Anda di halaman 1dari 162

136

TANTANGAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


DALAM MEMBINA KARAKTER SISWA
DI SMA NEGERI 1 MUARO JAMBI

TESIS

Diajukan sebagai Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar


Magister Pendidikan Islam dalam Konsentrasi Pendidikan Agama Islam

OLEH:
RODHIYAH
NIM: MPA.16.2467

PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2018
62
63

KEMENTERIAN AGAMA RI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
PASCASARJANA
Jl. Arif Rahman Hakim Telanaipura Jambi, Telp. (0741) 60731
Fak. (0741) 60548 e-mail: ppsiainsts@yahoo.com
Jambi, 16 Agustus 2018

Pembimbing I : Dr. H.Kasful Anwar Us, M.Pd

Pembimbing II : Dr. Zawaqi Afdal Jamil, M.Pd.I

Alamat : PPs UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi Jl. Arif Rahman
Hakim Telanaipura Kota Jambi

NOTA DINAS

Assalamualaikum Warahmatullahi wabarakatuh

Setelah membaca dan mengadakan perbaikan sesuai dengan


persyaratan yang berlaku di Program Pascasarjana UIN STS Jambi, maka
kami berpendapat bahwa tesis saudara RODHIYAH NIM : MPA.16.2467,
Konsentrasi Pendidikan Agama Islam dengan judul Tantangan Guru
Pendidikan Agama Islam dalam Membina Karakter Siswa di SMA
Negeri 1 Muaro Jambi. Telah dapat diajukan untuk ujian tesis sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister S2 Program Studi
Manajemen Pendidikan Islam dalam Konsentrasi Pendidikan Agama
Islam pada Pascasarjana UIN STS Jambi.
Dengan demikianlah yang dapat kami sampaikan kepada Bapak,
semoga bermanfaat bagi kepentingan agama nusa dan bangsa.

Assalamualaikum Warahmatullahi wabarakatuh

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. H.Kasful Anwar Us, M.Pd


6

KEMENTERIAN AGAMA RI
UNIVERSITAS ISLAM
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
PASCASARJANA
Jl. Arif Rahman Hakim Telanaipura Jambi, Telp. (0741) 60731
Fak. (0741) 60548 e-mail: ppsiainsts@yahoo.com

PERNYATAAN ORISINALITAS TESIS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : RODHIYAH
NIM : MPA.16.2467
Tempat/Tgl.Lahir : Ds. Buat, 23 September 1994
Konsentrasi : Pendidikan Agama Islam (PAI)
Alamat : Ds. Buat Kec. Bathin III Ulu Kabupaten Muaro
Bungo

Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis yang


berjudul “Tantangan Guru Pendidikan Agama Islam dalam Membina
Karakter Siswa di SMA Negeri 1 Muaro Jambi” adalah benar karya asli
saya, kecuali kutipan-kutipan yang telah disebutkan sumbernya sesuai
ketentuan yang berlaku. Apabila dikemudian hari ternyata pernyataan ini
tidak benar, maka saya sepenuhnya bertanggung jawab sesuai dengan
hukum yang berlaku di Indonesia dan ketentuan di Pascasarjana UIN STS
Jambi, termasuk pencabutan gelar yang saya peroleh melalui tesis ini.
Demikianlah Surat Pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya
untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Jambi, 16 Agustus 2018
Penulis

RODHIYAH
NIM. MPA.16.2467
6

KEMENTERIAN AGAMA

UNIVERSITAS ISLAM
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

PASCASARJANA

Jl. Arif Rahman Hakim Telanaipura Jambi, Telp. (0741)60731


Fak. (0741) 60548 e-mail: ppsiainsts@yahoo.com

MOTTO

              


  
 

      




Artinya:

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang
baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.69

69
Departemen Agam RI, Al Qur’an dan Terjemahnya, (Semarang: Toha Putra, 2005),
6

KEMENTERIAN AGAMA RI
UNIVERSITAS ISLAM
hal. 503.
6

PERSEMBAHAN
ABSTRA
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha
Penyayang dan rasa syukur kepada Allah SWT dan dengan kerendahan
serta ketulusan hati, ku persembahkan Tesis ku ini kepada :

1. Kedua Orangtua saya Bapak Zubir dan Ibu Asiah S.Pd.I beserta Kakak
saya Ahmad Ghozali yang memberikan motivasi agar saya dapat
menyelesaikan tesis ini tepat waktu, dan adik-adik tersayang Husnul
Hasanah dan Al- Fatih terimakasih buat senyuman hangatnya yang
menjadi penyemangat penulis dalam menyelesaikan tesis ini.
2. Teman-teman seperjuangan khususnya PAI NON REG (2016) yang
banyak membantu (baik langsung maupun tidak) hingga terselesaikan
Tesis ini.
3. Rekan-rekan kerja di TK Islam Al Azhar Jambi yang selalu memberikan
masukan dan dorongan, memaklumi setiap kesibukan saya dalam
menyelesaikan tesis ini.
4. Keluarga besar SMA Negeri1 Muaro Jambi yang telah bersedia saya
repotkan sehingga saya dapat memenuhi data-data penelitian yang
saya butuhkan.
6

Rodhiyah, Tantangan Guru Pendidikan Agama Islam dalam Membina


Karakter Siswa di SMA Negeri 1 Muaro Jambi, Tesis, Manajemen
Pendidikan Islam/ Pendidikan Agama Islam, Pascasarjana UIN Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi, 2018.
Berdasarkan hasil studi awal yang penulis lakukan di SMA Negeri
1 Muaro Jambi maka terdapat beberapa permasalahan yang terjadi .
Seperti: Sebagian siswa menunjukkan rendahnya karakter, hal ini ditandai
dengan 1) Maraknya tawuran antar pelajar. 2) Kecendrungan sebagian
siswa merokok pada jam istirahat. 3. Sebagian siswa terlambat datang
kesekolah. 4) Rendahnya penghormatan terhadap guru hal ini ditandai
ketika siswa bertemu dengan seorang guru tidak ada tegur sapa dari diri
siswa tersebut.
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan
metode pengumpulan data observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Tahap teknik analisis data meliputi reduksi data, penyajian data dan
verifikasi data, sedangkan pengecekan keterpercayaan data dilakukan
dengan perpanjangan keikutsertaan, ketelitian pengamatan, triangulasi,
dan melakukan konsultasi ke pembimbing.
Penelitian ini menghasilkan tiga kesimpulan yaitu: 1) Faktor-faktor
yang menyebabkan rendahnya karakter siswa di SMA Negeri 1 Muaro
Jambi yaitu faktor lingkungan, dan faktor keluarga, yang mana keluarga
adalah faktor yang membantu terbentuknya karakter seorang anak. 2)
Kendala guru Pendidikan Agama Islam dalam membina karakter siswa di
SMA Negeri 1 Muaro Jambi adalah kurangnya dasar agama yang dimiliki
siswa, sehingga siswa terkadang berbuat ataupun berprilaku semaunya,
karena menurut mereka berprilaku dan bertindak semaunya sudah
menjadi kebiasaan. kurangnya kerja sama sekolah dengan orang tua
siswa, lingkungan bermain siswa di luar jam sekolah dan pengaruh
negatif berbagai media yang merusak. 3) Upaya guru Pendidikan Agama
Islam dalam membina karakter siswa di SMA Negeri 1 Muaro Jambi
melalui prilaku dan ucapan seperti keteladanan pendekatan, teguran dan
bimbingan pembiasaan nasehat dan hukuman. Sementara itu upaya juga
dilakukan melalui kegiatan keagamaan seperti kegiatan Peringatan Hari
Besar Islam, pesantren Kilat pada Bulan Ramadan, Kultum dan yasinan
rutin di sekolah pada hari Jum‟at, perlombaan-perlombaan keagamaan
dan sebagainya. Upaya yang dilakukan ini sedikit banyaknya telah dapat
mengatasi kendala Guru Pendidikan Agama Islam dalam membina akhlak
siswa di SMA Negeri 1 Muaro Jambi.

Kata kunci : tantangan guru, membina karakter siswa


6

Rodhiyah , The Challenge of Islamic Education Teachers Building Student


Caracter In Senior High School (SMAN) 1 Muaro Jambi, Thesis,
Management of Islamic Education / Islamic Educations, Postgraduate UIN
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, 2018.
Based on the results of initial studies that the author did in SMA
Negeri 1 Muaro Jambi then there are some problems that occur. Such as:
Some students show low characters, this is indicated by: 1) The rise of
brawl between students. 2) The tendency of some students to smoke at
break time. 3) Some students are late coming to school. 4) Low respect for
teachers this is marked when students meet with a teacher there is no
hello from the student self.
This research is a qualitative research by using data collection
method of observation, interview, and documentation. Stages of data
analysis techniques include data reduction, data presentation and data
verification, whereas checking of data reliability is done with extension of
participation, observation accuracy, triangulation, and consultation to
supervisor.
This research yields three conclusions, namely: 1) Factors that
cause low character of students in SMA Negeri 1 Muaro Jambi that is
environmental factor, and family factor, which family is factor which helps
to form character of a child. 2) Constraints of Islamic Religious Education
teachers in fostering the character of students in SMA Negeri 1 Muaro
Jambi is the lack of basic religion owned by students, so that students
sometimes do or behave at will, because according to them behave and
act as it has become a habit. lack of school co-operation with parents,
student play environments outside school hours and the negative
influence of various destructive media. 3) Efforts of Islamic Religious
Education teachers in fostering the character of students in SMA Negeri 1
Muaro Jambi through behavior and speech such as exemplary approach,
reprimand and guidance habituation advice and punishment. Meanwhile,
efforts are also made through religious activities such as the
commemoration of the Great Moslem Day, Pesantren Kilat in Ramadan,
Kultum and yasinan routine at school on Fridays, religious competitions
and so on. This effort has done a bit to overcome the obstacles of Islamic
Religious Education teachers in fostering morals in SMA Negeri 1 Muaro
Jambi.

Keywords : the challenge of teacher, character student


6

KATAABSTRA
PENGANTAR
Tesis ini ditulis dalam rangka memenuhi sebagian persyaratan
untuk memperoleh gelar Magister (S2) Konsentrasi Pendidikan Agama
Islam (PAI) Program Studi Manajemen Pendidikan Islam Pascasarjana
Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi.
Penulisan tesis ini, dilandasi beberapa kajian literatur yang
berhubungan dengan tantangan guru pendidikan Agama Islam dalam
membina karakter siswa. Tesis ini ditulis berdasarkan pada penelitian
lapangan, yang dilaksanakan di SMA Negeri 1 Muaro Jambi yang
beralamat di jl. Jambi-Ma Bulian Km 20, kelurahan Pijoan Kecamatan
Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi dengan judul: Tantangan guru
pendidikan Agama Islam dalam membina karakter siswa di SMA
Negeri 1 Muaro Jambi.
Tesis ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna
memperoleh gelar Magister (S2) Manajemen Pendidikan Islam
Konsentrasi Pendidikan Agama Islam pada program Pascasarjana UIN
STS Jambi. Selama proses penyelesaian tesis ini, banyak pihak yang
telah memberikan kontribusi baik langsung maupun tidak lansung. Oleh
karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih dan
penghargaan kepada :
1. Bapak Dr.H. Hadri Hasan, MA selaku Rektor UIN STS Jambi.
2. Bapak Prof. Dr. H. A. Husein Ritonga, MA selaku Direktur
Pascasarjana UIN STS Jambi.
3. Ibu Dr. Risnita, M.Pd selaku Wakil Direktur Pascasarjana UIN STS
Jambi.
4. Bapak Dr. H. Kasful Anwar Us, M.Pd selaku Pembimbing I dan Dr.
Zawaqi Afdal Jamil, M.Pd.I selaku Pembimbing II.
5. Dr. Abdul Malik Selaku Ketua Program Studi Managemen Pendidikan
Islam Pascasarjana UIN STS Jambi.
6. Kepala SMA Negeri 1 Muaro Jambi, Bapak Drs. Helmi.
7. Para guru, staf, dan siswa SMA Negeri 1 Muaro Jambi.
6

8. Bapak dan Ibu dosen Pascasarjana UIN STS Jambi.


9. Bapak dan Ibu staf Pascasarjana UIN STS Jambi.
10. Teman-teman seperjuangan Pascasarjana UIN STS Jambi.
11. Semua yang tidak dapat peneliti sampaikan satu persatu.
Penulis menyadari masih terdapat kekurangan pada penulisan tesis
ini, oleh karena itu saran dan kritikan guna penyempurnaan tesis ini, akan
penulis terima, semoga tesis ini dapat berguna bagi pembaca sekalian.
Akhirnya penulis ucapkan terima kasih.

Jambi, 11 Juni 2018


Penulis

RODHIYAH
NIM : MPA.16.2467
71
7

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................. I
HALAMAN NOTA DINAS ................................................................. II
HALAMAN PERNYATAAN ORSINALITAS TESIS ......................... III
HALAMAN MOTTO............................................................................ IV
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................... V
ABSTRAK ........................................................................................ VI
ABSTRACT..............................................................................................VII
KATA PENGANTAR...............................................................................VIII
DAFTAR ISI ....................................................................................... X
DAFTAR TABEL......................................................................................XII
DAFTAR GAMBAR................................................................................XIII
DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................XIV
LITERASI.................................................................................................XV
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah.................................................... 1
B. Rumusan Masalah...................................................................11
C. Fokus Penelitian......................................................................11
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian............................................12

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN........13


A. Landasan Teori........................................................................13
1. Guru.....................................................................................13
a. Tantangan guru dalam membina karakter....................20
b. Upaya guru dalam membina karakter...........................23
2. Karakter...............................................................................26
a. Pembinaan karakter siswa.............................................26
b. Pendidikan Karakter......................................................29
c. Tahap-Tahap Pendidikan Karakter................................31
d. Lingkungan Pendidikan Karakter...................................33
e. Kedudukan dan Pentingnya Karakter............................34
f. Strategi Pembentukan Karakter....................................35
g. Nilai-Nilai Karakter.........................................................38
B. Penelitian yang Relevan..........................................................41

BAB III METODOLOGI PENELITIAN.....................................................44


A. Pendekatan Penelitian.............................................................44
B. Situasi Sosial dan Subjek Penelitian.......................................46
C. Jenis dan Sumber Data...........................................................48
D. Teknik Pengumpulan Data......................................................50
E. Teknik Analisis Data................................................................54
7

F. Uji Kepercayaan Data..............................................................56


G. Rencana dan Waktu Penelitian...............................................59

BAB IV DESKRIPSI LOKASI, TEMUAN PENELITIAN DAN ANALISIS


HASIL PENELITIAN.................................................................................61
A. Deskripsi Lokasi Penelitian.....................................................61
1. Historis dan Geografis........................................................61
2. Visi dan Misi SMA Negeri 1 Muaro Jambi..........................62
3. Kurikulum Sekolah..............................................................63
4. Struktur Organisasi Sekolah...............................................65
5. Keadaan Tenaga Pendidik dan Kependidikan...................66
6. Sarana dan prasarana........................................................83
B. Temuan Hasil Penelitian.........................................................86
1. Faktor Penyebab Rendahnya Karakter Siswa di SMA
Negeri 1 Muaro Jambi.........................................................86
2. Kendala Guru Pendidikan Agama Islam dalam
Membina Karakter Siswa di SMA Negeri 1 Muaro
Jambi...................................................................................96
3. Upaya guru pendidikan Agama Islam dalam
membina karakter siswa di SMA Negeri 1 Muaro
Jambi.................................................................................102
C. Analisis Hasil Penelitian........................................................111
1. Faktor Penyebab Rendahnya Karakter Siswa di SMA
Negeri 1 Muaro Jambi.......................................................111
2. Kendala Guru Pendidikan Agama Islam dalam
Membina Karakter Siswa di SMA Negeri 1 Muaro
Jambi.................................................................................123
3. Upaya guru pendidikan Agama Islam dalam
membina karakter siswa di SMA Negeri 1 Muaro
Jambi.................................................................................125

BAB V PENUTUP..................................................................................132
A. Kesimpulan...........................................................................132
B. Implikasi................................................................................132
C. Rekomendasi........................................................................133
D. Saran.....................................................................................134
E. Kata Penutup........................................................................135

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................140
INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA..................................................144
DAFTAR RESPONDEN.........................................................................147
CURRICULUM VITAE............................................................................148
7

DAFTAR TABEL

Tabel II.1 Nilai dan Deskripsi Nilai Pendidikan Karakter …………. 39

Tabel III.1 Jadwal Kegiatan Penelitian ……………………………… 60

Tabel IV.1 Kompetensi Lulusan ……………………………………… 63

Tabel IV.1 Kompetensi Lulusan 63

Tabel IV.2 Susunan Pengurus Tata Usaha SMA N 1 Muaro Jambi 67

Tabel IV.3 Nama-Nama Guru SMA Negeri 1 Muaro Jambi............. 73

Tabel IV.4 Kreteria Kelulusan ……………………………………...... 77

Tabel IV.5 Pembagian Tugas Wali Kelas TA 2017-2018………..... 78

Tabel IV.6 Perpustakaan.............................………………………… 80

Tabel IV.7 Rekapitulasi Keadaan Siswa SMA N 1 Muaro Jambi.... 82

Tabel IV.8 Sarana dan Prasarana ……………………..................... 84

Tabel IV.9 Keadaan Sekolah......................................................... 85

Tabel IV.10 Sarana Luar .................................................................. 85


7

DAFTAR GAMBAR

Gambar IV.1 Struktur Organisasi SMA Negeri 1 Muaro Jambi ……… 65


7

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Pedoman Wawancara


Lampiran 2 Pedoman Observasi
Lampiran 5 Dokumen Pendukung (Foto Dan Dokumentasi) .
7

LITERASI

Huruf arab disebut juga dengan huruf hijaiyah yang berjumlah 28 huruf di
bawah ini adalah :

HURUF NAMA HURUF NAMA


BUNYI BUNYI
ARAB HURUF ARAB HURUF
‫ا‬ Alif A ‫ض‬ Dlod Dl
‫ب‬ Ba B ‫ط‬ Tho Th
‫ت‬ Ta T ‫ظ‬ Dzo Dz
‫ث‬ Tsa Ts ‫ع‬ „ain „a
‫ج‬ Jim J ‫غ‬ Ghoin Gh
‫ح‬ Ha H ‫ف‬ Fa F
‫خ‬ Kho Kh ‫ق‬ Qof Q
‫د‬ Dal D ‫ك‬ Kaf K
‫ذ‬ Dzal Dz ‫ل‬ Lam L
‫ر‬ Ro R ‫م‬ Mim M
‫ز‬ Za Z ‫ن‬ Nun N
‫س‬ Sin S ‫و‬ Waw W
‫ش‬ Syin Sy ‫ء‬ Hamzah A
‫ص‬ Shod Sh ‫ي‬ Ya Y
136
7

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah

Karakter dalam kamus besar Bahasa Indonesia (2008) merupakan


sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang
dari yang lain. Dengan demikian karekter adalah nilai-nilai yang unik, baik
yang terpatri dalam diri dan terejawahkan dalam prilaku (kementerian
Pendidikan Nasional, nilai-nilai yang unik, baik itu kemudian dalam Disain
Induk Pembangunan karakter bangsa 2010-2025 dimaknai sebagai tahu
nilai kebaikan, mau berbuat baik, dan nyata berkehidupan baik.70
Karakter dapat diartikan sebagai bawaan, hati, jiwa, kepribadian,
budi pekerti, prilaku, personalitas, sifat, tabiat, temperamen dan watak
seseorang. Karakter dalam pengertian ini menandai dan memfokuskan
pengaplikasian nilai-nilai kebaikan dalam bentuk tindakan dan tingkah
laku. Orang-orang yang tidak mengaplikasikan nilai-nilai kebaikan tentu
saja berkarakter jelek, sedang yang mengaplikasikan berkarakter mulia.
Karakter yang dimaksudkan adalah karakter yang mulia yang diharapkan
dan dapat dikembangkan peserta didik. Dalam hal ini membangun
karakter peserta didik mengarah pada pengertian tentang
mengembangkan peserta didik agar memiliki kepribadian, prilaku, sifat,
tabiat, dan watak yang selagi mulia. Karakter seperti ini mengacu kepada
serangkaian sikap, perilaku, motivasi, dan kecakapan yang memenuhi
standar nilai dan norma yang dijunjung tinggi dan dipatuhi.71
Karakter yang baik merupakan sesuatu yang perlu dimiliki oleh
peserta didik, namun ada beberapa halyang terjadi di tengah-tengah
masyarakat kita adalah menurunnya moral dan karakter bangsa. Kita
ambil saja contoh, banyaknya pelajar-pelajar kita yang dalam pergaulan

70
Muchlas Samani dan Hariyanto, Konsep dan Model Pendidikan Karakter
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013) hal 42.
71
Imam Suyitno “ Pengembangan Pendidikan Karakter Dan Budaya Bangsa
Berwawasan Kearifan Local” Nomor.1, Februari 2012, hal: 3.

1
2

sehari-hari, berkata kotor atau berkata hal-hal yang tidak pantas.


Kemajuan teknologi yang tidak dibarengi dengan karakter yang baik,
sehingga menyalah gunakannya dengan membolos sekolah ketika jam
pelajaran sekolah untuk bermain game online di warung-warung, internet
yang banyak bertebaran di sekeliling kita.
Membangun karakter merupakan upaya mendidik anak agar bisa
mengambil keputusan yang tepat dan mempraktikkannya dalam
kehidupan sehari-hari, sehingga keputusan untuk memberikan kontribusi
positif kepada masyarakatlingkungan. Koesoema mengemukakan
gagasan serupa yaitu Karakter adalah struktur antropologis yang terfokus
pada proses pembangunan Manusia yang terus menerus memperbaiki diri
sebagai orang yang saleh. Itu adalahnilai kebajikan seperti keuletan,
tanggung jawab, kemurahan hati dan lain-lain.Kemudian Rachman
mengemukakan bahwa karakter adalah sebagai usaha sadar dan
disengaja untuk membangunan karakter siswa yang baik harus dilakukan
dengan konsisten. 72
Karakter siswa harus dibentuk dan diperhatikan secara khusus
dikarenakan seiring terjadinya perkembangan dampak globalisisasi yang
semakin hari smakin merusak moral siswa, oleh karena itulah yang mesti
bertanggung jawab adalah pendidikan lebih khusus lagi adalah para guru.
Demikian pula dengan pendidikan karakter. Menghadapi kenyataan
sebagaimana tersebut, pendidikan di Indonesia harus dibenahi.
Setidaknya, harus ada porsi yang besar agar anak didik yang dibina di
lembaga pendidikan Indonesia mempunyai karakter yang baik.
Pendidikan karakter menanamkan kebiasaan tentang mana yang
baik sehingga siswa menjadi paham, mampu merasakan, dan mampu
melakukan mana yang baik.Secara moral berbagai persoalan yang timbul
sebagai akibat dari kemajuan sebagaimana tersebut di atas merupakan

72
Anderson L. Palinussa, “Students’ Critical Mathematical Thinking Skills and
Character: Experiments for Junior High School Students through Realistic Mathematics
Education Culture-Based”, IndoMS. J.M.EVol. 4 No. 1 January 2013, Hal : 79.
3

tanggung jawab kalangan dunia pendidikan, untuk mencari solusi


pemecahannya melalui strategi pemebelajaran yang efektif dan efesien.73
Pendidikan karakter menjadi kebutuhan mendesak dalam
perkembangan peradaban sebuah bangsa terutama pada era globalisasi
saat ini.Tujuan pendidikan nasional, juga menjadi dasar pelaksanaan
pembinaan karakter pada setiap jenjang pendidikan mulai dari pendidikan
dasar sampai dengan pendidikan tinggi yang harus diselenggarakan
secara sistematis guna mencapai tujuan yang diharapkan.
Pendidikan karakter memerlukan proses pemahaman, penanaman
nilai, dan pembiasaan, sehingga seorang anak didik dapat mencintai
perbuatan baik berdasarkan kesadaran yang timbul dari dirinya. Karakter
biasanya terbentuk karena latihan setiap hari, maka sikap guru dalam
mengajar juga akan mempengaruhi karakter seorang peserta didik,
begitupun dengan proses pembentukan karakter individu yang harus
dilakukan sejak dini agar peserta didik memiliki karakter yang baik.
Sehubungan dengan pendidikan karakter, maka dalam mata pelajaran
Agama dapat membangun karakter bangsa yang lebih baik, khusus untuk
guru Agama dapat memberikan pengembangan pengetahuan watak,
mental, moral dan karakter dengan menumbuhkan nilai karakter kepada
siswa. Dalam prespektif Islam pendidikan secara teoritik sebenarnya telah
ada sejak Islam diturunkan di dunia; seiring dengan diutusnya Nabi
Muhammad SAW untuk memperbaiki atau menyempurnakan akhlak
(karakter) manusia.74
Adapun nilai-nilai dasar pendidikan karakter bangsa Indonesia
adalah relegius, jujur, toleransi, disiplin kerja keras, kreatif, mandiri,
demokrasi, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air,
menghargai prestasi, menghargai/komunikatif, cinta damai, gemar

73
Abduddin Nata, Manajemen pendidikan ( Jakarta: Kencana Prenada Media Gruf
,2003) hal .97.
74
E. Mulyasa, Manajemen Pendidikan Karakter (Jakarta : Bumi Aksara 2012) hal 03.
4

membaca, peduli lingkungan, peduli sosial dan tanggung jawab.75 Dari


nilai karakter tersebut hendaknya sekolah dan masyarakat menerapkan
nilai tersebut kepada peseta didik dengan cara pembinaan contoh saja
menghargai sesama, berbicara dengan sopan dan santu,bertanggung
jawab, disiplin dan lain sebagainya, agar peseta didik bisa memiliki
karakter yang baik. Namum pada kenyataanya peserta didik saat ini tidak
memiliki karakter yang baik seperti kurangnya sopan santun, tidak
bertanggung jawab, terlambat ke sekolah, dan siswa yang absen ,siswa
yang cabut. Maka guru sebagai pendidik dalam mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam harus lebih memperhatikan siswa yang memiliki
masalah dalam pembentukan karakter karena hal itu menjadi sebuah
tantangan yang harus di hadapi oleh para guru, dan seorang guru
mempunyai kewajiban untuk memberikan pengetahuan pendidikan
dengan baik, karena siswa SMA masih dalam pencarian jati dirinya, rasa
kepedulian guru dapat menentukan pembentukan karakter siswa.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, guru diartikan sebagai
orang yang pekerjaannya atau mata pencahariannya mengajar. Mecloed
sebagaimana dikutip Muhibbin Syah mengartikan guru sebbagai A person
whose occuation is teaching others, yakni seorang yang pekerjaannya
mengajar orang lain. Ahmad tafsir mengartikan guru ialah pendidik yang
memberikan pelajaran kepada siswa, biasanya guru adalah pendidik yang
memegang mata pelajaran di sekolah. Dalam Undang-Undang No. 14
Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dijelaskan bahwa guru adalah
pendidik profesional dengan tugas utamanya mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta
didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan
dasar, dan pendidikan menengah.76

Nasrullah, “Pembentukan Karakter Siswa Melalui Pendidikan Agama Islam”,


75

volume 18 No.1 Malang Juni 2015, hal: 74.


76
Amirulloh Syarbini, Guru Hebat Indonesia (Yogyakarta: Arruz Media, 2015) hal.30.
5

Guru atau pendidik mempunyai tugas yang mulia sehingga Islam


memandang pendidik mempunyai derajat yang lebih tinggi dari pada
orang-orang yang tidak berilmu dan orang-orang yang bukan sebagai
pendidik, tetapi disamping itu orang-orang yang berilmu tidak boleh
menyembunyikan atau menyimpan ilmu-ilmu yang
dimilikinya.Penghormatan dan penghargaan Islam terhadap orang-orang
yang berilmu itu terbukti di dalam al-Qur‟an surat al-Mujadalah ayat 11
yang berbunyi:
: ‫ (المجادله‬..."‫ت‬ ‫وا ا ْل ِع ْل َم‬o‫و ُت‬oُ‫ن َءا ْ واله ن أ‬ ‫ ِذ‬o‫"َي ْرفَ ِع ا اله‬...
)‫اا‬ ‫وا ِم ْن م ِذ ْي‬o‫ْي َّ ُلل َم ُن‬
‫ َرجى‬oَ‫د‬

‫ك‬

Artinya : “Niscaya Allah meninggikan beberapa darajat kepada orang-


orang beriman dan berilmu”. (Q.S Al-mujadalah : 11)77

Guru memang menempati kedudukan yang terhormat dalam


masyarakat, kewibawaanlah yang menyebabkan guru itu dihormati
sehingga masyarakat tidak meragukan figurnya, masyarakat yakin bahwa
gurulah yang dapat mendidik mereka agar menjadi orang yang bisa
bersifat mulia baik untuk dirinya maupun untuk orang lain. Hal ini
menunjukkan bahwa seorang guru mempunyai kelebihan yang tak dapat
dimiliki oleh sembarang orang. Guru merupakan jabatan professional
dengan tugas utama mengajar, mendidik, melatih dan menilai peserta
didik pada jalur formal pendidikan formal.78
Guru adalah sebagai individu yang berkecimpung dalam dunia
pendidikan dan juga sebagai anggota masyarakat, guru harus memiliki
kepribadian yang mencerminkan seorang pendidik. Guru harus bisa
digugu dan ditiru.79 Digugu maksudnya bahwa pesan-pesan yang
disampaikan guru bisa dipercaya untuk dilaksanakan dan pola hidupnya
bisa ditiru atau diteladani. Guru sering dijadikan panutan oleh masyarakat,
untuk itu guru harus mengenal nilai-nilai yang dianut dan berkembang di

77
Kementrian Agama RI, Al-Quran dan terjemahan untuk wanita, penerbit wali,
Jakarta, 2012, hal 543.
78
Amirulloh Syarbini, Op. Cit., hal. 32.
79
Momon Sudarma, Profesi Guru: Dipuji, DIkritisi, dan Dicaci, (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2013) hal.6.
6

masyarakat tempat melaksanakan tugas dan bertempat tinggal.Bila guru


memiliki kompetensi sosial, maka hal ini akan diteladani oleh para murid.
Sebab selain kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual, peserta didik
perlu diperkenalkan dengan kecerdasan sosial (social intelegence), agar
mereka memiliki hati nurani, rasa perduli, empati dan simpati kepada
sesama. Tugas dan fungsi guru tidak saja memberikan pendidikan,
pengajaran, dan pelatihan saja, akan tetapi tugas yang melekat pada
dirinya juga, tidak hanya sekadar di sekolah, akan tetapi juga di luar
sekolah. Satu hal yang perlu menjadi perhatian dari guru, adalah tugas
mendidik, tugas ini adalah sangat berat, karena mendidik tidak saja
menjadikan seorang anak yang semula berperilaku tidak terpuji, akan
tetapi berubah menjadi anak baik.
Guru harus mengetahui keadaan peserta didiknya, seperti
mengetahui nama-nama peserta didik, karakter, intelektual motivasi untuk
belajar, pergaulan dan keadaan keluarga peserta didik. Semua itu
dilakukan sebagai modal guru dalam mengawasi peserta didik baik di
dalam sekolah maupun di luar sekolah.
Melihat fenomena yang terjadi di dalam dunia pendidikan sekarang
ini, tidak sedikit hubungan guru dan murid pada akhirnya terkena dampak
pergeseran dengan zaman globalisasi, dimana landasannya mulai
bergeser dari norma kesopanan menuju komersialisasi. Hilangnya
moralitas yang tercermin pada sikap murid yang akhir-akhir ini semakin
mempertegas dan menyampingkan keberadaan guru. Artinya sikap murid
terhadap guru sering tidak dilandasi dengan kesantunan dalam rangka
mencari keilmuan. Di dalam kenyataanya tampak bahwa tata cara
berprilaku sopan kepada guru bukan merupakan prinsip utama dalam
berinteraksi, sebab terutama murid sudah banyak dipengaruhi cara
berinteraksi guru dan murid yang ditayangkan dalam film atau sinetron
yang mereka tonton, resapi serta mereka tiru.
Guru atau Pendidik diharapkan tidak sekedar transfer ilmu kepada
peserta didik, melainkan menanamkan kepribadian baik dan nilai-nilai
7

yang ada dalam pancasila kepada peserta didik. Guru belum bisa
dikatakan sukses mendidik, jika peserta didik hanya memiliki kecerdasan
intelektual saja. Guru sebagai pendidik maksudnya adalah posisi social
guru benar-benar hanya berada dalam ruangan ukuran 8x8 m. Tidak di
luar kelas. Hanya dikelas itulah, guru berperan.dalam ruangan berukuran
kecil itulah, guru memberikan petuah dan ajarannya mengenai berbagai
hal, terkait dengan mata pelajaran yang diampunya kepada para peserta
didik.80
Guru dikatakan sukses, jika peserta didiknya memiliki kecerdasan
intelektual, emosional, dan spiritual. Oleh sebab itu, pendidikan di sekolah
juga diharapkan memiliki program yang bisa dijadikan sebagai sarana
pembentukan karakter peserta didik. Dengan demikian guru Pendidikan
Kewarganegaaraanmemiliki peran dalampembentukan karakter para
siswa dalam pembelajaran di sekolah (kelas).Dalam konteks pencapaian
tujuan pendidikan karakter, guru menjadi ujung tombak keberhasilan
tersebut. Guru sebagai sosok yang ditiru, mempunyai peran penting
dalam aplikasi pendidikan karakter di sekolah maupun di luar sekolah.
Sebagai seorang pendidik, guru menjadi figur dalam pandangan anak,
guru akan menjadi patokan bagi sikap anak didik.
Pembinaan karakter pada setiap jenjang pendidikan, diharapkan
mampu menjadikan peserta didik sebagai insan yang beretika, bermoral
serta mampu berinteraksi di tengah masyarakat secara harmonis dengan
menjunjung tinggi nilai-nilai luhur yang bersumber pada agama dan
budaya luhur bangsa Indonesia.
Dalam kehidupan saat ini, tayangan media yang semakin sering
menayangkan perselisihan berbagai pihak, kekerasan dan bahkan akses
untuk melihat tayangan asusila dalam masyarakat menunjukkan bahwa
bangsa Indonesia sedang mengalami krisis moral. Dalam konteks ini,
pendidikan karakter diharapkan menjadi solusi terhadap berbagai
persoalan yang terjadi. Pendidikan karakter bagi siswa memiliki makna

80
Momon Sudarma, Op. Cit., hal 10.
8

yang tidak hanya sekedar pendidikan tentang kebaikan. Pendidikan


karakter memiliki arti yang lebih tingggi dari pendidikan moral yang
mengajarkan mana yang benar mana yang salah.
Kondisi di atas, tidak lepas dari peran guru yang sebagian besar
telah menyandang gelar guru profesional. Guru tidak hanya bertanggung
jawab melaksanakan tugas mengajar atau sebatas menyampaikan materi
pelajaran di kelas, tetapi juga memiliki tanggung jawab untuk mendidik
dalam arti membina karakter peserta didiknya. Dalam UUD 1945
menyebutkan bahwa setiap warga negara memiliki hak untuk
mendapatkan pengajaran, dan pengajaran ini menjadi landasan dalam
membina karakter. Sejak adanya proklamasi kemerdekaan Republik
Indonesia pada 17 Agustus 1945 para pendiri bangsa ini telah menyadari
pentingnya usaha mencerdaskan kehidupan bangsa. Pemikiran ini
diperkuat dengan kenyataan pada Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31
yang menekankan bahwa tiap warga negara berhak mendapatkan
pengajaran81.
Sebenarnya, upaya melakukan pendidikan karakter terutama
indonesia telah dilakukan, yaitu dalam bentuk pengintegrasiannya ke
dalam mata pelajaran yang relevansi seperti agama dan PKn. Tetapi
dengan melihat fenomena krisis moral yang terjadi sekarang ini,
pendidikan yang berhubungan dengan pendidikan karakter yaitu agama
dan PKn telah dianggap gagal dalam menjalankan misinya. Hal itu
dikarenakan dalam pelaksanaan pembelajarannya lebih banyak
menekankan pada aspek kognitif daripada aspek afektif dan psikomotorik.
Peranan sekolah sangat penting yaitu memberikan pendidikan moral
danapabila tidak adanya pendidikan moral yang diberikan sekolah dapat
berdampak terhadap anak akan cepat masuknya pengaruh kekerasan
terhadap karakter anak dan membuat nilai-nilai yang berlaku tidak
berfungsi.

81
Media Rafeldi, UUD 1945 Amandemen dalam satu naskah (Jakarta: Alika,2016)
hal.104.
9

Sekolah bertugas membentuk karakter anak agar mempunyai


pemikiran yang positif dan perilaku yang menunjukkan tata krama yang
baik. Keduanya harus seimbang agar nanti ketika berinteraksi dengan
masyarakat mereka dapat memberikan manfaat bagi diri sendiri maupun
masyarakat seperti menyumbangkan pemikiran positif dan menampilkan
sikap kesopanan dalam bermasyarakat dengan menghargai setiap hak-
hak yang dimiliki individu, taat pada peraturan yang berlaku, serta gotong
royong dalam kehidupan bermasyarakat.
Sejatinya seorang yang berpendidikan atau melibatkan dirinya
dalam dunia pendidikan memiliki akhlak yang baik, namun pada
kenyataannya Hal selanjutnya yang dapat mencegah seseorang dari
perilaku tidak baik adalah agama, dalam hal ini yang penulis maksudkan
adalah agama Islam, banyak orang-orang yang berpendidikan tidak
memiliki akhlak yang baik, terbukti dengan banyaknya kasus tindakan
kriminal yang dilakukan anak sekolah terlebih anak SMA yang merupakan
masa peralihan dari masa anak-anak menuju remaja yang nantinya
menuju dewasa.Hal selanjutnya yang dapat mencegah seseorang dari
perilaku tidak baik adalah agama.
Agama di dalam Al-Quran di sebut Millah, misalnya Millatu Ibrahim,
artinya agama (yang dibawa) Ibrahim (QS. An-Nahl/16: 123). Selain itu
Agama juga disebut Din atau al-Din (QS. Al-Kafirun/109: 6), yang selain
berarti agama, juga berarti pembalasan di hari kiamat, adat kebiasaan,
undang-undang, peraturan dan ketaatan.82
Agama sangat berperan dalam pembentukan perilaku anak,
sehingga pembentukan pribadi anak membaur sesuai pertumbuhan dan
perkembangan anak memerlukan pendidikan dengan persyaratan-
persyaratan tertentu dan pengawasan serta pemeliharaan yang terus-
menerus sehingga pelatihan dasar dalam pembentukan kebiasaan dan
sikap memiliki kemungkinan untuk berkembang secara wajar dalam

82
Tim Dosen pendidikan Agama Islam Universitas Jambi, Pendidikan Agama Islam
berbasis ( Jakarta: Gaung Persada Press Group, 2015) hal. 8-9.
1

kehidupan dimasa mendatang. Agama sebenarnya menarik untuk


dipelajari, karena agama diperuntukkan bagi manusia, namun kenyataan
masih banyak orang yang kurang peduli dengan agama yang dianutnya.
Mereka hanya sekedar mengakui dan menyadari bahwa dirinya telah
beragama.83
Agama merupakan salah satu mata pelajaran yang memiliki
peranan penting dalam meningkatkan karakter peserta didik. Oleh karena
itu mata pelajaran pendidikan agama Islam semestinya menjadi perhatian
penting, karena seiring dengan era globalisasi, peserta didik tidak lagi
menganggap penting mata pelajaran agama Islam, hal ini dikarenakan
oleh adanya modernisasi yang mendorong manusia untuk selalu bersikap
materialistis dan industrialistis, dan mengesampingkan hal-hal yang
sifatnya membentuk moral dan etika manusia itu sendiri, disisi lain
pendidikan agama Islam merupakan suatu mata pelajaran yang memiliki
nilai-nilai yang sangat penting dalam membentuk karakter peserta didik,
dimana ajaran-ajarannya dapat dijadikan sebagai pondasi dalam
menjalani kehidupan didunia modern seperti sekarang.
Islam memandang penting akhlak atau karakter siswa dan salah
satu misi diutusnya Nabi Muhammad SAW ke dunia ini adalah
menyempurnakan akhlak. Akhlak menjadi salah satu indikator
kesempurnaan iman seseorang. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW :
‫ ا ل ا ْل ُم ْؤ‬: ‫َى علَ وسَل َم‬o‫لهال صل‬ ‫ ْول‬: ‫ل‬ ‫ ِبي ْ ي رضي ه ُلال ع ْنه‬oَ‫وعن ا‬
‫ِ م ِ ن ْي ن‬ ‫ْك َم‬ ‫هلال ْي‬ ‫َقال رس‬ ‫َقا‬ ‫َ َرة ه‬
‫ِه‬ ‫َر‬
‫ًُقا (رواه‬o‫خل‬ ‫ح سُن‬oَ‫ْي َماًنا ا‬
)‫الترمذى‬ ‫ُه ْم‬
Artinya :
Dari Abu Hurairah RA, berkata: Rasulullah SAW bersabda: Orang
mukmin yang paling sempurna imannya yaitu orang yang paling baik budi
pekertinya (akhlaknya) (HR. Al Tirmidzi).84

83
Tim Dosen pendidikan Agama Islam Universitas lampung, Pendidikan Agama
Islam berbasis karakter di perguruan tinggi ( Depok: PT Rajagrafindo Persada, 2014)
hal.31.
84
Muslich Shabur, Terjemah Riyadhus Shalihin, (Semarang : Toha Putra, 2004), hal.
324.
1

Berdasarkan hasil studi awal yang penulis lakukan di SMA Negeri 1


Muaro Jambi maka terdapat beberapa permasalahan yang terjadi .
Seperti: Sebagian siswa menunjukkan rendahnyakarakter, hal ini ditandai
dengan
1. Maraknya tawuran antar pelajar
2. Kecendrungan sebagian siswa merokok pada jam istirahat
3. Sebagian siswa terlambat datang kesekolah
4. Rendahnya penghormatan terhadap guru hal ini ditandai ketika
siswa bertemu dengan seorang guru tidak ada tegur sapa dari diri
siswa tersebut.85
Berdasarkan temuan diatas, untuk mendapatkan data secara ilmiah
maka dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai bagaimana tantangan
guru pendidikan agama Islam dalam membina karakter siswa di SMA
Negeri 1 Muaro Jambi.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat


dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Faktor apa saja yang menyebabkan rendahnya karakter siswa di SMA


Negeri 1 Muaro Jambi?
2. Apa saja kendala guru pendidikan Agama Islam dalam membina
karakter siswa di SMA Negeri 1 Muaro Jambi?
3. Bagaimanakah upaya guru pendidikan Agama Islam dalam membina
karakter siswa di SMA Negeri 1 Muaro Jambi?
C.Fokus Penelitian
Penelitian ini difokuskan pada tantangan guru. Yaitu guru
pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 1 Muaro Jambi serta bagaimana
Karakter siswa SMA Negeri 1 Muaro jambi.

85
Hasil observasi, Rabu 28 April, 2017 pukul 08.30 WIB.
1

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1.Tujuan Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa tujuan yaitu:

a) Untuk mengetahui yang menyebabkan rendahnya karakter siswa di


SMA Negeri 1 Muaro Jambi.
b) Untuk mengetahui kendala guru Pendidikan Agama Islam dalam
membina karakter siswa di SMA Negeri 1 Muaro Jambi?
c) Untuk mengetahui upaya guru Pendidikan Agama Islam dalam
membina karakter siswa di SMA Negeri 1 Muaro Jambi?
2. Kegunaan Penelitian

a.Secara teoritis

1) Dalam penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu karya tulis
ilmiah yang dapat menambah khasanah keilmuan dunia Pendidikan.
2) Memberi sumbangan data ilmiah di bidang pendidikan bagi
pascasarjan UIN sulthan thaha saifuddin Jambi.
3) Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Starata 2
(Dua), di ilmu pendidikan Islam pada UIN STS Jambi.
b.Secara praktis

Untuk menambah wawasan bagi penulis sehingga nantinya dapat


menjadi salah satu pertimbangan dalam menghadapi permasalahan di
sekolah.
1

BAB II
LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN
A. Landasan Teori
1. Guru
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, guru di artikan sebagai orang
yang pekerjaannya (mata pencahariannya) mengajar. Dalam Undang-
Undang Guru dan Dosen No. 14 Tahun 2005 pasal 2, dikatan sebagai
tenaga profesional yang mengadung arti bahwa pekerjaan guru hanya
dapat dilakukan oleh seseorang mempunyai kualifikasi akademik,
kompetensi, dan sertifikasi pendidik sesuai dengan persyaratan untuk
setiap jenis dan pendidikan tertentu.86
Guru merupakan pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus.
Pekerjaan ini tidak dapat dilakukan oleh orang yang tidak memiliki
keahlian untuk melakukan pekerjaan sebagi guru. Profesi guru
memerlukan syarat-syarat khusus, apalagi sebagai guru yang profesional,
yang harus menguasai seluk-beluk pendidikan dan pembelajaran dengan
berbagai ilmu pengetahuan. Profesi ini juga pelu pembinaan dan
pengembangan melalui masa pendidikan tertentu atau pendidikan
prajabatan.87
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi siswa pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
formal, pendidikan dasa, dan menengah. Orang yang disebut guru adalah
orang yang memiliki kemampuan merancang program pembelajaran,
serta mampu menata dan mengelola kelas agar siswa dapat belajar dan
pada akhirnya dapat mencapai tingkat kedewasaan sebagai tujuan akhir
dari proses pendidikan.

86
Jamil Suprihatiningrum, Guru Profesional Pedoman Kinerja, Kualifikasi, &
Kompetensi Guru, (Jakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), hal 101
87
Ibid.
1

Apabila dilihat dari rincian tugas dan tanggung jawab yang harus
dilaksanakan oleh guru, al-Abrasyi yang mengutip pendapat al-Ghazali
bahwa88:
a) Guru harus menaruh rasa kasih sayang terhadap murid dan
memberlakukan mereka seperti perlakuan anak sendiri.
b) Tidak mengharapkan balas jasa ataupun ucapan terima kasih,
tetapi bermaksud dengan mengajar itu mencari keridaan Allah dan
mendekatkan diri kepada Tuhan.
c) Memberikan nasehat kepada murid pada tiap kesempatan, bahkan
menggunakan setiap kesempatan itu untuk menasehati dan
menunjukinya.
d) Mencegah murid dari akhlak yang tidak baik dengan jalan sindiran
jika mungkin dan dengan jalan terus terang, dengan jalan halus,
dan tidak mencela.
e) Seorang guru harus menjalankan ilmunya dan jangan berlainan
kata dengan perbuatannya.
Bila diperhatikan lebih jauh, tugas dan tanggung jawab yang mestinya
dilaksanakan oleh guru yang telah dijelaskan pada firman Allah di atas
intinya adalah mengajak manusia melaksanakan perintah Allah dan
menjauhi larangan-Nya. Ja‟far menegaskan, “Tugas dan tanggung jawab
guru menu-rut agama Islam dapat diidentifikasikan sebagai tugas yang
harus dilakukan oleh ulama, yaitu menyuruh yang makruf dan mencegah
yang mungkar. Hal ini menunjukkan adanya kesamaan tugas yang
dilaksanaan guru dengan muballigh/da‟i, melaksanakan tugasnya melalui
jalur pendidikan non formal. Rasulullah saw. bersabda:89

Artinya:

88
M. Shabir.U “Kedudukan Guru Sebagai Pendidik” VOL. 2 NO. 2 DESEMBER
2015, hal: 226.
89
Ibid hal 226.
1

Dari Abdullah bin Amr, dia berkata, „Nabi saw. bersabda,


“Sampaikanlah dari ajaranku walaupun satu ayat”. (HR. al-Bukhari)

Berdasarkan hadis di atas dapat dipahami bahwa tugas dan tanggung


jawab yang harus dilaksanakan oleh orang yang mengetahui, termasuk
pendidik/guru, adalah menyampaikan apa yang diketahuinya (ilmu)
kepada orang yang tidak mengetahui.

Saiful Bahri Djamarah secara keseluruhan guru adalah figur yang


menarik perhatian semua orang, entah dalam keluarga, dalam masyarakat
atau di sekolah. Tidak ada seorang pun yang tidak mengenal guru. Hal ini
dikarenakan figur seorang guru itu bermacam-macam seperti guru silat,
guru ngaji, guru mata pelajaran, dan lain-lain. Ki Hajar Dewantara
menyebutkan sosok guru sebagai berikut tut wuri handayani, ing madyo
mangun karso, ing ngarso sung tulodo.90

Menurut Mulyasa, semua orang yakni bahwa guru memiliki andil yang
sangat besar terhadap keberhasilan pembelajaran di sekolah. Guru
sangat berperan dalam membantu perkembengan peserta didik untuk
mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Kenyakinan ini muncul
karena manusia adalah makhluk lemah, yang dalam perkembangannya
senantiasa membutuhkan orang lain, sejak lahir bahkan pada saat
meninggal. Semua itu menunjukkan bahwa setiap orang membutuhkan
orang lain dalam perkembangannya, demikian halnya peserta didik; ketika
orang tua mendaftarkan anaknya ke sekolah pada saat itu juga menaruh
harapan terhadap guru, agar anaknya dapat berkembang secara
optimal.91

90
Martinis Yamin, Maisah, Manajemen Pembelajaran Kelas Strategi
meningkatkan Mutu Pembelajaran, (Jakarta: Gaung Persada, 2012), 100-102.
91
Ibid.
1

Peran dan fungsi guru berpengaruh terhadap pelaksanaan pendidikan


di sekolah. Di antara peran dan fungsi guru tersebut adalah sebagai
berikut:92

a) Sebagai pendidik dan pengajar; bahwa setiap guru harus memiliki


kestabilan emosi, ingin memajukan peserta didik, bersikap realitas,
jujur dan terbuka, serta peka terhadap perkembangan, terutama
inovasi pendidikan.
b) Sebagai anggota masyarakat; bahwa setiap guru harus pandai
bergaul dengan masyarakat.
c) Sebagai pemimpin; bahwa setiap guru adalah pemimpin, yang
harus memiliki kepribadian, mengusai ilmu kepemimpinan, prinsip
hubungan antar manusia, teknik komunikasi, serta mengusai
berbagai aspek kegiatan organisasi sekolah.
d) Sebagai administrator; bahwa setiap guru akan dihadapkan pada
berbagai tugas administrasi yang harus dikerjakan di sekolah,
sehingga harus memiliki pribadi yang jujur, teliti, rajin, serta
memahami strategi dan manajemen pendidikan.
e) Sebagai pengelola pembelajaran; bahwa setiap guru harus mampu
dan mengusai berbagai metode pembelajaran dan memahami
situasi belajar-mengajar di dalam maupun di luar kelas.
Demikian peran dan fungsi guru pada umumnya, yang harus
dilakukan oleh guru sebagai pekerja professional. Minat, bakat,
kemampuan, dan potensi-potensi yang dimiliki oleh peserta didik tidak
akan berkembang secara optimal tanpa bantuan guru. Dalam kaitan ini
guru perlu memperhatikan peserta didik secara individual, karena antara
satu peserta didik dengan yang lain memiliki perbedaan yang sangat
mendasar. Mungkin diantara kita masih ingat, ketika duduk di kelas 1 SD,
guru lah yang pertama kali membantu memegang pensil untuk menulis, ia
memegang satu demi satu tangan peserta didik dan membantunya untuk

92
E Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru (Bandung: Rosda Karya
2012) hal 19.
1

memegang pensil dengan benar. Guru pula yang memberikan dorongan


agar peserta didik berani berbuat benar, dan membiasakan mereka untuk
bertanggung jawab terhadap setiap perbuatannya.
Guru juga bertindak bagai pembantu ketika ada peserta didik yang
buang air kecil, atau muntah di kelas seperti di TK dan SD. Guru-lah yang
menggendong peserta didik ketika ada peserta didik ketika jatuh atau
mengatsi perkelahian sesama siswa dan menjadi perawat, teman, dan
lain-lain yang sangat menuntut menjadi perawat, keakraban, ketulusan,
kreativitas, dan profesionalisme.93
Memahami urian di atas, betapa besar jasa guru dalam membantu
pertumbuhan dan perkembangan para peserta didik. Mereka memiliki
peran dan fungsi yang sangat penting dalam membentuk kpribadian anak,
guna menyiapkan dan mengembangkan sumber daya manusia (SDM),
serta mensejahterakan masyarkat, kemajuan negara dan bangsa.
Guru juga harus berpacu dalam pembelajaran, dengan memberikan
kemudahan belajar bagi seluruh peserta didik, agar dapat
mengembangkan kompetensinya, secara optimal. Dalam hal ini, guru
harus kreatif, profesional, dan menyenangkan, dengan memposisikan diri
sebagai berikut:94
a) Orang tua yang penuh kasih sayang pada peserta didiknya.
b) Teman, tempat mengadu, dan mengutarakan perasaan bagi para
peserta didik.
c) Fasilitator yang selalu siap memberikan kemudahan, dan
melayani peserta didik sesuai minat, kemampuan, dan bakatnya.
d) Memberikan sumbangan pemikiran kepada orang tua untuk dapat
mengetahui permasalahan yang dihadapi anak dan memberikan
saran pemecahan.
e) Memupuk rasa percaya diri, berani dan bertanggung jawab.

93
E Mulyasa, Menjadi Guru Profesional (Bandung: Remaja Rosda Karya 2008) hal
36.
94
Ibid.
1

f) Membiasakan peserta didik untuk saling berhubungan


(bersilaturrahmi) dengan lain secara wajar.
g) Mengembangkan proses sosialisai yang wajar antar peserta
didik, orang lain, dan lingkungannya.
h) Menjadi pembantu jika diperlukan.
Untuk memenuhi tuntutan diatas, guru harus mampu memaknai
pembelajaran, serta menjadikan pembelajaran sebagai ajaran
pembentukan kompetensi dan perbaikan kualitas pribadi peserta didik.

Menurut Gilley dan Enggland membahas kompetensi dari aspek


pengembangan sumber daya manusia, bahwa kompetensi adalah
kemampuan yang dimiliki seseorang sehingga membolehkan ia untuk
mengisi suatu peran. Kompetensi juga merupakan pengetahuan dan
keterampilan yang menjadi kunci untuk menghasilkan output dari suatu
pelatihan dan pengembangan peran mereka.95

Dalam Undang-Undang Guru dan Dosen No.14/2005 dan Peraturan


Pemerintah No. 19/2005 dinyatakan bahwa kompetensi guru meliputi
kepribadian, paedagogik, professional, dan social. Farida Sarimaya
menjelaskan keempat jenis kompetensi guru beserta sub-kompetensi dan
indicator esensial, sebagai berikut:96

1. Kompetensi kepribadian
Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang
mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan
berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.
secara ringkas kompetensi kepribadian guru dapat digambarkan
sebagai berikut :
a) Mantap
b) Stabil

95
Martinis Yamin dan Maisah, Standarisasi Kinerja Guru, (Jakarta: Gaung
Persada, 2010) hal 2.
96
Ibid.
1

c) Dewasa
d) Arif dan bijaksana
e) Berwibawa
f) Akhlak mulia
g) Menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat
h) Mengevaluasi kinerja sendiri; dan
i) Mengembangkan diri serta berkelanjutan
2. Kompetensi paedagogik
Kompetensi paedagogik meliputi pemahaman terhadap peserta
didik, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil
belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan
berbagai potensi yang dimilikinya. Secara ringkas kompetensi
paedagogik ini meliputi :
a) Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan
b) Pemahaman terhadap peserta didik
c) Pengembangan kurikulum/silabus
d) Perancangan pembelajaran
e) Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis
f) Evaluasi hasil belajar
g) Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai
potensi yang dimilikinya.
3. Kompetensi profesional
Kompetensi profesional merupakan penguasaan materi
pembelajaran secara luas dan mendalam, yang mencakup
penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi
keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan terhadap
struktur dan metodologi keilmuan.
4. Kompetensi sosial
Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru untuk
berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik,
2

sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/ wali peserta didik,


dan masyarakat sekitar.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa kompetensi yang harus dimiliki
oleh seorang guru meliputi empat hal yaitu kompetensi kepribadian,
kompetensi paedagogik, kompetensi profesional dan kompetensi sosial.
a. Tantangan guru dalam membina karakter
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, tantangan adalah hal atau
objek yang menggugah tekad untuk meningkatkan kemampuan mengatasi
masalah, ransangan (untuk bekerja lebih giat dan sebagainya). Tantangan
adalah usaha-usaha yang bertujuan untuk melihat kemampuan suatu
bangsa atau negara.Tantangan adalah suatu hal atau bentuk usaha yang
memiliki tujuan untuk menggugah kemampuan. 97 Sedangkan tantangan
yang dimaksud penulis adalah suatu usaha yang bertujuan untuk melihat
kemampuan seseorang dalam melakukan sesuatu.

Adapun bentuk tantangan yang dihadapi oleh seorang guru adalah


sebagai berikut. Ada Tantangan yang bersifat internal dan ada juga
tantangan yang bersifat eksternal98:

Berikut tantangan yang bersifat internal, diantaranya:

1) Kemampuan dan karakter guru yang belum mendukung


2) Budaya dan kultur sekolah yang kurang mendukung
3) Nilai-nilai karakter yang dikembangkan di sekolah belum
terjabarkan dalam indikator yang baik. Indikator yang tidak baik
tersebut menyebabkan kesulitan dalam mencapai nilai karakter
yang baik sesuai yang diharapkan.
4) Sekolah belum dapat memilih nilai-nilai karakter yang sesuai
dengan misinya. Umumnya sekolah menghadapi kesulitan dalam

97
Bambang Dwi Argo, Tantangan dan Hambatan di Era Globalisasi, Jurnal
Pendidikan, Vol. 2, No. 1, Semarang, 2013, hal. 69.
98
https://afidburhanuddin.wordpress.com/2015/01/17/tantangan-pembentukan-
karakter-3/
2

memilih nilai-nilai karakter yang cocok dan sesuai dengan visi


sekolahnya. Hal ini berdampak pada gerakan membangun karakter
di sekolah menjadi kurang terarah dan fokus, sehingga tidak jelas
juga penilaian dan monitoringnya.
5) Pemahaman guru tentang konsep pendidikan karakter yang masih
belum menyeluruh. Program pendidikan karakter belum dapat
disosialisasikan pada semua guru dengan baik sehingga mereka
belum dapat memahaminya.
6) Guru belum dapat memilih nilai-nilai karakter yang sesuai dengan
mata pelajaran yang diampu. Dalam mata pelajaran juga terdapat
nilai-nilai karakter yang harus dikembangkan oleh guru pengampu.
Nilai-nilai karakter mata pelajaran belum dapat dipelajari dengan
baik untuk dikembangkan dalam proses pembelajaran.
7) Guru belum memiliki kompetensi yang memadai untuk
mengintregasikan nilai-nilai karakter pada mata pelajaran yang
diampunya. Program sudah berjalan, tetapi pelatihan masih sangat
terbatas yang diikuti guru sehingga berdampak kurang
maksimalnya penanaman nilai-nilai karakter pada mata pelajaran.
8) Guru belum dapat menjadi teladan atas nilai-nilai karakter yang
dipilihnya. Peran guru untuk menjadi teladan dalam mewujudkan
nilai-nilai karakter secara khusus sesuai dengan nilai karakter mata
pelajaran dan nilai-nilai umum di sekolah belum dapat dilaksanakan
dengan baik.

Selain tantangan internal terdapat juga tantangan yang bersifat


eksternal, diantaranya :

1) Pengaruh globalisasi
2) Perkembangan sosial masyarakat
3) Perubahan lingkungan sosial secara global yang mengubah tata
nilai, norma suatu bangsa menjadi lebih terbuka
2

4) Pengaruh perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang


telah mengubah tatanan sosial masyarakat.
5) Mengucapkan kata‐kata kasar dan provokatif
6) Memposting atau membagikan status bersifat hoax
7) Terlalu sering mengumbar status yang bersifat pribadi yang semesti
menjadi rahasia (curhat/foto)

Sebagai guru memang tidak mudah menjadi seseorang yang baik,


karena semua itu perlu adanya latihan, pengalaman dan proses yang
cukup lama, sehingga mampu mengahadapi tantangan-tantangan yang
dihadapi dalam membina karakter siswa, sehingga siswa mampu memiliki
karakter yang baik.

b. Upaya guru dalam membina karakter


Pada hakikatnya usaha pembentukan karakter anak memang
semestinya dilakukan oleh orang tua. Akan tetapi, ketika anak berada di
sekolah, maka yang menjadi orang tua anak adalah pihak sekolah atau
gurunya. Sehubungan dengan upaya guru dalam membentuk karakter
peserta didik, maka guru dituntut untuk sungguh-sungguh menjalankan
peran tersebut, karena salah membentuk karakter anak akan berakibat
fatal bagi kehidupan anak. Oleh karena itu guru memiliki peran penting
dan strategis bagi setiap pembaharuan pendidikan, hal ini yang menuntut
guru untuk memiliki cara bertindak dalam menanamkan nilai-nilai dasar
pendidikan karakter di sekolah. 99

Maka dari itu anak memiliki karakter yang berbeda-beda, karena


setiap keluarga memiliki karakter yang berbeda yang ditanamkan kepada
anak dan menjadi kebiasaan, pihak sekolah hanya bersifat mengasah dan
memperdalam lagi karakter mereka. Oleh karena itu, apabila seorang
anak tidak mendapatkan pendidikan karakter dari keluarganya dari pihak
sekolah agak kesulitan dalam membentuk karakter peserta didik. Seorang

99
Opcit hal 79.
2

guru harus menjadi seorang pengasuh bagi peserta didik, menjadi


panutan dan teladan untuk dicontohi oleh peserta didik, guru pula harus
menjadi pembimbing untuk membimbing peserta didiknya yang memiliki
integritas dan kedisiplinan dalam kehidupan sehari-hari.

Upaya guru dalam pembentukan karakter siswa sebagai contoh


atau teladan bagi peserta didik dan khususnya masyarakat pada
umumnya. Oleh karena itu, seorang guru haruslah memberi contoh yang
baik, segala tingkah lakunya tidak bertentangan dengan norma dan nilai
yang berlaku di masyarakat. Segala bentuk penyimpangan tidak akan
terjadi jika guru, orang tua dan masyarakat mampu memberikan teladan
yang baik bagi seorang anak, potensi untuk berbuat yang melanggar
norma, aturan itu akan semakin kecil. 100

Untuk mewujudkan dan terciptanya keberhasilan dalam proses


belajar mengajar di sekolah dalam membentuk karakter siswa,
memerlukan upaya yang efektif dan langkah-langkah strategis yang
dilakukan oleh pihak lembaga pendidikan, kepala sekolah, guru-guru
maupun praktisi pendidikan dalam membentuk karakter siswa. Oleh
karena itu, pendidikan karakter harus ditanamkan kepada peserta didik
guna membentuk watak, kecakapan, kemampuan dan mengembangkan
potensi mereka menjadi manusia yang memiliki karakter yang baik,
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta memiliki
keperbadian mulia dalam kehidupannya.

Apabila kita simak bersama, bahwa dalam pendidikan atau


mendidik tidak hanya sebatas mentransfer ilmu saja, namun lebih jauh
dan pengertian itu yang lebih utama adalah dapat mengubah atau
membentuk karakter dan watak seseorang agar menjadi lebih baik, lebih
sopan dalam tataran etika maupun estetika maupun perilaku dalam
kehidupan sehari-hari.

100
Opcit hal 79.
2

Dalam pembentukan karakter peserta didik guru harus dapat


menanamkan 9 pilar nilai-nilai pendidikan karakter. Megawati, pencetus
pendidikan karakter di Indonesia telah menyusun 9 pilar karakter mulia
yang selayaknya dijadikan acuan dalam pendidikan karakter, baik di
sekolah maupun di luar sekolah, yaitu sebagai berikut.101

1. Cinta Allah dan kebenaran


2. Tanggung jawab, disiplin dan mandiri
3. Amanah
4. Hormat dan santun
5. Kasih sayang, peduli dan kerja sama
6. Percaya diri, kreatif dan pantang menyerah
7. Adil dan berjiwa kepemimpinan
8. Baik dan rendah hati
9. Toleran dan cinta damai

Namun apa yang terjadi di era sekarang? Banyak kita jumpai


perilaku para anak didik kita yang kurang sopan, bahkan lebih ironis lagi
sudah tidak mau menghormati kepada orang tua, baik guru maupun
sesama. Banyak kalangan yang mengatakan bahwa “watak” dengan
“watuk” (batuk) sangat tipis perbedaannya. Apabila “watak” bisa terjadi
karena sudah dari sononya atau bisa juga karena faktor bawaan yang
sulit untuk diubah, namun apabila “watak” batuk, mudah disembuhkan
dengan minum obat batuk. Mengapa hal ini bisa terjadi? Jelas hal ini tidak
dapat terlepas adanya perkembangan atau laju ilmu pengetahuan dan
teknologi serta informasi yang mengglobal, bahkan sudah tidak mengenal
batas-batas negara hingga mempengaruhi ke seluruh sendi kehidupan
manusia.

Tidak perlu disangsikan lagi, bahwa pendidikan karakter


merupakan upaya yang harus melibatkan semua pihak baik rumah tangga

101
Opcit hal 9.
2

dan keluarga, sekolah dan lingkungan sekolah, masyarakat luas. Oleh


karena itu, membangun karakter dan watak bangsa melalui pendidikan
mutlak diperlukan, bahkan tidak bisa ditunda, mulai dari lingklingan rumah
tangga, sekolah dan masyarakat dengan meneladani para tokoh yang
memang patut untuk dicontoh. Semoga ke depan bangsa kita lebih
beradab, maju, sejahtera kini, esok dan selamanya.

2. Karakter
a. Pembinaan karakter siswa
Dalam kamus besar Indonesia pembinaan mempunyai arti:
membangun, mendirikan, mengusahakan supaya lebih baik. Maka
pembinaan berarti: Proses perubahan, Pembaharuan, Penyempurnaan
dan Usaha, tindakan dari kegiatan yang dilakukan secara berdayaguna
dan berhasil untuk memperoleh hasil yang lebih baik”102
Menurut Thoha. Pembinaan adalah suatu tindakan, proses, hasil,
atau pernyataan menjadi lebih baik. Dalam hal ini menunjukan adanya
kemajuan, peningkatan pertumbuhan, evolusi atas berbagai kemungkinan,
berkembang atau peningkatan atas sesuatu.103
Menurut widjaja. pembinaan adalah suatu proses atau
pengembangan yang mencakup urutan-urutan pengertian, diawali dengan
mendirikan, membutuhkan, memelihara pertumbuhan tersebut yang
disertai usaha-usaha perbaikan, menyempurnakan dan
mengembangkannya. Pembinaan tersebut menyangkut kegiatan
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan suatu
pekerjaan untuk mencapai tujuan hasil yang maksimal.

Dari beberapa definisi pembinaan diatas, jelas bagi kita maksud


dari pembinaan itu sendiri dan pembinaan tersebut bermuara pada

102
Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia, hal.134.
103
Linda Novita Sari, Pembinaan Budi Pekerti Luhur Atau Akhlak Mulia Di Sekolah,
Administrasi Negara, Volume 4 , Nomor 4 , 2016, Hal: 5152.
2

adanya perubahan kearah yang lebih baik dari sebelumnya, yang diawali
dengan kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan
pengawasan suatu pekerjaan untuk mencapai tujuan dengan hasil yang
lebih baik. manusia adalah unsur terpenting dalam keberhasilan suatu
organisasi.
Karakter dalam kamus besar Bahasa Indonesia adalah sifat-sifat
kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari
yang lain. Dengan demikian karekter adalah nilai-nilai yang unik, baik
yang terpatri dalam diri dan terejawahkan dalam prilaku (kementerian
Pendidikan Nasional) nilai-nilai yang unik, baik itu kemudian dalam Disain
Induk Pembangunan karakter bangsa 2010-2025 dimaknai sebagai tahu
nilai kebaikan, mau berbuat baik, dan nyata berkehiupan baik.104
Secara bahasa karakter berasal dari bahasa Yunani, charassein,
yang berarti “mengukir”. Sifat utama ukiran adalah melekat kuat diatas
benda yang diukir. Tidak mudah usang tertelan waktu atau terkena
gesekan. Menghilangkan ukiran sama halnya dengan menghilangkan
benda yang diukir itu. Jadi karakter adalah sebuah pola, baik itu pikiran,
sikap, maupun tindakan, yang melekat pada diri seseorang yang sangat
kuat dan sulit dihilangkan.105
Karakter adalah kualitas atau kekuatan mental atau moral, akhlak
atau budi pekerti individu yang meupakan kepribadian khusus yang
menjadi pendorong dan penggerak, serta yang membedakan dengan
individu lain. Dengan demikian, dapat dikemukakan juga bahwa karakter
pendidikan adalah kualitas mental atau kekuatan moral, akhlak atau budi
pekerti pendidiakn yang merupakan kepribadian khusus yang harus
melekat pada pendidikan dan yang menjadi pendorong dan penggerak
dalam melakukan sesuatu.106

104
Muchlas Samani dan Hariyanto, Konsep dan Model Pendidikan Karakter
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013) hal 42.
105
Abdullah Munir, Pendidikan Karakter: Menumbuhkan Karakter Anak Sejak dari
Rumah, (Yogyakarta: Pedagogia, 2010), hal. 2.
106
M. Furqon Hidayatullah, Pendidikan Karakter: Membangun Peradaban Bangsa,
(Surakarta: Yuma Pustaka, 2010), hal. 13.
2

Karakter merupakan sifat alami seseorang dalam merespon situasi


secara bermoral, yang diwujudkan dalam tindakan nyata mlalui perilaku
baik, jujur, bertanggung jawab, hormat terhadap Orang lain, dan nilai-
nilaiKarakter mulia lainnya. Dalam konteks pemikiran Islam, Karakter
berkaitan dengan iman dan ikhsan. Hal ini sejalan dengan ungkapan
Aristoteles, bahwa karakter erat kaitannya dengan “habit” atau kebiasaan
yang terus-menerus dipraktikkan dan diamalkan.107
Karakter dapat diartikan sebagai bawaan, hati, jiwa, kepribadian,
budi pekerti, prilaku, personalitas, sifat, tabiat, temperamen dan watak
seseorang. Karakter dalam pengertian ini menandai dan memfokuskan
pengaplikasian nilai-nilai kebaikan dalam bentuk tindakan dan tingkah
laku. Orang-orang yang tidak mengaplikasikan nilai-nilai kebaikan tentu
saja berkarakter jelek, sedang yang mengaplikasikan berkarakter mulia.
Karakter yang dimaksudkan adalah karakter yang mulia yang diharapkan
dan dapat dikembangkan peserta didik. Dalam hal ini membangun
karakter peserta didik mengarah pada pengertian tentang
mengembangkan peserta didik agar memiliki kepribadian, prilaku, sifat,
tabiat, dan watak yang selagi mulia. Karakter seperti ini mengacu kepada
serangkaian sikap, perilaku, motivasi, dan kecakapan yang memenuhi
standar nilai dan norma yang dijunjung tinggi dan dipatuhi.108
Dari beberapa pengertian di atas, dapat dimaknai bahwa karakter
adalah sifat mutlak yang dimiliki setiap orang, dan terdapat perbedaan
antara satu dengan yang lainnya, sehingga menjadi ciri khas perilaku
seseorang dalam menjalani kehidupan sehari-harinya.

107
E. Mulyasa, manajemen Pendidikan Karakter, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013),
hal 3.
Imam Suyitno “ Pengembangan Pendidikan Karakter Dan Budaya Bangsa
108

Berwawasan Kearifan Local” Nomor.1, Februari 2012, hal: 3.


2

b. Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter adalah pendidikan budi pekerti plus, yaitu yang
melibatkan aspek teori pengetahuan (cognitive), perasaan (feeling), dan
tindakan (action). 109
Pendidikan karakter memiliki makna yang lebih tinggi dari
pendidikan moral, karena pendidikan karakter tidak hanya berkaitan
dengan masalah benar-salah, tetapi bagaimana menanamkan kebisaan
(habit) tentang hal-hal yang baik dalam kehidupan, sehingga anak/peserta
didik memiliki kesadaran, dan pemahaman yang tinggi, serta kepedulian
dan komitmen untuk menerapkan kebajikan dalam kehidupan sehari-hari,
dengan demikian dapat dikatakan bahwa karakter merupakan sifat alami
seseorang dalam merespons situasi secara bermoral,yang diwujudkan
dalam tindakan nyata, melalui perilaku baik, jujur, bertanggung jawab,
hormat terhadap orang lain, dan nilai-nilai karakter mulia lainnya. Dalam
konteks pemikiran islam, karakter berkaitan dengan iman dan ikhsan. Hal
ini sejalan dengan ungkapan Aristoteles, bahwa karakter erat kaitannya
dengan “habit” atau kebiasaan yang terus-menerus dipraktikkan dan
diamalkan.110
Pendidikan karakter yang dimaksud di sini lebih berkaitan dengan
bagaimana menanamkan nilai-nilai tertentu dalam diri peserta didik,
seperti nilai-nilai yang berguna bagi pengembangan pribadinya sebagai
makhluk individual sekaligus sosial dalam lingkungan sekolah. Pendidikan
karakter adalah segala sesuatu yang dilakukan guru, yang mampu
mempengaruhikarakter peserta didik. Guru membantu membentuk watak
peserta didik. Hal ini mencakup keteladanan bagaimana perilaku guru,
cara guru berbicara atau menyampaikan materi, bagaimana guru
bertoleransi, dan berbagai hal terkait lainnya.

109
Masnur Muslich, Pendidikan Karakter : menjawab tantangan krisis
multidimensional (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011), hal , 29.
110
E. Mulyasa, Manajemen Pendidikan Karakter (Jakarta : Bumi Aksara 2012) hal
03.
2

Sehingga dapat dijabarkan bahwa manusia berkarakter memiliki


lima kriteria.Yaitu:
1) Memegang teguh nilai-nilai kehidupan yang berlaku universal. Nilai-
nilai tersebut, misalnya cinta kasih, memiliki komitmen yang kuat,
kesetiaan, solidaritas, displin, tanggung jawab, demokratis, adil, dan
jujur.
2) Memiliki komitmen berarti memiliki suatu rasa keterikatan yang kuat
terhadap suatu hal dan menepati janji untuk melakukannya, termasuk
janji dengan dirinya sendiri maupun orang lain dengan memegang
prinsip kebenaran hakiki.
3) Memiliki sifat mandiri (otonom) dan terbuka.Artinya, dibalik sikapnya
yang mandiri dan memegang teguh prinsip yang dia yakini.Manusia
berkarakter tidak sombong atau membanggakan diri, tetapi tetap
menerima masukan dan nila-nilai dari luar yang dia olah kembali
sehingga menjadi suatu kebenaran yang memiliki nilai kebaikan.
4) Teguh akan pendirian yang benar.Teguh berarti kuat berpegang
pada adat, janji, atau perkataan.Artinya, orang berkarakter selalu
teguh pada pendirian dan selalu menepati janji yang diucapkannya
serta bertanggung jawab terhadap apa yang telah dilakukannya.
5) Memiliki kesetiaan yang solid.Setia yang dimaksudkan dalam hal ini
berarti taat, patuh, dan teguh hati.Orang yang berkarakter dengan
memiliki kesetiaan tersebut bisa diartikan kepatuhan dan ketaatan.
Berhasil atau tidaknya suatu pendidikan karakter adalah apabila
anak telah menunjukkan kebiasaan berperilaku baik. Hal ini tentu saja
memerlukan waktu, kesempatan dan tuntunan yang kontinyu. Perilaku
berkarakter tersebut akan muncul, berkembang, dan menguat pada diri
anak hanya apabila anak mengetahui konsep dan ciri-ciri perilaku
berkarakter, merasakan dan memiliki sikap positif terhadap konsep
karakter yang baik, serta terbiasa melakukannya. Oleh karena itu
pendidikan karakter harus ditanamkan melalui cara-cara yang logis,
rasional, dan demokratis.
3

Jadi, pendidikan karakter adalah proses pemberian tuntunan


kepada peserta didik untuk menjadi manusia seutuhnya yang berkarakter
dalam dimensi hati, piker, raga, serta rasa dan karsa. Pendidikan karakter
dapat dimaknai sebagai pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti,
pendidikan moral, pendidikan watak, yang bertujuan mengembangkan
kemampuan peserta didik untuk memberi keputusan baik-buruk,
memelihara apa yang baik, dan mewujudkan kebaikan itu dalam
kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati.
c. Tahap-Tahap Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter dapat diklasifikasikan dalam tahap-tahap
sebagai berikut:
1. Adab (5-6 tahun)
Pada fase ini, hingga berusia 5-6 tahun anak dididik budi pekerti,
terutama yang berkaitan dengan nilai-nilai karakter sebagai berikut:
b) jujur, tidak berbohong,
c) mengenal mana yang benar dan mana yang salah,
d) mengenal mana yang baik dan mana yang buruk, dan
e) mengenal mana yang diperintah (yang dibolehkan) dan mana
yang dilarang (yang tidak boleh dilakukan).
Pendidikan kejujuran merupakan nilai karakter yang harus
ditanamkan pada anak sedini mungkin karena nilai kejujuran
merupakan nilai kunci dalam kehidupan. Pada fase ini juga harus
dididik mengenai karakter yang baik dan buruk.
2. Tanggung jawab diri (7-8 tahun)
Pada usia ini anak juga mulai dididik untuk tertib, bertanggung
jawab dan disiplin. Hal-hal yang terkait dengan kebutuhan sendiri sudah
harus mulai dilaksanakan pada usia ini. Misalnya, perintah agar anak
usia 8-7 tahun mulai menjalankan shalat menunjukkan bahwa anak
mulai dididik untuk bertanggung jawab, terutama dididik bertanggung
jawab pada diri sendiri. Anak mulai diminta untuk membina dirinya
3

sendiri, anak mulai dididik untuk memenuhi kebutuhan dan kewajiban


dirinya sendiri.
3. Caring-Peduli (9-10 tahun)
Setelah anak dididik tentang tanggung jawab diri, maka
selanjutnya anak dididik untuk mulai peduli pada orang lain, terutama
teman-teman sebaya yang setiap hari ia bergaul bersama. Menghargai
orang lain, menghormati hak-hak orang lain, bekerja sama diantara
temantemannya, membantu dan menolong orang lain, dan lain-lain
merupakan aktivitas yang sangat penting pada masa ini.
Di sisi lain, sebagai dampak dari kegiatan bekerja sama dan
kebersamaan ini juga berdampak pada sebuah pendidikan akan
pentingnya tanggung jawab pada orang lain, sehingga nilai-nilai
kepemimpinan mulai tumbuh pada usia ini. Oleh karena itu, pada usia
ini tampaknya tepat jika anak dilibatkan dengan nilai-nilai kepedulian
dan tanggung jawab pada orang lain, yaitu mengenai aspek
kepemimpinan.
4. Kemandirian (11-12 tahun)
Berbagai pengalaman yang telah dilalui pada usia-usia
sebelumnya makin mematangkan karakter anak sehingga akan
membawa anak kepada kemandirian. Kemandirian ini ditandai dengan
kesiapan dalam menerima resiko sebagai konsekuensi tidak mentaati
aturan. 22 Pada fase kemandirian ini berarti anak telah mampu
menerapkan terhadap hal-hal yang menjadi perintah atau yang
diperintahkan dan halhal yang menjadi larangan atau yang dilarang,
serta sekaligus memahami konsekuensi resiko jika melanggar aturan,
diharapkan anak telah mampu mengenal mana yang benar dan mana
yang salah seklaigus membedakan mana yang benar dan mana yang
salah.
5. Bermasyarakat (13 tahun )
Tahap ini merupakan tahap di mana anak dipandang telah siap
memasuki kondisi kehidupan di masyarakat. Anak diharapkan telah
3

siap bergaul di masyarakat dengan berbekal pengalaman yang dilalui


sebelumnya. Setidak-tidaknya ada dua nilai penting yang harus
dimiliki anak walaupun masih bersifat awal atau belum sempurna,
yaitu:
a) integritas, dan
b) kemampuan beradaptasi
Jika tahap-tahap pendidikan karakter ini dapat dilakukan dengan
baik maka pada tingkat usia berikutnya tinggal menyempurnakan dan
mengembangkannya.
d. Lingkungan Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter berkaitan dengan Rangkaian Sosialisasi
Perkembangan (Developmental Socialization Continuum). Konsep ini
mempertimbangkan tahap-tahap perkembangan usia, lingkungan
yang dominan, dan kecenderungan perilaku interaksinya dengan
lingkungan.
Menurut Wolfgang dan Glickman, dalam Hidayatullah
mengemukakan model intervensi Model yang berpusat pada Moral
(Moral Centeredness and Intervention Models) sebagai berikut:
a) Model Interventionist. Model ini menekankan pada kapasitas
rasional anak yang mungkin sangat efektif untuk anak-anak kecil
(periode prarasional) yang memiliki kemampuan bahasa dan
kognitif terbatas. Sifat egonya sangat menonjol dan sangat
senang dipuji.
b) Model Interactionalist. Model ini menekankan pada kerja sama
dengan teman sebaya dan negosiasi yang mungkin secara ideal
sesuai untuk anakanak pada masa kanak-kanak menengah
(sekitar 7-8 tahun). Pada masa ini interaksi antar teman sebaya
sangat efektif.
3

c) Model Non-Interventionist.Pada tahap ini pemikiran anak sampai


pada tingkat rasional dan mandiri. Anak telah siap berinteraksi
dengan masyarakat.111
e. Kedudukan dan Pentingnya Karakter
Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) merumuskan fungsi dan
tujuan pendidikan nasional yang harus digunakan dalam mengembangkan
upaya pendidikan di Indonesia. Pasal 3 UU Sisdiknas menyebutkan,
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Tujuan
pendidikan nasional itu merupakan rumusan mengenai kualitas manusia
Indonesia yang harus dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan. Oleh
karena itu, rumusan tujuan pendidikan nasional menjadi dasar dalam
pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa.112
Menurut Slamet Imam Santoso, dalam Hidayatullah
mengemukakan bahwa tujuan tiap pendidikan yang murni adalah
menyusun harga diri yang kukuh-kuat dalam jiwa pelajar, supaya mereka
kelak dapat bertahan dalam masyarakat. Selain itu, pendidikan juga
bertugas mengembangkan potensi individu semaksimal mungkin dalam
batas-batas kemampuannya, sehingga terbentuk manusia yang pandai,
terampil, jujur, tahu kemampuan dan batas kemampuannya, serta
mempunyai kehormatan diri. Dengan demikian, pembinaan watak
merupakan tugas utama pendidikan.

111
Hidayatullah, Pendidikan Karakter (Jakarta : Bumi Aksara 2010) hal 32-37.
112
Dhikrul Hakim ” Implementasi Pendidikan Budaya Dan Karakter Bangsa Dalam.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Ktsp) Di Sekolah” Volume 6 Nomor. 1 April 2015,
hal: 151.
3

Dalam kehidupan manusia kejujuran adalah merupakan sesuatu


yang sangat penting dalam membentuk karakter manusia. Mengingat
pentingnya karakter dalam membangun sumber daya manusia (SDM)
yang kuat, maka perlunya pendidikan karakter yang dilakukan dengan
tepat. Dapat dikatakan bahwa pembentukan karakter merupakan sesuatu
yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan. Oleh karena itu, pendidikan
karakter harus menyertai semua aspek kehidupan termasuk di lembaga
pendidikan. Idealnya pembentukan atau pendidikan karakter di
integrasikan ke seluruh aspek kehidupan sekolah.113
Lembaga pendidikan, khususnya sekolah dipandang sebagai
tempat yang strategis untuk membentuk karakter siswa. Hal ini
dimaksudkan agar peserta didik dalam segala ucapan, siikap, dan
perilakunya mencerminkan karakter yang baik dan kuat. Karakter adalah
kepemilikan akan hal-hal yang baik. ‟‟sebagian orang tua dan pendidik,
tugas kita adalah mengajar anak-anak dan karakter adalah apa yang
termuat di dalam pengajaran kita.114
f. Strategi Pembentukan Karakter
Strategi dalam pendidikan karakter dapat dilakukan melalui sikap-
sikap sebagai berikut: 115
a. Keteladanan
Keteladanan memiliki kontribusi yang sangat besar dalam mendidik
karakter. Keteladanan lebih mengedepankan aspek perilaku dalam bentuk
tindakan nyata daripada sekadar berbicara tanpa aksi, apalagi didukung
oleh suasana yang memungkinkan anak melakukannya ke arah hal itu.
Faktor penting dalam mendidik adalah terletak pada
“keteladanannya”. Keteladanan yang bersifat multidimensi, yakni
keteladanan dalam berbagai aspek kehidupan. Ada tiga unsur agar
seseorang dapat diteladani atau menjadi teladan, yaitu:

113
Hidayatullah, Op. Cit., hal 3.
114
Thomas, Lickona, Persoalan Karakter, terjemahan Juma Abdu Wamaungo &
Jean Antunes Rudolf Zien (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), hal. 13.
115
Hidayatullah, Op. Cit., hal 39-55.
3

a) kesiapan untuk dinilai dan dievaluasi Kesiapan untuk dinilai berarti


adanya kesiapan menjadi cermin bagi dirinya maupun orang lain.
b) memiliki kompetensi minimal Seseorang akan menjadi teladan jika
memiliki ucapan, sikap, dan perilaku yang layak untuk diteladani.
memiliki integritas moral Integritas moral adalah adanya kesamaan
antara ucapan dan tindakan atau satunya kata dan perbuatan.
Integritas moral adalah terletak pada kualitas istiqomahnya.
b. Penanaman Kedisiplinan
Disiplin pada hakikatnya adalah suatu ketaatan yang
sungguhsungguh yang didukung oleh kesadaran untuk menunaikan tugas
kewajiban serta berperilaku sebagaimana mestinya menurut atauran-
aturan atau tata kelakuan yang seharusnya berlaku di dalam suatu
lingkungan tertentu. Kedisiplinan menjadi alat yang ampuh dalam
mendidik karakter. Banyak orang sukses karena menegakkan
kedisiplinan. Sebaliknya, banyak upaya membangun sesuatu tidak
berhasil karena kurang atau tidak disiplin.
Kurangnya disiplin dapat berakibat melemahnya motivasi
seseorang untuk melakukan sesuatu. Penegakkan kedisiplinan
merupakan salah satu strategi dalam membangun karakter seseorang.
Kegiatan upacara yang dilakukan setiap hari tertentu kemudian dilanjutkan
dengan pemeriksaan kebersihan dan potong kuku, pengecekan ketertiban
sikap dalam mengikuti upacara dapat digunakan sebagai upaya
penegakkan kedisiplinan.
Penegakkan disiplin antara lain dapat dilakukan dengan beberapa
cara, seperti peningkatan motivasi, pendidikan dan latihan,
kepemimpinan, penerapan reward and punishment, penegakan aturan.

c. Pembiasaan
Anak memiliki sifat yang paling senang meniru. Terbentuknya
karakter memerlukan proses yang relatif lama dan terus menerus. Oleh
karena itu, sejak dini harus ditanamkan pendidikan karakter pada anak.
3

Pendidikan karakter tidak cukup hanya diajarkan melalui mata pelajaran di


kelas, tetapi sekolah dapat juga menerapkannya melalui pembiasaan.
Pembiasaan diarahkan pada upaya pembudayaan pada aktivitas tertentu
sehingga menjadi aktivitas yang terpola atau tersistem.
d. Menciptakan suasana yang kondusif
Lingkungan dapat dikatakan merupakan proses pembudayaan
anak dipengaruhi oleh kondisi yang setiap saat dihadapi dan dialami anak.
Demikian halnya, menciptakan suasana yang kondusif di sekolah
merupakan upaya membangun kultur atau budaya yang memungkinkan
untuk membangun karakter, terutama berkaitan dengan budaya kerja dan
belajar di sekolah.
Sekolah yang membudayakan warganya gemar membaca, tentu
akan menumbuhkan suasana kondusif bagi siswa-siswanya untuk gemar
membaca. Demikian juga, sekolah yang membudayakan warganya untuk
disiplin, aman, dan bersih, tentu juga akan memberikan suasana untuk
terciptanya karakter yang demikian.
e. Integrasi dan Internalisasi
Pendidikan karakter membutuhkan proses internalisasi nilai-nilai.
Nilai-nilai karakter seperti menghargai orang lain, disiplin, jujur, amanah,
sabar, dan lain-lain dapat diintegrasikan dan diinternalisasikan ke dalam
seluruh kegiatan sekolah baik dalam kegiatan intrakurikuler maupun
kegiatan yang lain. Terintegrasi, karena pendidikan karakter memang
tidak dapat dipisahkan dengan aspek lain dan merupakan landasan dari
seluruh aspek termasuk seluruh mata pelajaran. Terinternalisasi, karena
pendidikan karakter harus mewarnai seluruh aspek kehidupan.
Terbentuknya karakter (kepribadian) suatu manusia ditentukan oleh
dua faktor, yaitu nature (faktor alami atau fitrah) dan nurture (sosialisasi
dan pendidikan). Fitrah manusia menurut perspektif agama adalah
cenderung kepada kebaikan, namun pengaruh lingkungan dapat
mengganggu proses tumbuhnya fitrah. Faktor lingkungan, yaitu usaha
memberikan pendidikan dan sosialisasi dapat menentukan ”buah” seperti
3

apa yang akan dihasilkan nantinya dari seorang anak. Jadi sebuah
bangsa akan terbentuk menjadi bangsa yang berkarakter dengan adanya
pengasuhan, pendidikan, dan sosialisasi positif dari lingkungan
sekitanya.116
g. Nilai-Nilai Karakter
Nilai adalah kualifikasi harga atau isi pesan yang dibawakan baik
tersurat maupun tersirat dalam norma tersebut. Diantaranya, norma
agama memuat nilai haram, halal, dosa, wajib, sunnat, makruh, dan
sebagainya. Nilai-nilai tersebut melekat pada pada seluruh instrumental
input manusia baik materiel atau imateriel, personal atau impersonal,
kondisional, maupun behavioral. Moral atau moralitas adalah tuntutan
sikap-perilaku yang diminta oleh norma dan nilai tersebut. 117
Nilai mencakup segala hal yang dianggap bermakna bagi kehidupan
seseorang dengan pertimbangan yang berdasarkan pada kualitas benar
atau salah, baik atau buruk, indah atau jelek, dan orientasinya bersifat
antroposentris dan teosentris yang menjangkau semua aktivitas manusia,
baik hubungan antar manusia, alam, dan Tuhan.

Menurut kemendiknas yang dikutip oleh Anas Salahudin dan Irwanto


Alkrienciehie, mengatakan bahwa nilai-nilai dasar pendidikan karakter
bangsa Indonesia. Hal ini dapat dilihat pada table 2.1 dibawah ini. 118

116
Madina Sofyan. http://stainpalu.ac.id/index.php?p=news&mod=
yes&aksi=lihat&id=98. Diakses tanggal 1 Oktober 2017 pukul 14.27.
117
Maksudin, pendidikan karakter ion-dikotomik, (Yogyakarta. 2013) hal 10.
118
Nasrullah, “Pembentukan Karakter Siswa Melalui Pendidikan Agama Islam”,
volume 18 No.1 Malang Juni 2015 hal: 74.
3

Tabel 2.1
Nilai dan Deskripsi Nilai Pendidikan Karakter
NO NILAI KARAKTER DESKRIPSI

1 Religius Sikap dan perilaku yang patuh dalam


melaksanakan ajaran agama yang
dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan
ibadah agama lain, serta hidup rukun
dengan pemeluk agama lain.

2 Jujur Perilaku yang didasarkan pada upaya


menjadikan dirinya sebagai orang yang
selalu dapat dipercaya dalam perkataan,
tindakan, dan pekerjaan.

3 Toleransi Sikap dan tindakan yang menghargai

perbedaan agama, suku, pendapat, sikap,


dan tindakan orang lain yang berbeda dari
dirinya.

4 Disiplin Tindakan yang menunjukan perilaku tertib


dan patuh pada berbagai ketentuan dan
peraturan.

5 Kerja keras Perilaku yang menunjukan upaya


sungguhsungguh dalam mengatasi berbagai
hambatan belajar, tugas, dan menyelesaikan
tugas dengan sebaik-baiknya.

6 Kreatif Berpikir dan melakukan sesuatu untuk


menghasilkan cara tau hasil baru dari
sesuatu yang telah dimiliki.

7 Mandiri Sikap dan perilaku yang tidak mudah


tergantung pada orang lain dalam
menyelesaikan tugas-tugas.

8 Demokratis Cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang


menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan
3

orang lain.

NO NILAI KARAKTER DESKRIPSI

9 Rasa ingin tahu Sikap dan tindakan yang selalu berupaya


untuk mengetahui lebih mendalam dan
meluas dari sesuatu yang dipelajari, dilihat
dan didengar.

10 Semangat kebangsaan Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan


yang menempatkan kepentingan bangsa dan
negara di atas kepentingan diri dan
kelompoknya.

11 Cinta tanah air Cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang


menunjukan kesetiaan, kepedulian, dan
penghargaan yang tinggi terhadap bahasa,
lingkungan fisik, sosial, budaya, dan
ekonomi.

12 Menghargai prestasi Sikap dan tindakan yang mendorong untuk


menghasilkan sesuatu yang berguna,
mengakui, dan menghormati karya orang
lain.

13 Bersahabat/komunikatif Tindakan yang memperlihatkan rasa senang


berbicara, bergaul, dan bekerja sama
dengan orang lain.

14 Cinta damai Sikap, perkataan, dan tindakan yang


menyebabkan orang lain merasa senang
dan aman atas kehadiran dirinya

15 Gemar membaca Kebiasaan menyediakan waktu untuk


membaca berbagai bacaan yang
memberikan kebajikan bagi dirinya.

16 Peduli lingkungan Sikap dan tindakan yang selalu berupaya


mencegah kerusakan pada lingkungan alam
di sekitarnya dan mengembangkan upaya-
upaya untuk memperbaiki kerusakan alam
4

yang sudah terjadi.

17 Peduli social Sikap dan tindakan yang selalu ingin


memberi bantuan kepada orang lain dan
masyarakat yang membutuhkan.

18 Tanggung jawab Sikap dan perilaku seseorang untuk


melaksanakan tugas dan kewajibannya,
yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri
sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial
dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha
Esa.

Untuk mewujudkan nilai-nilai karakter di atas, tentunya menjadi


tanggung jawab bersama khususnya sekolah sebagai lembaga pendidikan
yang mempunyai peran strategis dalam membentuk karakter siswa.
Melalui pembiasan positif di sekolah diharapkan nilai tersebut menjadi
budaya dalam kehidupan sehari-hari siswa dalam mewujudkan tujuan
pendidikan nasional.

B. Penelitian yang Relevan


1. Hidayati (2016) dengan tesis yang berjudul Pengembangan Budaya
Sekolah Dalam Pembinaan Karakter Siswa di Sekolah Menengah
Pertama Negeri 17 Kota Jambi, dapat diambil kesimpulan bahwa
Pengembangan Budaya Sekolah Dalam Pembinaan Karakter Siswa
di Sekolah Menengah Pertama Negeri 17 Kota Jambi belum optimal,
karena pengembangan terjadi masih sangat procedural dan tidak
memiliki satu titik fokus.
2. Salis Masruhin (2017) dengan tesis yang berjudul Implementasi
Disiplin dalam Pengembangan Karakter Santri di Pondok Modern
Darussalam Gontor 9 Lampung dapat ditarik kesimpulan bahwa
pondok ini telah melakukan berbagai upaya, baik strategi maupun
praktis dalam upaya melaksanakan dan menerapkan kedisiplinan
dalam rangka pengembangan karakter santrinya.
4

3. Karnisyah (2015) dengan tesisnya yang berjudul kompetensi


personality guru Agama dalam membina karakter siswa di SMA
Negeri 6 Muaro Jambi, menemukan bahwa kompetensi personality
guru Agama dalam membina karakter siswa di sekolah menengah
pertama Negeri 6 Muaro Jambi belum optimal karena program
pembinaan karakter saat ini belum mampu mengatasi permasalan-
permasalah yang ada.
4. Nur Habibullah (2015) dengan tesisnya yang berjudul kompetensi
kepribadian guru Agama dalam mengembangkan karakter siswa di
madrasah aliyah swasta Nururrodhiyah kota Jambi, menemukan
bahwa guru Agama belum optimal dalam pengembangan karakter
siswa di madrasah ini. Hal ini disebabkan karena berdasarkan
temuan dilapangan masih terdapat kesenjangan yang terjadi guru
belum optimal dalam pengembangan karakter siswa, dimana guru
belum menerapkan indikator-indikator dari kompetensi kepribadian
guru Agama di madrasah aliyah swasta Nururrodhiyah kota Jambi.
5. Junimar Ratna dengan tesis nya yang berjudul Hubungan
Kompetensi Kepribadian Guru PAI Terhadap Pembentukan Karakter
siswa SMA Negeri 2 Sarolangun, hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa kompetensi kepribadian guru dan komunikasi interpersonal
terhadap karakteristik siswa sudah baik.
6. Tesis Rofian yang berjudul “Peranan Guru Pendidikan Agama Islam
dalam Mengantisipasi Kenakalan Remaja di MAN 1 Polewali
Kabupaten Polewali Mandar. Dalam tesis ini menyajikan
pembahasan bahwa strategi yang dilakukan oleh guru pendidikan
Agama Islam dalam mengantisipasi kenakalan remaja adalah
dengan mengadopsi pendidikan dalam keluarga, pendidikan di
masyarakat, dan sebagainya. Kemudian prinsip belajar dalam
mengantisipasi kenakalan remaja yaitu prisnip keteladanan, prinsip
kemudahan, prinsip lemah lembut, dan prinsip kebijaksanaan.
Kemudian menurutnya bahwa manajemen madrasah sangat
4

berperan dalam membantu upaya-upaya guru pendidikan agama

Islam dalam mengantisipasi kenakalan remaja.119


7. Lasinrang Dg. Matara dalam judul tesisnya “Pembentukan Akhlak
Mulia Peserta Didik di MAN Toli-Toli Sulawesi Tengah (Studi tentang
Kontribusi Pendidikan Formal)” menerangkan bahwa upaya yang
dilakukan dalam rangka pembentukan akhlak mulia adalah :
memberi nasehat, keteladanan, dan komunikasi dengan orang tua.
Sementara menurutnya diantara faktor pendukung guru yang
professional dan kerja sama antara guru dengan pengelola
madrasah. Faktor penghambat yaitu keengganan peserta didik untuk
mengikuti bimbingan dan kurangnya partisipasi orang tua dalam
membimbing anak-anaknya.120

119
Rofian “Peranan Guru Pendidikan Agama Islam dalam Mengantisipasi
Kenakalan Remaja di MAN 1 Polewali Kabupten Polewali Mandar”. Tesis, Makassar: PPs
UIN Alauddin Makassar, 2013
120
Lasinrang Dg. Matara “Pembentukan Akhlak Mulia Peserta Didik di MAN Toli-
Toli Sulawesi Tengah”, Tesis, Makassar: PPs UIN Alauddin Makassar, 2011
4

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif.
Disebut kualitatif karena sifat data yang dikumpulkan dianalisis secara
kualitatif bukan kuantitatif yang menggunakan alat ukur tertentu, sesuai
dengan pengertian metode kualitatif yaitu: metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada
kondisi objek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen)
dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan
data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat
induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna
daripada generalisasi.121

B. Situasi Sosial dan Subjek Penelitian


1. Situasi Sosial
Situasi sosial adalah suatu keadaan atau tempat dimana subjek
berdomisili yang mempengaruhi kegiatan, keadaan, dan yang
berhubungan dengan perilaku subjek.122 Situasi sosial penelitian ini
adalah SMA Negeri 1 Muaro Jambi.

C. Jenis dan Sumber Data


1. Jenis Data
Sebagaimana diketahui bahwa tujuan penelitian adalah mencari
pemecahan terhadap permasalahan, dan setiap permasalahan dapat
dipecahkan dan dijawab jika didukung oleh data yang valid dan sesuai
objek penelitian, karena tanpa adanya kesesuaian dan keabsahan data

121
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan R & D, (Bandung : Alfabeta,
2009) hal : 9.
122
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung ; Remaja
Rosdakarya, 2004) hal. 86.
4

dengan penelitian sangat mempengaruhi pada hasil penelitian. Dalam


penelitian ada dua jenis data, yaitu primer dan data sekunder.
a. Data primer
Data primer adalah data yang diambil langsung oleh peneliti
kepada sumbernya tanpa adanya perantara.123Data primer ini diperoleh
langsung dilapangan pada waktu penelitian sedang berlangsung yang
berupa informasi tentang tantangan guru dalam membina karakter siswa
di SMA Negeri 1Muaro Jambi. Adapun manfaat data primer adalah :
Adapun data yang termasuk dalam data primer adalah:
1. Kegiatan belajar mengajar guru terkait dengan pembinaan karakter
siswa.
2. Faktor pendukung dan penghambat dalam pembentukan karakter
siswa.
3. Kendala yang dihadapi guru dalam membina karakter siswa.
4. Upaya guru dalam proses pembentukan karakter siswa.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diambil secara tidak langsung
dari sumbernya.124Sedangkan data yang diperoleh dari sumber sekunder
antara lain:
a. Histori SMA Negeri 1MuaroJambi
b. Geografis SMA NegerI 1Muaro Jambi
c. Struktur Organisasi SMA Negeri 1MuaroJambi
d. Keadaan guru, TU dan siswa SMA Negeri 1Muaro Jambi
e. Sarana dan Prasarana SMA Negeri 1MuaroJambi
f. Visi dan Misi SMA Negeri 1Muaro Jambi

2. Sumber Data
Sumber data adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. 125
Apabila penelitian menggunakan observasi maka sumber datanya bisa

123
Mukhtar, Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif, (Jakarta : Referensi,
2013) hal. 100.
124
Ibid hal. 100.
4

berupa benda, gerak atau proses sesuatu. Untuk mempermudah


mengidentifikasi sumber data penulis mengklasifikasikan menjadi 3
tingkatan huruf p dari bahasa Inggris, yaitu: Person yaitu sumber data
yang bisa memberikan data berupa jawaban lisan melalui wawancara atau
jawaban tertulis melului angket, Place yaitu sumber data yang menyajikan
tampilan berupa keadaan diam dan bergerak, Paper yaitu sumber data
yang menyajikan tanda-tanda berupa huruf, angka, gambar, atau simbol
lain. 126
Sumber data terdiri atas jenis-jenis informasi yang diperoleh
peneliti dari subjek penelitiannya dan dijadikan responden atau informasi.
Sumber data utama dari penelitian kualitatif terdiri dari tiga bagian yaitu
sumber data berupa manusia, dokumentasi, peristiwa penting yang
berhubungan dengan subjek penelitian yaitu:
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik penelitian data yang diperlukan adalah teknik pengumpulan
data mana yang paling tepat, sehingga benar-benar didapat data yang
valid dan reliabel. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Peneliti mencatat data dari berbagai sumber, serta melakukan
iteraksi langsung dengan subjek penelitian dengan mendengar, melihat,
berbicara, bertanya dan meminta penjelasan, serta menangkap isyarat
yang tersirat dari subjek yang terlibat. Oleh karena itu peneliti menerapkan
beberapa metode sebagai berikut:
E. Teknik Analisis Data
Analisis data diartikan sebagai upaya mengolah data menjadi
informasi, sehingga karakteristik atau sifat-sifat data tersebut dapat
dengan mudah dipahami dan bermanfaat untuk menjawab masalah-

125
Suharismi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta :
2006), hal : 129.
126
Ibid hal. 129.
4

masalah yang terkait dengan kegiatan penelitian.127Menurut lexi J.


Moleong mengemukakan bahwa analisis data adalah proses
mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan
satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat
dirumuskan kapsitas kerja seperti yang disarankan oleh data. 128
Setelah data terkumpul perlu segera digarap, secara garis besar,
pekerjaan analisis data meliputi tiga langkah yaitu: Persiapan, tabulasi dan
penerapan data sesuai dengan pendekatan penelitian. Dalam penelitian
kualitatif teknik analisis data yang digunakan sudah jelas, yaitu diarahkan
untuk menjawab rumusan atau menguji hipotesis yang telah dirumuskan
dalam proposal. Menurut Miles dan Huberman yang dikutip oleh Sugiyono
bahwa The most serious and central difficulty in the use of qualitave data
is that methods of analysis are not well formulatate.129
F. Uji Keterpercayaan Data (Trusthworkthines)
Dalam penelitian kualitatif untuk mendapatkan data yang valid,
reliabel dan objektif, maka penelitian dilakukan dengan menggunakan
instrumen yang valid dan reliabel dilakukan pada sampel yang mendekati
jumlah populasi dan pengumpulan serta analisis data dilakukan dengan
cara yang benar ini sesuai dengan Susan Staniback yang dikutip oleh
Sugiyo yang menyatakan bahwa penelitian kualitatif lebih menekankan
pada aspek reliabilitas.130 Peneliti menggunakan teknik menguji
keabsahan data dengan cara perpanjangan keikutsertaan, ketekunan
observasi, triangulasi dan diskusi teman sejawat.
G. Rencana Dan Waktu Penelitian
Penelitian ini direncanakan selama 3 bulan yang akan dimulai pada
semester genap tahun ajaran 2018-2019. Penelitian dilaksanakan, diawali
pembuatan proposal, seminar proposal, kemudian dilanjutkan dengan

127
Sambas Ali Muhidin dan Maman Abdurahman, Analisis Korelasi Dan Jalur Dalam
Penelitian, Bandung, Pustaka Setia, 2007, hal. 53.
128
Lexi J Melong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung : Remaja Rosdakarya,
2013), hal. 280.
129
Sugiyono, Op. Cit.,hal. 247.
130
Sugiyo, Op. Cit., hal : 268.
4

perbaikan hasil seminar. Setelah pengesahan judul dan izin riset maka
peneliti mangadakan pengumpulan data, verifikasi dan analisis data dalam
waktu berurutan.
Hasilnya peneliti melakukan konsultasi dengan pembimbing
sebelum diajukan kepada sidang munaqasah. Hasil sidang munaqasah
dilanjutkan dengan perbaikan dan penggandaan laporan tesis. Adapun
jadwal kegiatan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel : 3.1
JADWAL KEGIATAN

Maret April Mai Juni Juli


NO KEGIATAN 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan Judul X
2 Penyusunan Proposal X
3 Perbaikan Proposal X
4 Pengurusan Izin Seminar X X
5 Seminar Proposal X
6 Pembuatan IPD X
7 Perbaikan Proposal X X
8 Pengajuan Izin Riset X
9 Pengumpulan Data X X
10 Verifikasi dan Analisi Data X
11 Penggandaan Laporan X X X X
Tesis
12 Ujian Tahap Awal X
13 Penyempurnaan Laporan X
Tesis
14. Sidang Munaqasah
4

BAB IV
DESKRIPSI LOKASI, HASIL
PENELITIAN DAN ANALISIS HASIL
PENELITIAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian


1. Historis dan Geografis
a. Historis
SMA Negeri 1 Muaro Jambi terletak di jl. Jambi-Ma Bulian Km 20,
kelurahan Pijoan. Sekolah ini berdiri sejak tahun 1990an dengan luas
253.200 m2 dengan bentuk sudah permanen. Sebelumnya SMA Negeri 1
Muaro Jambi selama ini telah mengalami perubahan nama sebanyak tiga
kali, dimana tahun 1990 sekolah ini bernama SMA Negeri 2 Jambi Luar
Kota, kemudian berganti lagi menjadi SMA Negeri 1 Jambi Luar Kota, dan
sejak thun 2002 berdasarkan keputusan Bupati Muaro Jambi No. 49 tahun
2002 tentang pergantian dan penetapan Nomor dan lokasi SLTP N dan
SMU N kabupaten Muaro Jambi tanggal 6 maret 2002, maka sekolah ini
sampai sekarang bernama SMA Negeri 1 Muaro jambi.131
Adapun identitas dari sekolah SMA N 1 Muaro Jambi adalah sebagi
berikut:
1) Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Muaro Jambi
2) No. Statistik Sekolah 301100901001
3) Kategori Sekolah : SSN
4) Tipe Sekolah :A
5) Alamat :Jl.Jambi-Muara Bulian Km.20
Kel. Pijoan
6) Kecamatan : Jambi Luar Kota
7) Kabupaten : Muaro Jambi
8) Propinsi : Jambi
9) Kode Pos 36126
10) Status Sekolah : Negeri
131
Dokumen SMA Negeri 1 Muaro Jambi, 2018
4

11) Nilai Akreditasi Sekolah 96


12) Tahun ditetapkan menjadi rintisan SSN :Tahun 2008
13) SK Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jambi
14) Nomor 421/862/SDI-3/2008 25 April 2008
Adapun kepala sekolah yang pernah menjabat di SMA Negeri 1
Muaro Jambi adalah sebagai berikut;
a. Amirudin Wakaf. BA (Alm) menjabat dari tahun 1990-1996
b. Drs. Salimin Wiryotinoyo menjabat dari tahun 1996-1998
c. Drs. Gunawan Purba menjabat dari tahun 1998-2000
d. Drs. Waluyo menjabat dari tahun 2000-2004
e. Drs. R. Najmi M.Pd menjabat dari tahun 2004-2005
f. S. Muhammad Fuad S.Pd menjabat dari tahun 2005-2009.
g. Drs.Helmi Menjabat dari tahun 2009 - sekarang
Identitas kepala sekolah dapat dilihat sebagai berikut :
Nama dan Gelar : Drs.Helmi
NIP 196505131994031008
NUPTK 1845743646200022
Pendidikan Terakhi r : S1
Jurusan Ijazah : BK
2. Visi dan Misi SMA NEGERI 1 MUARO JAMBI
a. Visi Sekolah
“ Taqwa, Unggul dan Berbudaya “
b. Misi Sekolah
a) Meningkatkan Pembinaan Akhlak dan Budi Pekerti Luhur
b) Meningkatkan Pembinaan Prestasi Akademik dan Non Akademik
Bertaraf Nasional dan Internasional
c) Mengimplementasikan Penggunaan Teknologi Imformasi dan
Komunikasi dalam Pembelajaran
d) Meningkatkan Jumlah Siswa yang Diterima Diperguruan Tinggi
Favorit
e) Mengoptimalkan Pengembangan Diri Peserta Didik
5

f) Menciptakan Kultur sekolah Dalam Menjaga dan Melestarikan


Lingkungan
g) Menumbuhkembangkan Kearifan Lokal Untuk Menghasilkan Produk
Kreatif 132
3. Kurikulum Sekolah
Pada tahun pelajaran 2017 – 2018 struktur kurikulum SMA Negeri
1 Muaro Jambi mengacu kepada kurikulum 2013 untuk kelas X sampai
dengan kelas XII sesuai dengan Surat Edaran Menteri Pendidikan
Kebudayaan Nomor 156928/MPK.A/KR/2013, tanggal 8 November 2013,
perihal Implementasi Kurikulum 2013.
Oleh sebab itu, kelompok mata pelajaran di SMA Negeri 1 Muaro
Jambi mengikuti pola dan ketentuan kurikulum 2013, yaitu adanya
kelompok mata pelajaran wajib A dan wajib B, kelompok Peminatan, dan
Lintas Minat, yang semuanya mengusung ke pencapaian Standar
Kompetensi Lulusan sebagai berikut:
Tabel. 4.1 Kompetensi Lulusan

No Domain Kompetensi

1 Sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap


orang beriman, berakhlak mulia, berilmu,
percayadiri, dan bertanggung jawab dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta dalam menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan
dunia.

2 Penget Memiliki pengetahuan faktual, konseptual,


ahuan prosedural, dan metakognitif dalam ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
serta dampak fenomena dan kejadian.

132
Dokumen SMA Negeri 1 Muaro Jambi, 2018
5

3 Ketera Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif


mpilan dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret
sebagai pengembangan dari yang dipelajari
K
disekolah secara mandiri.
o
mpetensi
Lulusan dapat dicapai melalui kompetensi inti (KI) yang
dikelompokan kedalam domain sikap, pengetahuan dan keterampilan,
serta dirumuskan kedalam tiap jenjang kelas yang berbeda (kelas X, XI
dan XII). selanjutnya, KI – KI tersebut dijabarkan kedalam Kompetensi
Dasar (KD) untuk dirumuskan menjadi materi pembelajaran. Rumusan KI
dan KD tercantum pada permendikbud No. 59 Tahun 2014 tentang
Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum.
Pengorganisasian kelas pada SMA Negeri 1 Muaro Jambi adalah
seluruh tingkatan kelas yaitu kelas X, XI, dan XII melaksanakanan
kurikulum 2013 dengan peminatan Matemika dan Ilmu Alam (MIA), dan
peminatan Ilmu – ilmu Sosial (IIS), serta lintas minat yang didasarkan
pada hasil pemilihan angket minat peserta didik.133
a. Program Muatan Lokal
Berdasarkan hasil analisis keunggulan derah Kabupaten Muaro
Jambi maka jenis muatan yang dilaksanakan di SMA Negeri 1 Muaro
Jambi seperti terdapat dalam struktur kurikulum pada tabel diatas adalah
Prakarya dan Kewirausahaan.
Strategi pelaksanaan muatan lokal tersebut adalah sebagai berikut:
a) Prakarya dan kewirausahaan yang digunakan di SMA Negeri 1 Muaro
Jambi adalah pada aspek kerajinan dan menjadi mata pelajaran wajib
b) Prakarya dan Kewirausahaan dilaksanakan dalam pertemuaan tatap
muka yang diberikan untuk kelas X, XI, dan XII peminatan MIA dan IIS
sebanyak 2 jam perminggu, dengan KI dan KD yang diadopsi dari
Permendikbud No 59 Tahun 2014. 134

133
Dokumen SMA Negeri 1 Muaro Jambi, 2018
134
Dokumen SMA Negeri 1 Muaro Jambi, 2018
5

4. Struktur Organisasi Sekolah


Struktur organisasi adalah suatu susunan personil yang bergabung
dalam suatu organisasi, melalui struktur maka dapat dilihat tugas,
wewenang dan bidang kerja yang ada dalam organisasi tersebut, struktur
juga dapat membentuk skema yang menunjukkan gambaran dalam
bidang tugas masing-masing personil.135
Gambar 4.1
STRUKTUR ORGANISASI SMA NEGERI 1 MUARO JAMBI
TAHUN PELAJARAN 2015/2016

KEPALA SEKOLAH

KOMITE SEKOLAH DRS. HELMI

KAUR TATA USAHA

FITRAH SUKMAH, S.
Pd.

WAKA KURIKULUM WAKA SARANA DAN PRASARANA WAKA KESISWAAN WAKA HUMAS

REFDAWATI, S. Dra. NETTI YULIA NINGSIH, HJ. Rts. AINUN, M. Pd. I. FITRAH SUKMAH, S.
Pd. M. SI. Pd.

TIM EVALUASI DIENI HEFWI DARNIZA,


KA MGMP
S.Pd.ROSNI RANI, S. Pd.

DEWAN GURU

WALI KELAS BIMBINGAN


KONSELING

SISWA
135
Dokumen SMA Negeri 1 Muaro Jambi, 2018
5

5. Keadaan Tenaga Pendidik dan Kependidikan


a. Klasifikasi Tugas di SMA Negeri 1 Muaro Jambi
1). Kepala Sekolah
SMA Negeri 1 Muaro Jambi dipegang oleh kepala sekolah
sebagai tugas administrator dan suvervisor yang dipimpinnya yang
bertanggung jawab atas kelancaran dan keberhasilan semua
urusan pengaturan dan pengelolaan sekolah secara informasi
kepada masyarakat. Kepala sekolah bertugas sebagai berikut :
a). Menyusun Planning
Menetapkan rencana jangka panjang dan rencana jangka
pendek, misalnya dalam program tahunan dan program
semester.
b). Menyusun Organizing
Kepala sekolah merupakan seorang pelaksana dari
kegiatan, baik itu program jangka panjang maupun jangka
pendek. Contoh : apabila siswa mempunyai prestasi baik, maka
kepala sekolah memberikan beasiswa kepada siswa tersebut
untuk meringankan biaya orangtua yang ditanggungnya. Dalam
melaksanakan tugasnya kepala sekolah dibantu oleh :
2). Komite Sekolah
Komite sekolah bertujuan memelihara dan meningkatkan
hubungan yang ada dan serasi. Kerja dan tanggung jawab
bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah untuk
menyempurnakan kegiatan pendidikan.
Tugas dan wewenang komite sekolah :
a) Mendorong dan meningkatkan hubungan yang baik antara
masyarakat, sekolah dan pemerintahan.
b) Membantu kelancaran pendidikan.
c) Mengusahakan bantuan dari masyarakat berupa sarana,
prasarana serta jasa.
5

3). Tenaga Administrasi/ Tata Usaha (TU)


Dalam suatu lembaga pendidikan atau sekolah tidak pernah
lepas dari tenaga administrasi yaitu Tata Usaha (TU). TU sendiri
dikepalai oleh seorang kepala TU yang bertugas mengkoordinir
para pegawainya serta bertanggung jawab sepenuhnya terhadap
segala urusan administrasi di sekolah tersebut. Tenaga
administrasi pada SMA Negeri 1 Model Muaro Jambi mempunyai
andil besar dalam rangka lancarnya pendidikan di sekolah. Contoh
dalam rangka penerimaan siswa baru.
Kepala tata usaha sekolah bertanggung jawab kepada
kepala sekolah dan mempunyai tugas melaksanakan ketata
usahaan sekolah meliputi kegiatan sebagai berikut:
a) Menyusun program tata usaha
b) Mengelola keuangan sekolah
c) Mengurus administrasi ketenagaan dan siswa
d) Membina dan mengembangkan karir pegawai tata usaha
sekolah
e) Menyusun dan mengajukan data statistik sekolah
f) Mengkoordinir dan melaksanakan 7K
g) Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan kepengurusan
ketatausahaan secara baik.
Susunan pengurus Tata Usaha SMA Negeri 1 Model Muaro Jambi
dapat dilihat dalam table berikut :

Tabel 4.2 Susunan Pengurus Tata Usaha SMA N 1 Muaro Jambi

Tempat/Tgl.
Nama/Jabatan Jk Lulusan Jurusan Tahun Ket
Lahir
Melintari/ Jambi, 7-7-
P SMA IPS 1997 -
Staf TU 1978
Anggie
Jambi, 17
Chrystine/ P SMA IPS 2009 -
Staf TU Juli 1989
5

Tempat/Tgl. Tahu
Nama/Jabatan JK Lulusan Jurusan Ket
Lahir n
Ture, 30
Lidansyah/
L September SMA IPS 2010 -
Staf TU
1990
Sekretar
Jambi, 19 is ADM
Emi Meili rizki P S1 2005 -
mei 1993 Perkant
oran
Sandaran
Hamdani/
L Galeh, 06 D3 Seni 2012 -
Staf TU
April 1989
Selat, 16-05-
Budianto L SMA IPS 2009 -
1973
Pulau
Nurazmi L Raman , 11- SMA IPS 2012 -
09-1996
Ramali / Kerinci, 14
L April 1969 SD IPA 1976 -
Satpam

4). Wakil Kepala Sekolah


Di SMA Negeri 1 Muaro Jambi terdapat satu koordinator
wakil kepala sekolah yang bertugas mengkoordinir para wakil
kepala sekolah dalam menjalankan tugas dan tanggung
jawabnya. Kemudian terdapat 4 wakil kepala sekolah yang
menangani bidang yang berbeda :
Wakil Kurikulum : Refdawati, S.Pd
Wakil Kesiswaan : Hj.Rts. Ainun, M.Pd.I
Wakil Sarana dan Prasarana : Dra. Netty Yulia Ningsih, M.Si
Waka Ketertiban dan Humas : Fitrah Sukma,S.Pd
Wakil kepala sekolah Urusan Kurikulum Mempunyai
tugas antara lain :
a) Menyusun program pengajaran.
b) Menyusun tugas guru dan jadwal pelajaran.
c) Menyusun jadwal pelaksanaan ulangan umum serta ujian
akhir.
5

d) Menetapkan kriteria persyaratan naik/ tidak naik/ kriteria


kelulusan.
e) Mengatur jadwal penerimaan buku laporan hasil belajar dan
STTB.
f) Mengkoordinasikan dan mengarahkan penyusunan suatu
kegiatan.
g) Membina kegiatan MGMP.
h) Membina kegiatan sanggar PKG/ MGMP/ MEDIA.
i) Melakasanakan penilaian guru teladan.
j) Membina kegiatan lomba-lomba bidang akademis.
Wakil Kepala Sekolah Urusan Kesiswaaan Mempunyai tugas
antara lain sebagai berikut :
a) Menyususn program pembinaan kesiswaan atau OSIS.
b) Melaksanakan pembimbingan, pengarahan dan
pengendalaian kegiatan siswa atau OSIS dalam rangka
menegakkan tata tertib sekolah serta pemilihan pengurus
OSIS.
c) Membina pengurus OSIS dalam berorganisasi.
d) Menyusun program dan jadwal pembinaan siswa secara
berkala dan insidental.
e) Membina dan melaksanakan koordinasi keamanan,
kebersihan, ketertiban, keindahan dan kekeluargaan.
f) Melaksanakan pemilihan calon siswa teladan dan penerima
beasiswa.
g) Mengatur mutasi siswa.
h) Mengadakan pemilihan siswa untuk mewakili sekolah dalam
kegiatan di luar sekolah.
i) Menyusun pelaksanaan kegiatan kesiswaan secara berkala.
j) Menyusun program ekstrakurikuler.
5

Wakil Kepala Sekolah Urusan Sarana Dan Prasarana


Mempunyai tugas antara lain sebagai berikut :
a. Mengatur dan menyelenggarakan hubungan sekolah
dengan orang tua atau wali murid.
b. Membina hubungan antara sekolah dengan lembaga
penyantun dunia usaha dan lembaga sosial lainnya.
c. Menyusun laporan pelaksanaan hubungan secara
berkala.136
5). Keadaan Guru
Keadaan guru dan pegawai di SMA Negeri 1 Muaro
Jambi dapat digolongkan cukup berkualitas, dikarenakan guru-
guru yang mengajar dan pegawai cukup senior dan tingkat
pendidikan guru yang mengajar tersebut adalah sarjana.
Guru mempunyai tanggung jawab atas kelancaran proses
belajar mengajar di sekolah. Pentingnya peranan guru dalam
upaya mengikat sumber daya manusia, untuk itu keberhasilan
proses belajar mengajar tergantung sejauh mana peran dan tugas
guru dalam melaksanakan tanggung jawabnya.
Selain guru bidang studi ada juga guru BK yang
mempunyai tugas memberikan bantuan kepada siswa-siswa yang
bermasalah di dalam pendidikan di sekolah. Secara rutin
mengadakan hubungan dengan orang tua siswa dalam rangka
mengontrol tingkah laku siswa di sekolah maupun di rumah.
Selain itu BK juga membantu siswa kelas 1 untuk memilih dan
menentukan jurusan yang akan dipilihnya di kelas 2 dan
membantu mengarahkan siswa kelas 3 dalam memilih pendidikan
selanjutnya. Jumlah guru di SMA Negeri 1 Muaro Jambi
berjumlah 79 orang yang terbagi menurut bidang studi masing-
masing.

136
Dokumen SMA Negeri 1 Muaro Jambi, 2018
5

Adapun tugas guru di SMA Negeri 1 Muaro Jambi adalah


sebagai berikut :
a. Memberikan informasi tentang sistem sekolah dan kegiatan
sekolah secara langsung kepada orang tua siswa melalui
kontak sehari- hari.
b. Mengembangkan kerja sama dengan orangtua siswa dan
masyarakat.
c. Mendidik siswa dan melakukan proses belajar mengajar
dengan baik.
d. Memelihara kode etik jabatan guru.
Tata tertib yang diberikan kepada guru adalah :
a. Disiplin Ilmu
1) Jam dinas bagi guru dari pukul 07.15-13.30, setiap harinya
kecuali pada hari kamis dari pukul 07.15 – 14.15 bagi siswa
kelas XI, hari jum‟at dari pukul 07.15-11.10 dan pada hari
sabtu sampai pukul 07.15-12.45
2) Setiap guru wajib mengikuti upacara setiap hari senin dan
hari tertentu lainnya dan setiap guru siap untuk bergilir
menjadi pembina upacara
3) Guru yang tidak hadir melaksanakan tugasnya karena ada
halangan penting atau sakit, maka harus mendapatkan izin
dari kepala sekolah dengan memberi tahu melalui surat
atau berita lainnya
4) Guru yang tidak hadir padahal ada jam mengajarnya, maka
guru tersebut diusahakan untuk dapat memberi tugas pada
siswanya, dan diberikan sebelumnya pada guru piket hari
tersebut.
b. Tertib mengajar
1. Memiliki buku persiapan harian, buku kerja tahunan,
satuan pelajaran, rencana pengajaran, buku daftar nilai
atau absen dan buku-buku soal ujian
5

2. Memberi pekerjaan rumah kepada siswa dalam


mengerjakan soal-soal yang berkaitan dengan pokok-
pokok bahasan
3. Selain guru harus menjalankan tugas-tugas lainnya yang
di atur oleh kepala sekolah sebagaimana terdapat dalam
program tahunan
c. Tertib Evaluasi
1. Evaluasi dilakukan setiap kali pokok bahasan.
2. Bahasan test yang digunakan adalah bahasan test yang
dapat mengakibatkan minat belajar siswa.
3. Evaluasi dalam bentuk tertulis dan lisan termasuk
penilaian proses belajar dan sikap siswa.137

137
Dokumen SMA Negeri 1 Muaro Jambi, 2018
13

Tabel 4.3 Nama-Nama Guru SMA Negeri 1 Muara Jambi

Ijazah Tertinggi Pangkat/Ruang


No Nama/ NIP L/P
Tingkat Jurusan Tahun Gol TMT

Drs. Helmi
1 L S1/A4 BK 1990 IV.A 01-10-2006
196505131994031008
Hj. Rts. Ainun, M.Pd.I
2 P S1/A4 BK 2004 IV.A 01-04-2005
196104121983012003
Prasetiawati, S.Pd
3 196410051984122002 P S1/A4 B.Indonesia 1998 IV.A 01-10-2004
Hj. Edrinawati, S.Pd
4 P S1/A4 BP/BK 2000 IV.A 01-10-2004
196207191984122002
Dra. Luarni
5 196301081988032002 P S1/A4 B. Inggris 1987 IV.A 01-10-2000
Dra. Netti Yulia Ningsih
6 P S1/A4 Kimia 1989 IV.A 01-10-2001
196520071990032004
Refdawati, S.Pd
7 196606051991032005 P S1/A4 PPKN 1997 IV.A 01-04-2007
Elizawati, S.Pd
8 P S1/A4 Geografi 1998 IV.A 01-04-2007
196606241992032005
Rosni Rani, S.Pd
9 P S1/A4 Biologi 1997 IV.A 01-04-2007
197001291993012001
Dra. Nuzmiah
10 196712271992032003 P S1/A4 B. Arab 1993 IV.A 01-04-2007
Andar Siahaan, S.Pd
11 L S1/A4 B. Inggris 1997 IV.A 01-04-2008
196401191987011004
Helyati, S.Pd
12 195907141992032001 P S1/A4 Sejarah 1997 IV.A 01-04-2008
Armalina, S.Pd
13 P S1/A4 Biologi 1993 IV.A 01-04-2008
196908201998022001
Ance E Tambunan, S.Pd
14 P S1/A4 Matematika 2009 IV.A 01-04-2005
196808081993032013
Yudi Wijaya, S.Pd
15 L S1/A4 Matematika 2009 IV.A 01-03-2007
196704291990031004
Emriyasmen, S.Pd Pen. S.
16 L S1/A4 1992 IV.A 01-10-2008
196601091994031005 Rupa
Sudiarti, S.Pd
17 P S1/A4 BK 2007 III.D 01-10-2006
196301061990032006
Indriani, S.Pd I, M.Pd.I S2 IAIN
18 198008192003122003 P MPI PAI 2003 III.D 01-10-2009
Fitrah Sukma, S.Pd
19 L S1/A4 Kimia 1999 III.D 01-10-2009
197012312003121029
Novrita Suryani, S. Pd
20 197511042003122004 P S1/A4 Sejarah 1999 III.D 01-04-2009
13

Ismail, S.Ag
21 L S1/A4 PAI 1998 III.C 01-04-2006
197206102006041013
Arika Febriyeni, SE Ekonomi
22 P S1 2000 III.C 01-10-2009
197702212006042014 Akuntansi
Edy, S.Pd
23 L S1/A4 BK 2003 III.C 01-10-2007
197805192006041010
Hesti Yulia Sari, S.Sos
24 P S1/A4 Sosiologi 2002 III.C 01-10-2007
197603222006042003
Moonlaighis Nellya, SP
25 P S1/A4 Biologi 2005 III.C 01-10-2007
197610202006042005
Elza Indriani, S.Sos
26 P S1/A4 Antropologi 2002 III.B 01-10-2007
197005022007012032
Nurlaili, S.Pd
27 P S1/A4 BK 2006 III.B 01-10-2007
196702151990052001
Supini, S.Pd
28 P S1/A4 Kimia 1997 III.B 01-01-2007
197103092007012005
Endang Susilakarti, S.Pd
29 P S1/A4 B.Indonesia 1994 III.B 01-01-2007
196411122007012006
Rts. Maryatun, S.Pd
30 P S1/A4 PDU 1995 III.B 01-01-2007
197005022007012032
Mukti Suhrizan, S.Pd
31 P S1/A4 BK 2003 III.B 01-01-2008
197811072008011001
Kerini Rahayu, SS, M. Pd Sastra
32 P S2 2002 III.B 01-01-2008
197703192008012002 Inggris
Asmali, S.Pd
33 197009122008011002 L S1/A4 Ekonomi 2004 III.B 01-01-2008
Rina Ariani, S.Pd.I
34 P S1/A4 PAI 2004 III.B 01-01-2008
198009302008012003
Rts. Eka Enovasi, S. Pd
35 P S1 B.Indonesia 1998 III.B 01-01-2007
197501032007012021
Alizar Johan, S.Pd
36 L S1/A4 Kimia 1998 III.B 01-02-2009
197307272009021002
Vony Meiriska, S.Pd
37 P S1/A4 Fisika 2005 III.B 01-02-2009
198205102009022003
Sisnawati, S.Pd
38 P S1/A4 Matematika 2005 III.B 01-02-2009
198209012009022006
Meirina Lestari, S.Pd
39 P S1/A4 Geografi 2008 III.B 01-02-2009
198605252009022003
Ririn Muthomimah, S.Pd
40 P S1/A4 Fisika 2006 III.B 01-02-2009
198404252009022006
Yessi Yuwita, S.Pd
41 P S1/A4 B.Indonesia 2008 III.B 01-02-2009
198604262009022010
Dieni Hefwi Darniza, S.Pd
42 P S1/A4 Biologi 2002 III.B 01-02-2009
197801112009022005
Epi Juslinawati, S. Pd
43 P S1/A4 B.Inggris 2006 III.B 01-02-2009
198307262009022004
Layli Salfia, SE 08-02-2009
44 P S.1/A4 Ekonomi 2002 III.B
197808102010012013
13

Reni Elsa, S. Si
45 P S.1/A4 Kimia 2008 III.B 08-02-2009
1985041820100152005
Denny Kartika, S. Pd
46 P S.1/A4 Ekonomi 2008 III.B 08-02-2009
198412312010012022
Ois Oktalina, S. Pd
47 P S.1/A4 B.Inggris 2004 III.B 7/2/2010
198210262009022006
Samsuri, S.Pd
48 L S.1/A4 B.Indonesia 2005 III.B 7/1/2010
197912302009021002
Mulyawarmon, S.Pd
49 L S1/A4 PKn 2004 III.A 8/1/2011
197702052010011011
Fetri Syaflidar Yesti, S.Pd Teknologi
50 P S1/A4 2008 III.A 1/1/2010
1985032420100102037 Pendidikan
Hendri Yunaldi, S.Pd
51 L S 1/ A4 Matematika 2003 III.C 01/10/2011
198003142006041011
Husni Mubarok, S.Hum
52 L S1/A4 Sejarah 2005 III.B 01-04-2012
198010222008011002
S. Waltuti
53 P S1 Matematika 1999 IV.A 01-04-2009
196609191988012009
Minarni, S.Si
54 P S1 Sains 2003 III.A 1/30/2009
197905182009032004
Muzamil
55 L D3 Keuangan 1960 III. B 01-04-2007
196001141988031008
Jamiah
56 P SMA IPS 1985 II.D 11-09-1998
196507161986032004
Rts. Widyawati, S.P
57 P S1 Pertanian 2003 - -
Guru Tidak Tetap
Sri Ui, S.P Pertanian
58 Guru Tidak Tetap P S1 2002 - -
Agronomi
Doni Wijaya, S.Ag
59 L S1 PAI 2001 - -
Guru Tidak Tetap
Sophia Juanita, S.Pd
60 P S1 B.Indonesia 2007 - -
Guru Tidak Tetap
Fajar Wahyudi, S.Pd
61 L D3 Porkes 2007 - -
Guru Titak tetap
Septiadi Pangesti Aji,
62 L S.1/A4 Porkes 2007 - -
S.Pd. Guru Tidak tetap
Kusuma Hadi Yati, S.Pd
63 P S1/A4 B.Indonesia 2009 - -
Guru Tidak Tetap
Ira Veraliza, SE Ekonomi
64 P S 1/ A4 - -
Guru Tidak Tetap Akuntansi 2009
Rido, S.Pd Pend.
65 Guru Tidak tetap L S 1/ A4 2009 - -
Sejarah
66 Sri Wahyu Wulandari P Matematika 2014
Rizki Februhari, S.Pd
67 L S 1/ A4 Porkes 2010 - -
Guru Tidak tetap
Hsomuddn,S.Ag Guru
68 Tidak tetap L S1/A4 B. Arab 2003 - -
Anggie Chrystine
69 P SMA IPS 2009 - -
Staf TU
13

Lidansyah
70 L SMA IPS 2010 - -
Staf TU
Hamdani
71 L D3 Seni 2012 -
Staf TU
Azwardi
72 L SMA IPS 2009 - -
Satpam
Halimin
73 L SMA IPS 2012 -
Satpam
Ramli
74 L SD IPA 1976
Satpam
Bujang Sulaiman
75 L SR - 1962 - -
Rumah Tangga
1

Tabel 4.4 Kriteria Ketuntasan Maksimum Setiap Matapelajaran T.A


2017/2018

UJIAN RAPOR SISWA


MATA PELAJARAN KKM
SEKOLAH KELAS X

Pendidikan Agama 82 83 78
PPKn 82 84 79
Bahasa Indonesia 80 87 80
Bahasa Inggris 77 80 77
Matematika 77 80 76
Fisika 77 82 77
Kimia 77 86 77
Biologi 76 87 77
Sejarah 81 83 78
Geografi 80 84 77
Ekonomi 78 84 79
Sosiologi 80 84 79
Seni dan Budaya 81 85 80
Pendidikan Jasmani,
82 84 82
Olahraga dan Kesehatan
Keterampilan
Teknologi Komunikasi dan
80 84 80
Informasi
Bahasa Asing 78 83 77
Muatan lokal 80 85 80
RATA-RATA 74,4 83,8 78,4

a. Wali Kelas
Wali kelas merupakan salah satu bentuk tanggung jawab guru
dalam membina murid disatu kelas yang bertanggung jawab langsung
kepada kepala sekolah

140
14

Tabel 4.5 Pembagian Tugas Wali Kelas Tahun Ajaran 2017-2018

NO NAMA WALI KELAS


Prasetiawati,S. Pd
1 X MIPA 1
NIP. 196410051984122002
Ririn Munthomimah, S.Pd
2 X MIPA 2
NIP. 198404252009022006
Ance E Tambunan, S.Pd
3 X MIPA 3
NIP. 196808081993032013
Denny Kartika, S. Pd
4 X MIPA 4
NIP. 198412312010012022
Hendri Yunaldi, S.Pd
5 X MIPA 5
NIP. 198003142006041011
Supini, S.Pd
6 X MIPA 6
NIP. 197103092007012005
Layli Salfia, SE
7 X MIPA 7
NIP. 197808102010012013
Dra. Nuzmiah
8 X IIS 1
NIP. 196712271994032003
Rts. Eka Enovasi, S. Pd
9 X IIS 2
NIP. 197501032007012021
Armalina, S. Pd
10 X IIS 3
NIP. 196908201998022001
Fetri Syaflidar Yesti, S. Pd
11 X IIS 4
NIP. 198503242010012037
Asmali, S.Pd
12 X IIS 5
NIP. 197009122008011002
Vony Meiriska, S,pd
13 XI MIPA 1
NIP.198205102009022010
Ois Oktalina, S. Pd
14 XI MIPA 2
NIP. 198210262009022006
Moonlaighis Nellya, SP
15 XI MIPA 3
NIP. 197610202006042005
Yessy Yuwita, S. Pd
16 XI MIPA 4
NIP. 19860426200902210
17 Minarni, S. Si XI MIPA 5
14

NIP. 197905182009032004
Emriyasmin, S. Pd
18 XI IIS 1
NIP. 196601091994031005

NO NAMA WALI KELAS

Meirina Lestari, S.Pd


19 XI IIS 2
NIP. 198605292009022008
Husni Mubarok, S.Hum
20 XI IIS 3
NIP. 198010222008011002
Novrita Suryani, S. Pd
21 XI IIS 4
NIP. 197511042003122004
Rts. Maryatun, S.Pd
22 XI IIS 5
NIP. 197005022007012032
Reni Elsa, S. Si
23 XII MIPA 1
NIP. 198504182010012005
Dieni Hefwi Darniza, S. Pd
24 XII MIPA 2
NIP. 197801112009022005
Sisnawati S, S. Pd
25 XII MIPA 3
NIP. 198209012009022006
Rts Eka Enovasi
26 XII MIPA 4
NIP.197501032007012021
Kerini rahayu, SS, M. Pd
27 XII MIPA 5
NIP 197003192008012002
Indriani, S.Pd. I, M. Pd
28 XII IPS 1
NIP. 19800819200312203
Elizawati, S.pd, M. Si
29 XII IPS 2
NIP. 196606241992032005
Hesti Yulia Sari, S. Sos
30 XII IPS 3
NIP. 197607142006042005
Rina Ariani, S. Pd.i
31 XII IPS 4
NIP. 198009302008012003
Samsuri, S, Pd
32 XII IPS 5
NIP. 197912302009021002

a. Guru BP/BK SMA Negeri 1 Muaro Jambi


Tugas dan wewenang guru BP/BK adalah di luar mata
pelajaran khususnya bagi siswa yang bermasalah. Dengan adanya
14

guru BK diharapkan dapat menyelesaikan masalah siswa yang


bermasalah dan prosesnya dapat diselesaikan dengan baik.71

b. Perpustakaan SMA Negeri 1 Muaro Jambi


Perpustakaaan merupakan suatu organisasi yang menyimpan,
menghimpun, dan menyediakan buku-buku majalah dan materi
selanjutnya. Fungsi perpustakaan sekolah adalah sebagai berikut :
1) Sebagai wahana komunikasi antara petugas dan sumber
informasi
2) Menghimpun, memproses, dan menyebarkan informasi ke
berbagai disiplin ilmu.72

Tabel 4.6 Perpustakaan

Kondisi
No Kriteria Jumlah Digunakan
Layak

A BUKU

8282
1 Buku teks pelajaran 8282 8282
eksemplar

Buku panduan
2 Eksemplar − −
pendidik

3 Buku pengayaan -

jumlah judul 20 Judul 20 20

4 Buku referensi 340 Judul 340 340

5 Sumber belajar lain 31 Judul 31 31

B PERABOT

71
Dokumen SMA Negeri 1 Muaro Jambi, 2018
72
Dokumen SMA Negeri 1 Muaro Jambi, 2018
14

1 Rak Buku 14 Set 14 14

2 Rak Majalah 1 Buah 1 1

3 Rak Surat Kabar 1 Buah 1 1

4 Meja baca 8 Buah 8 8

5 Kursi baca - − −

6 Kursi kerja 6 Buah 6 6

7 Meja kerja/sirkulasi 2 Buah 2 2

8 Lemari catalog 1 Buah 1 1

9 Lemari 1 Buah 1 1

Kondidsi
No Kriteria Jumlah Digunakan
Layak

Papan
10 1 Buah 1 1
pengumuman

11 Meja multimedia 1 Buah 1 1

MEDIA
C
PEMBELAJARAN

Peralatan
1 1 Buah 1 1
multimedia

PERLENGKAPAN
D
LAINNYA

1 Buku inventaris 5 Buah 5 5

2 Tempat sampah 2 Buah 2 2

3 Kotak kontak 2 Buah 2 2

4 Jam dinding 1 Buah 1 1


14

6). Keadaan Siswa


Siswa adalah orang yang menjadi anak didik dan menjadi
sasaran pendidikan atau pihak yang dididik, diajarkan, diarahkan,
dipimpin, diberi norma baik dari segi ilmu pengetahuan maupun
keterampilan serta moral dan budi pekerti yang luhur. Dilihat dari segi
kualitasnya, siswa-siswi yang bersekolah di SMA Negeri 1 Muaro Jambi
ini dapat digolongkan baik. Namun dilihat dari segi akhlak dan budi
pekerti, tidak semua siswa SMA Negeri 1 Muaro Jambi bisa
sepenuhnya dikatakan baik.
Hal ini dikarenakan sebagian dari siswa SMA Negeri 1 Muaro
Jambi kurang bisa menghargai orang lain dan terkadang tidak
menunjukkan sikap sopan santun. Selain itu dilihat dari segi
kualitasnya, siswa-siswi di SMA Negeri 1 Muaro Jambi tergolong baik
karena menghasilkan siswa-siswi yang berprestasi ditunjang dengan
kegiatan-kegiatan siswa antara lain : Kegiatan OSIS,
Pramuka,Paskibraka, Olahraga, dan Kegiatan Seni serta Kegiatan
Umum. Sedangkan dari segi kuantitasnya, siswa di SMA Negeri 1
Muaro Jambi terus mengalami peningkatan sesuai dengan daya
tampung yang tersedia.
SMA Negeri 1 Muaro Jambi siswanya tergabung dalam suatu
organisasi yang disebut OSIS. Dalam organisasi ini dapat menetapkan
kegiatan KO dan Ekstra dalam menunjang pencapaian peningkatan
apresiasi penghayatan seni serta menumbuhkan sikap berbahasa dan
bernegara.
Berikut rekapitulasi keadaan siswa SMA Negeri 1 MUARO JAMBI
pada bulan Januari 2018.73

Tabel 4.7
Rekapitulasi Keadaan Siswa SMA Negeri 1 Muaro Jambi Tahun Ajaran 2017/2018
73
Dokumen SMA Negeri 1 Muaro Jambi, 2018
14

Bulan : Januari 2018


SISWA SISWA
AWAL SISWA SISWA AKHIR
NO KELAS BULAN MASUK JML KELUAR BULAN
JML JML

L P L P L P JLH L P
1 X MIPA 1 11 21 32 - - - - - - 11 21 32
2 X MIPA 2 9 23 32 1 1 - 1 1 9 23 32
3 X MIPA 3 11 20 31 1 - 1 - - - 12 20 32
4 X MIPA 4 12 20 32 - - - - 1 1 12 19 31
5 X MIPA 5 12 19 31 - - - - 1 1 12 18 30
6 X MIPA 6 10 21 31 - - - - - - 10 21 31
7 X MIPA 7 10 22 32 - - - - - - 10 22 32
8 X IPS 1 17 14 31 - - - - - - 17 14 31
9 X IPS 2 18 14 32 - - - - - - 18 14 32
10 X IPS 3 18 12 30 - - - - - - 18 12 30
11 X IPS 4 18 14 32 - - - - - - 18 14 32
12 X IPS 5 18 14 32 - - - - - - 18 14 32
13 XI MIPA 1 11 21 32 - - - - - - 11 21 32
14 XI MIPA 2 10 22 32 - - - - - - 10 22 32
15 XI MIPA 3 9 22 31 - - - 1 - 1 8 22 30
16 XI MIPA 4 10 20 30 - - - - - - 10 20 30
17 XI MIPA 5 9 21 30 - - - - - - 9 21 30
18 XI IPS 1 14 12 26 - - - - - - 14 12 26
19 XI IPS 2 16 10 26 - - - - - - 16 10 26
20 XI IPS 3 15 12 27 - - - - - - 15 12 27
21 XI IPS 4 16 10 26 - - - - - - 16 10 26
22 XI IPS 5 15 11 26 - - - - - - 15 11 26
23 XII MIPA 1 9 17 26 - - - - - - 9 17 26
24 XII MIPA 2 12 16 28 - - - - - - 12 16 28
25 XII MIPA 3 11 16 27 - - - - - - 11 16 27
26 XII MIPA 4 9 19 28 - - - - - - 9 19 28
27 XII MIPA 5 10 16 26 - - - - - - 10 16 26
28 XII IPS 1 12 16 28 - - - - - 12 16 28
29 XII IPS 2 12 15 27 - - - - - - 12 15 27
30 XII IPS 3 9 18 27 - - - - - - 9 18 27
31 XII IPS 4 12 10 22 - - - - - - 12 10 22
32 XII IPS 5 14 10 24 - - - - - - 14 10 24
JUMLAH 399 528 927 399 526 925
14

Di SMA Negeri 1 Muaro Jambi siswanya tergabung dalam suatu


organisasi yaitu OSIS. Dalam organisasi siswa ini dapat memantapkan
kegiatan ekstrakurikuler dan kurikuler dalam menunjang pencapaian
peningkatan apresiasi dan penghayatan seni, menumbuhkan sikap
berbangsa dan bernegara, mengembangkan siswa dalam
meningkatkan kesegaran jasmani dan rohani.Kegiatan sekolah sering
ditangani oleh OSIS.Kegiatan rutin yang sering di lakukan adalah
upacara bendera setiap hari senin pagi. Sedangkan kegiatan
ekstrakurikuler yang berada di bawah naungan OSIS antara lain :
Kesenian, Paskibraka, Pramuka.74
6. Sarana dan Prasarana
Dalam meningkatkan mutu proses pembelajaran dan tercapainya
tujuan yang telah ditetapkan, maka harus tersedia faktor-faktor yang
menunjang terlaksananya proses pembelajaran. Sarana dan prasarana
adalah salah satu bagian yang mempunyai fungsi yang sangat penting
yang dapat mempermudah dan memperlancar proses pembelajaran demi
tercapainya tujuan pendidikan.
Adapun jumlah gedung yang ada di SMA Negeri 1 Muaro Jambi
yang membantu proses pembelajaran dengan baik dan memberikan
motivasi belajar yang tinggi adalah :

a. Sarana dan Prasarana Pendidikan


Lahan
 Luas Lahan : 23.282 m2
 Luas Bangunan : 4032 m2

74
Dokumen SMA Negeri 1 Muaro Jambi, 2018
14

 Jumlah lantai Bangunan : 1 tingkat


Tabel 4.8 Sarana dan Prasarana

Prasarana Luas Kondisi Ruang


Jumlah Digunakan
No Minimum Total Rusak Rusak Rusak
Ruang (Ruang)
Sekolah (M2) Baik Berat Sedang Ringan

1 Ruang Kelas 30 1416 28 2 28

Ruang
2 1 96 1 - 1 - 1
Perpustakaan

Laboratorium
3 1 120 1 - - - 1
Fisika

Laboratorium
4 0 0 0 0 0 0 0
Kimia

Laboratorium
5 1 144 1 - - - 1
Biologi

Ruang
6 1 36 1 - - - 1
Pimpinan

7 Ruang Guru 2 200 2 - - - 2

Tempat
8 1 216 1 - - - 1
Beribadah

9 Ruang Uks 1 32 1 - - - 1

10 Jamban 23 58 23 - - - 23

11 Gudang 1 4,86 1 - - - 1

12 Ruang Sirkulasi 30 60 30 - - - 28

Tempat Bermain/
13 1 3916 1 - - - 1
Berolahraga

Laboratorium
14 1 72 1 - - - 1
Komputer

15 Laboratorium 0 0 0 0 0 0 0
14

Bahasa

Ruang
16 3 48 3 - - - 3
Konseling

Tabel 4.9 Keadaan Sekolah

KONDISI
NO KRITERIA SAT DIGUNAKAN
LAYAK

1 PERABOT

A Kursi peserta didik 946 Buah 946 946

B Meja peserta didik 921 Buah 921 921

C Kursi guru 28 Buah 28 28

D Meja guru 28 Buah 28 28

E Lemari 13 Buah 13 13

Rak hasil karya


F 20 Buah 20 20
peserta didik

G Papan pajang 30 Buah 30 30

PERALATAN
2
PENDIDIKAN

A Alat Peraga 15 Buah 15 15

MEDIA
3
PENDIDIKAN
15

A Papan Tulis 46 Buah 46 46

PERLENGKAPAN
4
LAIN

A Tempat sampah 37 Buah 37 37

B Tempat cuci tangan 20 Buah 20 20

C Jam Dinding 25 Buah 25 25

D Kotak Kontak 35 Buah 35 35

b. Sarana Luar
Table 4.16 Sarana Luar
No Lapangan Olahraga Banyak

1 Volly 2

2 Footsall 1

3 Basket 1

4 Lompat Jauh 1

5 Lompat Tinggi 1

c.Ruang Pramuka
SMA Negeri 1 Muaro Jambi memiliki ruangan pramuka yang
terletak disamping Sarana Prasarana Olahraga, Pramuka adalah
singkatan dari Praja Muda Karana, yang artinya orang-orang berjiwa
muda dan suka berkarya. Kata berjiwa muda disini merupakan ukuran
semangat untuk maju. Kepramukaan adalah nama kegiatan yang ada
di dalam pramuka itu sendiri, kegiatan yang dimaksudkan disini
adalah kegiatan yang menarik dan mengandung pendidikan. 75

75
Dokumen SMA Negeri 1 Muaro Jambi, 2018
15

B. Temuan Hasil Penelitian


1. Faktor Penyebab Rendahnya Karakter Siswa di SMA Negeri 1
Muaro Jambi.

Faktor-faktor yang menjadi penyebabkan rendahnya karakter siswa


berdasarkan hasil yang ditemukan oleh peneliti adalah:
a. Faktor lingkungan bermain
Faktor yang menyebabkan rendahnya karakter siswa adalah faktor
lingkungan bermain, adapun faktor lingkungan bermain yang peneliti
maksud adalah:
1) Warnet
Berdasarkan hasil observasi ditemukan bahwa ada beberapa siswa
yang membolos sekolah karena ingin pergi kewarnet untuk bermain game
online dan untuk menonton video-video, seperti video yang menayangkan
adegan-adegan kekerasan”.76
Hal ini untuk menguatkan hasil observasi penulis dinyatakan oleh
HE bahwa:
“Kehadiran warnet di Pijoan ini dapat mengganggu karakter dan
aktifitas belajar siswa, karena ditemukan beberapa siswa yang
membolos sekolah untuk pergi ke warnet yang berada tidak jauh
dari lingkungan sekolah”.77

HE juga mengemukakan bahwa:

“Ditemukan beberapa siswa yang lagi asik bermain di warnet


dengan alasan membuat tugas dari guru bidang studi, namun
setelah saya selidiki bahwasanya hal itu tidak benar, melainkan
siswa menggunakan warnet untuk bermain game online”.78
Berdasarkan hasil wawancara dengan IN, ia mengemukakan
bahwa:

76
Hasil Observasi 11 januari 2018
77
Hasil Wawancara 20 Mai, 2018
78
Hasil Wawancara, 20 Mai 2018
15

“Bukan hanya bermain game online saja, akan tetapi saya juga
menemukan siswa ke warnet tujuannya hanya untuk membuka
sosial media saja, seperti facebook dan twitter pada jam sekolah”.79
Hal ini juga dikemukakan oleh Ibu NU bahwa:

“Saya juga pernah menemukan sebagian siswa menggunakan


warnet pada jam sekolah hanya untuk membuka sosial media milik
pribadi meraka dan mengakses video-vidio yang tidak mendidik,
seperti video barat yang menayangkan tentang adegan-adegan
kekerasan”.80
Hal ini dibenarkan oleh DE bahwa:

“Memang benar, saya dan teman-teman sering membolos sekolah


karena ingin pergi ke warnet untuk bermain game online dan untuk
menonton video-vidio, seperti video perang yang didalam itu
menayangkan tentang adegan kekerasan, bagi saya video-video
dan game online itu merupakan pekerjaan yang mengasikkan
sekali”.81
Berdasarkan hasil observasi ditemukan bahwa bermain game
online dan menonton video-video yang menayangkan adegan-adegan
kekerasan dimungkinkan bisa berdampak buruk terhadap karakter siswa
hal ini ditandai dengan tawuran antar siswa pada bulan januari 2018.82

Berdasarkan hasil wawancara dengan AG bahwa:

“Saya sebagai seorang siswa mengakui pernah ikut serta dalam


tawuran antara anak lokal IPS satu dan IPS dua, hanya karena
anak lokal IPS satu tidak mau memberikan contekan tugas
matapelajaran PAI kepada anak local IPS dua sehingga membuat
anak IPS dua kecewa dan tidak bisa terima dan hal tersebut
berujung dengan tawuran antar lokal”.83
Hal ini juga dikatakan oleh DE bahwa:

79
Hasil Wawancara, 24 Maret 2018
80
Hasil Wawancara, 29 April 2018
81
Wawancara, 29 Maret 2018
82
Observasi 11 Februari 2018
83
Wawancara 09 Mai 2018
15

“Sebagai ketua kelas saya mencoba untuk tidak ikut campur dalam
hal tersebut dan hanya memberikan saran terhadap teman-teman
agar tidak mengulangi perbuatan itu kembali”.84
Berdasarkan hasil wawancara dengan HE mengatakan bahwa:

“Saya menghimbau kepada para guru di SMA Negeri 1 ini agar


tetap selalu memantau peserta didik kita sehingga tidak melakukan
perbuatan-perbuatan yang bisa merusak nilai karakter seorang
siswa, baik selama proses pembelajaran berlangsung maupun di
luar lingkungan sekolah, agar anak mempunyai karakter yang
baik”.85
Hal ini juga dikatakan oleh AI bahwa:
“Diharapkan kepada guru disamping mengajarkan siswa di
lingkungan sekolah agar dapat juga memantau pergaulan siswa
diluar jam sekolah, dan kepada orangtua agar lebih memperhatikan
pergaulan anak”.86
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara penulis dapat
disimpulkan bahwa sebagian siswa membolos untuk sekolah dikarenakan
siswa pergi ke warnet bermain game dan menonton video-vidio kekerasan
yang tidak mendidik dan dimungkinkan bisa berdampak buruk terhadap
karakter siswa seperti halnya tawuran antar siswa di sekolah, oleh karena
itu diharapkan kepada para orangtua dan guru agar selalu memperhatikan
anak atau peserta didik sehingga mereka memiliki karakter yang baik. 87

2). Pengaruh Teman Bergaul


Berdasarkan hasil observasi penulis ditemukan bahwa terjadinya
kenakalan siswa, seperti perkelahian dan pencurian di kalangan siswa.88
Sebagaimana yang dikemukakan IS bahwa:
“Menurut saya, faktor yang mempengaruhi kenakalan siswa di SMA
Negeri 1 Muaro Jambi sekarang ini adalah dari segi pergaulan.
Banyak siswa melakukan prilaku yang tidak baik karena mengikuti
84
Wawancara, 09 Mai 2018
85
Hasil Wawancara 20 Mai, 2018
86
Wawancara 20 Mai 2018
87
Hasil observasi 11 Februari 2018
88
Hasil observasi 11 januari 2018
15

prilaku teman-teman mereka yang dulu seperti melakukan


perkelahian dan pencurian”.89
Hal ini juga dikatakan oleh IN bahwa:
“Saya pernah menemukan sebagian siswa mencuri dan berkelahi
karena pengaruh teman bergaul, padahal awalnya siswa itu baik,
tetapi setelah berteman dengan yang kurang baik akhirnya prilaku
siswa tersebut buruk”.90

Wawancara dengan AG menyatakan bahwa:

“Teman-teman saya banyak yang nakal, dimana mereka sering


berkelahi dan mencuri, seperti mencuri uang jajan dikalangan
sekolah, dan saya menjadi terpengaruh oleh prilaku buruk mereka
tersebut”.91
Masih wawancara dengan AG menyatakan bahwa:

“Saya pernah mengambil uang jajan anak lokal sebelah pada jam
olahraga, ketika itu dia lagi praktek di lapangan luar, namun pada
saat itu saya di ajak oleh teman dekat saya, sebenarnya saya tidak
mau tapi dianya maksa. Akhirnya saya ikut melakukan hal yang
tidak terpuji tersebut”.92
Berdasarkan hasil observasi penulis, hal tersebut memang benar
terjadi seperti mencuri dan berkelahi antar siswa padahal penyebabnya
hanya dengan hal-hal spele saja, seperti rebutan tempat duduk sehingga
mengakibatkan perkelahian.93

Hasil wawancara dengan DE menyatakan bahwa:

“Rebutan tempat duduk memang sering saya alami, karena saya


merasa tempat duduk yang saya inginkan lebih nyaman
dibandingkan dengan tempat-tempat yang lain, sehingga saya
pernah mengusir teman saya yang lain ketika mereka menduduki
tempat duduk tersebut, karena hal tersebut juga sering dilakukan

89
Wawancara, 24 Maret 20118
90
Wawancara, 24 Maret 2018
91
Wawancara, 29 Maret 2018
92
Wawancara, 29 Maret 2018
93
Wawancara 29 Maret 2018
15

oleh teman-teman yang lain, jadi saya juga melakukan hal yang
sama seperti yang lainnya”.94
Masih wawancara dengan DE ia menyatakan bahwa:

“Teman-teman saya sering rebutan tempat duduk hanya karena


tidak mau duduk didepan, apalagi ketika belajar MTK, karena
menurut mereka belajar MTK itu sangat membosankan, makanya
mereka rebutan tempat duduk sehingga terjadinya perkelahian”.95
Dari keterangan di atas menunjukan bahwa siswa sangat mudah
terpengaruh oleh orang lain, terutama teman bergaul. Maka guru
hendaknya bisa membentengi diri siswa agar tidak mudah terpengaruh
dengan perilaku buruk temannya. Seorang siswa harus dapat memilih
teman yang baik, sebagaimana yang disampaikan oleh IS yang
mengatakan:

“Saya sering sampaikan kepada siswa hendak kalau memilih


teman itu memiliki tiga kriteria yaitu: pertama Teman yang
mengajak kebaikan, misalkan sebagai siswa harus memilih teman
yang mampu memotifasi ia dalam prestasi, teman yang mengajak
untuk aktif dalam belajar. Kedua Teman yang mengingatkan ketika
salah, Ada sebuah kata hikmah teman yang baik bukanlah yang
selalu membenarkanmu tetapi yang berkata benar ketika kita salah.
Ketiga Teman yang selalu ada ketika suka/duka, teman tidak peduli
apakah ia sukses atau gagal, Ia mempunyai hati yang tulus untuk
selalu berbagi”.96

Wawancara dengan AG ia menyatakan bahwa:

“Sebagai seorang siswa guru pendidikan selalu memberi tahu agar


berhati-hati dalam bergaul, seperti memilih teman harus
mempunyai 3 kriteria yang baik yang sering dikatakan oleh IS,
saya menyadari bahwa perbuatan yang saya lakukan memiliki
konsekunsinya”.97

94
Wawancara, 11 Februari 2018
95
Wawancara, 11 Februari 2018
96
Wawancara, 24 Maret 2018
97
Wawancara, 11 Februari 2018
15

Berdasarkan hasil wawancara dengan NU bahwa:

“Setiap kenakalan yang dilakukan oleh siswa pasti ada


konsekuensinya, seperti berkelahi dan pencurian siswa akan di
berikan teguran, bimbingan/arahan dan hukuman sehingga
menimbulkan efek jera terhadap siswa”.98
Berdasarkan wawancara dengan IN bahwa:
“Selaku guru pendidikan Agama Islam saya berusaha agar dapat
membina karakter siswa dengan baik, agar kelak mereka dapat
menjadi contoh teladan yang baik bagi siswa-siswa yang lain”.
Berdasarkan wawancara dengan HE bahwa:
“Saya menghimbau kepada guru dan orangtua siswa agar dapat
memantau pergaulan anak mereka, dengan siapa dan bagaimana
mereka dalam bergaul”.99

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara penulis dapat


disimpulkan bahwa teman bergaul itu dapat berpengaruh terhadap
karakter siswa, hal ini ditandai dengan adanya kenakalan siswa, seperti
perkelahian karena rebutan tempat duduk dan mencuri uang jajan teman,
sehingga diharapkan kepada orangtua dan guru agar dapat mengontrol
pergaulan anak, baik di lingkungan sekolah maupun di luar lingkungan
sekolah, karena bergaul dengan teman buruk pasti dapat mempengaruhi
yang bersifat buruk, begitu pula jika kita bergaul dengan teman yang baik
maka akan berpengaruh baik pula terhadap diri kita”.100

b. Lingkungan Keluarga

Faktor yang menyebabkan rendahnya karakter siswa adalah faktor


lingkungan keluarga, adapun faktor lingkungan keluarga yang peneliti
maksud adalah:

98
Wawancara 29 April 2018
99
Wawancara 20 Mai 2018
100
Hasil observasi 11 Februari 2018
15

1). Faktor keluarga yang broken home

Berdasarkan hasil observasi penulis ditemukan bahwa terdapat


sebagian siswa yang cenderung tingkat kenakalannya lebih tinggi, hal ini
ditandai oleh sebagian siswa lebih kasar dan lebih egois dalam bergaul
hal ini dimungkinkan akibat dari keluarga yang broken home atau yang
sering kita dengar dengan istilah keluarga yang tidak harmonis.101
Berdasarkan wawancara dengan IN ia mengatakan bahwa:
“Sebagai guru dan juga orang tua saya sangat menjaga
keharmonisan rumah tangga agar tidak terjebak kedalam keluarga
yang broken home, karena hal tersebut memiki dampak negatif
terhadap karakter siswa, seperti halnya siswa itu lebih malas untuk
bersekolah, dan cenderung kasar terhadap orang lain”.102

Hal tersebut juga dikatakan oleh NU bahwa:


“Dampak broken home terhadap siswa sangat banyak, terutama
dapat mempengaruhi karakter siswa yang awalnya baik menjadi
tidak baik, seperti kenakalan siswa, mereka jarang berada dirumah
karena lebih memilih berkumpul bersama teman-temannya diluar
rumah dibandingkan didalam rumah ”.103

Berdasarkan hasil wawancara diatas, peneliti merasa perlu


mewawancarai anak yang bersangkutan, DE mengatakan:
“Saya beberapa kali melihat dan mendengar orangtua saya
bertengkar, sehingga saya merasa tidak nyaman berada di rumah,
saya biasanya menghabiskan waktu bermain bersama teman-
teman diluar”104
Wawancara terhadap ME mengatakan bahwa:
“lingkungan luar rumah terasa lebih nyaman dibandingkan berada
didalam rumah yang hanya menyaksikan orangtua selalu bertengkar,
hari demi hari, bahkan yang membuat saya merasa kecewa meraka
101
Hasil Observasi 11 Februari 2018
102
Wawancara, 24 Maret 2018
103
Wawancara, 29 April 2018
104
Wawancara, 24 Maret 2018
15

itu tidak pernah peduli atas kehadiran saya dirumah, mereka sibuk
dengan pekerjaan masing-masing”.105

Masih wawancara terhadap ME ia mengatakan bahwa:


“Melihat keadaan orangtua seperti itu membuat saya cenderung
lebih malas untuk bersekolah, jika sekolahpun saya merasa tidak
konsentrasi didalam belajar, karena hati dan fikiran tidak tenang dan
merasa ingin marah dan menangis”.

Hasil wawancara terhadap DE mengatakan bahwa:


“Saya sudah berusa memberikan pengertian terhadap orangtua agar
mereka saling memahami dan tidak bertengkar lagi, namun hal itu
tidak dihiraukan. Karena meraka menganggap anak tidak perlu
mencampuri urusan orang tua”.106

Berdasarkan hasil wawancara dengan IN yang mengatakan bahwa:


“Dengan adanya permasalah tersebut saya selaku guru berusaha
untuk memberi motivasi terhadap siswa agar tidak menjadi beban
fikiran bagi mereka”.107

Berdasarkan hasil wawancara dengan HE mengatakan bahwa:


“Anak itu merupankan titipan dari yang maha kuasa, yang wajib di
didik dan di bimbing, sehingga memiliki karakter yang baik dan dapat
menjadi kebanggaan bagi orang tua, karena anak itu merupakan
harapan bagi orang tua, namun sebaliknya anak itu menjadi korban
akibat perbuatan orang tuanya yang tidak menjaga keharmonisan
keluarga”.

Masih wawancara dengan HE ia mengatakan bahwa:


“Saya menghimbau bagi para orang tua siswa yang memili keluarga
yang tidak harmonis agar memikirkan kondisi anak mereka, jangan
sampai mentalnya terganggu hanya karena perbuatan orang tua
mereka sendiri”.108

Berdasarkan hasil observasi penulis bahwa keluarga yang broken


home itu dapat berpengaruh buruk terhadap karakter siswa, seperti halnya

105
Wawancara, 24 Maret 2018
106
Wawancara, 24 Maret 2018
107
Wawancara, 24 Maret 2018
108
Wawancara 20 Mai 2018
15

siswa cenderung lebih nakal, lebih malas untuk bersekolah, kasar, egois
dan temperamen.109
2). Faktor kesalahan orang tua dalam mendidik anak

Berdasarkan hasil observasi penulis ditemukan bahwa ada


beberapa kesalahan orang tua dalam mendidik anak seperti, orang tua
yang melarang anaknya merokok namun ia melakukan hal itu, marah
yang berlebihan ketika anaknya berkata kasar sedangkan orangtuanya
terlebih dahulu melakukan hal itu sehingga anak meniru prilaku
tersebut.110
Berdasarkan hasil wawancara dengan HE mengatakan bahwa:
“Lingkungan keluarga adalah lingkungan yang dapat
mempengaruhi karakter siswa, karena lingkungan keluarga itu
merupakan lingkungan yang paling dekat dengan siswa, jadi jika
lingkungan keluarga baik maka akan baik pula karakter siswa
begitupun sebaliknya jika lingkungan keluarga itu buruk maka akan
dapat berpengaruh buruk pula terhadap karakter siswa”.111

Berdasarkan wawancara dengan IS mengatakan bahwa:


“Menurut saya hal yang dapat mempengaruhi karakter siswa
adalah faktor keluarga, dimana ayah dan Ibu itu harus menjadi
contoh yang baik bagi anak-anaknya”.112

Berdasarkan wawancara dengan DE mengatakan bahwa:


“Saya mempunyai Ibu yang cerewet dan suka marah yang
berlebihan, setiap hari saya diomelin ketika terlambat sedikit saja
pulang dari sekolah, karena dia mengira saya pergi main bersama
teman-teman, padahal tidak, karena saya tau kalo anak perempuan
itu seharusnya lebih baik di rumah”.113

109
Hasil Observasi 11 Februari 2018
110
Hasil Observasi 11 Februari 2018
111
Wawancara 20 Mai 2018
112
Wawancara, 24 Maret 2018
113
Hasil Wawancara 30 Maret 2018
16

Wawancara dengan DE mengatakan bahwa:


“Ibu saya kalo marah selalu mengutarakan kata-kata kotor,
sehingga prilaku tersebut secara tidak langsung berdampak buruk
terhadap saya, contoh saja ketika di sekolah dengan tema-teman
saya terbawa dengan kata-kata itu”.114

Masih wawancara dengan DE ia mengatakan bahwa:


“Sama halnya ketika saya pulang dari sekolah dan tiba di rumah
menemukan adik saya yang lagi bermain di kamar, sehingga
kamar tersebut berantakan dan tiba-tiba secara spontan saya
langsung memarahinya dan berkata-kata kasar yang
mengakibatkan pertengkaran yang berlanjut dan membuat ia
akhirnya menangis”.115

Berdasarkan hasil wawancara dengan AG mengatakan bahwa:


“Saya juga merasa bahwa orangtua saya itu sering marah yang
berlebihan, seperti ketika saya merokok dia begitu marah namun
Bapak saya sendiri merok, seharusnya jika dia melarang dia juga
tidak melalukan hal tersebut”.116

Masih wawancara dengan AG ia mengatakan bahwa:


“Saya sebenarnya tidak menuntut agar ayah saya tidak merokok
ketika ia melarang saya, namun prilaku tersebut membuat saya
tidak bisa untuk melakukan hal itu, karena jika melihat ia merokok
keinginan untuk merokok itu timbul kembali meskipun sebelumnya
saya sudah tidak merokok lagi”.117

Berdasarkan hasil wawancara dengan AG mengatakan bahwa:


“Saya tau bahwa merokok itu merupakan hal yang dilarang di
sokalah dan di lingkungan keluarga, maka dari itu saya akan
berusa untuk tidak merokok dan tidak terpengaruh oleh ayah
saya”.118

114
Hasil Wawancara 30 Maret 2018
115
Hasil Wawancara 30 Maret 2018
116
Hasil Wawancara 30 Maret 2018
117
Hasil Wawancara 30 Maret 2018
118
Hasil Wawancara 30 Maret 2018
16

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi penulis bahwa cara


orang tua mendidik anak akan sangat berpengaruh terhadap karakter
anak, hal ini ditandai dengan adanya orang tua yang melarang anaknya
merokok namun ia melakukan hal itu, marah yang berlebihan ketika
anaknya berkata kasar sedangkan orangtuanya terlebih dahulu
melakukan hal itu sehingga anak meniru prilaku tersebut yang sangat
berdampak pada karakter anak.119

2. Kendala Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Membina Karakter


Siswa di SMA Negeri 1 Muaro Jambi

Kendala guru Pendidikan Agama Islam dalam membina karakter


siswa di SMA Negeri 1 Muaro Jambi adalah:
a. Kurangnya Dasar Agama yang Dimiliki Siswa
Masalah pendidikan, pengetahuan dan pengalaman sangat
mempengaruhi perkembangan siswa, khususnya kemampuan
siswa memahami dasar agama. Karena dengan tingkat pendidikan
yang rendah sangat kurang memahami ilmu yang nanti siswa sulit
dibina dan diajarkan. Menurut NU ia mengatakan bahwa:
“Kurangnya dasar Agama siswa juga merupakan satu kendala
untuk melaksanakan pembinaan karakter siswa. Karena
siswa-siswi yang belajar di sekolah ini hanya sebagian yang
memiliki dasar ilmu-ilmu agama yang memadai, sehingga
pengetahuan agama siswa memang perlu dari awal”.120

Berdasarkan wawancara dengan IS, mengatakan bahwa:


“Pengetahuan Agama itu sangat penting, karena Agama itu
merupakan pondasi dalam proses pembentukan akhlak bagi
anak untuk menjadi pribadi yang baik. Jika rendahnya
pengetahuan agama tentunya akan berdampak pada diri
anak, yang terombang ambing oleh pengaruh yang terus
datang baik dari lingkungan keluarga maupun dari luar”.121

119
Observasi 11 Februari 2018
120
Hasil Wawancara, 29 April 2018
121
Wawancara, 24 Maret 2018
16

Hal ini dibenarkan oleh IN dalam pernyataan sebagai berikut:


“Anak yang sering melakukan hal yang tidak terpuji itu
disebabkan karena kurangnya pengetahuan agama karena
tidak pernah belajar ilmu agama secara memadai selama ini,
sehingga tidak mengetahui mudorat yang akan ditimbulkan
dari perbuatnnya tersebut, tentunya akan merugikan diri
sendiri dan orang lain.”122
Berdasarkan wawancara dengan guru Pendidikan Agama
Islam di atas dapat diketahui bahwa kurangnya dasar agama siswa
merupakan satu kendala untuk melaksanakan pembinaan karakter
siswa di SMA Negeri 1 Muaro Jambi, karena siswa-siswi di sekolah
ini hanya sebagian yang memiliki dasar ilmu-ilmu agama yang
memada
b. Kurangnya Kerja Sama Sekolah Dengan Orang Tua Siswa
Pihak sekolah jika menghendaki hasil yang baik dalam
menghadapi tantangan dalam membina karakter siswa, melakukan
kerja sama atau hubungan yang erat antara sekolah dan keluarga
atau orang tua. Menurut NU ia mengatakan bahwa:
“Salah satu kendala yang dihadapi guru dalam membina
karakter siswa adalah kurangnya kerja sama dengan orang
tua. Terkadang orang tua tidak pernah sama sekali memantau
siswanya di sekolah. Padahal itu sangat penting dilakukan
karena bisa saja siswa di rumah baik karena takut pada orang
tua tapi di sekolah perilakunya berbeda. Hal ini juga dibuktikan
terkadang siswa-siswi bermasalah yang dipanggil orang
tuanya ada juga orang tua yang tidak bersedia datang
memenuhi panggilan dari pihak sekolah. Namun bagi orang
tua yang mau datang kita ingatkan dan kita jalin kerja sama
dalam mendidik anak-anak mereka”.123

Menurut NU ia mengatakan bahwa:


“Kurangnya kerja sama orang tua dalam hal pembinaan
karakter anak terlihat dari masih adanya orang tua yang
membela anaknya jika siswanya mendapat teguran dari
sekolah sehingga anak merasa menang dan tidak takut untuk
122
Wawancara, 24 Maret 2018
123
Hasil Wawancara, 29 April 2018
16

berbuat kurang terpuji padahal orang tua tidak tahu jelas apa
yang dilakukan anaknya di sekolah”.124
Menurut MA mengatakan bahwa:
“Untuk menciptakan kerja sama antara guru dan orang tua
dalam hal pembinaan karakter siswa dengan cara melakukan
dialog di saat penerimaan rapor akhir semester. Dalam dialog
tersebut guru mengajak orang tua siswa untuk bekerja sama
memperhatikan pendidikan siswa terutama siswa-siswi yang
akhlaknya kurang baik”.125

Salah satu kendala yang dihadapi guru dalam membina


karakter siswa adalah kurangnya kerja sama dengan orang tua.
Terkadang orang tua tidak pernah sama sekali memantau anaknya
di sekolah. Hal ini juga dibuktikan terkadang siswa-siswi
bermasalah yang dipanggil orang tuanya ada juga orang tua yang
tidak bersedia datang memenuhi panggilan dari pihak sekolah.
Namun bagi orang tua yang mau datang kita ingatkan dan kita jalin
kerja sama dalam mendidik siswa-siswi mereka.
Di sekolah siswa-siswi dijaga, dibimbing, diajar dididik dan
dibina oleh guru mereka. Karena di sekolah guru adalah pengganti
dari orang tua siswa tersebut. Tapi walaupun demikian orang tua
tidak seharusnya lepas tangan begitu saja terhadap pembinaan
siswa-siswi mereka. Sebagai mana yang dikatakan IS bahwa:
“Orang tua seharusnya sekali-sekali datang ke sekolah untuk
memperhatikan anak-anak mereka di sekolah. Apakah anak
mereka memang datang ke sekolah atau tidak, kelakuan
mereka baik atau tidak dan sebagainya. Karena pernah
ditemui anak yang tidak berada di sekolah ketika jam sekolah
berlangsung tanpa sepengetahuan orang tua mereka”.126

Kerja sama antara guru dan orang tua sangat dibutuhkan


dalam pembinaan karakter siswa. jika orang tua hanya

124
Hasil Wawancara, 29 April 2018
125
Hasil Wawancara, 09 Mai 2018
126
Hasil Wawancara, 24 Maret 2018
16

menyerahkan sepenuhnya kepada guru di sekolah saja untuk dapat


mendidik dan membina karakter siswa akan sulit untuk tercapai
karena terkadang siswa–siswa berbeda perilakunya, terkadang di
sekolah baik tapi di rumah tidak, demikian pula sebaliknya.
Setiap penerimaan raport pada kenaikan kelas, bagi siswa
yang karakternya tidak baik dan nilainya jelek pihak sekolah
memanggil orang tuanya ke sekolah, guru dan kepala sekolah
mengadakan pertemuan dalam rangka membina kerjasama agar
dapat lebih memperhatikan pendidikan dan karakter siswa di
rumah. Hal ini juga ditegaskan oleh HE ia mengatakan bahwa:
“Setiap peneriman raport pada kenaikan kelas, bagi siswa
yang karakternya tidak baik dan nilainya jelek pihak sekolah
memanggil orang tuanya ke sekolah, guru dan kepala sekolah
mengadakan pertemuan dalam rangka membina kerjasama
agar dapat lebih memperhatikan pendidikan dan akhlak siswa
terutama bagi orang tua di rumah, karena siswa lebih banyak
bersama orang tua daripada di rumah”.127

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara penulis dapat


disimpulkan bahwa diperlukan adanya kerja sama orang tua siswa
dengan pihak sekolah dalam melaksanakan pembinaan karakter
siswa. Apabila kerja sama tersebut tidak berjalan dengan baik
maka akan sulit membentuk karakter siswa karena sebenarnya
orang tualah yang lebih utama dalam membina anaknya melalui
bantuan guru-guru di sekolah.128
c. Lingkungan Bermain Siswa di Luar Jam Sekolah
Guru di sekolah hanya bisa memantau perilaku siswa ketika
mereka bertemu di sekolah. Apabila usai jam sekolah maka guru
tidak dapat lagi memantau perilaku siswa dengan siapa siswa

127
Hasil Wawancara, 20 Mai 2018
128
Observasi 11 Februari 2018
16

bergaul atau bermain ketika di luar jam sekolah. NU mengatakan


bahwa:
“Sering sekali saya bertemu dengan siswa siswi yang setelah
jam sekolah usai tapi tidak langsung pulang ke rumah. Ada
yang duduk-duduk di pinggir jalan, main ke pasar bahkan
mereka masih memakai seragam sekolah. Saya selaku guru
yang juga orang tua mereka ketika di sekolah memberikan
nasehat agar mereka tidak seperti itu lagi. Selain itu kami
pihak sekolah juga bekerja sama dengan masyarakat sekitar
agar dapat melaporkan apabila ada siswa yang berlaku tidak
terpuji seperti minggat, mengganggu masyarakat sekitar
ketika jam sekolah berlangsung”.129

Hal ini juga dikatakan oleh HA bahwa :


”Ketika saya sedang di luar saya sering bertemu dengan siswa
siswi dengan menggunakan sepeda motor masing-masing hilir
mudik berkeluyuran dengan huru hara yang tidak ada
manfaatnya”130
Masih menurut NU ia mengatakan bahwa:
“Seharusnya orang tua dapat memantau lingkungan bermain
siswa-siswi mereka ketika sudah di luar jam sekolah. Karena
pada saat itu tanggung jawab untuk membina siswa telah
berpindah kepada orang tua”.131

Seharusnya orang tua memantau anak-anak mereka dengan


siapa anak-anaknya bergaul ketika diluar jam sekolah karena
zaman sekarang pergaulan remaja sangat dikhawatirkan dan
banyak sekali pengaruh-pengaruh buruk yang bisa didapat siswa di
luar. Untuk itu sebelum siswa terlanjur terjerumus kedalam
pergaulan yang tidak baik yang dapat berakibat buruk terhadap
perilaku dan karakter orang tua dan guru hendaknya berkerja sama
dalam memantau siswa-siswi. Guru memantau siswa di sekolah
sedangkan orang tua mempunyai tanggung jawab besar untuk
memantau siswa-siswinya di luar jam sekolah.

129
Hasil Wawancara, 29 April 2018
130
Hasil Wawancara, 29 April 2018
131
Hasil Wawancara, 29 April 2018
16

Berdasarkan observasi penulis bahwa memang masih sering


kelihatan siswa-siswi yang tidak pulang langsung ke rumah di saat
jam pelajaran usai. Dengan alasan ada les tambahan di sekolah
mereka memanfaatkan waktu untuk bermain-main tanpa
memberitahukan yang sebenarnya pada orang tua mereka.132
Sebagaimana wawancara dengan MA ia mengatakan bahwa:
“Kami sering temukan anak-anak hanya bermain di rumah
temannya, sementara dengan kami alasannya ingin pergi
belajar. Kami sangat sulit sekali memantau keberadaannya,
sehingga kami harus membeli handphone untuk bisa
memantaunya”.133

Dengan demikian, kurang baiknya karakter siswa di SMA


Negeri 1 Muaro Jambi dapat disebabkan karena lingkungan
bermain dan pergaulan yang kurang baik. Dengan kata lain,
pengaruh negatif dari lingkungan akan memberikan pengaruh-
pengaruh yang tidak baik pula pada kebiasaan dan perilaku siswa
yang tidak mencerminkan norma agama.
d. Pengaruh Negatif Berbagai Media yang Merusak
Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi
maka semakin canggih pula berbagai media komunikasi saat ini
yang dapat memberikan berbagai macam pengaruh bagi siswa.
misalnya saja seperti TV, VCD, internet serta HP dan sebagainya
yang dapat berpengaruh terhadap karakter siswa. Hasil observasi
di lapangan diperoleh masih ada siswa yang memiliki pola hidup
yang belum Islami seperti memakai gelang, kalung bagi siswa laki-
laki di sekolah dan ada juga yang membawa hp untuk keperluan
masing- masing. dan berbicara dengan bahasa gaul menurut orang
sekarang yang padahal kata-kata itu tidak selayaknya dan tidak
sopan diucapkan. Karena SMA Negeri 1 ini lokasinya tidak jauh

132
Hasil Observasi 04 Februari 2018
133
Hasil Wawancara, 09 Mai 2018
16

dari kota sehingga siswa sangat mudah mendapatkan informasi


dan mengikuti tren siswa-siswi gaul seperti di kota-kota.134
Selanjutnya hasil wawancara dengan NU ia mengatakan
bahwa:
“Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi seperti
media elektronik TV, VCD, Internet, HP dan sebagainya saat
ini selain memiliki manfaat besar bagi perkembangan ilmu
pengetahuan tetapi terkadang tidak sedikit pula berdampak
buruk terutama bagi perilaku siswa, karena siswa seperti
siswa SMA Negeri 1 Muaro Jambi selalu merasa ingin tahu
dan mencoba terhadap sesuatu yang baru mereka kenal
tanpa memikirkan dalam-dalam manfaat dan mudaratnya”.135

Selanjutnya NU juga mengatakan bahwa:


“Faktor lain yang mempengaruhi karakter siswa adalah
canggihnya alat-alat elektronik saat ini seperti TV, CD,
komputer, internet yang sering sekali mereka jumpai setiap
hari dan mudah sekali mereka dapatkan di pasar-pasar. Yang
terkadang dapat memberikan dampak yang tidak baik bagi
karakter siswa”.136
Selain itu menurut AI ia mengatakan bahwa:
“Karakter siswa dapat menjadi buruk dipengaruhi media yang
tidak mendidik seperti HP yang ada gambar-gambar porno,
tayangan-tayangan televisi yang tidak memberikan nilai
pendidikan yang belum pantas ditonton siswa, situs-situs di
internet yang tidak benar seperti gambar-gambar porno kaset-
kaset CD yang tidak layak ditonton siswa yang masih banyak
dijual bebas di pasar. Untuk itu kami selaku guru dan kepala
sekolah pernah mengadakan razia HP dan menahan HP
siswa yang terdapat gambar-gambar yang tidak pantas.
Setelah itu kami melarang siswa untuk menggunakan HP.
Karena selain dapat membuat karakter siswa buruk juga dapat
mengganggu aktivitas belajar siswa”.137

134
Hasil Observasi, 04 Februari 2018
135
Hasil Wawancara, 29 April 2018
136
Hasil Wawancara, 29 April 2018
137
Hasil Wawancara ,11 April 2018
16

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara di atas dapat


penulis simpulkan bahwa media elektronik dapat memberikan
dampak yang tidak baik bagi akhlak siswa dan dapat menjadi
kendala besar bagi guru dalam membina karakter siswa karena
guru tidak bisa sepenuhnya mengontrol siswa.138

3. Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Membina Karakter


Siswa di SMA Negeri 1 Muaro Jambi

Seorang guru tidak hanya bertugas sebagai seorang pengajar


atau penyampai ilmu saja tetapi yang lebih penting lagi adalah sebagai
pendidik yang diharapkan dapat mengubah siswa menjadi seorang
yang dewasa, berilmu dan karakter/tingkah laku yang mulia.
Untuk mencapai keberhasilan dalam melaksanakan pembinaan
karakter siswa yang sesuai dengan ajaran agama Islam, maka
seorang guru harus berupaya keras dan senantiasa berusaha
memberikan jalan terbaik dalam rangka pembinaan karakter siswa
terutama bagi guru Pendidikan Agama Islam SMA Negeri 1 Muaro
Jambi.
Siswa diharapkan mampu mengetahui, memahami serta
mengamalkan apa yang diajarkan guru Pendidikan Agama Islam baik
melalui pelajaran itu sendiri maupun melalui nasehat-nasehat yang
disampaikan guru-guru di sekolah. Dalam kaitan dengan bentuk-
bentuk karakter siswa dan kendala-kendala yang dihadapi guru
Pendidikan Agama Islam dalam upaya membina karakter siswa di
SMA Negeri 1 Muaro Jambi, berikut ini upaya yang dilakukan guru
Pendidikan Agama Islam sebagai berikut:
a. Melalui Kegiatan Keagamaan

138
Hasil Observasi 07 Januari 2018
16

Membina karakter di SMA Negeri 1 Muaro Jambi juga bisa


dilakukan melalui kegiatan keagamaan-keagamaan misalnya
melalui kegiatan kultu, dan sholat zuhur berjamaah, yasinan rutin di
sekolah pada hari Jum‟at, Peringatan Hari Besar Islam,
perlombaan-perlombaan keagamaan dan sebagainya.
1) Kegiatan shalat Duhur berjamaah
Kegiatan shalat Duhur berjama‟ah yang dilaksanakan di
SMA Negeri 1 Muaro Jambi bertujuan untuk membiasakan siswa
dalam melaksanakan shalat serta menanamkan kedalam diri siswa
akan pentingnya melaksanakan kewajiban melaksanakan perintah
Allah SWT yang utama. Dalam kegiatan ini tidak hanya shalat duhur
berjamaah saja tetapi juga diajarkan membaca al Qur‟an melalui
kegiatan tadarus sebelum shalat dan kultum keagamaan yang berisi
tentang nasehat-nasehat agama. Adapun teknisnya sebagaimana
wawancara dengan HE, mengatakan:
“Setiap hari 2 kelas secara bergiliran melaksanakan shalat
duhur berjamaah dengan jadwal yang sudah diatur. Kenapa
cuma dua kelas saja, ini disebabkan keterbatasan kapasitas
mushala yang berukuran 8 M x 8 M serta agar
pengkordinasian lebih mudah, maka cukup dilaksanakan
dua kelas setiap harinya. Pada kegiatan ini yang bertugas
tidak hanya guru PAI tetapi dibantu oleh guru lain yang
dianggap mampu.139

Permasalahan shalat lima waktu pada usia anak dan remaja


saat ini sangat memperihatinkan, banyak sekali diantara anak
seusia sekolah belum mampu melaksanakan shalat lima waktu.
Padahal ini kewajiban utama umat Islam. Pembinaan shalat duhur
berjamaah ini diharapkan memberikan kesadaran bagi siswa yang
sudah mendekati baligh, atau bahkan pada kelas X yang rata-rata
sudah baligh bisa melaksanakan yang lima waktu.

139
Wawancara, 20 Mai 2018
17

Secara keseluruhan, berdasarkan penelitian yang ada


pelaksanaan shalat duhur berjamaah berjalan dengan tertib dan
baik. kegiatan ini di awali dengan berwudlu yang langsung
diperhatikan oleh guru Pendidikan Agama Islam selaku
pembimbing, kemudian anak masuk ke Mushola sambil menunggu
waktu duhur melaksanakan tadarus Al Qur‟an secara terpimpin
oleh gurunya sehingga semua anak membaca al Qur‟an kemudian
diisi kultum dan beberapa pengarahan. Hal ini senada dengan yang
disampaikan oleh NU:
“Alhamdulillah kegiatan ini berjalan dengan baik, diharapkan
ada kesadaran bagi mereka untuk melaksanakan shalat lima
waktu, tidak hanya shalat duhur saja ketika dapat jadwal tapi
bisa istiqomah untuk yang di rumah di serahkan ke orang tua
masing-masing. Saya sebagai guru Agama hanya menasehati
dan memberi masukan saja”.140

2) Kegiatan Kerohaniahan (Pembacaan Yasin setiap hari Jum‟at)


Kegiatan Yasinan termasuk kegiatan masal yang diikuti oleh
seluruh warga sekolah baik guru, tata usaha dan seluruh siswa.
Kegiatan ini dilaksanakan setiap hari Jum‟at pagi mulai jam 07.15
s/d 08.00, kegiatan merupakan pembelajaran bagi siswa sekaligus
penanaman karakter yang baik bagi siswa.
Kegiatan yasinan dipimpin oleh para siswa perkelas secara
bergilir. Setelah pembacaan yasin kelas yang mendapatkan jadwal
memimpin pembacaan yasin menampilkan berbagai kesenian
yang islami seperti hadrah, rebana, puisi islami, ceramah,
pembacaan shalawat dan sebagainya tergantung kreatifitas kelas
masing-masing.
Guru Pendidikan Agama Islam membuat jadwal kegiatan
yasinan dan mensosialisasikannya, kemudian atas bantuan wali

140
Wawancara, 29 April, 2018
17

kelas dan perangkat kelas para siswa berlatih untuk


mempersiapkan diri, tetap masih di kontrol oleh guru Pendidikan
Agama Islam. Ini sebagaimana yang disampaikan IS yang
mengatakan:
“Biasanya kelas yang dapat jadwal memimpin mereka akan
berlatih apa yang akan ditampilkan, wali kelas sangat
berperan dalam hal ini. Saya sebagai guru agama akan
memantau dan membantu apabila perlu bantuan untuk isi
acara pada hari Jum‟at”.141

Dari hasil observasi yang ada terlihat siswa antusias


mengikuti kegiatan ini, namun demikian ada beberapa siswa yang
ketika pembacaan yasinan mereka asyik mengobrol dengan
temannya. Untuk para guru dan karyawan sebagian besar
mengikuti kegiatan ini kecuali yang non Muslim, namun juga
ditemukan ada beberapa guru yang tidak mengikuti kegiatan ini.
Wawancara dengan MA dimana dia telah mengatakan
bahwa:
“Memang benar anak-anak di SMA Negeri 1 Muaro Jambi
setiap Jum‟at rutin mengadakan kegiatan yasinan bersama
di halaman sekolah kecuali yang non Muslim,”.142

Kegiatan yasinan ini juga sebagai usaha sekolah dalam


rangka mendidik siswanya untuk gemar membaca Al Qur‟an, dan
mencintai kesenian islami, serta menumbuhkan semangat untuk
memperdalam ilmu agama.
3) Peringatan Hari Besar Islam
Peringatan Hari-hari besar Islam merupakan sarana yang
sangat tepat untuk pembinaan akhlak mulia kepada siswa. PHBI
selain bertujuan untuk siar agama Islam, namun yang paling
penting adalah mengenalkan ajaran Islam secara keseluruhan

141
Wawancara, 24 Maret 2018
142
Hasil Wawancara, 09 Mai 2018
17

terhadap siswa. Adapun peringatan Hari besar Islam yang sering


diperingati adalah:
a) Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, pada peringatan ini
siswa diajarkan mengenai sejarah kelahiran Rasulullah, akhlak
Rasulullah dan seluruh ajaran Rasulullah. Dengan mengetahui
akan nabinya diharapkan siswa mampu mengambil suri
tauladan dari Rasulullah SAW, karena pada diri Rasulullah
terdapat suri tauladan yang agung.
b) Peringatan Isra dan Mi‟raj Nabi Muhammad SAW, para
peringtan ini siswa diajarkan mengenai mukjizat nabi
Muhammad SAW berupa peristiwa perjalanan nabi Muhammad
SAW dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha dan Mi‟raj untuk
bertemu dengan Allah SWT. Pada peringatan ini juga diajarkan
akan arti pentingnya menjalankan kewajiban berupa shalat lima
waktu.
Dengan diadakan kegiatan-kegiatan keagamaan ini dapat
menambah pemahaman siswa terhadap Agama dan dapat
membentuk karakter siswa di SMA Negeri 1 Muaro Jambi ini
menjadi karakter yang lebih baik.
Berdasarkan wawancara dan observasi penulis dapat
mengambil kesimpulan bahwa kegiatan keagamaan di sekolah
sangat membantu sekali dalam upaya membina karakter siswa
karena melalui kegitan ini guru dapat lebih banyak terfokus
memberikan ceramah-ceramah, nasehat-nasehat kepada siswa
agar selalu dan senantiasa mempunyai karakter yang baik.143

b. Menjalin Kerjasama Antara Pihak Sekolah Dengan Orangtua Siswa


Pihak SMA Negeri 1 Muaro Jambi jika menghendaki hasil
yang baik dari pendidikan anak-anak didiknya, perlulah ada
143
Observasi 11 Februari 2018
17

kerjasama atau hubungan yang erat antara sekolah dan keluarga


atau orang tua. Hal ini disebabkan perbedaan antara lingkungan
keluarga dengan lingkungan sekolah, baik mengenai suasananya
maupun tanggung jawabnya. Tetapi, di samping perbedaan-
perbedaan itu, jangan dilupakan pula persamaannya, keluarga dan
sekolah sama-sama mendidik anak-anak, baik jasmani maupun
rohani, sama-sama melakukan pendidikan keseluruhan dari anak.
Mengenai hal ini peneliti perlu mewawancarai HE, ia mengatakan
bahwa:
“Setiap tahun sekolah selalu mengadakan pendaftaran untuk
menerima siswa baru.kesempatan itu dapat digunakan oleh
pihak sekolah dan guru-guru untuk mengadakan pertemuan
dengan para orangtua siswa. Disamping itu, surat-menyurat
juga diadakan, terutama pada waktu-waktu yang sangat
diperlukan bagi perbaikan pendidikan anak-anak. Seperti surat
peringatan dari guru kepada orang tua jika anaknya perlu lebih
giat, sering mangkir, membolos, dan lain-lain”.144

Keadaan seperti yang disebutkan merupakan manifestasi dari


dukungan keluarga terhadap efisiensi dan efektifitas pelaksanaan
kerja yang diberikan secara sadar dan sukarela kepada sekolah.
Dukungan seperti itu timbul sebagai hasil kerja sekolah yang telah
memberikan informasi sehingga pihak keluarga memahami
pentingnya eksistensi sekolah bagi keluargaa.
Keluarga juga merupakan lembaga pertama dalam kehidupan
anak, tempat ia belajar dan menyatakan diri sebagai makhluk
sosial.145 Keluarga memberikan dasar pembentukan tingkah laku,
watak, akhlak dan pendidikan kepada anak. Menurut Purwanto,
dalam perkembangan kepribadiannya, si anak biasanya
mengandalkan ukuran baik dan buruk, salah dan benar kepada

144
Hasil Wawancara, 20 Mai 2018
145
M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung: Remaja
Rosdakarya,1998), hlm. 79.
17

orang tua serta anggota keluarga. Keterkaitan anak dan orang tua
sebagai tokoh moral sangat diperhatikan sekali oleh anak.
Sehingga apa yang dianggap baik oleh orang tua baik pula oleh
anak, begitu pula sebaliknya. 146

Dari kecil anak dipelihara dan dibesarkan oleh dan dalam


keluarga. Segala sesuatu yang ada dalam keluarga, baik berupa
benda-benda dan orang-orang serta peraturan-peraturan dan adat
istiadat yang berlaku dalam keluarga itu sangat berpengaruh dan
menentukan corak perkembangan anak-anak. Bagaimana cara
mendidik yang berlaku dalam keluarga itu, demikianlah cara anak
itu mereaksi terhadap lingkungannya.
Guru sebagai pendidik dan pembimbing ketika berada di
lingkungan sekolah dan orangtua sebagai pendidik dan
pembimbing ketika anak berada di lingkungan keluarga. Keduanya
tentu mempunyai tugas yang sama sama harus dilaksanakan dan
merupakan tugas yang sangat penting dalam membina anak agar
menjadi manusia yang dicita-citakan sekaligus diharapkan. Menurut
NU ia mengatakan bahwa:
Sejauh ini, orangtua atau wali murid mendukung semua kegiatan
yang sekolah lakukan, meskipun terkadang ada juga wali murid
yang anak nya bermasalah tidak percaya dengan apa yang kami
sampaikan dan lebih membela perbuatan salah yang dilakukan
anaknya. Tapi kami selaku guru disini memberikan pengertian
sebaik mungkin tentang permasalahan yang terjadi.147

Hal serupa juga dijelaskan oleh IS:


Kami pihak sekolah pastinya akan selalu bekerja sama dengan
wali murid dalam membina karakter siswa ini, bagaimanapun
waktu anak banyak dihabiskan dirumah, kalau disekolah saja

146
Ibid, hal 78
147
Hasil wawancara, 29 April 2018
17

anak-anak belajar tentang akhlak tetapi dirumah tidak, sama saja


sia-sia.148

Berdasarkan hasil wawancara diatas, dapat peneliti ambil


kesimpulan bahwa pentingnya kerjasama pihak sekolah beserta
wali murid dalam membina karakter siswa, selain di sekolah siswa
sangat banyak menghabiskan waktu di rumah, itu artinya orangtua
mempunyai kewajiban untuk ikut mengawasi, mengingatkan, dan
menegur anak jika melakukan kesalahan, karena membina karakter
anak bukanlah suatu pekerjaan yang mudah, butuh banyak usaha
dan kerjasama semua pihak agar terciptanya anak yang berbudi
pekerti baik serta berakhlakul karimah.
c. Mengawasi lingkungan bermain siswa di luar jam sekolah
Berdasarkan observasi penulis bahwasanya orangtua telah
melakukan pengawasan terhadap anak, terutama pada lingkungan
bermain anak, sebagai orangtua mereka sangat menginginkan
anaknya mempunyai karakter yang baik, karakter yang bisa
menghormati orang lain
Pengawasan orang tua merupakan salah satu jalan untuk
membina, membimbing serta mengarahkan anak dari kelakuan
yang tidak baik menjadi baik. Dengan demikian, pengawasan
orang tua membuat tingkah laku anak terkendali.
Wawancara dengan RE, ia mengatakan bahwa:
“Saya selalu diawasi oleh orang tua saya ketika saya
melakukan perbuatan yang tidak baik. Jika seandainya
saya masih melakukannya perbuatan yang tidak baik
tersebut, maka saya akan dihukum dengan sepantasnya
oleh orangtua saya”.149

Wawancara dengan MA mengatakan bahwa:

148
Wawancara, 24 Maret 2018
149
Wawancara, 30 Maret 2018
17

“Saya sering memberikan pengawasan terhadap


perkembangan tingkah laku anak saya, dan menganjurkan
istri saya untuk melakukan hal yang sama. Tujuan saya agar
anak bisa terpantau pergaulannya sehari-hari, apakah dalam
lingkungan yang baik atau tidak. Hal ini merupakan anjuran
di dalam Islam”.150

Pengamatan penulis juga menemukan bahwa sebagai


orangtua, MA telah memberikan pengawasan terhadap
perkembangan tingkah laku anak. Orang tua terkadang mencari
tahu perkembangan anak-anaknya dari anak-anak yang lain seperti
menanyakan dengan siapa anaknya bergaul, apa yang
diperbuatnya dan lain sebagainya.151
Pelaksanaan pengawasan yang dilakukan orang tua
terhadap perkembangan anak dimaksudkan sebagai usaha untuk
mendapatkan informasi mengenai perilaku siswa sehari-hari di
lingkungan tempat pergaulan siswa sehari-hari.
Berdasarkan hasil wawancara diatas, dapat peneliti ambil
kesimpulan bahwa pentingnya mengawasi pergaulan anak karena
itu merupakan kewajiban bagi setiap orangtua.152

d. Membatasi dalam menggunakan Media


Berdasarkan observasi penulis ditemukan bahwa upaya yang

dilakukakan oleh guru pendidikan Agama Islam dalam membatasi

penggunaan media pada siswa adalah dengan menyita Hp jika kedapatan

siswa yang bermain hp di sekolah dan memeriksa laptop yang digunakan

oleh siswa.

150
Wawancara, 09 Mai 2018
151
Observasi, 11 Februari 2018
152
Observasi, 11 Februari 2018
17

Wawancara dengan IS mengatakan bahwa:

“Jika kedapatan siswa yang membawa atau bermain hp di sekolah,


maka hp tersebut akan di ambil dan langsung disita, dan apabila
siswa membawa laptop pada saat jam pelajaran IT ataupun pada jam
pelajaran yang lain, maka guru yang bersangkutan akan mengadakan
pengecekan terlebih dulu sebelum pembelajaran dimulai.” 153

Hal ini dibenarkan oleh IN:

“Memang benar, setiap siswa yang ketahuan membawa hp kesekolah


hp nya akan langsung diambil oleh pihak sekolah dan akan diproses
sesuai dengan peraturan yang ada, begitu juga dengan yang
membawa laptop akan slalu ada pengecekan dari guru yang
bersangkutan.”154

Wawancara dengan AG:


“Saya pernah kedapatan membawa hp pada saat pembelajaran
berlangsung, dan hp itu langsung di ambil oleh guru dan sesampai di
rumah saya di marahi oleh orangtua saya, oleh karena itu saya
merasa sangat kecewa kehilangan hp dan dimarahi oleh orangtua,
mulai dari saat itu saya tidak akan membawa hp lagi.” 155

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara di atas dapat penulis


simpulkan bahwa media elektronik dapat memberikan dampak yang tidak
baik bagi akhlak siswa dan dapat menjadi kendala besar bagi guru dalam
membina karakter siswa karena guru tidak bisa sepenuhnya mengontrol
siswa, maka dari itu guru pendidikan Agama Islam melakukan upaya
dengan menyita Hp jika kedapatan siswa yang bermain hp di sekolah dan
memeriksa laptop-laptop yang digunakan oleh siswa.156
C. Analisis Hasil Penelitian
1. Faktor Yang Menyebabkan Rendahnya Karakter Siswa di SMA
Negeri 1 Muaro Jambi

153
Wawancara, 24 Maret 2018
154
Wawancara, 24 Maret 2018
155
Wawancara, 09 Mai 2018
156
Hasil Observasi 07 Januari 2018
17

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara penulis bahwa faktor-


faktor yang menyebabkan rendahnya karakter siswa di SMA Negeri 1
Muaro Jambi adalah faktor lingkungan bermain, dan faktor keluarga, yang
mana keluarga adalah faktor yang sangat membantu terbentuknya
karakter seorang anak.
a. Faktor Lingkungan bermain
Faktor yang menyebabkan rendahnya karakter siswa adalah faktor
lingkungan bermain, adapun faktor lingkungan bermain yang peneliti
maksud adalah:
a). Warnet
warung internet adalah salah satu bentuk usaha yang dikelola oleh
kelompok atau individu yang memberikan pelayanan dalam bentuk jasa
internet oleh penggunanya, biasanya pengguna dikenakan biaya per jam
atau lebih, sesuai lama penggunanya.157
Berdasarkan hasil observasi penulis bahwa kehadiran warnet itu
sangat mengganggu siswa, terutama bagi karakter siswa, karena meraka
menggunakan warnet itu bukan untuk tempat belajar dan tempat untuk
membuat tugas, melainkan tempat bermain game dan menonton video-
vidio yang bisa merusak karakter mereka, seperti menonton video yang
menayangkan adegan-adegan kekerasan.158
Masalah ini memang dapat dirasakan bersama, baik itu dikalangan
guru maupun dikalangan orangtua siswa, dimana pengaruh internet
sangat menghambat bagi guru di SMA Negeri 1 Muaro Jambi dalam
membina karakter siswa, hal ini dapat diketahui melalui dampak negatif
media sosial:159
1). Rusaknya kehidupan sosial / kehidupan di dunia nyata

157
https://www.kangaliali.com/pengertian-warnet-warung-internet.html.
158
Hasil observasi 11 januari 2018
159
http://www.blogbiasa.com/2017/12/dampak-positif-dan-negatif-media
17

Kecanduan,keasikan dan ketagihan bermain di sosial media


menjadikan hal tersebut dapat mengganggu kelangsungan hidup, atau
mengganggu kehidupan normal seorang manusia. Dari yang biasanya
seorang manusia menjadi mahkluk sosial, karena terlalu keasikan
menggunakan social media. Akhirnya malah menjadi terpaku dan terfokus
pada info dan update terbaru dari berbagai status sosial media yang ada.
Seseorang, baik itu anak-anak, remaja, orang dewasa, pelajar, pekerja,
akan teganggu kehidupan sosialnya.

Mereka akan memiliki masalah dalam komunikasi, dan malah


menimbulkan berbagai penyakit mental seperti phobia sosial, stres,
depresi dan lain sebagainya. Sehingga dapat membuat sesuatu yang jauh
menjadi dekat (kehidupan dunia maya), dan yang dekat akan semakin
menjauh (kehidupan dunia nyata).

2). Malas beraktifitas

Seseorang yang sudah ketagihan bermain sosial media. Pada


akhirnya mereka akan malas untuk beraktivitas di dunia nyata. Mereka
menjadi malas bergerak, menjadi terfokus pada apa yang ada di sosial
media. Semenit, sejam, seharian tanpa media sosial, rasanya hidup akan
menjadi hampa, menjadi hambar dan tidak ada artinya. Sehingga
membuat semangat hidup menjadi menurun jika tanpa adanya sosial
media.

Bagi pelajar, mereka akan menjadi malas karena terfokus dan


terpaku pada sosmed. Pada akhirnya nilainya akan anjlok, dan terus
menurun. Bagi pekerja juga sama saja, sedikit-sedikit cek status, sedikit-
sedikit buka hp. Pada akhirnya, kualitas kerja akan semakin menurun.
Begitupula pada para remaja dan orang dewasa.

3). Penipuan
18

Segala informasi yang ada di dunia maya, harus di cek berkali-kali


akan kebenaran nya. Bagi yang baru pertama kali bermain sosial media,
pasti akan rawan menjadi korban penipuan. Entah itu menjadi korban
penipuan pembelian barang secara online, penipuan identitas, maupun
berbagai penipuan lain nya. Termasuk berbagai informasi hoax, surat /
status berantai, dan lain sebagainya.

4). Pengaruh buruk

Berbagai informasi yang beredar di sosial media, banyak


diantaranya yang dibuat dengan tujuan untuk mengadu domba. Membuat
kekacauan, bahkan banyak konten dewasa yang tidak jarang seringkali di
posting di sosial media. Hal yang demikian tentunya dapat mempengaruhi
pola pikir pengguna sosial media. Khususnya bagi anak-anak dan remaja
yang sangat mudah sekali terpengaruh dengan hal yang dibaca atau di
sukainya. Hal tersebut tentunya sangatlah berbahaya. Karena dapat
mempengaruhi pola pikir, serta tindak tanduk seseorang di dunia nyata.

5). Tindak kriminal dan kejahatan (misal: penculikan)

Tidak sedikit di sosial media. Karena mudahnya mendapat akses


informasi secara utuh dari profil medsos seseorang, hal tersebut dapat
menyebabkan mudahnya berbagai tindak kejahatan. Misalnya seperti
penculikan, perampokan, dan lain sebagainya. Maka dari itu, bagi
pengguna sosmed, disarankan untuk menyembunyikan berbagai informasi
yang penting, yang tertera di profil anda. Seperti nama lengkap, tanggal
lahir, alamat rumah, hobi, hubungan dengan seseorang, dan lain
sebagainya.

Hal tersebut dilakukan agar menekan dan meminimalisir tindak


kejahatan yang bisa mengancam dan mengintai anda di mana saja. Dari
pemaparan diatas, dapat kita ketahui ada banyak sekali dampak negatif
18

dari penggunaan sosial media, kita sebagai orang yang beriman


hendaklah bertabayyun untuk setiap hal-hal baru, atau informasi yang
baru di dapat.

sebagaimana firman Allah SWT dalam Q.S. Al-Hujurat : 6

g                


       
     
 

          


Artinya: 

“Wahai orang-orang yang beriman, jika datang seorang yang fasik
kepadamu membawa berita, maka tangguhkanlah (hingga kamu
mengetahui kebenarannya) agar tidak menyebabkan kaum berada dalam
kebodohan (kehancuran) sehingga kamu menyesal terhadap apa yang
kamu lakukan” (QS. Al-Hujurat : 06)160
Ayat ini menjelaskan kepada orang-orang yang beriman agar
mereka berhati-hati ketika ada orang fasik membawa berita kepadanya,
agar mereka memeriksanya dan tidak langsung meyakini berita tersebut.
Sehingga sebagai seorang peserta didik dituntut agar tidak dapat
menerima informasi-informasi yang dapat merusak karakter sebagai
seorang peserta didik.

Pergaulan di luar sekolah, yaitu pergaulan dengan teman sebaya


sangat berpengaruh besar terhadap pembentukan pribadi peserta didik.
Kalau tidak diimbangi dengan memberikan pengetahuan Agama yang
kuat, dikhawatirkan siswa akan terjerumus ke dalam hal-hal yang tidak
diinginkan. Oleh karena itu, dibutuhkan kreatifitas dari seorang guru

160
Kementrian Agama RI, Al-Quran dan terjemahan untuk wanita, penerbit wali,
Jakarta, 2012, hal 516
18

terlebih lagi guru Pendidikan Agama Islam dalam membina dan


mengembangkan karakter siswa. Orangtua juga hendaknya dapat
mengontrol anaknya dan mengetahui dengan siapa dan dimana anaknya
bermain ketika di luar sekolah.

Anak adalah anugerah terindah sekaligus amanah (titipan) yang


Allah berikan kepada setiap orang tua. Oleh karena itu orang tua
hendaknya memperhatikan kebutuhan dan perkembangan anak-anaknya,
agar mereka tumbuh menjadi anak yang sehat, baik jasmani maupun
rohani, dan barakhlaqul karimah serta memiliki intelegensi yang tinggi.
Dalam Al-Quran, Allah SWT. mengklasifikasikan kedudukan anak
menjadi empat golongan, yaitu:161

1. ada anak sebagai musuh. Hal ini Allah jelaskan dalam surat At-
Taghaabun ayat 14

 
                    
   

          


   


Artinya: “Hai orang-orang mukmin, Sesungguhnya di antara Isteri-


isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, Maka
berhati-hatilah kamu terhadap mereka dan jika kamu memaafkan dan
tidak memarahi serta mengampuni (mereka) Maka Sesungguhnya Allah
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.162

2. anak sebagai fitnah atau ujian. Hal ini Allah jelaskan dalam surat At-
Taghaabun ayat 15

https://id-id.facebook.com/notes/abu-bebes/anak-itu-adalah-salah-satu-amanah-
161

yg-dititipkan-oleh-allah-swt-kepada-orang-tua-/593910850630605/
162
Kementrian Agama RI, Al-Quran dan terjemahan untuk wanita, penerbit wali,
Jakarta, 2012, hal 558.
18

             


    
 

Artinya: “Sesungguhnya hartamu dan anak-anamu hanyalah


cobaan (bagimu) , dan di sisi Allah pahala yang besar.”163

Fitnah yang dapat terjadi pada orangtua adalah manakala anak-


anaknya terlibat dalam perbuatan yang negative. Seperti tawuran antar
pelajar, penipuan, atau perbuatan-perbuatan lainnya yang membuat
susah dan resah orang tuanya.

3. anak sebagai perhiasan. Hal ini Allah jelaskan dalam surat Al-Kahfi ayat
46


                  
   

      

yang artinya : “Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan


dunia tetapi amal kebajikan yang terus-menerus adalah lebih baik
pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan”.164

Perhiasan yang dimaksud adalah bahwa orangtua merasa sangat


senang dan bangga dengan berbagai prestasi yang diperoleh oleh anak-
anaknya, sehingga dia pun akan terbawa baik namanya di depan
masyarakat.

D. Anak sebagai penyejuk mata (qorrota a‟yun) atau penyenang hati. Hal
ini Allah jelaskan dalam surat Al Furqon ayat 74

163
Kementrian Agama RI, Al-Quran dan terjemahan untuk wanita, penerbit wali,
Jakarta, 2012, hal 558.
164
Kementrian Agama RI, Al-Quran dan terjemahan untuk wanita, penerbit wali,
Jakarta, 2012, hal 399.
18

                   
   
    

      


yang artinya: “Dan orang-orang yang berkata” Ya Tuhan kami,


anugerahkanlah kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai
penyenang hati (kami) dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang
yang bertakwa.”165

Kedudukan anak yang terbaik adalah manakala anak dapat


menyenangkan hati dan menyejukan mata kedua orangtuanya. Mereka
adalah anak-anak yang apabila disuruh untuk beribadah, seperti shalat,
mereka segera melaksanakannya dengan suka cita. Apabila diperintahkan
belajar, mereka segera mentaatinya. Mereka juga anak-anak yang baik
budi pekerti dan akhlaknya, ucapannya santun dan tingkah lakunya
sangat sopan, serta memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi.

Dari ke-empat kedudukan anak tersbut, tentu sebagai orang tua


menginginkan agar anak-anaknya termasuk ke dalam kelompok qurrota
a‟yun. Namun untuk mencapainya diperlukan keseriusan dan ketekunan
orang tua dalam membina mereka.

b). Teman Bergaul


Berdasarkan hasil observasi penulis bahwa teman bergaul itu
sangat berpengaruh terhadap karakter siswa, hal ini ditandai dengan
adanya kenakalan siswa, seperti perkelahian dan pencurian di kalangan
siswa sehingga berdampak negatif bagi siswa, karena bergaul dengan
teman buruk pasti dapat mempengaruhi yang bersifat buruk, begitu pula

165
Kementrian Agama RI, Al-Quran dan terjemahan untuk wanita, penerbit wali,
Jakarta, 2012, hal 366.
18

jika kita bergaul dengan teman yang baik maka akan berpengaruh baik
pula terhadap diri kita.166
Bergaul dengan teman yang buruk ada dua kemungkinan yang
kedua-duanya buruk. Kita akan menjadi jelek atau kita akan ikut
memperoleh kejelekan yang dilakukan teman kita. Syaikh As Sa‟di
rahimahulah juga menjelaskan bahwa berteman dengan teman yang
buruk memberikan dampak yang sebaliknya. Orang yang bersifat jelek
dapat mendatangkan bahaya bagi orang yang berteman dengannya,
dapat mendatangkan keburukan dari segala aspek bagi orang yang
bergaul bersamanya. Sungguh betapa banyak kaum yang hancur karena
sebab keburukan-keburukan mereka, dan betapa banyak orang yang
mengikuti sahabat-sahabat mereka menuju kehancuran, baik mereka
sadari maupun tidak. Oleh karena itu, sungguh merupakan nikmat Allah
yang paling besar bagi seorang hamba yang beriman yaitu Allah
memberinya taufik berupa teman yang baik.167
Allah dan Rasulullah memerintahkan kita agar memiliki teman yang
baik, Allah Ta’ala berfirman:

                  


g      
   
 

                


      

        


  
Artinya: “Dan Bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang
menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap
keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari
mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan
janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya Telah kami lalaikan
dari mengingati kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah
keadaannya itu melewati batas”.
18
166
Hasil observasi 11 januari 2018
167
https://muslim.or.id/8879-pengaruh-teman-bergaul.html
18

Dalam ayat ini, Allah menunjukkan pada Nabi orang-orang siapa


yang harus dijadikan teman, Allah juga memandu kita untuk mencari
teman dalam hidup ini agar hidup ini sesuai dengan yang diinginkan Allah
untuk kita, Allah ingin dalam hidup ini kita menyembahNya saja, sesuai
dengan fungsi kita manusia, yaitu untuk menyembah dan mengabdi
kepada Allah.
Orang yang patut untuk dijadikan teman adalah mereka yang
beribadah kepada Allah di pagi dan sore hari karena menginginkan pahala
dariNya. Orang yang rajin beribadah di pagi dan sore hari kepada Allah
adalah kategori orang-orang yang shaleh. Adapun manfaat berteman
dengan orang-orang yang shaleh sebagai berikut:168
a). Dia akan mengingatkan kita untuk beramal shalih, juga saat terjatuh
dalam kesalahan
b). Dia akan mendoakan kita dalam kebaikan.
c). Teman dekat yang baik akan dibangkitkan bersama kita pada hari
kiamat.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara penulis dapat
disimpulkan bahwa teman bergaul itu dapat berpengaruh terhadap
karakter siswa, hal ini ditandai dengan adanya kenakalan siswa, seperti
perkelahian karena rebutan tempat duduk dan mencuri uang jajan teman,
sehingga diharapkan kepada orangtua dan guru agar dapat mengontrol
pergaulan anak, baik di lingkungan sekolah maupun di luar lingkungan
sekolah”.169
b. Faktor Keluarga
Faktor yang menyebabkan rendahnya karakter siswa adalah faktor
lingkungan keluarga, adapun faktor lingkungan keluarga yang peneliti
maksud adalah
a). Faktor keluarga yang broken home
168
http://rumaysho.com/1287/pengaruh-teman-bergaul-yang-baik.html
169
Hasil observasi 11 Februari 2018
18

berdasarkan observasi penulis bahwa Sebagai salah satu faktor


yang menyebabkan rendahnya karakter siswa di SMA Negeri 1 Muaro
Jambi adalah faktor lingkungan keluarga yang menyebabkan prilaku siswa
kurang baik dan cendrung lebih nakal seperti lebih egois dan lebih malas,
hal ini disebabkan oleh siswa yang memiliki keluarga yang broken home
sehingga kurangnya perhatian orangtua terhadap siswa dan hal ini juga
yang membuat siswa, tidak nyaman berada di lingkungan keluarga
padahal keluarga merupakan sumber pendidikan bagi seorang anak.170

Keluarga merupakan faktor yang paling penting dalam


pembentukan karakter. Karena dari sanalah dasarnya. Proses mulai lahir
hingga dewasa kita memperoleh didikan dari keluarga. Pentingnya
pengaruh keluarga akan menjadi dasar bagaimana kita kelak berperilaku
setelah terjun di masyarakat.

Keluarga memilki tanggung jawab dan peran yang besar dalam


pendidikan anak-anaknya. orang tua pada lingkungan ini menjadi pendidik
dan anak menjadi peserta didik. Anak merupakan karunia sekaligus ujian
bagi manusia. Anak merupakan amanah yang menjadi tanggung jawab
orang tuanya. Ketika pertama kali dilahirkan ke dunia,seorang anak dalam
keadaan fitrah dan berhati suci lagi bersih. Lalu kedua orang tuanyalah
yang memegangperanan penting pada perkembangan berikutnya, apakah
keduanya akan mempertahankan fitrah dan kesucian hatinya.ataukah
malah merusak atau mengotorinya.

Padahal firman Allah SWT dalam Alquran surat At-Tahrim ayat 6


sudah dijelaskan sebagai berikut:

170
11 Februari 2018
18

               
    

                  


    


Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan


keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan
batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak
mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka
dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”.171
Dalam ayat ini, Allah memerintahkan orang-orang yang beriman
agar menjaga dirinya dari api neraka yang bahan bakarnya terdiri dari
manusia dan batu, dengan taat dan patuh melaksanakan perintah Allah
swt. Mereka juga diperintahkan untuk mengajarkan kepada keluarganya
agar taat dan patuh kepada perintah Allah swt untuk menyelamatkan
mereka dari api neraka. Keluarga merupakan amanat yang harus
dipelihara kesejahteraannya baik jasmani maupun rohani.

b). Faktor orang tua dalam mendidik anak

Berdasarkan hasil observasi penulis bahwa cara orang tua


mendidik anak akan sangat berpengaruh terhadap karakter anak, hal ini
ditandai dengan adanya orang tua yang melarang anaknya merokok
namun ia melakukan hal itu, marah yang berlebihan ketika anaknya
berkata kasar sedangkan orangtuanya terlebih dahulu melakukan hal itu
sehingga anak meniru prilaku tersebut.172
Secara tidak sadar orangtua melakukaan banyak kesalahan
mendasar dalam mendidik anak. Kesalan-kesalahan itu justru akan

171
Kementrian Agama RI, Al-Quran dan terjemahan untuk wanita, penerbit wali,
Jakarta, 2012, hal 560.
172
Hasil Observasi 11 Februari 2018
19

membawa dampak negative bagi perkembangan anak. Adapun kesalahan


dalam mendidik anak sebagai berikut.
1). Berbohong kecil
2). Mengancam anak
3). Orangtua tidak mempercayai anak
4). Memberikan kasih sayang yang berlebihan
5). Orangtua tidak kompak
6). Orangtua menakuti anak
7). Orangtua berjanji tapi tidak menepati
8). Orangtua marah secara berlebihan
9). Pendengar yang buruk
10). Orangtua yang suka membandingkan

Dari poin-poin diatas diharapkan kepada orangtua agar menjadi


lebih baik lagi. Karena orang tua harus berusa mendidik anaknya agar
kelak menjadi kebanggan bagi keluarga dan berguna bagi nusa dan
bangsa.
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi penulis bahwa cara
orang tua mendidik anak akan sangat berpengaruh terhadap karakter
anak, hal ini ditandai dengan adanya orang tua yang melarang anaknya
merokok namun ia melakukan hal itu, marah yang berlebihan ketika
anaknya berkata kasar sedangkan orangtuanya terlebih dahulu
melakukan hal itu sehingga anak meniru prilaku tersebut.173

2. Kendala Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Membina Karakter


Siswa Di SMA Negeri 1 Muaro Jambi.

173
11 Wawancara Februari 2018
19

Berdasarkan penelitian, maka analisa yang penulis dapatkan


tentang kendala guru pendidikan Agama Islam dalam membina karakter
siswa adalah:
1. Kurangnya Dasar Agama yang Dimiliki Siswa
Berdasarkan penelitian yang telah penulis lakukan, bahwa
kuarangnya dasar agama yang dimiliki oleh siswa merupakan satu
kendala untuk melaksanakan pembinaan karakter siswa di SMA Negeri 1
Muaro Jambi, karena siswa-siswi di sekolah ini hanya sebagian yang
memiliki dasar ilmu-ilmu agama yang memadai sehingga hal ini
berdampak kepada rendahnya karakter siswa.
Dalam Al-Qur‟an, agama disebut Millah, misalnya Millatu Ibrahim
yang artinya agama yang dibawa Ibrahim. Al-quran surah An-Nahl ayat
123

                 


        
    

Artinya: “Kemudian kami wahyukan kepadamu (Muhammad):


"Ikutilah agama Ibrahim seorang yang hanif" dan bukanlah dia termasuk
orang-orang yang mempersekutukan Tuhan”.174

Selain itu dalam Al-Qur‟an agama disebut juga din atau ad-din.
Misalnya: lakum dinukum waliya din yang artinya bagimu din (agama) mu,
dan bagiku din (agama) ku.

Al-Kafirun ayat 6.

    


 

Artinya: “Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku”.175

174
Kementrian Agama RI, Al-Quran dan terjemahan untuk wanita, penerbit wali,
Jakarta, 2012, hal 281.
19

Agama adalah pelajaran yang sangat penting yang harus


dipelajari setiap harinya. Pelajaran agama suatu ajaran yang baik untuk
menjadikan anda sebagai orang yang beriman dan bertaqwa. Dengan
mempelajari agama anda dapat mengetahui mana prilaku yang baik dan
mana prilaku yang buruk. Mana perbuatan yang dilarang dan mana
perbuatan yang harus dikerjakan.
2. Kurangnya Kerja Sama Sekolah Dengan Orang Tua Siswa
Kurangnya kerjasama antara sekolah dengan guru, hal itu
tentunya berpengaruh terhadap siswa, jika pihak sekolah bekerjasama
dengan orangtua hal ini akan dapat membina karakter siswa menjadi
baik. Pihak sekolah jika menghendaki hasil yang baik dalam menghadapi
tantangan dalam membina karakter siswa harus melakukan kerja sama
atau hubungan yang erat antara sekolah dan keluarga atau terhadap
orang tua.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara penulis bahwa
diperlukan adanya kerja sama orang tua siswa dengan pihak sekolah
dalam melaksanakan pembinaan karakter siswa. Apabila kerja sama
tersebut tidak berjalan dengan baik maka akan sulit membentuk karakter
siswa karena sebenarnya orang tualah yang lebih utama dalam membina
anaknya melalui bantuan guru-guru di sekolah.176
3. Lingkungan Bermain Siswa di Luar Jam Sekolah
Orang tua harus memantau anak-anak mereka dengan siapa
anak-anaknya bergaul ketika diluar jam sekolah karena zaman sekarang
pergaulan remaja sangat dikhawatirkan dan banyak sekali pengaruh-
pengaruh buruk yang bisa didapat siswa di luar. Untuk itu sebelum siswa
terlanjur terjerumus kedalam pergaulan yang tidak baik yang dapat

175
Kementrian Agama RI, Al-Quran dan terjemahan untuk wanita, penerbit wali,
Jakarta, 2012, hal 603.
176
Hasil Observasi 07 Januari 2018
19

berakibat buruk terhadap perilaku dan karakter orang tua dan guru
hendaknya berkerja sama dalam memantau siswa-siswi. Guru memantau
siswa di sekolah sedangkan orang tua mempunyai tanggung jawab besar
untuk memantau siswa-siswinya di luar jam sekolah.
Berdasarkan observasi penulis bahwa memang masih sering
kelihatan siswa-siswi yang tidak pulang langsung ke rumah di saat jam
pelajaran usai. Dengan alasan ada les tambahan di sekolah mereka
memanfaatkan waktu untuk bermain-main tanpa memberitahukan yang
sebenarnya pada orang tua mereka.177
4. Pengaruh Negatif Berbagai Media yang Merusak
Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi maka
semakin canggih pula berbagai media komunikasi saat ini yang dapat
memberikan berbagai macam pengaruh bagi siswa. misalnya saja seperti
TV, VCD, internet serta HP dan sebagainya yang dapat berpengaruh
terhadap karakter siswa. Hasil observasi di lapangan diperoleh masih ada
siswa yang memiliki pola hidup yang belum Islami seperti memakai
gelang, kalung bagi siswa laki-laki di sekolah. dan berbicara dengan
bahasa gaul menurut orang sekarang yang padahal kata-kata itu tidak
selayaknya dan tidak sopan diucapkan.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara di atas dapat penulis
simpulkan bahwa media elektronik dapat memberikan dampak yang tidak
baik bagi akhlak siswa dan dapat menjadi kendala besar bagi guru dalam
membina karakter siswa karena guru tidak bisa sepenuhnya mengontrol
siswa.178

3. Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Membina Karakter


Siswa di SMA Negeri 1 Muaro Jambi

177
Hasil Observasi 07 Januari 2018
178
Hasil Observasi 04 Februari 2018
19

Untuk mencapai keberhasilan dalam melaksanakan pembinaan


karakter siswa yang sesuai dengan ajaran agama Islam, maka seorang
guru harus berupaya keras dan senantiasa berusaha memberikan jalan
terbaik dalam rangka pembinaan karakter siswa, upaya tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Melalui Kegiatan Keagamaan

Membina karakter di SMA Negeri 1 Muaro Jambi juga bisa


dilakukan melalui kegiatan keagamaan-keagamaan misalnya melalui
kegiatan Peringatan Hari Besar Islam, pesantren Kilat pada Bulan
Ramadan, Kultum dan yasinan rutin di sekolah pada hari Jum‟at,
perlombaan-perlombaan keagamaan dan sebagainya.

Perlombaan-perlombaan pada peringatan hari besar Islam itu


sangat penting sekali, karena memperingati hari tersebuat akan
mendapatkan kebaikan bagi yang memperingatinya. Di samping itu pula
peringatan hari-hari besar Islam ini adalah merupakan manifestasi dari
nilai-nilai keimanan seseorang. Aktivitas ini mempunyai tujuan penting
yaitu untuk mengenang kejadian maupun peristiwa yang terdahulu pernah
terjadi di kalangan umat Islam, hal ini sangat berguna untuk mempertebal
keimanan dan tentunya ketakwaan kepada Allah SWT.179

Kegiatan peringatan hari besar Islam di SMA Negeri 1 Muaro Jambi


ini diisi dengan aktivitas pengajian (ceramah) agama yang sudah lama
dilakukan, dan selalu berkembang sedemikian rupa sehingga setiap saat,
setiap waktu dan disetiap kesempatan selalu dilaksanakan. Dengan
adanya perlombaan ini dapat membantu siswa dalam meningkatkan
keagamaan siswa sehingga memiliki karakter yang baik.

179
http://www.anekamakalah.com/2013/04/makalah-aktivitas-keagamaan.html
19

Kajian ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan keagamaan


bagi masyarakat (siswa), sehingga masyarakat/siswa tersebut
memperoleh dan mempunyai pengetahuan keagamaan yang memadai
dan sebagai penambah nilai-nilai kerohanian dalam jiwa mereka. Oleh
karena itu pengajian agama ini dapat dilaksanakan dengan swadaya
masyarakat pedesaan. Hal ini tepatlah apa yang dikemukakan oleh Zakiah
Darajdat didalam makalah aktifitas keagamaan, di daerah pedesaan,
pengajian dan penerangan agama itu telah ada sejak zaman penjajahan
yang diadakan oleh para alim ulama dengan tujuan memberikan
pendidikan, bimbingan dan pembinaan bagi masyarakat, yang didasarkan
atas ajaran Islam. sedangkan pengajian di kota-kota besar dan kota-kota
kecil, ada yang merupakan lanjutan dari apa yang dilaksanakan di desa
dulu, sebelum mereka pindah ke kota.180

Dapat disimpulan bahwa kegiatan keagamaan di sekolah sangat


membantu sekali dalam upaya membina karakter siswa karena melalui
kegitan ini guru dapat lebih banyak terfokus memberikan ceramah-
ceramah, nasehat-nasehat kepada siswa agar selalu dan senantiasa
mempunyai karakter yang baik.181

2. Menjalin Kerjasama Antara Pihak Sekolah Dengan Orangtua Siswa


Pihak SMA Negeri 1 Muaro Jambi jika menghendaki hasil yang baik
dari pendidikan anak-anak didiknya, perlulah ada kerjasama atau
hubungan yang erat antara sekolah dan keluarga atau orang tua. Hal ini
disebabkan perbedaan antara lingkungan keluarga dengan lingkungan
sekolah, baik mengenai suasananya maupun tanggung jawabnya. Tetapi,
di samping perbedaan-perbedaan itu, jangan dilupakan pula
persamaannya, keluarga dan sekolah sama-sama mendidik anak-anak,

180
Zakiyah Daradjat, Pendidikan Orang Dewasa, Bulan Bintang, Jakarta, hal. 26-27
181
Hasil observasi 11 Februari 2018
19

baik jasmani maupun rohani, sama-sama melakukan pendidikan


keseluruhan dari anak.
Keluarga juga merupakan lembaga pertama dalam kehidupan
anak, tempat ia belajar dan menyatakan diri sebagai makhluk sosial. 182
Keluarga memberikan dasar pembentukan tingkah laku, watak, akhlak
dan pendidikan kepada anak. Menurut Purwanto, dalam perkembangan
kepribadiannya, si anak biasanya mengandalkan ukuran baik dan buruk,
salah dan benar kepada orang tua serta anggota keluarga. Keterkaitan
anak dan orang tua sebagai tokoh moral sangat diperhatikan sekali oleh
anak. Sehingga apa yang dianggap baik oleh orang tua baik pula oleh
anak, begitu pula sebaliknya. 183

Dari kecil anak dipelihara dan dibesarkan oleh dan dalam keluarga.
Segala sesuatu yang ada dalam keluarga, baik berupa benda-benda dan
orang-orang serta peraturan-peraturan dan adat istiadat yang berlaku
dalam keluarga itu sangat berpengaruh dan menentukan corak
perkembangan anak-anak. Bagaimana cara mendidik yang berlaku dalam
keluarga itu, demikianlah cara anak itu mereaksi terhadap lingkungannya.
Guru sebagai pendidik dan pembimbing ketika berada di
lingkungan sekolah dan orangtua sebagai pendidik dan pembimbing
ketika anak berada di lingkungan keluarga. Keduanya tentu mempunyai
tugas yang sama sama harus dilaksanakan dan merupakan tugas yang
sangat penting dalam membina anak agar menjadi manusia yang dicita-
citakan sekaligus diharapkan
3. Mengawasi lingkungan bermain siswa di luar jam sekolah
Berdasarkan observasi penulis bahwasanya orangtua telah
melakukan pengawasan terhadap anak, terutama pada lingkungan
bermain anak, sebagai orangtua mereka sangat menginginkan anaknya

182
M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung: Remaja
Rosdakarya,1998), hlm. 79.
183
Ibid, hal 78
19

mempunyai karakter yang baik, karakter yang bisa menghormati orang


lain.
Pengawasan orang tua merupakan salah satu jalan untuk membina,
membimbing serta mengarahkan anak dari kelakuan yang tidak baik
menjadi baik. Dengan demikian, pengawasan orang tua membuat
tingkah laku anak terkendali.
Ketika anak dilahirkan yang terbesit dalam hati barangkali adalah
keinginanagar anak tersebut menjadi anak yang shaleh. Untuk
mewujudkan itu semua, makaproses pendidikan yang dijalankan anak
tersebut harus juga benar. Namun dalam hal ini yang mendidik anak
bukan hanya seorang ibu, ayah pun mempunyai tanggung jawab yang
sama dalam mendidik dan membimbing anak untuk mengenal siapa
Tuhan-Nya, Nabi-Nya dan apa-apa yang diajarkan dalam Al-quran dan Al-
hadits.
Tumbuh dan berkembangnya seorang anak dalam lingkungan rumah
membentuk kepribadian seorang anak, dari sejak anak dilahirkan hingga
ia dewasa dan mandiri. Oleh karena itu, peran orang tualah yang sangat
dominan di rumah, dalam mendidik dan menjaga anak. Dalam perspektif
agama Ma‟ruf Zurayk menyatakan sebagai berikut: “Anak lahir dalam
keadaan fitrah, keluarga dan lingkungan anaklah yang mempengaruhi dan
membentuk kepribadian, perilaku, dan kecendrungannya sesuai dengan
bakat yang ada dalam dirinya. Tetapi, pengaruh yang kuat adalah
kejadian dan pengalaman yang ada pada masa kecil sang anak yang
tumbuh dari suasana keluarga yang ia tempati”. Sebagaimana keterangan
Al-quran berikut ini184:

184
Nurul fajriah dkk,Dinamika Peran Perempuan Aceh, (Banda Aceh: PSW IAIN Ar-
raniry: 2007), hal.215.
19

              


   g  
  
 

            
   
  

Artinya :”Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan
tidak mengetahui sesuatu pun, dan dia memberi kamu pendengaran,
penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur”.(Q.S An-Nahlu :78)185

Dari ayat di atas sangatlah jelas bahwa peran orang tua sangatlah
penting dalam membentuk kepribadian anak. Dapat kita ambil kesimpulan
bahwa orang tua memegang peranan yang sangat penting dan amat
berpengaruh atas pendidikan anak-anaknya. Orang tua selaku pendidik
utama hendaknya selalu memberikan pendidikan yang baik kepada
anaknya, sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang menjadi pribadi
yang berkarakter.

4. Membatasi dalam Menggunakan Media


Berdasarkan observasi penulis ditemukan bahwa upaya yang

dilakukakan oleh guru pendidikan agama Islam dalam membatasi

penggunaan media pada siswa adalah dengan menyita Hp dan

memeriksa laptop yang digunakan oleh siswa di sekolah.

HP ataupun laptop tentunya mempunyai dampak terhadap pelajar,

seperti sangat membahayakan jika digunakan dengan maksud yang tidak

jelas dan dapat merugikan baik diri sendiri maupun orangtua. Guru juga

sangat dirugikan oleh HP. HP dapat menghambat pemberian pelajaran

kepada para pelajarnya, karena didalam HP itu kita bebas memakainya


185
19
Kementrian Agama RI, Al-Quran dan terjemahan untuk wanita, penerbit wali,
Jakarta, 2012, hal 275
20

untuk membuka berbagai macam social media sehingga dapat

mengakibatkan kelalaian di dalam belajar. Oleh sebab itu kita harus

mengurangi penggunaan media social.

Adapun cara mengurangi penggunaan media sosial sebagai

berikut:186

1) Batasi penggunaan media sosial


Batasi jumlah waktu yang Anda habiskan di media sosial
setiap harinya dengan menggunakan alarm atau stopwatch untuk
mengontrol penggunaan sosial media. Ketika Anda terbiasa untuk
membatasi waktu yang digunakan di media sosial Anda telah
mengatur diri sendiri untuk tidak ketergantungan terhadap sosial
media.
2) Cari informasi lain selain dari media sosial
Media sosial digunakan untuk mendapatkan informasi
terbaru, jika Anda menggunakan media sosial untuk itu, maka
carilah alternatif lain untuk mendapatkan info. Anda bisa membaca
situs berita (bukan dari akun media sosial), membaca koran, atau
menonton berita di televisi.
3) Mencari kegiatan yang lebih bermanfaat
Mencari kegiatan lain bisa mengurangi intensitas Anda
mengunjungi media sosial. Semakin sibuk Anda, tentu semakin
tidak ada waktu banyak untuk Anda terpaku pada sosial media.
Coba alihkan perhatian Anda pada olahraga atau kumpul bersama
orang-orang terdekat

186
https://hellosehat.com/hidup-sehat/tips-sehat/mengurangi-penggunaan-media-
sosial
20

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pada bab ini penulis kemukakan kesimpulan dari pembahasan
dan temuan lapangan serta analisis data sesuai metode yang telah
ditetapkan, yaitu mengenai tantangan guru Pendidikan Agama Islam
dalam membina karakter siswa di SMA Negeri 1 Muaro Jambi. Adapun
kesimpulannya bebagai berikut:
1. Faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya karakter siswa di SMA
Negeri 1 Muaro Jambi yaitu faktor lingkungan bermain dan faktor
lingkungan keluarga:
2. Kendala guru Pendidikan Agama Islam dalam membina karakter
siswa di SMA Negeri 1 Muaro Jambi adalah: Kurangnya dasar agama
yang dimiliki siswa, Kurangnya kerja sama sekolah dengan orang tua
siswa, lingkungan bermain siswa di luar jam sekolah, Pengaruh negatif
berbagai media yang merusak
3. Upaya guru Pendidikan Agama Islam dalam membina karakter siswa
di SMA Negeri 1 Muaro Jambi melalui prilaku dan ucapan seperti:
Kegiatan Keagamaan, menjalin kerjasama antara pihak sekolah
dengan orangtua siswa, mengawasi lingkungan bermain siswa di luar
jam sekolah, dan membatasi dalam menggunakan media, karena jika
salah dalam menggunakan media bisa dapat merusak karakter siswa.

B. Implikasi
Impilikasi di sini merupakan implikasi temuan dan implikasi
penelitian, implikasi temuan adalah seperangkat genggaman persoalan-
persoalan yang ditemukan dan muncul berkaitan dengan Tantangan Guru
Pendidikan Agama Islam dalam Membina Karakter Siswa di SMA Negeri 1
20

Muaro Jambi, sedangkan implikasi penelitian adalah persoalan yang


dapat muncul berkaitan dengan persoalan-persoalan penelitian itu sendiri.
Pendidikan Agama Islam sangat berperan dalam usaha
membentuk manusia yang beriman dan bertaqwa pada Allah SWT,
menghargai dan mengamalkan ajaran agama dalam bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Maka dari itu Pendidikan Agama harus
diajarkan pada anak sejak dini.
Guru Pendidikan Agama Islam merupakan unsur utama dalam
melakukan pembinaan karakter peserta didik melalui pemaksimalan fungsi
mata pelajaran pendidikan Agama di sekolah. Pendidikan Agama dapat
dijadikan basis untuk pembinaan karakter peserta didik. Guru pendidikan
Agama bersama-sama para guru-guru yang lain dapat merancang
berbagai aktifitas sehari-hari bagi siswa disekolah yang diwarnai dengan
nilai-nilai ajaran Islam, dengan cara ini siswa diharapkan terbiasa untuk
melakukan aktivitas-aktivitas keagamaan yang pada akhirnya dapat
membentuk karakternya.
Peran penting guru pendidikan Agama Islam dalam memberikan
contoh dan teladan yang baik kepada siswanya. Pembinaan karakter
peserta didik disekolah oleh guru pendidikan Agama Islam merupakan
upaya yang dilakukan dalam rangka pembentukan karakter peserta didik
yang identik dengan pembinaan akhlak mulia. Metode keteladanan dan
pembiasaan yang dilakukan oleh guru pendidikan Agama Islam sangat
berpengaruh terhadap kejiwaan siswa. Jika nilai religius sudah tertanam
dalam diri siswa dan di pupuk dengan baik maka dengan sendirinya akan
tumbuh menjadi pribadi yang baik.

C. Rekomendasi
Merujuk pada temuan penelitian mengenai Tantangan Guru
Pendidikan Agama Islam dalam Membina Karakter Siswa di SMA Negeri 1
20

Muaro Jambi, maka penulis memberikan rekomendasi kepada pihak-pihak


yang terkait sebagai berikut:
1. Permasalah dalam membina karakter siswa tidak akan ada habisnya
untuk dikembangkan mengenai metode dan strateginya oleh karena
itu perlu adanya penelitian lanjutan mengenai hal ini.
2. Permasalahan karakter/tingkah laku seorang siswa merupakan hal
yang sangat penting bagi umat manusia oleh karena itu perlu
penelitian-penelitian lanjutan mengenai bagaimana strategi dan cara
yang efektif dalam membina karakter yang sesuai dengan ajaran
Islam yang berpedoman pada Al-Quran dan Hadits.
3. Langkah-langkah dalam membina karakter siswa perlu
diimplementasikan sehingga tidak hanya sebatas teori yang hampa
tetapi betul-betul menjadi kajian yang penuh makna.

D. Saran
Merujuk pada kajian teori dan temuan penelitian mengenai
Tantangan Guru Pendidikan Agama Islam dalam Membina Karakter Siswa
di SMA Negeri 1 Muaro Jambi, maka penulis memberikan beberapa saran
sebagai masukan kepada pihak-pihak yang terkait sebagai berikut:
1. Pemerintah Provinsi Jambi dalam hal ini Gubernur Jambi dan DIKNAS
Provinsi Jambi hendaknya meningkatkan kualitas pendidikan terutama
pendidikan agama Islam, baik melalui pendidikan formal, non formal
maupun informal serta menambah kuantitas jam pembelajaran
Pendidikan Agama Islam. Siswa hendaknya memilki waktu yang cukup
untuk memahami ajaran-ajaran agama. Karena dalam membina
karakter siswa itu dimulai dari pemahaman akan ajaran agama.
2. Pemerintah Muaro Jambi dalam hal ini Bupati Muaro Jambi dan
DIKNAS Muaro Jambi hendaknya meningkatkan kualitas guru
Pendidikan Agama Islam, dalam bentuk pelatihan, dan penataran yang
dilakukan secara intensif. Supervisi yang maksimal terhadap guru
20

Pendidikan Agama Islam serta memberikan pemecahan masalah yang


ada di sekolah. Me-reorientasi mengenai keberhasilan kelulusan yang
tidak hanya menekankan pada aspek kognitif dan penguasaan materi
saja tetapi menekankan kepada aspek karakter/akhlak. Akhlakul
karimah menjadi pertimbangan dan komponen penting dalam
menentukan kenaikan kelas, kelulusan dan sebagainya.
3. SMA Negeri 1 Muaro Jambi, hendaknya memberikan perhatian lebih
terhadap karakter/akhlak siswa. Menciptakan iklim religius ke dalam
setiap aktifitas dan kegiatan yang ada di sekolah. Memberikan reward
atau penghargaan kepada guru dan siswa yang mampu
berkarakter/berakhlak mulia. Membuat program pembinaan karakter
yang jelas dan bisa dipahami oleh seluruh stakeholder yang ada di
sekolah.
4. Guru pendidikan Agama Islam hendaknya lebih fokus dan kreatif dalam
memberikan materi Agama Islam kepada para siswa, memberikan
keteladanan kepada para siswa, sesama guru dan semua warga
sekolah. Karena guru Pendidikan Agama Islam merupakan pioner dan
penggerak pembentukan karakter yang baik. Guru Pendidikan Agama
Islam hendaknya membuat ekstrakurikuler khusus Agama sebagai
ajang pembentukan karakter dan penggalian bakat dan minat siswa.
Adapun ekstrakurikuler yang direkomendasikan antara lain:
ekstrakurikuler Tilawah dan Al Barzanji, Rebana dan Kompangan, seni
hadrah, kajian keislaman dan memajukan kegiatan rohis di sekolah.
5. Siswa SMA Negeri 1 Muaro Jambi hendaknya menjadi siswa yang
memiliki karakter yang baik. Lebih perhatian dalam belajar pendidikan
agama Islam, menghormati guru, dan mampu mengamalkan ajaran-
ajaran agama baik di rumah, sekolah maupun lingkungannya.

E. Kata Penutup
20

Akhirnya tidak ada gading yang tak retak, itulah pepatah yang
menggambarkan tesis ini. Tentunya tesis ini jauh dari kata sempurna,
maka penulis berharap kepada para pembaca sudilah kiranya
memberikan masukan, kritikan dan saran yang sifatnya membangun demi
sempurnanya tesis ini.
Harapan bagi penulis terhadap tesis ini adalah: Pertama,
semoga tesis ini berguna bagi penulis pada khususnya juga kepada para
pembaca pada umumnya. Kedua, semoga tesis ini dapat memberikan
wawasan dan penambahan ilmu bagi para guru, khususnya pada guru
pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 1 Muaro Jambi. Semoga dapat
memberikan wawasan betapa pentingnya membina karakter siswa agar
menjadi lebih baik. Dan memberikan wawasan betapa pentingnya
menjaga karakter bagi setiap manusia karena ada makalah yang
mengatakan etika, tata krama, karakter/akhlak itu diatas ilmu. Artinya
sepintar apapun seseorang kalau tidak memiliki karakter yang baik apalah
artinya.
Permohonan maaf yang tak terhingga atas kesalahan dan
kehilafan dalam penulisan tesis ini baik dalam kata maupun kalimat yang
ada. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang
telah memberikan sumbangsih baik motivasi, pemikiran dan tenaga
sehingga suksesnya penelitian yang telah dilakukan. dan semoga karya
kecilku ini dapat menjadi amal jariyah yang selalu mengalirkan pahala
kepada penulis khususnya dan kepada orang-orang yang telah
memberikan ilmu kepada kami.

Jambi, 22 Oktober 2018

RODHIYAH
MPA. 1624.67
20

DAFTAR PUSTAKA

Al-Quran Dan Terjemahnya untuk Wanita, Penerbit Wali, Jakarta: 2012.


Abd. Rahman Getteng, Menuju Guru Profesional dan Ber-Etika , Cet. VII;
Yogyakarta: Grha Guru, 2012.
Abdul Mujib, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana Prenada media,
2006.
Abudin Nata, Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia, Depok : Rajagrafindo
Persada, 2014.
Ahmad Tafsir, Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam , Cet. I; Bandung:
Remaja Rosdakarya, 1990.
Amirulloh Syarbini, Guru Hebat Indonesia Yogyakarta: Arruz Media, 2015.
Bafirman, “Relationships Of Character And Physical Fitness Quality
Through „Penjasorkes’ Learning To Students Of Elementary
School”,International Journal Of Humanities And Social Science
Volume 4, No. 11; 2014.
Bambang Dwi Argo, Tantangan dan Hambatan di Era Globalisasi, Jurnal
Pendidikan, Vol. 2, No. 1, Semarang: 2013.
Bukhari Umar, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Amzah, 2010
Costa Hofisi, “Critiquing Interviewing as a Data Collection Method”,
Mediterranean Journal of Social Sciences MCSER Publishing,
Volume 5 No 16, 2014.
Dedi Mulyasana, Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing, Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2012.
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi
III, Cet. II; Jakarta: Balai Pustaka: 2002.
E Mulyasa, Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah . Jakarta:
Bumi Aksara, 2013.
Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.
2011.
, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosda Karya,
2014.
, Manajemen Pendidikan Karakter, Jakarta: Bumi Aksara: 2012.
Eka Prihatin, Manajemen Peserta didik, Bandung: Alfabeta, 2011.
H.Marifin, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1991.
Hasyim Asy‟ari, Alala Nadlom Akhlak, Kediri : Ma‟had Lirboyo 1997.
20

Husaini Usman, dan Purnomo Setiady, Metode PenelitianSosial, Jakarta:


Bumi Aksara, 2009.
http://www.blogbiasa.com/2018/03/dampak-positif-dan-negatif-media.
https://www.kangaliali.com/pengertian-warnet-warung-internet.html.

https://muslim.or.id/8879-pengaruh-teman-bergaul.html.

https://id-id.facebook.com/notes/abu-bebes/anak-itu-adalah-salah-satu-
amanah-yg-dititipkan-oleh-allah-swt-kepada-orang-tua-
/593910850630605/.
http://www.astaga.com/varia/ini-dia-10-cara-menghukum-anak-yang-tepat-
dan-mendidik
https://afidburhanuddin.wordpress.com/2015/01/17/tantangan
pembentukan-karakter-3/
Irawan, Pembinaan Akhlak dalam Pendidikan Agama Islam (Studi
Kualitatif) di SMA Negeri 8 Muara Jambi, Tesis, Jambi : Program
Pascasarjana, 2008.
Iskandar, Metodologi penelitian pendidikan dan sosial, Jakarta: Gaung
Persada Press, 2008.
Ismatu Ropi DKK, Pendidikan Agama Islam di SMP dan SMA, Jakarta:
Kencana, 2012.
Imam Suyitno, Pengembangan Pendidikan Karakter Dan Budaya Bangsa
Berwawasan Kearifan Local, Nomor.1, Februari 2012.
Jamil Suprihatiningrum, Guru Profesional Pedoman Kinerja, Kualifikasi, &
Kompetensi Guru, Jakarta: Ar-Ruzz Media, 2013.
Juliansyah Noor, Metode Penelitian, Skripsi, Tesis, Disertasi dan Karya
Ilmiah, Jakarta : Kencana, 2013.
Kemendiknas, Panduan Pendidikan Karakter di SMP, Jakarta : Direktorat
pembinaan Sekolah Menengah Pertama, 2011.
Kunandar, Guru Profesional, Jakarta,: Rajawali Pers, 2011.
Lawal Iro Sani Cln, “Data collection techniques a guide for researchers in
humanities and education”, International Research Journal of
Computer Science and Information Systems ,Volume. 2, Nomor
3, 2013.
Lexi J Melong, Metodologi Penelitian Kualitatif , Bandung : Remaja
Rosdakarya, 2013.
20

Lihat Ulil Amri Syafri, Pendidikan Karakter Berbazis Al-Quran, hlm. 138.
M. Shabir.U, Kedudukan Guru Sebagai Pendidik, VOL. 2 NO. 2
DESEMBER 2015.
M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, Bandung:
Remaja Rosdakarya, 1998.
Mahmud, Psikologi Pendidikan, Bandung: CV Pustaka Setia, 2010.
Margono,Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2010.
Marno dan Idris, Strategi dan Metode Pengajaran , Cet.VII; Yogyakarta:
Ar-Ruzz Media, 2010.
Martinis Yamin, Profesionalisasi Guru dan Implementasi KTSP dilengkapi
UU No.14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen, Jakarta: Gaung
Persada Press, 2011.
Masnur Muslich, Pendidikan Karakter, menjawab tantangan krisis
multidimensional, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011.
Media Rafeldi, UUD 1945 Amandemen dalam satu naskah, Jakarta: Alika,
2016.
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Cet. X; Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2010.
Muhaimin, Pemikiran dan Aktualisasi Pengembangan Pendidikan Islam,
Jakarta: Rajawali Press, 2012.
Muhammad Fauqi Hajjaj, Tasawuf Islam dan Akhlak, Jakarta: Amzah,
2013.
Muhammad Yaumi, Pilar-Pilar Pendidikan Karakter, Cet. I; Makassar:
Alauddin University Press, 2012.
Mukhtar, Bimbingan Skripsi, Tesis, dan Artikel Ilmiah, Jakarta: Gaung
Persada, 2007.
, Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif, Jakarta:
Referensi, 2013.
Murni, “Konsep Ma‟rifatullah Menurut Al-Ghazali ”Suatu Kajian Tentang
Implementasi Nilai-Nilai Akhlak Al- Karimah” Ar-Raniry:
International Journal Of Islamic Studies Volume. 2, No.1, 2014.
Murtala Ganiyu Murgan, “A Critical Analysis of the Techniques for Data
Gathering in Legal Research”,Journal of Social Sciences and
Humanities ,Vol. 1, No. 3, 2015.
Muslich Shabur, Terjemah Riyadhus Shalihin, Semarang: Toha Putra,
2004.
20

Muchlas Samani dan Hariyanto, Konsep dan Model Pendidikan Karakter,


Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013.
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan,
Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011.
Nasrullah, Pembentukan Karakter Siswa Melalui Pendidikan Agama Islam,
volume 18 No.1 Malang Juni 2015.
Nasharuddin, Akhlak, Jakarta: Rajawali Pers, 2015.
Nurhasanah Bakhtiar, Pendidikan Agama Islam; di Perguruan Tinggi
Umum Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2013.
Nurul fajriah dkk,Dinamika Peran Perempuan Aceh, Banda Aceh, PSW
IAIN Ar-raniry: 2007.
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara,
2013.
Rahmat Djatnika, Sistem Etika Islami : Akhlak Mulia, Jakarta:Pustaka
Panjimas, 2010.
Ramlina, Kompetensi Kepribadian Guru PAI dalam peningkatan Akhlak
Siswa Di SMA 6 Batanghari, Tesis, Pascasarana IAIN, 2015.
Sambas Ali Muhidin dan Maman Abdurahman, Analisis Korelasi Dan Jalur
Dalam Penelitian, Bandung, Pustaka Setia, 2007.
Samsul Munir Amin, Ilmu Akhlak, Jakarta: Amzah, 2016.
Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam Pendekatan Historis Teoritis dan
Praktis, Cet. I; Jakarta: Ciputat Press, 2002.
Sudarwan dan Khairil, Profesi Kependidikan, Bandung: Alfabeta, 2012.
Sudarwan Danim, Visi Baru Manajemen Sekolah Dari unit Borokrasi kel
Lembaga Akademik, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung:
Alfabeta, 2013.
Suharismi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,
Jakarta 2006.
Sumarno, “ Peranan Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Membangun
Karakter Peserta Didik” Jurnal Al Lubab, Volume 1, No. 1 Tahun
2016.
Suparno, Profesionalitas guru Pendidikan Agama Islam dalam membina
akhlak siswa di SMP Kanjeng Sepuh Mandiangin (tesis),
Pascasarjana IAIN Jambi, 2015.
Sutrisno Hadi, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R & D,
Bandung : Alfabeta: 2006.
21

Syaikh Fuhaim Musthafa, Minhaj al-Tifl al-Muslim diterjemahkan oleh Wafi


marzuqi Ammar dengan judul Kurikulum Pendidikan Anak Muslim
, Cet. I; Surabaya: Pustaka Elba, 2010.
Syaikh M. Arsyad Al Banjari, Sabilal Muhtadin, Surabaya: Bina Ilmu, 2008.
Tim Dosen pendidikan Agama Islam Universitas lampung, Pendidikan
Agama Islam berbasis karakter di perguruan tinggi, Depok: PT
Rajagrafindo Persada: 2014.
Ulil Amri Syafri, Pendidikan Karakter Berbasis al-Quran, Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2002.
UU RI No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Bab I Pasal 1 ayat 1
dalam Abd. Rahman Getteng, Menuju Guru Profesional dan Ber-
etika, Cet. VII; Yogyakarta: Graha Guru, 2012.
Wahab dkk, Kompetensi Guru Agama Tersertifikasi, Semarang: Robar
Bersama, 2011.
Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam perspektif Al Qur‟an, Jakarta:
Amzah, 2007.
Yunita Dwi Aryani, Program Bimbingan Pribadi Sosial Untuk
Mengembangkan Perilaku Etis Berbahasa Santun Universitas
Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu,
2014.
Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011.
21

CURRICULUM VITAE

Nama : Rodhiyah
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat tgl Lahir : Ds.Buat 23-September-1994
Alamat : Desa Buat Kec. Bathin III ulu, Kab. Muara Bungo
Alamat Email : Dhiyah.Rodhiyah@yahoo.com
No Kontak : 0852-2487-1167

Jenjang Pendidikan
1. SD/MI Tahun Tamat : 75/II Desa Buat Kec.Bathin III Ulu
2000-2006
2. SMP/MTs Tahun Tamat : Diniyyah Muara Bungo 2006-2009
3. SMU/MA Tahun Tamat : Diniyyah Muara Bungo 2009-2012
4. Perguruan Tinggi
S1 :IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
2012-2016
S2 : UIN STS Jambi 2016-sekarang

Motto Hidup : Pantang menyerah sebelum mencoba.

Jambi, 22 November 2018

Rodhiyah
NIM. TP.120425
21

INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA (IPD)

Judul :Tantangan Guru Pendidikan Agama Islam dalam Membina


Karakter Siswa di SMA Negeri 1 Muaro Jambi.

A.PERTANYAAN WAWANCARA

1. Guru
a. Bagaimana tantangan guru pendidikan Agama Islam dalam
membina karakter siswa?
b. Bagaimana cara guru pendidikan Agama Islam dalam
menghadapi tantangan untuk membina karakter siswa di SMA
Negeri 1 Muaro Jambi?
c. Apa saja kendala guru dalam menghadapi tantangan
pendidikan Agama Islam yang ditemukan dalam pembinaan
karakter siswa di SMA Negeri 1 Muaro Jambi?
d. Faktor apa saja yang menyebabkan rendahnya karakter siswa
di SMA Negeri 1 Muaro Jambi?
e. Bagaimanakah upaya guru pendidikan Agama Islam dalam
membina karakter siswa di SMA Negeri 1 Muaro Jambi?
f. Bagaimana Tatacara guru Pendidikan Agama Islam dalam
membina karakter siswa di SMA Negeri 1 Muaro Jambi?
g. Bagaimana pendekatan yang bpk/ibu lakukan dalam membina
karakter siswa di SMA Negeri 1 Muaro Jambi?
h. Bagaimana kerja sama antara bapak/ibu dengan pendidik
lainnya dalam membina karakter siswa di SMA Negeri 1 Muaro
Jambi?
i. Apa metode yang biasanya bapak/ibu gunakan pada saat
membina karakter siswa di SMA Negeri 1 Muaro Jambi?
21

j. Apa bentuk-bentuk karakter siswa di SMA Negeri 1 Muaro


Jambi?
k. Apakah sanksi yang bapak/ibu berikan dalam membina karakter
siswa di SMA Negeri 1 Muaro Jambi?
l. Bagaimana keberhasilan bapak/ibu dalam membina karakter
siswa di SMA Negeri 1 Muaro Jambi?
2. Siswa
a. Perilaku keteladanan apa yang guru Pendidikan Agama Islam
SMA Negeri 1 Muaro Jambi lakukan ?
b. Apakah guru Pendidikan Agama Islam melakukan kerjasama
dengan orang tua siswa dalam membina karakter siswa ?
c. Apakah SMA Negeri 1 Muaro Jambi telah melaksanakan
pendidikan karakter terhadap siswanya ?
d. Apakah pelanggaran yang sering dilakukan di sekolah ?
3. Kepala Sekolah
a. Apa visi dan misi SMA Negeri 1 Muaro Jambi ?
b. Apa tujuan SMA Negeri 1Muaro Jambi ?
c. Bagaimana menurut Bapak mengenai guru yang ada di SMA
Negeri 1 MuaroJambi terkait pembentukan karakter siswa?
d. Apakah guru-guru di SMA Negeri 1 Muaro Jambi sudah
memberikan teladan pada siswa?
e. Hal apa saja yang dilakukan Guru dalam membentuk karakter
siswa ?
4. Wakil Kepala Sekolah
a. Apa kuriukulum yang digunakan di SMA Negeri 1 Muaro Jambi
?
b. Adakah program pembinaan karakter secara kontinu ?
c. Adakah tata tertib sekolah yang terkait pembentukan karakter ?
d. Apakah siswa SMA Negeri 1 Muaro Jambi ada yang belum
mempunyai karakter yang baik ?
21

e. Apa pelanggaran yang sering dilakukan siswa ?


f. Adakah sanksi apabila siswa melanggar tata tertib sekolah ?
5. Tata Usaha
a. Bagaiman kondisi guru SMA Negeri 1Muaro Jambi ?
b. Bagaiman keadaan siswa SMA Negeri 1Muaro Jambi ?

B. ASPEK OBSERVASI

1. Mengamati fasilitas yang dimiliki sekolah


a. Mushola SMA Negeri 1 Muaro Jambi
b. Ruang perpustakaan
c. Ruang laboratorium
2. Mengamati Kondisi guru
a. Kegiatan/aktifitas guru di luar jam pelajaran
b. Interaksi guru dengan siswa
c. Penampilan guru saat mengajar
d. Sikap guru di sekolah
e. Kedisiplinan guru dan semangat ngajar
3. Mengamati kondisi siswa kelas
a. Sikap siswa terhadap guru
b. Sikap siswa terhadap pergaulan sesama siswa
c. Sikap siswa terhadap lingkungan sekitar
d. Sikap siswa terhadap tata tertib sekolah
C. PERTANYAAN DOKUMENTASI

a. Historis SMA Negeri 1 Muaro Jambi


b. Geografi SMA Negeri 1 Muaro Jambi
c. Visi dan misi SMA Negeri 1 Muaro Jambi
d. Struktur organisasi SMA Negeri 1 Muaro Jambi
e. Keadaan guru dan siswaSMA Negeri 1 Muaro Jambi
f. Keadaan sarana dan prasarana SMA Negeri 1 Muaro Jambi
21

DAFTAR RESPONDEN

No Nama Keterangan Kode

1 Drs. Helmi Kepala Sekolah HE

2 Dra. Nuzmiah Guru PAI NU

3 Ismail, S.Ag Guru PAI IS

4 Indriani S.Pd. I, M. Pd Guru PAI IN

5 Refdawati S.Pd Wakil Kurikulum RE

6 Hj. Rts. Ainun, M.Pd.I Wakil Kesiswaan AI

7 Marjuk Wali Murid MA

8 Agung Siswa AG

9 Dela Safira Siswa DE

10 Ana Novita Siswa AN

11 Rezi Novria Siswa RE

12 Dede Aad Siswa DE

13 Mela Siswa ME
21

DOKUMENTASI PENELITIAN

HALAMAN DEPAN

Siswa-Siswi SMA Negeri 1 Muaro Jambi


21

Wawancara dengan satpam SMA Negeri 1 Muaro Jambi

Wawancara dengan Ibu Indri Susanti S.Pd.I M.Pd (Guru PAI)


21

Wawancara dengan ibu Dra. Nuzmiah (Guru PAI)

Wawancara dengan Bpk Ismail, S.Ag (Guru PAI)


21

Halaman sekolah SMA Negeri 1 Muaro J

Wawancara dengan Salah Satu Staf TU


22

Larangan merokok di lingkungan sekolah yang ditempel disetiap sudut

Kegiatan rutin yasinan setiap pagi jum’at di halaman sekolah


22

Anda mungkin juga menyukai