Anda di halaman 1dari 2

*RASIONALISME*

Plato memberikan gambaran klasik dari rasionalisme. Dalam sebuah dialog yang disebut Meno, dia
berdalil, bahwa untuk mempelajari sesuatu, seseorang harus menemukan kebenaran yang
sebelumnya belum diketahui, Tetapi, jika dia belum mengetahui kebenaran tersebut, bagaimana dia
bisa mengenalinya? Plato menyatakan bahwa seseorang tidak dapat mengatakan apakah suatu
pernyataan itu benar kecuali kalau dia sebelumnya sudah tahu bahwa itu benar. Kesimpulannya
adalah bahwa manusia tidak mempelajari apa pun; ia hanya “teringat apa yang telah dia ketahui”.
Semua prinsip- prinsip dasar dan bersifat umum sebelumnya sudah ada dalam pikiran manusia.

Pengalaman indera paling banyak hanya dapat merangsang ingatan dan membawa kesadaran
terhadap pengetahuan yang selama itu sudah berada dalam pikiran. Teori pengetahuan Plato ini
kemudian diintegrasikan dengan pendapatnya tentang hakikat kenyataan. Menurut Plato kenyataan
dasar terdiri dari ide atau prinsip. Ide ini disebutnya bentuk. Keindahan, kebenaran, keadilan adalah
salah satu dari bentuk yang berada secara mutlak dan tidak berubah kapan pun dan bagi siapa pun.
Manusia dapat mengetahui bentuk-bentuk ini lewat proses intuisi rasional—yakni suatu kegiatan
yang khas dari pikiran manusia. Bukti bahwa bentuk ini ada didasarkan pada kenyataan bahwa
manusia dapat menggambarkannya. Jadi, Plato memandang pengetahuan sebagai suatu penemuan
yang terjadi selama proses pemikiran rasional yang teratur.

Kritik terhadap rasionalisme

1. Pengetahuan rasional dibentuk oleh ide yang tidak dapat dilihat maupun diraba. Eksistensi
tentang ide yang sudah pasti maupun yang bersifat bawaan itu sendiri belum dapat dikuatkan oleh
semua manusia dengan kekuatan dan keyakinan yang sama.

2. Banyak di antara manusia yang berpikiran jauh merasa bahwa mereka menemukan kesukaran
yang besar dalam menerapkan konsep rasional kepada masalah kehidupan yang praktis.

3. Teori rasional gagal dalam menjelaskan perubahan dan pertambahan pengetahuan manusia
selama ini. Banyak dari ide yang sudah pasti pada satu waktu kemudian berubah pada waktu yang
lain.

*EMPIRISME*

Kaum empiris berdalil bahwa adalah tidak beralasan untuk mencari pengetahuan mutlak dan
mencakup semua segi, apalagi bila di dekat kita, terdapat kekuatan yang dapat dikuasai untuk
meningkatkan pengetahuan manusia, yang meskipun bersifat lebih lambat namun lebih dapat
diandalkan. Kaum empiris cukup puas dengan mengembangkan sebuah sistem pengetahuan yang
mempunyai peluang yang besar untuk benar, meskipun kepastian mutlak takkan pernah dapat
dijamin. Kaum empiris memegang teguh pendapat bahwa pengetahuan manusia dapat diperoleh
lewat pengalaman.

Secara khusus, kaum empiris mendasarkan teori pengetahuannya kepada pengalaman yang
ditangkap oleh pancaindera kita. John Locke, yang dipanggil sebagai bapak kaum empiris Inggris,
mengajukan sebuah teori pengetahuan yang menguraikan dengan jelas sifat-sifat empirisme di atas.
Locke berpendapat bahwa pikiran manusia pada saat lahir dianggap sebagai selembar kertas lilin
yang licin (tabula rasa) di mana data yang ditangkap pancaindera lalu tergambar di situ, Makin lama
makin banyak kesan pancaindera yang tergambar. Dari kombinasi dan perbandingan berbagai
pengalaman maka ide yang rumit dapat dihasilkan. Locke memandang pikiran sebagai suatu alat
yang menerima dan menyimpan sensasi pengalaman. Pengetahuan merupakan hasil dari kegiatan
keilmuan (pikiran) yang mengkombinasikan sensasi-sensasi pokok.

Kritik terhadap Empirisme

1. Empirisme didasarkan pada pengalaman. Sebagai sebuah konsep, ternyata pengalaman tidak
berhubungan langsung dengan kenyataan objektif yang, sangat ditinggikan oleh kaum empiris.
Kritikus kaum empiris menunjukkan bahwa fakta tak mempunyai apa pun yang bersifat pasti. Fakta
itu sendiri tak menunjukkan hubungan di antara mereka terhadap pengamat yang netral.

2. Sebuah teori yang sangat menitikberatkan pada persepsi pancaindera kiranya melupakan
kenyataan bahwa pancaindera manusia adalah terbatas dan tidak sempurna. Pancaindera kita sering
menyesatkan di mana hal ini disadari oleh kaum empiris itu sendiri.

*METODE KEILMUAN*

Secara sederhana, dapat dikatakan bahwa metode keilmuan adalah satu cara dalam memperoleh
pengetahuan. Suatu rangkaian prosedur yang tertentu harus diikuti untuk mendapatkan jawaban
yang tertentu dart pernyataan yang tertentu pula.

epistemologi dari metode keilmuan akan lebih mudah dibicarakan, jika kita mengarahkan perhatian
kita kepada sebuah rumus yang mengatur langkah-langkah proses berpikir, yang diatur dalam suatu
urutan tertentu. Kerangka dasar prosedur ini dapat diuraikan dalam enam langkah sebagai berikut:

a. Kesadaran akan adanya masalah dan perumusan masalah.

b. Pengamatan dan pengumpulan data yang relevan.

c. Penyusunan atau klasifikasi data.

d. Perumusan hipotesis.

e. Deduksi dan hipotesis.

f. Tes dan pengujian kebenaran (verifikasi) dari hipotesis.

Anda mungkin juga menyukai