Anda di halaman 1dari 5

Laporan Praktikum` Hari, tanggal : Rabu, 05 Mei 2021

MK. Biometeorologi (GFM 342) Dosen:


1. Dr. Ir. Bagus P. Purwanto, M.Agr

BIORHYTM LAJU METABOLISME

Firdatun Nisa

G24180015

DEPARTEMEN GEOFISIKA DAN METEOROLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2021
PENDAHULUAN
Tinjauan Pustaka
Secara umum produktivitas ternak dipengaruhi oleh faktor genetik dan
lingkungan. Bibit unggul suatu ternak tidak akan memberikan produktivitas yang
maksimal jika tidak didukung oleh lingkungan ternak yang nyaman (comfort zone) dan
begitupun sebaliknya, lingkungan ternak yang nyaman tidak akan banyak membantu jika
ternak yang dipelihara mempunyai mutu genetik yang rendah (Nuriyasa 2017).
Lingkungan ternak dapat diklasifikasikan menjadi lingkungan abiotik dan lingkungan
biotik. Lingkungan biotik merupakan interaksi diantara (perwujudan) makanan, air,
predasi, penyakit serta interaksi sosial dan seksual. Lingkungan abiotik meliputi semua
faktor fisik dan kimia dengan komponen utama yang berpengaruh nyata terhadap ternak
adalah temperatur udara, kelembaban udara, curah hujan dan kecepatan angin. Interaksi
dari ke empat unsur iklim ini akan menghasilakan panas lingkungan yang merupakan the
physiologically effective temperature. Faktor lingkungan abiotik merupakan faktor yang
menentukan ternak berada pada kondisi hipotermia (cekaman dingin), nyaman (comfort
zone) atau hipertermia (cekaman panas).Pada daerah dataran rendah tropis persoalan
cekaman panas mendominasi dalam problem lingkungan. Pada kondisi cekaman cekaman
panas dan cekaman dingin dapat menyebabkan ternak mengalami stress fisiologi (Yousef
1984 dalam Nuriyasa 2017).
Laju metabolisme memiliki korelasi dengan produksi panas internal tubuh.
Aktivitas jantung salahsatunya melalui denyut jantung mempengaruhi laju metabolisme
dan produksi panas oleh tubuh. Denyut jantung adalah jumlah ketukan dalam satu menit,
atau denyut jantung per menit, sedangkan denyut nadi adalah berapa kali arteri berdenyut
per menit sebagai dampak dari jantung yang berdenyut atau disebut pulse (Hermawan et
al. 2012). Laju metabolisme tubuh yang cepat akan menghasilkan panas yang lebih besar.
Hal tersebut merupakan mekanisme respoin fisiologis untuk menjaga kondisi panas tubuh
(Graha 2010).
Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk menghitung dan menganalisis denyut nadi untuk
mengetahui laju metabolisme.

METODE
Tempat dan Waktu
Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 05 Mei 2021 pukul 10.00-12.30 WIB
dan dilakukan secara daring.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah stopwatch dan komputer yang
dilengkapi dengan seperangkat Microsoft Office. Bahan yang digunakan adalah data
denyut nadi penulis selama periode waktu (6 Mei-4 Juni) pada pukul 04.00, 06.00, 08.00,
10.00, 12.00, 14.00, 16.00, 18.00, 20.00, 22.00, setelah makan sahur/sarapan, dan setelah
buka puasa/makan malam yang diukur selama satu menit.
Diagram Alir

Siapkan Mengukur
Mulai stopwatch denyut di selama
dan laptop satu menit

Membuat Input data


berbagai plot denyut nadi ke
Selesai rata-rata denyut
dalam Ms. Excel
nadi

Gambar 1 Diagram alir praktikum biorhythm laju metabolisme

HASIL DAN PEMBAHASAN


Frekuensi denyut jantung adalah banyaknya jantung berdenyut pada waktu
tertentu. Frekuensi denyut jantung bervariasi, tergantung dari banyak faktor yang
mempengaruhinya saat beraktivitas. Denyut jantung orang yang berolahraga lebih keras
dari orang yang tidak berolahraga. Denyut jantung merupakan manifestasi dari
kemampuan jantung, indikator dari denyut jantung adalah denyut nadi. Jadi untuk
mengetahui kerja jantung dapat dilihat dari denyut nadi yang merupakan rambatan dari
denyut jantung yang dihitung tiap menitnya dengan hitungan repetisi (kali/menit) atau
dengan denyut nadi maksimal dikurangi umur. Dalam keadaan istirahat jantung berdetak
70 kali/menit. Pada waktu banyak pergerakan kecepatan jantung bisa mencapai 150
kali/menit dengan daya pompa 20-25 liter/menit (Syaifudin 1997). Kecepatan normal
denyut jantung (jumlah debaran setiap menit) pada orang dewasa (60-80 kali/menit)
(Hermawan et al. 2012). Selain dipengaruhi oleh aktivitas, denyut nadi juga dipnegaruhi
oleh suhu lingkungan. Peningkatan suhu lingkungan, membuat frekuensi denyut jantung
juga mengalami peningkatan untuk keseimbangan (homeostatis) suhu tubuh (Penggalih et
al. 2015).
100
Denyut nadi (kali/menit)

95

90

85

80

75

70
6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 1 3
Mei Mei Mei Mei Mei Mei Mei Mei Mei Mei Mei Mei Mei Juni Juni
Tanggal
04.00* 06.00* 08.00* 10.00* 12.00*
14.00* 16.00* 18.00* 20.00* 22.00*

Gambar 2 Grafik denyut nadi pukul 04.00-22.00 pada tanggal 06 Mei-08 Juni
87

Denyut Nadi (kali/menit)


86
85
84
83
82
81
80
04.00* 06.00 08.00 10.00 12.00 14.00 16.00 18.00 20.00 22.00
Waktu
Rataan 1 Rataan 2 Rataan 3 Rataan 4

Gambar 3 Grafik rataan denyut nadi pukul 04.00-22.00 pada tanggal 06 Mei-08 Juni

Gambar 2 merupakan grafik pengukuran denyut nadi selama satu menit pada
pukul 04.00, 06.00, 08.00, 10.00, 12.00, 14.00, 16.00, 18.00, 20.00, dan 22.00 pada
tanggal 06 Mei sampai dengan 04 Juni 2021. Berdasarkan gambar 2, terlihat bahwa
frekuensi denyut nadi mengalami fluktuasi nilai yang berkisar pada 74-94 kali/menit.
Gambar 3 merupakan grafik rataan frekuensi denyut nadi, dimana terdapat 4 rataan yaitu;
rataan 1 dimulai pada tanggal 06 Mei-13 Mei, rataan 2 pada tanggal 14 Mei-19 Mei,
rataan 3 pada tanggal 20 Mei-27 Mei, dan rataan 4 pada tanggal 28 Mei-04 Juni. Setiap
rataan tersebut memiliki nilai yang bervariasi, rataan 1 sebesar 80.5-85.62 kali/menit,
rataan 2 sebesar 82.6-86,7 kali/menit, rataan 3 sebesar 82.5-86.12 kali/menit dan rataan 4
sebesar 82.5-85.88 kali/menit. Berdasarkan grafik, rataan 1 memiliki nilai dengan
fluktuasi tertinggi.

Rataan Harian
88
Denyut Nadi (kali/menit)

86

84

82

80

78
6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 1 3
Mei Mei Mei Mei Mei Mei Mei Mei Mei Mei Mei Mei Mei Juni Juni
Waktu
Rataan Harian

Gambar 4 Grafik rataan harian denyut nadi pada tanggal 06 Mei-04 Juni

Gambar 4 merupakan grafik rataan harian frekuensi denyut nadi yang diukur
selama satu menit pada pukul 04.00, 06.00, 08.00, 10.00, 12.00, 14.00, 16.00, 18.00,
20.00 tanggal 06 Mei sampai dengan 04 Juni 2021. Berdasarkan gambar 4, nilai rataan
harian frekuensi denyut nadi bervariasi yaitu berkisar 81.6-87.5 kali/menit dengan nilai
rataan tertinggi pada tanggal 11 Mei dan terendah pada 13 Mei 2021. Frekuensi denyut
nadi tersebut menurut Hermawan et al. (2012), masuk dalam kategori tidak normal karena
manusia pada usia dewasa memiliki denyut nadi berkisar 60-80 kali/menit. Perbedaan
frekuensi denyut jantung selain dipengaruhi oleh aktivitas dan suhu lingkungan, juga
dipengaruhi oleh asupan cairan atau makanan yang masuk ke dalam tubuh. Ketika tubuh
banyak menerima asupan cairan maka denyut nadi cenderung lebih lambat daripada tubuh
tidak menerima asupan (Hermawan et al. 2012). Denyut nadi dapat menjadi indeks kerja
suatu aktivitas, kecepatan denyut nadi yang terjadi saat bekerja adalah sebagai akibat dari
kecepatan dari metabolisme dalam tubuh. Aktivitas lamanya waktu istirahat, periode
istirahat dan frekuensi istirahat juga menentukan besarnya frekuensi denyut nadi (Annisa
dan Farihah 2017).

KESIMPULAN
Laju metabolisme memiliki hubungan dengan produksi panas tubuh yang
mempengaruhi frekuensi denyut nadi. Peningkatan aktivitas memicu peningkatan laju
metabolisme tubuh sehingga meningkatkan frekuensi denyut nadi. Berdasarkan hasil
pengukuran, nilai rataan harian frekuensi denyut nadi berkisar 81.6-87.5 kali/menit yang
termasuk dalam kategori normal untuk usia dewasa. Laju metabolisme selain dipengaruhi
oleh aktivitas, juga dipengaruhi oleh suhu lingkungan, asupan cairan dan beban kerja.

DAFTAR PUSTAKA
Annisa RN, Farihah T. 2017. Analisa beban kerja fisik sebagai dasar penentuan waktu
istirahat yang optimal (Studi kasus di PT.X). Integrated Lab Journal. 5(1): 1-12.
Graha AS.2010. Adaptasi suhu tubuh terhadap latihan dan efek cedera di cuaca panas dan
dingin. Jurnal Olahraga Prestasi. 6(2): 123-134.
Hermawan L, Subiyono HS, Rahayu S. 2012. Pengaruh pemberian asupan cairan (air)
terhadap profil denyut jantung pada aktivitas aerobik. Journal of Sport Sciences
and Fitness. 1(2): 14-20.
Nuriyasa IM. 2017. Lingkungan dan Produktivitas Ternak. Denpasar (ID): Universitas
Udayana.
Penggalih MHST, Hardiyanti M, Sani FI. 2015. Perbedaan perubahan tekanan darah dan
denyut jantung pada berbagai intensitas latihan atlet balap sepeda. Jurnal
Keolahragaan. 3(2): 218-227.
Syaifudin. 1997. Anatomi Fisioligi untuk Siswa Perawat Edisi 2. Jakarta (ID): Penerbit
Buku Kedokteran EGC.

Anda mungkin juga menyukai