Anda di halaman 1dari 11

Panduan Lengkap Tax Amnesty 2022

(Pengungkapan Sukarela) 5/5 (8)


Oktober 8, 2021 oleh admin

Kamis Tanggal 7 Oktober 2021, DPR Mengesahkan Rancangan Undang-Undang tentang


Harmonisasi Peraturan Perpajakan (RUU HPP) menjadi Undang-Undang. Salah satu
yang paling menarik perhatian dan layak dicermati adalah adanya program
pengungkapan sukarela atau biasa kita kenal dengan Tax Amnesty atau
Pengampunan Pajak. Seperti apa skemanya, bagaimana aturan mainnya, berapa
tarifnya? Berikut tipspajak.com berikan pooin-poin penting dari Tax Amnesti Jilid II.
Cara mengikuti amnesti pajak jilid II

Daftar Isi

 Apa Dasar Hukumnya?


 Apa Nama Resmi Programnya?
 Ada Berapa Jenis Kebijakan?
 Kapan Berlakunya?
 Syarat Mengikuti Tax Amnesty / Program Pengungkapan Sukarela
 Apa Dasar Pengungkapannya?
o Bagaimana Penentuan Nilai Harta?
 Tarif Tax Amnesty 2022
o Tarif untuk Pengungkapan Harta yang Diperoleh sebelum 31 Desember
2015
o Tarif untuk Pengungkapan Harta yang Diperoleh 1 Januari 2016 s.d. 31
Desember 2020
 Tarif Termurah Jika Diinvestasikan di?
 Apa Manfaat Mengikuti Tax Amnesty 2022
 Bagaimana jika kita tidak melaporkan harta dalam program amnesti?
 Cara Mengikuti Amnesti Pajak 2022
 Repatriasi (Pengalihan Harta ke Dalam Negeri) Paling Lambat tanggal…
o Bagaimana JIka Repatriasi dan/atau Investasi tidak jadi direalisasikan?
 Tambahan Tarif Jika WP Sukarela mengungkapkan penghasilan
dan menyetor sendiri PPh
 Tambahan Tarif Jika diterbitkan SKPKB
 Contoh Pehitungan Amnesti Pajak 2022
o Kebijakan 1: Aset per 31 Desember 2015 yang belum diungkap saat Tax
Amnesty I
 Contoh Penerapan Tax Amensti untuk harta yang belum
dilaporkan di TA 2015
o Kebijakan 2: Aset yang Diperoleh 2016 s.d. 2020 yang Belum Dilaporkan
di SPT Tahun 2020
 Contoh Penerapan Tax Amensti untuk harta yang diperoleh 2016
s.d. 2020 yang belum dilaporkan di SPT Tahunan
 Kesimpulan

Apa Dasar Hukumnya?


Dasar hukum amnesti pajak jilid II ini adalah BAB V atau Pasal 5 s.d. 12 Undang
Undang Nomor … Tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan.

Apa Nama Resmi Programnya?


Sebagaimana disebutkan dalam UU Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP), nama
resmi program amnesti pajak jilid II ini adalah Program Pengungkapan Sukarela
Wajib Pajak (PPSWP).

Program Pengungkapan Sukarela ini diatur dalam Pasal 5 UU HPP sebagai berikut:

1. Wajib Pajak dapat mengungkapkan harta bersih yang belum atau kurang
diungkapkan dalam surat pernyataan sepanjang Direktur Jenderal Pajak belum
menemukan data dan/atau informasi mengenai harta dimaksud.
2. Harta bersih sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan nilai harta dikurangi
nilai utang sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2016
tentang Pengampunan Pajak
3. Surat pernyataan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan surat
pernyataan sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2016
tentang Pengampunan Pajak
4. Harta sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan harta yang diperoleh
Wajib Pajak sejak tanggal 1 Januari 1985 sampai dengan tanggal 31 Desember
2015.
5. Harta bersih sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dianggap sebagai tambahan
penghasilan dan dikenai Pajak Penghasilan yang bersifat final.
6. Pajak Penghasilan yang bersifat final sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
dihitung dengan cara mengalikan tarif dengan dasar pengenaan pajak
7. Tarif sebagaimana dimaksud pada ayat (6) ditetapkan sebesar:

Ada Berapa Jenis Kebijakan?


Terdapat dua jenis kebijakan:
1. WP telah mengikuti amnessti pajak 2016-2017, namun masih ada harta yang
diperoleh per 31 Desember 2015 yang belum diungkapkan dalam program
amnesti 2016-2017
2. Pengungkapan atas harta yang diperoleh pada periode 1 Januari 2016 s.d. 31
Desember 2020 yang belum dilaporkan pada SPT Tahunan PPh Tahun Pajak
2020.

Kapan Berlakunya?
Program Pengungkapan Sukarela Wajib Pajak ini dimulai tanggal 1 Januari 2022 dan
berakhir pada 30 Juni 2022.

Wajib Pajak mengungkapkan harta bersih sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1)
melalui surat pemberitahuan pengungkapan harta dan disampaikan kepada Direktur
Jenderal Pajak sejak tanggal 1 Januari 2022 sampai dengan tanggal 30 Juni 2022

Dalam Pasal 6 UU Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP)

Syarat Mengikuti Tax Amnesty / Program


Pengungkapan Sukarela
Ketentuan mengenai Syarat mengikuti TA diatur dalam Pasal 10 ayat (2) UU HPP. Wajib
Pajak yang menyampaikan surat pemberitahuan pengungkapan harta sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

 memiliki NPWP
 membayar Pajak Penghasilan yang bersifat final sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 9 ayat (1);
 menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Tahun Pajak
2020; dan
 mencabut permohonan 1. pengembalian kelebihan pembayaran pajak; 2.
pengurangan atau penghapusan sanksi administratif; 3. pengurangan atau
pembatalan surat ketetapan pajak yang tidak benar; 4. pengurangan atau
pembatalan Surat Tagihan Pajak yang tidak benar; 5. keberatan; 6. pembetulan; 7.
banding; 8. gugatan; dan/atau 9. peninjauan kembali dalam hal Wajib Pajak
sedang mengajukan permohonan tersebut dan belum diterbitkan surat keputusan
atau putusan.

Baca Juga  Contoh Penerapan Laporan Realisasi Investasi Dividen

Pembetulan atas Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan orang pribadi Tahun
Pajak 2016, Tahun Pajak 2017, Tahun Pajak 2018, Tahun Pajak 2019, dan/atau Tahun
Pajak 2020 yang disampaikan setelah Undang-Undang ini diundangkan, yang dilakukan
oleh Wajib Pajak orang pribadi yang menyampaikan surat pemberitahuan pengungkapan
harta, dianggap tidak disampaikan

Dalam hal Wajib Pajak orang pribadi belum menyampaikan Surat Pemberitahuan
Tahunan Pajak Penghasilan orang pribadi Tahun Pajak 2020 sampai dengan Undang-
Undang ini diundangkan, berlaku ketentuan sebagai berikut:

 Wajib Pajak orang pribadi wajib menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan


Pajak Penghasilan orang pribadi Tahun Pajak 2020 yang mencerminkan harta
yang telah dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan
orang pribadi sebelum Tahun Pajak 2020 yang disampaikan sebelum Undang-
Undang ini diundangkan ditambah harta yang bersumber dari penghasilan pada
Tahun Pajak 2020; dan
 harta bersih yang dimiliki selain sebagaimana dimaksud dalam huruf a, harus
diungkapkan dalam surat pemberitahuan pengungkapan harta.

Apa Dasar Pengungkapannya?


Dalam Pasal 5 ayat (8) UU HPP dinyatakan bahwa dasar pengenaan pajak sebesar
jumlah harta bersih yang belum atau kurang diungkapkan dalam surat pernyataan.

Bagaimana Penentuan Nilai Harta?

Dalam Pasal 5 ayat (9) dinyatakan bahwa nilai harta yang dijadikan pedoman untuk
menghitung jumlah harta bersih adalah nilai sesuai kondisi dan keadaan harta pada
akhir Tahun Pajak terakhir.

1. nilai nominal, untuk harta berupa kas atau setara kas;


2. nilai yang ditetapkan oleh pemerintah yaitu Nilai Jual Objek Pajak, untuk tanah
dan/atau bangunan dan Nilai Jual Kendaraan Bermotor, untuk kendaraan
bermotor;
3. nilai yang dipublikasikan oleh PT Aneka Tambang Tbk., untuk emas dan perak;
4. nilai yang dipublikasikan oleh PT Bursa Efek Indonesia, untuk saham dan waran
(warrant) yang diperjualbelikan di PT Bursa Efek Indonesia; dan/atau
5. nilai yang dipublikasikan oleh PT Penilai Harga Efek Indonesia, untuk surat
berharga negara dan efek bersifat utang dan/atau sukuk yang diterbitkan oleh
perusahaan

Dalam hal tidak terdapat nilai yang dapat dijadikan pedoman sebagaimana dimaksud
pada ayat (9) huruf b sampai dengan huruf e, nilai harta ditentukan berdasarkan nilai dari
hasil penilaian kantor jasa penilai publik.

Tarif Tax Amnesty 2022


Tarif untuk Pengungkapan Harta yang Diperoleh sebelum 31 Desember
2015

 6% (enam persen) atas harta bersih yang berada di dalam wilayah NKRI, dengan
ketentuan diinvestasikan pada kegiatan usaha sektor pengolahan sumber daya
alam atau sektor energi terbarukan di dalam wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia dan/atau surat berharga negara
 8% (delapan persen) atas harta bersih yang berada di dalam wilayah NKRI dan
tidak diiventasikan pada kegiatan usaha sektor pengolahan sumber daya alam
atau sektor energi terbarukan di dalam wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia dan/atau surat berharga negara
 6% (enam persen) atas harta bersih yang berada di luar wilayah NKRI dengan
ketentuan dialihkan ke dalam wilayah NKRI dan diinvestasikan pada kegiatan
usaha sektor pengolahan sumber daya alam atau sektor energi terbarukan di dalam
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan/atau surat berharga negara
 8% (delapan persen) atas harta bersih yang berada di luar wilayah NKRI dengan
ketentuan dialihkan ke dalam wilayah NKRI dan tidak diinvestasikan pada
kegiatan usaha sektor pengolahan sumber daya alam atau sektor energi terbarukan
di dalam wilayah NKRI dan/atau surat berharga negara
 11% (sebelas persen) atas harta bersih yang berada di luar wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia dan tidak dialihkan ke dalam wilayah NKRI

Baca Juga  Breaking News: Ditjen Pajak Luncurkan Layanan Single Login Layanan
Pajak

Untuk memudahkan pemahaman, ini matriksnya

Posisi Harta Tarif PPh


Uraian Pasal
Bersih Final
pasal 5 ayat (7) huruf
Dalam Negeri Diinvestasikan 6%
a
pasal 5 ayat (7) huruf
Dalam Negeri Tidak diinvestasikan 8%
b
Dialihkan ke dalam negeri dan pasal 5 ayat (7) huruf
Luar Negeri 6%
diinvestasikan c angka 2
Dialihkan ke dalam negeri dan pasal 5 ayat (7) huruf
Luar Negeri 6%
diinvestasikan c
Dialihkan ke dalam negeri dan tidak pasal 5 ayat (7) huruf
Luar Negeri 8%
diinvestasikan d
pasal 5 ayat (7) huruf
Luar Negeri Tidak dialihkan ke dalam negeri 11 %
e
Tarif untuk Pengungkapan Harta yang Diperoleh 1 Januari 2016 s.d. 31
Desember 2020

Hal ini diatur dalam Pasal 8 UU HPP. Wajib Pajak Orang Pribadi dapat mengungkapkan
harta bersih yang diperoleh sejak tanggal 1 Januari 2016 sampai dengan tanggal 31
Desember 2020, masih dimiliki per tanggal 31 Desember 2020 dan belum dilaporkan
dalam SPT Tahunan PPh OP.

Harta bersih sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan nilai harta dikurangi nilai
utang

Harta bersih sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dianggap sebagai tambahan
penghasilan yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak orang pribadi pada Tahun Pajak
2020.

Wajib Pajak orang pribadi yang dapat mengungkapkan harta bersih sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi ketentuan:

 tidak sedang dilakukan pemeriksaan, untuk Tahun Pajak 2016, Tahun Pajak 2017,
Tahun Pajak 2018, Tahun Pajak 2019, dan/atau Tahun Pajak 2020
 tidak sedang dilakukan pemeriksaan bukti permulaan, untuk Tahun Pajak 2016,
Tahun Pajak 2017, Tahun Pajak 2018, Tahun Pajak 2019, dan/atau Tahun Pajak
2020
 tidak sedang dilakukan penyidikan atas tindak pidana di bidang perpajakan
 tidak sedang berada dalam proses peradilan atas tindak pidana di bidang
perpajakan; dan/atau
 tidak sedang menjalani hukuman pidana atas tindak pidana di bidang perpajakan

Posisi Harta Tarif PPh


Uraian Pasal
Bersih Final
pasal 9 ayat (3)
Dalam Negeri Diinvestasikan 12 %
huruf a
pasal 9 ayat (3)
Dalam Negeri Tidak diinvestasikan 14 %
huruf b
Dialihkan ke dalam negeri dan pasal 9 ayat (3)
Luar Negeri 12 %
diinvestasikan huruf c
Dialihkan ke dalam negeri dan tidak pasal 9 ayat (3)
Luar Negeri 14 %
diinvestasikan huruf d
pasal 9 ayat (3)
Luar Negeri Tidak dialihkan ke dalam negeri 18 %
huruf e

Adapun tarif PPh Final nya sebagai berikut:

Tarif Termurah Jika Diinvestasikan di?


Kita bisa dapat tarif termurah jika melakukan investasi di kegiatan usaha sektor
pengolahan sumber daya alam atau sektor energi terbarukan di dalam wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia dan/atau surat berharga negara.

Investasi harta bersih sebagaimana dimaksud wajib dilakukan paling singkat 5 (lima)
tahun sejak diinvestasikan.

Apa Manfaat Mengikuti Tax Amnesty 2022


Manfaat mengikuti program pengungkapan sukarela atau dikenal sebagai tax amnesty
disebutkan dalam pasal 11 ayat (1) UU HPP sebagai berikut:

 tidak diterbitkan ketetapan pajak atas kewajiban perpajakan untuk Tahun Pajak
2016, Tahun Pajak 2017, Tahun Pajak 2018, Tahun Pajak 2019, dan Tahun Pajak
2020, kecuali ditemukan data dan/atau informasi lain mengenai harta
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) yang belum atau kurang
diungkapkan dalam surat pemberitahuan pengungkapan harta;
 kewajiban perpajakan sebagaimana dimaksud dalam huruf a meliputi Pajak
Penghasilan orang pribadi, Pajak Penghasilan atas pemotongan dan/atau
pemungutan, dan Pajak Pertambahan Nilai, kecuali atas pajak yang sudah
dipotong atau dipungut tetapi tidak disetorkan; dan/atau
 data dan informasi yang bersumber dari surat pemberitahuan pengungkapan harta
dan lampirannya yang diadministrasikan oleh Kementerian Keuangan atau pihak
lain yang berkaitan dengan pelaksanaan Undang-Undang ini tidak dapat dijadikan
sebagai dasar penyelidikan, penyidikan, dan/atau penuntutan pidana terhadap
Wajib Pajak

Bagaimana jika kita tidak melaporkan harta dalam


program amnesti?
Dalam hal Direktur Jenderal Pajak menemukan data dan/atau informasi lain mengenai
harta yang belum atau kurang diungkapkan, nilai harta bersih yang belum atau kurang
diungkapkan tersebut diperlakukan sebagai penghasilan yang bersifat final pada Tahun
Pajak 2022; dan terhadap penghasilan tersebut

 dikenai Pajak Penghasilan yang bersifat final dengan tarif sebesar 30% (tiga
puluh persen); dan
 dikenai sanksi administratif berupa bunga sesuai dengan ketentuan Pasal 13 ayat
(2) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata
Cara Perpajakan dan perubahannya

Baca Juga  Cara Melaporkan Pemanfaatan Insentif PPh karena COVID


melalui penerbitan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar oleh Direktur Jenderal Pajak.

Cara Mengikuti Amnesti Pajak 2022


Menurut Pasal 6 ayat (1) UU HPP, Wajib Pajak mengungkapkan harta bersih
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) melalui surat pemberitahuan
pengungkapan harta dan disampaikan kepada Direktur Jenderal Pajak sejak tanggal 1
Januari 2022 sampai dengan tanggal 30 Juni 2022.

Surat Pemberitahuan Pengungkapan Harta harus dilampiri dengan:

1. bukti pembayaran Pajak Penghasilan yang bersifat final;


2. daftar rincian harta beserta informasi kepemilikan harta yang dilaporkan
3. daftar utang
4. pernyataan mengalihkan harta bersih ke dalam wilayah NKRI, dalam hal Wajib
Pajak bermaksud mengalihkan harta bersih yang berada di luar wilayah NKRI
ke dalam wilayah NKRI sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (7) huruf c
dan huruf d; dan
5. pernyataan akan menginvestasikan harta bersih pada kegiatan usaha sektor
pengolahan sumber daya alam atau sektor energi terbarukan di dalam wilayah
NKRI dan/atau surat berharga negara, dalam hal Wajib Pajak bermaksud
menginvestasikan harta bersih sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (7)
huruf a dan huruf c

Adapun teknis penyampaian sampai saat ini belum ditetapkan. Tentunya kami
tipspajak.com akan langsung memerbarui ketika sudah ada aturan main.

Repatriasi (Pengalihan Harta ke Dalam Negeri) Paling


Lambat tanggal…
Dalam PAsal 7 ayat (1) UU HPP, dinyatakan bahwa Wajib Pajak yang menyatakan
mengalihkan harta bersih ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) huruf d wajib mengalihkan harta dimaksud
paling lambat tanggal 30 September 2022.

pernyataan mengalihkan harta bersih ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik


Indonesia, dalam hal Wajib Pajak bermaksud mengalihkan harta bersih yang berada di
luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia ke dalam wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (7) huruf c dan huruf d

Pasal 6 ayat (2) huruf d UU HPP

Sedangkan untuk pengalihan harta dari luar negeri ke dalam negeri yang akan
diinvestasikan, batas waktu realisasi investasi adalah tanggal 30 September 2023.
Investasi harta bersih tersebut wajib dilakukan paling singkat 5 (lima) tahun sejak
diinvestasikan.

Bagaimana JIka Repatriasi dan/atau Investasi tidak jadi direalisasikan?

Dalam hal repatriasi (pengalihan harta ke dalam wilayah NKRI) dan/atau realisasi batal
dilakukan, atas bagian harta bersih yang tidak memenuhi ketentuan tersebut diperlakukan
sebagai penghasilan yang bersifat final pada Tahun Pajak 2022 dan berlaku ketentuan:

Terhadap penghasilan dimaksud dikenai tambahan Pajak Penghasilan yang bersifat


final dengan tarif sebesar:

Tambahan Tarif Jika WP Sukarela mengungkapkan penghasilan dan menyetor


sendiri PPh

Tarif PPh Tambahan


Uraian Pasal
Final Tarif
Harta bersih di dalam negeri, dan pasal 5 ayat (7)
6% 3%
diinvestasikan huruf a
Harta bersih di dalam negeri tidak pasal 5 ayat (7)
8% –
diinvestasikan huruf b
Harta besih di luar negeri, dialihkan ke pasal 5 ayat (7)
6% 3%
dalam negeri dan diinvestasikan huruf c angka 2
Harta besih di luar negeri, dialihkan ke pasal 5 ayat (7)
6% 6%
dalam negeri dan diinvestasikan huruf c
Harta bersih di luar negeri, dialihkan ke pasal 5 ayat (7)
8% 4%
dalam negeri dan tidak diinvestasikan huruf d
Harta bersih di luar negeri dan tidak pasal 5 ayat (7)
11 % –
dialihkan ke dalam negeri huruf e

Tambahan Tarif Jika diterbitkan SKPKB

Tarif PPh Tambahan


Uraian Pasal
Final Tarif
Harta bersih di dalam negeri, dan pasal 5 ayat (7)
6% 4,5 %
diinvestasikan huruf a
Harta bersih di dalam negeri tidak pasal 5 ayat (7)
8% –
diinvestasikan huruf b
Harta besih di luar negeri, dialihkan ke pasal 5 ayat (7)
6% 4,5 %
dalam negeri dan diinvestasikan huruf c angka 2
Harta besih di luar negeri, dialihkan ke pasal 5 ayat (7)
6% 7,5 %
dalam negeri dan diinvestasikan huruf c
Harta bersih di luar negeri, dialihkan ke pasal 5 ayat (7)
8% 5,5 %
dalam negeri dan tidak diinvestasikan huruf d
Harta bersih di luar negeri dan tidak pasal 5 ayat (7) 11 % –
dialihkan ke dalam negeri huruf e

Contoh Pehitungan Amnesti Pajak 2022


Kebijakan 1: Aset per 31 Desember 2015 yang belum diungkap saat Tax
Amnesty I

Contoh Penerapan Tax Amensti untuk harta yang belum dilaporkan di TA 2015

Bapak Jaja telah mengikuti program Pengampunan Pajak (Tax Amnesty/TA) tahun 2015,
namun pada saat TA masih terdapat sebuah rumah di dalam negeri yang tidak diungkap
dengan nilai per 31 Desember 2015 sebesar Rp 900 juta. Untuk menghindari pengenaan
sanksi Undang-Undang TA, Bapak Jaja mengikuti Program Pengungkapan Sukarela.

Bapak Jaja berniat hanya mendeklarasikan aset dalam negeri tersebut tanpa
menginvestasikan pada SBN/hilirisasi/renewable energy.

Berapa yang harus dibayar Bapak Jaja?


Bapak Jaja membayar PPh Final dengan tarif 8% sebesar Rp 72 juta(8% x Rp 2 Miliar)

Kebijakan 2: Aset yang Diperoleh 2016 s.d. 2020 yang Belum Dilaporkan
di SPT Tahun 2020

Contoh Penerapan Tax Amensti untuk harta yang diperoleh 2016 s.d. 2020 yang
belum dilaporkan di SPT Tahunan

Bapak Jajang memiliki 2 buah rumah dan sebuah rekening di Indonesia yang diperoleh
selama tahun 2016 sampai dengan tahun 2020. 2 buah rumah telah dilaporkan dalam SPT
Tahunan 2020 senilai Rp 1 Miliar, namun 1 rekening senilai Rp 200 juta belum
dicantumkan dalam SPT Tahunan Tahun 2020.

Bapak Jajang akan mengikuti Program Pengungkapan Sukarela dan berniat


menginvestasikan uangnya pada SBN, sehingga Bapak Jajang Tuan B membayar PPh
Final dengan tarif 12% sebesar Rp 24 juta (12% x Rp 200 juta).

Kesimpulan
Itulah artikel mengenai panduan lengkap Program Pengungkapan Sukarela Wajib Pajak
atau sering dikenal dengan tax amnesty jilid II. Artikel ini kami buat berdasarkan
dokumen RUU HPP yang telah disahkan oleh DPR tanggal 7 Oktober 2021.

Semoga bermanfaat. Kami ajak pula pembaca semua untuk ikuti instagram Tips Pajak
Media, Telegram Tips Pajak dan Youtube Tips Pajak Media untuk update informasi
perpajakan yang lebih cepat.

Anda mungkin juga menyukai