Anda di halaman 1dari 5

KARYA TULIS ILMIAH

ANALISIS MASALAH EKONOMI DALAM


WIRAUSAHAWAN

Oleh :

Nama : Miftahul Mahfudz


Npm : 02272211106
Kelas :IC
MATA KULIAH
PENDIDIKAN PANCASILA

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS KHAIRUN TERNATE
TAHUN 2022
PENDAHULUAN

Di era sekarang, banyak sekali masyarakat yang pengangguran ( tidak


memiliki pekerjaan). Kesulitan dalam menemukan lapangan pekerjaan tidak
hanya dialami oleh masyarakat yang berpendidikan rendah. Banyak sarjana yang
hanya menjadi pengangguran, akibatnya pendidikan yang dulunya begitu
diagungagungkan justru terlihat percuma. Banyaknya orang dengan gelar sarjana
dan keinginan untuk dapat memenuhi kebutuhan sehari- harinya menjadi faktor
yang memicu orang-orang untuk mencari pekerjaan.

Sayangnya, persaingan yang begitu ketat dalam seleksi pekerjaan dan


banyaknya orang yang bersaing dalam mencari pekerjaan membuat banyak
cendekiawan muda yang menjadi pengangguran atau mendapatkan pekerjaan
yang kurang layak. Sehingga Pemerintah kita menganjurkan masyarakat
memulai berwirausaha. Hal ini dilakukan untuk mengurangi pengangguran pada
masyarakat kita dan dapat mendorong perekonomian negara.

Tetapi, Membuka usaha bukanlah perkara yang mudah. Ada orang yang
membuka usaha karena tidak ada pilihan lain selain membuka usaha sendiri. Ada
orang yang membuka usaha sendiri karena pendidikan rendah yang membuat dia
sulit mencari pekerjaan. Sedangkan ada orang yang membuka usaha sendiri
karena lebih senang memilih usaha sendiri daripada bekerja pada orang lain.

Bagi seorang pemula dalam berwirausaha sering terdapat hambatan atau


masalah yang membuat orang itu berhenti untuk berwirausaha. Masalah yang
sering terjadi yaitu: masalah keuangan, barang apa yang akan diprduksi dan
bagaimana cara pemasaran barang tersebut.

Setelah kita mengetahui masalah-masalah yang terjadi maka kita dapat


mempersiapkan solusi untuk memulai berwirausaha, yang diantaranya: dapat
mengatur keuangan, dapat menetukan barang apa yang kita produksi dan dapat
mengetahui cara pemasaran barang tersebut.
KAJIAN PUSTAKA

Scarborough dan Zimmerer (1993 : 35), wirausaha adalah orang yang


menciptakan suatu bisnis baru dalam menghadapi resiko dan ketidakpastian
dengan maksud untuk memperoleh keuntungan dan pertumbuhan dengan cara
mengenali peluang dan mengkombinasikan sumber-sumber daya yang diperlukan
untuk memanfaatkan peluang tersebut.

Sri Edi Swasono (1978 : 38), wirausaha adalah pengusaha, tetapi tidak semua
pengusaha adalah wirausaha. Wirausaha adalah pelopor dalam bisnis, innovator,
penanggung resiko yang mempunyai visi ke depan dan memiliki keunggulan
dalam prestasi di bidang usaha.

Menurut Zimmerer (1996: 14-15) keberhasilan atau kegagalan berwirausaha


sangat bergantung pada kemampuan pripadi wirausahawan menyebabkan
wirausahawan gagal dalam menjalankan usaha barunya, yaitu sebagai berikut:

1. Tidak kompeten dalam hal manajerial. Tidak kompeten atau tidak


memiliki kemampuan dan pengetahuan untuk mengelola usaha merupakan
faktor penybab utama yang membuat perusahaan kurang berhasil.
2. Kurang berpengalaman, baik dalam kemampuan teknik,
memvisualisasikan usaha, mengoordinasikan, mengelola sumber daya
manusia maupun mengintergrasikan operasai perusahaan.
3. Kurang dapat mengendalikan keuangan. Agar perusahaan dapat
berhasil dengan baik, faktor paling utama dalam keungan adalah
memelihara aliran kas, mengatur pengeluaran dan pemasukan secara
cermat. Kekeliruan dalam pemeliharan aliran kas akan menghambat
operasional perusahaan dan mengakibatkan perusahaan tidak lancer.
4. Gagal dalam perencanaan. Perencanaan merupakan titik awal dari
suatu kegiatan, sekali gagal dalam perencanaan, maka akan mengalami
kesulitan dalam pelaksanaan.
5. Lokasi yang kurang memadai. Lokasi usaha yang strategis merupakan
faktor yang menentukan keberhasilan usaha. Lokasi yang tidak strategis
dapat mengakibatkan perusahaan sukar beroperasi kurang efisien.
6. Kurangnya pengwasan peralatan. Pengawasan erat kaitannya dengan
efesiensi dan efektivitas. Kurangnya pengawasan dapat mengakibatkan
penggunaan peralatan (fasilitas) perusahaan secara tidak efisien dan tidak
efektif.
7. Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha. Sikap yang
setengah-setengah usaha akan mengakibatkan usaha yang dilakukan
menjadi labil dan gagal. Dengan sikap setengah hati, kemungkinan
terjadinya gagal menjadi lebih besar.
8. Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/ transisi kewiraushaan,
Wirausahawan yang kurang siap menghadapi dan melakukan perubahan
tidak akan menjadi wirausahawan yang berhasil. Keberhasilan dalam
berwirausaha hanya bias diperoleh apabila berani mengadakan perubahan
dan mampu membuat peralihan setiap waktu.

Anda mungkin juga menyukai