Dosen pembimbing :
Disusun Oleh :
Semesester 1 Reguler
1. Gelas ukur
A. Prinsip
Mengukur cairan secara tidak teliti dan tidak masuk dalam perhitungan.
Dapat digunakan untuk merendam pipet dalam asam pencuci Gelas ukur
yang dilengkapi dengan tutup asah digunakan untuk melarutkan zat
hingga volume tertentu.
B. Dasar teori
Gelas ukur adalah alat untuk mengukur volume suatu larutan, bentuk nya
silinder dan memiliki skala volume di sepanjang bagian tubuh gelas yang
menjadi penanda jumlah cairan yang terukur.
C. Gambar alat
2. Labu ukur
A. Prinsip
Labu ukur memiliki ketelitian tinggi sehingga sering digunakan untuk mengukur
larutan secara teliti.digunakan untuk mencampurkan larutan dan tidak boleh
dipanaskan.
B. Dasar teori
Labu ukur adalah alat ukur yang memiliki leher panjang dengan diameter
yang jauh lebih kecil dari bagian badannya dan batas tanda penuh volume
nya terletak di tengah bagian leher labu
C. Cara kerja
1. Masukkan larutan ke dalam labu ukur
2. Gunakan corong pada mulut labu ukur, bisa diberi kertas sebagai
pengganjal untuk corong.
3. Letakkan corong, lalu masukkan larutan/reagen/padatan ke dalam labu
ukur ½ dari bagian bawah leher labu ukur
4. Beri larutan sampai batas yang tertera di leher labu ukur, hal yang
perlu diperhatikan adalah miniskus cekung yang terbentuk menandai
ketepatan batas pada garis yang ada di leher labu ukur.
5. Tambahkan bahan pengencer lain yang diperlukan sampai batas labu
ukur dengan pipet
6. Setelah itu bersihkan bagian mulut, dalam, dan luar labu ukur dengan
tisu
7. Setelah ditutup labu dibalik dan digoyangkan bagian pantat labunya
dan dibolak balik beberapa kali
D. Gambar alat
3. Pipet pasteur
A. Prinsip
Digunakan untuk menambahkan cairan tetes demi tetes hingga volume
tepat.
B. Dasar teori
Pipet pasteur adalah alat laboratorium dengan bentuk silinder panjang
dengan diameter nya kurang lebih 1 cm dan bagian ujung nya meruncing
dan pada bagian atasnya dilengkapi pipet penghisap dan pipet ini tidak
memiliki skala.
C. Cara kerja
1. Siapkan pipet, cairan yang ingin dipindakan, dan wadah misalnya
tabung reaksi
2. Masukkan ujung pipet kedalam larutan yang ingin dipindahkan sambil
dipencet karet penghisapnya, perlu diperhatikan caranya adalah
gunakan jari kelingking, manis dan tengah untuk menggenggam badan
pipet lalu jari telunjuk dan ibu jari digunakan untuk memencet karet
penghisap.
3. Lalu masukkan cairan yang ingin dipindahkan ke dalam tabung reaksi
tetes demi tetes sesuai dengan volume yang dibutuhkan
D. Gambar alat
4. Pipet volume
A. Prinsip kerja
memipet atau memindahkan volume larutan dengan teliti atau seksama.
B. Dasar teori
Alat laboratorium berbentuk silinder panjang ramping dan bagian
tengahnya terdapat gelembung dan memiliki skala volume.
C. Cara kerja
1. Siapkan pipet volume, larutan yang ingin dipindahkan, dan wadah
misalnya labu ukur
2. Pasang blub pada pipet volume, masukkan pipet volume kedalalam
larutan yang ingin dipindahkan
3. Tekan simbol S pada rubber bulb untuk menyedot cairan atau larutan
pada pipet hingga batas garis
4. Masukkan ujung pipet ke dalam wadah kosong lalu keluarkan cairan
atau larutan dengan menekan tombol E pada rubber bulb
5. Apabila semua larutan yang ada di dalam pipet sudah keluar dan
masih ada sisa sedikit di bagian ujung depan pipet, gesekkan secara
perlahan ujung pipet pada dinding wadah yang digunakan sebagai
tempat larutan.
D. Gambar alat
E. Bagian -bagian alat
1. Ujung pipet
2. Badan pipet
3. Mulut pipet ( runcing)
F. Hasil praktikum
Berdasarkan hasil praktikum pipet volume adalah alat ukur kuantitatif
memiliki ketelitian yang tinggi dan Volume larutan yang ditunjukkan
dalam pipet volume memiliki keakuratan tinggi,
G. Pembahasan
Pipet volume memiliki berbagai ukuran dari 0,5 ml sampai dengan 100 ml
ada 3 teknik untuk menggunakan pipet volume yaitu teknik lurus, teknik
dimiringkan dan blub dilepas
H. Kesimpulan
Dapat disimpulkan untuk teknik yang paling tepat adalah blub dilepas lalu
ditahan dengan tangan, merupakan alat laboratorium yang bersifat
kuantitatif sehingga perlu sangan teliti penggunaannya, hindari larutan di
dalam pipet tercecer.
5. Pipet maat
A. Prinsip kerja
Memindahkan atau memipet larutan yang ingin digunakan memiliki skala
volume sesuai yang dibutuhkan
B. Dasar teori
Alat alat laboratorium yang berbentuk silindris panjang ramping dan
bagian ujung nya merucing seperti pensil bagian atas nya digunakan untuk
memasang blub
C. Cara kerja
1. Siapkan pipet maat, larutan yang ingin dipipet dan wadah
2. Masukkan bagian ujung pipet yang runcing kedalam wadah berisi
larutan yang ingin dipindahkan
3. Tekan blub agar menghisap larutan tersebut kemudian pindahkan
larutan tersebut ke wadah yang diinginkan
4. Tekan blub perlahan untuk mengeluarkan larutan tersebut
D. Gambar alat
6. Erlenmeyer
A. Prinsip kerja
labu erlenmeyer tanpa tutup asah biasanya digunakan untuk
mencampurkan reaksi dengan kecepatan lemah dan sifat dari larutan di
dalam nya tidak mudah meguap.
B. Dasar teori
Alat laboratorium yang berbentuk seperti vas bunga dan bagian dasar nya
rata, memiliki leher serta bagian mulut erlenmeyer berbentuk lingkaran
tidak digunakan untuk menghitung volume
C. Cara kerja
1. Siapkan erlenmeyer
2. Masukkan kedalam nya larutan standart primer bisa menggunakan
3. pipet volume atau corong
D. Gambar alat
E. Bagian -bagian alat
1. Mulut erlenmeyer
2. Leher erlenmyer
3. Badan erlenmeyer
F. Hasil praktikum
Berdasarkan hasil praktikum erlenmeyer terdiri atas dua jenis yaitu yang
memiliki tutup dan tidak, erlenmeyer tanpa tutup digunakan apabila
larutan yang didalam nya tidak mudah untuk menguap dan reaksi dengan
kecepatan yang lemah, erlenmeyer memiliki ukuran dari 25 ml hingga
2000 ml
G. Pembahasan
Erlenmeyer biasa digunakan dalam proses titrasi dan fungsi lainnya bisa
dijadikan tempat perkembang biakan mikroba meskipun terdiri atas
beberapa ukuran namun erlenmeyer tidak bisa di gunakan sebagai alat
untuk mengukur volume larutan
H. Kesimpulan
Dapat disimpulkan erlenmeyer adalah alat laboratorium yang kuantitatif,
memiliki banyak fungsi Untuk mengukur dan menampung bahan-bahan
yang akan dianalisa, Untuk mencampur berbagai bahan komposisi media,
Untuk menampung zat kimia dalam bentuk cair hingga padat dan Menjadi
tempat untuk melakukan titrasi bahan dan Menjadi tempat kultivasi
mikroba dalam kultur cair bahkan dapat digunakan untuk memanaskan
larutan misalnya dalam pembuatan amilum maka dari itu terkadang
jumlah erlenmeyer di dalam laboratorium sangat banyak
7. Erlenmeyer Iod
A. Prinsip kerja
Erlenmeyer iod yang digunakan untuk mencampurkan reaksi dengan
pengocokan yang kuat.
B. Dasar teori
Alat laboratorium yang berbentuk seperti vas bunga dan bagian dasar nya
rata, memiliki leher serta bagian mulut erlenmeyer berbentuk lingkaran
memiliki tutup asah tidak digunakan untuk menghitung volume
C. Cara kerja
1. Siapkan erlenmeyer
2. Masukkan kedalam nya cairan yang dibutuhkan
D. Gambar alat
G. Pembahasan
Erlenmeyer adalah gelas yang menjadi wadah larutan bahan kimia saat
proses titrasi. Fungsi lainnya adalah untuk mengukur dan menampung
bahan-bahan yang akan di Analisa, untuk mencampur berbagai bahan,
untuk menampung zat kimia dalam bentuk cair ataupun padat, dan untuk
tempatkultivasi mikroba dalam kultur cair. Terdapat beberapa pilihan
berdasarkan volume cairan yang dapat ditampungnya yaitu 25 ml, 50 ml,
100 ml, 250 ml, 300 ml, 500 ml, 1000 ml
H. Kesimpulan
Labu iodium berfungsi untuk titrasi dengan pengocokan kuat dan
menghasilkan uap iodium yang cepat terlepas ke udara. Itulah mengapa
labu iodium dilengkapi oleh suatu piringan kaca yang digunakan untuk
menempatkan cairan/larutan atau air yang berguna untuk mengikat uap
iodiuhasil reaksi supaya tidak mudah terlepas ke udara .
8. Beaker glass
A. Prinsip kerja
Wadah larutan, skala pada badan gelas digunakan untuk mengukur larutan
secara tidak teliti.
B. Dasar teori
terbuat dari kaca . Bentuk beaker glass memiliki beberapa tipe, tinggi dan
pendek. Mempunyai kapasitas ukuran volume dari 5 ml – 6000 mL.
C. Cara kerja
1. Siapkan beaker glass
2. masukkan larutan yang di butuhkan ke dalamnya
D. gambar alat
E. Bagian -bagian alat
1. Mulut gelas
2. Badan gelas beserta skala volumenya
F. Hasil praktikum
Beaker memiliki beberapa ukuran di antaranya 5 ml, 50 ml, 100 ml
bahkan 6000 ml dan perlu diperhatikan beberapa hal yaitu Menggunakan
lap halus saat mengangkat beaker gelas dari kompor listrik dan Merendam
beaker gelas dalam aquades atau air saat menuangkan larutan asam
dengan konsentrasi tinggi.
G. Pembahasan
Beaker memiliki beberapa fungsi diantaranya sebagai tempat melarutkan
zat , Tempat memanaskan dan Menguapkan larutan / air.
H. Kesimpulan
meskipun memiliki skala volume beaker glass adalah alat ukur yang
memiliki akurasi dan ketelitian rendah.dan juga walaupun memiliki
variasi ukuran namun yang paling sering digunakan adalah ukuran 100 ml
9. Corong gelas
A. Prinsip kerja
Membantu memasukkan cairan atau larutan ke dalam wadah agar tidak
tumpah
B. Dasar teori
Alat laboratorium berbentuk kerucut dengan leher corong panjang
berdiameter lebih kecil dibanding mulut corong dan runcing, berlubang di
ujungnya sebagai tempat keluarnya larutan
C. Cara kerja
1. Siapkan corong gelas , wadah misalnya labu ukur , dan larutan yang
ingin dipindapkan
2. Letakkan corong di mulut labu ukur, gunakan kertas atau tisu sebagai
pengganjal
D. Gambar alat
12. Blub
A. Prinsip kerja
Menghisap larutan ke dalam pipet dengan memanfaatkan tekanan udara
B. Dasar teori
Terbuat dari karet untuk menghisap udara ke dalam pipet volume dan
pipet maat memiliki tiga saluran katup
C. Cara kerja
1. Siapkan pipet misalnya pipet volume
2. Pasang blub pada pipet
3. Untuk menarik cairan tekan huruf S untuk menyedot larutan
4. Lalu tekan huruf E untuk mengeluarkan larutan
5. Lepaskan dari pipet, kempiskan blub dengan menekan huruf A
D. Gambar alat
F. Hasil praktikum
Bentuk cawan petri dan tutupnya sama namun tutup cawan petri
berdiameter lebih besar dibandingkan wadahnya, meskipun cawan petri
ada yang terbuat dari plastik dan ringan, tetap tidak boleh di jadikan
wadah untuk menghitung zat padat di neraca
G. Pembahasan
Fungsi nya untuk mengembangkan mikroorganisme dan sebagai tempat
untuk mengeringkan atau menguapkan bahan kimia
H. Kesimpulan
Dapat disimpulkan cawan petri yang lebih sering digunakan adalah yang
material nya kaca agar tidak meleleh saat dimasukkan ke dalam alat
pemanas misalnya oven.
E. Hasil praktikum
Terbuat dari porselen, mudah pecah dan terdapat berbagai macam ukuran
kuat di suhu tinggi
F. Pembahasan
Biasaya alat ini digunakan dalam proses pengecekan kadar air dan
pemisaan zat campuran atau kristalisasi
G. Kesimpulan
Jadi cawan porselen adalah alat laboratorium non volumetrik tapi
fungsinya sebagai wadah utnuk zat kimia yang melewati proses yang
membutuhkan suhu bertekanan tinggi
Pertemuan/Tanggal : 3 / 12 November 2021
Semester & Kelompok : Semester 1 & Kelompok D
Pembimbing Praktikum : Christ Kartika Rahayuningsih, ST, M.Si
Materi : Alat - Alat Laboratorium Pada Proses Titrasi
A. Prinsip kerja
Metode titrimetri disebut titrasi. Titrasi adalah penambahan tetes demi
tetes larutan standar sekunder kedalam larutan standar primer dalam
keadaan tertentu, sampai terjadinya TAT atau TE yang ditandai
dengan perubahan warna dan atau pengendapan. Bedasarkan jenis
reaksi titrasi dibagi menjadi 7 yaitu asidimetri, alakalimetri,
argentometri, kompleksometri, permanganometri, iodometri dan
iodimetri.
B. Dasar teori
Titrasi merupakan metode analisis kimia secara kuantitatif yang biasa
digunakan untuk menentukan konsentrasi dari reaktan.
C. Alat alat yang dibutuhkan
1. Erlenmeyer
G. Pembahasan
Perlu diperhatikan pada saat melihat volume pada biuret, jika larutan
nya bening maka melihat pada batas meniskus cekung bagian bawah
jika larutan berwarna maka melihat pada batas minikus cukung bagian
atas, dan untuk melihat volume titran yaitu jika meniskus berada
mendekati skala atas maka pilih angka 1/3 sebagai digit keduanya.
Jika meniscus tepat ditengah tengan antar dua skala, maka pilih angka
5 sebagai digit keduanya. Jika meniskus mendekati skala bawah, maka
pilih angka 7/9 sebagai digit keduanya Pemilihan digit kedua tidak
boleh angka genap.
H. Kesimpulan
Proses titrasi adalah metode untuk menentukan konsentrasi dan
menstandarisasi suatu larutan standar sekunder (titran) terhadap
larutan standar primer (titrat ) dengan bantuan indikator dan larutan
pereaksi.
I. Lampiran foto
Pertemuan/Tanggal : 4 / 15 November 2021
Semester & Kelompok : Semester 1 & Kelompok D
Pembimbing Praktikum : Christ Kartika Rahayuningsih, ST, M.Si
Materi : Penggunaan Alat - Alat pemanas
1. Oven
A. Prinsip kerja
Alat pemanas yang mengubah energi listrik menjadi energi panas,
dimana panas tersebut akan merambat ke lempeng lempeng oven
yang suhu nya bisa mencapai 180oC sehingga dapat mengeringkan
bahan yang masuk ke dalamnya
B. Dasar teori
Alat pemanas yang berfungsi untuk mensterilisasi glassware tapi
tidak alat glassware yang terbuat dari plastik, karet dan alat alat
kuantitatif
C. Gambar alat
D. Bagian alat
1. Display
2. Temperatur
3. Panah atas dan bawah
4. Timer ON /OFF
5. Saklar ON / OFF
6. Timer alarm berfungsi Untuk mengatur alarm.
7. Pengatur katup pengeluaran udara
8. Pembuka oven
9. Lampu indikator Alarm
E. Cara kerja
1. Colokkan kabel pada stop kontak
2. Naikkan saklar di samping oven
3. Setiing suhu pada oven sesuai dengan yang dibutuhkan
4. Tunggu suhu oven mencapai suhu yang di butuhkan setelah itu
masukkan alat dan atau bahan yang ingin di sterilisasi
5. Lalu atur waktu di timer handphone sesuai dengan waktu yang
dibutuhkan
6. Jika sudah selesai penggunaan oven klik stop lalu setelah itu
tunggu suhu oven menurun di 40oC – 50oC
7. Jika sudah turun suhunya bisa menekan tombol off
F. Hasil praktikum
Berdasarkan hasil praktikum fungsi dari oven adalah alat pemanas
untuk mensterilisasi alat dan juga menyerap kadar air yang ada di
dalam alat dan atau bahan, pada saat penggunaan nya perlu
diperhatikan ketika ingin menekan tombol off karena harus
menunggu sampai suhu oven turun kurang lebih 50 oC karena jika
tidak hal ini bisa menjadi salah satu faktor penyebab oven mudah
rusak
G. Pembahasan
Oven alat yang digunakan untuk sterilisasi kering dilakukan untuk
alat alat dan bahan yang tahan panas suhu nya 180oC /2 jam dan
untuk pengeringan bahan agar mengetahui kadar air 105oC –
110oC lamanya proses pengeringan berdasarkan jumlah kadar air
di dalamnya
H. Kesimpulan
Oven merupakan alat yang mengubah energi listrik menjadi energi
panas dan fungsinya untuk mengeluarkan kadar air dan juga
sterilisasi tapi tidak untuk glassware kuantitatif karena akan
menyebabkan pemuaian
2. Inkubator
A. Prinsip kerja
Mengubah energi listrik menjadi energi panas
B. Dasar teori
Alat pemanas untuk mengikubasi, menumbuhkan dan
mengembangbiakan mikroba dengan suhu sekitar 37oC secara
konstan
C. Gambar alat
D. Bagian alat
1. Pintu inkubator
2. Tombol panel untuk sesuaikan suhu yang diperlukan
3. Rak inkubator sebagai area letakkan bahan yamg akan
diinkubator
E. Cara kerja
1. Menghubungkan kabel inkubator pada stop kontak
2. Menekan tombol power (lampu power hijau)
3. Mengatur suhu inkubator sesuai dengan suhu yang kita
butuhkan
4. Setelah mengatur suhu yang di butuhkan setingan suhu secara
otomatis akan menyesuaikan setelah beberapa menit.
5. Memasukkan mikroba dan wadah untuk mikroba tersebut
haruslah di bungkus dengan kertas terlebih dahulu
F. Hasil praktikum
Berdasarkan hasil praktikum bentuk dari inkubator dan oven
hamper sama tapi di dalam inkubator terdapat dua pintu, pintu
sebagai penup dan pintu didalamnya yaitu pintu kaca untuk
memudahkan ketika melihat pertumbuhan dan perkembangan
mikroorganisme
G. Pembahasan
Suhu maksimal dari inkubator ini adalah 120ºc. inkubator juga
memiliki beberpa jenis CO2 Inkubator, yaitu incubator yang
menyediakan CO2 lebih banyak , Portable inkubator , Inkubator
room, Shaker inkubator
H. Kesimpulan
Alat pemanas yang berfungsi untuk mengikubasi/ menumbuhkan
dan atau mengembangbiakkan mikroba
3. Waterbath
A. Prinsip kerja
Mengubah energi listrik menjadi enegi panas yang dimana panas
tersebut akan merambat pada kawat nikel sehingga air menjadi
panas
B. Dasar teori
Alat pemanas yang berisi aquades berfungsi untuk memanaskan
suatu larutan dengan waktu yang di tentukan
C. Gambar alat
D. Bagian alat
1. Bath / Chamber
2. Skalar
3. pipa outlet
4. Panel operasional
E. Cara kerja
1. Siapkan aquades , masukkan aquades ke dalam waterbath
2. Colokkan kabel ke stop kontak
3. Tekan tombol power
4. Atur suhu sesuai dengan kebutuhan
5. Tekan tombol start
6. Masukkan benda yang akan dipanaska pasttikan jumlah
aquades pada waterbath mencapai setidaknya seperempat dari
badan wadah media tersebut
7. Jika proses pemanasan sudah selesai klik tombol stop, lalu
matikan waterbath dengan memencet tombol power
F. Hasil praktikum
Berdasarkan hasil praktikum waterbath adalah alat pemanas
menggunakan media air dan air yang digunakan harus air sulung
atau aquades sehingga tidak menimbulkan karat. Pada waterbath
kawat nikel akan menghambat electron sehingga air suling menjadi
panas dan suhu maksimal nya adalah 100oC
G. Pembahasan
Larutan atau media yang dipanaskan di dalam waterbath biasanya
bersifat membahayakan ketika dipanaskan karena mudah terbakar
contohnya eter
H. Kesimpulan
Maka dapat disimpulkan waterbath adalah alat pemanas paling
aman tapi tidak efisien
4. Desikator
A. Prinsip kerja
Mengikat sisa kadar air pada sample yang sudah dipanaskan
sebelumnya menggunakan silika gel yang mengikat hidrogen dan
membuat sampel tidak memmiliki kadar air
B. Dasar teori
Alat laboratorium yang terbuat dari kaca yang di dalamnya
terdapat lempengan dengan kubang lubang kecil terbuat dari
keramik yang menjadi tempat meletakkan wadah dan atau bahan
dan di bagian bawah lempengan terdapat silica gel yang menyerap
sisa kadar air
C. Gambar alat
D. Bagian alat
1. Tutup desikator
2. Badan desikator yang merupakan tempat meletakkan barang
yang akan dikeringkan
3. Bagian bawah desikator yang berisi silica gel
E. Cara kerja
1. Buka tutup desikator dengan cara menggesernya bukan
mengangkat nya karena tutup desikator berat dan beresiko
pecah
2. Letakkan alat dan atau bahan ke dalam desikator
3. Tutup kembali desikator
4. Tunggu kurang lebih selama 20 menit atau sampai alat dan
bahan tersebut bebas dari air
5. Buka tutup desikator dan selesai
F. Hasil praktikum
Berdasarkan hasil praktikum diperoleh desikator adalah alat yang
bebas dari listrik dan tidak mengeluarkan suhu yang panas,
melainkan silica gel dalam desikator inilah yang membuat alat atau
bahan mengeluarkan kadar air di dalamnya.
G. Pembahasan
Pada desikator kita bisa melihat dan memperkirakan apakah silica
gel di dalamnya masih dalam kondisi baik dengan melihat warna
dari silica gel tersebut jika masih berwarna ungu itu berarti
desikator masih dalam keadaan baik dan optimal untuk mengikat
hydrogen namun silica gel masih bisa digunakan kembali setelah
dipanaskan
H. Kesimpulan
Desikator alat penyerap air tanpa listrik namun hanya busa
menyerap air dengan jumlah yang tidak terlalu banyak biasanya di
gunakan pada bahan yang sudah dipanaskan sebelumnya
F. Pembahasan
Alat yang digunakan Analisis kadar air menggunakan oven dan
juga desikator
Rumus yang digunakan
% W = berat B – berat C x 100%
Berat B – berat A
Berat A = berat wadah kosong setelah pengeringan pada suhu
105o C – 110 o C selama 15 menit
Berat B = berat wadah setelah pengeringan ditambah bahan 2-5
gram
Berat C = berat bahan 2- 5 gram dan wadah setelah pengeringan
pada suhu 105o C – 110 o C selama 60 menit
G. Kesimpulan
berat B paling berat karena belum melewati tahap pengovenan
setelah di oven menjadi lebih ringan karena sudah tidak memiliki
banyak kadar air, begitu pun berat cawan sebelum di oven lebih
berat di bandingkan setelah di oven
H. Lampiran foto
Pertemuan/Tanggal : 6 / 17 November 2021
Semester & Kelompok : Semester 1 & Kelompok D
Pembimbing Praktikum : Riya Agustin S.ST, S.Si
Materi : mikroskop
1. Mikroskop
A. Prinsip kerja
Prinsip kerja mikroskop secara sederhana adalah lensa objektif
akan membentuk bayangan benda yang bersifat nyata, terbalik, dan
diperbesar. Bayangan benda oleh lensa objektif akan ditangkap
sebagai benda oleh lensa okuler. Bayangan inilah yang tampak
oleh mata.
B. Dasar teori
Mikroskop adalah alat laboratorium yang digunakan untuk melihat
objek yang memiliki ukuran sangat kecil dan tidak bisa di lihat
dengan mata secara langsung. ( mikroskopis )
C. Bagian bagian alat
1. Lensa objektif
Untuk melihat objek dengan perbesaran 4x, 10x, 40x dan 100x
2. Tombol on dan off
Untuk menghidupkan dan mematikan mikroskop
3. Penjepit preparat
Untuk menjepit kaca preparat agar tidak muda bergeser
4. Makrometer horizontal
Untuk pengatur fokus dengan menggerakkan preparat ke kanan
kiri atas dan bawah
5. Pengatur kasar dan halus
Untuk mengatur tinggi rendahnya meja preparat
6. Revolver
Untuk mengatur lensa objektif
7. Lensa okuler
Lensa untuk melihat objek dengan perbesaran 10x
8. Kondensor
Untuk mengatur fokus cahaya pada suatu objek
9. Diagfragma
Untuk mengatur intensitas cahaya yang masuk
10. Meja objek
Untuk meletakkan objek yang ingin diamati
11. Lengan mikroskop
Sebagai pegangan saat mikroskop akan dipindahkan atau
diangkat
D. Gambar alat
E. Cara kerja
A. Perbesaran 10 x
1. letakkan mikroskop pada meja yang datar lalu nyalakan
mikroskop, colokkan kabel mikroskop dengan sumber listrik
lalu tekan tombol power (ON).
2. letakkan sampel pada meja preparat,
3. Setelah itu , jepit dengan penjepit preparat.
4. Putar revolver untuk mengatur perbesaran objek yang
dibutuhkan disini kita menggunakan lensa perbesaran 10x
5. Nyalakan lampu ,sesuaikan kecerahan lampu sesuai kebutuhan.
6. Diafragma ditutup dan arahkan ke 10x
7. Kondensor dinaikkan setengah dari ukuran maksimum dari
kondensor (sedikit lebih naik mendekati meja preparat)
8. Atur revolver lensa obyektif dengan memilih perbesaran 10x
9. Atur kedekatan meja preparat dengan lensa obyektif, dengan
kedekatan yang lumayan dekat dengan objek / sampelnya.
jarak kedekatannya sekitar 1-2 cm
10. amati objek yang telah diletakkan dimeja preparat. Atur lensa
okuler agar kita bisa melihat dengan 2 mata sampai objek
terlihat besar dan menyatu
11. amati objek, menggerakkon makrometer dan mikrometer untuk
menempatkan objek pada posisi yang tepat sehingga bisa
dilihat secara jelas
12. Putar makrometer atau mikrometer pada lengan mikroskop
(keatas/ke bawah) untuk memfokuskan objek yang sedang
diamati
13. Setelah selesai melakukan pengamatan, jangan lupa untuk
mematikan mikroskop dengan menekan tombol power (OFF)
dan mengembalikan mikroskop ke tempat yang seharusnya
B. Perbesaran 40x
1. letakkan mikroskop pada meja yang datar ,
menghubungkan kabel mikroskop tersebut dengan sumber
listrik lalu menerkan tombol power (ON).
2. Meletakkan sampel pada meja preparat
3. Jepit sampel dengan penjepit preparat.
4. Putar revolver untuk mengatur perbesaran objek yang
terlihat pada mikroskop
5. Nyalakan lampu untuk membantu proses pengamatan objek
pada meja preparat, lalu sesuaikan kecerahan lampu sesuai
kebutuhan..
6. Diafragma dibuka setengah dan arahkan ke 40x
7. Kondensor dinaikkan setengah dari ukuran maksimum dari
kondensor (sedikit lebih naik mendekati meja preparat)
8. Atur revolver lensa obyektif dengan memilih perbesaran
40x
9. Atur kedekatan meja preparat dengan lensa obyektif,
dengan kedekatan yang lumayan dekat dengan objek /
sampelnya. jarak kedekatannya sekitar 1 cm
10. mengamati objek yang telah diletakkan dimeja preparat.
Bisa mengatur lensa okuler agar kita bisa melihat dengan 2
mata sampai objek terlihat besar dan menyatu
11. Dalam mengamati objek, bisa menggerakkon makrometer
dan mikrometeri
12. Setelah selesai melakukan pengamatan, jangan lupa untuk
mematikan mikroskop dengan menekan tombol power
(OFF)
C. Perbesaran 100x
1. Meletakkan mikroskop pada meja yang datar lalu
menyalakan mikroskop dengan menghubungkan kabel
mikroskop tersebut dengan sumber listrik lalu menekan
tombol power (ON).
2. objek diletakkan dimeja preparate, jepit dengan penjepit
yang tersedia.
3. Putar revolver untuk mengatur perbesaran objek yang
terlihat pada mikroskop disini digunakan perbesaran 100x
4. Nyalakan lampu sesuaikan kecerahan lampu sesuai
kebutuhan..
5. Diafragma ditutup dan arahkan ke 100x
6. Kondensor diarahkan ke atas full atau dinaikkan sampai
maksimal batas kenaikkannya
7. Atur revolver lensa Obyektif dengan memilih perbesaran
100x
8. Atur Kedekatan meja preparat dengan lensa obyektif,
dengan kedekatan antara sampel atau obyek dengan lensa
obyektif menyentuh titik tetapi sebelum didekatkan harus
diberi oil imersi agar terlihat jelas sel-selnya.
9. Mulailah mengamati objek.
10. Dalam mengamati objek, bisa menggerakan makrometer
dan mikrometer
11. Setelah selesai melakukan pengamatan, jangan lupa untuk
mematikan mikroskop dengan menekan tombol power
(OFF)
F. Hasil praktikum
Berdasarkan hasil praktikum agar langsung bisa ditemukan objek
yang ingin kita amati pastikan kita telah benar mengatur kondensor
dan juga diafragma atau bisa juga dengan mengatur makrometer
dan mikrometer.
G. Pembahasan
Apabila pada preparat terdapat oil imersi atau lainnya bisa
menghapusnya dengan tisu lensa dan harus dilakukan dengan hati
hati tidak boleh terlalu kasar agar sampel tidak menempel pada tisu
H. Kesimpulan
Mikroskop merupakan alat yang digunakan untuk mengamati
objek berukuran kecil (mikroskopis) dan sering ditemukan
keberadaannya di seluruh laboratorium. Sehingga mikroskop
memiliki lensa objektif yang memiliki ukuran perbesaran tertentu
I. Lampiran foto
Pleura 10 x pleura 40 x pleura 100x
1. Piknometer
A. Prinsip kerja
Mengukur nilai massa jenis atau densitas dari fluida yang akan
diukur dengan cara membandingkan maasa zat dengan volume zat
B. Dasar teori
Sebuah piknometer biasanya terbuat dari kaca, dengan penyumbat
ketat dengan pipa kapiler yang melaluinya, sehingga gelembung
udara dapat lolos dari alat tersebut.
C. Gambar alat
E. Cara kerja
1. Siapkan piknometer dalam keadaan steril dan bahan disini
yang digunakan adalah minyak
2. Timbang piknometer kosong di neraca analitik
3. Masukkan aquades ke dalam nya tutup piknometer lalu
timbang kembali
4. Setelah itu buang aquades, ganti kedalamnya dengan minyak
timbang.
5. Setelah selesai, bersihkan kembali piknometer
F. Hasil praktikum
Berdasarkan hasil praktikum piknometer memiliki kapasitas yang
beragam di antaranya 10 ml, 25 ml, 50 ml, dan 100ml tapi yang
palingsering diguanakan adalah ukuran 10 ml dan 25
P= 2 ______ x 0,9164
(A + 2 gram) – C
P= 2 ______ x 0,9155
(A + 2 gram) – C
2 ______ x 0,9155
(A + 2 gram) – C
2 ______ x 0,9155
(25,4340) – 24,4116
5. Pipet 20o C
A) Metode lurus
Berat A = 34,2992
Berat B = 44,2032
Berat C = 34,4320
V = berat B – berat A
Massa jenis air 20o C
B) Metode miring
Berat A = 34,3029
Berat B = 44,3738
Berat C = 34,6022
V = berat B – berat A
Massa jenis air 20o C
V = berat B – berat A
Massa jenis air 20o C
B) Metode miring
Berat A = 34,3032
Berat B = 44,2180
Berat C = 34,5737
V = ___berat B – berat A_____
Massa jenis air 27,5 o C
7. Kesimpulan
Maka metode yang palinga kurat untuk memipet menggunakan
pipet volume 20o C dan 27,5o C adalah dengan metode blub
dilepas.
Pertemuan/Tanggal : 7 / 18 November 2021
Semester & Kelompok : Semester 1 & Kelompok D
Pembimbing Praktikum : Drs. Syamsul Arifin S.T, M.Kes.
Materi : autoklaf
1. Autoklaf
A. Prinsip kerja
Menggunakan sumber panas dari kompor untuk memanaskan
media (aquades) didalamnya sehingga mengasilkan uap untuk
mensterilisasi alat dan atau bahan
B. Dasar teori
Autoclave adalah sebuah alat laboratorium yang digunakan untuk
mensterilkan alatalat laboratorium setelah digunakan. Sterilisasi itu
sendiri merupakan proses yang dilakukan untuk membunuh atau
menghilangkan mikroorganisme, virus, bakteri, spora, dan fungi
beserta sporanya pada alat laboratorium atau media lainnya(baik
padat maupun cair).
C. Gambar alat
1. Hot stirrer
A. Prinsip kerja
Mengubah energi listrik menjadi energi panas dan energi gerak
B. Dasar teori
Alat laboratorium yang menghasilkan panas dan gerak untuk
menghomogenkan larutan
C. Gambar alat
2. Spirtus
A. Prinsip kerja
Medium cair (spirtus) memiliki kemampuan untuk bisa
menghantarkan api, melalui sumbu medium cair merambat ke atas
dan dengan bantuan korek api, maka medium cair tersebut bisa
berubah menjadi api
B. Dasar Teori
spiritus merupakan sebuah alat yang berfungsi sebagai
pembakaran untuk menghasilkan api. Sesuai namanya, bahan
bakar dari alat ini adalah dengan menggunakan spiritus. Dalam
pembakar spiritus ini memiliki sumbu yang akan terhubung
dengan spiritus sebagai bahan bakar didalamnya dan pada bagian
atas menjadi bagian yang akan terbakar.
C. Gambar alat
3. Hot plate
A. Prinsip kerja
Mengubah energi listrik menjadi energi panas, yang membuat
penampang hot plate menjadi panas
B. Dasar teori
Alat pemanasa di laboratorium yang memanaskan dan
menghomogenkan larutan biasanya wadah yang digunakan ketika
memanaskan larutan di hot plate adalah erlenmeyer
C. Gambar alat
.
C. Gambar alat dan bagiannya
D. Cara kerja
1. Sebelum menggunakan bunsen pastikan lubang udara pada
bunsen ditutup dengan cara memutar collar untuk menutup
lubang udara.
2. Tutup Katup Pasokan Lokal dengan Memutar Pegangan dan
Pastikan Saluran Gas Aktif
3. Tutup Katup Jarum di Bagian Bawah Alat Pembakar
4. Buka Katup dengan Memutar Pegangan
5. Buka Katup Jarum di Bagian Bawah Alat Pembakar Hingga
Terdengar Desis Gas
6. Letakkan Nyala Api Di Bagian Atas Tabung
7. Nyalakan Keran Gas Secara Perlahan untuk Mengatur Api
E. Hasil praktikum
Berdasarkan hasil praktikum untuk menghasilkan api Bunsen
harus di pancing dengan api dari korek dan penggunaan nya untuk
memanaskan larutan di utuhkan kaki tiga dan kawat kassa
F. Pembahasan
pembakar bunsen digunakan untuk menguji sampel mengandung
logam alkali/alkali tanah atau tidak. Sampel yang diuji akan
dibakar dengan nyala api yang konstan selama waktu tertentu. Jika
suatu sampel mengandung logam maka akan memberikan warna
pijar yang berbeda-beda.
G. Kesimpulan
Di dalam laboratorium kimia, pembakar bunsen digunakan untuk
beberapa proses kimia yang memerlukan pemanasan di dalamnya.
Khususnya pada kimia analitik, pembakar bunsen digunakan
dalam uji kualitatif untuk memanaskan tabung reaksi.
5. Neraca kuno
A. Prinsip kerja
Berat benda yang ditimbang menggeser batang akibat gaya gravitasi.
Massa benda yang ditimbang berubah menjadi berat akibat gaya
gravitasi
B. Dasar teori
Jenis neraca yang bekerja dengan cara mekanis dengan sistem
pegas, menggunakan jarum sebagai penunjuk skala dan biasanya
terbuat dari kuningan
C. Gambar alat
D. Bagian bagian alat
1. Beam
2. Agate Knife
3. Agate Plate
4. Pillar
5. Scale
6. Piringan
7. Plumb
8. Jarum penunjuk
9. Weights
10. Balancing screw
11. Fulcrum
12. Arrestment knob
E. Cara kerja
1. Pastikan kedua piringan neraca sudah seimbang, baru bisa
digunakan
2. Putar kedua skrup di ujung lengan neraca sampai kedua
piringan tersebut seimbang
3. Letakkan benda yang akan diukur massanya di salah satu
piringan
4. kemudian letakkan anak timbangan pada piringan sebelah
kanan sampai kedua piringan seimbang
5. pada kedudukan seimbang, massa benda yang ditimbang tepat
sama dengan massa anak timbangan sampai peluru yang
digantung bersentuhan kedua ujungnya dengan peluru yang
dibawah
F. Hasil praktikum
Berdasarkan hasil praktikum diperlukan ketelitian yang tinggi
ketika menggunakan neraca ini karena jika tidak bisa saja hasilnya
tidak sesuai dengan kebutuhan
G. Pembahasan
Neraca ini menggunakan indikator berupa jarum penunjuk sebagai
penunjukan massa yang telah terskala, memiliki batas ketelitian
yaitu 0,1 gram
H. Kesimpulan
Dapat disimpulkan penggunaan neraca analitik ini sudah jarang di
gunakan karena cara pakai nya yang rumit dan membutuhkan
ketelitian.
6. Neraca listrik
A. Prinsip kerja
Mengukur tekanan (gaya tolak) yang dibutuhkan untuk
mrnghitung satuan massa suatu berat dengan teknik digital dan
tingkat ketelitian yang tinggi
B. Dasar teori
Jenis neraca yang didesain untuk mengukur massa kecil
dalamrentang sub miligram, alat ini biasanya diletakkan di
laboratorium sebagai alat ukur dalam kegiatan praktikum
C. Gambar alat
D. Bagian bagian alat
1. Tombol on/off
2. Tombol pengatur timbangan
3. Piringan, tempat meletakkan alat dan atau bahan
4. waterpass
E. Cara kerja
1. Siapkan cawan arloji taruh di atasnya bahan yang ingin
ditimbang
2. Sambungkan kabel ke sumber listrik
3. Tekan tombol ON, setting tepat di angka 0
4. Letakkan alat dan atau bahan di atas neraca
5. Maka massa dari alat dan atau bahan akan muncul dalam
bentuk digital
F. Hasil praktikum
Berdasarkan hasil praktikum ketika menimbang di neraca analitik
harus menggunakan cawan arloji khususnya pada neraca analitik
karena bisa membuat neraca mudah rusak, tapi untuk neraca listrik
dua digit boleh menggunakan cawan petri.
G. Pembahasan
Neraca listrik untuk ketelitian bisa mencapai 0,0001 gram dan
dalam penggunaan neraca ada metode kualitatif biasanya untuk
pembuatan media dan kuantitatif biasanya untuk pembuatan
larutan standart primer
H. Kesimpulan
Dapat disimpulkan neraca analitik lebih sering dan mudah
digunakan karena lebih efisien dan lebih tepat hasil
perhitungannya
7. Pembuatan kertas saring
A. Prinsip kerja
menyaring zat cair melalui pori-pori kertas, sehingga pori
tersebut akan memungkinkan partikel dengan ukuran lebih
kecil dari pori untuk melewatinya sedangkan partikel dengan
ukuran lebih besar untuk tertinggal dan terpisah.
B. Dasar teori
Lembaran kertas berpori yang memiliki ukuran pori pori
berbeda sesuai dengan kebutuhan biasanya di letakkan diatas
corong untuk menyaring larutan atau untuk proses filtrasi
C. Gambar alat
F. Hasil praktikum
Setelah praktikum dihasilkan 4 buah kertas saring berbagai
ukuran, mulai dari untuk ukuran corong 3,5 cm sampai 11,5
cm dan siap untuk diguankan
G. Pembahasan
Kertas saring berfungsi untuk memisahkan bahan padat dan
cair yang tidak homogen. Kertas saring memiliki banyak
ukuran , maka kita perlu memilih kertas saring dengan nomor
yang kecil. Ukuran pori kertas saring yang umum digunakan
dalam laboratorium adalah berukuran 0.45 mikrometer
H. Kesimpulan
Kertas saring di gunakan dalam proses filtasi larutan yang
masih terdapat bahan yang tidak terlarut atau gumpalan