Anda di halaman 1dari 10

STRATEGI PELAKSANAAN DAN STRATEGI KOMUNIKASI

PASIEN MK DENGAN GEA DEHIDRASI R-S


TERHADAP MASALAH KEPERAWATAN
DIARE DENGAN
TINDAKAN KOLABORATIF MEMASANG INFUS

OLEH :
NI KADEK WIDYA LESTARI
NIM 0702115026

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
TAHUN 2009

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN MEMASANG INFUS

Nama : SS
Umur : 60 Tahun
Diagnosa Medis : GEA Dehidrasi R_S
Kamar : Km.203Ruang Angsoka IIRSUP
Sanglah Tanggal pengkajian : 24 September2009

A. Kondisi Klien
1. Alasan MRS :
Pasien masuk rumah sakit pada tanggal 22 September 2009 karena pasien
mengeluh mencret tidak henti-henti dari 2 hari yang lalu setelah pasien makan
makanan yang dibelikan anaknya di pasar dan bertambah parah setelah minum obat
beli dari warung, karena pasien tampak lemas dan muntah- muntah dan nafsu makan
menurun, oleh keluarga pasien diajak ke UGD RSUP Sanglah Denpasar dan
disarankan oleh dokter untuk diopname karena pasien sudah kekurangan cairan.
Pasien dipasang infus, dan untuk perawatan selanjutnya pasien dirawat di Ruang
Hangsoka 2. Pada saat pengkajian ( pada tanggal 24 September 2009 pukul 10.30
Wita) pasien tampak berbaring lemas, mengeluh masih mencret ± 5 kali dari tadi pagi
tapi sudah ada ampas dan frekuensi sudah berkurang dibandingkan kemarin, pasien
mengatakan perut mules-mules dan merasa tidak nyaman.

2. Data Fokus :
a.Data subjektif : Pasien mengeluh mencret sebanyak 5 kali dari tadi pagi, dengan
konsistensi cair bercampur ampas, warna kuning kecoklatan bau khas faeces,
Pasien mengatakan perut masih terasa mules-mules seperti melilit dah tambah
mules saat pasien akan BAB.
b.Data objektif : peristaltik usus meningkat yaitu 15 x/menit, suara perut terdengar
gemuruh

B. Diagnosa Keperawatan
Diare berhubungan dengan infeksi ditandai oleh pasien mengeluh mencret sebanyak
5 kali dari tadi pagi, dengan konsistensi cair bercampur ampas, warna kuning
kecoklatan bau khas faeces, Pasien mengatakan perut masih terasa mules-mule seperti
melilit dah tambah mules saat pasien akan BAB, peristaltik usus meningkat yaitu 15
x/menit, suara perut terdengar gemuruh

C. Tujuan Khusus
Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan diare pasien
terkontrol dengan kriteria :
- pasien mengatakan mencret hilang
- frekuansi BAB normal 1x perhari
- Konsistensi feces lembek
- Warna feces kuning
- Frekuensi bising usus normal (3-12 kali permenit)
- Perut tidak mules

D. Tindakan Keperawatan :
Melaksanakan tindakan kolaboratif memasang infus RL 20 tts/mnt.

E. Standar Operasional Prosedur ( SOP ) Memasang infus


1. Pengertian : Memasukkan cairan atau obat langsung ke vena dalam jumlah yang
banyak dan dalam waktu yang lama dengan menggunakan infus set.
2. Tujuan : – Sebagai tindakan pengobatan
. – Mencukupi kebutuhan tubuh akan cairan dan elektrolit.
3. Kebijakan : Ada program dokter dan pendelegasian jelas secara tertulis.
4. Persiapan : - Standar infus
- IV kateter sesuai kebutuhan
- Infus set (makro/mikro/blood set)
- Cairan yang diperlukan
- Kain kasa steril dalam tempatnya
- Kapas alkohol
- Gunting, hypavix, bengkok
- Torniket, bidai (k/p)
- Form pemantau cairan
- CM perawatan
5. Prosedur kerja :
 Cek program terapi dokter
 Beri salam dan perkenalkan diri
 Jelaskan tujuan dan prosedur
 Beri kesempatan pada klien untuk bertanya sebelum tindakan dimulai.
 Pastikan lokasi pemasangan berdasarkan prioritas pilihan.
 Cuci tangan
 Dekatkan alat ke area pemasangan infus
 Periksa label pemasangan infus sesuai program terapi
 Hubungkan cairan infus dengan infus set
 Isikan selang kontrol dengan cairan sampai 1/3 bagian.
 Alirkan cairan untuk pengisian selang infus set.
 Pastikan selang infus bebas udara
 Pakai sarung tangan
 Pasang torniket untuk melakukan fiksasi
 Palpasi dan pastikan vena yang akan dipungsi
 Desinfektan daerah yang akan ditusuk dengan kapas alkohol arah
melingkar dari dalam ke luar diameter 5 cm.
 Tusukkan iv kateter pada vena yang didesinfektan dengan kemiringan
30º sejajar vena yang akan di tusuk ke arah jantung.
 Pastikan darah tampak keluar pada pangkal mandrin, tarik mandrin ½ Cm
dorong iv cath atau sesuai petunjuk masing-masing iv cath.
 Sambungkan iv cath dengan selang cairan yang telah disiapkan
 Lepaskan torniket
 Buka klem infus alirkan cairan sampai mengalir lancar
 Buka sarung tangan
 Fiksasi iv cath dengan hipavix tanpa menutup insersi
 Tutup tempat insersi dengan kasa steril
 Pasang bidai dan perban kalau perlu
 Atur tetesan infus sesuai program
 Pasang stiker bertuliskan jam, tanggal pemasangan pada tempat
pemasangan infus.
 Bereskan alat (buang sampah sesuai dengan tempatnya).
 Jelaskan tanda-tanda yang perlu diwaspadai dan dilaporkan (nyeri,
bengkak, merah dan infus tidak menetes).
 Dokumentasikan tindakan.

STRATEGI KOMUNIKASI DALAM TINDAKAN PERAWATAN


MEMASANG INFUS
A. Tahap Orientasi
-” Selamat pagi, Bu, nama saya Widya. Saya mahasiswa PSIK Unud. Apakah
benar ibu adalah Ibu SS?”
-” Bu, sekarang saya akan memasang infus pada tangan kanan ibu karena infus
yang sebelumnya bengkak sehingga harus di ganti dan di pasang lagi sekarang.
Tujuan penggantian daerah pemasangan infus ini adalah untuk mencegah
membantu memenuhi kebutuhan cairan ibu yang hilang akibat diare.
-” Infusnya akan saya pasang pada pembuluh vena di tangan kanan ibu ya!”

B. Tahap Kerja
- ” Ibu alat-alat untuk pemasangan infus sudah saya siapkan. Infusnya masih
bagus tanggal kadaluarsanya masih tiga tahun lagi. Saya juga sudah mengecek
program dokternya dan jenis infusnya adalah infus Ringer Laktat.”
- ” Sekarang saya minta tolong pada ibu untuk membantu saya dengan
mengepalkan tangan kanan agar vena yang akan di pungsi terlihat lebih jelas. ”
- ” Ibu SS saya akan menusukkan jarum infusnya, sakit sedikit ya!”

C. Tahap Terminasi
- ”Baiklah Bu, saya sudah selesai memasang infusnya. ”
- Data objektif : infus menetes lancar, fiksasi infus baik.
-”Baik bu , terima kasih atas partisipasinya, karena ibu sudah mau kooperatif
pada tindakan yang diberikan perawat. Mohon ibu berhati-hati dan ikut
memperhatikan kelancaran tetesan infus dan segera melapor ke perawat bila ada
masalah sakit pada tempat penusukan infus, ada bengkak, merah atau infus tidak
menetes. ”

D. Kontrak selanjutnya
- ” Baiklah bu, pemasangan infus sudah selesai. Selanjutnya saya akan memberikan
obat injeksi ibu sesuai program dokter per IV melalui selang infus ibu. Saya akan
membereskan alat ini dulu dan 15 menit lagi saya ke sini, terimakasih.

STRATEGI PELAKSANAAN DAN STRATEGI KOMUNIKASI


PASIEN MK DENGAN GEA DEHIDRASI R-S
TERHADAP MASALAH KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN
NUTRISI KURANG DARI KEBUTUHAN
DENGAN
TINDAKAN MEMBERI OBAT INJEKSI INTRAVENA

OLEH :
NI KADEK WIDYA LESTARI
NIM 0702115026

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
TAHUN 2009

STRATEGI PELAKSANAAN
TINDAKAN MEMBERIKAN INJEKSI INTRAVENA

Nama : SS
Umur : 60 Tahun
Diagnosa Medis : GEA Dehidrasi R_S
Kamar : Km.203Ruang Angsoka IIRSUP Sanglah
Tanggal pengkajian : 24 September2009

A. Kondisi Klien
1. Alasan MRS :
Pasien masuk rumah sakit pada tanggal 22 September 2009 karena pasien
mengeluh mencret tidak henti-henti dari 2 hari yang lalu setelah pasien makan
makanan yang dibelikan anaknya di pasar dan bertambah parah setelah minum obat
beli dari warung, karena pasien tampak lemas dan muntah- muntah dan nafsu makan
menurun, oleh keluarga pasien diajak ke UGD RS dan disarankan oleh dokter untuk
diopname karena pasien sudah kekurangan cairan. Pasien dipasang infus, dan untuk
perawatan selanjutnya pasien dirawat di Ruang 2. Pada saat pengkajian pasien
tampak berbaring lemas, mengeluh masih mencret ± 5 kali dari tadi pagi tapi sudah
ada ampas dan frekuensi sudah berkurang dibandingkan kemarin, pasien mengatakan
perut mules-mules dan merasa tidak nyaman.

2. Data Fokus :
a. Data subjektif: Pasien mengatakan nafsu makan menurun, pasien mengatakan mual
dan muntah, muntah 1x dari tadi pagi dengan isi makanan yang
dimakan pasien, Pasien mengatakan makan habis hanya 1/3 porsi
saja dari porsi rumah sakit
b. Data objektif : : Pasien tampak mual dan muntah

B. Diagnosa Keperawatan
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan asupan
nutrisi kurang adekuat akibat mual dan anoreksia ditandai oleh Pasien
mengatakan nafsu makan menurun, pasien mengatakan mual dan muntah,
muntah 1x dari tadi pagi dengan isi makanan yang dimakan pasien, Pasien
mengatakan makan habis hanya 1/3 porsi saja dari porsi rumah sakit, pasien
tampak mual dan munta

C. Tujuan Khusus
Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan asupan
nutrisi pasien adekuat dengan kriteria :
- Pasien menghabiskan porsi makanan yang diberikan
- Mual dan muntah tidak ada
- Pasien mampu menerapkan teknik makan disaat sakit
- Melaporkan nafsu makan meningkat

D. Tindakan Keperawatan :
Melaksananakan tindakan delegatif pemberian obat injeksi intravena ondecentron
3x1 ampul

E. Standar Operasional Prosedur ( SOP ) : Memberikan obat injeksi intravena.


1. Pengertian : Memberikan obat suntikan melalui pembuluh darah vena.
2. Tujuan : - Mendapatkan reaksi obat dengan cepat.
3. Kebijakan : Ada instruksi tertulis dari dokter.
4. Persiapan : - Spuit dengan jarumnya
- Handschoon
- Kapas alkohol
- Obat yang akan disuntikkan
- Kupet
- Pengalas
- Bengkok
- Torniquet
- CM perawatan
5. Prosedur kerja :
a. Cek program terapi dokter
b. Periksa kembali obat sesuai program
c. Baca label obat untuk memastikan kandungan obat, dosis dalam satu
kemasan, cara pemberian, kontraindikasi dan efek samping.
d. Beri salam dan perkenalkan diri
e. Dekatkan peralatan (troly injeksi)
f. Memberikan penjelasan kepada pasien atau keluarga tentang obet yang akan
diberikan, kegunaan, cara pemberian dan kemungkinan efek samping.
g.Tentukan area suntikan (usahakan mencari pada vena besar dan kelihatan) atau
perset pada selang infus yang sudah terpasang.
h. Membaca etiket (nama pasien, obat, dosis, cara dan waktu).
i. Jelaskan prosedur menyuntik agar ada kerjasama dengan pasien
j. Lakukan observasi terhadap tanda alergi, jelaskan pada pasien agar segera
melaporbila timbul seperti panas, gatal, sesak atau keluar keringat dingin.
k. Tentukan kontrak selanjutnya dan lakukan pendokumentasian.
STRATEGI KOMUNIKASI DALAM TINDAKAN PERAWATAN
MEMBERIKAN OBAT INTRAVENA

A. Tahap Orientasi
-” Selamat pagi, bu, nama saya Widya. Saya mahasiswa PSIK Unud. Apakah benar
bapak yang bernama Ibu SS?
”ibu, bagaimana perasaan ibu sekarang ? Apakah ibu masih merasakan
mules perutnya? Sekarang saya akan memberikan obat injeksi berupa anti
muntah yang akan dimasukkan lewat selang infus untuk membantu mengatasi
mual ibu
-” Pemberian injeksi ondencentron ini akan diberikan setiap 8 jam sekali.”
B. Tahap Kerja
- ” ibu, obatnya saya ambil dulu di laci tempat obatnya.”
- ” Saya sudah mengecek obatnya, keadaan obat masih bagus, tanggal
expirednya masih empat tahun lagi. Obat ini juga sudah sesuai dengan
program dokter.”
- ”Obat ini sudah dapat diberikan kemarin sebelumnya, saya akan memasukkan
obat ini ke dalam spuit setelah itu baru saya akan menyuntikkannya. ”
- ” Baiklah sekarang saya akan memasukkan obat injeksi ini lewat selang infus jadi
tidak sakit, Bagaimana bu? Tidak sakit’kan?.”
C. Tahap Terminasi
- ”Baiklah bu, saya sudah selesai menyuntikkan obatnya.”
- Data objektif : obat sudah dimasukkan, tanda-tanda alergi obat ( -)
- ” Baik bu , terima kasih atas partisipasi ibu. Tolong ibu melapor pada
perawat bila ada tanda-tanda alergi obat misalnya keringat dingin,
benjolan, gatal atau kelihatan kemerahan di sekitar area suntikan”.
D. Kontrak selanjutnya
- ” Baiklah ibu, pemberian suntikan sudah selesai dan teman saya akan datang satu
jam lagi untuk melakukan pengukuran vital sign. Bila ibu perlu bantuan, ibu
bisa menghubungi perawat di counter perawat.”

Anda mungkin juga menyukai