Anda di halaman 1dari 5

1

BAB 1. PENDAHULUAN
Pada bab ini berisi penjelasan mengenai 1.1 Latar Belakang, 1.2 Rumusan
Masalah, 1.3 Tujuan Penelitian, 1.4 Manfaat Penelitian

1.1 Latar Belakang


Pendidikan merupakan sebuah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Undang-
undang No. 20 tahun 2003). Pemerintah telah memaksimalkan jalur pendidikan,
selain melalui pendidikan formal, juga melalui jalur nonformal.
Pendidikan nonformal menurut undang-undang No. 20 tahun 2003 pasal 1
poin ke 10 pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan
formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Sedangkan
menurut Marzuki (dalam Ningrum & Roesminingsih, 2020) pendidikan
nonformal merupakan proses belajar yang terjadi secara terorganisir dan
dilakukan di luar sistem pendidikan formal.
Sedangkan mengenai satuan pendidikan nonformal itu sendiri telah
dijelaskan dalam Permendikbud No. 81 tahun 2013 tentang pendirian satuan
pendidikan nonformal pasal 1 poin ke 6 yang berbunyi bahwa satuan pendidikan
nonformal dalam menyelenggarakan berbagai kegiatan belajar sesuai dengan
kebutuhan masyarakat atas dasar prakarsa dari, oleh, dan untuk masyarakat.
Sebagai salah satunya yaitu pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM).
PKBM sendiri telah menjadi satuan pendidikan yang turut membantu
pemerintah dalam merealisasikan program wajib belajar 12 tahun. Melalui
program kesetaraan paket A yang setara dengan SD/MI, program paket B yang
setara dengan SMP/MTS, dan program paket C yang setara dengan SMA/SMK.
Bagian yang menarik dari realisasi program tersebut adalah gambaran kondisi
pembelajaran yang berbeda satu sama lain. Tak terkecuali pada program paket C
2

atau program setara dengan SMA/SMK, dimana warga belajarnya banyak diikuti
oleh orang dewasa.
Menurut Merriam (dalam Yusuf, dkk, 2021) kedewasaan pada seseorang
meliputi age, psychological maturity, and soscial roles. Mengacu kepada hal
tersebut kondisi psikologi sangatlah berpengaruh terhadap konteks belajar orang
dewasa, dimana orang dewasa belajar untuk memenuhi kebutuhannnya melalui
bidang pendidikan.
Hal ini sesuai dengan pernyataan Sunhaji (2013) yang mengemukakan
bahwa salah satu karakteristik belajar orang dewasa sebagai proses memperoleh
pemahaman serta kematangan diri merupakan tujuan untuk bertahan hidup,
dimana pembelajaran dibentuk dengan menggunakan eksperimen, diskusi,
pemecahan masalah, latihan, simulasi, ataupun melalui praktik lapang.
Berdasarkan sebuah penelitian yang pernah dilakukan oleh Ridha Farida
(2018) terkait proses pembelajaran program paket C di SPNF SKB Bantul
Kabupaten Bantul Yogyakarta. Telah diperoleh gambaran bahwa proses
pembelajaran dilakukan dengan persiapan kegiatan belajar mengajar melalui
membaca materi dan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang meliputi tujuh
materi pembelajaran.
Menurut wawancara lapang yang sebelumnya dilakukan secara singkat
bersama pengelola PKBM Hidayah Kota Probolinggo. Diperoleh keterangan yang
lebih spesifik bahwa dalam kondisi belajar, warga belajar tersebut dipengaruhi
oleh usia, status hubungan, pekerjaan, dan waktu belajar.
Namun demikian, berdasarkan hal yang telah dipaparkan di atas masih
terdapat hal penting yang luput untuk diperhatikan. Dimana kegagalan untuk
mengenal hal tersebut akan membuat kegiatan belajar bagi orang dewasa tidak
berjalan secara maksimal. Hal tersebut adalah karakteristik dari gaya belajar dari
warga belajar itu sendiri. Menurut Joko dalam Wahyuni (2017) gaya belajar
merupakan alur proses dari gerak laku serta penghayatan tersendiri dari seseorang
dalam kencenderungannya untuk mencari ilmu ataupun informasi.
Konteks gaya belajar antara anak-anak ataupun remaja sangatlah berbeda
dengan orang dewasa. Gaya belajar orang dewasa lebih cenderung dibentuk oleh
3

latar belakang yang telah dimiliki, seperti halnya tempat tinggal, usia, pengalaman
hidup, status hubungan, pekerjaan, konsep hidup, dan lain sebagainya. Hal
tersebut yang kemudian membuat proses belajar orang dewasa bukan lagi sekedar
bersifat mentransfer ilmu ataupun informasi semata. Hal ini didukung oleh
pendapat Basleman & Mappa (dalam Kisworo, 2017) yang mengemukakan jika
orang dewasa cenderung memperlihatkan keunikan gaya belajarnya dalam
melakukan proses belajar.
Sitanggang, dkk (2016) juga menjelaskan hal yang sama bahwa warga
belajar memiliki ciri tersendiri atau berbeda-beda sehingga cara yang efisien
untuk seseorang belum tentu cocok juga untuk seorang yang lainnya, dengan kata
lain corak belajar ini lebih bersifat individual. Penjelasan yang lebih menarik
disampaikan oleh Yuse, dkk (2018) bahwa pengalaman yang dimiliki orang
dewasa satu dengan yang lainnya pasti berbeda, sehingga hal ini juga akan
membentuk gaya belajar, self exposure, dan gaya hidup yang juga berbeda.
Dengan demikian, mengetahui gambaran karakteristik gaya belajar dari
orang dewasa sangatlah perlu untuk digambarkan secara spesifik, mengingat
faktor pembentuk bagi setiap individu itu sendiri berbeda dan kompleks. Bagi
seorang tutor dapat mengerti secara keseluruhan karakteristik ini akan sangat
membantu untuk mengembangkan strategi, metode, dan penerapan yang tepat
untuk menunjung proses belajar bagi orang dewasa. Oleh karena itu, dalam hal ini
peneliti ingin melakukan penelitian yang lebih mendalam untuk mendapatkan
gambaran secara lebih jelas mengenai, “Karakteristik Gaya Belajar Orang Dewasa
di Program Paket C PKBM Hidayah Kota Probolinggo.”

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang tersebut, maka diperoleh rumusan masalah yaitu
bagaimana karakteristik gaya belajar orang dewasa di program paket C PKBM
Hidayah Kota Probolinggo?

1.3 Tujuan Penelitian


4

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan karakteristik gaya


belajar orang dewasa di program paket C PKBM Hidayah Kota Probolinggo.

1.4 Manfaat Penelitian


Manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini terbagi menjadi
manfaat teoritis dan praktis. Dimana secara teoritis penelitian ini akan bermanfaat
untuk:
1.4.1 Peneliti
Memberikan pengetahuan yang lebih mendalam mengenai karakteristik
gaya belajar orang dewasa di program paket C PKBM Hidayah Kota Probolinggo.
1.4.2 Program Studi Pendidikan Masyarakat
Memberikan tambahan khazanah ilmu pengetahuan yang lebih luas
mengenai karakteristik gaya belajar orang dewasa di program paket C PKBM
Hidayah Kota Probolinggo.
Sedangkan secara praktis penelitian ini akan bermanfaat untuk:
1.4.3 Tutor
Memberikan ilmu pengetahuan yang lebih mendalam mengenai
karakteristik gaya belajar orang dewasa sebagai warga belajar sehingga dapat
dimanfaatkan sebagai pengembangan strategi, pengembangan metode
pembelajaran, pengukuran penerapan strategi pembelajaran, dan penerapan yang
tepat saat di dalam kelas agar proses belajar yang dapat terjadi lebih optimal dan
kondusif.
5

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA


Pada bab ini mengurai tentang 2.1 Penelitian Terdahulu, 2.2 Gaya Belajar, 2.3
Orang Dewasa

2.1 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Nama Peneliti Judul Fokus Hasil


1 Yusri W. Identifikasi gaya Mengidentifikasi Mahasiswa
Jurnal belajar (visual, gaya belajar program studi
pengabdian auditorial, visual auditorial pendidikan
dan kinestetik) kinestetik matematika
pemberdayaan mahasiswa mahasiswa memiliki gaya
masyarakat. pendidikan progam studi belajar yang
Volume 10 matematika pendidikan bervariasi yaitu
No. 2. 2017. universitas bung matematika visual, auditorial,
Universitas hatta Unversitas Bung dan
Bung Hatta Hatta kinestetik.
2 Frengki S. Titi Cara belajar Mengetahui cara Diketahui bahwa
M., Widiastuti. warga belajar belajar warga cara belajar
Jurnal online paket C di belajar paket C di warga belajar di
mahasiswa PKBM Mitra PKBM Mitra paket C PKBM
bidang Riau Jaya Riau Jaya Mitra Riau Jaya
keguruan dan Cermelang Cemerlang Cemerlang
ilmu Pekanbaru Pekanbaru Pekanbaru yaitu
pendidikan. 1) Cara membuat
Volume 3 No. jadwal, 91,2%
2. 2016. responden yang
Universitas menyatakan
Riau selalu (S) dan
sering (SR), 2)
Cara membaca
buku, 89, 6%
responden yang
menyatakan
selalu (S) dan
sering (SR), 3)
Cara mengulangi
bahan pelajaran,
85, 7% responden
yang menyatakan
selalu (S) dan

Anda mungkin juga menyukai