Anda di halaman 1dari 9

Nama : Alvionita Wahyu Febriani

Kelas : 2BD3 Keperawatan

NIM : P27220021052

TUGAS KMB

1. Pemeriksaan Fisik Tiroid (Endokrin)


Beberapa langkah yang dilakukan dalam pemeriksaan kelenjar tiroid yaitu :
1. Saat pemeriksaan adakah tanda dan gejala: agitated (agitator), anxious (
cemas ) , fidgety hyperthyroidism (gelisah)
2. Pemeriksaan pada tangan
Contohkan dengan tangan mengarahkan ke depan dan jari direntangkan dan
meletakkan selembar kertas pada tangannya , dilihat mengalami tremor atau
tidaknya dan membalikkan tangannya untuk perabaan denyut nadi ,
3. Pemeriksaan pada wajah
Pasien yang mengalami hipertiroidisme maka akan mengalami pada wajah
pasien:
➢ hipertiroidisme : - berkeringat
➢ hipotiroidisme : - kulit kering - kehilangan sepertiga bagian luar alis
lalu mengarahkan mata pasien untuk memilih salah satu dinding di belakang
dokter dan dokter hanya melihat ke samping bagian mata pasien (memeriksa
perpindahan anterior mata keluar dari orbit) setelah itu lihat bagian yang
belakang dan mengarahkan untuk melihat sedikit ke atas , lalu arahkan pada
pasien untuk mengikuti gerak jari dokter agar tahu merasakan sakit atau
penglihatan ganda
4. Pemeriksaan Pada leher
➢ perubahan kulit (eritema)
➢ bekas luka (tiroiddektomi)
➢ massa (gondok/kelenjar getah bening)
Palpasi bagian leher pasien sambil meminta pasien menjulurkan lidahnya dan
setelah itu meminta pasien meminum air.
5. Perkusi bagian leher pasien
6. Aukskultasi bagian leher pasien dan meminta pasien melakukan nafas dalam
7. Lakukan refleks di lengan di pangkuan pasien dengan telapak tangan
menghadap ke langit langit lalu periksa tulang kering untuk melihat adanya
edema atau tidak
8. Inspeksi kaki pasien
2. Pemeriksaan Hemodialisa
Hemodialisis berasal dari kata Hemo dan dialisis yang berarti darah, sedangkan
Dialisis artinya penyaringan. Jadi Hemodialisis adalah penyaringan darah.
Manfaatnya : untuk membuang sisa metabolisme dari dalam tubuh yang harusnya itu
pada normalnya dibuang oleh ginjal.
Terapi pengganti ginjal : dialysis,transpalasi ginjal
Tahapan Cuci Darah : Tahapan pradialisis,Tahapan intradialisis,Tahapan
postdialisis
Alat dan bahan yang digunakan :
1. Mesin hemodalialis mesin hemodialisis ini berbagai macam bentuknya dan
berbagai macam pabrikan tentunya, prinsipnya sama terjadi proses dan hanya
sebagai mesin untuk mengeluarkan darah saja.
2. Dialisa : pengganti ginjal/ginjal buatan. Dializer ini terdiri dari lo flax dan high
Lex, berfungsi untuk melakukan penyaringan pada proses hemodialysis.
3. Blood line, adalah selang yang di gunakan untuk mengalirkan darah dari pasien
menuju dialiser kemudian kembali lagi ke dalam tubuh pasien.
4. Fistula, adalah selang yang di tusukkan ke lengan pasien biasanya
menggunakan aksesnya adalah av-shunt.
5. Ada dua jenisnya yaitu merah dan yang biru, yang merah adalah sebagai arterio
fistula dia untuk mengeluarkan dari tubuh pasien menuju dialiser, kemudian
yang biru adalah fistula untuk masuk dari dialyser ke dalam tubuh pasien
kembali.
6. Shortcut bikarbonat, ini ada yang berupa bubuk dan ada juga yang cairan.
7. Yang bubuk biasanya dimix dalam mesin, dimix dengan cairan asin, asin isinya
ada bikarbonat dan elektrolit elektrolit yang diperlukan oleh tubuh, kemudian
akan dimix dengan water treatment dengan Reverse Osmosis water Reverse
Osmosis di dalam mesin menjadi cairan yang menyerupai serum normal tubuh
manusia.
8. HD bag, Biasanya isinya alat-alat yang diperlukan untuk proses kanulasi pasien
hemodialysis.
Tahapan hemodialisasi :

1. Memastikan kondisi kesehatan pasien terlebih dahulu. Berat badan, tekanan


darah,denyut nadi, serta suhu tubuh. Selain itu, area akses vaskular akan
kembali dibersihkan agar tetap steril.
2. Saat memulai, dua buah jarum dimasukkan pada akses vaskular. Satu jarum
untuk mengeluarkan darah yang akan masuk ke mesin dialisis dan kembali
dimasukkan dalam tubuh melalui jarum yang lain. Ada beberapa efek
samping yang mungkin akan dialami selama menjalani prosedur, seperti
mual atau kram perut. Segera tanyakan pada tim medis yang mendampingi
ketika efek samping semakin memburuk.
3. Selama menjalani proses cuci darah, pasien juga akan terus dipantau kondisi
kesehatannya, mulai dari tekanan darah hingga detak jantung. Hemodialisa
biasanya berlangsung selama 4 jam sebanyak 3 kali dalam seminggu.
Setelah proses cuci darah selesai, jarum akan dilepas dari akses vaskular dan
dilakukan perawatan agar tidak terjadi perdarahan

Indikasi Hemodialisis :
1) Gagal ginjal kronis
2) Keracunan
3) Asidosis
4) Dehidrasi
5) Perikarditis
3. Pengukuran Antropometri dan IMT
Pengukuran antropometri
Tujuannya adalah untuk mengetahui suatu gizi individu berdasarkan indeks
masa tubuh (IMT), lingkar lengan atas untuk wanita subur dan lingkar perut
untuk menentukan obesitas sentral.
➢ Cara Pengukuran berat badan :
Peralatan : timbangan atau weighing scale
Langkah - langkah :
1. Letakan timbangan di tempat datar.
2. Pastikan posisi bandul pada angka 0, kalau tidak 0 bisa memutar
kalibrasi yang ada pada belakang bandul
3. Jelaskan prosedur penimbangan pada pasien.
4. Pasien diminta mengenakan pakaian khusus, membuka alas kaki, dan
mengeluarkan isi kantong.
5. Pandangan ke depan dan lengan disamping
6. Selanjutnya kita baca berapa yang tertera dalam timbangan mata tetap
menatap ke arah jarum.
➢ Pengukuran tinggi badan
Peralatan : microtoise (alat pengukur tinggi badan)
Langkah - langkah pengukuran tinggi badan:
1. Pilih bidang vertical yang datar sebagai tempat untuk meletakkan
microtoise.
2. Pasang microtoise pada bidang tersebut dengan kuat dengan cara
meletakkannya di dasar lantai, kemudian Tarik ujung meteran
hingga 2 meter ke atas secara vertical/lurus hingga microtoise
menunjukkan angka nol.
3. Pasang penguat seperti paku dan lakban pada ujung microtoise agar
posisi alat tidak bergeser (hanya berlaku pada microtoise potable).
4. Mintalah subjek yang akan diukur untuk melepaskan alas kaki dan
melonggarkan ikatan rambut.
5. Persilakan subjek untuk berdiri tebapt dibawah microtoise
6. Pastikan subjek berdiri tegap, pandangan lurus ke depan, kedua
lengan berada disamping, posisi lutut tegak/tidak menekuk, dan
telapak tangan menghadap ke paha.
7. Setelah itu pastikan pula kepala,punggung,bokong,betis,dan tumit
mnempel pada bidang vertikel/tembok/dinding dan subjek dalam
keadaan rileks.
8. Turunkan microtoise hingga mengenai/menyentuh rambut subjek
namun tidak terlalu menekan (pas dengan kepala) dan posisi
microtoise tegak lurus.
9. Catat hasil pengukuran
➢ Pegukuran kuran lingkar lengan atas
Peralatan yang digunakan untuk mengukur lengan atas pada wanita usia subur
adalah pita Lila.
➢ Pengukuran lingkar perut
Pengukuran lingkar perut digunakan untuk mengetahui ada tidaknya obesitas
abdominal/ sentral. Peralatan pengukuran berat badan, tinggi badan, lingkar
lengan, dan lingkar perut :
1. Timbangan
2. Pita Lila
3. Microtoise
4. Pita pinggang/ meteran kain

Pengukuran IMT

IMT adalah ukuran yang digunakan untuk mengetahui status gizi seseorang yang
didapatkan dari perbandingan Berat Badan Dan Tinggi badan. Persiapan alat yang
digunakan yaitu kalkulator, pita lila, alat tulis, timbangan. Lakukan pengukuran
Berat badan dan Tinggi badan lalu hitung IMT menggunakan rumus IMT.
• Tujuan : untuk mengetahui suatu status gizi individu berdasarkan indeks
masa tubuh (IMT) , lingkar lengan atas untuk wanita subur dan lingkar perut
untuk menentukan obesitas sentral
• Pengukuran berat badan :
Peralatan : timbangan atau weighing scale
Persiapan :
1. Letakkan timbangan di tempat yang datar
2. Pastikan posisi bandul pada angka nol
3. Jelaskan prosedur penimbangan pada pasien
4. Pasien diminta mengenakan pasien khusus , membuka alas kaki
,mengeluarkan isi kantong
• Pengukuran tinggi badan:Microstoise : alat mengukur tinggi badan
• Pengukuran lingkar lengan atas : alat yang digunakan untuk mengukur
lingkar lengan atas pada wanita usia subur adalah pita lila
• Langkah – langkah mengukur LILA :
1. Tetapkan posisi bahu dan siku
2. Letakkan ujung pita pengukur dari bahu dan rentangkan hingga
siku
3. Tentukan titik tengah pada alat ukur
4. Lingkarkan pita LILA tepat pada titik tengah lengan
5. Pita jangan terlalu ketat , jangan pula terlalu longgar
6. Tulis angka yang tertera pada pita dalam centimeter
• Pengukuran lingkar perut : mengukur lingkar perut digunakan untuk
mengetahui ada tidaknya obesitas abdominal /sentral
• Standar normal LILA:
laki-laki yaitu 29,3cm
perempuan yaitu 28,5cm
• Standar normal IMT :
berat badan kurang (underweight) < 18,5
berat badan normal 18,5-22,9
kelebihan berat badan (overweight) dengan risiko 23-29,9 obesitas 1 25-
29.9

obesitas II >30

Ubah Lila menjadi persen dengan rumus

Pengukuran lingkar perut menggunakan pita kain. Minta klien untuk tidak
menggunakan pakaian tebal atau menggunakan pakaian khusus. Minta pasien
mengangkat pakaian. Cari bagian bawah rusuk dan krista iliaka ambil bagian tengah
lalu ukur melingkari bagian perut. Apabila klien memiliki perut buncit pilih bagian
terbuncit klien.

Rumus IMT
4. Pengambilan sampel Urine dan Feses
A. Pengambilan sampel urine

Pemeriksaan urine adalah pemeriksaan untuk menganalisis kondisi fisik , kimiawi dan
mikroskopik urine untuk mendiagnosis berbagai penyakit dan kondisi yang di derita
oleh pasien

➢ Persiapan peralatan sampling :


a. Bersih
b. Kering
c. Tidak mengandung detergentata bahan kimia
d. Terbuat dari bahan yang tidak mengubah zat-zat dalam spesimen
e. Steril , apalagi jika spesimen akan diperiksa biakan (kultur) kuman
f. Sekali pakai buang (disposable)
g. Wadah spesismen tidak retak atau pecah , mudah di buka atau di tutup rapat,
besar/ukurannya sesuai dengan volume spesimen yang dimbil
➢ Peralatan sampling :
a. Bengkok
b. Handscoon
c. Label nama
d. Wadah
e. Tisu
f. Bolpoin
➢ Metode pengambilan sampel urine
Pengampilan sample urine yang sering digunakan adalah metode clean-cath
Suatu metode pengambilan sampel urine ditengah –tengah pengeluaran urine dengan
sebelumnya membersihkan uretra eksternal

➢ Metode pengambilan urine


a. Keluarkan urine terlebih dahulu sekitar 1-2 detik dan biarkan urine tersebut
terbuang kedalam toilet
b. Masukkan urine selanjutnya ( yang belum dikeluarkan) kedalam wadah sampel
hingga 3-6cm dari dasar wadah
c. Tutup rapat wadah urine agar tidak tumpah atau terkontaminasi
d. Bersihkan bagian luar wadah urine dengan tisu dan cuci tangan setelah melakukan
pengambilan sampel
B. Pengambilan sampel feses
➢ Persiapan pasien :

sebelum pemerikasaan pasien tidak dibenarkan makan obat-obatan tertentu seperti


antisida , pencahar , anti diare , anti parasit , antibiotik , vitamin C dan preparat besi

➢ Pengumpulan / pengambilan feses :

Pasien diberitahu mengambil bagian dari feses yang kemungkinan di temukan


kelainan seperti bagian yang bercampur darah atau lendir

➢ Persiapan sampel :

Feses untuk pemeriksaan sebaiknya berasal dari defekasi spontan dan harus diperiksa
dalam keadaan segar kurang dari 1 jam setelah defekasi kalau di biarkan unsur-unsur
dalam tinja akan berubah . sampel tidak boleh bercampur urine ,air dari toilet yang
mengandung sabun atau desinfektan dan sekresi tubuh lainnya

➢ Pemeriksaan feses secara makroskopis


Mengamati feses secara makroskopis, meliputi warna, bau, konsentrasi, adanya darah,
lendir, nanah, cacing.
a. Warna : Feses yang normal kuning coklat/coklat muda/tua
b. Bau : Disebabkan bau metabolisme usus
c. Konsistensi : Agak lunak dan berbentuk
d. Mucus/lender : tidak ditemukan jika normal
e. Darah : feses normal tidak mengandung darah,jika terdapat darah
perhatikan warna darah apakah segar/merah muda/merah coklat/hitam dan perhatikan
apakah darah tercampur dengan feses/hanya dibagian luar saja.
➢ Pemeriksaan mikroskopis
Tujuan tersebut adalah melakukan pemeriksaan fases secara mikroskopis dan
menginterpretasi hasil pemeriksaan. Prinsip pemeriksaan ini adalah mengidentifikasi
dan menilai unsur" yang terdapat di dalam feses dengan melakukan melakukan
pemeriksaan terhadap sediaan feses yang diamati dibawah mikroskop.
➢ Alat dan bahan yang di perlukan :
1. kaca objek
2. kaca penutup
3. lidi
4. zat warna
5. mikroskop
➢ Prosedur pemeriksaan :
1. Teteskan 1 tetes larutan eosin 1-2%
2. Ambil sedikit tinja di tengahnya dengan lidi
3. Campurkan feses dengan larutan zat pewarna sampai homogen buang bagian-
bagian kasar
4. Tutup dengan kaca penutup sedemikian rupa sehingga tidak terbentuk gelembung-
gelembung udara
5. Pada pewarnaan eosin sediaan harus tipis sehingga warnanya merah jambu muda ,
bila warnanya merah jambu tua atau jingga sediaan terlampau tebal
6. Memeriksa sediaan dibawah mikroskop , periksa secara sitematis dengan
menggunakan pembesaran rendah , objektif 10x atau lapangan pandang kecil
.Unsur yang diamati pada lapangan pandang kecil adalah epitel, kristal dan
makrofa
7. Kemudian lakukan pemeriksaan dengan lensa objektif 40x atau lapangan pandang
besar . unsur yang diamati pada lapangan pandang besar adalah eritrosit dan
leukosit
➢ Laporan hasil pemeriksaan feses
1. Lapangan pandang kecil dilaporkan positif 1 ada , positif 2 banyak , positif 3
banyak sekali
2. Umsur yang ditemuan pada lapangan pandang besar di laporkan sebagai jumlah
rata-rata sel per lapangan pandang besar

Anda mungkin juga menyukai