Anda di halaman 1dari 10

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PENILAIAN KELAYAKAN

USAHA BARU MENGGUNAKAN METODE PROMETHEE


Erick Putra Pomada
Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Atma Jaya Makassar
Alamat e-mail:erick_pomada@yahoo.com

ABSTRACT
Many entrepreneurs failed in his attempt because it does not prepare or do not know whether
the effort is worth it or not to run. This leads to a lot of people are reluctant to invest capital in
entrepreneurship because of fear for businesses that are not feasible or are not profitable.The
result of this research is a decision support system using PROMETHEE to assess the feasibility
of a new venture. This research is not just help to assess the feasibility of new businesses but also
help in the making of business plan and projected financial statement of new venture.

Keywords: PROMETHEE, Feasibility Study, Projected Financial Statement, Business Plan.

1. PENDAHULUAN risiko usaha dan lain sebagainya. Tingkat


kegagalan bagi usaha baru sangatlah tinggi,
Jumlah pengangguran di suatu negara
menurut Yuyun Wirasasmita dalam Suryana
sangat mempengaruhi kondisi ekonomi dari
tingkat mortalitas/kegagalan usaha kecil di
negara tersebut. Jumlah pengangguran yang
Indonesia mencapai 78 persen (2009:p69)
terlalu banyak akan menyebabkan kondisi
[11].
ekonomi suatu negara akan melemah dan
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh
sebaliknya dengan jumlah pengangguran
SBA (Small Business Association) [9] hanya
yang sedikit kondisi ekonomi suatu negara
sekitar 30% usaha baru yang gagal dalam dua
akan menjadi kuat. Menurut Badan Pusat
tahun pertama setelah dibuka, 50% dalam
Statistik (2013) [2] angka pengangguran di
lima tahun pertama setelah dibuka dan 66%
Indonesia per Agustus 2013 melonjak 7,39
selama 10 tahun pertama setelah dibuka.
juta jiwa dari Agustus 2012 sebanyak 7,24
Hanya 25% usaha baru yang berhasil
juta jiwa. Jumlah pengangguran yang masih
meneruskan bisnis hingga 15 tahun dan
cukup banyak ini tentu mempengaruhi
seterusnya. Hal ini menunjukkan bahwa
kondisi ekonomi dari Indonesia.
usaha baru yang telah dijalankan oleh calon
Pemerintah Indonesia telah melakukan
wirausahawan memiliki tingkat kegagalan
berbagai hal untuk mengurangi
yang tinggi dalam lima tahun pertama sejak
pengangguran di Indonesia salah satunya
usaha dijalankan.
dengan berusaha menciptakan jiwa
Faktor - faktor yang menyebabkan
kewirausahaan di kalangan pemuda dan
seseorang mundur dari kewirausahaan antara
mendorong lebih banyak orang untuk
lain pendapatan yang tidak menentu,
berwirausaha untuk membantu mengurangi
kerugian akibat hilangnya modal investasi,
pengangguran. Jumlah wirausahawan di
perlu kerja keras dan waktu yang lama,
Indonesia idealnya 2% dari total penduduk
tingkat stres yang tinggi, tanggung jawab
untuk membantu perkembangan ekonomi di
penuh, keputusasaan, serta kualitas
tanah air yang lebih cepat sedangkan
kehidupan yang tetap rendah meskipun
Indonesia saat ini baru memiliki 1,56%
usahanya telah berhasil (Zimmerer dan
wirausahawan dari total penduduk
Scarborough, 2005: p8-11) [13].
(Martowardojo, 2013) [6].
Sebelum mulai berwirausaha banyak
Wirausaha merupakan salah satu cara
faktor yang perlu diperhatikan oleh calon
yang dilakukan untuk mengurangi
wirausahawan seperti modal, lokasi,
pengangguran dan membantu perkembangan
perizinan, waktu dan masih banyak lagi.
ekonomi namun banyak faktor yang
Semua faktor-faktor itu dimasukkan ke
menyebabkan seseorang sulit atau enggan
dalam sebuah penilaian untuk menilai akan
untuk berwirausaha seperti motivasi, modal,
layak tidaknya suatu usaha baru yang akan

Pomada, Sistem Penunjang Keputusan Kelayakan Usaha Baru Menggunakan Metode Promethee 1
dijalankan. Studi kelayakan usaha berfungsi dapat membantu calon wirausahawan dalam
sebagai laporan, pedoman dan bahan menyusun business plan dan proyeksi
pertimbangan untuk merintis dan laporan keuangan yang akan digunakan bagi
mengembangkan usaha sehingga bisnis yang calon wirausahawan.
akan dilakukan dapat meyakinkan
wirausahawan itu sendiri untuk menjalankan 2. TINJAUAN PUSTAKA
usaha tersebut (Suryana, 2008:p185) [11].
2.1 Wirausaha
Penilaian kelayakan usaha yang baik dan
jelas tidak mudah untuk dibuat karena Pengertian wirausaha menurut Suryana
melibatkan banyak faktor, semua faktor (2008: p15-16) [11] dapat dipandang dari
tersebut dibagi ke beberapa aspek yang harus berbagai sudut dan konteks yaitu :
dimuat di dalam proposal usaha diantaranya a. Menurut ahli ekonomi, wirausaha
pendahuluan, organisasi/manajemen, adalah orang yang mengkombinasikan
pemasaran, teknik produksi/operasi usaha faktor-faktor produksi seperti sumber
dan aspek keuangan (Suryana, 2008: p220) daya alam, tenaga kerja, material, dan
[11]. Banyaknya kriteria yang perlu dinilai
dan kurang pahamnya calon wirausahawan peralatan lainnya untuk meningkatkan
akan kriteria tersebut membuat calon nilai yang lebih tinggi dari sebelumnya.
wirausahawan menjadi malas atau kesulitan b. Menurut ahli manajemen, wirausaha
melakukan studi kelayakan usaha. adalah seseorang yang memiliki
Sistem penunjang keputusan dapat kombinasi unsur-unsur internal yang
membantu calon wirausahawan untuk meliputi motivasi, visi, komunikasi,
menilai apakah usaha baru yang ingin
optimisme, dorongan, semangat, dan
dijalankannya layak dan menguntungkan
baginya dengan cara menilai kriteria secara kemampuan memanfaatkan peluang
menyeluruh tidak hanya sebatas penilaian usaha.
pada aspek keuangan dengan menggunakan c. Menurut pelaku bisnis (Sri Edi Swasono
metode NPV dan IRR. dalam Suryana, 2008), wirausaha adalah
Tidak hanya studi kelayakan usaha yang pelopor dalam bisnis, inovator,
digunakan untuk meyakinkan wirausahawan penanggung risiko yang mempunyai visi
bahwa usaha yang ingin dijalankannya layak
ke depan dan memiliki keunggulan
untuk dijalankan, business plan juga
berpengaruh Business plan dapat digunakan dalam prestasi di bidang usaha.
oleh calon wirausahawan sebagai pedoman d. Menurut pandangan psikolog, wirausaha
dalam menjalankan usaha agar usaha tersebut adalah orang yang memiliki dorongan
dapat berhasil. Business plan yang kurang kekuatan dari dalam dirinya untuk
baik dapat menyebabkan calon memperoleh suatu tujuan serta suka
wirausahawan mengalami kegagalan dalam bereksperimen untuk menampilkan
menjalankan usahanya, namun untuk
membuat business plan yang baik tidak kebebasan dirinya di luar kekuasaan
mudah karena calon wirausahawan tidak orang lain.
memiliki pengalaman dalam perencanaan e. Menurut pandangan pemodal, wirausaha
usaha maupun kesulitan dalam menangani adalah orang yang menciptakan
aspek keuangan usaha. kesejahteraan untuk orang lain,
Berdasarkan permasalahan di atas maka menemukan cara-cara baru untuk
penulis ingin membuat sebuah sistem
menggunakan sumber daya, mengurangi
penunjang keputusan dengan metode
PROMETHEE (Preference Ranking pemborosan, dan membuka lapangan
Organization Method for Enrichment kerja yang disenangi masyarakat.
Evaluation) untuk membantu para calon
wirausahawan untuk melakukan penilaian 2.2 Studi Kelayakan Usaha
kelayakan usaha yang baik dan jelas sehingga Studi kelayakan usaha atau disebut juga
wirausahawan dapat memutuskan untuk analisis proyek bisnis adalah penelitian
menjalankan usaha yang direncanakannya tentang layak atau tidaknya suatu bisnis
atau tidak. Selain itu sistem tersebut juga

2 JURNAL TEMATIKA VOL.4, NO. 1, MARET 2016, ISSN: 2303 3878


dilaksanakan dengan menguntungkan secara usaha. Metode NPV digunakan karena
terus menerus (Suryana, 2008: p184) [11]. dengan menggunakan metode NPV dapat
Studi kelayakan usaha berfungsi sebagai diketahui titik impas (break even) dan
laporan, pedoman, dan bahan pertimbangan keuntungan dari investasi usaha yang
untuk merintis dan mengembangkan usaha dilakukan. Jika hasil dari metode NPV > 0
atau melakukan investasi baru sehingga maka bisnis layak secara ekonomis dan
bisnis yang akan dilakukan dapat pembobotan pada salah satu kriteria aspek
meyakinkan wirausahawan dalam melakukan keuangan pada sistem penunjang keputusan
investasi (Suryana, 2008:p185) [11]. diberikan. Metode NPV secara matematis
dapat dituliskan sebagai berikut :
2.3 Business Plan
𝐵𝑡 𝐶𝑡
Menurut Irham Fahmi (2013: p49) [3] NPV= ∑ ( )− {𝐶𝑜 + ∑ ( )} (1)
(1+𝑖) (1+𝑖)
business plan adalah suatu rangka kerja yang
menjelaskan setiap bagian bisnis yang akan Atau 𝑁𝑃𝑉 = ∑ 𝑃𝐹𝑡 (𝐵𝑡) − ∑ 𝑃𝐹𝑡 (𝐶𝑡) di
dikerjakan semenjak dari awal hingga akhir. mana t = 1,2,3...,n (2)
Rencana bisnis yang ditulis dengan baik oleh
wirausahawan baru adalah resep yang sangat Sedangkan 𝑃𝐹𝑡 = (1 + 𝑖)−𝑡 (3)
penting untuk keberhasilan bisnis. Rencana
bisnis memungkinkan wirausahawan baru Dimana :
untuk mengganti asumsi yang kadang – NPV = Nilai Sekarang Bersih
kadang salah dengan fakta – fakta sebelum Bt = Arus kas masuk pada periode t
mengambil keputusan untuk terjun ke bisnis (benefit)
(Irham Fahmi, 2013: p51) [3]. Ct = Arus kas keluar pada periode t
(cost)
2.4 Sistem Penunjang Keputusan i = Tingkat bunga bank yang
berlaku (interest)
Sistem pendukung keputusan atau t = Periode waktu
Decision Support System (DSS) adalah (1+i)-t = Faktor nilai sekarang (discount
sistem informasi interaktif yang factor atau PFt )
menyediakan informasi, pemodelan, dan
pemanipulasian data yang digunakan untuk 2.6 Metode Internal Rate of Return (IRR)
membantu pengambilan keputusan pada
situasi yang semi terstruktur dan situasi yang Tingkat pengembalian internal (internal
tidak terstruktur di mana tak seorang pun tahu rate of return) adalah tingkat bunga (interest
secara pasti bagaimana keputusan seharusnya rate) yang membuat nilai sekarang bersih
dibuat (Alter dalam Abdul Kadir, 2003: (net present value) menjadi nol atau disebut
p117) [5]. Menurut Raymond McLeod, Jr. juga indeks profitabilitas (profitability
dan George P. Schell (2008: p332) [7] sistem index). Kriteria IRR adalah
pendukung pengambilan keputusan adalah Bila IRR > MARR, maka bisnis layak
sistem yang didesain untuk membantu secara ekonomis dan pembobotan pada salah
manajer memecahkan masalah tertentu. satu kriteria aspek keuangan sistem
penunjang keputusan diberikan. Dimana
2.5 Metode Net Present Value (NPV) MARR = Minimum Atractive Rate of Return
IRR dapat dihitung dengan cara coba-
Perlu diperhatikan bahwa nilai uang coba memasukkan tingkat bunga, yaitu untuk
sebagai manfaat ekonomi dari usaha yang mengetahui secara pasti berapa besar tingkat
diperkirakan akan diterima di masa yang bunga yang membuat NPV = 0. Metode IRR
akan datang tidak sama dengan nilai uang digunakan untuk membantu analisis aspek
yang diterima sekarang karena adanya faktor keuangan dari suatu proposal usaha. IRR
suku bunga dan besarnya biaya yang digunakan untuk memastikan tingkat bunga
dianalisis sepanjang waktu. Oleh sebab itu yang masih dapat diterima oleh usaha untuk
dalam studi kelayakan usaha, unsur waktu dapat mengembalikan investasi. Secara
dan suku bunga harus diperhitungkan. matematis dituliskan sebagai berikut :
Metode NPV digunakan dalam membantu 𝐶1
analisis aspek keuangan dari suatu proposal 𝑟 = 𝑃1 + ∗ (𝑃2 − 𝑃1 ) (4)
𝐶1 − 𝐶2

Pomada, Sistem Penunjang Keputusan Kelayakan Usaha Baru Menggunakan Metode Promethee 3
Dimana : berikutnya dilakukan perhitungan preferensi
r = IRR yang dicari indeks dari setiap nilai kriteria, lalu preferensi
P1 = Tingkat bunga ke-1 indeks digunakan untuk melakukan
P2 = Tingkat bunga ke-2 perangkingan dengan mencari nilai entering
C1 = NPV ke-1 flow, leaving flow, dan net flow.
C2 = NPV ke-2 Pada studi kasus penilaian kelayakan
usaha metode PROMETHEE diaplikasikan
2.7 Preference Ranking Organization pada setiap kriteria yang terdapat pada aspek
Method for Enrichment Evaluation sikap wirausaha, pemasaran, produksi,
(PROMETHEE) manajemen, dan keuangan. Batas nilai setiap
kriteria dan fungsi preferensi kriteria telah
Menurut Dony Novaliendry (2009) [8]
ditentukan sebelumnya. Pengguna hanya
PROMETHEE adalah suatu metode
perlu memasukkan informasi untuk aspek-
penentuan urutan dalam MCDM (Multi
aspek yang bersangkutan dan perhitungan
Criteria Decision Making). Permasalahan
preferensi kriteria dapat dilakukan. Informasi
utama di dalam metode ini adalah
untuk aspek keuangan akan diolah terlebih
kesederhanaan, kejelasan, dan kestabilan. Di
dahulu dengan metode NPV dan IRR, lalu
dalam metode ini, semua parameter yang
data hasil olahan tersebut yang menjadi
dinyatakan mempunyai pengaruh nyata
penilaian dalam metode PROMETHEE.
menurut pandangan ekonomi. Sistem
Dalam PROMETHEE terdapat enam bentuk
penunjang keputusan penilaian kelayakan
fungsi preferensi kriteria dengan rumus
usaha baru menggunakan metode
sebagai berikut :
PROMETHEE karena metode ini dapat
a. Kriteria Biasa
menangani data kualitatif dan kuantitatif
dalam mengambil keputusan. Berdasarkan 0 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑑 = 0
𝐻(𝑑) = { (5)
itu metode PROMETHEE di rasa sesuai 1 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑑 ≠ 0
untuk menilai kelayakan usaha baru yang Dimana :
kriteria penilaiannya berupa data kualitatif d = selisih nilai kriteria {d = f(a)-f(b)}
dan kuantitatif. b. Kriteria Quasi
Tidak hanya itu metode PROMETHEE 0 𝑗𝑖𝑘𝑎 − 𝑞 ≤ 𝑑 ≤ 𝑞
𝐻 (𝑑 ) = { (6)
digunakan dalam penelitan ini karena metode 1 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑑 < −𝑞 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑑 > 𝑞
PROMETHEE dapat digunakan sebagai Dimana :
metode sistem penunjang keputusan untuk d = selisih nilai kriteria {d = f(a)-f(b)}
menilai suatu kelayakan seperti pada q = nilai yang menjelaskan pengaruh
penelitian Reizha Arsita [1] yang berjudul yang signifikan dari suatu kriteria
Sistem Pendukung Keputusan Penerima c. Kriteria Preferensi Linier
𝑑
Jaminan Kesehatan Masyarakat 𝑗𝑖𝑘𝑎 − 𝑝 ≤ 𝑑 ≤ 𝑝
𝐻 (𝑑 ) = { 𝑝 (7)
(JAMKESMAS) Dengan Metode 1 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑑 < −𝑝 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑑 > 𝑝
PROMETHEE dimana metode Dimana :
PROMETHEE digunakan untuk menilai d = selisih nilai kriteria {d = f(a)-f(b)}
siapa yang layak untuk menerima p = nilai kecenderungan atas preferensi
JAMKESMAS di kelurahan Tegal Sari d. Kriteria Level
Mandala-I serta pada penelitian Ubaidi [12] 0 𝑗𝑖𝑘𝑎 |𝑑 | ≤ 𝑞
yang berjudul Sistem Pendukung Keputusan 𝐻(𝑑 ) = {0,5 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑞 < |𝑑 | ≤ 𝑝 (8)
Penerimaan Siswa Baru Dengan Metode 1 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑝 < |𝑑 |
PROMETHEE dimana metode Dimana :
PROMETHEE digunakan untuk menyeleksi d = selisih nilai kriteria {d = f(a)-f(b)}
calon siswa baru yang layak menjadi siswa p = nilai kecenderungan atas preferensi
baru pada SD Plus Nurul Hikmah q = nilai yang menjelaskan pengaruh
Pamekasan. Metode PROMETHEE yang signifikan dari suatu kriteria
mencakup beberapa tahap yaitu, tahap e. Kriteria dengan Preferensi Linier dan
penentuan fungsi preferensi kriteria yang
Area yang Tidak Berbeda
tepat untuk kriteria yang ada, kemudian
0 𝑗𝑖𝑘𝑎 |𝑑| ≤ 𝑞
tentukan batas nilai untuk setiap nilai kriteria 𝐻(𝑑) = {(|𝑑| − 𝑞)/ (𝑝 − 𝑞) 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑞 < |𝑑| ≤ 𝑝 (9)
sesuai dengan tipe preferensinya. Langkah 1 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑝 < |𝑑|

4 JURNAL TEMATIKA VOL.4, NO. 1, MARET 2016, ISSN: 2303 3878


Dimana : Wawancara adalah teknik pengumpulan
d = selisih nilai kriteria {d = f(a)-f(b)} data yang penting dan banyak dilakukan
p = nilai kecenderungan atas preferensi dalam pengembangan sistem informasi.
q = nilai yang menjelaskan pengaruh Wawancara memungkinkan analis sistem
yang signifikan dari suatu kriteria sebagai pewawancara untuk
f. Kriteria Gaussian mengumpulkan data secara tatap muka
2 langsung dengan orang yang
𝐻(𝑑) = 1 − exp {−𝑑 ⁄ 2 } (10) diwawancarai (Jogiyanto, 2005:p617) [4].
2𝜎
Dimana : Wawancara akan dilakukan pada tahap
d = selisih nilai kriteria {d = f(a)-f(b)} penentuan tujuan untuk mengetahui
σ = deviasi standar populasi huruf kesulitan calon wirausahawan dalam
yunani menilai usaha barunya dan juga pada
tahap pengujian sistem. Wawancara
Dalam PROMETHEE perhitungan arah dilakukan ke salah satu organisasi
preferensi dipertimbangkan berdasarkan pengusaha yaitu Himpunan Pengusaha
nilai indeks yang dapat diperoleh dari rumus Muda Indonesia Perguruan Tinggi
berikut : (HIPMI PT) Makassar.
a. Leaving Flow b. Metode Studi Literatur
1 Studi literatur adalah teknik
∅+ (𝑎) = ∑ 𝜑(𝑎, 𝑥) (11)
𝑛−1 𝑋 ∈ 𝐴 mengumpulkan data dengan membaca
b. Entering Flow dan mempelajari teori-teori yang
1
∅− (𝑎) = ∑ 𝜑(𝑎, 𝑥) (12) berkaitan dengan penilaian kelayakan
𝑛−1 𝑋 ∈ 𝐴
c. Net Flow usaha dan usaha perdagangan. Metode ini
∅ = ∅+ (𝑎) − ∅− (𝑎) (13) digunakan dalam mencari berbagai
Dimana : sumber referensi yang dapat membantu
φ(a,x) = menunjukkan preferensi penelitian baik pada tahap awal sampai
alternatif a lebih baik dari x tahap akhir dalam pengembangan sistem.
n = jumlah nilai Sumber referensi ini bisa berasal baik dari
media cetak maupun dari media
3. METODOLOGI PENELITIAN elektronik.
c. Metode Kuesioner
Penelitian dengan judul “Sistem Kuesioner adalah suatu daftar yang berisi
Penunjang Keputusan Penilaian Kelayakan dengan pertanyaan-pertanyaan untuk
Usaha Baru Dengan Metode PROMETHEE” tujuan khusus yang memungkinkan analis
termasuk dalam jenis penelitian sistem untuk mengumpulkan data dan
eksperimental. Dalam penelitian ini penulis pendapat dari responden-responden yang
meneliti tentang penilaian studi kelayakan dipilih (Jogiyanto, 2005:p627) [4].
usaha baru serta usaha perdagangan Kuesioner akan dilakukan pada tahap
kemudian menerapkannya ke dalam sebuah awal kepada masyarakat untuk
sistem penunjang keputusan untuk membantu mengetahui kesulitan mereka dalam
calon wirausahawan dalam memutuskan menentukan dan mulai berwirausaha.
apakah usaha baru yang akan dijalankannya Teknik analisa data yang digunakan
layak dan menguntungkan bagi dirinya. dalam penelitian ini adalah analisa kualitatif
Penelitian ini akan dikerjakan dengan dan kuantitatif. Analisa kualitatif dilakukan
menggunakan metode spiral. Menurut Ian pada hasil wawancara dengan Himpunan
Sommerville (2003: p51) [10] tahap-tahap Pengusaha Muda Indonesia Perguruan Tinggi
utama dari metode ini yaitu : (HIPMI PT) Makassar mengenai kebutuhan
a. Penentuan Kebutuhan dari sistem yang akan digunakan untuk
b. Penilaian dan Pengurangan Resiko merancang sistem yang sesuai dan untuk
c. Pengembangan dan Validasi menilai apakah SPK yang telah dibuat telah
d. Perencanaan berhasil mencapai tujuan penelitian
Metode pengumpulan data yang sedangkan analisa kuantitatif dilakukan pada
digunakan dalam penelitian ini adalah: hasil kuesioner yang akan diberikan pada
a. Metode Wawancara

Pomada, Sistem Penunjang Keputusan Kelayakan Usaha Baru Menggunakan Metode Promethee 5
masyarakat mengenai kesulitan untuk mulai
berwirausaha.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil Pengumpulan Data
Berdasarkan hasil wawancara dan
kuesioner maka dapat disimpulkan bahwa
sistem penunjang keputusan penilaian
kelayakan usaha baru dibuat agar dapat
menangani masalah-masalah seperti berikut:
a. Penilaian kelayakan usaha baru. Sistem
dapat membantu calon wirausahawan
untuk menilai apakah usaha baru yang
ingin dijalankannya sudah layak atau
belum.
b. Pembuatan business plan dan proyeksi
laporan keuangan. Sistem dapat
membantu calon wirausahawan untuk
membuat business plan dan proyeksi
laporan keuangan berdasarkan data
usaha baru yang telah diinput.
Gambar 2.Entity Relationship Diagram
4.2 Perancangan Sistem
4.3 Implementasi
Data Bobot Manajemen
Data Bobot Pasar
Data Bobot Produksi Hasil SPK
Proyeksi Laporan Keuangan
Sistem Penunjang Keputusan Penilaian
Data Bobot Keuangan 0
ADMIN
Data Bobot Promosi SPK
Business Plan CALON Kelayakan Usaha Baru memiliki dua
Data Bobot Harga KELAYAKAN WIRAUSAHA
Data Bobot Inventaris USAHA
tampilan antarmuka yaitu untuk admin dan
Data Bobot Profil Wirausaha Data Aspek Usaha
Data Jenis Usaha Data Aspek Manajemen user. Admin bertugas untuk menginput data
Data Izin Usaha Data Aspek Produksi
Data Aspek Pasar bobot usaha sedangkan user untuk
Data Aspek Keuangan
Data Inventaris Usaha memasukkan data usaha baru yang akan
Data Promosi Usaha
Data Harga Usaha dijalankannya, menilai kelayakan usaha baru
Data Profil Wirausaha
tersebut dan menghasilkan proyeksi laporan
Gambar 1.Diagram Konteks keuangan serta business plan.
Berikut akan ditunjukkan beberapa
Gambar 1 merupakan diagram konteks tampilan dari sistem yang telah dibuat
dari sistem yang dibuat. Perancangan sebagai berikut :
diagram konteks sistem ini melibatkan dua a. Tampilan Login
entitas yaitu entitas admin yang bertugas Gambar 3 merupakan tampilan login
untuk menginput bobot dari suatu usaha, dimana untuk menggunakan sistem baik
berupa data bobot manajemen, produksi, admin maupun user harus melakukan
pasar, keuangan, promosi, harga, profil login terlebih dahulu. Admin dan user
wirausaha dan inventaris serta menginput memiliki antarmuka dan hak akses yang
data jenis usaha dan izin usaha dan juga berbeda dalam sistem. User yang belum
menunjukkan entitas calon wirausahawan memiliki username dan password dapat
yang bertugas untuk menginput data usaha, membuat username untuk mengakses
manajemen, produksi, pasar, inventaris, sistem pada menu daftar sedangkan
promosi, harga, keuangan dan profil admin telah diberikan username dan
wirausahanya sehingga sistem dapat password sebelumnya untuk mengakses
memberikan hasil spk, proyeksi laporan antarmuka admin.
keuangan dan business plan bagi
wirausahawan.

6 JURNAL TEMATIKA VOL.4, NO. 1, MARET 2016, ISSN: 2303 3878


tampilan lihat data dari menu nilai irr
yang memperlihatkan hasil irr.

Gambar 3. Tampilan Login

b. Tampilan Input Profil Usaha Gambar 5. Tampilan Input IRR


Gambar 4 merupakan salah satu bagian
dari proses input profil usaha yang
digunakan untuk menginput data – data
mengenai usaha baru pada user maupun
data bobot usaha pada admin. Data –
data yang diinput seperti data profil
wirausahawan, data manajemen, data
produksi, data pasar, data promosi, data
harga, data keuangan dan data Gambar 6. Tampilan Lihat Data IRR
inventaris.
Inputan tersebut akan diinput secara d. Tampilan Menu NPV
berurutan dan berkesinambungan Gambar 7 merupakan tampilan input
artinya setelah menginput satu jenis data dari menu nilai npv untuk menginput
admin atau user akan langsung diminta tingkat bunga yang dibutuhkan
menginput data – data lainnya tanpa sedangkan gambar 8 merupakan
harus memilih menu lainnya. Setiap tampilan lihat data dari menu nilai npv
inputan juga memiliki keterangan pada yang memperlihatkan hasil npv.
bagian kanan untuk membantu dalam
memahami inputan yang diminta.
Pada user setiap inputan data selesai
diinput akan dilakukan penilaian
kelayakan untuk membantu calon
wirausahawan menginput data – data
usahanya menjadi layak. Jika data
Gambar 7. Tampilan Input NPV
inputan dinilai tidak layak maka calon
wirausahawan harus memperbaiki
kriteria inputan yang dinyatakan lemah.

Gambar 8. Tampilan Lihat Data NPV

e. Tampilan Kelayakan Usaha


Kelayakan usaha akan menghitung nilai
Gambar 4. Tampilan Input Profil Usaha kelayakan usaha baru yang
direncanakan user dan merangking
c. Tampilan Menu IRR posisi usaha baru user terhadap bobot
usaha yang telah diinput admin. Hasil
Gambar 5 merupakan tampilan input
akhir dari kelayakan usaha adalah tabel
dari menu nilai irr untuk menginput
nilai kelayakan, jika usaha layak maka
tingkat bunga yang dibutuhkan
hasilnya seperti pada gambar 9
sedangkan gambar 6 merupakan

Pomada, Sistem Penunjang Keputusan Kelayakan Usaha Baru Menggunakan Metode Promethee 7
i. Tampilan Laporan Business Plan
Gambar 13 menunjukkan perencanaan
bisnis sederhana yang dibuat
berdasarkan data – data yang telah
diinput user. Menu ini hanya dapat
Gambar 9. Tampilan Hasil Kelayakan diakses jika usaha dinilai layak.
Usaha

f. Tampilan Laporan Proyeksi Arus Kas


Gambar 10 menunjukkan proyeksi arus
kas dari usaha yang diperoleh dari data –
data yang telah diinput sebelumnya.

Gambar 13. Tampilan Laporan


Business Plan

4.4 Uji Kesahihan


Gambar 10. Tampilan Laporan Pengujian terhadap sistem dengan
Proyeksi Arus Kas menggunakan metode whitebox testing
dilakukan untuk melihat apakah sistem yang
g. Tampilan Laporan Proyeksi Neraca diirancang dapat berjalan sesuai dengan
Gambar 11 menunjukkan proyeksi kebutuhan calon wirausaha Pengujian
neraca dari usaha yang diperoleh dari dilakukan terhadap proses-proses yang
data – data yang telah diinput terdapat dalam sistem seperti proses input
sebelumnya. Menu ini hanya dapat data usaha baru, proses perhitungan nilai
diakses jika usaha dinilai layak. IRR, proses perhitungan nilai NPV, dan
proses penilaian kelayakan usaha
menggunakan PROMETHEE. Adapun
hasilnya sebagai berikut :
a. Pengujian Inputan Data
Gambar 14 menunjukkan pengujian
terhadap inputan data. Proses input data
akan menghasilkan peringatan bagi user
Gambar 11. Tampilan Laporan jika tidak mengisi salah satu inputan
Proyeksi Neraca dalam form dan data – data yang telah
diinput tidak akan tersimpan sebelum
h. Tampilan Laporan Proyeksi Laba Rugi semua data telah diinput.
Gambar 12 menunjukkan proyeksi laba
rugi dari usaha yang diperoleh dari data
– data yang telah diinput sebelumnya.
Menu ini hanya dapat diakses jika usaha
dinilai layak.

Gambar 14. Pengujian Inputan Data

b. Pengujian Rumus IRR


Gambar 15 menunjukkan pengujian
terhadap rumus IRR. Proses perhitungan
nilai IRR sudah sesuai dengan data
Gambar 12. Tampilan Laporan usaha yang diinput.
Proyeksi Laba Rugi

8 JURNAL TEMATIKA VOL.4, NO. 1, MARET 2016, ISSN: 2303 3878


Berdasarkan hasil pengujian Sistem
Penunjang Keputusan Penilaian Kelayakan
Usaha Baru Menggunakan Metode
PROMETHEE dapat disimpulkan bahwa
sistem telah berjalan sesuai proses dan logika
perhitungan sudah berjalan dengan benar
serta sudah dapat membantu calon wirausaha
Gambar 15. Pengujian Rumus IRR untuk menilai kelayakan usahanya. Calon
wirausaha telah dibantu untuk menginput
c. Pengujian Rumus NPV aspek – aspek usahanya mengenai
Gambar 16 menunjukkan pengujian manajemen usaha, produksi, pemasaran dan
terhadap rumus NPV. Proses keuangan. Tidak hanya itu calon wirausaha
perhitungan nilai NPV sudah sesuai juga dibantu untuk menghitung nilai
dengan data usaha yang diinput. kelayakan IRR dan NPV dari data keuangan
yang telah diinput calon wirausaha. Calon
wirausaha juga terbantu dalam pembuatan
business plan dan proyeksi laporan keuangan
yang terdiri atas proyeksi arus kas, proyeksi
laba rugi, dan proyeksi neraca bagi data usaha
yang dinilai layak sedangkan data usaha yang
dinilai tidak layak diberikan referensi kriteria
yang perlu diperbaiki sehingga usaha dapat
dinilai layak sehingga sistem dinilai dapat
memotivasi minat berwirausaha dan
membantu merealisasikan rencana usaha
yang direncanakan oleh calon wirausaha.
Gambar 16. Pengujian Rumus NPV
5. KESIMPULAN
d. Pengujian Rumus PROMETHEE
Berdasarkan dari hasil penelitian maka
Gambar 17 menunjukkan pengujian dapat ditarik beberapa kesimpulan, antara
terhadap rumus PROMETHEE. Proses
lain sebagai berikut:
perhitungan nilai kelayakan usaha
1. Sistem penunjang keputusan penilaian
dengan metode PROMETHEE sudah
sesuai dengan data usaha yang diinput. kelayakan usaha baru yang telah
dirancang dapat memberi nilai
gambaran kelayakan usaha untuk calon
wirausahawan dari berbagai aspek
seperti aspek manajemen, pemasaran,
produksi dan keuangan.
2. Sistem penunjang keputusan penilaian
kelayakan usaha baru yang telah
dirancang dapat membantu calon
wirausahawan untuk melakukan
perhitungan IRR, NPV dan membantu
calon wirausahawan menghasilkan
business plan dan proyeksi laporan
keuangan untuk usaha yang
direncanakannya.

Gambar 17. Pengujian Rumus


PROMETHEE

Pomada, Sistem Penunjang Keputusan Kelayakan Usaha Baru Menggunakan Metode Promethee 9
6. DAFTAR PUSTAKA Manajemen. Edisi Kesepuluh, Jakarta
Selatan: Salemba Empat.
[1] Arsita, Reizha. 2013. Sistem Pendukung
Keputusan Penerima Jaminan
[8] Novaliendry, Dony. 2009. Aplikasi
Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS)
Pengguna Metode PROMETHEE
Dengan Metode PROMETHEE. Pelita
Dalam Sistem Pendukung Keputusan
Informatika Budi Darma. Volume 4
Untuk Penentuan Media Promosi.
Nomor 2: 106-114.
Universitas Negeri Padang.
[2] Badan Pusat Statistik. 2013. Jumlah
[9] SBA. 2012. Small Business Facts.
Angkatan Kerja, Penduduk Bekerja,
(Online). Tersedia di :
Pengangguran, TPAK dan TPT, 1986–
www.sba.gov/sites/default/files/Busines
2013. (Online). Tersedia di :
s-Survival.pdf (diakses 16 Oktober
http://www.bps.go.id/menutab.php?tabe
2014)
l=1&kat=1&id_subyek=06 (diakses 21
maret 2014)
[10] Sommerville, I., 2003. Software
Engineering : Rekayasa Perangkat
[3] Fahmi, I., 2013. Kewirausahaan : Teori,
Lunak. Edisi Keenam Jilid Satu, Jakarta
Kasus, dan Solusi. Bandung : Alfabeta.
: Erlangga.
[4] Jogiyanto, 2005. Analisis dan Desain.
[11] Suryana. 2008. Kewirausahaan
Edisi Ketiga, Yogyakarta : Andi.
Pedoman Praktis: Kiat Dan Proses
Menuju Sukses. Edisi Ketiga, Jakarta :
[5] Kadir, A., 2003. Pengenalan Sistem
Salemba Empat.
Informasi. Yogyakarta : Andi.

[6] Martowardojo, Agus. 2013. BI:Jumlah [12] Ubaidi. 2015. Sistem Pendukung
Wirausahawan Indonesia Idealnya Dua Keputusan Penerimaan Siswa Baru
Persen. (Online). Tersedia di : Dengan Metode Promethee. Universitas
http://wartaekonomi.co.id/berita20041/ Madura.
bi-jumlah-wirausahawan-indonesia-
idealnya-dua-persen.html (diakses 10 [13] Zimmerer, W. Thomas, Norman M.
Maret 2014) Scarborough., 2005. Essentials Of
Entrepreneurship And Small
[7] McLeod, Jr., Raymond dan Schell, Business Management. Fourth
George P., 2008. Sistem Informasi Edition, New Jersey: Pearson
Prentice Hall.

10 JURNAL TEMATIKA VOL.4, NO. 1, MARET 2016, ISSN: 2303 3878

Anda mungkin juga menyukai