Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Judul Karya

Rancangan karya yang diajukan ini berjudul “Jolo Keciklah Tunggal”. Kata

“Jolo” diadopsi dari nama kesenian tradisional rakyat yang terdapat di Dusun

Tanjung, Kabupaten Muaro Jambi. Jolo sendiri berarti pantun yang dinyanyian atau

disenandungkan. Kata “Keciklah Tunggal” dimaknai sebagai penafsiran terhadap

pengalaman empiris pengkarya sebagai anak tunggal dalam menjalani dan

menghadapi dinamika kehidupan. Adapun akhiran “lah” digunakan sebagai

penekanan. Berdasarkan kedua unsur kata di atas, penggarapan komposisi musik

berjudul “Jolo Keciklah Tunggal” mengandung pengertian, yaitu ungkapan atau

curahan hati pengkarya melalui pantun yang dinandungkan (disenandungkan)

menceritakan tanggung jawab, harapan orang tua, dan perjalanan hidup yang

pengkarya lalui sebagai anak tunggal. Persoalan kehiduupan yang bersifat non

musikal ini diekspresikan melalui garapan musik dalam bentuk suatu komposisi

berbasis secara material musik pada aspek musikologis kesenian tradisional

“Senandung Jolo”. Namun dalam pengolahannya terbuka kemungkinan menggarap

aspek-aspek musikal lainnya sebagai perluasan ekspresi. Demikian pengertian yang

terkandung dalam judul “Jolo Keciklah Tunggal”.

1.2 Latar Belakang Penciptaan

Seni musik sebagai hasil cipta rasa, dan karsa manusia menjadi karya budaya

yang bernilai estetis. Musik di tengah masyarakat memiliki arti yang khas jika

dibandingkan dengan seni yang lain. Diamati dari segi komunikasi, musik sangat

efektif dalam penyebarluasan gagasan.1 Di sisi lain, musik juga sebagai media

1
P. Ance Panggabean, Proses Penciptaan Dalam Pengalaman Diri, (Medan: Universitas
Sumatra Utara, 2006), h.1.
ekspresi budaya yang memberikan peluang untuk menyampaikan nilai estetis dari

sebuah kreativitas. Semua bisa diungkapkan baik keadaan emosi, maupun keadaan

lingkungan seperti keramaian dan kesunyian. Setiap komponis memiliki potensi diri

yang berharga demi menciptakan suatu karya musik.2 Dalam penciptaan komposisi

musik, diperlukan pengalaman yang pernah dirasakan langsung oleh pengkarya,

pengalaman yang dimaksud bertujuan agar karya tersebut dapat dirasakan oleh

penonton.

Komposisi musik “Jolo Keciklah Tunggal” adalah reinterpretasi pengkarya

terhadap kejadian dimasa lalu atas kehidupan pengkarya. Karya ini digarap mewakili

fenomena permasalahan kehidupan yang pengkarya rasakan selama hidup.

Pengalaman empiris pengkarya mengenai harapan yang diberikan orang tua terhadap

anaknya. Tentunya setiap orang tua memiliki harapan yang berbeda-beda dengan

cara yang berbeda pula dengan tujuan mengharapkan hasil yang baik untuk dimasa

depan, sehingga harapan dari orang tua dengan apa yang telah dirasakan sang anak

pada saat ini menjadi suatu proses yang sangat menarik untuk diwujudkan ke dalam

sebuah komposisi musik. Sebagai seorang anak tunggal pengkarya merasa menjadi

tumpuan harapan orang tua. Semangat dan harapan inilah yang membuat pengkarya

mencoba dan selalu berupaya semaksimal mungkin untuk selalu membanggakan

kedua orang tua, walaupun upaya tersebut memiliki banyak lika-liku yang menjadi

rintangan.

Ada beberapa pandangan yang positif dan negatif bagi orang-orang mengenai

posisi silsilah dalam keturunan (bersaudara) yakni anak sulung, anak tengah dan

anak bungsu. Bagi kebanyakan orang memiliki pandangan negatif bahwasanya anak

tunggal adalah anak yang berperilaku manja dan selalu bertumpu atau bergantung

kepada kedua orang tuanya, bahkan sampai anak tersebut tumbuh dewasa. Dalam hal

2
Ibid.
lain, ada juga yang berpandangan bahwasanya anak tunggal tidak selalu identik

dengan kata manja, tetetapi dapat tumbuh dewasa dengan perilaku yang jauh lebih

baik jika dibandingkan dengan anak-anak yang memiliki saudara. Hal tersebut

tentunya tidak terlepas dari hasil didikan kedua orang tua serta dukungan lingkungan

di sekitarnya.

Anak tunggal menjadi pusat perhatian saat di rumah dan menjadi prioritas

orangtua. Anak tunggal justru lebih menghargai pemberian orangtua dan berjuang

keras atas apa yang dilakukan orangtua kepadanya. Perilaku ini menuntut dirinya

untuk tidak mengecewakan kedua orangtuanya dan berusaha bertanggung jawab

terhadap harapan yang diberikan kepadanya. Dalam hal ini terdapat suka duka yang

komposer rasakan yaitu diantaranya kasih sayang orang tua tidak terbagi-bagi, dan

dukanya adalah merasa sepi. Karena mereka terbiasa sendiri dan hanya bersama

orang tua yang memiliki pemikiran lebih jauh keatas dan sulit untuk disamakan.

Anak tunggal cenderung sering berpikir solusi dan masalah sendiri.3 Setelah beranjak

dewasa pengkarya sadar akan pengorbanan kedua orangtua dalam membesarkan

ataupun dalam memenuhi kebutuhan anaknya. Dengan ini, pengkarya

mengekspresikan pengalaman empiris kedalam karya seni musik yang berlandaskan

kesenian senandung jolo. Dalam penciptaan karya musik, diperlukan pengalaman

yang pernah dirasakan langsung oleh pengkarya. pengalaman yang dimaksud

bertujuan agar karya tersebut dapat dirasakan oleh penonton.

1.2.1 Ide Penciptaan

Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan sebagai bentuk ungkapan

atau ekspresi keindahan. Setiap karya seni biasanya berawal dari ide atau gagasan

ragam pengalaman. Ide-ide itu bisa datang dari diri sendiri, dari perjalanan, dari

3
Tiffany, 17 Fakta Kepribadian Anak Tunggal, (dosenpsikologi.com): (2018)
dalam kesunyian malam hari, atau dari suara apa saja yang pengkarya dengar. 4

Menurut Ditley, karya seni yang agung adalah yang otentik, yaitu mengungkapkan

kehidupan. Dalam arti ini Hermeneutik Ditley tidak sekedar menafsirkan teks

tertulis, melainkan juga karya seni sebagai penyingkapan kehidupan.5 Gagasan

tersebut terungkap dalam suatu wujud karya seni sesuai dengan media atau sarana

yang digunakan oleh seorang seniman dalam berkarya. Dalam seni musik, unsur-

unsur seperti bunyi, suara atau nada adalah media yang digunakan dalam

mengekspresikan ide-ide musikalnya. Bunyi yang dimaksud adalah keseluruhan

bunyi termasuk bunyi benda atau bunyi suara alam yang digunakan dengan sengaja

untuk mewujudkan sebuah ide dengan upaya menggambarkan suasana tertentu dalam

sebuah komposisi musik. Oleh karena itu penggarapan komposisi musik ini,

diwujudkan dari ide berupa pengalaman kehidupan pengkarya yang berlatar pada

kesenian tradisional “Senandung Jolo”, baik secara unsur musikal maupun unsur

Non-musikal yang terdapat pada kesenian “Senandung Jolo”.

“Senandung” adalah nyanyian, sedangkan “Jolo” adalah pantun yang

digunakan dalam pertunjukan untuk menyampaikan pesan. “Senandung Jolo” adalah

salah satu bentuk musik tradisi yang berinteraksi antara instrumen dan vokal berupa

nyanyian dengan menggunakan syair dan pantun, biasanya syair dan pantun tersebut

dibawakan melalui nyanyian yang dilakukan secara berbalas-balasan. Syair dan

pantun tersebut berisi sindiran, curahan hati seseorang, pujian dan nasehat. Pantun

yang dinyanyikan secara spontan, dan syair pantun tersebut dinyanyikan tergantung

situasi dan suasana tema yang dibawakan pun bisa berubah-ubah sesuai kebutuhan

dan konteks pertunjukannya. Berdasarkan makna yang terkandung dalam teks

4
P. Ance Panggabean, Proses Penciptaan Dalam Pengalaman Diri (, (Medan: Universitas
Sumatra Utara,2006) h.4.
5
Lih. Richard E. Palmer, Hermeneutics Interpretetion Theory in Schlermacher, Ditley
Heldegger and Gadamer, Northwestern University Press, Evanston, 1969, h.113-114.
“Senandung Jolo” inilah pengkarya mencoba menginterpretasikan dari apa yang

pengkarya rasakan (pengalaman dalam hidup sebagai anak tunggal).

Awalnya kesenian “Senandung Jolo” ini dilaksanakan pada saat masyarakat

sedang melakukan aktivitasnya diladang dengan cara bersenandung sambil memukul

beberapa bilah kayu yang dihamparkan diatas kedua kaki dengan posisi kedua kaki

menjulur. Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), kesenian

“Senandung Jolo” mengalami perubahan seperti bentuk penyajian ataupun

penambahan alat-alat musik lainnya seperti Gendang dan Gong.

Berikut ini adalah salah satu teks pantun yang dinyanyikan secara

spontan ketika melakukan sesi wawancara terhadap pelaku seni:

Dinandung
Nandunglah sayang

Baru baru jerub di baru


Beru sekaliii dek oy

Baru baru jerub di lah baru dek oy


Beru sekali lah dek oy besuo kitoo

Adek la baru nian kini dek oy


Adeklah baru oy senandung jolo

Baru sekali baru sekali datuk raso lah tuan nak betatap sepanjang muko
Adeklah baru nian kini dek oy adeklah baruu oy senandung jolo
Lah baru lah sekali baru sekali datuk raso lah tuan becakap lah sepanjang muko

Dalam Bahasa Indonesia yakni:

Dinandung
bersenandunglah sayang

baru baru cukuplah baru


baru sekali dik oy

baru baru cukuplah baru adik oy


baru sekali lah dik kita bertemu

adiklah baru sekali sekarang dik oy


adiklah baru senandung jolo

baru sekali datuk rasa tuan sudah mau bertatap muka


adiklah baru sekali sekarang dik oy adiklah baru oy senandung jolo
lah baru lah sekali datuk rasa lah tuan bicara sepanjang waktu

Garapan “Jolo Keciklah Tunggal” ini adalah reinterpretasi cerita dan narasi

dari pemikiran-pemikiran dan pengalaman subjektif pengkarya dalam menjalani

hidup sebagai anak tunggal dan di wujudkan dalam bentuk musik tiga bagian

dimainkan dengan format ensamble campuran. Kerangka tersebut mengacu pada

bentuk lagu tiga bagian. lagu tiga bagian adalah bentuk-bentuk yang memiliki

pernyataan, keberangkatan, dan pernyataan kembali (statement-departure-

restatement) disebut ternary.6

Karya Jolo keciklah Tunggal mengandung unsur cerita yang disampaikan

melalui pantun yang nantinya dinyanyikan pada setiap bagiannya. Adapun isi cerita

pada pantun pada bagian I akan menjelaskan sebagaimana sejak kecil pengkarya

belum memiliki beban akan harapan kedua orangtuanya. Yang ada di pikiran seorang

anak hanyalah bermain. Pada bagian II dalam proses perjalanan hidup beranjak

dewasa, pengkarya mengalami suatu beban akan tanggung jawab yang besar atas

harapan yang diinginkan oleh kedua orang tua.Sehingga pengkarya merasakan beban

akan tanggungan harapan tersebut yang mana secara tidak langsung pengkarya

menganggap itu adalah masalah yang harus dijalani dengan harapan untuk tidak

mengecewakan kedua orangtuanya. Pada bagian III berisi keyakinan pengkarya

untuk berjuang keras dan berusaha demi mencapai suatu harapan yang diinginkan

oleh kedua orangtuanya dengan tidak mengecewakan mereka. Sehingga dituangkan

dalam wujud karya seni musik, sama halnya dengan kesenian tradisi “Senandung

Jolo” yang mana maksud dari pantun yang dilantunkan adalah isi curahan hati atau

ungkapan perasaan penyair yang di sampaikan dengan cara bersenandung.

6
Leon Stein, Structure & Style; The Study and Analysis of Musical Form”, (Princeton,
Summy-Bichard Music; 1979)h.88
1.2.2 Dasar Penciptaan

Dalam penggarapan komposisi ini tentunya tidak terlepas dari penyampaian

ide secara Non-musikal atau dalam bentuk komposisi yang lazim disebut sebagai

musik programa. Pada hakekatnya musik programa adalah suatu peristiwa, cerita,

situasi yang diungkapkan melalui sarana musik sehingga terciptalah asosiasi kepada

peristiwa yang diangkat saat musik dibunyikan7. Musik programa termasuk dalam

kategori Free Form atau komposisi bentuk bebas. Tidak ada aturan atau teknik

penulisan yang baku, karena bagian-bagian dari keseluruhan komposisi berdasarkan

sebuah cerita atau narasi. Musik programa memiliki perbedaan dengan musik.

Pada dasarnya Senandung Jolo adalah sastra tutur dalam bentuk pantun yang

dinyanyikan karna dalam teks nyanyian senandung jolo di dominasi oleh syair,

pantun, gurindam dan hakikat. Senandung Jolo juga dapat dikatagorikan sebagai

Puisi lama, karna mengandung sebagian daripada kebudayaan lama yang

dipancarkan oleh masyarakatnya.8

Secara musikal, material yang terdapat pada kesenian tradisi “Senandung Jolo”

atau unsur-unsur musikal dari kesenian tersebut, seperti: nada, ritme, dan melodi

dijadikan sebagai dasar penciptaan dalam penggarapan komposisi “Jolo Keciklah

Tunggal”, yang kemudian diolah kembali untuk kemudian dijadikan sebagai materi

musikal. Adapun bentuk musik dari kesenian tradisi “Senandung Jolo” yang telah

ditranskripsi kedalam bentuk notasi balok adalah sebagai berikut:

7
Rhoderick J. McNeill, Sejarah Musik 2, (Jakarta: Gunung Mulia, 2000), h.116.
8
Sumaryanto, Mengenal Pantun Dan Syair, (Semarang: PT Sindur Press,2010) h.3
Gambar 1. 1 Transkripsi Full Score “Senandung Jolo”.

Berdasarkan hasil pengamatan dan hasil analisa yang dilakukan terhadap

bentuk notasi dari melodi vokal “Senandung Jolo” terdapat beberapa unsur-unsur

musikal seperti: Skala nada (susunan nada), tempo, figur (motif), teknik vokal

(instrumentasi), dan unsur-unsur lainnya yang menjadi ciri khas pada melodi vokal

“Senandung Jolo” (lompatan jarak interval nada). Berikut ini penjelasan dari unsur-

unsur musikal yang terdapat pada kesenian tradisi “Senandung Jolo”:

a) Skala nada (susunan nada)

 Vokal
Susunan nada yang terdapat pada vokal yang telah di transkip

pengkarya kedalam notasi yaitu : Bb – C – Eb – F – G – Ab.

Gambar 1. 2 Susunan nada vokal “Senandung Jolo”.

 Gambang (Kelintang)

Susunan nada yang terdapat pada melodi Gambang (Kelintang) yang

telah di transkip pengkarya kedalam notasi adalah: A – Bb – D – F.

Gambar 1. 3 Susunan nada gambang (kelintang) “Senandung Jolo”.

 Gendang

Warna bunyi yang terdapat pada instrumen gendang yaitu garis pranada

1: dung, garis pranada 2: Ding, garis pranada 3: tak.

Gambar 1. 4 Warna bunyi yang terdapat pada instrumen gendang “Senandung Jolo”.

b) Tempo

Penggunaan meter (tempo) yang terdapat pada senandung jolo ada dua yakni:

120 (Allegro) dan 60 (Larghetto).


Gambar 1. 5 Penggunaan tempo “Senandung Jolo”

c) Tanda Birama (Sukat)

Ada 2 tanda birama yang digunakan pada musik tradisi senandung jolo yaitu

4/4 dan 2/4.

Gambar 1. 6 Penggunaan tanda birama “Senandung Jolo”.

d) Figur (motif)

 Melodi Vokal
Gambar 1. 7 Penggunaan tanda birama “Senandung Jolo”

 Ritmis Perkusi (Gendang)

Gambar 1. 8 Penggunaan tanda birama “Senandung Jolo”.

 Ritmis Melodis Perkusi (Gambang).

Gambar 1. 9 Figur-Motif pada vokal “Senandung Jolo”.

e) Teknik Instrumentasi

Dalam kesenian senandung jolo terdapat teknik vokal yang menjadi ciri

khas kesenian tersebut adalah teknik glissando dengan lompatan interval

tertentu.
Gambar 1. 10 Tehnik “Glissando” pada vokal “Senandung Jolo”.

f) Interval (jarak nada ke-nada)

Penggunaan jarak interval nada yang terdapat pada melodi vokal senandung

jolo yaitu: m2 – M2 – m3 – P1 – P4

Gambar 1. 11 Lompatan interval nada pada vokal “Senandung Jolo”.

a) Bentuk frase (Frase-irreguller)

Penggunaan frase yang digunakan pada senandung jolo tergolong frase

irreguler, hal ini dikarenakan jumlah birama dalam setiap frase berjumlah ganjil:

frase A - Iringan (jumlah birama 5 birama) dan Frase B – melodi vokal (jumlah

birama 7 birama)
Gambar 1. 12 Bentuk Frase Irreguller pola gendang “Senandung Jolo”.

1.3 Tujuan Penciptaan

Karya ini diciptakan bertujuan untuk:

3. Mewujudkan komposisi musik yang berangkat dari kesenian tradisi

“Senandung Jolo”.

4. Menginterpretasikan pesan moral yang pengkarya buat melalui karya “Jolo

Keciklah Tunggal”.

5. Mengembangkan unsur-unsur musikal yang terdapat pada kesenian

“Senandung Jolo” menggunakan pendekatan musik programa.

1.4 Manfaat Penciptaan

1. Meningkatkan kepekaan dan pengalaman pengkarya dalam berkarya.

2. Menjadi referensi atau rujukan untuk penciptaan karya musik selanjutnya

yang lebih kreatif dan inovatif.

3. Sebagai kontribusi pengkarya terhadap ilmu pendidikan dalam bidang

komposisi musik.
1.5 Kajian Pustaka

1.5.1 Sumber Ilmiah.

Buku dan jurnal ilmu musik sangat membantu pengkarya dalam proses

penciptaan karya musik yang dijadikan sebagai landasan teori, sehingga tidak

melenceng dari teknik-teknik yang telah ada atau telah baku. Adapun buku dan jurnal

yang digunakan adalah:

Buku karya Jurgen Trabaut, berjudul Elemente der Semiotik, terjemahan Sally

Pattinasarany “Dasar-dasar Semiotik”. Buku ini menjelaskan teori tanda yang

bersifat logis dan komunikasi melalui tanda. Tanda bukan dilihat berdasarkan

perannya dalam masyarakat, melainkan berdasarkan perannya dalam ilmu

pengetahuan.9 Dalam hal ini pengkarya menerapkan tanda pada syair sebagai sarana

komunikasi komposisi musik yang digarap agar cerita yang dinyanyikan sampai pada

pendengarnya.

Buku P. Anca Panggabean berjudul Proses Penciptaan Dalam Pengalaman

Diri (2006). Buku ini menjelaskan cara membaca fenomena, menemukan gagasan

dan tema, berimajinasi musikal, bereksperimen. Dalam hal ini pengkarya

menggunakan metodenya untuk menciptakan komposisi musik dalam bereksperimen

dan menemukan gagasan tema pada musik yang digarap yaitu “Jolo Keciklah

Tunggal”.

Pada buku Hugh M. Miller yang berjudul “Introducing to music a guide good

listening” terjemahan Drs Triyono Bramantyo PS. Buku ini berisi panduan ke

berbagai tipe informasi mengenai musik, seperti teknik kannon dalam menciptakan

komposisi musik dan jenis-jenis musik programa. Salah satunya musik programa

naratif. Pada buku ini menambah pengetahuan pengkarya dan menjadikan musik

Programa naratif sebagai referensi pengkarya dalam menciptakan komposisi musik.

9
Jurgen Trabaut, Dasar-dasar Semiotik, (Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan
Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, tahun1996.h. 9)
1.5.2 Sumber Audio Visual

Selain rujukan berupa buku, laporan, dan jurnal tentang ilmu musik,

pengkarya juga mempelajari beberapa karya musik yang berhubungan dengan musik

komposisi yang dibuat. Sumber tersebut adalah sebagai berikut:

Simfoni No.6 ’Pastoral’ karya Beethoven berdurasi 42 menit. Karya ini

memiliki empat movement yang menggambarkan perasaan Beethoven saat tiba di

suatu pedalaman dengan bermacam musim yaitu musim semi, musim panas, musim

gugur, dan musim dingin. Karya ini menjadi daya Tarik pengkarya dalam mengatur

dinamika karya yang dibuat. Agar karya yang dibuat menjadi lebih ekspresif (lebih

menonjolkan emosi dan perasaan).

Video Dokumentasi Kesenian Tradisional Senandung Jolo terhadap pelaku

kesenian Senandung Jolo yaitu Wak Degum, dan Wak Zudi. Dalam cuplikan video

tersebut berisikan nandungan pelaku menyambut pengkarya datang dengan

menggunakan alat musik gambang dan gendang. Video ini diambil pada tanggal

pada tanggal 11 April 2021. Video dokumentasi ini sangat penting bagi pengkarya

terutama karakter dan syair yang menjadi dasar komposisi musik “Jolo Keciklah

Tunggal”.

Video karya musik Johann Strauss yang berjudul Voice of Spring

(Frühlingsstimmen) - Walzer, Op. 410 berdurasi tujuh menit. Voice of spring ditulis

dengan memasukkan juga solo sopran, dinyanyikan oleh Bianca Bianchi sejaman

dengan Johann Strauss II. Voice of Spring dibuka dengan introduksi yang tegas, hal

ini ditandai dengan melodi yang dimainkan secara bersama-sama oleh flute, oboe,

clarinet, fagot, trumpet, dan semua instrument gesek selama lima birama. Karya ini

menjadi reverensi pengkarya untuk menentukan dinamika sehingga kesan tegas

dominan pada bagian II.

Karya Tchaikovsky: Hamlet Overture-Fantasia OP. 67 berdurasi 19 menit.

Adapun bentuk musik baku musik ini memiliki eksposisi, pengembangan dan
rekapitulasi. Karya ini menjadi referensi pengkarya dalam menciptakan introduksi,

dan bentuk musik yang baku pada setiap bagian pada karya yang diciptakan dengan

menggunakan motif yang terdapat pada kesenian Senandung Jolo.

Anda mungkin juga menyukai