LANDASAN TEORI
Sistem Tenaga listrik adalah menyalurkan energi listik dari unit pembangkit ke
sistem distribusi untuk menyuplai beban yang letaknya jauh dari unit
pembangkit. Secara garis besar sistem tenaga listrik dibagi menjadi tiga bagian
membangkitan energi listrik yang berasal dari sumber energi lain seperti fosil
Sistem transmisi tenaga listrik adalah sistem yang berfungsi mengirimkan energi
listrik dari sistem pembangkit ke sistem distribusi yang letaknya saling berjauhan.
Komponen utama dari sistem transmisi meliputi jaringan transmisi atau saluran
Sistem distribusi tenaga listrik adalah sistem yang berfungsi mengirimkan energi
listrik dari gardu induk ke beban dan mengatur pembagian penerima sumber
energi listrik. Komponen dari sistem distribusi meliputi gardu distribusi, jaringan
7
8
Guna mengambarkan sub sistem tengan listrik yang lebih jelas maka gambar
Daya adalah besar nilai jatuh tegangan pada suatu beban dengan satuan volt
dikalikan dengan besar nilai arus yang mengalir melewati beban dalam satuan
diperoleh persamaan :
Nilai θ pada persaman (3.2) menujukan nilai positif menjelaskan bahwa arus
menujukan besar kecepatan perubahan energi yang diserap sistem antara titik a
9
dan n. Munculnya daya positif ketika arus mengalir searah dengan jatuh tegangan
dan munculnya daya negatif ketika arus mengalir searah dengan naik tegangan.
Nilai 𝑉𝑚𝑎𝑘𝑠 𝐼𝑚𝑎𝑘𝑠 ⁄2 merupakan nilai rata-rata tegangan dan arus. Nilai tersebut
Memperhatikan komponen arus yang sefasa dan berbeda fasa 90º dengan 𝑣𝑎𝑛 pada
bagian pertama persamaan (2.3) akan diperoleh nilai cos θ yang selalu positif
𝑉𝑚𝑎𝑘𝑠 𝐼𝑚𝑎𝑘𝑠
𝑃= cos 𝜃 ........................................................................................ (2.4)
2
resistif pada beban dan biasanya disebut dengan daya aktif dengan satuan watt.
Persamaan (2.3) terdapat nilai sin θ yang nilai rata-ratanya bernilai nol. Pada
bagian kedua pada persamaan (2.3) dinamakan daya reaktif yang nilainya selalu
𝑉𝑚𝑎𝑘𝑠 𝐼𝑚𝑎𝑘𝑠
𝑄= sin 𝜃 ......................................................................................... (2.6)
2
10
Cos θ merupakan besar yang menujukan nilai faktor daya (power factor). Suatu
rangkian yang bersifat induktif mempunyai faktor daya yang tertinggal dan yang
bersifat kapasitif memiliki faktor daya yang mendahului. Besar nilai cos θ
𝑄
cos 𝜃 = 𝑐𝑜𝑠 𝑡𝑎𝑛−1 ........................................................................................ (2.8)
𝑃
Persamaan fasor tegangan dan arus dinyatakan dengan 𝑉 = |𝑉 |∠𝛼 dan 𝐼 = |𝐼 |∠𝛽
Kuantitas ini juga disebut daya kompleks, yang dinotasikan dengan S. Dalam
Mengacu pada persamaan (2.5) dan (2.7) diperoleh persamaan daya kompleks
menjadi
𝑆 = 𝑃 + 𝑗𝑄 ..................................................................................................... (2.11)
Pada gambar (2.2) menunjukan hubungan antara daya kompleks, daya nyata dan
daya reaktif.
11
Daya reaktif Q akan bernilai positif jika sudut fasa 𝛼 − 𝛽 diantara tegangan dan
arus adalah positif (𝛼 > 𝛽) yang menunjukan arus tertinggal (lag) terhadap
tegangan. Daya reaktif Q bernilai negatif negatif ketika (𝛼 < 𝛽) yang menjukan
𝑉 = 𝑍𝐼 ............................................................................................................ (2.13)
sudut yang sama[13]. Segitiga daya dan segitiga impedansi memiliki bentuk yang
persamaan
12
𝑉𝑉 ∗ |𝑉|∗
𝑆 = 𝑉𝐼 ∗ = = ...................................................................................... (2.15)
𝑍∗ 𝑍∗
menjadi
|𝑉|2
𝑍= .......................................................................................................... (2.16)
𝑆∗
Arah aliran daya menyangkut hubungan antara P, Q dan tegangan rel V, atau
tegangan yang dibangkitkan E. Hubungan arah aliran daya yaitu apakah daya
Gambar 2.3 menujukan gambar generator bahwa arus positif mengalir keluar dari
terminal yang bertanda positif. Pada terminal ini menjadi negatif ketika arus
menguraikan fasor I kedalam komponen yang sejajar dengan E dan berbeda 90º
13
dengan E. Besar nilai kali antara fasor I yang sejajar dengan E adalah P dan nilai
kali fasor i yang berbeda 90º dengan E adalah Q. Ketika energi yang dibangkitkan
E dicatu kesebuah sistem dan arah arus meninggalkan terminal + dan menuju
sebaliknya.
menarik Q yang positif. I tertinggal 90º dari E dan nilai Q bagian khayal
kapasitor dari rangkain, atau sumber emf E menerima Q negarif dari kapasitor . I
14
mendahului 90º dari tegangan. Tabel 2.1 memberikan ringkasan dari hubungan-
Sistem tenaga listik biasanya disuplai dengan generator berfasa tiga. Generator
tersebut mensuplai beban-beban berfasa tiga seimbang, yang berati pada ketiga
Gambar 2.7 Diagram Rangkain Dari Sebuah Generator Dengan Hubung Y Yang
Terhubung Pada Beban Y Seimbang[15]
15
hubung Y yang netralnya ditandai dengan o, yang mensuplai suatu beban dengan
persamaan tegangan
Terminal generator dalam hal ini berbeban, maka tegangan terminal ke netral
adalah
o dan n berada pada potensial yang sama maka 𝑉𝑎𝑜 , 𝑉𝑏𝑜 dan 𝑉𝑐𝑜 berturut-turut
sama dengan 𝑉𝑎𝑛 , 𝑉𝑏𝑛 dan 𝑉𝑐𝑛 dan arus saluran yang sama juga dengan arus fasa
𝐸𝑎′𝑜 𝑉𝑎𝑛
𝐼𝑎𝑛 = 𝑍 = .......................................................................................... (2.23)
𝑔 +𝑍𝑅 𝑍𝑅
𝐸𝑎′𝑜 𝑉𝑎𝑛
𝐼𝑎𝑛 = 𝑍 = .......................................................................................... (2.24)
𝑔 +𝑍𝑅 𝑍𝑅
𝐸𝑎′𝑜 𝑉𝑎𝑛
𝐼𝑎𝑛 = 𝑍 = .......................................................................................... (2.25)
𝑔 +𝑍𝑅 𝑍𝑅
16
𝑉𝑎′𝑜 , 𝑉𝑏′𝑜 dan 𝑉𝑐′𝑜 sama besarnya dan berselisih 120º satu terhadap yang lain,
sedang impedansi yang terlihat dari emf-emf tadi identik , maka arus-arusnya juga
akan sama besar dan beda fasa 120º satu terhadap yang lain. Hal ini juga berlaku
Seperti suatu fasor, 𝑉𝑎𝑏 mendahului 30º terhadap 𝑉𝑎𝑛 maka di peroleh persamaan
Pada rangkaian berfasa tiga seimbang nilai tegangan dan arus pada masing-
masing fasa sama maka dapat digambarkan reangkaian ekuivalen gambar 2.9
yang mengambarkan rangkian ekuivalen fasa tunggal yang dapat mewakili 2 fasa
lainnya. Menggeser fasa sebesar 120º dan 240º akan diperoleh nilai fasa lainnya.
Tidak menjadi masalah apakah beban seimbang yang ditetapkan oleh tegangan
antar saluran , daya total, dan faktor daya itu dihubungkan secara ∆ atau Y, karena
digantikan.
Total daya yang dibangkitkan oleh generator berfasa tiga dan diserap oleh sistem
diperoleh dengan menjumlahkan daya pada ke tiga fasanya. Jika besar tegangan
𝜃𝑝 adalah sudut dengan mana arus fasa tertinggal terhadap tegangan fasa, jadi
sama dengan sudut dari impedansi dimasing-masing fasa. Jika 𝑉𝐿 besar tegangan
𝑉𝐿
𝑉𝑝 = 𝑑𝑎𝑛 𝐼𝑝 = 𝐼𝐿 ....................................................................................... (2.32)
√3
tegangan saluran, dan arus yang mengalir lewat masing-masing impedansi sama
𝐼𝐿
𝑉𝑝 = 𝑉𝐿 𝑑𝑎𝑛 𝐼𝑝 = ....................................................................................... (2.37)
√3
diperoleh persamaan
daya. Adapun meteode yang digunakan yaitu metode kuantitas per-Unit. Definisi
dibanding dengan metode persentase, karena hasil perkalian dari kuantitas per-
Unit langsung diperoleh nilai per unit juga. Persentase hasil perlu dibagi 100
Penentuan nilai dasar biasanya ditentukan dengan nilai megavoltampere dasar dan
tegangan dasar dalam kilovolt[15]. Jadi untuk sistem fasa tunggal atau sistem tiga
fasa dimana istilah arus berarti arus saluran, istilah tegangan berarti tegangan
netral, istilah kilovoltampere berarti kilovolt ampere per fasa, berlaku rumus-
𝑑𝑎𝑠𝑎𝑟 𝑘 𝑉 𝐴
𝐴𝑟𝑢𝑠 𝑑𝑎𝑠𝑎𝑟, 𝐴 = 𝑡𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑠𝑎𝑟,1∅𝑘𝑉 .................................. (2.40)
𝐿𝑁
20
𝑡𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑠𝑎𝑟,𝑉𝐿𝑁
𝐼𝑚𝑝𝑒𝑑𝑎𝑛𝑠𝑖 𝑑𝑎𝑠𝑎𝑟 = ............................... (2.41)
𝑎𝑟𝑢𝑠 𝑑𝑎𝑠𝑎𝑟,𝐴
(𝑡𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑠𝑎𝑟,𝑘𝑉𝐿𝑁 )2
𝐼𝑚𝑝𝑒𝑑𝑎𝑛𝑠𝑖 𝑑𝑎𝑠𝑎𝑟 = ......................... (2.43)
𝑑𝑎𝑠𝑎𝑟 𝑀𝑉𝐴1∅
𝐼𝑚𝑝𝑒𝑑𝑎𝑛𝑠𝑖 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟𝑛𝑦𝑎,Ω
𝐼𝑚𝑝𝑒𝑑𝑎𝑛𝑠𝑖 𝑝𝑒𝑟 − 𝑈𝑛𝑖𝑡 = ................ (2.46)
𝑖𝑚𝑝𝑒𝑑𝑎𝑛𝑠𝑖 𝑑𝑎𝑠𝑎𝑟,Ω
total tiga fasa atau megavoltampere dan kilovolt antar saluran. Dalam penyelesain
rangkian ekuivalen fasa tunggal maka tegangan antar saluran dibuah menjadi
tegangan saluran ke netral dengan dibagi √3. Nilai per unit dan suatu tegangan
saluran ke netral dengan tegangan saluran kenetral sebagai dasar sama dengan
nilai per unit tegangan antar saluran pada titik yang sama dengan tegangan antar
saluran sebagai dasar jika sistem seimbang[15]. Kilovoltampere tiga fasa sama
dengan tiga kali kilovoltampere per fasa, dan kilovoltapmere dasar tiga fasa
sama dengan tiga kali kilovoltampere dasar per fasa. Nilai per unit dari
kilovltampere tiga fasa dengan kilovoltampere tiga fasa indentik dengan nilai per
dan
Subskrip 3∅ dan 𝐿𝐿 berturut-turut berati “ tiga fasa” dan “antar saluran”, maka
30.000
𝑘𝑉𝐴1∅ 𝑑𝑎𝑠𝑎𝑟 = = 10.000 𝑘𝑉𝐴
3
dan
120
𝑘𝑉𝐿𝑁 𝑑𝑎𝑠𝑎𝑟 = = 69,2 𝑘𝑉
√3
Tegangan antar saluran sebenarnya 108 kV, tegangan saluran ke netral adalah
108 62,3
Tegangan per unit = = = 0,9
120 69,2
Daya tiga fasa total sebesar 18.000 kW, daya perfasa adalah 6.000 kW, dan
18.000 6000
Daya per unit= = = 0,6
30.000 10.000
Impedansi dasar dan arus dasar dapat langsung dihitung dari nilai-nilai tiga fasa
𝑘𝑉𝐴3∅ 𝑑𝑎𝑠𝑎𝑟
𝐴𝑟𝑢𝑠 𝑑𝑎𝑠𝑎𝑟, 𝐴 = ....................................................... (2.47)
√3𝑥𝑡𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑠𝑎𝑟,𝑘𝑉𝐿𝐿
(𝑡𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑠𝑎𝑟,𝑘𝑉𝐿𝐿 )2
𝐼𝑚𝑝𝑒𝑑𝑎𝑛𝑠𝑖 𝑑𝑎𝑠𝑎𝑟 = .................................................. (2.50)
𝑀𝑉𝐴3∅ 𝑑𝑎𝑠𝑎𝑟
kemampuannya untuk berfungsi sebagai bagian dari sautu sistem tenaga, yaitu :
terjadinya arus bocor pada isolator atas tiang dan melalui isolasi kabel. Kebocoran
arus atas tiang sangatlah kecil sehingga dapat diabaikan, konduktansi antar
Jika suatu rangakian dialiri arus listrik akan muncul medan magnit dan medan
listrik disekitarnya. Timbulnya medan magnit dan medan listrik akan mucul
arus.
Impedansi seri dibentuk oleh resistansi dan induktansi yang terbagi rata
dan netral dari suatu saluran tiga fasa membentuk admitansi paralel.
23
dinotasikan dengan simbol “z”. Dalam bentuk polar impedansi dinyatakan dengan
Dalam notasi polar θ (teta) menujukan besar beda fasa antara tegangan dan arus
dan pada bentuk kartesian j (imajiner) merupa noatasi yang membantu dalam
saluran dengan arus AC hambatan tidak hanya berupa hambatan efektif yang
ditunjukan dengan notasi R namun juga terdapat hambatan yang muncul karena
pengaruh pembebanan dalam hal ini adalah reaktansi. Impedansi sendiri terbagi
menjadi 2 yaitu reaktansi kapasitif (𝑋𝐶 ) dikarenakan beban bersifat kapasistif dan
Mengacu pada tipe saluran tersebut dapat ditentukan besar nilai (𝑋𝐿 ) dengan
persamaan
𝐷𝑒𝑞 𝐻
𝑋𝐿 = 2 𝜋 𝑓 𝑥 2 𝑥 10−7 ln ( 𝑝𝑒𝑟𝑓𝑎𝑠𝑎) ........................... (2.51)
𝐷𝑠𝑏 𝑚
Diaman
𝐷𝑒𝑞 = 12�𝑑12𝑑13 𝑑15 𝑑16 𝑑23𝑑24 𝑑26 𝑑34𝑑35 𝑑45𝑑46 𝑑56 = 𝐺𝑀𝐷 (𝑘𝑎𝑘𝑖)
2𝜋𝑘 𝐹
𝑋𝑐 = 2 𝜋 𝑓 𝑥 𝐷𝑒𝑞 ( 𝑘𝑒 𝑛𝑒𝑡𝑟𝑎𝑙) ....................................... (2.52)
ln 𝑏 𝑚
𝐷𝑠𝐶
Dimana
𝑘 = 8,85𝑥10−12 F/m
𝑏
𝐷𝑠𝐶 = √𝑟𝑑 = 𝐺𝑀𝑅 𝐵𝑒𝑟𝑘𝑎𝑠 (𝑘𝑎𝑘𝑖)
cenderung bersifat induktif dan menyebakan arus bersifat laging dan membuat
nilai cos 𝜋 menurun dan mengurangi efisensi dari sistem maka diberikanlah daya
reaktif yang bersifat kapasitif yang diharapkan dapat mengurang pengaruh daya
reaktif yang bersifat induktif dan mengembalikan cos 𝜋 menuju nilai 1[13].
untuk satu fasa dan akhirnya sistem tiga fasa dapat disederhanakan menjadi suatu
rangkain ekuivalen.
Nilai kapasistansi diabaikan untuk saluran pendek yang memiliki panjang kurnag
dari 80 km atau tegangn operasi kurang dari 69 kV. Model saluran pendek
𝑉 𝐴 𝐵 𝑉𝑅
� 𝑆� = � � � � ........................................................................................ (2.56)
𝐼𝑆 𝐶 𝐷 𝐼𝑅
Dimana
Semakin panjang saluran transmisi maka arus line charging menjadi cukup besar
dengan panjang diantara 80 km sampai dengan 250 km. Dalam saluran menengah,
saluran. Cara ini disebut dengan model nominal π dan ditunjukan pada gambar
2.12. Z adalah total impedansi seri saluran yang diperoleh dengan persamaan
(2.44) dan Y adalah admitansi shunt total saluran yang diperoleh dengan
persamaan
menggambarkan arus bocor melalui isolator dan efek korona diabaikan. Kondisi
𝑍𝑌
𝐴 = (1 + ) .................................................................................................. (2.50)
2
𝐵 = 𝑍 ............................................................................................................. (2.60)
𝑍𝑌
𝐶 = 𝑌(1 + )................................................................................................ (2.61)
4
𝑍𝑌
𝐷 = (1 + ) .................................................................................................. (2.62)
2
𝐴𝐷 − 𝐵𝐶 = 1 ................................................................................................. (2.63)
𝑉𝑅 𝐷 −𝐵 𝑉𝑆
� �=� � � � .................................................................................. (2.64)
𝐼𝑅 −𝐶 𝐴 𝐼𝑆
28
Analisa aliran daya adalah analisa steady-state terhadap suatu sitem tenaga listrik
yang terinterkonesi dan bekerja pada keadaan normal. Menganalisa aliran daya
pada suatu sistem tenaga, diasumsikan sistem beroperasi dalam keadaan seimbang
Metode tegangan simpul banyak dipakai karena sesuai untuk analisa aliran daya.
aljabar linier kompleks yang simultan. Setelah arus simpul ditentukan, serangkian
persamaan linier simultan dapat dipecahkan untuk mencari tegangan simpul. Studi
sistem tenaga, daya lebih dikenal dari pada arus sehingga persamaan daya yang
dihasilkan menjadi non linier dan harus diselesaikan dengan teknik interatif. Studi
Selain itu, analisa aliran daya diperlukan untuk banyak analisa lain seperti
Sebuah sistem tenaga yang diperlihatkan pada gambar 2.13 dimana impedansinya
1 1
𝑦𝑖𝑗 = = .......................................................................................... (2.65)
𝑍𝑖𝑗 𝑍𝑖𝑗 +𝑗𝑥𝑖𝑗
dan arus sumber. Simpul 0 (yang normalnya dalah tanah) dipakai sebagai refrensi.
0 = 𝑦34 (𝑉4 − 𝑉3 )
0 = −𝑦34 𝑉3 + 𝑦34 𝑉4
𝑌44 = 𝑦34
atau
𝐼𝑏𝑢𝑠 adalah vektor arus yang masuk ke bus. Arus bernilai positif ketika mengalir
ke bus dan negatif ketika meninggalkan bus. 𝑉𝑏𝑢𝑠 adalah vektor tegangan bus
yang diukur dari titik refrensi. 𝑌𝑏𝑢𝑠 dikenal dengan matrik admitansi. Elemen
diagonal tiap simpul adalah jumlah admitansi yang terhubung ke bus tersebut.
Elemen luar diagonal sama dengan negatif dari admitansi antar simpul. Ini dikenal
Karena arus bus sudah diketahui, persamaan (2.67) dapat dipecahkan untuk 𝑛
tegangan bus.
−1
𝑉𝑏𝑢𝑠 = 𝑌𝑏𝑢𝑠 𝐼𝑏𝑢𝑠 .............................................................................................. (2.70)
Invers dari matrik admitansi bus disebut dengan impedansi 𝑍𝑏𝑢𝑠 . Matrik admitasni
diperoleh dengan salah satu bus dijadikan bus refrensi. Jika tidak maka matrik
Masalah yang dihadapi dalam melakukan analisa aliran daya yaitu mementukan
besar sudut tegangan di setiap bus dan aliran daya aktif dan reaktif disetiap
pada kondisi pada beban yang seimbang dan menggunakan model fasa tunggal.
Ada empat besaran yang berkaitan dengan masing-masing bus antara lain besaran
tegangan |V|, sudut fasa θ, daya aktif P, daya reaktif Q. Bus-bus di dalam sistem
1. Slack Bus
Slack Bus atau bus refereni adalah bus yang dijadikan sebagai refrensi dimana
besar dan sudut fasa tegangannya ditetapkan. Bus ini juga disebut sebagai swing
bus. Bus ini memiliki selisih daya yang terjadi antara beban terjadwal dan daya
generator akibat rugi-rugi pada jaringan. Dalam suatu sistem tenaga lsitrik,
Pada bus ini daya aktif dan reaktif ditentukan, besar sudut dan tegangan bus tidak
Bus ini adalah bus generator yang juga disebut dengan voltage-controlled bus.
Pada bus ini, daya aktif dan besaran tegangan ditetapkan. Sudut fasa tegangan dan
daya reaktif akan dicari nilainya. Batas kemampuan daya reaktif generator juga
Sebuah bus tipikal didalam sebuah jaringan sistem tenaga listrik seperti
𝐼𝑖 = (𝑦𝑖0 + 𝑦𝑖1 + 𝑦𝑖2 ) + ⋯ + 𝑦𝑖𝑛 )𝑉𝑖 − 𝑦𝑖1 𝑉1 − 𝑦𝑖2 𝑉2 − ⋯ − 𝑦𝑖𝑛 𝑉𝑛 ............. (2.72)
atau
atau
𝑃𝑖 −𝑄𝑖
𝐼𝑖 = ........................................................................................................ (2.75)
𝑉𝑖∗
𝑃𝑖 −𝑄𝑖
= 𝑉𝑖 ∑𝑛𝑗=0 𝑦𝑖𝑗 − ∑𝑛𝑗=1 𝑦𝑖𝑗 𝑉𝑗 𝑗 ≠ 𝑖 ...................................................... (2.76)
𝑉𝑖∗
Solusi aliran daya dengan Gauss seidel menggunakan teknik iteratif untuk
menghitung besaran tegangan pada setiap bus. Persamaan daya dan tegangan bus
𝑗𝑑𝑤 𝑗𝑑𝑤
𝑃 −𝑗𝑄 (𝑘)
𝑖 𝑖 +∑ 𝑦𝑖𝑗 𝑉𝑗
∗(𝑘)
(𝑘+1) 𝑉
𝑖
𝑉𝑖 = ∑ 𝑦𝑖𝑗
𝑖 ≠ 𝑗 ........................................................... (2.77)
Persamaan aliran daya biasanya dinotasikan dalam elemen matriks admitansi bus
dan karena elemen luar diagonal matriks admitansi bus adalah 𝑌𝑖𝑗 = −𝑦𝑖𝑗 dan
𝑗𝑑𝑤 𝑗𝑑𝑤
(𝑘+1) 1 𝑃𝑖 −𝑗𝑄𝑖 (𝑘)
𝑉𝑖 =∑
𝑌𝑖𝑖
∗� ∗(𝑘) − ∑ 𝑦𝑖𝑗 𝑉𝑗 � 𝑖 ≠ 𝑗 .............................................. (2.78)
𝑉𝑖
dan
𝑌𝑖𝑖 adalah semua admitansi ke tanah baik susptansi line charging dan admitansi
tetap lainnya ke tanah. Bus P-Q, daya aktif 𝑃𝑖𝑗𝑑𝑤 dan daya reaktif 𝑄𝑖𝑗𝑑𝑤
mendapatkan komponen real dan imajiner tegangan bus. Bus generator (bus P-V)
dimana 𝑃𝑖𝑗𝑑𝑤 dan |𝑉𝑖 | ditetapkan, persamaan (2.80) digunakan untuk menghitung
(𝑘+1) (𝑘+1)
𝑄𝑖 dan hasilnya dimasukan ke persamaan (2.78) untuk menghitung 𝑉𝑖 .
(𝑘+1)
Pada bus generator |𝑉𝑖 | telah ditetapkan sehingga hanya bagian imajiner 𝑉𝑖
sebelumnya. Proses ini akan terus berulang sampai perubahaan bagian real dan
didasarkan pada indeks akurasi simpang daya. Iterasi akan terus dilakukan sampai
Harga konvergensi pada proses iterasi ditentukan oleh besarnya indek presisi
anatara 0,01 hingga 0,0001 atau sesuai dengan yang di kehendaki. Jumlah iterasi
menentukan besar presisi yang dikehendaki, makin presisi maka jumlah iterasi
dilakukan akan semakin banyak. Besar aliran daya yang teliti dapat dihitung dari
dikehendaki[17].
Setelah mendapatkan nilai tegangan bus dari teknik interatif, langkah selanjutnya
adalah perhitungan aliran daya saluran dan rugi-rugi saluran. Misalkan saluran
Arus saluran 𝐼𝑖𝑗 yang diukur pada bus 𝑖 dan dikatakan positif pada arah 𝑖 → 𝑗 yang
diperoleh dengan
Dengan cara yang sama untuk arus saluran 𝐼𝑗𝑖 yang diukur dai bus 𝑗 dan dilatakan
Daya kompleks 𝑆𝑖𝑗 dari bus 𝑖 ke bus 𝑗 dan 𝑆𝑗𝑖 dari bus 𝑗 ke bus 𝑖 adalah
Rugi –rugi daya saluran 𝑖 − 𝑗 adalah penjumlahan aljabar aliran daya yang