Anda di halaman 1dari 38

BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

PENGUJI MUTU BARANG

TEKNIK KALIBRASI
ATOMIC ABSORPTION
SPECTROPHOTOMETER

Diklat Teknis Kalibrasi AAS: 27 September – 1 Oktober 2021


OUTLINE MATERI

Ruang Lingkup
01 Prinsip kalibrasi

Terminologi
02 Istilah dan definisi

Standar Kalibrasi
03 CRM/SRM

Prosedur Kalibrasi
04 Tahapan kalibrasi

Ketidakpastian
05 Perhitungan, uncertainty budget
REFERENSI
ASTM D7740 – 11: 2013. STANDARD PRACTICE FOR OPTIMIZATION,
CALIBRATION, AND VALIDATION OF ATOMIC ABSORPTION SPECTROMETRY
FOR METAL ANALYSIS OF PETROLEUM PRODUCTS AND LUBRICANTS

GBC SCIENTIFIC. 01-0019-00. FLAME METHOD MANUAL FOR ATOMIC


ABSOPRTION.

JCGM 100:2008: EVALUATION OF MEASUREMENT DATA, GUIDE TO THE


EXPRESSION OF UNCERTAINTY IN MEASUREMENT.
RUANG LINGKUP

Pedoman ini digunakan untuk kalibrasi atomic absorption


spechtrophotometer (AAS)
Rentang kalibrasi disesuaikan dengan optimasi alat yang
dikalibrasi
Kalibrasi dilakukan untuk masing-masing logam yang diuji
PRINSIP KALIBRASI

Pengujian (analisis) yang menggunakan metode pengukuran


dengan AAS termasuk dalam kategori metode/teknik komparatif
Absorbans larutan contoh dibandingkan dengan absorbans
larutan standar pembanding untuk memperoleh konsentrasi
larutan contoh tersebut
Jadi disini skala absorbans dari AAS dikalibrasi dengan suatu
deret standar yang diketahui konsentrasinya. Hasilnya adalah
kurva kalibrasi
Jadi istilah ”kalibrasi AAS” diartikan sebagai ”mengkalibrasi skala
absorbans menggunakan larutan standar pembanding yang
diketahui dengan akurat konsentrasinya
PRINSIP KALIBRASI

Kalibrasi AAS dilakukan dengan cara membandingkan


pembacaan alat (satuan konsentrasi) terhadap larutan standar
yang diketahui nilai konsentrasi pada sertifikat dan tertelusur
secara metrologis
Nilai koreksi pembacaan alat sebagai berikut:
𝐶𝑖 = 𝑆𝑖 − 𝐴𝑖
Dimana :
Ci = Koreksi skala ke-i
Si = Nilai konsentrasi standar ke-i
𝐴𝑖 = rata-rata pembacaan alat pada konsentrasi ke-i
PRINSIP KALIBRASI

Secara model matematis, kalibrasi AAS mengikuti persamaan


regresi linear, karena kalibrasinya dengan pendekatan kurva
kalibrasi.
Model matematis sebagai berikut:
X = (𝑌 − 𝑎)/ b
Dimana :
X = konsentrasi standar (mg/L)
Y = nilai absorbans terukur (Abs)
a = intersep dari kurva kalibrasi
b = slope dari kurva kalibrasi (Abs (mg/L)-1)
PRINSIP KALIBRASI

 Semua pengukuran sampel AAS didahului dengan kalibrasi instrumen


dengan standar unsur. Kalibrasi semacam itu perlu dilakukan setiap kali
nyala api dinyalakan karena setiap kali kondisi nyala api tidak dapat
direplikasi secara tepat dan akan ada sedikit perbedaan intensitas garis
unsur dengan setiap kondisi nyala.
 Umumnya standar kalibrasi saat ini tersedia secara komersial yang
disiapkan dalam konsentrasi yang sesuai. Baik standar elemen tunggal atau
multi-elemen tersedia
PRINSIP KALIBRASI

 Dalam kalibrasi AAS, proses optimasi adalah bagian penting yang harus
dilakukan.
 Setiap alat AAS memiliki cara optimasinya tersendiri (sesuai arahan manual
book)
 Kalibrasi tidak dapat dilakukan apabila optimasi tidak tercapai
 Petugas kalibrasi bisa meminta bantuan operator AAS yang rutin
menggunakan terkait optimasi
TERMINOLOGI

 Absorbans: logaritma ke basis 10 dari rasio kebalikan dari transmitansi


 Spektrometri serapan atom: teknik analisis untuk mengukur kandungan
logam larutan, berdasarkan kombinasi sumber api, lampu katoda berongga,
photomultiplier, dan perangkat pembaca
 Atomizer: biasanya sumber nyala api yang digunakan untuk menguraikan
konstituen kimia dalam larutan menjadi komponen unsurnya (atom bebas)
 Blangko: larutan yang komposisi dan isinya mirip dengan larutan sampel
tetapi tidak mengandung analit yang diukur
 Burner: perangkat api yang digunakan untuk mengatomisasi analit dengan
membakar dalam nyala api suhu tinggi yang dicampur bahan bakar dan
oksidan
TERMINOLOGI

 Kalibrasi: dimana hubungan antara intensitas sinyal dan konsentrasi unsur


ditentukan untuk analisis elemen tertentu
 kurva kalibrasi: plot intensitas sinyal versus konsentrasi unsur menggunakan
data yang diperoleh dengan melakukan pengukuran dengan standar
 standar kalibrasi; bahan/material dengan nilai bersertifikat untuk sifat yang
relevan, dikeluarkan oleh atau dapat dilacak ke organisasi nasional seperti
NIST, dan sifatnya diketahui dengan akurasi yang cukup untuk
memungkinkan penggunaannya untuk mengevaluasi properti yang sama
dari sampel lain
 Certified reference material: bahan acuan satu atau lebih yang nilai
propertinya disertifikasi oleh prosedur yang sah secara teknis, disertai
dengan sertifikat yang dapat dilacak atau dokumentasi lain yang dikeluarkan
oleh lembaga sertifikasi
TERMINOLOGI

 tungku grafit: perangkat elektrotermal untuk atomisasi konstituen logam


 hollow cathode lamp: perangkat yang terdiri dari selubung kuarsa yang berisi
katoda dari logam yang akan ditentukan dan anoda yang sesuai
 hydride generation: perangkat untuk atomisasi beberapa logam yang
membentuk hidrida gas
 Monokromator: perangkat yang mengisolasi garis resonansi atom tunggal
dari spektrum garis yang dipancarkan oleh lampu katoda berongga, tidak
termasuk semua panjang gelombang lainnya
 Nebulizer: perangkat yang menghasilkan aerosol dengan mengalirkan cairan
di atas permukaan yang berisi lubang tempat gas mengalir dengan
kecepatan tinggi
TERMINOLOGI

 NIST: National Institute of Standards and Technology, Gaithersburg, MD.


Sebelumnya dikenal sebagai National Bureau of Standards
 Presisi: kedekatan kesepakatan antara hasil pengujian yang diperoleh dalam
kondisi yang ditentukan
 quality assurance: sistem kegiatan, yang tujuannya adalah untuk
memberikan kepada produsen dan pengguna suatu produk, pengukuran,
atau layanan jaminan bahwa produk tersebut memenuhi standar kualitas
yang ditetapkan dengan tingkat kepercayaan yang dinyatakan
 quality control: sistem kegiatan terencana yang bertujuan untuk memberikan
tingkat kualitas yang memenuhi kebutuhan pengguna; juga penggunaan
sistem seperti itu
TERMINOLOGI

 repeatability: perbedaan antara dua hasil pengujian, yang diperoleh oleh


operator yang sama dengan peralatan yang sama di bawah kondisi operasi
yang konstan pada bahan uji yang identik, dalam jangka panjang dan
operasi yang benar dari metode pengujian, melebihi nilai yang diberikan
hanya dalam satu kasus dalam dua puluh
 reproducibility: perbedaan antara dua hasil tunggal dan independen, yang
diperoleh oleh operator berbeda yang bekerja di laboratorium berbeda pada
bahan uji yang identik, dalam jangka panjang, dalam pengoperasian metode
pengujian yang normal dan benar, akan melebihi nilai yang diberikan hanya
pada satu kasus di dua puluh
TERMINOLOGI

 Spektrometer: instrumen yang digunakan untuk mengukur spektrum emisi


atau serapan yang dipancarkan oleh suatu spesi dalam sampel yang
diuapkan
 Spektrum: susunan komponen emisi atau penyerapan yang diatur dalam
urutan beberapa karakteristik yang bervariasi seperti panjang gelombang,
massa, atau energi
 standard reference material: merek dagang (trademark) untuk bahan
referensi yang disertifikasi oleh NIST
 refractory elements: elemen yang membentuk oksida yang sulit dipisahkan
selama pembakaran
Kondisi Ruang Kalibrasi

 Kondisi ruang kalibrasi mengikuti kondisi aktual saat kalibrasi in-situ


 Lakukan perekaman minimal 2 data (awal dan akhir) untuk suhu dan
kelembapan
 Larutan standar yang sudah dibuat dikondisikan di ruang kalibrasi sekitar 30
menit
 Lakukan juga perekaman suhu minimal 2 data (awal dan akhir) saat
melakukan pengenceran larutan standar
PROSEDUR KALIBRASI

PERALATAN KALIBRASI:

• Larutan standar kalibrasi


• Termohigrometer
• AAS yang dikalibrasi
• Lembar kerja kalibrasi timbangan
• Alat bantu hitung (komputer atau kalkulator)
CERTIFIED REFERENCE MATERIAL
CERTIFIED REFERENCE MATERIAL
1. PEMBUATAN DERET STANDAR

 PEMBUATAN DERET STANDAR


1) Siapkan deret standar (minimal 3 deret + 1 blangko), konsentrasi deret
disesuaikan dengan manual alat atau metode uji yang digunakan dalam
analisis rutin
2) Bersihkan semua peralatan gelas untuk mencegah kontaminasi. Rendam
peralatan gelas dalam asam nitrat encer hangat (5%) selama beberapa
jam, lalu bilas sampai bersih dengan air deionisasi.
3) Gunakan peralatan gelas yang terkalibrasi.
4) Pengenceran standar induk harus dilakukan secara bertahap (misal: dari
1000 mg/L diencerkan ke 100 mg/L, kemudian diencerkan lagi ke 10 mg/L)
2. PERSIAPAN INSTRUMENTASI AAS

 PERSIAPAN INSTRUMENTASI AAS


1) Persiapan instrument AAS mengikuti manual book alat
2) Buka keran gas dan setting tekanan sesuai dengan cook book
3) Pasang lampu sesuai elemen yang akan dianalisis ke dalam socket AAS
4) Hidupkan PC, AAS dan buka software, tunggu sekitar 5-10 menit untuk
warm-up sistem
5) Lakukan optimasi HCL dan D2 (jika sesuai)
6) Setting komposisi fuel/oksidan
3. OPTIMASI/CEK SENSITIVITAS

 OPTIMASI AAS / CEK SENSITIVITAS


1) Siapkan larutan standar untuk optimasi (sesuai petunjuk manual alat)
2) Pastikan absorbans yang terbaca memenuhi kriteria, atau sensitivitas yang
didapatkan memenuhi (cook book alat)
3) Optimasi dapat dilakukan dengan:
3.1. Putar knob nebulizer searah jarum jam agar nilai absorbansi naik
3.2. Atur Posisi burner dengan memutar knob horizontal dan vertical
3.3. Turunkan fuel flow hinggal api benar-benar kecil
4) - Lakukan langkah 3 di atas sampai didapatkan absorbans sesuai standar
5) - Sensitivitas = 0,0044 x konsentrasi/absorbans, atau
- Sensitivitas = 0,0044 / slope
3. OPTIMASI/CEK SENSITIVITAS

 Optimasi untuk logam Cu


 Toleransi sensitivitas 20%
3. OPTIMASI/CEK SENSITIVITAS

 Optimasi untuk logam Cu


4. PENGAMBILAN DATA KALIBRASI

 PENGAMBILAN DATA KALIBRASI


1) Deret standar yang sudah disiapkan pada tahap 1, diaspirasikan ke alat
AAS
2) Pastikan bahwa koefisien regresi/korelasi yang dihasilkan telah memenuhi
3) Lakukan pengulangan pengukuran sebanyak 10x untuk setiap standar
kalibrasi (dibaca sebagai sampel)

𝑛
− 𝑥)2
1 (𝑥𝑖
𝑆𝐷 =
(𝑛 − 1)
PERHITUNGAN
KETIDAKPASTIAN KALIBRASI

Sumber Komponen Ketidakpastian


Ketidakpastian ulangan pengukuran (repeat)
Ketidakpastian larutan standar
Ketidakpastian resolusi alat
Ketidakpastian pengenceran standar
Ketidakpastian residual kurva kalibrasi
PERHITUNGAN
KETIDAKPASTIAN KALIBRASI

 Ketidakpastian Baku Ulangan Pengukuran (urep)

u = SD / 𝑛

SD = standar deviasi
n = jumlah pengulangan

Merupakan ketidakpastian tipe-A, umumnya mengikuti distribusi normal


PERHITUNGAN
KETIDAKPASTIAN KALIBRASI

Ketidakpastian Baku Larutan Standar (ustd)


u = Uexp / k
dimana :
u = ketidakpastian baku larutan standar
Uexp = ketidakpastian yang diperluas larutan standar dari sertifikat
k = 2 ( pada tingkat kepercayaan 95% dengan derajat bebas tak terhingga)
PERHITUNGAN
KETIDAKPASTIAN KALIBRASI

Ketidakpastian Baku Resolusi (ures)

u = 1 /2 x resolusi AAS
3

Merupakan semi range dari sensitivitas alat atau kemampuan pembacaan


skala alat yang dikalibrasi (resolusi absorbansi terkecil yang mampu dibaca).
Umumnya mengikuti distribusi rectangular.
PERHITUNGAN
KETIDAKPASTIAN KALIBRASI

Ketidakpastian Baku Pengenceran Standar (up)


Ketidakpastian baku pengenceran larutan standar didapatkan dari:
1. Faktor alat gelas seperti pipet, buret, labu takar.
2. Faktor deviasi suhu yang mempengaruhi volume larutan.
Misal: larutan standar diencerkan dengan cara memipet 1 mL (U = 0,005) dan
ditera pada labu 100 mL (U = 0,1), Deviasi suhu ± 40C (koefisien muai
0,000010 0C-1)
uP1 = 0,005/2
uL100 = 0,1/2
uT(P1) = (1 x 4 x 0,000010)/√3
uT(L100) = (100 x 4 x 0,000010)/√3
PERHITUNGAN
KETIDAKPASTIAN KALIBRASI

Ketidakpastian Baku Pengenceran Standar (up)


PERHITUNGAN
KETIDAKPASTIAN KALIBRASI

Ketidakpastian Baku Residual Kurva Kalibrasi (uxy)


Ketidakpastian baku residual kurva kalibrasi didapatkan dari rumus berikut:

Dengan:
 yi = nilai didapatkan secara eksperimental
 Yi = nilai yang dihitung dari persamaan regresi yang ditetapkan
 SDxy = standard deviasi residual
PERHITUNGAN
KETIDAKPASTIAN KALIBRASI

 Ketidakpastian baku gabungan:


𝑢𝐶 = u2 rep + u2 std + u2 res + u2 𝑝 + u2 xy

 Derajat kebebasan efektif sesuai persamaan:


𝑢𝑐 4
veff =
𝑢𝑟𝑒𝑝 4 𝑢𝑠𝑡𝑑 4 𝑢𝑟𝑒𝑠 4 𝑢𝑝 4 𝑢𝑥𝑦 4
+ + + +
𝑣𝑟𝑒𝑝 𝑣𝑠𝑡𝑑 𝑣𝑟𝑒𝑠 𝑣𝑝 𝑣𝑥𝑦

 Ketidakpastian bentangan U95:


𝑈 95 = 𝑘. 𝑢𝐶
 Nilai faktor cakupan (k) dari tabel t-Student’s dengan tingkat kepercayaan 95%.
STUDI KASUS

Dilakukan kalibrasi AAS menggunakan larutan standar (CRM)


yang tertelusur ke NIST-SRM untuk logam tembaga (Cu)

Didapatkan data kurva kalibrasi sebagai berikut:

Konsentrasi
Absorbans
mg/L
0,1 0,024
0,2 0,0447
0,4 0,0897
0,8 0,1759
1 0,2158
STUDI KASUS

Pengulangan standar didapatkan data sebagai berikut:

Konse
ntrasi Absorbans
(mg/L) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
0,1 0,0241 0,0240 0,0240 0,0239 0,0238 0,0234 0,0235 0,0233 0,0232 0,0230
0,2 0,0444 0,0442 0,0446 0,0433 0,0440 0,0440 0,0443 0,0435 0,0437 0,0437
0,4 0,0887 0,0886 0,0883 0,0884 0,0885 0,0883 0,0886 0,0881 0,0882 0,0879
0,8 0,1764 0,1751 0,1752 0,1760 0,1765 0,1752 0,1758 0,1762 0,1749 0,1755
1 0,2157 0,2164 0,2151 0,2154 0,2143 0,2155 0,2140 0,2162 0,2166 0,2145
STUDI KASUS

Standar diencerkan bertahap:


1000 mg/L > 100 mg/L > 10 mg/L > konsentrasi deret
Deviasi suhu saat pengenceran standar ± 4 oC
Alat yang digunakan pipet 10 mL (0,02), labu ukur 100 mL (0,1),
pipet 1 mL (0,008), pipet 2 mL (0,008). pipet 4 mL (0,01), pipet 8
mL (0,01). Ketidakpastian alat gelas didapatkan dari sertifikat
kalibrasi.
BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
PENGUJI MUTU BARANG

TERIMA KASIH
BIODATA
Nama Denar Zuliandanu
Certified Instructor of BNSP ITM 045 00721 2019

Alamat Babakan Lio RT 003 RW 009, kelurahan Balumbang Jaya,


Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor
No. HP/Email 081399133817 / denarzuliandanu@gmail.com
Pendidikan S1 Kimia Institut Pertanian Bogor (IPB)
S2 Kimia Universitas Indonesia (UI)
Pengalaman Mengajar 2014 – sekarang, bidang Lab Kalibrasi dan Lab Uji

Pengalaman Kerja - Konsultan Teknis Standardisasi Laboratorium MA/MTs


Kementerian Agama RI
- Peneliti Laboratorium Terpadu IPB
- Kepala Subdivisi Kalibrasi Laboratorium Kimia Terpadu IPB
- Manajer Teknis Laboratorium PT ITEC Solution Indonesia
- Trainer dan Konsultan Laboratorium Terakreditasi ISO/IEC 17025

Anda mungkin juga menyukai