Anda di halaman 1dari 3

‫الجملة الفعلية‬

Apabila kalimat dimulai dengan fi`l maka dapat dikatakan jumlah


tersebut adalah jumlah fi`liyah. Dan jumlah fi`liah itu terdiri dari unsur
utama fi`l dan fa`il atau fi`l dan naib fa`il Setiap fi`l pasti ada fa`ilnya
apabila fi`l tersebut bina ma`lum atau kata kerja aktif dan apabila fi`lnya
bina majhul atau kata kerja pasif maka jumlah fi`liyahnya terdiri dari fi`l
dan naib fa`il. Perhatikan ah contoh contoh berikut ini:

َ ‫ب أَح َم ُد ال ّد‬
‫رس‬ َ ‫َك َت‬ .1
َ ‫َيدرُ سُ َعلِي الُّ َلغ َة‬
‫الع َر ِب َّي َة‬ .2
‫رأن لَيلا‬ َ ُ‫أت الق‬ ُ ‫َق َر‬ .3
‫لم َيلِد ولم يُولَد‬ .4
‫ك‬َ ‫ب الرِّ َسالَ َة ِِل ُ ِّم‬ِ ‫أ ُك ُت‬ .5
‫ك الّذِي َخلَ َق‬ َ ‫اسم َر ِّب‬
ِ ‫إقرأ ِب‬ َ .6

Kalimat-kalimat diatas menununjukkan jumlah fi`liyah yakni kalimat terdiri dari


fi`l an fa`il. Kata yang digaris bawahi adalah kata yang menunjukkan fi`l. Pada
contoh 1 kata kataba menunjukkan fiil madi dan kata Ahmadu sebagai fail atau
pelaku. Demikian juga untuk contoh 2 kata yadrusu adalah fi`l mudhari` dan
kata sesudahnya Ali menjadi fail.

Pada contoh 3 kata qara’tu teridiri dari fi`l dan fail karena dhamir tu pada kata
tersebut menunjukkan fa`il, Jadi pad kalimat ini yang menjadi fail adalah ism
dhamir muttasil (ism yang bersambung dengan kata yang lain)

Pada contoh 4 fi`l yalid didahului oleh kuruf lam. Dalam contoh ini yang
melakukan pekerjaan tidak disebutkan sehingga failnya tidak terlihat. Dalam
kalimat ini disebut bahwa failnya dhamir mustatir (tersembunyi). Hal ini
diketahui dengan bentuk pola fiil tersebut adalah untuk huwa, sehingga dalam
hal ini disebutlah failnya dhamir mustatir taqdirnya huwa (dia lk). Tentu kaian
masih ingat dengan wazan fi`l madi, mudhari` dan amar.

Catatan: fi`l boleh didahului oleh huruf dan tetap diebut dengan jumlah fi`liyah, karena huruf boleh jadi
mendahului fi`l dan boleh juga mendahului ism. Namun apabila fiil didahului oleh ism maka tidak lagi
disebut dengan jumlah fi`liyah tetapi jumlah ismiyah.
Pada contoh 5 dan 6 adalh fiilamar. Pada fi`l amar juga didak terlihat failnya
atau pelaku dari pekerjaan terebut. Untuk fiil amar yang pelakunya adalh anta
maka tida terlihat atau mustatir takdirnya anta karena bentuk kata kerja
tersebut adlah untuk anta. Oleh karena itu dikatakanlah failnya dhamir
mustatir takdienya anta.

Sekarang perhatikan lah kalimat kalimat berikut. Setiak kalimat tersebut


memiliki fi`i dan fail. Coba tunjukkanmana f`l dan failnya.

ِ ‫هل ال ِك َتا‬
‫ب‬ ِ َ‫قالت َّطا ِئ َف ٌة مِن ا‬ .1
‫مس‬ِ َ‫الس َم َك ا‬ َ ‫ا َك َل ال ِق ُّط‬ .2
‫اإلتس إلَّ لِ َيع ُب َد ِن‬
ِ ‫قت ال ِجنَّ َو‬ ُ َ‫و َما َخل‬ .3
َ ‫ثم َردَد َناهُ فيِ أَس َف َل َسا ِفل‬
‫ِين‬ .4
‫ج ِيم‬ِ َّ‫ان الر‬ ِ ‫ُوذ باهللِ م َِن ال َّشي َط‬ ُ ‫أَع‬ .5
‫َبن َتشِ رُ فبروسُ كرونا في ال َعالَ ِم‬ .6
َ ‫جزي للا ُ ال َّشاك ِِر‬
‫ين‬ ِ ‫َس َي‬ .7
َ ِ‫َيس َتبش‬
ِ‫رُون ِبنِع َم ِة للا‬ .8
‫بل للاِ َج ِمي اعا‬ ِ ‫َواع َتصِ ُموا بِ َح‬ .9
‫يت فيِ ال َمس ِج ِد‬ ُ َّ‫صل‬َ

Selain yang tersusun dari fi`l dan fa`il jumlah ismiyah juga ada yang
tersusun dari fi`l dan naib fa`il. Kalimat seperti ini akan dijumpai dalam
kalimat yang kata kerjanya kata kerja passif atau fi`l bina majhul
Contohnya:

ُُُ‫ فُ ِت َح الباب‬.1
ُُ‫ب َعلَي ُك ُم الصُيُام‬
َ ‫ ُك ِت‬.2
َ ُ‫ ُخل َِق اإلنسان‬.3
‫ض ِعيافا‬

Pada contoh kalimat diatas kata yang digaris bawahi menunjukkan fi`l bina
majhul sedangkan kata Yang bercetk tebal menunjukkan naib fa`il. Perbedaan
fil`ma`lum dan majhul adalah harkat huruf pertama dalam fi`l majhul selalu
dhammah sedangkna harkat huruf sebelum akhir adalah kasrah dalam fi`l
madi seperti contoh dan fathah sebelum akhir kalau dalam fi`l mudhari`.

Anda mungkin juga menyukai