruang berasaskan

a. keterpaduan;

b. keserasian, keselarasan, dan keseimbangan;

c. keberlanjutan;

d. keberdayagunaan dan keberhasilgunaan;

e. keterbukaan;

f. kebersamaan dan kemitraan;

g. pelindungan kepentingan umum;

h. kepastian hukum dan keadilan; dan

i. akuntabilitas.

Asas-asas penataan ruang di atas dijelaskan secara detail dalam Penjelasan Pasal demi
Pasal dalam Penjelasan undang-undang ini. Penjelasan asas-asas dalam Pasal 2 adalah sebagai
berikut :

8
a. Yang dimaksud dengan “keterpaduan” adalah bahwa penataan ruang diselenggarakan
dengan mengintegrasikan berbagai kepentingan yang bersifat lintas sektor, lintas wilayah, dan
lintas pemangku kepentingan. Pemangku kepentingan, antara lain, adalah Pemerintah,
pemerintah daerah, dan masyarakat.

b. Yang dimaksud dengan “keserasian, keselarasan, dan keseimbangan” adalah bahwa


penataan ruang diselenggarakan dengan mewujudkan keserasian antara struktur ruang dan pola
ruang, keselarasan antara kehidupan manusia dengan lingkungannya, keseimbangan
pertumbuhan dan perkembangan antardaerah serta antara Kawasan perkotaan dan kawasan
perdesaan.

c. Yang dimaksud dengan “keberlanjutan” adalah bahwa penataan ruang diselenggarakan


dengan menjamin kelestarian dan kelangsungan daya dukung dan daya tampung lingkungan
dengan memperhatikan kepentingan generasi mendatang.

d. Yang dimaksud dengan “keberdayagunaan dan keberhasilgunaan” adalah bahwa penataan


ruang diselenggarakan dengan mengoptimalkan manfaat ruang dan sumber daya yang
terkandung di dalamnya serta menjamin terwujudnya tata ruang yang berkualitas.

e. Yang dimaksud dengan “keterbukaan” adalah bahwa penataan ruang diselenggarakan


dengan memberikan akses yang seluas-luasnya kepada masyarakat untuk mendapatkan
informasi yang berkaitan dengan penataan ruang.

f. Yang dimaksud dengan “kebersamaan dan kemitraan” adalah bahwa penataan ruang
diselenggarakan dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan.

g. Yang dimaksud dengan “pelindungan kepentingan umum” adalah bahwa penataan ruang
diselenggarakan dengan mengutamakan kepentingan masyarakat.

h. Yang dimaksud dengan “kepastian hukum dan keadilan” adalah bahwa penataan ruang
diselenggarakan dengan berlandaskan hukum/ketentuan peraturan perundang-undangan dan
bahwa penataan ruang dilaksanakan dengan mempertimbangkan rasa keadilan masyarakat
serta melindungi hak dan kewajiban semua pihak secara adil dengan jaminan kepastian hukum.

9
i. Yang dimaksud dengan “akuntabilitas” adalah bahwa penyelenggaraan penataan ruang dapat
dipertanggungjawabkan, baik prosesnya, pembiayaannya, maupun hasilnya.7

2.2 Jenis Tata Ruang

Perencanaan tata ruang terbagi menjadi tiga, yaitu:


a. Perencanaan tata ruang wilayah nasional
Perencanaan tata ruang wilayah nasional sudah diatur dalam Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional.
Arahan kebijakan dan strategi pemanfaatan ruang wilayah negara yang dijadikan acuan untuk
perencanaan jangka panjang.
Jangka waktu perencanaan tata ruang wilayah nasional adalah 20 tahun. Selama lima tahun
sekali akan dilakukan peninjauan.
Rencana tata ruang wilayah nasional memuat:
1. Penyusunan rencana pembangunan jangka panjang nasional.
2. Penyusunan rencana pembangunan jangka menengah nasional
3. Pemanfaatan ruang dan pengendalian ruang di wilayah nasional.
4. Perwujudan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan perkembangan antarwilayah
provinsi, serta keserasian antarsektor.
5. Penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi.
6. Penataan ruang kawasan strategis nasional
7. Penataan ruang wilayah provinsi dan kabupaten dan kota.
8. Kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah nasional.
9. Kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah nasional meliputi kebijakan pengembangan
struktur ruang dan pola ruang.
Struktur ruang wilayah nasional meliputi:

7
Gondodiyoto, S. (2007). Audit Sistem Informasi Pendekatan COBIT. Jakarta: Mitra Wacana Media.hlm 22

10
Akses pelayanan perkotaan dan pusat pertumbuhan ekonomi wilayah Kualitas dan
jangkauan pelayanan jaringan prasarana transportasi, telekomunikasi, energi, dan sumber daya
air.
Pola ruang wilayah nasional memiliki tiga bagian, yaitu kawasan lindung, kawasan budi
daya, dan kawasan strategis nasional. Dengan tujuan sebagai berikut:
1. Tujuan penataan ruang wiayah nasional mewujudkan beberapa hal, di antaranya:
2. Ruang wilayah nasional yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan.
3. Keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan
4. Keterpaduan pemanfaatan ruang darat, laut, dan udara, termasuk ruang di dalam bumi.
5. Keterpaduan perencanaan tata ruang wilayah nasional, provinsi, dan kabupaten atau kota.
6. Pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan bagi peningkatan kesejahteraan
masyarakat.8
b. Perencanaan tata ruang wilayah provinsi.
Rencana tata ruang yang bersifat umum dari wilayah provinsi. Dalam penyusunan
harus mengacu pada rencana tata ruang wilayah nasional. Pedoman tersebut dalam bidang
penataan ruang dan rencana pembangunan jangka Panjang daerah.
Rencana tata ruang wilayah provinsi memuat:
1. Tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang wilayah provinsi
2. Rencana struktur ruang wilayah provinsi meliputi sistem perkotaan yang berkaitan dengan
kawasan pedesaan.
3. Penetapan kawasan strategis provinsi Arahan pemanfaatan ruang wilayah yang berisi
indikasi program utama jangka menengah lima tahunan.
4. Arahan tata ruang wilayah provinsi yang berisi arahan peraturan zonasi sistem provinsi,
arahan perizinan, dan lainnya.
Tujuan penataan ruang wilayah provinsi merupakan arahan perwujudan ruang
wilayah provinsi yang diinginkan pada masa yang akan datang.
Beberapa fungsi dari penataan ruang wilayah provinsi adalah:

8
Lutfi Effendi, Pokok-Pokok Hukum Administrasi, PT Bayumedia, Malang, 2004

11
1. Sebagai dasar untuk memformulasi kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah
provinsi.
2. Memberikan arah bagi penyusunan indikasi program utama dalam rencana tata ruang
wilayah.
3. Sebagai dasar dalam penetapan arahan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah provinsi.
c. Rencana tata ruang wilayah kabupaten atau kota
Sesuai Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang Pasal 11 Ayat
2, pemerintah daerah kabupaten berwenang dalam melaksanakan penataan ruang wilayah
kabupaten. Penataan tersebut meliputi perencanaan tata ruang wilayah kabupaten,
pemanfaatan ruang wilayah kabupaten, dan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah
kebupaten.9
Fungsi rencana tata ruang wilayah kabupaten atau kota di antaranya:
1. Acuan dalam pemanfaatan ruang atau pengembangan wilayah kabupaten atau kota.
2. Acuan untuk mewujudkan keseimbangan pembangunan dalam wilayah kabupaten atau
kota.
3. Acuan dala penyusunan rencana pembangunan jangka panjang daerah dan rencana
pembangunan jangka menengah daerah.
4. Acuan lokasi investasi dalam rilayah kabupaten atau kota yang dilakukan pemerintah,
masyarakat, dan swasta.
5. Pedoman untuk penyusunan rencana rinci tata ruang di wilayah kabupaten atau kota.
6. Acuan dalam administrasi pertahanan.
Manfaat rencana tata ruang wilayah terdapat beberapa, yaitu:
1. Mewujudkan keterpaduan pembangunan dalam wilayah kabupaten atau kota.
2. Mewujudkan keserasian pembangunan wilayah kabupaten kota dengan wilayah sekitarnya
3. Menjamin terwujudnya tata ruang wilayah kabupaten atau kota yang berkualitas. 10

9
Suptandar, J.Pamudji. Desain Interior : Pengantar Merencana Interior untuk Mahasiswa Desain dan Arsitektur.
Jakarta: Djambatan, 1991.
10
Philipus M Hadjon, Pengantar Hukum Administrasi Indonesia, Gajah Mada University Press, 1995

12
2.3 Aksesoris Tata Ruang IT

Faktor pembentuk karakter dan suasana, meliputi :

1. Aksesoris

Menurut Suptandar (1999:212), diuraikan bahwa aksesoris dalam interior merupakan unsur
dekorasi selain berfungsi sebagai hiasan dalam ruang, aksesoris juga berperan dalam
menunjang penciptaan suasana dalam ruang karena tanpa dekorasi suasana keindahan dari
ruang akan menjadi berkurang.

2. Elemen Pembentuk Ruang

Elemen pembentuk ruang meliputi lantai, dinding, dan plafon. Setiap faktor dapat dirinci lebih
dalam menurut :

- Garis

Vertikal : Mengekspresikan kekuatan dan pemaksaan, dapat menciptakan atmosfer yang


agung/bermartabat dan memberikan ilusi dari ketinggian ruang

Horisontal : Memberi kesan keluasan/kelapangan, relaksasi, dan menunjukkan tampak yang


lebar

Diagonal : Cenderung menunjuk ke suatu ruang dan menjaga mata untuk terus bergerak.
Terlalu banyak menggunakan garis diagonal akan melemahkan unity desain

Lingkaran : Menstimulasi keceriaan dengan warna yang cerah dan kontras. Terlalu banyak
garis lingkaran akan menghasilkan kegelisahan/keresahan

- Warna

Menurut Depdikbud 1991, warna adalah corak rupa seperti hijau, kuning, dan sebagainya.
Penggunaan warna dalam desain suatu ruang dapat memberi efek psikologis pada si pengguna.

13
Warna juga mempunyai peranan ang sangat penting dalam penciptaan suasana ruang.
Dikatakan oleh J. Pamudji Suptandar dalam bukunya yang berjudul Desain Interior, bahwa
perpaduan dari warna-warna yang digunakan dalam suatu ruang menciptakan suasana ruang
yang lebih hidup dan tidak membosankan. Menurut Taylor Hartman, Ph. D. Dalam bukunya
yang berjudul The Color Code (1987 :141), warna dapat memberikan/ menciptakan suasana
dan efek emosional.

-Tekstur

Menurut Ching (1996:238) tekstur adalah kualitas pesifik suatu permulaan yang dihasilkan
oleh struktur tri matranya. Tekstur seringkali dipakai untuk menerangkan kehalusan atau
kekasaran relatif suatu permukaan. Ia juga dapat dipakai untuk menerangkan karakteristik
kualitas- kualitas permukaan bahan-bakan yang sudah dikenal. Seperti kekasaran batu serat
kayu dan anyaman kain Dan tekstur dalam suatu ruang juga dapat memberikan suasana dalam
ruang, seperti batuan akan memberi suasana alami. Tekstur ringan, tipis dan halus memberi
kesan ruang yang lebih besar. Tekstur berat memberi kesan ruang menjadi terlihat lebih sempit

-Bahan/material

Menurut J. Pamudji Suptandar, bahwa bahan yang dipakai akan berpengaruh terhadap
pembentukan suasana ruang, antara lain :11

a. Lantai :

- Bahan penutup lantai yang memberi suasana hangat, misanya: karpet, parket, jalur kayu, serat
kayu, dan sebagainya.

- Bahan penutup lantai yang memberi suasana dingin/sejuk. misalnya: marmer batuan alami
lantai keramik. dan sebagainya.

- Bahan marmer, mempunyai karakteristik permanen dan kaku. Penggunaan bahan marmer
sebagai penutup lantai memberikan suasana yang indah dan sejuk (nyaman)

11
Philipus M Hadjon, Pengantar Hukum Administrasi Indonesia, Gajah Mada University Press, 1995, hlm 31

14
-Bahan keramik tile. mempunyai karakteristik indah, sejuk, dan luas.

- Bahan kayu, mempunyai karakteristik alamiah, kedap suara, tahan lama, dan penghantar
hangat yang baik. Suasana yang tercipta adalah suasana hangat, alami, dan indah.

b. Dinding :

- Batu : Bermacam-macam batu alam (batu kali. Batu bata, batako dan sebagainya) . Memberi
kesan dan suasana relief mirip dengan dinding goa sehingga terasa adanya pendekatan dengan
alam indah hangat dan merupakan sebuah usaha untuk menciptakan suasana dan unsur yang
berlainan.

- Cat : Penggunaan bahan cat sebagai penutup dinding memberi suasana yang bersih, luas, dan
rapi. Disamping itu juga tergantung warna yang digunakan

-Fiberglass:Penggunaan bahan fiberglass pada ruangmemberikan suasana ruang yang luas,


bersih, modern, dan rapi.

- Gelas : Cermin, kaca (kaca bening, rayben, kaca es) memberikan suasana indah dan modern,
memperluas kesan ruang dan terang karena bahan kaca dapat merefleksi cahaya.

c. Plafon :

Bahan yang dapat digunakan sebagai plafon bermacam-macam seperti kayu, gypsum, kaca,
triplek, dan sebagainya. Bahan tripleks dan gypsum dapat memberikan suasana yang rapi,
bersih, dan sederhana12.

2.4 Macam Ruangan IT

- Ruang Server

Sebuah ruang server adalah ruang fisik yang menjadi rumah semua data yang berjalan
melalui jaringan komputer dari sebuah bisnis atau organisasi. Kebanyakan profesional

12
Suptandar, J.Pamudji. Desain Interior : Pengantar Merencana Interior untuk Mahasiswa Desain dan Arsitektur.
Jakarta: Djambatan, 1991.
15
Informasi Teknologi menghabiskan banyak waktu mereka di sana, pemecahan masalah server
atau jaringan dan melakukan perawatan rutin.Menyusun sebuah pusat data yang aman dan
dapat diakses untuk menyimpan teknologi dan file penting berarti menciptakan sebuah
hubungan antara infrastruktur TI dan operasi.

Desain ruang server yang aman, luas dan komputer ramah untuk tim TI secara keseluruhan,
dapat di gambarkan sebagai berikut:

1. Tentukan ukuran ruangan yang sesuai. Kebutuhan ruang fisik harus diputuskan sebelum
rincian lebih lanjut yang dimasukkan ke dalam ruang server. Harus ada cukup ruang untuk
server, kawat, kabel, dan peralatan lain yang diperlukan. Data harus dijauhkan dari dinding
eksterior, jika memungkinkan.
2. Mengatur hardware untuk penyimpanan. Untuk memaksimalkan ruang, memanfaatkan
lemari dan rak untuk menyimpan mesin fisik dan persediaan komputer lainnya di ruang
server. Rak Telco yang populer di ruang operasional banyak, dan satu rak dapat
menampung ratusan server 1U tinggi dan server blade.
3. Menjaga kamar dingin. Sebuah ruang server yang tepat harus tetap dingin dan kering untuk
menyimpan semua peralatan dari overheating. Salah satu pilihan adalah dengan menginstal
lantai mengangkat untuk mendistribusikan pendinginan. Pilihan lain adalah dengan
menggunakan unit pendingin di-baris, yang tidak memerlukan lantai mengangkat dan
memindahkan kompresor ke atap. Anda mungkin ingin langit-langit yang setidaknya 12
sampai 18 kaki (3,7-5,5 m) tinggi. Simpan termometer di ruangan untuk memastikan suhu
moderat. Sebuah Dehumidifier mungkin diperlukan jika ruangan terlalu lembab.
4. Membuat ruang untuk kabel. Sebuah ruang server harus memiliki cukup ruang di bawah
lantai untuk menjalankan kabel listrik. Memiliki instalasi listrik cambuk listrik dari 1 panel
listrik utama. Ini menghemat layanan listrik yang diarahkan ke masing-masing fixture
individu.
5. Mengembangkan prosedur keamanan. Ruang server harus dibatasi hanya orang-orang
yang perlu untuk pergi ke sana untuk melakukan pekerjaan. Tetap terkunci, atau menginstal
handprint atau sistem pengenalan sidik jari. Sebuah ruang server yang aman sangat penting
untuk perlindungan data.
16
6. Memungkinkan untuk pemantauan. Ruang server harus dipantau sepanjang waktu. Semua
kegiatan yang datang melalui server jaringan harus dipindai untuk kelainan. Software ada
untuk memungkinkan untuk pemberitahuan ke pager, atau telepon seluler dan email jika
pemantauan mengungkapkan sesuatu yang mengkhawatirkan.

2.5 Pemakaian Teknologi Tata Ruang IT

Pada bidang pemasaran dan periklanan di perusahaan saat ini cenderung menampilkan
gambar 2D dalam penyampaian informasi kepada pengguna gambar 2D yang sering kita tahu
berfungsi sebagai media penyampaian informasi. Misal informasi tentang suatu tata ruang,
namun informasi yang dapat disajikan hanya dari sisi-sisi tertentu saja. Untuk itu, dibutuhkan
tampilan visual yang dapat menggambarkan tata ruang suatu bangunan dalam bentuk 3D.
Sehingga seseorang dapat mengetahui informasi suatu ruangan dari berbagai sisi. Karena
teknologi semakin canggih, diharapkan aplikasi yang dibuat dapat dinikmati semua kalangan.

Pada pembuatan tugas akhir, penulis membuat tata ruang gedung yang dapat ditampilkan
dalam bentuk 3D menggunakan teknologi 3D yaitu virtual reality. Virtual reality merupakan
ruang digital di mana Data input sudah diprogram sebelumnya. Pada pengerjaan tugas akhir
ini menggunakan tool augmented Reality adalah penggabungan antara objek-objek di dunia
nyata dan di dunia maya yang berjalan secara interaktif karena saling terintegrasi. Dengan
memberikan input berupa marker maka output yang dihasilkan berupa tampilan 3D yang
sesuai.13

2.6 Peralatan IT dalam Manajemen Pendidikan Berteknologi Tinggi

Berikut ini perangkat- perangkat yang termasuk sebagai perangkat teknologi informasi
adalah :

13
Widyartamti, Johanna Erly. Colour Harmonies. Jakarta : PT. Gramedia Printing, 2010.

17
1. Komputer

Komputer adalah perangkat berupa hard ware dan soft ware yang digunakan untuk membantu
manusia dalam mengolah data menjadi informasi dan menyimpannya untuk ditampilkan dilain
waktu. Informasi yang dihasilkan computer dapat berupa tulisan, gambar, suara, video dan
animasi. Komputer yang digunakan sebagai basis dalam kegiatan pembelajaran pada dasamya
menerapkan konsep efektivitas dalam kegiatan pengajaran dan pengelolaan.

2. Laptop/Notebook

Laptop/notebook adalah perangkat canggih yang fungsinya sama dengan komputer, tetapi
bentuknya praktis dapat dilipat dan dibawa ke mana- mana kerena bobotnya yang ringan,
bentuknya yang ramping dan daya listriknya yang menggunakan baterai charger, sehingga bisa
digunakan tanpa harus mencolokannya ke steker.

3. Deskbook

Deskbook adalah perangkat sejenis komputer dengan bentunya yang jauh lebih praktis yaitu
CPU menyatu dengan monitor sehingga mudah diletakkan diatas meja tanpa memakan banyak
tempat. Namun, perangkat ini masih menggunakan sumber listrik steker karena belum
dilengkapi baterai.

4. Tablet

Tablet PC adalah laptop atau komputer portable berbentuk buku. Memiliki layer sentuh atau
teknologi tablet digital yang memungkinkan pengguna computer mempergunakan stylus atau
pulpen digital selain keyboard ataupun mouse komputer.

5. Televisi

Televisi merupakan perangkat teknologi informasi yang berupa sistem penyiaran yang disertai
dengan gambar (visual) dan suara (audio). Oleh karena itu, perangkat ini digunakan untuk
menyampaikan informasi dalam bentuk gambar bergerak atau video secara langsung.

18
Televisi merupakan media informasi dan komunikasi yang sangat dikenal. Televisi adalah
pesawat yang dapat menangkap siaran gambar dan suara dari pemancar. Dengan televisi, kamu
dapat melihat lokasi suatu daerah maupun tokoh-tokoh terkenal dalam dan luar negeri.
Kejadian alam, pelantikan presiden, dan budaya setiap daerah maupun bangsa lain dengan
mudah dapat kamu lihat. Televisi sudah menjadi sumber segala informasi. Bahkan, televisi
juga digunakan untuk mempromosikan suatu produk tertentu yang bersifat menguntungkan.

6. Radio

Radio merupakan perangkat teknologi yang digunakan untuk pengiriman sinyal. Perangkat
elektronik ini memiliki fungsi untuk menyampaikan Informasi berupa suara dari station
pemancar melalui frekuensi yang telah ditetapkan. Radio menggunakan gelombang elektro-
magnetik untuk mengirimkan suara melalui udara. Gelombang radio adalah satu bentuk dari
radiasi elektromagnetik. Gelombang ini terbentuk ketika obyek bermuatan listrik dimodulasi.
Modulasi adalah Teknik menumpangkan sebuah sinyal pada sinyal yang lain. AM (Amplitude
Modulation) dan FM (Frequency Modulation) merupakan sistem modulasi yang sering
digunakan. Sistem FM mempunyai kelebihan dapat menghilangkan gangguan oleh gelombang
radio lainnya. FM juga dapat menghilangkan gangguan suara oleh cuaca seperti petir maupun
hujan dan menghasilkan suara yang lebih jernih dibanding dengan sistem AM. Namun, sistem
FM mempunyai kelemahan yaitu jangkauan yang kurang luas.

8. Mp3 player

Mp3 Player yaitu Peralatan yang dapat menyimpan data sekaligus dapat digunakan untuk
memutar music dan mendengarkan radio.

9. Videoplayer

Video player adalah istilah yang biasa digunakan untuk mendeskripsikan software komputer
untuk memainkan file video. Sebagian besar media player dapat menampilkan sejumlah format
media, baik file audio ataupun video, sedangkan yang khusus untuk memainkan video disebut
dengan video player.

19
10. Camera Digital

Kamera digital merupakan perangkat teknologi yang biasa digunakan untuk mengabadikan
gambar atau video dengan menggunakan metode penyimpanan secara digital atau disk.

2.7 Inventarisasi IT

Menurut Gondodiyoto (2007), investasi di bidang TI sangat penting untuk dievaluasi


karena: 1) Menyangkut dana yang biasanya sangat besar, bahkan biasanya lebih dari 50% total
aset organisasi, 2) Aset di bidang TI tidak segera terlihat dengan kinerja organisasi, 3) Manfaat
yang diperoleh organisasi dari aset TI seringkali bersifat tidak terlihat langsung (intangible),
misalnya dalam bentuk layanan yang lebih baik, dan 4) Pandangan para pengguna mengenai
manfaat TI pada umumnya berbeda tergantung pada posisinya. Tren modern menuju sistem
sewa dan layanan IT outsourcing dapat mengurangi biaya operasi, tetapi kontrol sangat penting
untuk mendapatkan manfaat maksimal. Persediaan hardware yang buruk dapat mengakibatkan
peningkatan biaya jika produk tambahan yang kemudian ditemukan di luar perjanjian
outsourcing.14

Selain itu, memperkirakan biaya dan perencanaan untuk peningkatan (upgrade) sistem
operasi sulit tanpa data inventarisasi yang akurat. Sebuah solusi manajemen aset dapat
memberikan audit model produsen dan nomor seri, konfigurasi prosesor, dan bahkan memori
yang terpasang dengan slot gratis. Kepatuhan lisensi perangkat lunak memerlukan audit yang
akurat dari semua aplikasi perangkat lunak yang diinstal pada komputer klien di seluruh
jaringan. Sebuah solusi manajemen aset dapat mengaudit informasi ini dengan cepat dan
kemudian membantu organisasi untuk memisahkan aplikasi utama dari sistem operasi dan
perangkat lunak shareware. Hal ini juga dapat mengidentifikasi instalasi produk tidak lagi
digunakan serta software berlebihan, yang dapat menghasilkan penghematan biaya yang
signifikan. Komputer pengguna juga mungkin saja berisi perangkat lunak yang diunduh dari
Internet, yang dapat mengancam keamanan dan integritas jaringan. Sehingga, aktivitas

14
Philipus M Hadjon, Pengantar Hukum Administrasi Indonesia, Gajah Mada University Press, 1995, hlm 14

20
identifikasi perangkat lunak tersebut semakin penting karena jumlah virus dan worm dari
internet semakin meningkat (Symantec, 2015).

Peningkatan pemanfaatan perangkat TIK dapatsepenuhnya diproyeksikan di depan apabila


tersedia data inventarisasi TIK yang tepat. Inventarisasi merupakan kata yang muncul dari kata
inventaris (Latin = inventarium) yang artinya daftar barang-barang, bahan dan sebagainya.
Inventarisasi aset TIK ini berarti melakukan pencatatan atau pendaftaran aset TIK milik
Kementerian Komunikasi dan Informatika ke dalam suatu daftar inventaris aset secara tertib
dan teratur menurut ketentuan dan tata cara berlaku.

Inventarisasi Aset TIK memiliki peran yang penting dalam suatu organisasi karena
meskipun manfaatnya kadang bersifat tidak terlihat, namun seringkali aset TIK memiliki nilai
investasi yang cukup besar. Aset TIK juga diperlukan sebagai acuan untuk menyusun strategi
pengembangan TI. Namun pengelolaan aset TIK juga memerlukan kebijakan dan strategi
pengelolaan TI yang baik, yang mana hal tersebut tidak terlepas dari komitmen pimpinan untuk
menyelenggarakan kegiatan aset TIK dari tahap awal hingga akhir.

2.8 Kontrol IT dalam Manajemen Pendidikan

Sistem kontrol control system merupakan suatu kumpulan cara atau metode yang dipelajari
dari kebiasaan-kebiasaan manusia dalam bekerja, dimana manusia membutuhkan suatu
pengamatan kualitas dari apa yang telah mereka kerjakan sehingga memiliki karakteristik
sesuai dengan yang diharapkan pada mulanya. Perkembangan teknologi menyebabkan
manusia selalu terus belajar untuk mengembangkan dan mengoperasikan pekerjaan-pekerjaan
kontrol yang semula dilakukan oleh manusia menjadi serba otomatis. Dalam aplikasinya,
sistem kontrol memegang peranan penting dalam teknologi. Sebagai contoh, otomatisasi
industri dapat menekan biaya produksi, mempertinggi kualitas, dan dapat menggantikan
pekerjaan-pekerjaan rutin yang membosankan. Sehingga dengan demikian akan meningkatkan
kinerja suatu sistem secara keseluruhan, dan pada akhirnya memberikan keuntungan bagi
manusia yang menerapkannya.15

15
Arba, Hukum Tata Ruang, Penerbit Sinar Grafika, Jakarta, 2018 hlm 17

21
Sistem Kontrol secara Lengkap

1. Sistem system adalah kombinasi dari komponen-komponen yang bekerja bersama-sama


membentuk suatu obyek tertentu.

2. Variabel terkontrol controlled variable adalah suatu besaran quantity atau kondisi condition
yang terukur dan terkontrol. Pada keadaan normal merupakan keluaran dari sistem.

3. Variabel termanipulasi manipulated variable adalah suatu besaran atau kondisi yang
divariasi oleh kontroler sehingga mempengaruhi nilai dari variabel terkontrol.

4. Kontrol control – mengatur, artinya mengukur nilai dari variabel terkontrol dari sistem dan
mengaplikasikan variabel termanipulasi pada sistem untuk mengoreksi atau mengurangi
deviasi yang terjadi terhadap nilai keluaran yang dituju.

5. Plant plant adalah sesuatu obyek fisik yang dikontrol.

6. Proses process adalah suatu operasi yang dikontrol.

7. Gangguan disturbance adalah sinyal yang mempengaruhi terhadap nilai keluaran sistem.

8. Kontrol umpan balik feedback control adalah operasi untuk mengurangi perbedaan antara
keluaran sistem dengan referensi masukan.

9. Kontroler controller adalah suatu alat atau cara untuk modifikasi sehingga karakteristik
sistem dinamik dynamic system yang dihasilkan sesuai dengan yang kita kehendaki.

10. Sensor adalah peralatan yang digunakan untuk mengukur keluaran sistem dan
menyetarakannya dengan sinyal masukan sehingga bisa dilakukan suatu operasi hitung antara
keluaran dan masukan.

11. Aksi kontrol control action adalah besaran atau nilai yang dihasilkan oleh perhitungan
kontroler untuk diberikan pada plant pada kondisi normal merupakan variabel termanipulasi.
12. Aktuator actuator adalah suatu peralatan atau kumpulan komponen yang menggerakkan
plant.

22
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pengawasan penataan ruang harus juga dibarengi dengankewenangan bagi penegak hukum
dalam menerapkan sanksi, baik itu sanksi pidana maupun sanksi administrasi. Sanksi pidana
untuk memberikan efek jera sedangkan sanksi pidana untuk memulihkan keadaan, sehingga
keadaan bisa kembali seperti sedia kala. Dalam undang-undang No. 26 Tahun 2007 telah diatur
secara lengkap mengenai sanksi, baik itu sanksi administrasi maupun sanksi.

Tuntutan akan terwujudnya kepemerintahan yang bersih, akuntabel dan transparan


mendorong pemerintah terus melakukan peningkatan dan perubahan untuk menciptakan tata
pemerintahan yang baik yang mana salah satunya adalah dengan pengembangan e-
government. Sebagai salah satu pendukung suksesnya e-government, aset TIK tentu harus
dikelola secara efektif agar bisa dimanfaatkan secara optimal. Untuk itu, dipandang penting
untuk melakukan kajian inventarisasi aset TIK di lingkungan Kementerian Kominfo. Kajian
dilakukan secara kuantitatif dengan melakukan survey kepada pengelola aset TI di 64 satuan
kerja. Temuan penelitian menunjukkan bahwa kondisi TIK masih lemah di dimensi kebijakan,
kelembagaan dan risiko. Sebagai rekomendasi, dibutuhkan kebijakan, strategi dan komitmen
pimpinan untuk bisa memngoptimalkan aset TIK dari tahap perencanaan hingga tahap
pemusnahan.

3.2 Saran

Demikianlah makalah ini kami susun, semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca.
Dalam penulisan ini kami sadari masih banyak kekurangan, saran dan kritik yang membangun
sangat kami harapkan untuk menyempurnakan makalah kami ini.

23
DAFTAR PUSTAKA

A’an Efendi, Sengketa Hukum Lingkungan, Penerbit Sinar Grafika, Jakarta, 2016

Akmal, Imelda. Rumah Ide Plafon. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, 2008.

A.M. Yunus Wahid, Pengantar Hukum Tata Ruang, Kencana, Jakarta, 2014

Arba, Hukum Tata Ruang, Penerbit Sinar Grafika, Jakarta, 2018

Ching, Francis D.K. Ilustrasi Desain Interior. Jakarta : Erlangga, 1996.

Gondodiyoto, S. (2007). Audit Sistem Informasi Pendekatan COBIT. Jakarta: Mitra Wacana
Media.

Hananto Widodo, Modul Hukum Administrasi Negara, Unesa University Press, 2012

Lutfi Effendi, Pokok-Pokok Hukum Administrasi, PT Bayumedia, Malang, 2004

Philipus M Hadjon, Pengantar Hukum Administrasi Indonesia, Gajah Mada University Press,
1995

Suptandar, J.Pamudji. Desain Interior : Pengantar Merencana Interior untuk Mahasiswa Desain
dan Arsitektur. Jakarta: Djambatan, 1991.

Widyartamti, Johanna Erly. Colour Harmonies. Jakarta : PT. Gramedia Printing, 2010.

24

Anda mungkin juga menyukai