Anda di halaman 1dari 69

LAPORAN SEMENTARA PRAKTIKUM INSTRUMENTASI 1

Dosen pembimbing :

1. Indah Lestari , SE, S.Si, M.Kes


2. Christ Kartika Rahayuningsih, ST,M.Kes.
3. Drs. Syamsul Arifin, ST,M.Kes.
4. Riya Agustin, S.ST, S.Si

Disusun Oleh :

Adin Bhagawanti Poernomo (P27834121026)

Semesester 1 Reguler

TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS PROGRAM SARJANA TERAPAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SURABAYA
2021
Pertemuan / Tanggal : 1 dan 2 / 5 dan 8 November 2021
Semester & Kelompok : Semester 1 Kelompok D
Pembimbing Praktikum : Indah Lestari, SE, S.Si, M.Kes
Materi : Alat-Alat Glassware Laboratorium Pembuatan Larutan Secara Kuantitatif
Dan Kualitatif

1. Gelas ukur
A. Prinsip
Mengukur cairan secara tidak teliti dan tidak masuk dalam perhitungan.
Dapat digunakan untuk merendam pipet dalam asam pencuci Gelas ukur
yang dilengkapi dengan tutup asah digunakan untuk melarutkan zat
hingga volume tertentu.
B. Dasar teori
Gelas ukur adalah alat untuk mengukur volume suatu larutan, bentuk nya
silinder dan memiliki skala volume di sepanjang bagian tubuh gelas yang
menjadi penanda jumlah cairan yang terukur.
C. Gambar alat

D. Bagian - bagian alat


1. Mulut gelas
2. Badan gelas beserta skala nya
3. Kaca datar untuk penyangga
E. Cara kerja
1. Siapkan gelas ukur yang sudah steril dan sesuai yang dibutuhkan
2. Masukkan larutan kedalam gelas ukur, bisa dilakukan secara langsung
maupun menggunakan corong
3. Perlu diperhatikan apabila menggunakan corong adalah diberi
pengganjal baik itu tisu atau kertas
F. Hasil praktikum
Berdasarkan hasil praktikum gelas ukur adalah alat ukur yang memiliki
ketelitian rendah dan pengukuran volumenya karena bisa jadi volume
larutan yang dibutuhkan tidak sesuai dengan voleme yang tertera di gelas
ukur
G. Pembahasan
Gelas ukur ini memiliki berbagai macam ukuran yang sesuai dengan
kebutuhan, ukuran yang paling kecil 10 ml dan yang besar bisa mencapai
1000 mL
H. Kesimpulan
Variasi ukurannya adalah 10 ml, 25 ml, 50 ml, 100 ml, 250 ml, 500 ml,
dan 1000 ml namun yang paling sering digunakan adalah ukuran 100 ml
dan gelat ukur merupakan alat ukur yang sifatnya kualitatif biasa
digunakan untuk membuat larutan standart sekunder pada proses titrasi

2. Labu ukur
A. Prinsip
Labu ukur memiliki ketelitian tinggi sehingga sering digunakan untuk mengukur
larutan secara teliti.digunakan untuk mencampurkan larutan dan tidak boleh
dipanaskan.
B. Dasar teori
Labu ukur adalah alat ukur yang memiliki leher panjang dengan diameter
yang jauh lebih kecil dari bagian badannya dan batas tanda penuh volume
nya terletak di tengah bagian leher labu
C. Cara kerja
1. Masukkan larutan ke dalam labu ukur
2. Gunakan corong pada mulut labu ukur, bisa diberi kertas sebagai
pengganjal untuk corong.
3. Letakkan corong, lalu masukkan larutan/reagen/padatan ke dalam labu
ukur ½ dari bagian bawah leher labu ukur
4. Beri larutan sampai batas yang tertera di leher labu ukur, hal yang
perlu diperhatikan adalah miniskus cekung yang terbentuk menandai
ketepatan batas pada garis yang ada di leher labu ukur.
5. Tambahkan bahan pengencer lain yang diperlukan sampai batas labu
ukur dengan pipet
6. Setelah itu bersihkan bagian mulut, dalam, dan luar labu ukur dengan
tisu
7. Setelah ditutup labu dibalik dan digoyangkan bagian pantat labunya
dan dibolak balik beberapa kali
D. Gambar alat

E. Bagian -bagian alat


1. Mulut labu ukur
2. Leher labu ukur
3. Badan labu ukur
F. Hasil praktikum
Berdasarkan hasil praktikum labu ukur adalah alat ukur yang memiliki
ketelitian yang tinggi sehingga prosedur pembuatan larutan di labu ukur
harus sangat teliti dan hati hati, karena alat diperlukan untuk membuat
larutan dengan volume yang berakurasi tinggi
G. Pembahasan
Labu ukur memiliki berbagai macam ukuran ada yang kecil dengan
volume 5ml dan yang besar 1000 ml
H. Kesimpulan
Dapat disimpulkan labu ukur adalah alat ukur kuantitatif karena memiliki
ketelitian yang tinggi dan biasa digunakan untuk membuat larutan standar
primer dan ukurannya terdiri atas 5 ml, 10 ml, 25 ml, 50 ml, 100 ml, 250
ml, 500 ml, dan 1000 ml.

3. Pipet pasteur
A. Prinsip
Digunakan untuk menambahkan cairan tetes demi tetes hingga volume
tepat.
B. Dasar teori
Pipet pasteur adalah alat laboratorium dengan bentuk silinder panjang
dengan diameter nya kurang lebih 1 cm dan bagian ujung nya meruncing
dan pada bagian atasnya dilengkapi pipet penghisap dan pipet ini tidak
memiliki skala.
C. Cara kerja
1. Siapkan pipet, cairan yang ingin dipindakan, dan wadah misalnya
tabung reaksi
2. Masukkan ujung pipet kedalam larutan yang ingin dipindahkan sambil
dipencet karet penghisapnya, perlu diperhatikan caranya adalah
gunakan jari kelingking, manis dan tengah untuk menggenggam badan
pipet lalu jari telunjuk dan ibu jari digunakan untuk memencet karet
penghisap.
3. Lalu masukkan cairan yang ingin dipindahkan ke dalam tabung reaksi
tetes demi tetes sesuai dengan volume yang dibutuhkan
D. Gambar alat

E. Bagian -bagian alat


1. karet penghisap
2. Badan pipet
3. Ujung pipet
F. Hasil praktikum
Berdasarkan hasil praktikum pipet pasteur adalah alat yang tidak
memikiki ketelitian dan tidak memiliki skala perhitungan, penggunaan
nya hanya untuk menambahkan cairan segingga dapat sesuai dengan
volume yang dibutuhkan misalnya digunakan untuk menambahkan
beberapa tetes pada labu ukur agar sesuai dengan volume yang dibutuhkan
G. Pembahasan
Pipet pasteur memiliki ukuran pendek dan panjang, untuk material nya
biasanya menggunakan bahan kaca maupun plastik
H. Kesimpulan
Pipet ini adalah alat ukur kualitatif dan tidak memiliki ketelitian, tidak
memiliki skala perhitungan. Perlu diperhatikan teknik agar memudahkan
pada saat memindahkan cairan supaya cairan tidak tercecer yaitu gunakan
jari kelingking, manis dan tengah untuk menggenggam badan pipet lalu
jari telunjuk dan ibu jari digunakan untuk memencet karet penghisap dan
setelah memipet miringkan sedikit pipet agar larutan yang dipindahkan
tidak menetes dan luruskan kembali pipet saat akan memindahkannya
pada wadah lainnya.

4. Pipet volume
A. Prinsip kerja
memipet atau memindahkan volume larutan dengan teliti atau seksama.
B. Dasar teori
Alat laboratorium berbentuk silinder panjang ramping dan bagian
tengahnya terdapat gelembung dan memiliki skala volume.
C. Cara kerja
1. Siapkan pipet volume, larutan yang ingin dipindahkan, dan wadah
misalnya labu ukur
2. Pasang blub pada pipet volume, masukkan pipet volume kedalalam
larutan yang ingin dipindahkan
3. Tekan simbol S pada rubber bulb untuk menyedot cairan atau larutan
pada pipet hingga batas garis
4. Masukkan ujung pipet ke dalam wadah kosong lalu keluarkan cairan
atau larutan dengan menekan tombol E pada rubber bulb
5. Apabila semua larutan yang ada di dalam pipet sudah keluar dan
masih ada sisa sedikit di bagian ujung depan pipet, gesekkan secara
perlahan ujung pipet pada dinding wadah yang digunakan sebagai
tempat larutan.
D. Gambar alat
E. Bagian -bagian alat
1. Ujung pipet
2. Badan pipet
3. Mulut pipet ( runcing)
F. Hasil praktikum
Berdasarkan hasil praktikum pipet volume adalah alat ukur kuantitatif
memiliki ketelitian yang tinggi dan Volume larutan yang ditunjukkan
dalam pipet volume memiliki keakuratan tinggi,
G. Pembahasan
Pipet volume memiliki berbagai ukuran dari 0,5 ml sampai dengan 100 ml
ada 3 teknik untuk menggunakan pipet volume yaitu teknik lurus, teknik
dimiringkan dan blub dilepas
H. Kesimpulan
Dapat disimpulkan untuk teknik yang paling tepat adalah blub dilepas lalu
ditahan dengan tangan, merupakan alat laboratorium yang bersifat
kuantitatif sehingga perlu sangan teliti penggunaannya, hindari larutan di
dalam pipet tercecer.

5. Pipet maat
A. Prinsip kerja
Memindahkan atau memipet larutan yang ingin digunakan memiliki skala
volume sesuai yang dibutuhkan
B. Dasar teori
Alat alat laboratorium yang berbentuk silindris panjang ramping dan
bagian ujung nya merucing seperti pensil bagian atas nya digunakan untuk
memasang blub
C. Cara kerja
1. Siapkan pipet maat, larutan yang ingin dipipet dan wadah
2. Masukkan bagian ujung pipet yang runcing kedalam wadah berisi
larutan yang ingin dipindahkan
3. Tekan blub agar menghisap larutan tersebut kemudian pindahkan
larutan tersebut ke wadah yang diinginkan
4. Tekan blub perlahan untuk mengeluarkan larutan tersebut
D. Gambar alat

E. Bagian -bagian alat


1. Ujung pipet
2. Badan pipet
3. Mulut pipet ( runcing )
F. Hasil praktikum
Berdasarkan hasil praktikum pipet maat adalah alat ukur yang memiliki
skala volume tetapi akurasi yang tidak tinggi begitu ketelitiannya maka
alat ini digunakan dalam pembuatan larutan yang ketelitian volume nya
tidak tinggi
G. Pembahasan
alat ukur yang memiliki berbagai jenis ukuran diantara nya 1 ml, 2 ml, ,5
ml, dan 10 ml dan 25 ml.
H. Kesimpulan
Dapat disimpulkan pipet maat termasuk alat laboratorium yang kualitatif
dan cocok dalam pembuatan larutan standar sekunder dan dalam
percobaan kualitatif seperti analisis karbohitdrat

6. Erlenmeyer
A. Prinsip kerja
labu erlenmeyer tanpa tutup asah biasanya digunakan untuk
mencampurkan reaksi dengan kecepatan lemah dan sifat dari larutan di
dalam nya tidak mudah meguap.
B. Dasar teori
Alat laboratorium yang berbentuk seperti vas bunga dan bagian dasar nya
rata, memiliki leher serta bagian mulut erlenmeyer berbentuk lingkaran
tidak digunakan untuk menghitung volume
C. Cara kerja
1. Siapkan erlenmeyer
2. Masukkan kedalam nya larutan standart primer bisa menggunakan
3. pipet volume atau corong

D. Gambar alat
E. Bagian -bagian alat
1. Mulut erlenmeyer
2. Leher erlenmyer
3. Badan erlenmeyer
F. Hasil praktikum
Berdasarkan hasil praktikum erlenmeyer terdiri atas dua jenis yaitu yang
memiliki tutup dan tidak, erlenmeyer tanpa tutup digunakan apabila
larutan yang didalam nya tidak mudah untuk menguap dan reaksi dengan
kecepatan yang lemah, erlenmeyer memiliki ukuran dari 25 ml hingga
2000 ml
G. Pembahasan
Erlenmeyer biasa digunakan dalam proses titrasi dan fungsi lainnya bisa
dijadikan tempat perkembang biakan mikroba meskipun terdiri atas
beberapa ukuran namun erlenmeyer tidak bisa di gunakan sebagai alat
untuk mengukur volume larutan
H. Kesimpulan
Dapat disimpulkan erlenmeyer adalah alat laboratorium yang kuantitatif,
memiliki banyak fungsi Untuk mengukur dan menampung bahan-bahan
yang akan dianalisa, Untuk mencampur berbagai bahan komposisi media,
Untuk menampung zat kimia dalam bentuk cair hingga padat dan Menjadi
tempat untuk melakukan titrasi bahan dan Menjadi tempat kultivasi
mikroba dalam kultur cair bahkan dapat digunakan untuk memanaskan
larutan misalnya dalam pembuatan amilum maka dari itu terkadang
jumlah erlenmeyer di dalam laboratorium sangat banyak

7. Erlenmeyer Iod
A. Prinsip kerja
Erlenmeyer iod yang digunakan untuk mencampurkan reaksi dengan
pengocokan yang kuat.
B. Dasar teori
Alat laboratorium yang berbentuk seperti vas bunga dan bagian dasar nya
rata, memiliki leher serta bagian mulut erlenmeyer berbentuk lingkaran
memiliki tutup asah tidak digunakan untuk menghitung volume
C. Cara kerja
1. Siapkan erlenmeyer
2. Masukkan kedalam nya cairan yang dibutuhkan
D. Gambar alat

E. Bagian -bagian alat


1. Tutuh asah
2. Mulut erlenmeyer
3. Leher erlenmeyer
4. Badan erlenmeyer
F. Hasil praktikum
Berdasarkan hasil praktikum labu erlenmeyer terdiri atas dua jenis yaitu
yang menggunakan tutup asah dan tanpa tutup asah, erlenmeyer tutup asah
digunakan untuk mencampurkan reaksi dengan pengocokan yang kuat.
Dan pada saat melakukan percobaan apabila selesai memasukkan larutan
harus segera ditutup karena erlenmeyer iod ini digunakan untuk cairan
atau larutan yang mudah menguap.

G. Pembahasan
Erlenmeyer adalah gelas yang menjadi wadah larutan bahan kimia saat
proses titrasi. Fungsi lainnya adalah untuk mengukur dan menampung
bahan-bahan yang akan di Analisa, untuk mencampur berbagai bahan,
untuk menampung zat kimia dalam bentuk cair ataupun padat, dan untuk
tempatkultivasi mikroba dalam kultur cair. Terdapat beberapa pilihan
berdasarkan volume cairan yang dapat ditampungnya yaitu 25 ml, 50 ml,
100 ml, 250 ml, 300 ml, 500 ml, 1000 ml
H. Kesimpulan
Labu iodium berfungsi untuk titrasi dengan pengocokan kuat dan
menghasilkan uap iodium yang cepat terlepas ke udara. Itulah mengapa
labu iodium dilengkapi oleh suatu piringan kaca yang digunakan untuk
menempatkan cairan/larutan atau air yang berguna untuk mengikat uap
iodiuhasil reaksi supaya tidak mudah terlepas ke udara .

8. Beaker glass
A. Prinsip kerja
Wadah larutan, skala pada badan gelas digunakan untuk mengukur larutan
secara tidak teliti.
B. Dasar teori
terbuat dari kaca . Bentuk beaker glass memiliki beberapa tipe, tinggi dan
pendek. Mempunyai kapasitas ukuran volume dari 5 ml – 6000 mL.
C. Cara kerja
1. Siapkan beaker glass
2. masukkan larutan yang di butuhkan ke dalamnya
D. gambar alat
E. Bagian -bagian alat
1. Mulut gelas
2. Badan gelas beserta skala volumenya

F. Hasil praktikum
Beaker memiliki beberapa ukuran di antaranya 5 ml, 50 ml, 100 ml
bahkan 6000 ml dan perlu diperhatikan beberapa hal yaitu Menggunakan
lap halus saat mengangkat beaker gelas dari kompor listrik dan Merendam
beaker gelas dalam aquades atau air saat menuangkan larutan asam
dengan konsentrasi tinggi.
G. Pembahasan
Beaker memiliki beberapa fungsi diantaranya sebagai tempat melarutkan
zat , Tempat memanaskan dan Menguapkan larutan / air.
H. Kesimpulan
meskipun memiliki skala volume beaker glass adalah alat ukur yang
memiliki akurasi dan ketelitian rendah.dan juga walaupun memiliki
variasi ukuran namun yang paling sering digunakan adalah ukuran 100 ml

9. Corong gelas
A. Prinsip kerja
Membantu memasukkan cairan atau larutan ke dalam wadah agar tidak
tumpah
B. Dasar teori
Alat laboratorium berbentuk kerucut dengan leher corong panjang
berdiameter lebih kecil dibanding mulut corong dan runcing, berlubang di
ujungnya sebagai tempat keluarnya larutan
C. Cara kerja
1. Siapkan corong gelas , wadah misalnya labu ukur , dan larutan yang
ingin dipindapkan
2. Letakkan corong di mulut labu ukur, gunakan kertas atau tisu sebagai
pengganjal
D. Gambar alat

E. Bagian -bagian alat


1. Mulut corong
2. Leher corong
3. Ujung corong yang runcing
F. Hasil praktikum
Berdasarkan hasil praktikum corong adalah alat laboratorium yang hamper
dibutuhkan untuk setiap praktikum karena fungsinya yaitu untuk
membantu memindahkan larutan dan terbuat dari kaca ukuran nya
berbagai macam dan bukan alat yang memiliki skala sehingga tidak bias
digunakan sebagai alat penghitung volume larutan
G. Pembahasan
Memiliki berbagai macam ukuran mulai dari yang berdiameter 3,5 cm
sampai dengan 12 cm. fungsi nya sebagai alat bantu untuk memasukkan
larutan ke wadah yang mempunya dimensi pemasukkan sample bahan
kecil
H. Kesimpulan
Apabila dalam larutan terdapat endapan maka sebelum dipindahkan
corong harus dilapisi kertas saring terlebih dahulu dan apabila ingin
memindahkan suatu larutan perlu pengganjal antara mulut wadah dan
corong misalnya menggunakan kertas sehingga larutan akan mengalir
dengan lancar.

10. Batang pengaduk


A. Prinsip kerja
Mengaduk larutan dan kristal sampai semua kristal terlarut
B. Dasar teori
Terbuat dari kaca, berbentuk silindris panjang 6 – 30 cm dan bergaris
tengah 2 – 4 mm di bagian ujung terdapat lempengan pipih termasuk alat
laboratorium non volumetrik
C. Cara kerja
1. Siapkan bahan kimia yang berupa kristal, wadah biasanya beaker glass
2. Masukkan ke dalam beaker glass beri aquades kemudia homogenkan
menggunakan batang pengaduk
D. Gambar alat
E. Bagian -bagian alat
1. Badan spatula
2. Ujung spatula ( sendokan spatula )
F. Hasil praktikum
Berdasarkan hasil praktikum batang pengaduk tidak boleh digunakan
dengan larutan yang berbeda apabila ingin membuat dua jenis larutan
maka gunakan dua batang pengaduk berbeda atau setelah digunakan
dilarutan pertama hendaknya dicuci terlebih dahulu sebelum di gunakan
untuk latutan yang kedua
G. Pembahasan
Batang pengaduk terdiri dari beberapa ukuran panjang mulai dari
6 – 30 cm terbuat dari kaca dan berfungsi untuk menghogenkan pelarut
dan zat relarutnya
H. Kesimpulan
Dapat disimpulkan dalam penggunaan nya perlu diperhatikan ke
higienisan dari batang pengaduk perlu di cuci ulang jika ingin digunakan
untuk melarutkan larutan yang lainnya pada saat proses pengadukan juga
tidak perlu terlalu kuat.

11. Cawan arloji


A. Prinsip kerja
Menjadi wadah atau tempat untuk zat padat
B. Dasar teori
Terbuat dari kaca, bentuknya pipih cembung , tipis dan juga ringan
C. Cara kerja
1. Siapkan cawan arloji dan zat padat
2. Letakkan cawan arloji di atas neraca
3. Tuang zat padat tersebut ke atas cawan sedikit demi sedikit sampai
sesuai dengan berat yang kita butuhkan
D. Gambar alat

E. Bagian -bagian alat


1. Badan cawan yang cembung
F. Hasil praktikum
Pada saat penimbangan pada neraca 2 digit setelah meletakkan cawan
arloji maka akan terhitung berat neraca sehingga kita bisa langsung me
reset di 0 gram ( cawan arloji tetap di atas neraca ) lalu langsung
menambahkan zat padat. Tapi jika pada neraca 5 digit kita perlu
melakukan nya dua kali karena untuk memperoleh hasil nya adalah berat
cawan dan zat padat dikurangi berat cawan kosong
G. Pembahasan
Cawan arloji adalah alat laboratorium yang tidak bisa digunakan untuk
menghitung volume perannya hanya sebagai wadah dan juga memiliki
variasi ukuran dan ringan sehingga aman digunakan untuk neraca dengan
ketelitian tinggi seperti neraca analitik
H. Kesimpulan
Dapat disimpulkan cawan arloji adalah alat laboratorium non volumetrik,
berfungsi sebagai wadah pada saat menimbang dan juga penutup labu

12. Blub
A. Prinsip kerja
Menghisap larutan ke dalam pipet dengan memanfaatkan tekanan udara
B. Dasar teori
Terbuat dari karet untuk menghisap udara ke dalam pipet volume dan
pipet maat memiliki tiga saluran katup
C. Cara kerja
1. Siapkan pipet misalnya pipet volume
2. Pasang blub pada pipet
3. Untuk menarik cairan tekan huruf S untuk menyedot larutan
4. Lalu tekan huruf E untuk mengeluarkan larutan
5. Lepaskan dari pipet, kempiskan blub dengan menekan huruf A

D. Gambar alat

E. Bagian -bagian alat


1. Saluran Asoirate (A)
2. Saluran Suction (S)
3. Saluran Exhaust (E
F. Hasil praktikum
Dari hasil praktikum blub adalah alat yang berfungsi sebagai penghisap
pada pipet maat dan pipet volume, maka dari itu blub tidak bisa digunakan
tanpa pipet volume dan maat
G. Pembahasan
Blub adalah alat yang sebenarnya tidak boleh terkena air karena jika
terlalu sering terkena air akan mempengaruhi kinerja alat tersebut seingga
jika bagian atasnya menggembung harus segera dikempiskan
H. Kesimpulan
Dapat disimpulkan agar tidak membuat blub cepat rusak bisa dilakukan
pemipetan dengan teknik blub dan saat menyedot larutan perlu
diperhatikan jangan sampai cairan nya masuk kedalam blub

13. Botol semprot


A. Prinsip kerja
Menampung dan memancarkan air didalamnya melalui pipa di tutup botol
B. Dasar teori
botol semprot adalat botol yang terbuat dari plastik dengan tutup botol
yang memiliki pipa semprot
C. Cara kerja
1. Siapkan botol semprot bersih, buka tutup nya isi dengan aquades
2. Tutup, kemudian untuk mengeluarkan aquades didalamnya tekan yaitu
menggenggamnya dengan satu tangan
D. Gambar alat

E. Bagian -bagian alat


1. Selang/ pipa boto l
2. Tutup botol
3. Badan botol
F. Hasil praktikum
Berdasarkan hasil praktikum botol semprot hanya terbuat dari plastik yang
tidak kaku sehingga mudah untuk di tekan badan botol agar bisa
mengeluarkan aquades di dalamnya dan digunakan untuk membersihkan
alat alat laboratorium baik sesudah di gunakan atau saat digunakan
G. Pembahasan
Alat ini mudah sekali berlumut apabila di dalamnya tersisa air dan
dibiarkan dalam waktu yang cukup lama dan apabila volume air yang
dimasukkan tidak mencapai setengah botol biasanya mampet
H. Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa botol semprot adalah alat yang sangat penting
untuk pembersihan alat laboratorium, non volumetrik

14. Cawan petri


A. Prinsip kerja
Mengisolasikan, menegeringkan , menguapkan dan tempat bagi bahan
kimia
B. Dasar teori
Terbuat dari kaca atau pun plastik dan berbentuk silindris lingkaran di
sertai dengan tutup nya sebagai tempat perkembangbiakan
mikroorganisme
C. Cara kerja
1. Siapkan cawan petri harus dalam keadaan yang steril
2. Masukkan ke dalam nya mikroorganisme
3. Tutup kembali cawan petri
D. Gambar alat
E. Bagian -bagian alat
1. Dinding cawan
2. Dasar cawan petri

F. Hasil praktikum
Bentuk cawan petri dan tutupnya sama namun tutup cawan petri
berdiameter lebih besar dibandingkan wadahnya, meskipun cawan petri
ada yang terbuat dari plastik dan ringan, tetap tidak boleh di jadikan
wadah untuk menghitung zat padat di neraca
G. Pembahasan
Fungsi nya untuk mengembangkan mikroorganisme dan sebagai tempat
untuk mengeringkan atau menguapkan bahan kimia
H. Kesimpulan
Dapat disimpulkan cawan petri yang lebih sering digunakan adalah yang
material nya kaca agar tidak meleleh saat dimasukkan ke dalam alat
pemanas misalnya oven.

15. Krus porselen


A. Prinsip kerja
mewadahi senyawa kimia yang membutuhkan proses pemanasan dengan
temperatur tinggi
B. Dasar teori
Terbuat dari porselen dengan bentuk seperti mangkok tersedia dengan
banyak ukuran sesuai kebutuhan
C. Cara kerja
1. Siapkan cawan porselen masukkan ke dalam nya zat padat yang
dutuhkan
2. Panaskan oven masukkan cawan porselen ke dalam nya
D. Gambar alat

E. Hasil praktikum
Terbuat dari porselen, mudah pecah dan terdapat berbagai macam ukuran
kuat di suhu tinggi
F. Pembahasan
Biasaya alat ini digunakan dalam proses pengecekan kadar air dan
pemisaan zat campuran atau kristalisasi
G. Kesimpulan
Jadi cawan porselen adalah alat laboratorium non volumetrik tapi
fungsinya sebagai wadah utnuk zat kimia yang melewati proses yang
membutuhkan suhu bertekanan tinggi
Pertemuan/Tanggal : 3 / 12 November 2021
Semester & Kelompok : Semester 1 & Kelompok D
Pembimbing Praktikum : Christ Kartika Rahayuningsih, ST, M.Si
Materi : Alat - Alat Laboratorium Pada Proses Titrasi

A. Prinsip kerja
Metode titrimetri disebut titrasi. Titrasi adalah penambahan tetes demi
tetes larutan standar sekunder kedalam larutan standar primer dalam
keadaan tertentu, sampai terjadinya TAT atau TE yang ditandai
dengan perubahan warna dan atau pengendapan. Bedasarkan jenis
reaksi titrasi dibagi menjadi 7 yaitu asidimetri, alakalimetri,
argentometri, kompleksometri, permanganometri, iodometri dan
iodimetri.
B. Dasar teori
Titrasi merupakan metode analisis kimia secara kuantitatif yang biasa
digunakan untuk menentukan konsentrasi dari reaktan.
C. Alat alat yang dibutuhkan
1. Erlenmeyer

- Wadah untuk larutan yang bereaksi dengan kecepatan lemah


2. Erlenmeyer tutup asah

- Wadah untuk larutan yang bereaksi dengan kecepatan kuat


3. Labu iod

Wadah untuk larutan primer pada titrasi iodometri


4. Statif dan klem

Alat untuk menegakkan dan menjepit buret


5. Buret bening

Alat untuk tempat larutan standar sekunder


6. Buret gelap

Alat untuk tempat larutan standar sekunder yang mudah


teroksidasi cahaya matahari
7. Beaker glass

Wadah penampung tetesan larutan dari buret


8. Corong

Alat untuk memasukkan larutan ke dalam buret dan erlenmeyer


9. Pipet volume

Untuk memipet larutan standar primer


10. Botol semprot
Alat yang berisi aquades untuk disemprotkan ke glassware yang
digunakan pada saat proses titrasi maupun pembuatan larutan
11. Batang pengaduk

Pengaduk saat pembuatan larutan


D. Bahan yang dibutuhkan
1. Larutan standar sekunder
2. Larutan standar primer
3. Indikator
4. Pereaksi
E. Prosedur
1. Siapkan buret dalam kondisi bersih dan higienis dan siap
digunakan
2. Pastikan keran buret dalam keadaan tertutup dan tidak kendur lalu
masukkan larutan standar sekunder setengah dari volume buret
untuk mengadaptasi buret dan memastikan apakah keran nya
berfungsi dengan baik atau tidak
3. Masukkan kembali larutan standar sekunder sampai miniskus
cekung bagian bawah berada tepat di garis 0 menggunakan corong
lalu lepas corong
4. Jangan lupa untuk meletakkan beaker glass di bawah buret untuk
menampung tetesan larutan dari buret
5. Membuat dan menstandarisasi larutan standar primer
6. Larutan standar primer lalu dimasukkan ke dalam erlenmeyer
7. Tambahkan indikator atau larutan pereaksi yang di butuhkan
8. Lakukan titrasi hingga mencapai TAT atau TE yang ditandai
dengan perubahan warna dan atau endapan
9. Hentikan titrasi, pindahkan erlenmeyer lalu letakkan kembali
beaker glass di bawah buret
10. Amati hasilnya
F. Hasil praktikum
Proses titrasi dilakukan sampai terjadi perubahan warna dan
terbentuknya endapan hal ini sebagai tanda telah mencapai TAT atau
TE, semua proses titrasi membutuhkan indikator namun tidak semua
proses titrasi membutuhkan pereaksi. Pada pembuatan larutan standar
primer perlu sangat teliti karena termasuk larutan kuantitatif

G. Pembahasan
Perlu diperhatikan pada saat melihat volume pada biuret, jika larutan
nya bening maka melihat pada batas meniskus cekung bagian bawah
jika larutan berwarna maka melihat pada batas minikus cukung bagian
atas, dan untuk melihat volume titran yaitu jika meniskus berada
mendekati skala atas maka pilih angka 1/3 sebagai digit keduanya.
Jika meniscus tepat ditengah tengan antar dua skala, maka pilih angka
5 sebagai digit keduanya. Jika meniskus mendekati skala bawah, maka
pilih angka 7/9 sebagai digit keduanya Pemilihan digit kedua tidak
boleh angka genap.
H. Kesimpulan
Proses titrasi adalah metode untuk menentukan konsentrasi dan
menstandarisasi suatu larutan standar sekunder (titran) terhadap
larutan standar primer (titrat ) dengan bantuan indikator dan larutan
pereaksi.

I. Lampiran foto
Pertemuan/Tanggal : 4 / 15 November 2021
Semester & Kelompok : Semester 1 & Kelompok D
Pembimbing Praktikum : Christ Kartika Rahayuningsih, ST, M.Si
Materi : Penggunaan Alat - Alat pemanas

1. Oven
A. Prinsip kerja
Alat pemanas yang mengubah energi listrik menjadi energi panas,
dimana panas tersebut akan merambat ke lempeng lempeng oven
yang suhu nya bisa mencapai 180oC sehingga dapat mengeringkan
bahan yang masuk ke dalamnya
B. Dasar teori
Alat pemanas yang berfungsi untuk mensterilisasi glassware tapi
tidak alat glassware yang terbuat dari plastik, karet dan alat alat
kuantitatif
C. Gambar alat
D. Bagian alat
1. Display
2. Temperatur
3. Panah atas dan bawah
4. Timer ON /OFF
5. Saklar ON / OFF
6. Timer alarm berfungsi Untuk mengatur alarm.
7. Pengatur katup pengeluaran udara
8. Pembuka oven
9. Lampu indikator Alarm
E. Cara kerja
1. Colokkan kabel pada stop kontak
2. Naikkan saklar di samping oven
3. Setiing suhu pada oven sesuai dengan yang dibutuhkan
4. Tunggu suhu oven mencapai suhu yang di butuhkan setelah itu
masukkan alat dan atau bahan yang ingin di sterilisasi
5. Lalu atur waktu di timer handphone sesuai dengan waktu yang
dibutuhkan
6. Jika sudah selesai penggunaan oven klik stop lalu setelah itu
tunggu suhu oven menurun di 40oC – 50oC
7. Jika sudah turun suhunya bisa menekan tombol off

F. Hasil praktikum
Berdasarkan hasil praktikum fungsi dari oven adalah alat pemanas
untuk mensterilisasi alat dan juga menyerap kadar air yang ada di
dalam alat dan atau bahan, pada saat penggunaan nya perlu
diperhatikan ketika ingin menekan tombol off karena harus
menunggu sampai suhu oven turun kurang lebih 50 oC karena jika
tidak hal ini bisa menjadi salah satu faktor penyebab oven mudah
rusak
G. Pembahasan
Oven alat yang digunakan untuk sterilisasi kering dilakukan untuk
alat alat dan bahan yang tahan panas suhu nya 180oC /2 jam dan
untuk pengeringan bahan agar mengetahui kadar air 105oC –
110oC lamanya proses pengeringan berdasarkan jumlah kadar air
di dalamnya
H. Kesimpulan
Oven merupakan alat yang mengubah energi listrik menjadi energi
panas dan fungsinya untuk mengeluarkan kadar air dan juga
sterilisasi tapi tidak untuk glassware kuantitatif karena akan
menyebabkan pemuaian
2. Inkubator
A. Prinsip kerja
Mengubah energi listrik menjadi energi panas
B. Dasar teori
Alat pemanas untuk mengikubasi, menumbuhkan dan
mengembangbiakan mikroba dengan suhu sekitar 37oC secara
konstan
C. Gambar alat
D. Bagian alat
1. Pintu inkubator
2. Tombol panel untuk sesuaikan suhu yang diperlukan
3. Rak inkubator sebagai area letakkan bahan yamg akan
diinkubator
E. Cara kerja
1. Menghubungkan kabel inkubator pada stop kontak
2. Menekan tombol power (lampu power hijau)
3. Mengatur suhu inkubator sesuai dengan suhu yang kita
butuhkan
4. Setelah mengatur suhu yang di butuhkan setingan suhu secara
otomatis akan menyesuaikan setelah beberapa menit.
5. Memasukkan mikroba dan wadah untuk mikroba tersebut
haruslah di bungkus dengan kertas terlebih dahulu
F. Hasil praktikum
Berdasarkan hasil praktikum bentuk dari inkubator dan oven
hamper sama tapi di dalam inkubator terdapat dua pintu, pintu
sebagai penup dan pintu didalamnya yaitu pintu kaca untuk
memudahkan ketika melihat pertumbuhan dan perkembangan
mikroorganisme
G. Pembahasan
Suhu maksimal dari inkubator ini adalah 120ºc. inkubator juga
memiliki beberpa jenis CO2 Inkubator, yaitu incubator yang
menyediakan CO2 lebih banyak , Portable inkubator , Inkubator
room, Shaker inkubator
H. Kesimpulan
Alat pemanas yang berfungsi untuk mengikubasi/ menumbuhkan
dan atau mengembangbiakkan mikroba
3. Waterbath
A. Prinsip kerja
Mengubah energi listrik menjadi enegi panas yang dimana panas
tersebut akan merambat pada kawat nikel sehingga air menjadi
panas
B. Dasar teori
Alat pemanas yang berisi aquades berfungsi untuk memanaskan
suatu larutan dengan waktu yang di tentukan
C. Gambar alat

D. Bagian alat
1. Bath / Chamber
2. Skalar
3. pipa outlet
4. Panel operasional

E. Cara kerja
1. Siapkan aquades , masukkan aquades ke dalam waterbath
2. Colokkan kabel ke stop kontak
3. Tekan tombol power
4. Atur suhu sesuai dengan kebutuhan
5. Tekan tombol start
6. Masukkan benda yang akan dipanaska pasttikan jumlah
aquades pada waterbath mencapai setidaknya seperempat dari
badan wadah media tersebut
7. Jika proses pemanasan sudah selesai klik tombol stop, lalu
matikan waterbath dengan memencet tombol power
F. Hasil praktikum
Berdasarkan hasil praktikum waterbath adalah alat pemanas
menggunakan media air dan air yang digunakan harus air sulung
atau aquades sehingga tidak menimbulkan karat. Pada waterbath
kawat nikel akan menghambat electron sehingga air suling menjadi
panas dan suhu maksimal nya adalah 100oC
G. Pembahasan
Larutan atau media yang dipanaskan di dalam waterbath biasanya
bersifat membahayakan ketika dipanaskan karena mudah terbakar
contohnya eter
H. Kesimpulan
Maka dapat disimpulkan waterbath adalah alat pemanas paling
aman tapi tidak efisien
4. Desikator
A. Prinsip kerja
Mengikat sisa kadar air pada sample yang sudah dipanaskan
sebelumnya menggunakan silika gel yang mengikat hidrogen dan
membuat sampel tidak memmiliki kadar air
B. Dasar teori
Alat laboratorium yang terbuat dari kaca yang di dalamnya
terdapat lempengan dengan kubang lubang kecil terbuat dari
keramik yang menjadi tempat meletakkan wadah dan atau bahan
dan di bagian bawah lempengan terdapat silica gel yang menyerap
sisa kadar air
C. Gambar alat

D. Bagian alat
1. Tutup desikator
2. Badan desikator yang merupakan tempat meletakkan barang
yang akan dikeringkan
3. Bagian bawah desikator yang berisi silica gel
E. Cara kerja
1. Buka tutup desikator dengan cara menggesernya bukan
mengangkat nya karena tutup desikator berat dan beresiko
pecah
2. Letakkan alat dan atau bahan ke dalam desikator
3. Tutup kembali desikator
4. Tunggu kurang lebih selama 20 menit atau sampai alat dan
bahan tersebut bebas dari air
5. Buka tutup desikator dan selesai
F. Hasil praktikum
Berdasarkan hasil praktikum diperoleh desikator adalah alat yang
bebas dari listrik dan tidak mengeluarkan suhu yang panas,
melainkan silica gel dalam desikator inilah yang membuat alat atau
bahan mengeluarkan kadar air di dalamnya.
G. Pembahasan
Pada desikator kita bisa melihat dan memperkirakan apakah silica
gel di dalamnya masih dalam kondisi baik dengan melihat warna
dari silica gel tersebut jika masih berwarna ungu itu berarti
desikator masih dalam keadaan baik dan optimal untuk mengikat
hydrogen namun silica gel masih bisa digunakan kembali setelah
dipanaskan
H. Kesimpulan
Desikator alat penyerap air tanpa listrik namun hanya busa
menyerap air dengan jumlah yang tidak terlalu banyak biasanya di
gunakan pada bahan yang sudah dipanaskan sebelumnya

5. Analisa kadar air


A. Prinsip kerja
menguapkan air yang ada dalam bahan dengan cara pemanasan
B. Dasar teori
Penentuan kadar air dapat dilakukan dengan metode langsung dan
tidak langsung, metode langsung terdiri dari metode pengeringan ,
desikasi, termogravimetri, destilasi dan metode karl fischer. Dalam
praktikum kali ini di gunakan oven sebagai alat pemanasnya
C. Alat dan bahan
1. Sampel padat ( royco, teh, garam)
2. Cawan porselen
3. Cawan petri ( pengganti tutup cawan porselen )
4. Oven
5. Timbangan analitik
6. Desikator
D. Cara kerja
1. Panaskan cawan porselen pada oven yang telah dipanaskan
pada suhu 110oC selama 15 menit, buka setengah cawan petri
yang digunakan sebagai tutup
2. Pindahkan cawan porselen dari oven ke dalam desikator
selama 10 menit dan selalu di ingat untuk menutup cawan
porselen
3. Keluarkan cawan porselen dari desikator dan timbang
menggunakan timbangan analitik
4. Tambahkan sampel lalu timbang berat sampel
5. Masukkan kembali dan catat beratnya
6. Hitung kadar air sampel
E. Hasil praktikum
1. Kaldu ayam :
Berat A = 96,85 gram
Berat B = 98,85 gram
Berat C – 98,82 gram
% W = 98,85 - 98,82 x 100%
98,85 – 98,82
= 0,03 x 100 %
2,0
= 1,5 %

F. Pembahasan
Alat yang digunakan Analisis kadar air menggunakan oven dan
juga desikator
Rumus yang digunakan
% W = berat B – berat C x 100%
Berat B – berat A
Berat A = berat wadah kosong setelah pengeringan pada suhu
105o C – 110 o C selama 15 menit
Berat B = berat wadah setelah pengeringan ditambah bahan 2-5
gram
Berat C = berat bahan 2- 5 gram dan wadah setelah pengeringan
pada suhu 105o C – 110 o C selama 60 menit
G. Kesimpulan
berat B paling berat karena belum melewati tahap pengovenan
setelah di oven menjadi lebih ringan karena sudah tidak memiliki
banyak kadar air, begitu pun berat cawan sebelum di oven lebih
berat di bandingkan setelah di oven

H. Lampiran foto
Pertemuan/Tanggal : 6 / 17 November 2021
Semester & Kelompok : Semester 1 & Kelompok D
Pembimbing Praktikum : Riya Agustin S.ST, S.Si
Materi : mikroskop

1. Mikroskop
A. Prinsip kerja
Prinsip kerja mikroskop secara sederhana adalah lensa objektif
akan membentuk bayangan benda yang bersifat nyata, terbalik, dan
diperbesar. Bayangan benda oleh lensa objektif akan ditangkap
sebagai benda oleh lensa okuler. Bayangan inilah yang tampak
oleh mata.
B. Dasar teori
Mikroskop adalah alat laboratorium yang digunakan untuk melihat
objek yang memiliki ukuran sangat kecil dan tidak bisa di lihat
dengan mata secara langsung. ( mikroskopis )
C. Bagian bagian alat
1. Lensa objektif
Untuk melihat objek dengan perbesaran 4x, 10x, 40x dan 100x
2. Tombol on dan off
Untuk menghidupkan dan mematikan mikroskop
3. Penjepit preparat
Untuk menjepit kaca preparat agar tidak muda bergeser
4. Makrometer horizontal
Untuk pengatur fokus dengan menggerakkan preparat ke kanan
kiri atas dan bawah
5. Pengatur kasar dan halus
Untuk mengatur tinggi rendahnya meja preparat
6. Revolver
Untuk mengatur lensa objektif
7. Lensa okuler
Lensa untuk melihat objek dengan perbesaran 10x
8. Kondensor
Untuk mengatur fokus cahaya pada suatu objek
9. Diagfragma
Untuk mengatur intensitas cahaya yang masuk
10. Meja objek
Untuk meletakkan objek yang ingin diamati
11. Lengan mikroskop
Sebagai pegangan saat mikroskop akan dipindahkan atau
diangkat

D. Gambar alat

E. Cara kerja
A. Perbesaran 10 x
1. letakkan mikroskop pada meja yang datar lalu nyalakan
mikroskop, colokkan kabel mikroskop dengan sumber listrik
lalu tekan tombol power (ON).
2. letakkan sampel pada meja preparat,
3. Setelah itu , jepit dengan penjepit preparat.
4. Putar revolver untuk mengatur perbesaran objek yang
dibutuhkan disini kita menggunakan lensa perbesaran 10x
5. Nyalakan lampu ,sesuaikan kecerahan lampu sesuai kebutuhan.
6. Diafragma ditutup dan arahkan ke 10x
7. Kondensor dinaikkan setengah dari ukuran maksimum dari
kondensor (sedikit lebih naik mendekati meja preparat)
8. Atur revolver lensa obyektif dengan memilih perbesaran 10x
9. Atur kedekatan meja preparat dengan lensa obyektif, dengan
kedekatan yang lumayan dekat dengan objek / sampelnya.
jarak kedekatannya sekitar 1-2 cm
10. amati objek yang telah diletakkan dimeja preparat. Atur lensa
okuler agar kita bisa melihat dengan 2 mata sampai objek
terlihat besar dan menyatu
11. amati objek, menggerakkon makrometer dan mikrometer untuk
menempatkan objek pada posisi yang tepat sehingga bisa
dilihat secara jelas
12. Putar makrometer atau mikrometer pada lengan mikroskop
(keatas/ke bawah) untuk memfokuskan objek yang sedang
diamati
13. Setelah selesai melakukan pengamatan, jangan lupa untuk
mematikan mikroskop dengan menekan tombol power (OFF)
dan mengembalikan mikroskop ke tempat yang seharusnya

B. Perbesaran 40x
1. letakkan mikroskop pada meja yang datar ,
menghubungkan kabel mikroskop tersebut dengan sumber
listrik lalu menerkan tombol power (ON).
2. Meletakkan sampel pada meja preparat
3. Jepit sampel dengan penjepit preparat.
4. Putar revolver untuk mengatur perbesaran objek yang
terlihat pada mikroskop
5. Nyalakan lampu untuk membantu proses pengamatan objek
pada meja preparat, lalu sesuaikan kecerahan lampu sesuai
kebutuhan..
6. Diafragma dibuka setengah dan arahkan ke 40x
7. Kondensor dinaikkan setengah dari ukuran maksimum dari
kondensor (sedikit lebih naik mendekati meja preparat)
8. Atur revolver lensa obyektif dengan memilih perbesaran
40x
9. Atur kedekatan meja preparat dengan lensa obyektif,
dengan kedekatan yang lumayan dekat dengan objek /
sampelnya. jarak kedekatannya sekitar 1 cm
10. mengamati objek yang telah diletakkan dimeja preparat.
Bisa mengatur lensa okuler agar kita bisa melihat dengan 2
mata sampai objek terlihat besar dan menyatu
11. Dalam mengamati objek, bisa menggerakkon makrometer
dan mikrometeri
12. Setelah selesai melakukan pengamatan, jangan lupa untuk
mematikan mikroskop dengan menekan tombol power
(OFF)
C. Perbesaran 100x
1. Meletakkan mikroskop pada meja yang datar lalu
menyalakan mikroskop dengan menghubungkan kabel
mikroskop tersebut dengan sumber listrik lalu menekan
tombol power (ON).
2. objek diletakkan dimeja preparate, jepit dengan penjepit
yang tersedia.
3. Putar revolver untuk mengatur perbesaran objek yang
terlihat pada mikroskop disini digunakan perbesaran 100x
4. Nyalakan lampu sesuaikan kecerahan lampu sesuai
kebutuhan..
5. Diafragma ditutup dan arahkan ke 100x
6. Kondensor diarahkan ke atas full atau dinaikkan sampai
maksimal batas kenaikkannya
7. Atur revolver lensa Obyektif dengan memilih perbesaran
100x
8. Atur Kedekatan meja preparat dengan lensa obyektif,
dengan kedekatan antara sampel atau obyek dengan lensa
obyektif menyentuh titik tetapi sebelum didekatkan harus
diberi oil imersi agar terlihat jelas sel-selnya.
9. Mulailah mengamati objek.
10. Dalam mengamati objek, bisa menggerakan makrometer
dan mikrometer
11. Setelah selesai melakukan pengamatan, jangan lupa untuk
mematikan mikroskop dengan menekan tombol power
(OFF)

F. Hasil praktikum
Berdasarkan hasil praktikum agar langsung bisa ditemukan objek
yang ingin kita amati pastikan kita telah benar mengatur kondensor
dan juga diafragma atau bisa juga dengan mengatur makrometer
dan mikrometer.
G. Pembahasan
Apabila pada preparat terdapat oil imersi atau lainnya bisa
menghapusnya dengan tisu lensa dan harus dilakukan dengan hati
hati tidak boleh terlalu kasar agar sampel tidak menempel pada tisu
H. Kesimpulan
Mikroskop merupakan alat yang digunakan untuk mengamati
objek berukuran kecil (mikroskopis) dan sering ditemukan
keberadaannya di seluruh laboratorium. Sehingga mikroskop
memiliki lensa objektif yang memiliki ukuran perbesaran tertentu

I. Lampiran foto
Pleura 10 x pleura 40 x pleura 100x

darah 10 x darah 40 x darah 100 x


Pertemuan/Tanggal : 7 / 18 November 2021
Semester & Kelompok : Semester 1 & Kelompok D
Pembimbing Praktikum : Drs. Syamsul Arifin S.T, M.Kes.
Materi : Piknometer dan kalibrasi alat

1. Piknometer
A. Prinsip kerja
Mengukur nilai massa jenis atau densitas dari fluida yang akan
diukur dengan cara membandingkan maasa zat dengan volume zat
B. Dasar teori
Sebuah piknometer biasanya terbuat dari kaca, dengan penyumbat
ketat dengan pipa kapiler yang melaluinya, sehingga gelembung
udara dapat lolos dari alat tersebut.
C. Gambar alat

D. Bagian bagian alat


1. Tutup piknometer, berfungsi untuk mempertahankan suhu di
dalam piknometer.
2. Lubang untuk tempat keluar masuknya sample/objek.
3. tabung ukur, untuk mengukur volume cairan yang didalam
piknometer.

E. Cara kerja
1. Siapkan piknometer dalam keadaan steril dan bahan disini
yang digunakan adalah minyak
2. Timbang piknometer kosong di neraca analitik
3. Masukkan aquades ke dalam nya tutup piknometer lalu
timbang kembali
4. Setelah itu buang aquades, ganti kedalamnya dengan minyak
timbang.
5. Setelah selesai, bersihkan kembali piknometer

F. Hasil praktikum
Berdasarkan hasil praktikum piknometer memiliki kapasitas yang
beragam di antaranya 10 ml, 25 ml, 50 ml, dan 100ml tapi yang
palingsering diguanakan adalah ukuran 10 ml dan 25

1. Piknometer dengan minyak yang pertama


Berat A = 12,7249 ( berat piknometer kosong )
Berat B = 24,3373 ( berat piknometer dan aquades)
Berat C = 23, 4201 ( berat piknometer dengan minyak)

P minyak = Berat C – berat A x massa jenis aquades


Berat B – berat A

= 23,4201 – 12,7249 X 0,995


24,3373 – 12,7249

= 10, 6952 x 0,995 = 0,9164 gram/ ml


11, 6124

2. Piknometer dengan berat minyak yang kedua


Berat A = 12,7822 ( berat piknometer kosong )
Berat B = 24,3589 ( berat piknometer dan aquades)
Berat C = 23, 4340 ( berat piknometer dengan minyak)

P minyak = Berat C – berat A x massa jenis aquades


Berat B – berat A

= 23,4340 – 12,7822 X 0,995


24,3589 – 12,7822

= 10, 6518 x 0,995 = 0,9155 gram/ ml


11, 5767

3. Piknometer dengan nutrien agar yang pertama


Berat A = 23, 4201 ( berat piknometer dan minyak )
Berat B = 2,00 ( berat nutrien agar )
Berat C = 24,3421 ( berat pinometer dan minyak diiisi nutrien
agar)

P = massa nutrient agar x massa jenis minyak I


(A + 2 gram) – C

P= 2 ______ x 0,9164

(A + 2 gram) – C

= 2 ______ ____ x 0,9164


(23,4201 + 2 gram) – 24,3421
= 2 ______ x 0,9164
(25,4201) – 24,3421

= __2__ x 0,9164 = 1,7002 gram/ ml


1,078

4. Piknometer dengan nutrien agar yang kedua


Berat A = 23, 4340( berat piknometer dan minyak )
Berat B = 2,00 ( berat nutrien agar )
Berat C = 24,4116 ( berat pinometer dan minyak diiisi nutrien
agar)

P = massa nutrient agar x massa jenis minyak II


(A + 2 gram) – C

P= 2 ______ x 0,9155

(A + 2 gram) – C

2 ______ x 0,9155
(A + 2 gram) – C

2 ______ ____ x 0,9155


(23,4340 + 2 gram) – 24,4116

2 ______ x 0,9155
(25,4340) – 24,4116

__2__ x 0,9155 = 1,7908 gram/ ml


1,0224
G. Pembahasan
Piknometer bisa digunakan secara maksimal juga akurat harus
dilakukan perawatan salah satunnya dengan kalibrasi
H. Kesimpulan
Piknometer adalah alat untuk menghitung atau mengukur massa
jenis suatu zat, larutan ataupun cairan.

2. Kalibrasi alat pipet

5. Pipet 20o C
A) Metode lurus
Berat A = 34,2992
Berat B = 44,2032
Berat C = 34,4320

V = berat B – berat A
Massa jenis air 20o C

44,2032 – 34,2992 = 9,9238 ml


0,0998

B) Metode miring
Berat A = 34,3029
Berat B = 44,3738
Berat C = 34,6022

V = berat B – berat A
Massa jenis air 20o C

44,3738 – 34,6022 = 10,0910 ml


0,0998
C) Metode blub dilepas
Berat A = 34,2985
Berat B = 44,2180
Berat C = 34,5737

V = berat B – berat A
Massa jenis air 20o C

44,2180 – 34, 2985 = 9,9397 ml


0,0998
6. Pipet 27,5oC
A) Metode lurus
Berat A = 34,2995
Berat B = 43,9597
Berat C = 34,4778

V = ___berat B – berat A_____


Massa jenis air 27,5 o C

= 43,9597 – 34, 2995 = 9,6951 ml


0,0964

B) Metode miring
Berat A = 34,3032
Berat B = 44,2180
Berat C = 34,5737
V = ___berat B – berat A_____
Massa jenis air 27,5 o C

44,2800 – 34, 3032 = 10, 0128 ml


0,0964

C) Metode tanpa blub


Berat A = 34,2993
Berat B = 44,2780
Berat C = 34,6042

V = ___berat B – berat A_____


Massa jenis air 27,5 o C

= 44,2780 – 34, 2993= 10, 0147 ml


0,0964

7. Kesimpulan
Maka metode yang palinga kurat untuk memipet menggunakan
pipet volume 20o C dan 27,5o C adalah dengan metode blub
dilepas.
Pertemuan/Tanggal : 7 / 18 November 2021
Semester & Kelompok : Semester 1 & Kelompok D
Pembimbing Praktikum : Drs. Syamsul Arifin S.T, M.Kes.
Materi : autoklaf

1. Autoklaf
A. Prinsip kerja
Menggunakan sumber panas dari kompor untuk memanaskan
media (aquades) didalamnya sehingga mengasilkan uap untuk
mensterilisasi alat dan atau bahan
B. Dasar teori
Autoclave adalah sebuah alat laboratorium yang digunakan untuk
mensterilkan alatalat laboratorium setelah digunakan. Sterilisasi itu
sendiri merupakan proses yang dilakukan untuk membunuh atau
menghilangkan mikroorganisme, virus, bakteri, spora, dan fungi
beserta sporanya pada alat laboratorium atau media lainnya(baik
padat maupun cair).
C. Gambar alat

D. Bagian bagian alat


1. tutup autoclave
2. tabung autoclave
3. pengukur tekanan
4. katup uap
5. skrup pengaman
E. Hasil praktikum
Berdasarkan hasil praktikum autoclave adalah alat yang memiliki
cara kerja yang sama dengan dandang atau panci presto untuk
mensterilisasi di butuhkan suhu 121oC dalam waktu 15 menit dan
ketika selesai proses sterilisasi pada saat ingin membuka tutup nya
harus membuka Katup nya sedikit supaya tidak pecah dan volume
air naik
F. Pembahasan
Autoclave adalah alat untuk mensterilisasikan peralatan
laboratorium dan media dari virus, bakteri dan jamur sehingga
apabila media yang digunakan untuk menumbuhkan bakteri bisa
digunakan dengan baik dan peralatan laboratorium steril.
G. Kesimpulan
Autoclave lebih sering digunakan untuk mensterilisasikan alat dan
bahan untuk pembuatan media
Pertemuan/Tanggal : 8 / 19 November 2021
Semester & Kelompok : Semester 1 & Kelompok D
Pembimbing Praktikum : indah lestari, S.E, S.Si, M.Kes
Materi : alat pemanas, neraca dan kertas saring

1. Hot stirrer
A. Prinsip kerja
Mengubah energi listrik menjadi energi panas dan energi gerak
B. Dasar teori
Alat laboratorium yang menghasilkan panas dan gerak untuk
menghomogenkan larutan
C. Gambar alat

D. Bagian bagian alat


1. Top plate
2. House
3. Tombol power
4. Pengatur stirrer
5. Pengaduk
E. Cara kerja
1. Tancapkan kabel power ke sumber listrik.
2. Aktifkan hotplate dengan menekan tombol ON/OFF.
3. Atur suhu yang diinginkan dengan memutar tombol
pengaturan suhu
4. Suhu tersebut akan muncul pada display
5. Atur putaran yang diinginkan dengan memutar tombol
pengaturan kecepatan dari 0 hingga 1500 rpm.
6. Atur tombol pengaturan suhu pada posisi OFF dan tombol
pengaturan kecepatan pada posisi 0.
7. Non-aktifkan hotplate dengan menekan tombol ON/OFF.
8. Cabut kabel stop kontak dari sumber listrik.
F. Hasil praktikum
Hot stirrer dan hot plate sekilas terlihat sama namun hot stirrer
lebih canggih sehingga lebih sering digunakan untuk
mengomogenkan larutan
G. Pembahasan
Hot stirrer digunakan untuk membuat segala macam bahan nutrisi
dengan melibatkan pengaduk dan Pemanas. Pengaduk dan
pemanas yang dihasilkan oleh alat ini bersumber dari energi listrik.
Kita juga bisa mengatur besarnya kecepatan pengaduk dan
pemanas berdasarkan keperluan.
H. Kesimpulan
Hot stirrer adalah alat pemana untuk mengomogenkan dengan
suhu yang sedang

2. Spirtus
A. Prinsip kerja
Medium cair (spirtus) memiliki kemampuan untuk bisa
menghantarkan api, melalui sumbu medium cair merambat ke atas
dan dengan bantuan korek api, maka medium cair tersebut bisa
berubah menjadi api
B. Dasar Teori
spiritus merupakan sebuah alat yang berfungsi sebagai
pembakaran untuk menghasilkan api. Sesuai namanya, bahan
bakar dari alat ini adalah dengan menggunakan spiritus. Dalam
pembakar spiritus ini memiliki sumbu yang akan terhubung
dengan spiritus sebagai bahan bakar didalamnya dan pada bagian
atas menjadi bagian yang akan terbakar.
C. Gambar alat

D. Bagian bagian alat


1. Sumbu sebagai penghantar api
2. Badan spiritus terbuat dari kaca yang berisikan spiritus
E. Cara kerja
1. Siapkan alat spiritus pastikan di dalamnya terisi dengan spiritus
2. Nyalakan korek, sambarkan api ke sumbu
3. Setelah api tersulut di sumbu letakkan kaki tiga di atasnya dan
kawat kassa
4. Maka spiritus bisa digunakan, jika sudah selesai matikan
apinya bisa dengan cara ditiup
F. Hasil praktikum
Berdasarkan hasil praktikum untuk menggunakan spiritus
dibutuhkan bantuan dari kaki tiga dan kawat kassa
G. Pembahasan
Spiritus ini memiliki kelebihan yaitu tidak mengasilkan asap saat
digunakan
H. Kesimpulan
Alat pemanas yang memerlukan bahan bakar spiritus dan sumbu

3. Hot plate
A. Prinsip kerja
Mengubah energi listrik menjadi energi panas, yang membuat
penampang hot plate menjadi panas
B. Dasar teori
Alat pemanasa di laboratorium yang memanaskan dan
menghomogenkan larutan biasanya wadah yang digunakan ketika
memanaskan larutan di hot plate adalah erlenmeyer
C. Gambar alat

D. Bagian bagian alat


1. Piringan hot plate, penghantar panas
2. Pengatur suhu, mengatur suhu sesuai dengan kebutuhan
3. Tombol ‘ON/OFF’, mengaktifkan dan mematikan hot plate
E. Cara kerja
1. Siapkan Erlenmeyer berisi larutan yang dipanaskan dan
dihomogenkan Sambungkan kabel pada hotplate ke stop
kontak
2. Letakkan kawat kassa diatas piringan hotplate , taruh
Erlenmeyer diatasnya
3. Tekan tombol on atur suhu
4. Lakukan penghomogenan jika sudah selesai tekan off cabut
kabel dari sumber listrik
F. Hasil praktikum
Berdasarkan hasil praktikum ketika ingin menggunakan hot plate
tidak bisa langsung menaruh wadah di atas piringan hot plate
karena tidak rata sehingga di butuhkan kawat kassa agar menjadi
rata.
G. Pembahasan
Penggunaan hot plate maksimal dengan suhu 250oC
H. Kesimpulan
Alat pemanas untuk memanaskan dan menghomogenkan larutan
4. Bunsen
A. Prinsip kerja
Menghasilkan api terbuka dari gas yang biasa berasal dari gas alam
( metana) atau bahan bakar cair seperti propana, butana
B. Dasar teori
Bunsen adalah salah satu alat laboratorium kimia yang terdiri dari
tabung logam vertikal terhubung ke sumber bahan bakar gas
(burner tube), dengan lubang pemasukan udara (collar). Udara
akan masuk ke dalam tabung dan bercampur dengan gas untuk
membuat api yang sangat panas

.
C. Gambar alat dan bagiannya
D. Cara kerja
1. Sebelum menggunakan bunsen pastikan lubang udara pada
bunsen ditutup dengan cara memutar collar untuk menutup
lubang udara.
2. Tutup Katup Pasokan Lokal dengan Memutar Pegangan dan
Pastikan Saluran Gas Aktif
3. Tutup Katup Jarum di Bagian Bawah Alat Pembakar
4. Buka Katup dengan Memutar Pegangan
5. Buka Katup Jarum di Bagian Bawah Alat Pembakar Hingga
Terdengar Desis Gas
6. Letakkan Nyala Api Di Bagian Atas Tabung
7. Nyalakan Keran Gas Secara Perlahan untuk Mengatur Api

E. Hasil praktikum
Berdasarkan hasil praktikum untuk menghasilkan api Bunsen
harus di pancing dengan api dari korek dan penggunaan nya untuk
memanaskan larutan di utuhkan kaki tiga dan kawat kassa
F. Pembahasan
pembakar bunsen digunakan untuk menguji sampel mengandung
logam alkali/alkali tanah atau tidak. Sampel yang diuji akan
dibakar dengan nyala api yang konstan selama waktu tertentu. Jika
suatu sampel mengandung logam maka akan memberikan warna
pijar yang berbeda-beda.
G. Kesimpulan
Di dalam laboratorium kimia, pembakar bunsen digunakan untuk
beberapa proses kimia yang memerlukan pemanasan di dalamnya.
Khususnya pada kimia analitik, pembakar bunsen digunakan
dalam uji kualitatif untuk memanaskan tabung reaksi.

5. Neraca kuno
A. Prinsip kerja
Berat benda yang ditimbang menggeser batang akibat gaya gravitasi.
Massa benda yang ditimbang berubah menjadi berat akibat gaya
gravitasi
B. Dasar teori
Jenis neraca yang bekerja dengan cara mekanis dengan sistem
pegas, menggunakan jarum sebagai penunjuk skala dan biasanya
terbuat dari kuningan
C. Gambar alat
D. Bagian bagian alat
1. Beam
2. Agate Knife
3. Agate Plate
4. Pillar
5. Scale
6. Piringan
7. Plumb
8. Jarum penunjuk
9. Weights
10. Balancing screw
11. Fulcrum
12. Arrestment knob
E. Cara kerja
1. Pastikan kedua piringan neraca sudah seimbang, baru bisa
digunakan
2. Putar kedua skrup di ujung lengan neraca sampai kedua
piringan tersebut seimbang
3. Letakkan benda yang akan diukur massanya di salah satu
piringan
4. kemudian letakkan anak timbangan pada piringan sebelah
kanan sampai kedua piringan seimbang
5. pada kedudukan seimbang, massa benda yang ditimbang tepat
sama dengan massa anak timbangan sampai peluru yang
digantung bersentuhan kedua ujungnya dengan peluru yang
dibawah

F. Hasil praktikum
Berdasarkan hasil praktikum diperlukan ketelitian yang tinggi
ketika menggunakan neraca ini karena jika tidak bisa saja hasilnya
tidak sesuai dengan kebutuhan
G. Pembahasan
Neraca ini menggunakan indikator berupa jarum penunjuk sebagai
penunjukan massa yang telah terskala, memiliki batas ketelitian
yaitu 0,1 gram
H. Kesimpulan
Dapat disimpulkan penggunaan neraca analitik ini sudah jarang di
gunakan karena cara pakai nya yang rumit dan membutuhkan
ketelitian.
6. Neraca listrik
A. Prinsip kerja
Mengukur tekanan (gaya tolak) yang dibutuhkan untuk
mrnghitung satuan massa suatu berat dengan teknik digital dan
tingkat ketelitian yang tinggi
B. Dasar teori
Jenis neraca yang didesain untuk mengukur massa kecil
dalamrentang sub miligram, alat ini biasanya diletakkan di
laboratorium sebagai alat ukur dalam kegiatan praktikum

C. Gambar alat
D. Bagian bagian alat
1. Tombol on/off
2. Tombol pengatur timbangan
3. Piringan, tempat meletakkan alat dan atau bahan
4. waterpass
E. Cara kerja
1. Siapkan cawan arloji taruh di atasnya bahan yang ingin
ditimbang
2. Sambungkan kabel ke sumber listrik
3. Tekan tombol ON, setting tepat di angka 0
4. Letakkan alat dan atau bahan di atas neraca
5. Maka massa dari alat dan atau bahan akan muncul dalam
bentuk digital
F. Hasil praktikum
Berdasarkan hasil praktikum ketika menimbang di neraca analitik
harus menggunakan cawan arloji khususnya pada neraca analitik
karena bisa membuat neraca mudah rusak, tapi untuk neraca listrik
dua digit boleh menggunakan cawan petri.
G. Pembahasan
Neraca listrik untuk ketelitian bisa mencapai 0,0001 gram dan
dalam penggunaan neraca ada metode kualitatif biasanya untuk
pembuatan media dan kuantitatif biasanya untuk pembuatan
larutan standart primer
H. Kesimpulan
Dapat disimpulkan neraca analitik lebih sering dan mudah
digunakan karena lebih efisien dan lebih tepat hasil
perhitungannya
7. Pembuatan kertas saring
A. Prinsip kerja
menyaring zat cair melalui pori-pori kertas, sehingga pori
tersebut akan memungkinkan partikel dengan ukuran lebih
kecil dari pori untuk melewatinya sedangkan partikel dengan
ukuran lebih besar untuk tertinggal dan terpisah.
B. Dasar teori
Lembaran kertas berpori yang memiliki ukuran pori pori
berbeda sesuai dengan kebutuhan biasanya di letakkan diatas
corong untuk menyaring larutan atau untuk proses filtrasi
C. Gambar alat

D. Alat dan bahan


1. Gunting
2. Kertas saring
3. Pensil
4. Penggaris
E. Cara kerja
1. Siapkan corong dengan ukuran yang kita butuhkan disini di
gunakan unkuran kecil
2. Ukur diameter corong dengan cara gunakan penggaris ukur
dari mulut corong hingga batas atas leher corong
3. Potong kertas, perkirakan seberapa lebar kertas yang di
butuhkan
4. Lipat kertas menjadi 4 bagian
5. Beri tanda pada kertas saring yang sudah dilipat menjadi 4
bagian sesuai diameter corong secara melingkar sehingga
ketika digunting akan membentuk lingkaran.
6. Beri guntingan kotak di salah satu bagian keras saring
jangan sampai putus fungsinya sebagai penahan
7. Pasangkan di corong kemudian siramkan air, kertas aring
siap digunakan

F. Hasil praktikum
Setelah praktikum dihasilkan 4 buah kertas saring berbagai
ukuran, mulai dari untuk ukuran corong 3,5 cm sampai 11,5
cm dan siap untuk diguankan
G. Pembahasan
Kertas saring berfungsi untuk memisahkan bahan padat dan
cair yang tidak homogen. Kertas saring memiliki banyak
ukuran , maka kita perlu memilih kertas saring dengan nomor
yang kecil. Ukuran pori kertas saring yang umum digunakan
dalam laboratorium adalah berukuran 0.45 mikrometer
H. Kesimpulan
Kertas saring di gunakan dalam proses filtasi larutan yang
masih terdapat bahan yang tidak terlarut atau gumpalan

Anda mungkin juga menyukai