Anda di halaman 1dari 5

6

sering (SR), 4)
Cara
berkonsentrasi,
91,4% responden
yang menyatakan
selalu (S) dan
sering (SR), 5)
Cara
mengerjakan
tugas, 89,8 %
responden yang
menyatakan
selalu (S) dan
sering (SR)
3 Pelia A., Deskripsi Mendeskripsikan 1. Konsep diri,
Ummyssalam Karakteristik karakteristik hal ini
A.T.A. D., Pembelajaran pembelajaran berhubungan
Icam S. Jurnal Orang Dewasa orang dewasa dengan
.Volume . No. Pada Program pada program kesiapan
2. 2022. Paket C di SKB paket C di belaja warga
Universitas Kota Gorontalo sanggar kegiatan belajar dalam
Negeri belajar (SKB) proses
Gorontalo Kota Gorontalo kegiatan
pembelajaran
paket C
2. Pengalaman
belajar,
beberapa hal
diperhatikan
pada aspek ini
yaitu
menjadikan
warga belajar
sebagai
sumber belajar
adapun
memberikan
pengalaman
baru untuk
warga belajar
3. Kesiapan
belajar
mempengaruhi
warga belajar
mengalami
perubahan
7

dalam belajar
4. Orientasi
belajar
mempengaruhi
warga belajar
dalam
menerapkan
apa yang
sudah
dipelajari
selama proses
pembelajaran
berlangsung
4 Erlina S. Konsep Dan Menjabarkan Menentukan
Jurnal. Volume Strategi konsep dan beberapa hal
6. No. 2. 2019. Pendidikan strategi untuk untuk proses
Universitas Orang Dewasa orang dewasa belajar
Negeri Medan yang tidak duduk partisipatif.
bangku sekolah Pertama,
menciptakan
iklim
pembelajaran
kondusif. Kedua,
diagnosis
kebutuhan
belajar. Ketiga,
proses
perencanaan.
Keempat,
memformulasikan
tujuan. Kelima,
mengembangkan
model umum.
Keenam,
menetapkan
materi dan teknik
pembelajaran.
5 Jauhan B. Pendidikan Mengkaji Dalam penelitian
Jurnal. Volume Orang Dewasa berbagai aspek ini aspek yang
10. No. 2. yang mungkin telah dikaji
2018. Institut dilakukan dalam mengenai
Agama Islam upaya membelajarkan
Sunan Giri membelajarkan orang dewasa
Ponorogo orang dewasa (andragogi)
(andragogi) adalah pengertian
sebagai salah satu dari pendidikan
8

alternatiforang dewasa,
pemecahan sejarah
masalah perkembangan
pendidikan.
andragogi,
kebutuhan belajar
orang dewasa,
prinsip
pendidikan orang
dewasa, kondisi
pembelajar orang
dewasa, pengaruh
penurunan faktor
fisik orang
dewasa dalam
belajar, metode
pendidikan orang
dewasa, implikasi
terhadap
pembelajaran
orang dewasa,
dan kelebihan dan
kekurangan teori
belajar andragogi
Sumber: Wahyuni (2017), Sitanggang, dkk (2016), Abdullah, dkk (2022),
Sihombing (2019), Budiwan (2013)

Berdasarkan beberapa penelitian terdahulu yang sudah dipaparkan di atas,


penelitian yang dilaksanakan berikut ini memiliki perbedaan sebagaimana berikut
ini:
1. Penelitian terdahulu membahas mengenai identifikasi gaya belajar visual,
auditorial, dan kinestetik pada mahasiswa program studi pendidikan
matematika, sedangkan penelitian ini mendeskripsikan apa yang menjadi
karakteristik dari gaya belajar orang dewasa.
2. Penelitian terdahulu hanya untuk mengetahui cara belajar warga belajar paket
C, sedangkan penelitian ini mendeskripsikan secara spesifik apa yang menjadi
karakteristik dari gaya belajar orang dewasa yang ada di program paket C.
3. Penelitian terdahulu membahas karakteristik pembelajaran orang dewasa pada
program paket C, sedangkan penelitian ini membahas mengenai sisi yang lebih
9

mendalam yaitu karakteristik gaya belajar dari orang dewasa yang ada di
program paket C.
4. Penelitian terdahulu menjabarkan konsep serta strategi untuk orang dewasa
yang tidak duduk dibangku sekolah, sedangkan penelitian ini mencoba
mendeskripsikan karakteristik gaya belajar dari orang dewasa yang ada di
program paket C
5. Penelitian terdahulu mengkaji aspek lain sebagai upaya pembelajaran orang
dewasa, sedangkan penelitian ini secara lebih spesifik mendeskripsikan
karaktersitik dari gaya belajar orang dewasa yang ada di program paket C.

2.2 Gaya Belajar


Gaya belajar menurut Soelistyowati (2018) merupakan cara belajar yang
lebih disukai untuk melakukan proses berpikir dalam mengerti atau memahami
suatu informasi. Jufri (dalam Martini, 2015) juga menyatakan jika gaya belajar
merupakan cara dari individu untuk berkonsentrasi sebagai upaya menyerap dan
mempertahankan informasi atau keterampilan yang baru dipelajarinya.
Menurut Febrianti (2018) jika gaya belajar adalah cara termudah bagi
seseorang untuk menyerap, memahami, serta mengolah suatu informasi yang
diterima. Sementara De porter, dkk (dalam Wibowo dan Atiek, 2018)
mengartikan gaya belajar secara lebih luas yaitu proses yang digunakan oleh
semua orang ketika memperoses informasi, dimana proses tersebut dapat dibagi
menjadi gaya belajar visual (gaya belajar dengan cara melihat), gaya belajar
auditorial (gaya belajar dengan cara mendengar), dan gaya belajar kinestetik (gaya
belajar dengan cara bergerak, bekerja, ataupun menyentuh).
Berdasarkan apa yang telah dipaparkan di atas, gaya belajar dapat
disimpulkan sebagai satu cara dari setiap individu untuk memahami informasi
yang diterima baik secara visual (lebih menekankan kekuatan penglihatan),
auditorial (lebih menekankan kekuatan pendengaran), atau pun kinestetik (lebih
menekankan kekuatan gerak maupun sentuhan).
10

2.2.1 Gaya Belajar Visual


Gaya belajar visual menurut Argarini (2018) adalah jenis gaya belajar yang
mengandalkan pengamatan. Dimana dalam prosesnya, setiap individu yang
memiliki gaya belajar ini akan lebih menggantungkan koptimalan prosesnya pada
kemampuan indera penglihatan. Menurut Amelia, dkk (2021) menyatakan bahwa
gaya belajar visual merupakan gaya belajar yang mengandalkan kemampuan
penglihatan untuk memahami dan mengingat.
Rahmawati & Gumiandari (2021) mengemukakan bahwa gaya belajar
visual merupakan suatu proses penerimaan informasi yang berkaitan dengan indra
penglihatan (mata). Hal tersebut dikarenakan seorang pembelajar visual akan
lebih paham apabila melihat langsung atau akan lebih mudah untuk mengingat
pelajaran yang divisualisasikan dengan gambar yang menarik ataupun dengan
pemberian warna yang mencolok.
Gaya visual mungkin bisa diartikan sebagai pembelajar yang lebih nyaman
dengan melihat media cetak. Sebagaimana menurut Linda (dalam Syofyan, 2018)
gaya belajar visual yaitu gaya belajar dimana seseorang belajar yang paling baik
ketika mereka melihat gambar yang mereka pelajari, sebagian kecil mereka
berorientasi pada teks tercetak dan dapat belajar melalui membaca. Seseorang
yang memiliki gaya belajar visual sangatlah lebih cenderung pada intelegensi
visual yang meliputi kumpulan kemampuan perbedaan visual, pengenalan visual,
dan proyeksi.
Adapun berdasarkan karakteristinya Alaydruz (2020) menyebutkan gaya ini
sebagai sebuah visual learning. Suatu gaya belajar dengan cara melihat yang
menjadikan mata sebagai peranan penting. Setiap orang yang memiliki gaya
belajar visual memiliki kebutuhan yang tinggi untuk melihat dan menangkap
informasi secara visual sebelum mereka memahaminya. Mereka lebih mudah
menangkap lewat materi bergambar. Selain itu, mereka memiliki kepekaan yang
kuat terhadap warna dan pemahaman yang cukup terhadap artistik.
Dikenal sebagai cara belajar dengan melihat, Subini (2013: 17-19)
memaparkan jika gaya belajar visual ini mempunyai ciri umumnya yang mudah
dikenali yakni mudah untuk menerima materi pembelajaran ketika dapat diamati

Anda mungkin juga menyukai