Anda di halaman 1dari 15

Mengenal Pengertian dan Contoh Biaya Produksi: Bahan Baku, Tenaga Kerja, dan

Overhead

Mengetahui apa itu biaya bahan baku, tenaga kerja dan overhead pabrik sangat penting untuk
Anda yang menggeluti dunia bisnis.

Pasalnya, dunia bisnis dan akuntansi tidak lepas dari masalah keuangan, termasuk
pembiayaan produksi suatu barang atau jasa.

Nah, tiga jenis biaya tersebut adalah hal dasar yang harus Anda ketahui dalam dunia industri
manufaktur. Artikel ini akan membahas secara khusus tentang apa itu biaya produksi dalam
dunia bisnis dan jenis-jenisnya.

Pengertian Biaya Produksi

Sebelum memahami apa itu biaya bahan baku, ketahui terlebih dahulu pengertian dari biaya
produksi.

Biaya produksi merupakan jenis biaya yang perusahaan keluarkan dalam proses pengelolaan
yang bertujuan untuk menghasilkan produk jadi.

Jadi, biaya produksi atau production cost dihitung mulai dari proses awal pengolahan produk
sampai dengan menjadi barang setengah jadi atau barang jadi, yang akan diakumulasikan
menjadi satu dan dibebankan kepada perusahaan.

Selanjutnya, biaya produksi tersebut akan dihitung untuk setiap unit produk yang bertujuan
untuk memudahkan perusahaan dalam menghitung dan mengambil keuntungan dari
penjualan produk.

Biaya produksi jugalah yang akan menciptakan adanya harga pokok suatu produk pada akhir
periode akuntansi.

Perlu Anda ketahui bahwa biaya produksi atau production cost juga memiliki karakteristik
yang berbeda dengan biaya operasional perusahaan.
Biaya operasional adalah biaya yang digunakan untuk mendukung sistem manajerial sebuah
perusahaan.

Sedangkan, biaya produksi adalah biaya yang diperlukan untuk mengelola barang siap jual di
pasaran.

Nah, biaya produksi kemudian dibagi lagi menjadi 3 unsur atau jenis, yaitu biaya bahan baku,
biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik.

Berikut ini penjelasan lengkap tentang apa itu biaya untuk bahan baku, tenaga kerja, dan
overhead.

Pengertian dan Contoh Biaya Bahan Baku

Sebelum mengetahui pengertian biaya bahan baku dan contoh biaya bahan baku, ketahui dulu
apa itu bahan baku.

Bahan baku pada dasarnya merupakan bahan-bahan yang Anda perlukan untuk membuat atau
memproduksi sebuah produk.

Sebagai contoh, kayu dan paku adalah bahan baku yang digunakan oleh pengusaha pembuat
meja dan kursi.

Nah, dari definisi bahan baku tersebut, maka dapat diambil kesimpulan bahwa biaya bahan
baku adalah biaya yang perlu Anda keluarkan untuk mendapatkan bahan baku untuk
memproduksi barang, termasuk juga biaya operasional, biaya angkut, biaya penyimpanan,
dan lain sebagainya.

Biasanya, bahan baku menjadi biaya yang memiliki jumlah terbesar dalam produksi produk
matang.

Nah, lalu di mana Anda bisa mendapatkan bahan baku?

Anda bisa mendapatkan bahan baku dari membeli di produsen lokal maupun impor.

Anda pun juga bisa membuat bahan baku dengan mengelolanya sendiri.
Oleh karena itu, biaya untuk bahan baku juga terbagi menjadi dua jenis, yakni biaya untuk
bahan baku jenis langsung dan biaya untuk bahan baku tidak langsung.

Biaya untuk bahan baku langsung merupakan biaya yang dikeluarkan oleh pebisnis untuk
mendapatkan jenis bahan baku yang membentuk integral serta sangat diperlukan
keberadaannya untuk menjadi barang jadi.

Sedangkan, definisi biaya bahan baku yang tidak langsung yaitu semua biaya yang Anda
keluarkan untuk membeli bahan yang bisa menyelesaikan sebuah produk.

Biasanya, skala pembeliannya lebih kecil jika dibandingkan dengan bahan baku langsung.

Oleh karena itu, sulit untuk menentukan jumlah biaya untuk bahan baku jika hanya
menggunakan skala unit per produk.

Maka dari itu, ada beberapa hal yang perlu Anda pertimbangkan dalam menentukan jumlah
pengeluaran untuk biaya membeli bahan baku produk.

Termasuk juga biaya penyimpanan bahan baku di gudang yang biasanya dikelola dengan
menggunakan aplikasi gudang. Setelah bahan baku diolah dan jadi sebuah produk,
perusahaan juga akan memerlukan tempat penyimpanan untuk stok produknya.

Menyimpan stok barang atau produk Anda akan sangat mudah jika dilakukan dengan
menggunakan aplikasi stok barang dari Jurnal by Mekari.

Pengertian dan Contoh Biaya Tenaga Kerja

Nah, setelah Anda paham tentang apa itu biaya bahan baku, ada jenis biaya lainnya yang juga
perlu diketahui yaitu biaya tenaga kerja.

Mengapa Anda juga harus paham tentang biaya tenaga kerja?

Hal ini karena biaya tenaga kerja juga mempengaruhi proses produksi sebuah produk jadi.

Sebelum mengetahui apa itu biaya kerja, Anda perlu paham terlebih dahulu apa itu tenaga
kerja dalam sebuah perusahaan.
Tenaga kerja merupakan sebuah usaha secara fisik atau pikiran yang perusahaan gunakan
untuk kegiatan usaha atau produksi.

Jadi, jika disimpulkan dari definisi tersebut, maka biaya tenaga kerja dapat diartikan sebagai
biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk tenaga kerja yang menangani proses produksi
secara langsung.

Selain definisi tersebut, ada juga definisi lainnya dari biaya tenaga kerja.

Biaya tenaga kerja yaitu nilai dari jasa tenaga kerja atau sumber daya manusia yang berupa
nilai satuan mata uang.

Jadi, bentuk dari biaya tenaga kerja adalah gaji yang perusahaan berikan kepada
karyawannya.

Dalam dunia industri, tenaga kerja dibagi menjadi beberapa jenis atau golongan.

Golongan tersebut dibagi berdasarkan nilai dan fungsi pokok masing-masing pegawai.

Sebagai contoh, ada karyawan yang bekerja di bagian pemasaran, produksi, administrasi, dan
divisi-divisi lainnya.

Dengan demikian, gaji atau biaya tenaga kerja yang harus dikeluarkan oleh perusahaan juga
berbeda-beda tergantung dari golongan pegawai tersebut.

Selain dikelompokkan berdasarkan nilai dan fungsi pokoknya, biaya untuk tenaga kerja juga
dikelompokkan berdasarkan hubungan tenaga kerja dengan produk.

Maksudnya adalah apakah tenaga kerja tersebut berhubungan langsung dengan produk atau
tidak.

Tenaga kerja yang langsung yaitu tenaga kerja yang berhubungan langsung dengan proses
produksi sebuah produk.

Sebagai contoh, tukang kayu merupakan contoh tenaga kerja secara langsung dalam sebuah
industri mebel.
Di sisi lain, contoh tenaga kerja yang tidak langsung adalah pegawai yang memiliki
keterkaitan dengan produk tapi tidak terlibat dalam pembuatan produk secara langsung,
seperti quality control, pengawas produksi, dan lain sebagainya.

Pengertian dan Contoh Biaya Overhead

Selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja, ada jenis biaya lainnya yang juga harus
Anda pertimbangkan dalam dunia bisnis, yakni biaya overhead pabrik.

Lantas, apa itu biaya overhead?

Biaya overhead merupakan semua biaya yang perusahaan keluarkan, kecuali biaya tenaga
kerja langsung dan biaya untuk bahan baku.

Namun, biaya kerja tidak langsung termasuk dalam jenis biaya overhead.

Pada umumnya, biaya overhead adalah jenis biaya yang tidak terduga atau tidak dapat
diprediksi oleh sebuah perusahaan.

Meski sifatnya yang tidak bisa diprediksi secara langsung, perusahaan tetap harus
menghitung biaya overhead agar perusahaan tidak mengalami kerugian.

Nah, dari penjelasan di atas, maka biaya untuk bahan baku dapat disimpulkan sebagai biaya
yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk mendapatkan bahan baku yang siap jual, termasuk
biaya angkut, operasional, dan penyimpanan.

Selain itu, Anda tidak bisa menyamakan biaya overhead dengan biaya tenaga kerja karena
tujuan, fungsi, dan pengertiannya pun berbeda-beda.

Akan tetapi, terlepas dari perbedaan dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya
overhead, perusahaan tetap harus mengelola dan merencanakan anggaran biaya tersebut
dengan benar.

Perencanaan anggaran dapat dilakukan dengan menggunakan software akuntansi online agar
hasilnya lebih akurat dan cepat diselesaikan.
Biaya Bahan Baku adalah: Pengertian dan Cara Hitungnya

Pengetahuan tentang biaya bahan baku adalah penting bagi pebisnis bidang kuliner. Dalam
menjalankan usaha kuliner, bahan baku perlu diperhatikan. Tanpa adanya bahan baku, Anda
tentu akan kesulitan membuat makanan untuk dijual. Agar bisa membeli bahan baku, tentu
dibutuhkan biaya tersendiri.

Biaya bahan baku perlu diketahui agar Anda bisa menentukan harga jualan makanan secara
tepat untuk menghasilkan keuntungan maksimal. Apa pengertian dari biaya bahan baku dan
bagaimana cara menghitungnya? Simak ulasannya dalam artikel berikut ini.

Secara garis besar, biaya bahan baku adalah bahan keseluruhan yang dipakai untuk proses
produksi maupun pembuatan sebuah produk. Cakupannya sendiri meliputi keseluruhan bahan
baku pada produk jadi.

Dalam hal ini, dapat kita contohkan pada usaha pembuatan kue. Maka, biaya bahan baku
yang termasuk di sini adalah biaya pembelian tepung, minyak, tapioka, dan lain sebagainya.
Termasuk pula biaya pendukung lainnya seperti biaya pengangkutan maupun penyimpanan
dari bahan baku tersebut.

Mengetahui biaya bahan baku memudahkan Anda untuk menetapkan harga jual produk
kuliner Anda.

Perbedaan Biaya Bahan Baku dan Biaya Tenaga Kerja

Meski begitu, terkadang sebagian orang menilai bahan baku dihitung sama dengan biaya
tenaga kerja maupun biaya overhead. Namun, dalam praktiknya, kedua jenis biaya tersebut
berbeda dari biaya bahan baku. Berikut ini beberapa perbedaannya:

 Biaya bahan baku adalah biaya yang dikeluarkan pengusaha untuk mengolah bahan
baku utama menjadi produk atau barang jadi.
 Biaya tenaga kerja merupakan biaya pengeluaran untuk upah tenaga kerja atau
karyawan.
 Sedangkan biaya overhead merupakan biaya yang harus dikeluarkan pengusaha guna
mendukung jalannya produksi. Perlu diingat, biaya overhead ini tidak memiliki
kaitan secara langsung terhadap proses produksi, akan tetapi bisa membantu
kelancaran proses produksi.

Metode Pencatatan Biaya Bahan Baku

Untuk mencatat biaya bahan baku, ada beberapa metode yang biasa digunakan oleh para
pengusaha. Beberapa cara dan metode perhitungan bahan baku adalah sebagai berikut:

1. Metode Identifikasi Khusus

Pertama ada metode identifikasi khusus, yakni semua bahan baku di gudang diberi tanda
khusus. Tanda ini berisi harga pokok per satuan ketika Anda membeli bahan baku tersebut.
Pembelian bahan baku dengan cara satuan tentu beda dari harga bahan baku gudang. Hal itu
harus dipisahkan. Dengan begitu, setiap pemakaian bahan baku pun dapat diketahui harga
pokok per satuannya.

2. Metode Biaya Standar

Metode kedua pencatatan biaya bahan baku adalah metode standar. Pada metode ini, harga
pokok dicatat pada kartu persediaan dengan besaran harga standar. Harga itu merupakan
perkiraan dari harga yang akan dikeluarkan nanti.

Biasanya, harga standar ini digunakan untuk perkiraan anggaran khusus. Dengan metode ini,
bahan baku dibebankan dari harga produk standar saat pemakaian.

3. Metode Masuk Pertama Keluar Pertama

Anda juga dapat menggunakan metode masuk pertama keluar pertama. Metode ini biasa juga
disebut dengan first in first out (FIFO).

Metode ini menjadikan harga pokok satuan dari bahan baku yang masuk gudang dapat
dipakai untuk menentukan harga dari bahan baku pada saat pertama kali dipakai.
4. Metode Masuk Terakhir Keluar Pertama

Metode selanjutnya adalah kebalikan dari metode ketiga, yakni masuk terakhir keluar
pertama atau biasa disebut dengan last in first out (LIFO).

Metode ini digunakan untuk menentukan besaran harga pokok dari bahan baku untuk dipakai
dalam produksi. Anggapannya, harga pokok satuan dari bahan baku yang terakhir masuk
gudang, akan dipakai untuk menentukan besaran harga pokok dari bahan baku yang pertama
kali digunakan produksi.

5. Metode Rata-rata Bergerak

Terakhir adalah metode rata-rata bergerak. Caranya adalah menghitung harga pokok dari
rata-rata barang persediaan di gudang mengenai bahan baku.

Cara menghitungnya ialah membagi besaran total dari harga pokok dalam satuan jumlah
yang sama. Bahan baku terpakai akan dihitung harga pokoknya. Caranya adalah
mengalikannya jumlah bahan baku yang dipakai dengan harga pokok dari rata-rata per satuan
bahan baku dalam gudang.

Cara Menghitung Biaya Bahan Baku

Untuk menghitung biaya bahan baku, ada empat tahapan yang harus dilakukan oleh
pengusaha. Ambil contoh biaya bahan baku perusahaan garmen. Sebelum mulai menghitung,
mari kita jabarkan biaya bahan bakunya:

 Persediaan dari bahan baku barang: Rp30 juta


 Besaran biaya dari bahan baku yang setengah jadi: Rp40 juta
 Biaya dari barang yang sudah jadi dan siap dijual: Rp80 juta
 Pembelian untuk persediaan dari bahan baku: Rp50 juta
 Biaya untuk pengiriman: Rp5 juta
 Biaya pemeliharaan mesin perusahaan: Rp5 juta
 Biaya untuk gaji tenaga kerja secara langsung: Rp30 juta
 Biaya dari sisa penggunaan bahan baku: Rp30 juta
 Sisa dari bahan produk setengah jadi: Rp5 juta
 Besaran pakaian yang siap dijual: Rp30 juta

Dari hal di atas, dapat kita hitung dalam empat tahapan, yakni:

Tahapan I

Bahan baku yang dipakai = saldo awal dari bahan baku + pembelian untuk bahan baku –
saldo dari akhir bahan = Rp30 juta + (Rp50 juta+Rp5 juta) – Rp30 juta= Rp55 juta

Tahapan II

Biaya Produksi = bahan baku + tenaga kerja secara langsung + besaran


biaya overhead perusahaan = Rp55 juta + Rp30 juta + Rp5 juta = Rp90 juta

Biaya produksi per unit = biaya untuk produksi : jumlah total unit = Rp90 juta : 5.000 = Rp18
ribu

Tahapan III

Harga Pokok Produksi = total dari biaya produksi + saldo pada awal persediaan – saldo yang
ada di akhir = Rp90 juta + Rp40 juta – Rp5 juta = Rp125 juta

Tahapan IV

Harga Pokok Penjualan = Harga pokok untuk produksi + persediaan barang pada saat awal –
persediaan akhir barang = Rp90 juta + Rp80 juta – Rp50 juta = Rp140 juta

Itulah ulasan singkat mengenai biaya bahan baku produksi. Bisa disimpulkan bahwa biaya
bahan baku adalah biaya yang Anda keluarkan untuk bahan keseluruhan dalam proses
produksi. Sampai sini, apakah ada yang ingin Anda tanyakan?
Ya, ketika menjalani usaha kuliner, biaya bahan baku memang jadi hal penting yang perlu
diteliti lebih lanjut. Namun, ada hal lain yang tak kalah penting, lho, yakni memastikan
bahwa usaha kuliner Anda dikenal pelanggan secara luas dan bisa memberikan pemasukan
yang tinggi bagi Anda.

Biaya Bahan Baku: Jenis, Contoh, dan Cara Menghitungnya

Biaya bahan baku adalah semua biaya yang yang dikeluarkan perusahaan untuk membeli
bahan utama dari suatu produksi. Pelajari lebih lanjut tentang definisi, contoh, dan cara
menghitung biaya bahan baku dalam pembahasan ini!

Apa Itu Biaya Bahan Baku?


Biaya bahan baku adalah pengeluaran perusahaan untuk memenuhi semua bahan baku, baik
bahan mentah atau setengah jadi. Bukan hanya itu, biaya untuk ongkos angkut, ongkos kirim,
dan penyimpanan bahan baku juga termasuk dalam biaya bahan baku.

Bahan baku sendiri adalah semua material dan bahan-bahan untuk proses pengelolaan dan
produksi untuk menghasilkan barang jadi. Sebuah perusahaan bisa mendapat bahan baku dari
pengelolaan sendiri, pembelian lokal/import, vendor, supplier, distributor yang biasanya
dibeli dalam jumlah banyak untuk mendapat harga lebih rendah.

Contoh Biaya Bahan Baku


Sebuah pabrik kue kering akan mengeluarkan sejumlah biaya untuk membeli bahan baku,
seperti tepung terigu, sagu, gula, vanili, selai, mentega, perisa makanan, telur, air, dan bahan
kue lainnya. Termasuk seluruh biaya pendukung untuk menghadirkan semua bahan baku itu.

Itu semua masuk dalam pencatatan pengeluaran untuk bahan baku. Umumnya dalam sebuah
bisnis, dana untuk bahan baku menjadi dana paling besar.

Perbedaan Biaya Bahan Baku, Biaya Tenaga Kerja, dan Biaya Overhead
Ada tiga jenis biaya dalam sebuah proses produksi, yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga
kerja, dan biaya overhead. Apa saja perbedaannya? Mari pelajari dalam poin berikut ini:
 Dana Bahan Baku: Semua biaya untuk membeli bahan baku utama.
 Biaya Tenaga Kerja: Biaya untuk membayar tenaga kerja, pegawai, atau semua
sumber daya manusia yang menjalankan proses produksi hingga final.
 Biaya Overhead: Biaya yang tidak berkaitan langsung dalam proses produksi,
namun masih berhubungan dengan proses produksi. Misalnya, biaya pemasaran,
perlengkapan kantor, biaya kegiatan khusus, tagihan listrik, telepon, atau air, dan
biaya lainnya.
Penting untuk memahami pengeluaran perusahaan berdasarkan jenisnya agar bisa
menghitung modal total dengan tepat, menentukan harga jual, dan mengkalkulasi revenue,
serta keuntungan perusahaan dengan benar.

Jenis Biaya Bahan Baku


Terdapat dua jenis pengeluaran bahan baku, yaitu:

1. Biaya Material Langsung (Direct Material)


Bahan baku utama yang berperan langsung untuk diolah dan diproduksi untuk menghasilkan
barang jadi yang menjadi aktivitas penjualan suatu bisnis.

Misalnya sebuah kedai kopi, maka yang termasuk biaya material langsung adalah semua
bahan baku utama seperti kopi jadi, biji kopi, air, gula, biaya untuk membuat kue, dan semua
biaya bahan baku untuk menu lainnya.

2. Bahan Material Tidak Langsung (Indirect Material)


Biaya pendamping yang berperan dalam suatu proses produksi namun secara tidak langsung.
Bahan pendamping ini tidak terlihat di barang jadi.
Metode Pencatatan Biaya Bahan Baku
Pebisnis dapat menghitung biaya material produksi dengan beberapa metode, di antaranya:

1. Metode Identifikasi Khusus


Setiap bahan baku yang dibeli memiliki harga pokok berbeda, itu semua harus ditandai secara
khusus.

Harga barang baku yang sudah ada di gudang dan harga barang baku yang baru dibeli dengan
harga per satuan memiliki harga pokok berbeda, penyimpanannya harus dipisahkan dan
diberi tanda pada harga berapa bahan baku tersebut dibeli.

Setiap jenis bahan baku sudah punya label identitas harga pokok yang jelas per satuannya.

2. Metode Masuk Pertama Keluar Pertama


First in First Out (FIFO) adalah metode untuk menentukan biaya material dengan cara
menghitung harga pokok per satuan bahan baku yang pertama masuk ke gudang, itu
menentukan harga bahan baku yang pertama kali dipakai.

3. Metode Masuk Terakhir Keluar Pertama


Last in First Out (LIFO) atau masuk terakhir keluar pertama adalah metode untuk
menentukan harga pokok dari bahan baku yang terakhir masuk ke gudang.
Harga pokok per satuan bahan baku yang terakhir masuk dalam persediaan gudang, itu
menentukan harga pokok bahan baku yang pertama kali dipakai dalam produksi.

4. Metode Rata-rata Bergerak


Metode rata-rata bergerak atau (Moving Average Method) adalah metode untuk menentukan
harga bahan baku dengan cara menghitung rata-rata harga persediaan bahan baku yang ada di
gudang penyimpanan. Total harga pokok semua bahan baku dibagi dengan jumlah
satuannya.

Saat produk terjual, harga pokok satuan produk berbeda dengan harga pokok rata-rata
persediaan yang ada di gudang. Harga pokok rata-rata per satuan produk harus dihitung lagi.
Caranya dengan jumlah satuan bahan baku yang dipakai dikali dengan harga pokok rata-rata
per satuan bahan baku yang ada di gudang.

Cara Menghitung Biaya Bahan Baku


Dalam menghitung biaya bahan baku yang faktual, kamu perlu melewati empat tahap dalam
mencatat kebutuhan bahan baku dan biayanya secara detail. Sebagai contoh dalam usaha
F&B, lihat contoh perhitungan detail selengkapnya.

Diketahui biaya operasional produksi dalam sebulan untuk usaha F&B diantaranya adalah:

 Biaya belanja bahan baku awal: Rp 12 juta.

 Stok (Biaya) awal untuk bahan baku produksi: Rp 10 juta.

 Stok (Biaya) produk siap dijual: Rp 3 juta.

 Biaya gaji tenaga kerja: Rp 5 juta.

 Ongkos Kirim: Rp 300 ribu.

 Biaya pemeliharaan alat produksi: Rp 2 juta.

 Biaya barang sisa produksi: Rp 500 ribu.

 Surplus biaya belanja untuk stok bahan baku: Rp 8 juta.

 Biaya overhead (pajak, sewa lahan, keamanan, dll): Rp 2 juta.

Dari rincian biaya tersebut, kamu dapat menjabarkan dalam empat tahapan, antara lain:

Tahapan 1
Menghitung bahan baku yang dipakai dalam satu siklus waktu (bulanan/mingguan/harian).
Rumusnya adalah:

Bahan baku dipakai = saldo awal dari bahan baku + (surplus biaya belanja untuk stok
bahan baku+ongkos kirim) – biaya barang sisa produk
Bahan baku dipakai = 10 juta + (8 juta + 300 ribu) – 500 ribu = Rp 17,8 juta.
Tahapan 2
Menghitung biaya produksi dalam satu siklus waktu (bulanan/mingguan/harian). Rumusnya
adalah:

Biaya produksi = bahan baku dipakai + biaya gaji tenaga kerja + biaya overhead
usaha
Biaya produksi = Rp17,8 juta + Rp5 juta + Rp2 juta = Rp24,8 juta.

Biaya produksi bulanan = Rp24,8 juta.

Biaya produksi harian (30 Hari Kerja) = 24,8 juta /30 hari = 826,7 ribu.

Bila sekali produksi 100 unit/hari, maka biaya produksi per unit = 826,7ribu /100 = Rp
8300/unit (Pembulatan keatas).

Tahapan 3
Menghitung harga pokok produksi dalam satu siklus waktu (bulanan/mingguan/harian).
Rumusnya adalah:

Harga pokok produksi= Total biaya produksi + saldo belanja bahan baku – saldo sisa
di akhir (kembalian)
Harga pokok produksi= Rp24,8 juta + Rp20 juta – (Rp20 juta – Rp17,8 juta) = Rp42,6 juta.

Tahapan 4
Menghitung harga pokok penjualan dalam satu siklus waktu (bulanan/mingguan/harian).
Rumusnya adalah:

Harga pokok penjualan = Harga pokok produksi + persediaan barang stok awal –
persediaan akhir barang (siap dijual)
Harga pokok penjualan = 24,8 juta + 10 juta – 3 juta = 31,8 juta.

Harga pokok penjualan harian (30 hari) = 1,06 juta.


Bila sekali produksi 100 unit/hari, maka harga pokok penjualan per unit = 1,06 juta/100 = Rp
10.600/unit.

Keuntungan yang didapat = Harga pokok penjualan/unit – biaya produksi/unit.

Keuntungan yang didapat = 10.600 – 8.300 = 2.300/unit.

Anda mungkin juga menyukai