Anda di halaman 1dari 2

JANGAN BUAT SETAN TERTAWA

Perkara yang dianggap sepele, yang sudah menjadi kebiasaan kebayakan orang, padahal merupakan
sebuah kekeliruan yang perlu diluruskan, adalah bersuara ketika menguap. Sepertinya sepele, tapi
tunggu dulu sobat.
Disebutkan dalam sebuah hadits bahwa setan itu tertawa bila mendengar seorang bersuara “haah”
ketika menguap. Apalagi kalau sampai teriak ?!

Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam bersabda,

‫ان‬
ِ ‫ْط‬ َ ‫س َف َح ِم َد هَّللا َ َف َح ٌّق َعلَى ُك ِّل مُسْ ل ٍِم َس ِم َع ُه َأنْ ُي َش ِّم َت ُه َوَأمَّا ال َّت َثاُؤ بُ َفِإ َّن َما ه َُو مِنْ ال َّشي‬
َ ‫ب َفِإ َذا َع َط‬ َ ‫ِإنَّ هَّللا َ ُيحِبُّ ْال ُع َط‬
َ ‫اس َو َي ْك َرهُ ال َّت َثاُؤ‬
َ ‫ِك ِم ْن ُه ال َّشي‬
ُ‫ْطان‬ َ ‫ضح‬َ ‫اع َفِإ َذا َقا َل َها‬ َ ‫َف ْل َي ُر َّدهُ َما اسْ َت َط‬

“Sesungguhnya Allah menyukai bersin dan membenci menguap. Oleh karena itu bila salah seorang dari
kalian bersin lantas dia memuji Allah, maka wajib atas setiap muslim yang mendengarnya untuk ber-
tasymit kepadanya (mengucapkan “yarhamukallah”). Adapun menguap, maka dia dari setan, bila
seorang menguap hendaklah dia menahan semampunya. Bila seorang menguap sampai keluar ucapan
‘haaah’, setan akan menertawainya.” (HR. Al-Bukhari no. 6223 dan Muslim no. 2994)

Inilah diantara adab yang perlu diperhatikan ketika menguap. Yaitu menahan semampunya, bila tidak
mampu maka menutup mulut dengan tangan, kemudian adab selanjutnya adalah menahan suara ketika
menguap.

Membuat musuh bahagia tentu terlarang dalam Islam. Yang diperintahkan oleh Islam adalah
memasukkan kebahagiaan ke dalam hati seorang mukmin. Karena orang yang mukmin adalah saudara
kita. Mafhum mukhalafah-nya adalah bila memasukkan kebahagiaan ke dalam hati seorang mukmin;
yang mana seorang mukmin itu saudara itu diperintahkan, maka memasukkan kebahagiaan ke dalam
hati musuh orang-orang yang beriman tentu terlarang.

Bila seorang membuat setan tertawa karena keisengannya mengeluarkan suara ketika menguap, berarti
ia telah membuat setan bahagia. Karena tertawa merupakan ekspresi bahagia atau ridho. Ini jelas-jelas
terlarang, terlebih setan adalah musuh yang senyata-nyatanya.

Secara tegas Allah ta’ala berfirman,

ِ ‫ت ال َّش ْي َط‬
ٌ‫ان ۚ ِإ َّن ُه لَ ُك ْم َع ُدوٌّ م ُِبين‬ ُ ‫َواَل َت َّت ِبعُوا ُخ‬
ِ ‫ط َوا‬

“..dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah
musuh yang nyata bagimu.” (QS. Al-Baqarah: 168)
‫ِير‬ ِ ‫ان لَ ُك ْم َع ُد ٌّو َفا َّتخ ُِذوهُ َع ُد ًّوا ۚ ِإ َّن َما َي ْدعُو ح ِْز َب ُه لِ َي ُكو ُنوا مِنْ َأصْ َحا‬
ِ ‫ب ال َّسع‬ َ ‫ِإنَّ ال َّش ْي َط‬

” Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh(mu), karena sesungguhnya
syaitan-syaitan itu hanya mengajak pengikutnya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang
menyala-nyala.” (QS. Fathir: 6)

Ada yang menarik dari penjelasan salah seorang ulama yang bernama Ibnu
Bathol rahimahullah mengenai makna hadits yang kami sebutkan di atas. Beliau mengatakan,

‫إضافة التثاؤب إلى الشيطان بمعنى إضافة الرضا واإلرادة‬

“Penyandaran perbuatan menguap kepada setan maksudnya adalah penisbatan pada keridhoan dan
keinginan setan” (dinukil oleh Ibnu Hajar dalam Fathul Bari, saat mensyarh hadits ini)

Bila menguap itu sendiri sudah termasuk perbuatan yang mengundang ridho setan, lalu bagaimana lagi
dengan seorang yang menguap plus dibarengi suara sekuat tenaga ?! Yang secara jelas
Nabi shallallahu’alaihi wasallam menegaskan dalam sabda beliau, ” Bila seorang menguap sampai keluar
ucapan ‘haaah’, setan akan menertawainya.” ?!

Ini baru ucapan “haah” saja sudah membuat setan tertawa, sekedar desiran suara ringan yang keluar
tatkala menguap. Bagaimana lagi bila yang diucapkan adalah ucapan dengan intonasi suara yang lebih
kencang dan nadanya lebih panjang. Tentu lebih girang lagi setan dibuatnya.

Maka dari itu mulai saat ini mari kita ubah kebiasaan kurang baik tersebut. Yaitu berusaha menahan
suara ketika menguap. Jangan sampai kita menjadi penyebab setan tertawa. Dan juga berusaha
melestarikan adab-adab lainnya yang diajarkan Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam ketika menguap.

Semoga tulisan sederhana ini bermanfaat. Wa shallallahu ‘ala nabiyyina muhammad wa ‘ala aalihi
wshahbihi wasallam.

Wihdah 8, komplek Univ. Islam Madinah. 3 Dulqa’dah 1435 / 28 Agustus 2014

Penulis: Ahmad Anshori


Muroja’ah : Ustadz Sa’id Yai, Lc. MA

© 2022 muslim.or.id
Sumber: https://muslim.or.id/22513-jangan-buat-setan-tertawa.html

Via HijrahApp

Anda mungkin juga menyukai