1
RUMAH SAKIT ISLAM NAMIRA
No. Izin : 2049/503/PP.II.50.A8/04/2018
JL. KH. Ahmad Dahlan No. 17 Pancor Lombok Timur
Telp. (0376) 21004, Fax (0376) 22693
PERATURAN DIREKTUR
NOMOR : 109/PAN/AKR/RSI-N/IX/2018
TENTANG
Direktur Rumah Sakit Islam Namira dengan senantiasa memohon bimbingan, lindungan
dan ridho Allah SWT :
1
Ditetapkan di : Lombok Timur
8 Dzull-hijjah 1439 H
Lombok Timur
Direktur
TEMBUSAN Yth :
DAFTAR ISI
2
BAB I DEFINISI...................................................................................................... 4
BAB II RUANG LINGKUP...................................................................................... 5
BAB III TATA LAKSANA....................................................................................... 6
BAB IV DOKUMENTASI........................................................................................ 13
3
LAMPIRAN SK DIREKTUR
NOMOR : 019/PAN/AKR/RSI-N/2018
TENTANG : Panduan Penitipan / Penyimpanan Barang Milik Pasien
BAB I
DEFINISI
Seringkali terjadi banyak kasus atau peristiwa secara mendadak atau tiba-tiba
misalnya kecelakaan, pingsan, bencana alam yang mengakibatkan timbulnya korban. Hal
ini dapat mengakibatkan suatu kondisi yang cukup berbeda yakni kepanikan, kacau,
kecurigaan. Baik korban yang mengalami maupun orang yang melihat atau menolong.
Kadang kala sering juga dalam kesempatan tersebut kewaspadaan kurang akibat situasi
yang tidak menentu sehingga berakibat adanya kehilangan barang atau benda terutama
dari korban yang mengalami bencana.
Indonesia mempunyai landasan hukum yang cukup kuat untuk dapat melindungi hak
pribadi seseorang untuk mendapatkan perlindungan yang layak tanpa terkecuali baik
untuk diri pribadi maupun barang atau benda milik pribadinya. Sehingga setiap orang
yang berada di tempat manapun tidak merasa terancam baik secara fisik maupun non
fisik akibat kehilangan barang atau benda.
Perlindungan adalah proses menjaga atau perbuatan untuk melindungi. Harta adalah
barang kekayaan.Tujuannya untuk mendeskripsikan prosedur untuk memastikan tidak
terjadinya kehilangan harta benda pribadi pada pasien/ pengunjung/ karyawan selama
berada di rumah sakit, mengurangi kejadian yang berhubungan dengan adanya kecurian
dari pihak dalam ataupun luar pada pasien/ pengunjung/ karyawan.
Prinsipnya semua pasien/ pengunjung/ karyawan yang berada dalam rumah sakit
harus mendapat perlindungan harta benda pribadi dengan benar saat masuk rumah sakit
dan selama berada di rumah sakit harus menjaga harta benda pribadi.Tujuan utama
perlindungan harta benda adalah untuk menjaga keamanan yang memiliki harta benda
tersebut.Perlindungan harta benda digunakan pada proses pasien/ pengunjung/ karyawan
yang masuk dalam rumah sakit atau selama berada dalam lingkungan rumah sakit.
4
BAB II
RUANG LINGKUP
6. Direktur
a. Memantau dan memastikan panduan perlindungan harta benda dikelola
dengan baik oleh kepala instalasi
b. Menjaga standarisasi dalam menerapkan panduan perlindungan harta benda
pasien/ pengunjung/ karyawan
5
BAB III
TATA LAKSANA
A. Perlindungan
1. Berlaku untuk pasien yang berada di rawat inap dimana dalam hal ini pasien
menggunakan perhiasan emas (Kalung,cincin,gelang) atau barang berharga
lainnya dan sedang dalam kondisi akan dilakukan tindakan pelayanan medis.
a. Tata laksana perlindungan harta benda pasien
1) Semua pasien sebelum masuk rawat inap harus diinformasikan bahwa RSI
Namira tidak bertanggung jawab jika ada harta benda yang hilang sebab
pada saat masuk rawat inap sudah diinformasikan oleh petugas Front
Office
2) Pastikan bahwa pasien sudah menyetujui dan mengerti tentang informasi
yang disampaikan tentang perlindungan harta benda milik pasien
3) Pastikan adanya proses serah terima penyimpanan sementara untuk harta
benda pribadi milik pasien dengan mengisi formulir penyimpanan barang
berharga milik pasien dan buku registrasi penitipan barang disertai
dokumentasi berupa foto barang.
4) Apabila pasien tersebut tidak sadar atau tidak ada keluarga yang
mendampingi dan akan dilakukan tindakan pelayanan kesehatan maka
petugas kesehatan dapat mengisi formulir penyimpanan barang berharga
milik pasien dan buku registrasi penitipan barang disertai dokumentasi
berupa foto barang.
5) Segera hubungi pihak keamanan untuk kasus kehilangan harta benda milik
pasien jika ada peristiwa kehilangan
6) Jika perlu hubungi pihak yang berwajib untuk menangani kasus kehilangan
harta benda milik pasien jika kasus tersebut berlanjut.
7) Pada pasien rawat inap, disetiap ruangan juga telah disiapkan loker untuk
penyimpanan barang milik pasien seperti selimut, pakaian, bantal, karpet
selain emas dan barang berharga lainnya.
2. Pasien yang dilindungi harta bendanya sebagai berikut :
a. Pasien emergensi / pasien tidak sadar.
b. Pasien yang tidak mampu mengamankan harta milik / pasien yang meminta
rumah sakit untuk melindungi harta miliknya.
3. Pasien yang meminta rumah sakit melindungi harta miliknya harus mengisi dan
menandatangani formulir penyimpanan barang berharga milik pasien
1) Pada staf RSI Namira harus memberikan perlindungan harta benda pasien
dengan benar dengan menanyakan kejelasan informasi yang disampaikan
oleh petugas Front Office untuk tidak meninggalkan harta benda
khususnya yang berharga diluar pengamatan pasien, kemudian
membandingkan dengan adanya surat pernyataan yang tercantum di
rekam medis. Jangan menyebutkan semua informasi tentang
perliundungan dan meminta pasien untuk menginformasikan dengan
jawaban ya/ tidak.
2) Jangan melakukan prosedur apapun jika pasien tidak mengetahui untuk
menjaga harta bendanya sendiri. Informasi mengenai RSI Namira tidak
bertanggung jawab atas harta benda milik pasien diinformasikan ulang
6
oleh perawat yang bertugas menangani pasien secara personal sebelum
pasien menjalani suatu prosedur.
3) Perlindungan harta benda sebaiknya mencakup 2 detail wajib yaitu:
a) Didata semua harta benda pada saat pasien masuk
b) Mendata semua pengunjung yang datang berkunjung di ruang
perawatan tempat pasien dirawat.
7
12) Jika pengunjung tidak mampu memberitahukan namanya ( misalnya pada
pengunjung tidak sadar, bayi, disfasia, gangguan jiwa), verifikasi harta benda
pengunjung kepada keluarga/ pengantarnya. Jika mungkin tanda pengenal
jangan dijadikan satu-satunya bentuk identifikasi pada saat menitipkan harta
benda. Tanya ulang nama dan alamat pengunjug, kemudian bandingkan
jawaban pengunjung dengan data yang tertulis di buku laporan.
13) Pengecekan buku laporan harta benda kepemilikan dilakukan tiap kali pergantian
jaga petugas keamanan
14) Unit yang memberikan perlindungan pada harta benda pengunjung harus
menanyakan ulang identitas pengunjung dan membandingkan data yang
diperoleh dari laporan verifikasi pihak keamanan.
15) Pada kasus pengunjung yang tidak mau diberikan perlindungan harta benda:
a) Hal ini dapat dikarenakan berbagai macam sebab, seperti
1) Menolak perlindungan harta benda
2) Tidak ada kepercayaan dari pengunjung
b) Proses perlindungan harta benda harus diinformasikan akan resiko yang
terjadi jika dilakukan. Alasan pengunjung harus dicatat pada buku laporan
petugas keamanan
c) Jika pengunjung menolak untuk diberikan perlindungan harta bendanya,
petugas harus lebih waspada dan mencari cara lain untuk memberikan
perlindungan pada harta benda pengunjung dengan benar sebelum
dilakukan tindakan pelayanan kesehatan.
Tindakan / prosedur yang membutuhkan perlindungan harta benda
1) Berikut adalah beberapa prosedur yang membutuhkan perlindungan harta
benda pengunjung:
a) Pada saat terjadi kasus kecelakaan
b) Pada saat terjadi kasus pencurian
c) Pada saat pengunjung hilang kesadaran/ ingatan
2) Petugas keamanan RSI Namira harus mengkonfirmasi pengunjung dalam
perlindungan harta benda dengan benar dengan menanyakan nama dan
harta benda yang akan dilindungi kemudian membandingkannya dengan
data berdasarkan informasi yang didapat dari laporan petugas keamanan.
Jangan menyebutkan nama dan harta benda yang dilindungi dan minta
pengunjung untuk mengkonfirmasi dengan jawaban ya/ tidak.
3) Jangan melakukan prosedur apapun jika pengunjung tidak mau diberikan
perlindungan pada harta benda yang dibawanya. Perlindungan harta
benda harus dipastikan diberlakukan ulang oleh petugas keamanan yang
bertugas menangani pengunjung secara personal pada saat pengunjung
datang.
Tatalaksana perlindungan harta benda karyawan
1) Semua karyawan harus bertanggung jawab sendiri atas harta benda yang
dibawanya.
2) Pastikan pada karyawan agar menjaga harta benda yang dibawanya dan jelaskan
bahwa tidak ada penitipan harta benda yang dibawanya.
3) Perlindungan harta benda harus diberikan pada semua karyawan jika terjadi
kecelakaan atau hilang ingatan/ kesadaran pada diri karyawan tersebut dan tidak
ada pengecualian selama berada dalam lingkungan RSI Namira.
8
4) Jika terjadi kecelakaan, atau hilang ingatan/ kesadaran pada diri karyawan secara
tiba-tiba pastikan segera berikan perlindungan terhadap diri dan harta benda
karyawan dengan persetujuan kemudian catat pada buku laporan dan laporkan
pada pihak manajemen RSI Namira.
5) Pada situasi dimana tidak dapat diberikan perlindungan terhadap harta benda
maka harus dipastikan bahwa harta benda dititipkan/ ditinggal pada pihak
keamanan dan kemudian dikoordinasikan pada pihak manajemen.
6) Harta benda karyawan tidak boleh dititipkan pada pihak rumah sakit islam namira
walaupun bersifat sementara dan kondisi karyawan masih memungkinkan untuk
menjaga harta bendanya sendiri karena rumah sakit islam namira tidak
bertanggung jawab terhadap perlindungan harta benda tersebut kecuali dalam
kondisi tertentu.
7) Pada saat menitipkan harta benda untuk sementara waktu jika karyawan dalam
kondisi terluka atau hilang kesadaran/ ingatan maka harus memberikan surat
pernyataan penitipan barang dengan disertai tanda pengenal (KTP/ SIM/ Paspor)
yang masih berlaku dan dibubuhi tanda tangan/ cap jempol karyawan.
8) Tanda pengenal yang disertakan dipos keamanan sebaiknya mencakup 2 detail
wajib yang dapat mengidentifikasi karyawan, yaitu:
9) Tanda pengenal masih berlaku
10) Tanda pengenal harus asli
11) Jelaskan prosedur perlindungan harta benda sementara dan tujuannya kepada
karyawan.
12) Periksa ulang 2 detail data di buku laporan sebelum memberikan perlindungan
harta benda kepada karyawan.
13) Saat menanyakan identitas dan harta benda karyawan, selalu gunakan
pertanyaan terbuka, misalnya: Siapa nama anda?, barang apa yang anda titipkan?
( jangan gunakan pertanyaan tertutup seperti : apakah nama anda ibu Susi?).
14) Jika karyawan tidak mampu memberitahukan namanya (misalnya pada karyawan
tidak sadar, disfasia, gangguan jiwa), verifikasi harta benda karyawan kepada
keluarga/ pengantarnya. Jika mungkin, tanda pengenal jangan dijadikan satu-
satunya bentuk identifikasi pada saat menitipkan harta benda. Tanya ulang nama
dan alamat karyawan, kemudian bandingkan jawaban karyawan dengan data
yang tertulis di buku laporan.
15) Pengecekan buku laporan kepemilikan harta benda dilakukan tiap kali pergantian
jaga petugas keamanan.
16) Unit yang diberikan perlindungan pada harta benda karyawan harus menanyakan
ulang identitas karyawan dan membandingkan data yang diperoleh dari laporan
verifikasi pihak keamanan.
17) Pada kasus karyawan yang tidak mau diberikan perlindungan harta benda:
a) Hal ini dapat dikarenakan berbagai macam sebab, seperti
1) Menolak perlindungan harta benda.
2) Tidak ada kepercayaan dari karyawan.
b) Proses perlindungan harta benda harus diinformasikan akan resiko yang
terjadi jika dilakukan. Alasan karyawan harus dicatat pada buku laporan
petugas keamanan
c) Jika karyawan menolak untuk diberikan perlindungan harta bendanya,
petugas harus lebih waspada dan mencari cara lain untuk memberikan
9
perlindungan pada harta benda karyawan dengan benar sebelum dilakukan
tindakan pelayanan kesehatan.
Tindakan / prosedur yang membutuhkan perlindungan harta benda
1) Berikut adalah beberapa prosedur yang membutuhkan perlindungan harta
benda karyawan :
a) Pada saat terjadi kecelakaan
b) Pada saat terjadi kasus pencurian
c) Pada saat karyawan hilang kesadaran/ ingatan
2) Petugas keamanan RSI Namira harus mengkonfirmasi karyawan dalam
perlindungan harta benda dengan benar dengan menanyakan nama dan
harta benda yang akan dilindungi kemudian membandingkannya dengan
data yang sudah ditulis pada buku laporan. Jangan menyebutkan nama
dan harta benda yang dilindungi dan minta karyawan untuk
mengkonfirmasi dengan jawaban ya/ tidak.
3) Jangan melakukan prosedur apapun jika karyawan tidak mau diberikan
perlindungan pada harta benda yang dibawanya. Perlindungan harta
benda harus dipastikan diberlakukan ulang oleh petugas keamanan yang
bertugas menangani karyawan secara personal pada saat karyawan
datang/masuk.
B. Tata Cara Perlindungan
1. Jenis perlindungan
a. Perlindungan harta benda pasien
b. Perlindungan harta benda pengunjung
c. Perlindungan harta benda karyawan
2. Menitipkan harta benda
Proses perlindungan harta benda yang tersedia di RSI Namira adalah sebagai
berikut:
a. Pasien
Proses perlindungan harta benda dilaksanakan jika pasien akan ada tindakan
pelayanan kesehatan dan tidak ada keluarga yang mendampingi atau dalam
kondisi hilang kesadaran
b. Pengunjung
Proses perlindungan harta benda dilakukan jika pengunjung menjadi korban
kecelakaan atau hilang kesadaran secara tiba-tiba dan tidak ada keluarga
yang mendampingi
c. Karyawan
Proses perlindungan harta benda dilakukan jika karyawan menjadi korban
kecelakaan atau hilang kesadaran secara tiba-tiba dan tidak ada keluarga
yang mendampingi
C. Pelaporan Insiden/ Kejadian Kesalahan Perlindungan Harta Benda
1. Pasien
a. Contoh kesalahan yang dapat terjadi adalah:
a) Mengidentifikasi data/ pencatatan buku laporan
b) Tidak adanya tanda pada harta benda yang dilindungi
c) Mengidentifikasi laporan investigasi
d) Registrasi ganda saat mendata harta benda yang dilindungi
10
e) Kesalahan penulisan tanda untuk harta benda yang mendapat
perlindungan di buku laporan
b. Beberapa penyebab umum terjadinya kesalahan identifikasi adalah:
a) Kesalahan pada administrasi/ tata usaha
1) Salah memberikan tanda pada harta benda pasien
2) Kesalahan mengisi buku laporan
3) Penulisan data berdasar tanda pengenal yang salah
4) Pencatatan yang tidak benar/tidak lengkap/ tidak terbaca
b) Kegagalan verifikasi
1) Tidak adekuatnya/ tidak ada aturan verifikasi
2) Tidak mematuhi aturan verifikasi
c) Kesulitan komunikasi
1) Hambatan akibat keterbatasan fisik, kondisi, atau keterbatasan bahasa
pasien
2) Kegagalan untuk pembacaan kembali
3) Kekurangan kultur/ budaya organisasi
d) Jika terjadi insiden akibat kesalahan pendataan harta benda pasien
pastikan keamanan dan keselamatan pasien.
2. Pengunjung
a. Contoh kesalahan yang dapat terjadi adalah:
a) Kesalahan penulisan tanda pengenal yang masih berlaku di buku laporan
b) Registrasi ganda saat mendata harta benda yang dilindungi
c) Tidak adanya tanda pada harta benda yang dilindungi
b. Beberapa penyebab umum terjadinya kesalahan identifikasi adalah:
a) Kesalahan pada administrasi/ tata usaha
1) Salah memberikan tanda pada harta benda pengunjung
2) Kesalahan mengisi buku laporan
3) Penulisan data berdasar tanda pengenal yang salah
4) Pencatatan yang tidak benar/tidak lengkap/ tidak terbaca
b) Kegagalan verifikasi
3) Tidak adekuatnya/ tidak ada aturan verifikasi
4) Tidak mematuhi aturan verifikasi
c) Kesulitan komunikasi
1) Hambatan akibat keterbatasan fisik, kondisi, atau keterbatasan bahasa
pengunjung
2) Kegagalan untuk pembacaan kembali
3) Kekurangan kultur/ budaya organisasi
d) Jika terjadi insiden akibat kesalahan pendataan harta benda pengunjung
pastikan keamanan dan keselamatan pengunjung.
3. Karyawan
a. Contoh kesalahan yang dapat terjadi adalah:
a) Kesalahan penulisan tanda pengenal karyawan
b) Registrasi ganda saat mendata harta benda yang dilindungi
c) Tidak adanya tanda pada harta benda yang dilindungi
b. Beberapa penyebab umum terjadinya kesalahan identifikasi adalah:
a) Kesalahan pada administrasi/ tata usaha
1) Salah memberikan tanda pada harta benda karyawan
11
2) Kesalahan mengisi buku laporan
3) Penulisan data berdasar tanda pengenal yang salah
4) Pencatatan yang tidak benar/tidak lengkap/ tidak terbaca
b) Kegagalan verifikasi
1) Tidak adekuatnya/ tidak ada aturan verifikasi
2) Tidak mematuhi aturan verifikasi
c) Kesulitan komunikasi
1) Hambatan akibat keterbatasan fisik, kondisi, atau keterbatasan bahasa
karyawan
2) Kegagalan untuk pembacaan kembali
3) Kekurangan kultur/ budaya organisasi
d) Jika terjadi insiden akibat kesalahan pendataan harta benda karyawan
pastikan keamanan dan keselamatan karyawan.
12
BAB IV
DOKUMENTASI
A. Dokumentasi
1. Pasien-pasien yang dengan keadaan tertentu yang memerlukan perlindungan
harta benda diidentifikasi di ruangan instalasi gawat darurat.
2. Barang-barang pasien yang dititipkan dicatat dengan lengkap dalam formulir
penyimpanan barang milik pasien dan buku register penyimpanan barang milik
pasien, dengan saksi minimal 2 orang yang berasal dari petugas keamanan dan
petugas ruangan yang bersangkutan disertai dokumentasi foto.
B. Revisi dan audit
1. Pasien
a. Kebijakan ini akan dikaji ulang dalam kurun waktu 2 tahun
b. Rencana audit akan disusun dengan bantuan sub bagian umum dan
kepegawaian serta akan dilaksanakan dalam waktu 6 bulan setelah
implementasi kebijakan. Audit ini meliputi:
1) Jumlah presentase pasien yang membutuhkan perlindungan pada harta
benda
2) Akurasi dan reabilitas informasi yang terdapat di buku laporan
3) Alasan mengapa pasien tidak menggunakan tanda identitas untuk
perlindungan khusus
c. Setiap pelaporan insiden yang berhubungan dengan visitor akan dipantau
dan ditindak lanjuti saat dlakukan revisi kebijakan
2. Pengunjung
a. Kebijakan ini akan dikaji ulang dalam kurun waktu 2 tahun
b. Rencana audit akan disusun dengan bantuan panitia kesehatan dan
keselamatan kerja serta akan dilaksanakan dalam waktu 6 bulan setelah
implementasi kebijakan. Audit ini meliputi:
1) Jumlah presentase pengunjung yang menggunakan tanda visitor
2) Akurasi dan reabilitas informasi yang terdapat di buku laporan
3) Alasan mengapa pengunjung tidak menggunakan tanda visitor
c. Setiap pelaporan insiden yang berhubungan dengan visitor akan dipantau
dan ditindak lanjuti saat dlakukan revisi kebijakan
3. Karyawan
a. Kebijakan ini akan dikaji ulang dalam kurun waktu 2 tahun
b. Rencana audit akan disusun dengan bantuan panitia kesehatan dan
keselamatan kerja serta akan dilaksanakan dalam waktu 6 bulan setelah
implementasi kebijakan. Audit ini meliputi:
1) Jumlah presentase karyawan yang menggunakan tanda pengenal
2) Akurasi dan reabilitas informasi yang terdapat di buku laporan
3) Alasan mengapa karyawan tidak menggunakan tanda pengenal
4) Setiap pelaporan insiden yang berhubungan dengan karyawan akan
dipantau dan ditindak lanjuti saat dilakukan revisi kebijakan.
13
Ditetapkan di : Lombok Timur
Tanggal : 18 September 2018
8 Dzull-hijjah 1439 H
14