0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
4 tayangan2 halaman
SOP ini mengatur prosedur penanganan kasus KTD (kecelakaan tenaga kesehatan), KPC (kejadian tidak diinginkan), dan KNC (kejadian buruk klinis) di Puskesmas Lebakgedong. Prosedur meliputi identifikasi kasus, dokumentasi, isolasi bukti, pelaporan, tindakan medis, analisis penyebab, dan sosialisasi tindak lanjut. Tujuannya untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dengan mengelola risiko k
SOP ini mengatur prosedur penanganan kasus KTD (kecelakaan tenaga kesehatan), KPC (kejadian tidak diinginkan), dan KNC (kejadian buruk klinis) di Puskesmas Lebakgedong. Prosedur meliputi identifikasi kasus, dokumentasi, isolasi bukti, pelaporan, tindakan medis, analisis penyebab, dan sosialisasi tindak lanjut. Tujuannya untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dengan mengelola risiko k
SOP ini mengatur prosedur penanganan kasus KTD (kecelakaan tenaga kesehatan), KPC (kejadian tidak diinginkan), dan KNC (kejadian buruk klinis) di Puskesmas Lebakgedong. Prosedur meliputi identifikasi kasus, dokumentasi, isolasi bukti, pelaporan, tindakan medis, analisis penyebab, dan sosialisasi tindak lanjut. Tujuannya untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dengan mengelola risiko k
No.Dokumen:911.6/UKP/1/2019 No. Revisi :00 SOP Tanggal Terbit:11 Januari 2019
Halaman :1/2
PUSKESMAS Farhan Herli, Amd.Kep
LEBAKGEDONG NIP.196306081985111001 1. Pengertian Prosedur ini mencakup semua kegiatan yang terkait dengan identifikasi, dokumentasi dan pelaporan kasus KTD,KPC, dan KNC.
2. Tujuan Pelayanan klinis yang bermutu sangat dipengaruhi oleh
kemampuan klinik dalam mengidentifikasi, mendokumentasi, menganalisis dan melaporkan permasalahan mutu pelayanan klinis seperti KTD,KPC,KNC untuk itu perlu dibuat suatu standart prosedur yang dapat membakukan manajemen resiko klinis
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Lebakgedong No. 400/721.1/PKM-
LG/IV/2019 tentang pelayanan klinis.
4. Referensi Pedoman Good laboratory practise
5. Prosedur 1. Pemberi pelayanan klinis yang mendapatkan KTD atau
resiko medis melakukan pertolongan dan penanganan awal sesuai kondisi 2. Pemberi pelayanan klinis yang mengetahui adanya KTD, KPC, KNC dan resiko klinis melakukan pengaman berupa isolasi bukti, laporan dan lingkungan, selanjutnya melaporkan kondisi tersebut kepada tim peningkatan mutu pelayanan klinis dan petugas klinis yang berkompeten 3. Pemberi pelayanan klinis memberi tindakan medis dan observasi sesuai kondisi 4. Ketua tim peningkatan mutu pelayanan klinis melakukan identifikasi dengan mengumpulkan informasi dan bukti yang menyangkut input, proses dan output terjadinya KTD,KNC, KPC dan resiko klinis, semua hasil identifikasi di dokumentasikan dalam lembar manajemen KTD, KNC, KPC dan resiko medis (formulir pelaporan insiden keselamatan) 5. Direktur klinik dan tim peningkatan mutu pelayanan mengadakan analisis penyebab dan tindak lanjut penanganan 6. Sosialisasi rencana tindak dan pelaksanaannya pada rapat rutin klinik ANS 6. Dokumen Blangko manajemen KTD,KPC,KNC, dan rekam medis terkait 7. Unit Terkait tim manajemen, dokter, perawat, bidan, analis kesehatan, nutrisionis, sanitarian