Anda di halaman 1dari 34

PEMERINTAH KOTA PONTIANAK

DINAS PENDIDIKAN
SMK NEGERI 7 PONTIANAK
Alamat : Jalan Tanjung Raya II Pontianak 78232 Telp (0561) 7011000 – 6592707
Fax. (0561)6592707 web site : SMKN7PTK.NET~Email : surat@smkn7ptk.net

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Nama Sekolah : SMK Negeri 7 Pontianak


Program Keahlian : Bisnis dan Pemasaran
Kompetensi Keahlian : Akuntansi dan Keuangan Lembaga
Mata Pelajaran : Administrasi umum
Kelas/ Semester : X/ I ( Satu )
Tahun Pelajaran : 2021/ 2022
Materi Pokok : 3.1 Memahami jenis-jenis pajak dan ketentuan umum dan tata
cara perpajakan
4.1 Mengelompokkan jenis-jenis pajak dan tata cara perpajakaN
Alokasi Waktu : 9 JP x 45 menit

A. Kompetensi Inti
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan
faktual, konseptual, operasional dasar, dan metakognitif sesuai dengan bidang
dan lingkup kerja Akuntansi dan Keuangan Lembaga pada tingkat teknis,
spesifik, detil, dan kompleks, berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dalam konteks pengembangan potensi diri
sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia kerja, warga masyarakat nasional,
regional, dan internasional.
KI 4 : Melaksanakan tugas spesifik dengan menggunakan alat, informasi, dan
prosedur kerja yang lazim dilakukan serta memecahkan masalah sesuai
dengan bidang Akuntansi dan Keuangan Lembaga. Menampilkan kinerja di
bawah bimbingan dengan mutu dan kuantitas yang terukur sesuai dengan
stanar kompetensi kerja.
Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara efektif,
kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif dalam
ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan
langsung.
Menunjukkan keterampilan mempersepsi, kesiapan, meniru, membiasakan,
gerak mahir, menjadikan gerak alami dalam ranah konkret terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan
tugas spesifik di bawah pengawasan lansgung.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi


3.1 Memahami jenis-jenis pajak 3.1.1 Menjelaskan pengertian dan fungsi pajak
dan ketentuan umum dan tata 3.1.2 Menjelaskan asas-asas perpajakan
cara perpajakan 3.1.3 Menjelaskan jenis-jenis pajak
3.1.4 Menjelaskan kedudukan hukum pajak
3.1.5 Menjelaskan jenis pungutan selain pajak
3.1.6 Menjelaskan tata cara pemungutan pajak
3.1.7 Menjelaskan tarif pajak

4.1 Mengelompokkan jenis-jenis 4.1.1 Mampu mengelompokkan jenis pajak


pajak dan tata cara perpajakan 4.1.2 Mampu mengkomunikasikan tata cara
pemungutan pajak
4.1.3 Mampu megelompokkan tarif pajak

C. Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran yang ingin dicapai melalui proses pemberian stimulus, diskusi,
tanya jawab, presentasi, penugasan, dan analisis, peserta didik dapat menjelaskan pengertian
dan fungsi pajak. Peserta didik juga diharapkan mampu menjelaskan asas-asas perpajakan,
jenis-jenis pajak, kedudukan hukum pajak dan pungutan selain pajak.
Keterampilan yang diharapkan adalah peserta didik mengkomunikasikan teori perpajakan
tentang pengertian, fungsi, asas, kedudukan hukum, jenis-jenis, tarif pajak dan tata cara
pemungutan pajak, sehingga peserta didik dapat menalar, mengolah, dan menyaji secara
efektif, kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif dalam ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dokumen sumber dan dokumen pendukung yang
berkaitan dengan perpajakan.

D. Materi Pembelajaran
1. Faktual
Permasalahan kontekstual yang berkaitan dengan teori perpajakan yang meliputi
pengertian fungsi pajak, asas-asas perpajakan, pungutan selain pajak, kedudukan hukum
pajak dan jenis-jenis pajak, tata cara perpajakan, serta tarif pajak yang sesuai dengan
penerapan Direktorat Jenderal Pajak.
2. Konseptual
A. Pengertian dan Fungsi Pajak
Pajak adalah iuran kepada Negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang
wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan dan tidak mendapatkan prestasi-prestasi
kembali yang secara langsung dapat ditunjuk.
 Fungsi pajak
Ada dua fungsi pajak yaitu :
1. Fungsi anggaran (budgetair) sebagai sumber dana bagi pemerintah, untuk membiayai
pengeluaran-pengeluarannya.
2. Fungsi mengatur (regulerend) sebagai alat untuk mengatur masyarakat atau
melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi.
B. Asas-asas Perpajakan

Prinsip-prinsip ini masih digunakan sampai saat ini dalam system perpajakan
modern. Tiga prinsip utama perpajakan adalah:

1. Efficiency
2. Equity
3. Economic effects must be considered
C. Jenis-jenis Pajak
1. Menurut Golongannya
 Pajak Langsung
 Pajak Tidak Langsung
2. Menurut Sifatnya
 Pajak Subjektif
 Pajak Objektif
3. Menurut Lembaga Pemungutnya
 Pajak Negara (Pajak Pusat)
 Pajak Daerah
D. Kedudukan hukum pajak
Kedudukan hukum pajak terhadap hukum lainnya secara gambling dapat
digambarkan dalam skema berikut:

E. Jenis-jenis pajak
Adapun beberapa pungutan lain selain pajak adalah sebagai berikut:

o Bea Masuk
o Bea Keluar
o Bea Materai
o Cukai
o Retribusi
o Iuran
o Pungutan lain yang sah/legal berupa sumbangan wajib
F. Tata cara pemungutan pajak
1. Stelsel Pajak
a. Stelsel nyata (riel stelsel)
b. Stelsel anggapan
c. Stelsel campuran
2. Asas Pemungutan Pajak
a. Asas domisili (asas tempat tingggal)
b. Asas sumber
c. Asas kebangsaan
3. Sistem Pemungutan Pajak
a. Official Assessment System
b. Self Assessment System
c. With Holding System
G. Tarif pajak
Tarif pajak merupakan angka atau presentase yang digunakan untuk menghitung
jumlah pajak yang terutang. Terdapat empat macam tarif pajak, yaitu:
1. Tarif Tetap
2. Tarif Sebanding (Proporsional)
3. Tarif Progresif
Dilihat dari kenaikan tarif, tarif progresif dibagi menjadi beberapa tarif, yaitu:
a. Tarif progresif progresif, yaitu kenaikan persentase pajaknya semakin besar.
b. Tarif progresif tetap, yaitu kenaikan persentase pajaknya tetap.
c. Tarif progresif degresif, yaitu kenaikan persentase pajaknya semakin menurun.
4. Tarif Degresif (Menurun)

3. Prosedural
Melakukan kegiatan yang dimulai dengan mengkomunikasikan pengertian dan fungsi,
asas perpajakan, pungutan selain pajak, mengidentifikasi jenis-jenis pajak, dan
menganalisis tata cara pemungutan pajak sehingga dapat memahami konsep teori
perpajakan sesuai dengan ketentuan Direktorat Jenderal Pajak.

E. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Santific Approach
2. Metode : Diskusi, tanya jawab, penugasan, presentasi, kerja kelompok

F. Media Pembelajaran
1. LCD
2. Laptop
3. Powerpoint

G. Sumber Belajar
1. Abdul H., Icuk R.B., Amin D. 2016. Perpajakan: Konsep, Aplikasi, Contoh, da Studi
Kasus Edisi 2. Jakarta: Salemba Empat
2. Lusita. 2017. Modul Administrasi Pajak 1. Surabaya
3. Sidarta, Iwan. 2015. Bahan Ajar Perpajakan. Bandung: STIE Pasundan Bandung
4. Internet

H. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan I: 3 JP x 45 menit = 135 menit

Alokasi
Kegiatan Deskripsi
Waktu
Pendahuluan  Memberikan salam 20 menit
 Menanyakan kepada peserta didik kesiapan dan kenyamanan
untuk belajar
 Mempersilakan berdoa bersama
 Mengabsen kehadiran peserta didik
 Membaca singkat buku perpajakan sebagai kegiatan literasi
 Memberikan pengantar mengenai konsep pajak
 Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
pertemuan hari ini
 Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian
kegiatan sesuai silabus
Inti Mengamati 100 menit
Peserta didik mempelajari Buku Teks, modul maupun sumber
lain tentang definisi pajak, fungsi pajak, jenis-jenis pajak.
Menanya
Merumuskan pertanyaan untuk mengidentifikasi masalah konsep
perpajakan yang meliputi definisi pajak, fungsi pajak, jenis-jenis
pajak.
Mencoba
Peserta didik mengumpulkan data dan informasi tentang
konsep dasar perpajakan yang dapat diperoleh dari buku/modul
dan internet.
Menalar
Peserta didik menganalisis dan menyimpulkan informasi yang
didapat tentang konsep dasar perpajakan.
Menyaji
Peserta didik menyampaikan laporan tentang konsep dasar
perpajakan yang telah dipelajari dari buku/modul atau internet
dan mempresentasikannya dalam bentuk tulisan dan lisan.
Penutup  Peserta didik menyimpulkan materi konsep dasar perpajakan 15 menit
yang telah dipelajari hari ini.
 Guru mengingatkan peserta didik untuk mempelajari materi
hari ini dirumah.
 Guru menjelaskan materi yang akan dipelajari minggu
depan.
 Guru mengevaluasi pembelajaran hari ini dan menutup
dengan doa
Pertemuan II: 3 JP x 45 menit = 135 menit

Alokasi
Kegiatan Deskripsi
Waktu
Pendahuluan  Memberikan salam 20 menit
 Menanyakan kepada peserta didik kesiapan dan kenyamanan
untuk belajar
 Mempersilakan berdoa bersama
 Mengabsen kehadiran peserta didik
 Membaca singkat buku/modul perpajakan sebagai kegiatan
literasi
 Melakukan review singkat materi pertemuan sebelumnya
mengenai konsep pajak
 Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
pertemuan hari ini
Inti Mengamati 100 menit
Peserta didik mempelajari Buku Teks, modul maupun sumber
lain tentang pungutan selain pajak dan kedudukan hukum
pajak.
Menanya
Peserta didik menerima stimulus dari guru agar bertanya, apabila
tidak ada yang bertanya guru merumuskan pertanyaan untuk
mengidentifikasi masalah konsep pungutan selain pajak dan
kedudukan hukum pajak.
Mencoba
Peserta didik mengumpulkan data dan informasi tentang
konsep pungutan selain pajak dan kedudukan hukum pajak
yang dapat diperoleh dari buku/modul dan internet.
Menalar
Peserta didik menganalisis dan menyimpulkan informasi yang
didapat tentang konsep pungutan selain pajak dan kedudukan
hukum pajak.
Menyaji
Peserta didik menyampaikan laporan tentang konsep
pemungutan selain pajak dan kedudukan hukum pajak yang
telah dipelajari dari buku/modul dan internet lalu
mempresentasikannya dalam bentuk tulisan dan lisan.
Penutup  Guru menyimpulkan materi konsep perpajakan yang telah 15 menit
dipelajari hari ini.
 Guru memberikan tugas membuat makalah tentang konsep
perpajakan yang dipelajari hari ini.
 Guru mengingatkan peserta didik untuk mempelajari materi
hari ini dirumah.
 Guru menjelaskan materi yang akan dipelajari minggu
depan.
 Guru mengevaluasi pembelajaran hari ini dan menutup
dengan doa

Pertemuan III: 3 JP x 45 menit = 135 menit

Alokasi
Kegiatan Deskripsi
Waktu
Pendahuluan  Memberikan salam 20 menit
 Menanyakan kepada peserta didik kesiapan dan kenyamanan
untuk belajar
 Mempersilakan berdoa bersama
 Mengabsen kehadiran peserta didik
 Membaca singkat buku perpajakan sebagai kegiatan literasi
 Mereview materi pertemuan minggu sebelumnya secara
singkat
 Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
pertemuan hari ini
Inti Mengamati 100 menit
Peserta didik mempelajari Buku Teks, modul maupun sumber
lain tentang konsep tarif pajak dan tata cara pemungutan pajak.
Menanya
Peserta didik merumuskan pertanyaan untuk mengidentifikasi
masalah konsep pemungutan perpajakan tentang tarif pajak dan
tata cara pemungutan pajak.
Mencoba
Peserta didik mengumpulkan data dan informasi tentang
konsep pemungutan perpajakan yang dapat diperoleh dari
buku/modul dan internet.
Menalar
Peserta didik menganalisis dan menyimpulkan informasi yang
didapat tentang konsep pemungutan perpajakan.
Menyaji
Peserta didik menyampaikan laporan tentang konsep
pemungutan perpajakan yang telah dipelajari dari buku/modul
dan internet lalu mempresentasikannya dalam bentuk tulisan
dan lisan.
Penutup  Guru menyimpulkan materi konsep pemungutan perpajakan 15 menit
yang telah dipelajari hari ini.
 Guru mengingatkan peserta didik untuk mempelajari materi
hari ini dirumah.
 Guru menjelaskan materi yang akan dipelajari minggu
depan.
 Guru memberikan soal untuk dikerjakan dengan materi hari
ini dan minggu kemarin.
 Guru mengevaluasi pembelajaran hari ini dan menutup
dengan doa

I. Penilaian Proses dan Hasil belajar


1. Teknik Penilaian
a. Pengamatan / non tes (Lampiran 3)
b. Tes tertulis
2. Jenis Penilaian
a. Penilaian Pengetahuan : Tes tertulis dan penugasan
b. Penilaian Keterampilan : Kinerja
3. Pembelajaran remidial dan pengayaan

Disahkan Oleh Diperiksa Oleh : Pontianak , 17 Juni 2021


Kepala Sekolah, Waka Kurikulum, Guru Mata Pelajaran,

ABRIYANDI,S.Pd,M.Si Mulyo Sugiarto, S.Pd Ekawati, S.Pd


NIP. 19741009 199903 1 006 NIP. 19780306 200604 1 007 NIP.
Lampiran 1: Materi Pembelajaran

Pertemuan 1

A. PENGERTIAN DAN FUNGSI PAJAK

Membahas mengenai perpajakan tidak terlepas dari pengertian pajak itu sendiri,
menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH dalam bukunya Mardiasmo (2011 : 1):
“Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan Undang-undang (yang dapat
dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontra Prestasi) yang langsung dapat
ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.”
Sedangkan menurut P. J. A. Andriani dalam bukunya Waluyo, (2009 : 2) : “Pajak
adalah iuran masyarakat kepada Negara (yang dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib
membayarnya menurut peraturan-peraturan umum (undang-undang) dengan tidak mendapat
prestasi kembali yang langsung dapat ditunjuk dan yang gunanya adalah untuk membiayai
pengeluaranpengeluaran umum berhubung tugas Negara untuk menyelenggarakan
pemerintahan.”
Definisi pajak menurut Undang-Undang No. 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum
dan Tata Cara Perpajakan.
“Pajak adalah kontribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh orang pribadi atau
badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang dengan tidak mendapatkan imbalan
secara langsung dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat.”
Dari ketiga definisi di atas terdapat persamaan pandangan atau prinsip mengenai pajak.
Perbedaan mengenai kedua definisi tersebut hanya pada penggunaan gaya bahasa atau
kalimatnya saja. Kedua pendapat tersebut mempunyai unsur-unsur sebagai berikut:
1) Pajak dipungut berdasarkan Undang-undang.
2) Tidak ada timbal jasa (Kontraprestasi) secara langsung.
3) Dapat dipaksakan.
4) Hasilnya untuk membiayai pembangunan.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa pajak adalah iuran kepada Negara (yang dapat
dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan dan
tidak mendapatkan prestasi-prestasi kembali yang secara langsung dapat ditunjuk.

B. ASAS-ASAS PERPAJAKAN

Adam Smith (1776) dalam bukunya Wealth of Nations mengemukakan bahwa pajak
yang baik harus memiliki karakteristik:
1. Equit: It should be fair to different individuals and should reflect a person’s ability to pay.
2. Certainty: It should not be arbitrary, it should be certain.
3. Convenience: It should be convenient in terms of timing and payment.
4. Efficiency: It should be administratively efficient with a realtively small cost of collection
as a proportion of the revenue raised. It should notcause economic distortion by affecting
the behaviour of taxpayers.
Prinsip-prinsip ini masih digunakan sampai saat ini dalam system perpajakan modern.
Tiga prinsip utama perpajakan adalah:
1. Efficiency
Pemungutan pajak harus mudah dan murah dalam penagihannya, sehingga hasil
pemungutan pajak lebih besar dari biaya pemungutannya.
2. Equity
pemungutan pajak harus adil di antara satu wajib pajak dengan wajib pajak yang lainnya.
Pajak dikenakan kepada wajib pajak harus sebanding dengan kemampuannya untuk
membayar pajak tersebut dan manfaat yang diterimanya.
3. Economic effects must be considered
Pajak yang dikumpulkan dapat memengaruhi kehidupan ekonomik wajib pajak. Hal ini
harus dipertimbangkan ketika merumuskan kebijakan perpajakan. Pajak yang dikumpulkan
jangan sampai membuat seseorang melarat atau mengganggu kelancaran produksi
perusahaan.

C. JENIS-JENIS PAJAK

Terdapat berbagai jenis pajak, yang dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu
pengelompokkan menurut golongannya, menurut sifatnya, dan menurut lembaga
pemungutnya.
1. Menurut Golongannya

Menurut golongannya, pajak dikelompokkan menjadi dua, yaitu Pajak Langsung dan
Pajak Tidak Langsung.
a. Pajak Langsung
Adalah pajak yang harus dipikul atau ditanggung sendiri oleh Wajib Pajak dan
tidak dapat dilimpahkan atau dibebankan kepada orang lain atau pihak lain.
b. Pajak Tidak Langsung
Adalah pajak yang pada akhirnya dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang
lain atau pihak ketiga.
2. Menurut Sifatnya
Menurut sifatnya, pajak dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu Pajak Subjektif dan
Pajak Objektif.
a. Pajak Subjektif
Adalah pajak yang pengenaannya memperhatikan pada keadaan pribadi Wajib
Pajak atau pengenaan pajak yang memperhatikan keadaan subjeknya.
b. Pajak Objektif
Adalah pajak yang pengenaannya memperhatikan pada objeknya baik berupa benda,
keadaan, perbuatan atau peristiwa yang mengakibatkan timbulnya kewajiban
membayar pajak.
3. Menurut Lembaga Pemungutnya
Menurut lembaga pemungutnya, pajak dikelompokkan menjadi dua yaitu Pajak
Negara (Pajak Pusat) dan Pajak Daerah.
a. Pajak Negara (Pajak Pusat)
Adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai
rumah tangga negara pada umumnya.
b. Pajak Daerah
Adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah baik daerah tingkat I maupun
daerah tingkat II dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah masing-
masing.

Pertemuan 2

D. KEDUDUKAN HUKUM PAJAK

Kedudukan hukum pajak terhadap hukum lainnya secara gambling dapat digambarkan
dalam skema berikut:

Dalam skema tampak  kedudukan hukum pajak berada dalam ranah hukum publik dan
berdiri sendiri seperti hukum tata negara, hukum administrasi dan hukum pidana. Akan tetapi,
ada pendapat lain (Santoso Brotodiharjo) yang menyatakan bahwa hukum pajak termasuk
kedalam kategori anak Hukum Administrasi. Walaupun demikian hukum pajak memiliki tugas
yang sifatnya berbeda dengan hukum adminsitrasi, hukum pajak juga memiliki tata tertib dan
istilah-istilah tersendiri dalam teknisnya. Sehingga, pantaslah jika hukum pajak berdiri sendiri
seperti hukum administrasi.

E. JENIS PUNGUTAN SELAIN PAJAK

Selain pajak terdapat pungutan lain sejenis tetapi memiliki perlakuan dan sifat yang
berbeda dengan pajak. Jika dalam materi sebelumnya diketahui bahwa pajak tidak mendapat
kontraprestasi secara langsung, beberapa pungutan lain sebaliknya bisa langsung dirasakan
oleh si terpungut, sebagai contoh retribusi parkir kendaraan bermotor dan pembayaran karcis
untuk masuk jalan tol. Adapun beberapa pungutan lain selain pajak adalah sebagai berikut:
1. Bea Masuk yaitu pungutan atas barang-barang yang dimasukan kedalam daerah pabean
berdasarkan harga/nilai barang itu atau berdasarkan tarif yang sudah ditentukan.
2. Bea Keluar yaitu pungutan yang dilakukan atas barang yag dikeluarkan dari daerah
pabean berdasarkan tarif yang sudah ditentukan bagi masing-masing golongan barang.
3. Bea Materai yaitu pungutan yang dikenakan atas dokumen dengan menggunakan benda
materai.
4. Cukai yaitu pungutan yang dikenakan aas barang-barang tertentu yang sudah ditetapkan
untuk masing-masing jenisbarang tertentu, misalnya tembakau, gula, bensin, minuman
keras dan lainnya.
5. Retribusi, yaitu pungutan yang dikenakan sehubungan dengan suatu jasa atau fasilitas
yang diberikan oleh pemerintah secara langsung dan nyata kepada pembayar, contoh
parkir kendaraan bermotor, karcis jalan tol, dan sebagainya.
6. Iuran yaitu pungutan yang dikenakan sehubungan dengan suatu jasa atau fasilitas yang
diberikan pemerintah secara langsung dan nyata kepada kelompok atau golongan
pembayar.
7. Pungutan lain yang sah/legal berupa sumbangan wajib.

Pertemuan 3

F. TATA CARA PEMUNGUTAN PAJAK


1. Stelsel Pajak
a. Stelsel nyata (riel stelsel)
Menurut stelsel nyata, pengenaan pajak diasarkan pada objek atau penghasilan yang
sesungguhnya diperoleh, sehingga pemungutannya baru dapat dilakukan pada akhir
tahun pajak, yakni setelah penghasilan yang sesungguhnya diketahui. Kelebihan stelsel
ini adalah pajak yang dikenakan lebih realistis, sedangkan kekurangannya adalah pajak
baru dapat dikenakan pada akhir periode (setelah penghasilan riil diketahui), padahal
pemerintah membutuhkan penerimaan ajak untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran
di sepanjang tahun.
b. Stelsel anggapan (fictive stelsel)
Menurut stelsel anggapan, pengenaan pajak didasarkan pada suatu anggapan yang
diatur oelh undang-undang. Misalnya, penghasilan suatu tahun dianggap sama dengan
tahun sebelumnya, sehingga pada awal tahun pajak sudah dapat ditetapkan besarnya
pajak yang terutang untuk tahun pajak berjalan. Kelebihan stelsel ini adalah pajak dapat
dibayar selama tahun berjalan tanpa harus menunggu pada akhir tahun, sehingga
penerimaan pajak oleh pemerintah dapat diperoleh sepanjang tahun, sedangkan
kelemahannya adalah pajak yang dibayar tidak berdasarkan pada keadaan yang
sesungguhnya atau tidak realistis.
c. Stelsel campuran
Stelsel ini merupakan kombinasi antara stelsel nyata da stelsel anggapan. Pada awal
tahun besarnya pajak dihitung menggunakan stelsel anggapan, kemudian pada akhir
tahun, besarnya pajak disesuaikan kembali berdasarkan stelsel nyata. Apabila jumlah
pajak menurut stelsel nyata lebih besar dari pada pajak menurut stelsel anggapan maka
Wajib Pajak harus menambah. Sebaliknya, jumlah pajak menurut stelsel nyata lebih
kecil daripada menurut stelsel anggapan, maka kelebihannya dapat dimintai kembali
(restitusi) atau dikompensasi pada periode berikutnya.
2. Asas Pemungutan Pajak
Ada tiga asas yang digunakan dalam pemungutan pajak, yakni:
a. Asas domisili (asas tempat tinggal)
Negara berhak mengenakan pajak atas seluruh penghasilan wajib pajak berdasarkan
tempat tinggal atau yang bertempat tinggal di wilayahnya. Wajib Pajak yang bertempat
tinggal di Indonesia dikenakan pajak baik penghasilan yang berasal dari dalam negeri
maupun luar negeri.
b. Asas sumber
Negara berhak mengenakan pajak atas penghasilan yang bersumber di wilayahnya
tanpa memperhatikan tempat tinggal Wajib Pajak. Wajib Pajak yang memperoleh
penghasilan dari Indonesia dikenakan pajak di Indonesia tanpa memerhatikan wilayah
tempat tinggal Wajib Pajak.
c. Asas kebangsaan
Pengenaan pajak dihubungkan dengan kebangsaan suatu Negara. Pengenaan pajak
diberlakukan kepada setiap orang asing yang bertempat tinggal di Indonesia.
3. Sistem Pemungutan Pajak
Sistem pemungutan pajak dibagi dalam tiga bagian berikut ini:
a. Official Assesment System
Sistem pemungutan yang memberi wewenang kepada pemerintah (fiskus) untuk
menentukan besarnya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak menurut perundang-
undangan perpajakan yang berlaku.
Ciri-ciri official assessment system:
1) Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada fiskus;
2) Wajib Pajak bersifat pasif;
3) Utang pajak timbul setelah dikeluarkan surat ketetapan pajak oleh fiskus.
b. Self Assesment System
Sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada Wajib Pajak untuk
menentukan sendiri besarnya pajak yang terutang. Wajib Pajak menghitung,
memperhitungkan, membayar, dan melaporkan sendiri besarnya pajakyang harus
dibayar.
c. With Holding System
Sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pihak ketiga (bukan fiskus
dan bukan Wajib Pajak yang bersangkutan) untuk menentukan besarnya pajak yang
terutang oleh Wajib Pajak.

G. TARIF PAJAK

Tarif pajak merupakan angka atau presentase yang digunakan untuk menghitung
jumlah pajak yang terutang. Terdapat empat macam tarif pajak, yaitu:

1. Tarif Tetap
Tarif tetap, yaitu tarif dengan jumlah atau angka tetap berapa pun yang menjadi dasar
pengenaan pajak, sehingga besarnya pajak yang terutang tetap.
Contoh:
Dasar Pengenaan Pajak Tarif Pajak
Rp 1.000.000 Rp 3.000
Rp 10.000.000 Rp 3.000
Rp 20.000.000 Rp 3.000
Rp 50.000.000 Rp 3.000
Misalnya, bea materai untuk cek dan bilyet giro berapapun jumlahnya dikenakan bea
materai yang sama, yaitu sebesar Rp 3.000.
2. Tarif Sebanding (Proporsional)
Tarif sebanding (proporsional), yaitu tarif dengan persentase tetap berapa pun jumlah yang
menjadi dasar pengenaan pajak, dan pajak yang harus dibayar selalu akan berubah secara
proporsional sesuai dengan jumlah yang akan dikenakan.
Contoh:
Dasar Pengenaan Pajak Tarif Pajak Utang Pajak
Rp 1.000.000 10% Rp 100.000
Rp 10.000.000 10% Rp 1.000.000
Rp 20.000.000 10% Rp 2.000.000
Rp 50.000.000 10% Rp 5.000.000

Misalnya, PPN dengan tarif 10% dikenakan terhadap penyerahan suatu barang kena pajak.
Dengan jumlah dasar pengenaan pajak semakin besar dengan tarif persentase tetap akan
menyebabkan jumlah utang pajak menjadi lebih besar.
3. Tarif Progresif
Tarif progresif, yaitu tarif dengan persentase yang semakin meningkat (naik) apabila
jumlah yang menjadi dasar pengenaan pajak meningkat.
Contoh: tarif pajak untuk Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri
Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif Pajak
Sampai dengan Rp 50.000.000 5%
Di atas Rp 50.000.000 – Rp 250.000.000 15%
Di atas Rp 250.000.000 – Rp 500.000.000 25%
Di atas Rp 500.000.000 30%

Dilihat dari kenaikan tarif, tarif progresif dibagi menjadi beberapa tarif, yaitu:
d. Tarif progresif progresif, yaitu kenaikan persentase pajaknya semakin besar.
e. Tarif progresif tetap, yaitu kenaikan persentase pajaknya tetap.
f. Tarif progresif degresif, yaitu kenaikan persentase pajaknya semakin menurun.
4. Tarif Degresif (Menurun)
Tarif degresif (menurun), yaitu tarif dengan persentase yang semakin turun apabila jumlah
yang menjadi dasar pengenaan pajak meningkat.
Lampiran 2: Media Pembelajaran

Media PPT
Lampiran 3: Lembar Penilaian Non Tes

FORMAT LEMBAR PENILAIAN DISKUSI (KELOMPOK)

Nama kelompok :
1. ....................................
2. ....................................
3. ....................................
4. ....................................
5. ....................................

Nilai Nilai
No Sikap/Aspek yang dinilai
Kualitatif Kuantitatif
Penilaian kelompok
1. Menyelesaikan tugas kelompok dengan baik
2 Kerjasama kelompok (komunikasi)
3 Hasil tugas (relevansi dengan bahan)
4 Pembagian Job
5 Sistematisasi Pelaksanaan
Jumlah Nilai Kelompok

Format Lembar Penilaian Diskusi (Individu Peserta Didik)


Nama Siswa :.........................................
Nilai Nilai
No Sikap/Aspek yang dinilai
Kualitatif Kuantitatif
1. Berani mengemukakan pendapat
2. Berani menjawab pertanyaan
3. Inisiatif
4. Ketelitian
5. Jiwa kepemimpinan
6. Bermain peran
Jumlah Nilai Individu

Lembar Keaktifan Dalam Diskusi


Nilai Nilai
No Aspek yang dinilai
Kualitatif Kuantitatif
1. Bertanya (cara)
2. Menjawab pertanyaan
3. Kesesuaian dengan topik kajian
4. Cara menyampaikan pendapat
5. Antusiasme mengikuti pembelajaran
Kriteria Penilaian
Kriteria Indikator Nilai Kualitatif Nilai Kuantitatif
80 – 100 Memuaskan 4
70 – 79 Baik 3
60 – 69 Cukup 2
45 – 59 Kurang cukup 1
Lampiran 4: Penilaian Pengetahuan
TES TERTULIS
Nama Sekolah : SMKN
Kelas / Semester : XI / 1
Tahun Pelajaran : 2019/2020
Paket Keahlian : Akuntansi dan Keuangan Lembaga
Mata Pelajaran : Administrasi Perpajakan
Penilaian : Post test
No Bentuk
No Kompetensi Dasar Materi Indikator Soal
Soal Soal
1. Memahami jenis- 1. Definisi pajak Menjelaskan definisi 1 Uraian
jenis pajak dan 2. Fungsi pajak pajak
ketentuan umum 3. Pungutan lain Menjelaskan fungsi 2 Uraian
dan tata cara selain pajak pajak
perpajakan. 4. Kedudukan Menjelaskan 3 Uraian
hukum pajak pungutan lain selain
5. Jenis-jenis pajak
2. Mengelompokkan pajak Menjelaskan 4 Uraian
jenis-jenis pajak 6. Tata cara kedudukan hukum
dan tata cara pemungutan pajak
perpajakan pajak Menjelaskan jenis- 5 Uraian
7. Tarif pajak jenis pajak
Menjelaskan tata 6 Uraian
cara pemungutan
pajak dan tarif pajak
SOAL URAIAN

Nama Sekolah : SMK Negeri


Kelas/Semester : XI / 1
Tahun Pelajaran : 2019/2020
Paket Keahlian : Akuntansi dan Lembaga Keuangan
Mata Pelajaran : Administrasi Pajak
Penilaian : Post Test

No. Soal Jawaban Skor


1 Jelaskan menurut anda apa Iuran kepada Negara (yang dapat dipaksakan) 15
itu pajak? yang terutang oleh yang wajib membayarnya
menurut peraturan-peraturan dan tidak
mendapatkan prestasi-prestasi kembali yang
secara langsung dapat ditunjuk.
2 Mengapa wajib pajak perlu Karena pajak merupakan sumber dana bagi 20
untuk membayarkan pemerintah yang nantinya akan digunakan untuk
pajaknya? membiayai keperluan negara dalam
melaksanakan pembangunan.
3 Sebutkan dan jelaskan 1. Retribusi, pungutan yang dikenakan atas jasa 15
pungutan apa saja selain yang diberikan langsung.
pajak secara singkat! 2. Sumbangan, pembayaran dari golongan
rakyat tertentu kepada negara.
3. Bea impor, pungutan atas barang yang di
impor dari luar negeri.
4. Cukai, pembebanan terhadap barang tertentu
agar konsumsi tidak melebihi batas.

4 Bagaimana kedudukan kedudukan hukum pajak berada dalam ranah 15


hukum pajak dalam hukum hukum publik dan berdiri sendiri seperti hukum
di indonesia? tata negara, hukum administrasi dan hukum
pidana.
5 Jelaskan jenis-jenis pajak 1. Pajak Langsung, pajak yang harus dipikul 15
berdasarkan golongannya! atau ditanggung sendiri oleh Wajib Pajak
(Berikan contohnya)
dan tidak dapat dilimpahkan atau dibebankan
kepada orang lain atau pihak lain. Contoh :
pajak penghasilan
2. Pajak Tidak Langsung, pajak yang pada
akhirnya dapat dibebankan atau dilimpahkan
kepada orang lain atau pihak ketiga. Contoh :
pajak langsung
6 Jelaskan secara singkat Dalam pemungutan pajak dibagi menjadi 3 20
bagaimana pemungutan sistem:
pajak! Dan berikan ilustrasi 1. Official assesment sistem, pajak dipungut oleh
tarif pajaknya. pemerintah.
2. Self assement sistem, pajak yang di pungut
dan disetor langsung oleh wajib pajak secara
langsung.
3. With holding sistem, pajak yang
pemungutannya di lakukan oleh pihak ke 3 atas
persetujuan wajib pajak.
Ilustrasi tarif pajak dengan menggunakan tarif
progresif:
Rp. 0 sampai 50 jt, tarif pajak 5%
Rp 50 jt sampai 200 jt, tarif pajak 15%
Rp > 200jt, tarif pajak 25%

PEDOMAN PENSKORAN

Skor Penilaian
 Skor maksimal jika siswa mampu menjawab dengan benar (sesuai dengan konsep)
 Skor setengah dari skor maksimal jika siswa mampu menjawab namun tidak sesuai dengan
konsep
 Skor 0 jika siswa tidak menjawab

Nilai = skor perolehan/skor maksimal x 100


Lampiran 5: Penilaian Keterampilan
KISI-KISI PENILAIAN KINERJA

Nama Sekolah : SMK


Kelas/Semester : XI / 1
Tahun Pelajaran : 2019/2020
Paket Keahlian : Akuntansi dan Lembaga Keuangan
Mata Pelajaran : Administrasi Pajak
Kompetensi Dasar : 4.1. Mengelompokkan jenis-jenis pajak dan tata cara
perpajakan

No Kompetensi Dasar Materi Indikator Penilaian


Jenis-jenis Pajak 1. Dapat
mengidentifikasi
jenis-jenis pajak
sesuai dengan
ketentuan Dirjen
pajak. Hasil
2. Mampu menentukan
Mengidentifikasi dan
jenis-jenis pajak dan
mengelompokkan
1 contoh pajak yang
jenis-jenis pajak dan
sesuai dengan jenis
tata cara perpajakan
pajaknya.
Tata cara 1. Dapat membuat
perpajakan ilustrasi sederhana
tata cara perpajakan
Hasil
yang sesuai dengan
ketentuan Dirjen
pajak.
RUBRIK PENSKORAN PRODUK

Nama Sekolah : SMK N


Kelas/Semester : XI/1
Tahun Pelajaran : 2019/2020
Mata Pelajaran : Administrasi Pajak
Nama Peserta Didik :
Kelas :

Petunjuk: Berilah tanda (√) pada kolom skor

Skor
No Komponen/Sub Komponen
1 2 5
1 Teknis (Skor Maksimal 10)
Kesesuaian contoh pajak yang disajikan dengan jenis
pajaknya
Kesesuaian ilustrasi yang disajikan dengan tata cara
perpajakan yang sesuai ketentuan Dirjen pajak
2 Estetis (Skor Maksimal 4)
Kerapian
Keterbacaaan
3 Waktu (Skor Maksimal 4)
Ketepatan waktu kerja

Penilaian produk
Teknis Estetis Waktu Total
Skor Perolehan
Skor Maksimal
Bobot 50 25 25 100
Total

Keterangan:
- Bobot total wajib : 100
- Cara penghitungan
Nilai total = ∑ (skor perolehan/skor maksimal x bobot)
Lampiran 6: Pembelajaran Remidial dan Pengayaan

PROGRAM PERBAIKAN DAN PENGAYAAN

Nama Sekolah : SMK


Kelas/Semester : XI/1
Tahun Pelajaran : 2019/2020
Mata Pelajaran : Administrasi Pajak
1. Program Perbaikan
1.1. Sasaran Perbaikan : Siswa yang memperoleh nilai kurang dari 75
1.2. Bentuk Perbaikan : Tes perbaikan
1.3. Jenis Perbaikan : Individu
1.4. Kompetensi Dasar/Materi Pokok : Jenis-jenis pajak dan tata cara perpajakan
1.5. Proses Perbaikan : Peserta didik diberi kesempatan untuk
mengerjakan kembali soal yang telah disesuaikan dengan kompetensi peserta didik.
2. Program Pengayaan
2.1. Sasaran Pengayaan : Siswa yang memperoleh nilai diatas 75
2.2. Bentuk Pengayaan : Belajar mandiri dengan pemberian tugas
pengayaan untuk dikerjakan
2.3. Jenis Pengayaan : Individu
PELAKSANAAN PERBAIKAN PENGAYAAN

Mata Pelajaran : Administrasi Pajak


Kompetensi Dasar/Materi Pokok : Jenis-jenis dan tata cara perpajakan
Kelas/Semester : XI/1
Tanggal :

PERBAIKAN
Nilai
Nama Tanggal Hasil Bentuk
Nomor Sebelum Keterangan
Siswa Perbaikan Perbaikan Perbaikan
Perbaikan

Dst…

PENGAYAAN
Nilai
Nama Tanggal Hasil Bentuk
Nomor Sebelum Keterangan
Siswa Pengayaan Pengayaan Pengayaan
Pengayaan

Dst…
SOAL REMIDIAL

Nama Sekolah : SMK


Kelas/Semester : XII / Ganjil
Tahun Pelajaran : 2019/2020
Paket Keahlian : Akuntansi
Mata Pelajaran : Administrasi Pajak
Penilaian : Remidial
Jenis Soal : Subyektif

SOAL REMIDIAL

No Soal Penyelesaian
1 Apa yang anda ketahui tentang pajak ? Iuran kepada Negara (yang dapat
dipaksakan) yang terutang oleh
yang wajib membayarnya menurut
peraturan-peraturan dan tidak
mendapatkan prestasi-prestasi
kembali yang secara langsung dapat
ditunjuk
2 Mengapa seseorang perlu membayar pajak? Karena pajak merupakan salah satu
sumber utama pendapatan negara,
sehingga apabila tidak ada yang
membayar pajak maka akan
berdampak terhadap perkembangan
negara tersebut, karena pajak
digunakan untuk keperluan rumah
tangga negara yang salah satunya
adalah pembangunan.
3 Mengapa retribusi tidak termasuk jenis pajak? Karena retribusi memiliki sedikit
perbedaan pajak, dimana apabila
pajak kita mendapat imbal balik
secara tidak langsung sedangkan
retribusi kita mendapat imbal balik
(bisa jasa) secara langsung
4 Jelaskan pajak menurut golongannya! a. Pajak Langsung
Adalah pajak yang harus
dipikul atau ditanggung sendiri
oleh Wajib Pajak dan tidak
dapat dilimpahkan atau
dibebankan kepada orang lain
atau pihak lain.
b. Pajak Tidak Langsung
Adalah pajak yang pada
akhirnya dapat dibebankan atau
dilimpahkan kepada orang lain
atau pihak ketiga
5 Apa yang kamu ketahui mengenai official Suatu sistem pemungutan pajak
assessment system? yang memberi kewenangan
aparatur perpajakan untuk
menentukan sendiri jumlah pajak
yang terutang setiap tahunnya
sesuai dengan ketentuan Undang-
undang Perpajakan yang berlaku.
Dalam sistem ini, inisiatif dan
kegiatan menghitung serta
memungut pajak sepenuhnya
berada di tangan para aparatur
perpajakan.
SOAL PENGAYAAN

Nama Sekolah : SMK


Kelas/Semester : XII / Ganjil
Tahun Pelajaran : 2019/2020
Paket Keahlian : Akuntansi
Mata Pelajaran : Administrasi Pajak
Penilaian : Pengayaan
Jenis Soal : Subyektif

No Soal Pembahasan
1 Bagaimana kedudukan hukum
pajak? Jelaskan beserta gambar
skema!

Dalam skema tampak  kedudukan hukum pajak berada


dalam ranah hukum publik dan berdiri sendiri seperti
hukum tata negara, hukum administrasi dan hukum
pidana. Akan tetapi, ada pendapat lain (Santoso
Brotodiharjo) yang menyatakan bahwa hukum pajak
termasuk kedalam kategori anak Hukum Administrasi.
Walaupun demikian hukum pajak memiliki tugas yang
sifatnya berbeda dengan hukum adminsitrasi, hukum
pajak juga memiliki tata tertib dan istilah-istilah
tersendiri dalam teknisnya. Sehingga, pantaslah jika
hukum pajak berdiri sendiri seperti hukum administrasi.

Anda mungkin juga menyukai