Anda di halaman 1dari 2

Nama saya xxxxxx dan akrab dipanggil dengan nama xxx.

Saya lahir pada


xxxxx di kota xxxxx, yang berada di provinsi xxxx. Saya berasal dari
keluarga sederhana yang berharap anak-anaknya bisa sukses meraih
pendidikan tinggi. Penulisan esai ini sendiri saya tujukan untuk memenuhi
persyaratan mengajukan beasiswa xxxxx. 
Pertama-tama, kekuatan saya adalah kemandirian dan keberanian. Saya
cenderung tidak bergantung pada orang lain. Kedua, saya mempunyai
kemampuan akademik yang baik dan dapat digabungkan dengan seni dan
kreativitas. Sebenarnya, kegagalan saya lebih besar daripada kesuksesan
saya. Semua pertempuran tidak pernah mudah. Oleh karena itu, saya
memiliki kualitas lain yaitu kegigihan dan pantang menyerah.
Kelemahan saya adalah saya terkadang terlalu semangat sehingga terlalu
banyak mengambil tanggung jawab sampai kewalahan sendiri. Namun
sekarang, Kegiatan saya unruk bertanggung jawab engambil Langkah
tersebut sudah cukup matang dan dewasa dalam melihat sebuah tanggung
jawab. Saya saat ini berusaha lebih akurat lagi menilai kemampuan diri dan
berani mengatakan tidak.
Pengalaman yang paling membanggakan semasa hidup saya adalah ketika
saya menjadi Ketua Dewan pemenangan distrik PMII Komfeis, sebuah
partai yang megajukan ncalon eksekutif kampus. Pengalaman ini dianggap
pengalaman yang paling membanggakan karena saya merasa bangga
sebagai ketua dewan pemenangan pada saat itu, yang mana saya juga
bersama anggota lain nya, mencapai proker dan visi misi yang sepadan
untuk dilaksanakan selama periode kepemimpinan saya berlangsung. Di saat
itulah saya merasa utuh sebagai manusia, di mana saya merasa saya bisa
mencapai visi yang lebih besar dari sekadar untuk diri sendiri, walaupun
lingkupnya kecil. Selain itu saya juga pernah menjadi Ketua tim kontrol
internal HMJ Perbankan, Selain menjadi ketua tim, saya pun juga pernah
menjadi bagian dari divisi ekonomi kreatif pada saat di kampus.
Salah satu hal yang sangat tidak membanggakan dalam hidup saya, yaitu
saat terjadi nya masalah saat sedang menjalankan program kerja himpunan,
yang mana saat itu saya menjadi ketua Panitia nya, dikarenakan tidak
mampu mengukur kemampuan diri. Selain itu, sebenarnya ada hal yang
kurang membanggakan lainnya, yaitu sewaktu saya memiliki jadwal
terbentur antara organisasi dan akademik saya, saya sempat merasa
kewalahan dan keteteran waktu dikarenakan saya berada di semester kuliah
yang saat itu sedang aktif sekali. Tapi, akhirnya saya bisa mengatasi
masalah waktu dan menatur jadwal saya antara organisasi dan akademik
saya.
Hal terakhir yang saya pelajari sendiri adalah kemampuan untuk memaafkan
orang lain. Tidak bisa dipungkiri, pasti ada teman yang menyakiti kita dan
menyinggung perasaan kita. Terkadang saya menganggapnya serius dan
sering menyimpannya di pikiran saya. Jika saya sudah terlanjut terbawa
perasaan, saya selalu cenderung memikirkannya secara tidak produktif. Ini
mengurangi kinerja dan produktivitas. Jadi akhir-akhir ini saya mencoba
mengajari diri saya sendiri untuk lebih mudah memaafkan orang lain.
Ketika diri ini mudah dimaafkan, jiwa terasa luas dan bebas dari pikiran
negatif. Ini akan membuat Anda lebih produktif dan lebih mudah
menjangkau diri sendiri. Selain itu, pekerjaan akan lebih bermakna dan apa
yang telah dilakukan akan lebih efektif.
Saya terkadang terlalu bersemangat sehingga terlalu banyak mengambil
tanggung jawab sampai kewalahan sendiri. Ternyata waktu itu saya tidak
mampu mengatur waktu dengan baik sehingga saya keteteran untuk
membagi jadwal saya antara organiasi ataupun akademik. Itu membuat saya
kurang bertanggung jawab atas tugas kemahasiswaan saya dan beberapa
organisasi saat itu. Pada saat itu, saya pikir kepercayaan adalah sebuah
pencapaian yang sangat membanggakan. Semakin tinggi kepercayaan diri,
semakin tinggi hasilnya. Tapi sekarang Alhamdulillah dan saya lebih
dewasa dan lebih dewasa dengan visi tanggung jawab. Saat ini saya
mencoba menilai kemampuan saya dengan lebih tepat, tetapi saya berani
mengatakan tidak. Terkadang ada keinginan untuk tugas atau posisi, tetapi
saya mencoba untuk mengingatkan diri saya sendiri tentang prioritas utama
dalam hidup saya agar saya tidak melakukan kesalahan yang sama di masa
lalu. Jadi akhir-akhir ini saya mencoba mengajari diri saya sendiri untuk
lebih mudah memaafkan orang lain. Ketika diri ini mudah dimaafkan, jiwa
terasa luas dan bebas dari pikiran negatif. Ini akan memudahkan kita
menjadi produktif dan sukses. Selain itu, pekerjaan akan lebih bermakna
dan apa yang telah dilakukan akan lebih efektif.
Pernah Sewaktu saya mendapatkan amanah sebagai ketua panitia kegiatan
di kampus, yaitu bidang keprofesian dan kewirausahaan. Saya dan anggota
panitia lain nya memutuskan untuk membuat acara pameran atau
pengenalan jurusan untuk siswa-siswi yang berkunjung ke Kampus dengan
format expo atau pameran. Di acara tersebut, Mahasiswa dari berbagai
jurusan diberikan waktu dan tempat untuk mengenalkan jurusan. Acaranya
seperti expo yang bertujuan mengenalkan jurusan dan keprofesian di
universitas. Acara ini benar-benar out of the box, tidak diprogramkan sama
sekali oleh pihak BEM Universias di progam kerja BEM sebelumnya.
Sehingga bisa dikatakan bahwa acara ini sebenarnya adalah proker
tambahan atau proker bonus di luar program kerja BEM Univ yang sudah
ditentukan. Namun ternyata acara ini mendapatkan dukungan dari Pihak
BEM Univ dan Wakil Rektor Universitas. Seluruh rangkaian acara, dari
mulai perencanaan kegiatan, pembuatan proposal, perolehan dana dari
Universitas, sampai keberjalanan acara alhamdulillah berjalan lancar. Waktu
itu, acara pengenalan jurusan menjadi acara pertama yang diselenggarakan
Universitas. Sampai beberapa tahun kemudian, ternyata acara ini menjadi
program tahunan.
Lalu satu hal yang membedakan saya dengan peserta lainnya adalah
Kegigihan yang membara. Saya memiliki keinginan yang kuat, gigih dan
pantang menyerah sampai mendapatkan apa yang diinginkan.

Anda mungkin juga menyukai