Anda di halaman 1dari 3

PERKEMBANGAN RELIGIUS DEWASA AWAL

Perkembangan Agama dan Sifat-Sifat Keberagamaan pada Masa Dewasa awal. Perkembangan
adalah serangkaian perubahan progresif yang terjadi akibat proses kematangan dan pengalaman,
perkembangan bukan sekedar perubahan tinggi badan seseorang atau peningkatan kemampuan
seseorang melainkan suatu proses integrasi dari banyak stuktur dan fungsi yang komplek.

Teori perkembangan Religiusitas Menurut Fowler :

1. Keyakinan Proyek Intuitif (Intuitive-Project Faith)


Di sini anak belajar mempercayai orang lain, terutama pada orang tua yang telah memelihara dan

memberikan kasih sayang. Mereka beranggapan bahwa antara fantasi dan kenyataan terjadi

secara bersamaan. Salah dan benar merupakan konsekuensi dari perbuatan yang dilakukan. Bila

membicarakan Tuhan, dalam pikiran mereka tergambar adanya keharusan seseorang untuk patuh

agar memperoleh ganjaran, dan hukuman bagi orang yang tidak patuh.

2. Keyakinan Terhadap Hal-Hal yang Mistik (Mysthic-Literal Faith)

Anak-anak sudah mampu berpikir logis dan mengembangkan pandangan yang bersifat universal

atau menyeluruh. Mereka dapat memahami bahwa Tuhan mempunyai kekuasaan yang dapat

mengatasi hidupnya. Mereka juga yakin bahwa Tuhan bersifat adil dan jujur.

3. Keyakinan Sintetis-Konfesional (Synthetic-Convetional Faith)

Remaja telah mampu berpikir abstrak mulai dari bentuk ideologis sistem keyakinan dan

komitmen sampai hal-hal yang ideal. Karena memasuki masa pencarian identitas diri, remaja

mengharapkan hubungan pribadi yang bersifat sangat dekat dengan Tuhan.

Dalam pikiran remaja terungkap bahwa kegiatan imannya seringkali tak dapat dipuaskan dengan

jawaban-jawaban umum yang sesuai standar pengertian masyarakat. Karena itu, mereka

berupaya mengikuti atau menjadi anggota organisasi keagamaan.


4. Keyakinan Refleksi ke dalam Diri Sendiri (Individuative-Reflective Faith)

Terjadi pada masa transisi antara remaja dan dewasa awal. Menurut Fowler, individu mampu

mengambil dan melakukan tanggung jawab secara penuh terhadap yang diyakininya.

Seringkali konsekuensi yang paling buruk akibat dari keyakinan tersebut harus ditanggungnya.

Hal ini dilakukan karena mereka sadar dan merasa tahu secara sungguh-sungguh bahwa

keyakinan itu sangat berarti dalam hidupnya. Bahkan harus diperjuangkan sampai akhir

hayatnya.

5. Keyakinan Konjungtif (Conjungtive Faith)

Menurut Fowler, sebagian orang dewasa menengah telah memasuki tahap ini. Mereka bersikap

kritis, yaitu mampu menganalisis pandangan-pandangan dalam ajaran agama yang dianggap

saling bertentangan.

6. Keyakinan Universal (Universalizing Faith)

Tahap ini dianggap sebagai tahap yang tertinggi. Keyakinan ini berkaitan dengan

sistem keyakinan transendental yang melampaui seluruh ajaran agama atau kepercayaan di

dunia.Orang yang telah mencapai tahap ini tidak memiliki pandangan yang sempit, yaitu terbatas

pada ajaran agamanya saja. Segala hal yang bersifat paradoks dan menimbulkan pertentangan

telah dihapuskan.
REFERENSI

https://www.initentangpsikologi.com/2019/10/perkembangan-agama-pada-masa-

dewasa.html

Anda mungkin juga menyukai