Anda di halaman 1dari 2

BAB VII

TATACARA SHOLAT JAMA’, QOSHOR, DAN JAMA’ QOSHOR SERTA SHOLAT


DALAM KEADAAN DARURAT
I. Sholat Jama’ (Menggabungkan)
Adalah menggabungkan dua sholat dalam satu waktu, dilaksanakan karena adanya
alasan/sebab/syarat tertentu

a. Macam-macam sholat jama’


Sholat yang boleh dijama’ adalah dhuhur dengan ashar dan maghrib dengan Isya.
Waktu untuk melakukan sholat jama’ ada 2 yaitu :
1. Jama’ Ta’dhim : dikerjakan diawal waktu sholat
Misalnya : Sholat dhuhur dengan ashar (dijama’/dikerjakannya diwaktu dhuhur, begitu pula
maghrib dengan isya
Tata caranya :
Lakukan sholat dhuhur 4 rakaat sampai salam, lalu sholat ashar 4 rakaat sampai salam
2. Jama’ Takhir : dikerjakan di akhir waktu.
Misalnya : Sholat dhuhur dengan ashar (dijama’) lalu dikerjakan diwaktu ashar, begitu pula
dengan maghrib dan isya
b. Syarat sholat jama’
Yaitu bepergian jauh dan mencapai jarak 85 km.
Abdullah ibnu abbas radhiallahu’anhu menuturkan bahwa ketika bepergian jauh, Rasulullah
shalallahu’alaihi wassalam menjama sholat dhuhur dengan sholat ashar bila beliau masih dalam
perjalanan, disamping itu beliau juga menjama’ sholat maghrib dan sholat isya
(HR. Bukhori dalam kitab Al-Jumu’ah No. 1107)

II. Sholat Qoshor


Adalah meringkas jumlah rakaat sholat wajib menjadikan sholat yang 4 rakaat menjadi 2 rakaat
dikarenakan memiliki sebab/alasan/syarat tertentu
Adapun sholat wajib yang boleh diqoshor / diringkas adalah dhuhur, ashar dan isya. Sedangkan
maghrib dan subuh tidak dapat diqoshor
a. Syarat Sholat Qoshor
Yaitu karena bepergian jauh
Dalilnya :
“Abdullah Ibnu Umar radhiallahu’anhu menuturkan bahwa aku menemani Rasulullah
shalallahu’alaihi wassalam (dalam bepergian), beliau tidaklah mengerjakan sholat dalam
bepergian tersebut lebih dari 2 rakaat. (aku juga pernah menemani) Abu bakar, Umar dan
Utsman pun juga melakukan hal yang demikian” (HR. Bukhori dalam Kitab Al-Jumuah No. 894)
b. Tatacara Sholat Qoshor
Yaitu dengan mengerjakan sholat dhuhur 2 rakaat, ashar 2 rakaat, dan Isya 2 rakaat.
III. Sholat Jama’ dan Qoshor
Adalah menggabungkan 2 sholat wajib dan meringkasnya dikarenakan memiliki sebab/alasan/syarat
tertentu.
Tata cara Sholat Jama’ dan Qoshor :
a. Diwaktu dhuhur atau ashar, kita sholat dhuhur 2 rakaat sampai salam, dilanjutkan sholat ashar 2
rakaat sampai salam diwaktu yang sama.
b. Diwaktu maghrib atau isya, kita sholat maghrib 3 rakaat sampai salam, lalu dilanjutkan sholat
isya 2 rakaat sampai salam
IV. Sholat dalam keadaan darurat (Ketika sakit dan dikendaraan)
a. Ketentuan sholat dalam keadaan darurat
Beberapa ketentua sholat dalam keadaan darurat (diatas kendaraan, sakit atau kedua-duanya)
1. Jika terhalang menggunakan air karena sakit/dingin sekali atau tidak ada air, maka
bertayamum
2. Lakukan sholat dengan jama’/qoshor/jama’ qoshor
3. Tatacara sholatnya berbeda dengan sholat pada umumnya
4. Tatacara sholat dikendaraan :
- Duduk di atas tempat duduk dan menghadap kiblat
(jika kendaraan tidak menghadap kiblat, maka tidak mengapa mengikuti arah kendaraan
tersebut)
- Niat (dalam hati)
- Takbiratul ihram
- Melafalkan QS, Al-Fatihah dan surat lainnya
- Ruku’, dengan membungkukkan badan kita 45 0 sambil meletakkan tangan di atas paha
- Sujud dengan membungkukkan badan sedalam mungkin atau melebihi bungkukkan
Ruku’
- Duduk diantara dua sujud, duduk seperti semula begitu pula tasyahud akhir
- Salam
b. Tatacara Sholat Ketika Sakit
Perhatikan dua hadits berikut :
1. Dari Imron bin Husain radhiallahu’anhu, ia berkata : Dulu aku terkena penyakit wasir,
kemudian aku bertanya kepada Nabi shalallahu’alaihi wassalam tentang cara sholatnya,
beliau bersabda : “Sholatlah dengan berdiri, jika tidak mampu maka dengan duduk, dan jika
tidak mampu juga maka dengan berbaring” (HR. Bukhori)
2. Dari Imron bin Husain radhiallahu’anhu, ia bertanya kepada Rasulullah shalallahu’alaihi
wassalam tentang sholatnya seseorang sambal duduk. Beliau bersabda, “Jika dia sholat
dengan berdiri, maka itu lebi baik. Siapa yang sholat dengan duduk, maka baginya setengah
pahala orang yang sholat dengan berdiri. Siapa yang sholat dengan berbaring, maka
baginya setengah pahala orang yang duduk.” (HR. Bukhori)

Anda mungkin juga menyukai