Cont ext ual Teaching and Learning unt uk Meningkat kan Problem Solving Skill Siswa SD
Dwi wulandari, Nerru Pranut a
Jurnal mat h
Ryan Faisal
Et nomat emat ika di Balik Permainan Tradisional Masyarakat Pasuruan (Analisis Konsep Mat emat ika U…
Bakhrul Ulum
DESAIN BAHAN AJAR TRIGONOMETRI BERNUANSA ISLAMI
BERBASIS KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS
JURNAL
Oleh
ASEP SAEFUL RAHMAN
NIM 113070033
1) 2) 3)
Asep Saeful Rahman , Ena Suhena Praja , Ferry Ferdianto
1) Mahasiswa FKIP Unswagati, Cirebon; aseprahman04@gmail.com
2) Dosen FKIP Unswagati, Cirebon; suhenaena@yahoo.co.id
3) Dosen FKIP Unswagati, Cirebon; ferrymatematika@gmail.com
Abstrak
Dekadensi moral yang dialami bangsa Indonesia saat ini sungguh sangat
memprihatinkan karena pada kenyataannya bukan hanya kaum yang tidak terpelajar
yang melakukannya, bahkan sekarang tidak sedikit kaum intelektual melakukan hal-
hal diluar norma yang sudah ditentukan. Maraknya tawuran pelajar, kekerasan dan
vandalisme, curang, perzinahan, dan korupsi yang dilakukan oleh banyak pejabat
pemerintahan lebih memperjelas bahwa proses pendidikan belum mampu
mengubah karakter peserta didik secara baik. Hal ini menunjukan pula bahwa proses
pembelajaran yang dilakukan cenderung pada pembelajaran pragmatis, dengan
kemungkinan menghasilkan manusia-manusia yang cerdas namun belum tentu
berbudi baik. Adapun yang menjadi penyebabnya antara lain adalah karena (1)
proses pendidikan selama ini tidak mengintegrasikan antara pengetahuan dan nilai,
(2) pembelajaran yang diselenggarakan oleh lembaga-lembaga pendidikan jarang
memunculkan nilai-nilai yang bernuansa Islami.
Hasil wawancara dengan guru matematika di SMA Negeri 7 Kota Cirebon terkait
pengadaan bahan ajar di sekolah, bahwasannya persediaan buku ajar di
perpustakaan sekolah terbatas sehingga peserta didik tidak seluruhnya memegang
buku paket saat pembelajaran. Terkait pembelajaran matematika sendiri masih
banyak peserta didik yang memandang bahwa pelajaran matematika itu sulit, khusus
pada materi trigonometri yang marupakan bagian dari matematika guru
menjelaskan bahwa peserta didik baru mendapatkan materi tersebut ketika di kelas
X SMA, sehingga pemahaman peserta didik dalam mempelajari materi trigonometri
masih lemah. Adapun lebih lanjut guru menjelaskan kesulitan-kesulitan yang
dialami peserta didik dalam mempelajari materi trigonometri, diantaranya: (1)
Peserta didik sulit memahami tentang perbandingan trigonometri; (2) Mengingat/
menghafal rumus-rumus yang ada pada trigonometri; (3) serta sulit mengaplikasikan
trigonometri dalam kehidupan sehari-hari. Demi menyelesaikan permasalahan
tersebut, guru bukannya sama sekali tanpa usaha. Diantara usaha yang dilakukan
guru agar pembelajaran tetap berjalan baik ialah membuat lembar kerja siswa (LKS)
serta menggunakan media power point saat pembelajaran. Meskipun membantu
dalam proses pembelajaran, sebagai pengganti bahan ajar LKS dan Media power
point dirasa masih kurang maksimal.
Bahan ajar merupakan segala bahan (baik informasi, alat maupun teks) yang disusun
secara sistematis yang menampilkan bentuk utuh dari kompetensi yang akan
dikuasai peserta didik dan digunakan dalam proses pembelajaran dengan tujuan
perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran[5] . Dengan begitu,
pembelajaran akan berlangsung secara efektif jika dilengkapi dengan media
pembelajaran, salah satunya adalah bahan ajar modul. Kebanyakan pembelajaran
dan bahan ajar matematika yang dikembangkan tidak memuat nilai-nilai Islami,
sehingga matematika lagi-lagi kurang memberikan kontribusi bagi pembentukan
karakter dan belum mampu menciptakan pembelajaran yang bermakna. Keterkaitan
bahan ajar dengan bernuansa islami adalah pemberian nilai-nilai keislaman pada isi
bahan ajar baik berupa materi, contoh soal maupun pada desain tampilan bahan ajar.
Selain itu, nuansa Islami akan terlihat pada metode pembelajaran yang dilaksanakan.
Penanaman nilai-nilai Islami yang dapat dilakukan dalam pembelajaran mata
pelajaran matematika termasuk bahan ajar, yaitu: selalu menyebut nama Allah,
penggunaan istilah, ilustrasi visual, aplikasi atau contoh-contoh, menyisipkan ayat atau
hadist yang relevan, penelusuran sejarah, jaringan topik, simbol ayat-ayat kauniah.[6]
2. METODE PENELITIAN
Penelitian dilakukan di SMA Negeri 7 Kota Cirebon, yaitu pada peserta didik kelas
XI IPA 2 untuk identifikasi kemampuan pemahaman awal dan kelas XI IPA 1 untuk
identifikasi learning obstacle akhir dan kepada dua guru mata pelajaran matematika
sebagai ahli untuk melakukan validasi terkait bahan ajar. Secara garis besar teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini sebagai berikut.
Tabel 1. Teknik Pengumpulan Data Penelitian
Jenis Data Teknik Pegumpulan Data
Learning Obstacle Tes
Validasi Bahan Ajar Kuesioner
Validasi Pedoman Pembelajaran Guru Kuesioner
Validasi Rencana Implementasi Kuesioner
Pembelajaran
Learning obstacle yang diperoleh merupakan hasil dari uji coba soal berbasis
kemampuan pemahaman matematis berbentuk uraian yang terdiri dari 6 soal. Uji
coba soal dilakukan pada kelas XI IPA 1 SMA Negeri 7 Kota Cirebon. Berdasarkan
hasil uji coba instrumen tersebut diperoleh gambaran mengenai kemampuan
pemahaman matematis peserta didik pada materi trigonometri dan kesulitan yang
dialami peserta didik dalam memahami materi trigonometri yang diuraikan kedalam
empat tipe sebagai berikut.
a. Learning Obstacle tipe 1 peserta didik terkait pemahaman mengenai nama-nama
sisi pada segitiga siku-siku pada konsep rasio trigonometri.
b. Learning Obstacle tipe 2 peserta didik terkait pemahaman mengenai konsep rasio
trigonometri.
c. Learning Obstacle tipe 3 peserta didik terkait pemahaman teorema phytagoras
sebagai materi prasyarat dalam mempelajari trigonometri.
d. Learning Obstacle tipe 4 peserta didik terkait kemampuan peserta didik dalam
mengkonstruksi soal aplikatif, menjabarkannya ke dalam bentuk matematika.
Dari hambatan dan kesulitan-kesulitan yang dialami peserta didik dapat disimpulkan
bahwa hambatan yang ditemukan merupakan epistimological obstacle yaitu,
pengetahuan seseorang yang hanya terbatas pada konteks tertentu.
Berdasarkan learning obstacle yang ditemukan kemudian dibuat desain bahan ajar
bernuansa Islami, berbasis kemampuan pemahaman matematis pada materi
trigonometri yaitu pokok bahasan rasio trigonometri pada segitiga siku-siku dan nilai
perbandingan trigonometri untuk sudut istimewa. Bahan ajar yang dibuat adalah
bahan ajar untuk peserta didik dan pedoman pembelajaran guru dan dibuat juga
rencana implementasi bahan ajar untuk mengetahui intervensi guru pada saat
melakukan proses pembelajaran. Setelah desain bahan ajar dibuat kemudian
dilakukan validasi oleh lima orang ahli atau validator. Hasil yang diperoleh adalah
sebagai berikut.
Validator 1: bahan ajar peserta didik diperoleh sebesar 80% (cukup valid), pedoman
guru sebesar 84% (cukup valid), rencana implementasi bahan ajar 86% (sangat valid).
Validator 2: bahan ajar peserta didik 85% (cukup valid), pedoman guru 93% (sangat
valid), rencana implementasi bahan ajar 93% (sangat valid). Validator 3: bahan ajar
peserta didik 77% (cukup valid), pedoman guru 79% (cukup valid), rencana
implementasi bahan ajar 77% (cukup valid). Validator 4: bahan ajar peserta didik
diperoleh sebesar 99%, pedoman guru sebesar 100% (sangat valid), rencana
implementasi bahan ajar 99% (sangat valid). Validator 5: bahan ajar peserta didik
diperoleh sebesar 97% (sangat valid), pedoman guru sebesar 99% (sangat valid),
rencana implementasi bahan ajar 98% (sangat valid). Setelah diperoleh hasil penilian
dari masing-masing validator selanjutnya dicari nilai gabungan dari keseluruhannya
berikut diperoleh hasil penilaian validasi gabungan bahan ajar peserta didik,
pedoman guru, dan rencana implementasi bahan ajar disajikan pada Diagram 1
berikut.
Diagram 1.
Hasil Validasi Gabungan Bahan Ajar Peserta didik, Pedoman Guru, dan Rencana
Implementasi Bahan Ajar Para Ahli
92%
91%
91% 90,6%
90%
89%
88% 87,6%
87%
86%
85%
Bahan Ajar Peserta Didik Pedoman Guru Rencana Implementasi
Bahan Ajar
Berdasarkan data yang telah diperoleh peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa
hasil gabungan perhitungan untuk validasi bahan ajar peserta didik diperoleh
sebesar 87,6%, untuk bahan ajar pedoman guru diperoleh sebesar 91%, dan untuk
rencana implementasi bahan ajar diperoleh sebesar 90,6% ini berarti ketiga-tiganya
layak digunakan dalam proses pembelajaran.
Penilaian dari setiap validator terdapat komentar dan saran oleh karena itu untuk
menyeragamkan pendapat dari semua validator yaitu dilakukan uji Q-Cochran, uji
ini digunakan untuk menguji perbedaan pendapat dari berbagai para ahli. Berikut
diperoleh hasil uji Q-Cochran bahan ajar peserta didik, pedoman guru, dan rencana
implementasi bahan ajar disajikan pada Diagram 2 berikut.
Diagram 2.
Hasil Penilaian Uji Q-Cochran Bahan Ajar Peserta didik, Pedoman Guru, dan
Rencana Implementasi Bahan Ajar Para Ahli
1,5
3.2 Pembahasan
Learning obstacle tipe 1. Pada soal ini peserta didik dituntut mampu menentukan sisi
depan, sisi samping dan sisi miring untuk suatu sudut lancip (α) pada suatu segitiga
siku-siku. Solusi dari learning obstacle tersebut yaitu, dibuat situasi didaktis yang
menjelaskan konsep penamaan sisi-sisi pada segitiga siku-siku dengan
memperhatikan pada sudut acuan. Learning obstacle tipe 2. Pada soal ini peserta didik
dituntut mampu menjelaskan rasio trigonometri (sinus, cosinus, tangen, cosecan,
secan, dan cotangen) pada segitiga siku-siku. Solusi dari learning obstacle tersebut
yaitu, dibuat situasi didaktis yang menjelaskan rasio trigonometri. Learning obstacle
tipe 3. Pada soal ini peserta didik dituntut mampu Menentukan panjang sisi-sisi pada
suatu segitiga siku-siku dengan menggunakan teorema phythagoras. Solusi dari
learning obstacle tersebut yaitu, peserta didik diberikan materi prasyarat berkaitan
segitiga dan teorema phytagoras. Learning obstacle tipe 4. Pada soal ini peserta didik
dituntut mampu membuat model matematika dari masalah nyata yang berkaitan
dengan perbandingan trigonometri pada segitiga siku-siku. Solusi dari learning
obstacle tersebut yaitu, peserta didik dijelaskan mengenai pengertian sudut elevasi
dan sudut depresi diberikan latihan soal-soal aplikatif.
Bahan ajar trigonometri bernuansa Islami berbasis kemampuan pemahaman
matematis yang telah dibuat, tidak serta dapat langsung digunakan dalam
pembelajaran, sebagai pertimbangan mesti dilakukan validasi terhadap bahan ajar
tersebut yang dilakukan oleh ahli. Dalam penelitian ini dipilih lima orang ahli yaitu
tiga orang dosen pendidikan matematika Unswagati dan dua orang guru mata
pelajaran matematika di SMA Negeri 7 Kota Cirebon, tujuannya adalah agar
diketahui layak atau tidak bahan ajar tersebut digunakan dalam pembelajaran.
Berdasarkan hasil validasi gabungan tiap validator yang telah dipaparkan di atas
menunjukan bahwa bahan ajar yang dibuat tersebut layak digunakan dalam
pembelajaran.
Berdasarkan simpulan hasil penelitian dan pembahasan diatas, maka diajukan saran,
yaitu (1) Modul yang telah dikembangkan dalam penelitian ini dapat dijadikan
sebagai salah satu alternatif bahan ajar yang dapat digunakan pada pembelajaran
materi trigonometri. Modul yang dikembangkan mampu meningkatkan kemampuan
pemahaman matematis siswa dan memberikan nilai-nilai keIslaman kepada siswa.
(2) Guru dalam mengimplementasikan bahan ajar trigonometri bernuansa Islami
berbasis kemampuan pemahaman matematis dengan model Quantum Teaching ini
harus disesuaikan dengan karakteristik siswa serta mencoba mengamalkan nilai-nilai
keIslaman yang diketahuinya. (3) Penulis menyadari bahwa modul dengan materi
trigonometri yang dikembangkan ini masih jauh dari sempurna. Diperlukan
pengkajian yang lebih mendalam mengenai konsep maupun isi materi di dalam
modul. (4) Penelitian ini diharapkan dapat terus dikembangkan, sebagai bentuk
pengembangan desain bahan ajar. Perbaikan yang dapat dilakukan adalah baik
terhadap instrumen ataupun bahan ajar sehingga hasil yang diperoleh akan lebih
baik lagi.
5. DAFTAR PUSTAKA
[1] Kusno. (2012). Pendidikan Karakter Religius Berbasis Sains Matematika Melalui
Pembelajaran Sains Matematika Melalui Pembelajaran Koloboratif. Makalah.
Disampaikan di Unsoed Tanggal 21 April 2012.