Anda di halaman 1dari 6

CASE REPORT

Intisari Sains Medis 2022, Volume 13, Number 1: 258-263


P-ISSN: 2503-3638, E-ISSN: 2089-9084

Melanoma maligna orbita:


sebuah laporan kasus

Ni Luh Putu Nurindah Sukmawati1*, Putu Yuliawati2, Ni Made Laksmi Utari2


Published by Intisari Sains Medis

ABSTRACT
Introduction: Orbital melanoma (OM) is the most blackish red in color with clinical signs of malignancy.
common type of primary intraocular neoplasm in adults. The patient underwent orbital exenteration and
Although the incidence of OM is only 5% of melanoma the patient’s condition had no recurrence or other
tumors, OM causes death in 13% of melanoma tumors. complaints until four months after the procedure.
The management of orbital melanoma originating Conclusion: Orbital melanoma of uveal origin is a
from the uveal tissue is still controversial between complex malignancy that requires a multidisciplinary
surgical and nonsurgical therapy. approach to therapy and management. Early detection
Case Report: A male patient, 63 years old, complained and adequate therapy are very important in increasing
that the patient’s right eye was said to have appeared a survival rates.
lump since five months ago with a size of 6 x 6 x 7 cm,
Keywords: melanoma, uvea, orbital exenteration, malignancy.
Cite This Article: Sukmawati, N.L.P.N., Yuliawati, P., Utari, N.M.L. 2022. Melanoma maligna orbita: sebuah laporan
kasus. Intisari Sains Medis 13(1): 258-263. DOI: 10.15562/ism.v13i1.1269

1
Residen Program Studi Spesialis Ilmu Kesehatan
ABSTRAK
Mata Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Pendahuluan: Melanoma orbita (MO) merupakan tipe x 6 x 7 cm, berwarna merah kehitaman dengan klinis
Denpasar, Bali, Indonesia; yang paling sering dari neoplasma primer intraokular mengarah keganasan. Pasien dilakukan eksenterasi
2
Divisi Rekonstruksi Okuloplasti, Departemen Ilmu pada dewasa. Meskipun insiden MO hanya 5% dari orbita dan kondisi pasien tidak terdapat kekambuhan
Kesehatan Mata, Fakultas Kedokteran Universitas tumor melanoma, namun MO menimbulkan kematian ataupun keluhan lain hingga empat bulan setelah
Udayana, Denpasar, Bali, Indonesia;
pada 13% akibat tumor melanoma. Tatalaksana tindakan.
melanoma orbita yang berasal dari jaringan uvea Simpulan: Melanoma orbita yang berasal dari
*Korespondensi: sampai saat ini masih kontroversial antara terapi bedah uvea merupakan keganasan yang kompleks yang
Ni Luh Putu Nurindah Sukmawati; dan nonbedah. membutuhkan pendekatan multidisiplin dalam terapi
Residen Program Studi Spesialis Ilmu Kesehatan Laporan Kasus: Seorang pasien laki-laki, 63 tahun, dan tatalaksana. Deteksi dini dan terapi yang adekuat
Mata Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, mengeluh mata kanan pasien dikatakan muncul sangat penting dalam upaya meningkatkan angka
Denpasar, Bali, Indonesia;
benjolan sejak lima bulan yang lalu dengan ukuran 6 ketahanan hidup.
nurin.nlp@gmail.com
Kata kunci: melanoma, uvea, eksenterasi orbita, keganasan.
Sitasi Artikel ini: Sukmawati, N.L.P.N., Yuliawati, P., Utari, N.M.L. 2022. Melanoma maligna orbita: sebuah laporan
Diterima: 17-01-2022
Disetujui: 22-04-2022 kasus. Intisari Sains Medis 13(1): 258-263. DOI: 10.15562/ism.v13i1.1269
Diterbitkan: 30-04-2022

PENDAHULUAN yakni sekitar 4,3 juta kasus pertahunnya.2 menimbulkan kematian pada 13% akibat
Angka insiden ini meningkat seiring tumor melanoma.2,5 Angka kematian
Melanoma Orbita (MO) merupakan tumor
dengan usia dan mencapai puncak insiden akibat melanoma diperkirakan sekitar
obita yang terjadi cukup jarang, sekitar
pada usia 75 tahun ke atas. Usia rata rata 31% dalam 5 tahun setelah terdiagnosis
1% dari keseluruhan tumor orbita. Dari
pasien sekitar 58-61.4 tahun dan terus dan meningkat menjadi 45%, 49%, dan
keseluruhan melanoma orbita tersebut,
meningkat selama 40 tahun terakhir.3 52% pada 15, 25, dan 35 tahun setelah
sekitar 8-10% pasien dengan melanoma
Studi oleh Rose dkk. menunjukkan terdiagnosis.6,7
orbita yang berasal dari uvea posterior
bahwa prevalensi laki-laki yang lebih Kausa primer tumor melanoma
mengalami perluasan tumor ekstrasklera
banyak dibandingkan wanita.3,4 Meskipun terbanyak merupakan melanoma koroid
pada saat dilakukan enukleasi.1 Insiden
insiden melanoma uvea hanya 5% atau diikuti melanoma konjungtiva, melanoma
melanoma uvea di Eropa berkisar antara
sekitar 2000 kasus pertahun dari seluruh kutaneus, palpebra dan nasosinus.4
2 sampai 8 juta penduduk pertahun dan
melanoma, namun melanoma uvea Tumor melanoma primer umumnya
data tersebut menyerupai data di Amerika

258 Published by Intisari Sains Medis | Intisari Sains Medis 2022; 13(1): 258-263
Open| doi:
access:
10.15562/ism.v13i1.1269
http://isainsmedis.id/
CASE REPORT

dapat ditangani secara efektif dengan


terapi lokal, namun 50% melanoma uvea
mengalami metastasis dengan 90% nya
merupakan metastasis ke hepar.8
Tindakan bedah eksenterasi dikatakan
tidak berpengaruh terhadap prognosis
pada pasien dengan melanoma uvea.9
Selain tindakan bedah, saat ini berkembang
berbagai terapi adjuvan lainnya yaitu
radioterapi, kemoterapi, imunoterapi
dan targeted therapy yang pada beberapa
studi dikatakan dapat memperbaiki
angka ketahanan hidup. Laporan kasus
ini merupakan paparan kasus melanoma
orbita yang berasal dari uvea yang Gambar 1. Foto pasien saat awal datang .
ditangani dengan prosedur eksenterasi.
Laporan ini diharapkan dapat membantu
mengenali gejala awal, penunjang dan
tatalaksana terkini melanoma orbita yang
berasal dari uvea sehingga angka harapan
hidup pasien menjadi lebih tinggi.

ILUSTRASI KASUS
Pasien laki-laki, usia 63 tahun mengeluh
mata kanan pasien dikatakan muncul
benjolan sejak lima bulan yang lalu,
awalnya dari kelopak bawah bagian
dalam berwarna merah, sering berdarah,
dan semakin membesar sejak dua bulan
terakhir. Sejak satu bulan yang lalu
benjolan menjadi berwarna kehitaman
dan mudah berdarah. Riwayat perubahan
warna iris disangkal. Penurunan tajam
penglihatan dirasakan sejak empat bulan
yang lalu. Pasien tidak memiliki riwayat
penyakit lain dan tidak terdapat keluhan Gambar 2. CT scan kepala fokus orbita menunjukkan massa pada orbita kanan dan
serupa pada keluarga pasien. mendestruksi greater wing of sphenoid, lamina papyracea, dinding inferior
Pemeriksaan oftalmologi didapatkan orbita kanan.
mata kanan tajam penglihatan no light
perception (NLP) dengan terdapat massa Hasil CT scan kepala fokus orbita Pasien dilakukan tindakan operasi
pada orbita ukuran 6 x 6 x 7 cm, berwarna dengan kontras terdapat massa solid OD pro eksenterasi orbita dan rhinotomi
merah kehitaman, konsistensi padat, intraorbita berukuran 1,9 x 2,2 x lateralis dekstra dengan GA. Pada saat
permukaan kasar berdungkul, terfiksir, 0.6 cm yang meluas ke ekstraorbita operasi juga dilakukan orbitotomy removal
jaringan nekrosis, pigmentasi, mudah kanan, menginfiltrasi intraokuli dari tulang orbital medial dan inferior
berdarah, pus, teraba hangat, nyeri tekan, dan menyebabkan proptosis bulbus sampai setengah mukosa sinus maksilaris
segmen posterior sulit di evaluasi (Gambar oculi kanan, menginfiltrasi musculus dan dipotong. Evaluasi perdarahan
1). Mata kiri didapatkan visus 6/21 phNI extraocular, nervus optikus, ekspansi kemudian lakukan tampon dengan kasa
dengan lensa keruh, segmen anterior lain ke sinus ethmoidalis dan maksilaris dan gentamicin salep mata.
dan segmen posterior dalam batas normal. kanan, dan mendestruksi greater wing Dari pemeriksaan patologi anatomi
Tekanan intraokular mata kiri didapatkan of sphenoid, lamina papyracea, dinding (PA) didapatkan penampang histologi
13 mmHg. Tidak didapatkan pembesaran inferior orbita kanan, suspek lipoma soft menunjukkan jaringan bola mata dan
kelenjar getah bening preaurikular, tissue regio frontalis kanan (Gambar 2). palpebra yang sebagian dilapisi epitel
retroaurikular, mandibula, servikal, Pasien direncanakan tindakan OD pro squamous berlapis mengandung massa
supraklavikula dan aksila pada sisi kanan eksenterasi orbita dgn general anesthesia tumor terdiri dari proliferasi sel-sel
dan kiri. (GA) dengan status operasi urgensi. neoplastik membentuk struktur solid

Published by Intisari Sains Medis | Intisari Sains Medis 2022; 13(1): 258-263 | doi: 10.15562/ism.v13i1.1269 259
CASE REPORT

laki-laki namun perbedaan jenis kelamin


tersebut dinyatakan tidak signifikan. Ras
yang terbanyak mengalami melanoma
uvea umumnya adalah ras Eropa dan
Kaukasia.10,11 Usia rerata yang disebutkan
dalam studi bervariasi antara 45 tahun-
60 tahun.10 Rerata usia saat pasien yang
mengalami melanoma uvea pada iris,
badan silier dan uvea posterior adalah 50,
59 dan 58 tahun12 atau dapat lebih dari 60
tahun.11 Pada pasien dengan usia muda,
tumor lebih sering berasal dari iris.11,13
Keluhan utama pada pasien yaitu
benjolan pada mata kanan, proptosis
Gambar 3. Penampang histopatologi dengan A). dan B). Pembesaran 40x, C). dan nyeri pada orbita. Studi sebelumnya
Pembesaran 100x, D). Pembesaran 400x. menunjukkan gejala yang paling
umum ditemukan adalah proptosis
unilateral, penurunan tajam penglihatan,
melanophage (panah merah). Pada stroma penyempitan lapang pandang, nyeri
jaringan ikat tampak infiltrat sel radang periorbita, diplopia, massa pada palpebra,
limfoplasmasitik. Kesimpulan hasil PA ptosis, pembengkakan pada kelopak mata,
yaitu gambaran morfologi sesuai untuk gangguan penglihatan, defek relatif aferen
melanoma maligna dd/ melanoma of the pupil, metamorphopsia, dan poliosis.10,14
uvea dan tidak tampak invasi sel tumor Pencitraan dengan imaging seperti
pada sinus paranasalis pada sampel CT scan atau magnetic resonance imaging
sediaan (Gambar 3). Dari Departemen (MRI) untuk melanoma uvea umumnya
Patologi Anatomi menyarankan pasien menunjukkan massa yang menyangat
untuk berkorelasi dengan temuan kontras dan berbatas tegas, umumnya
klinis dan pemeriksaan penunjang menyerupai tumor jinak atau malformasi
lainnya serta mohon konfirmasi dengan arteri-vena.10 Pada CT scan ditemukan
Gambar 4. Foto pasien setelah operasi imunohistokimia. Pasien disarankan
hari ke-10. destruksi tulang sehingga kemungkinan
untuk dilakukan konsultasi ke tumor ini bersifat ganas.
Departemen Hematologi dan Onkologi Hasil pemeriksaan histopatologis
Medik untuk penelusuran metastasis dan didapatkan jaringan bola mata dan
saran adjuvant radioterapi/kemoterapi. palpebra yang sebagian dilapisi epitel
Pasien mengajukan untuk dilakukan rujuk squamous berlapis mengandung massa
balik ke di daerah lain dan melanjutkan tumor terdiri dari proliferasi sel-sel
terapi di rumah sakit tersebut. neoplastik membentuk struktur solid
Foto klinis pasien 10 hari setelah nest infiltratif diantara stroma jaringan
tindakan operasi ditunjukkan pada ikat hingga seluruh eyelid margin. Sel
Gambar 4. Empat bulan setelah tindakan sel tersebut dengan morfologi bentuk
pasien mengatakan masih rutin merawat epitheloid sebagian spindel, sitoplasma
luka mata kanan dengan salep getamicin eosinofilik, rasio N/C meningkat,
dan saat itu tidak ada keluhan (Gambar inti bulat oval, pleomorfia inti berat,
Gambar 5. Foto pasien empat bulan 5). Namun pasien menolak melanjutkan membran inti prominent (cherry red).
setelah operasi. terapi ke Departemen penyakit dalam di Mitosis 15/10 LPB. Diantaranya tampak
Banyuwangi karena dirasa tidak perlu. sebaran melanophage. Pada stroma
nest infiltratif diantara stroma jaringan jaringan ikat tampak infiltrat sel radang
PEMBAHASAN limfoplasmasitik. Studi sebelumnya
ikat hingga seluruh eyelid margin. Sel
sel tersebut dengan morfologi bentuk Kasus ini merupakan kasus melanoma menunjukkan umumnya melanoma
epitheloid (lingkaran merah) sebagian maligna yang berasal dari melanoma uvea terdiri dari campuran antara sel
spindel (lingkaran hitam), sitoplasma uvea yang meluas ke orbita pada laki- epiteloid dan sel spindel melanoma
eosinofilik, rasio N/C meningkat, inti laki, ras Asia, usia 63 tahun. Studi yang dengan derajat pigmentasi yang berbeda
bulat oval, pleomorfia inti berat, membran sebelumnya dilakukan oleh Adetunji dkk. dengan imunohistokimia yang positif
inti prominen (cherry red). Mitosis menunjukkan mayoritas jenis kelamin untuk marker melanosit HMB-45, S-100,
15/10 LPB. Diantaranya tampak sebaran yang terkena melanoma uvea adalah dan Melan-A.10 Studi yang dilakukan

260 Published by Intisari Sains Medis | Intisari Sains Medis 2022; 13(1): 258-263 | doi: 10.15562/ism.v13i1.1269
CASE REPORT

oleh Singh dkk. menunjukkan terdapat enukleasi.7,16,17 Interval antara terjadinya hidup dan rekurensi lokal. Eksenterasi
beberapa tipe histologis pada pasien keganasan primer dan penyebaran membutuhkan prosedur sekunder yang
dengan melanoma uvea yaitu jaringan metastasis menunjukkan tingkat lebih banyak, membutuhkan rekonstruksi
dengan tipe epiteloid dan jaringan variabilitas yang tinggi dengan sepertiga kosmetik yang lebih signifikan dan dapat
dengan sel spindel. Pada sel dengan pasien datang dengan metastasis dan yang menimbulkan tepi margin yang tidak
tipe epiteloid memiliki karakteristik lain baru menunjukkan metastasis 34 komplit.19
sitoplasma asidofilik, nukleus yang besar tahun kemudian.4,18 Pasien yang menerima terapi
berbentuk bulat atau oval, rasio nukleus Etiopatogenesis dari melanoma uvea radioterapi beresiko lebih rendah 0.2
dan sitoplasma yang tingi dan tampilan sampai saat ini belum jelas. Mutasi kali mengalami kematian dibandingkan
mitosis yang tinggi. Sel tersebut cenderung pada gen Guanine Nucleotide-Binding jika tidak menerima radioterapi. Tidak
besar, polymorphous dan cenderung ke Protein Subunit Alpha-Q (GNAQ) dan terdapat perbedaan bermakna risiko
arah diskohesi. Adanya jenis sel seperti ini Guanine Nucleotide-Binding Protein kematian atau kekambuhan antara
menandakan kecenderungan terjadinya Subunit Alpha-11 (GNA11) serta aktivasi kelompok yang mendapat eksenterasi dan
metastasis dan angka kematian yang lebih jalur Mitogen-Activated Protein Kinase dibandingkan dengan yang menerima
tinggi. Sel spindel merupakan bentukan (MAPK) dan mutasi pada gen Breast eksisi.10 Dosis radiasi yang sebelumnya
sel yang lebih panjang dengan nukleus Cancer 1- Associated Protein 1 (BAP1).13 digunakan yaitu 85 Gy saat ini sudah
yang besar dan memiliki rasio nukleus dan Manajemen pada pasien ini adalah tidak direkomendasikan lagi dalam
sitoplasma yang rendah. Susunan sel yang dengan dilakukan tindakan eksenterasi manajemen melanoma. Dosis yang lebih
terbentuk tampak seragam dan tersusun dan selanjutnya direncanakan kemoterapi/ rendah efektif dalam mengontrol ukuran
secara padat membentuk palisade. radioterapi. Eksenterasi orbita secara tumor dan mencegah metastasis serta
Terdapat beberapa sel dengan nukleoli tradisional merupakan suatu prosedur mempertahankan bola mata.20 Naseripour
prominen dan jarang terdapat tampilan memindahkan isi orbita termasuk dkk. dalam studinya menunjukkan bahwa
mitotik. Jaringan epiteloid terdapat pada konjungtiva, bola mata,otot ekstraokular, tumor berukuran besar dapat secara
sekitar 3-5% dari semua melanoma uvea dan saluran lakrimalis. Tergantung efektif dengan dosis radiasi 70 Gy.21
dan berkaitan dengan prognosis yang penyebabnya, kelopak mata dapat ikut Kemoterapi juga pada beberapa studi
paling buruk. Tipe sel spindel sekitar 40% diangkat ataupun tidak. Jika diperlukan menunjukkan hasil yang baik. Terdapat
dari keseluruhan kejadian melanoma uvea, dapat juga ditambahkan reseksi dinding kasus melanoma uvea rekuren yang
angka kematian dalam 15 tahun adalah orbita dan sinus yang berdekatan. Tujuan dilakukan terapi dengan melphalan
sekitar 20%. Sekitar 50% melanoma uvea eksenterasi adalah mendapatkan tepi intraarterial dosis 30 mg setiap 6 bulan
adalah tipe campuran seperti pada kasus yang bebas tumor sebelum ditemukan sekali setelah dilakukan enukleasi, dapat
ini. Angka kematian dalam 15 tahun metastasis atau invasi intrakranial. Untuk menurunkan ukuran tumor hingga 66%
adalah sekitar 60% namun bergantung melanoma uvea, baik enukleasi, eksisi dengan tujuan terapi sitoreduksi.22,23
pada persentase antara sel epiteloid dan tumor ekstrasklera dan tenektomi dapat Melphalan juga dapat diadministrasikan
sel spindel.2 dilakukan. Pada kasus ini dilakukan melalui Percutaneous Hepatic Perfusion
Secara umum, infiltrasi inflamasi tindakan eksenterasi dikarenakan pasien (PHP) menuju hepar langsung. Terdapat
pada melanoma uvea yang melibatkan memiliki proptosis dengan bola mata yang juga pengunaan Tebentafusp (IMCgp100)
peningkatan angka limfosit dan makrofag terekspos disertai dengan nyeri hebat dan ,suatu antibodi spesifik yang mengarahkan
dan Human Leukocyte Antigen (HLA) I terdapat perluasan tumor ekstrasklera. sel CD3 ke sel melanoma yang
dan HLA II memiliki prognosis yang lebih Jika pada batas tumor terdapat sel ganas mengekspresikan gp 100 dan menginduksi
buruk. Infiltrasi limfositik ditemukan maka dilanjutkan dengan radioterapi. sitolisis24 dan laser diode intraokular atau
pada 17% kasus melanoma uvea dan Eksenterasi orbita dengan batas yang brakiterapi plak episkleral.25,26
lebih cenderung pada melanoma uvea jernih ditambah dengan radioterapi Kriteria klinis dan histopatologis yang
pada badan silier dibandingkan dengan adjuvan menghasilkan hasil akhir yang cenderung mengarah pada prognosis
melanoma uvea pada posterior uvea. baik pada kasus T1N0M0. Namun hasil yang lebih buruk pada pasien ini antara
Infiltrasi limfositik yang dominan tersebut dapat dikarenakan jenis histologis lain usia yang lebih tua, lokasi tumor yang
berkaitan dengan tipe histologis campuran sel tipe campuran dengan low mitotic rate. diperkirakan pada badan silier, diameter
dan infiltrasi limfosit yang tidak dominan Umumnya pada kasus seperti ini lebih basal yang besar, ketebalan tumor, adanya
berkorelasi dengan sel epiteloid.13,15 dianjurkan eksenterasi sebagai terapi loop connective tissue, tipe histologis sel
Studi tahun 2002 menunjukkan utama. Jika terdapat lebih dari 10 mitotic epiteloid, laju mitosis yang tinggi, ektensi
sekitar 50% pasien dengan diagnosis count per lapang pandang berkorelasi tumor ekstraokular, warna kecokelatan
melanoma uvea mengalami kematian dengan hasil yang lebih buruk. Jika pada tumor.13 Pada pasien ini ditemukan
disebabkan karena metastasis meskipun lebih rendah dari 10 maka masih dapat infiltrasi ke anterior chamber dan
telah mendapatkan penanganan seperti dipertimbangkan untuk lokal eksisi.9 ekstraokular dan dekstruksi tulang orbita.
brachytheraphy, radiasi sinar proton, Pada studi yang dilakukan oleh Rahman Menurut Berus dkk., karakteristik klinis
termoterapi transpupilari, fotokoagulasi, dkk., eksenterasi orbita murni tidak yang memprediksi terjadinya metastasis
reseksi lokal, endoreseksi dan menunjukkan perbedaan angka harapan pada melanoma uvea pada iris yaitu

Published by Intisari Sains Medis | Intisari Sains Medis 2022; 13(1): 258-263 | doi: 10.15562/ism.v13i1.1269 261
CASE REPORT

usia saat terdiagnosis, infiltrasi kamera PENDANAAN 10. Adetunji MO, McGeehan B, Lee V, Maguire
okuli anterior, ekstensi ekstraokular, MG, Briceño CA. Primary orbital melanoma:
peningkatan intraocular pressure (IOP) Pada penulisan laporan kasus ini, tidak A report of a case and comprehensive review of
ada dana yang dikeluarkan maupun the literature. Orbit. 2021;40(6):461-469.
dan riwayat operasi sebelumnya.13 11. Aronow ME, Topham AK, Singh AD. Uveal
Terdapat juga faktor lain yang pemberian dana oleh pihak manapun. melanoma: 5-year update on incidence,
berhubungan dengan prognosis treatment, and survival (SEER 1973-2013).
seperti faktor genetik. Hoglund dkk. ETIKA DALAM PENELITIAN Ocular oncology and pathology. 2018;4(3):145-
151.
menunjukkan bahwa terdapat dua jalur Pasien telah menandatangani secara 12. Shields CL, Kaliki S, Furuta M, Mashayekhi A,
sitogenetik yang berperan penting tertulis lembar informed consent untuk Shields JA. Clinical spectrum and prognosis of
dalam progresivitas melanoma uvea foto klinis, data klinis dari pasien dapat uveal melanoma based on age at presentation in
yaitu adanya monosomi kromosom 3, 8,033 cases. Retina. 2012;32:1363-1372.
dipublikasikan pada jurnal ilmiah
13. Berus T, Halon A, Markiewicz A, Orlowska-
dan pertumbuhan 8q+, 8q- dan 1p-. kedokteran. Heitzman J, Romanowska-Dixon B, Donizy
Yang kedua merupakan penambahan P. Clinical, histopathological and cytogenetic
lengan pendek kromosom 6. Monosomi KONTRIBUSI PENULIS prognosticators in uveal melanoma–A
kromosom 3 dan peningkatan kromosom comprehensive review. Anticancer research.
NLPNS, PY, dan NMLU bertanggung 2017;37(12):6541-6549.
8 berhubungan dengan keterlibatan badan
jawab terhadap evaluasi kasus, penulisan 14. Krantz Ba, Dave N, Komatsubara KM. Uveal
silier, diameter basal tumor, sel epiteloid melanoma: epidemiology, etiology, and
naskah publikasi, dan pemantauan harian
melanoma uvea, adanya closed loops dan treatment of primary disease. Clin Ophthalmol.
kasus. PY dan NMLU bertanggung jawab
angka mitosis yang tinggi27 Angka harapan 2017;11:279–289.
terhadap supervisi kasus dan membimbing 15. Frizziero L, Midena E, Trainiti S, Londei D,
hidup pasien dalam 3 tahun dengan
dalam penyusunan naskah publikasi. Bonaldi L, Bini S, dkk. Uveal melanoma biopsy:
monosomi kromosom 3 sekitar 60%, dan A review. Cancers. 2019;11(8):1075.
jika disomi kromosom 3 maka angka 16. Gragoudas E, Li W, Goitein M, Lane AM,
harapan hidup dalam 3 tahun menjadi 95-
DAFTAR PUSTAKA Munzenrider JE, Egan KM. Evidence-based
100%.28 1. Shields JA, Shields CL, Brotman estimates of outcome in patients irradiated
HK, Carvalho C, Perez N, Eagle RC for intraocular melanoma. Arch Ophthalmol.
Rehabilitasi lebih lanjut pada pasien 2002;120(12):1665-1671.
Jr. Cancer metastatic to the orbit:
pasca eksenterasi dapat diupayakan the 2000 Robert M. Curts Lecture. 17. Echegaray JJ, Bechrakis NE, Singh N, Bellerive
pemasangan protesa orbita untuk Ophthalmic Plast Reconstr Surg. 2001;17:346- C, Singh AD. Iodine-125 brachytherapy
memperbaiki fungsi estetik pasien. 354. for uveal melanoma: a systematic review of
2. Singh AD, Turell ME, Topham AK. Uveal radiation dose. Ocular oncology and pathology.
Terdapat beberapa pilihan yang dapat
melanoma: trends in incidence, treatment, and 2017;3(3):193-198.
digunakan antara lain skin adhesives, survival. Ophthalmology. 2011;118:1881-1185. 18. Lane A, Kim I, Gragoudas E. Survival rates in
kacamata protesa, magnet, atau implant 3. Andreoli MT, Mieler WF, Leiderman YI. patients after treatment for metastasis from
ekstraoral yang dilekatkan ke permukaan Epidemiological trends in uveal melanoma. Br uveal melanoma. JAMA Ophthalmology.
tulang. Pada beberapa kasus dapat J Ophthalmol. 2015; 99:1550-1553. 2018;136(9):981.
4. Rose AM, Cowen S, Jayasena CN, Verity 19. Rahman I, Cook AE, Leatherbarrow B. Orbital
digunakan implan yang terbuat dari exenteration: A 13 year Manchester experience.
DH, Rose GE. Presentation, treatment, and
PMMA atau kaca dengan hasil yang cukup prognosis of secondary melanoma within the Br J Ophthalmol. 2005;89(10):1335–1340.
efektif.29 orbit. Front. Oncol. 2017;7:125. 20. Reichstein D, Karan K. Plaque brachytherapy
5. Johansson CC, Mougiakakos D, Trocme E, All- for posterior uveal melanoma in 2018: improved
Ericsson C, Economou MA, Larsson O, dkk. techniques and expanded indications. Current
SIMPULAN opinion in ophthalmology. 2018;29(3):191-198.
Expression and prognostic significance of iNOS
Telah dilaporkan kasus melanoma maligna in uveal melanoma. Int J Cancer. 2010;126:2682- 21. Naseripour M, Jaberi R, Sedaghat A.
2689. Ruthenium-106 brachytherapy for thick
orbita dan dilakukan eksenterasi orbita.
6. Kujala E, Mäkitie T, Kivelä T. Very long-term uveal melanoma: reappraisal of apex and
Melanoma uvea merupakan keganasan prognosis of patients with malignant uveal base dose radiation and dose rate. J Contemp
yang kompleks yang membutuhkan melanoma. Invest Ophthalmol Vis Sci. 2003;44: Brachytherapy. 2016;8:66–73.
pendekatan multidisiplin dalam terapi 4651-4659. 22. Francis JH, Barker CA, Yin VT, Carvajal
dan tatalaksana. Deteksi dini dan terapi 7. Singh P, Sen S, Banerjee M, Meel R. Choroidal RD, Chapman P, Abramson DH, dkk.
melanoma masquerading as orbital cellulitis. Chemoreduction of orbital recurrence of uveal
yang adekuat sangat penting dalam upaya BMJ Case Reports CP. 2018;11 (1):1-4. melanoma by intra-arterial melphalan. Ocular
meningkatkan angka ketahanan hidup. 8. Diener-West M, Reynolds SM, Agugliaro oncology and pathology. 2019;5(3):186-189.
Dengan demikian sangat penting untuk DJ, Caldwell R, Cumming K, Earle JD. 23. Karydis I, Gangi A, Wheater MJ, Choi J, Wilson
mengenali melanoma uvea sejak awal Development of metastatic disease after I, Thomas K. Percutaneous hepatic perfusion
enrollment in the COMS trials for treatment with melphalan in uveal melanoma: a safe
untuk memberikan terapi yang efektif dan and effective treatment modality in an orphan
of choroidal melanoma: Collaborative Ocular
efisien. Melanoma Study Group Report No. 26. Arch disease. J Surg Oncol. 2018;117:1170–1178.
Ophthalmol. 2005;123:1639-1643. 24. Sato T, Nathan PD, Hernandez-Aya L, Sacco
KONFLIK KEPENTINGAN 9. Kiratli H, Koç İ. Orbital exenteration: JJ, Orloff MM, Visich J. Redirected T cell lysis
institutional review of evolving trends in in patients with metastatic uveal melanoma
Penulis melaporkan tidak ada konflik indications and rehabilitation techniques. with gp100- directed TCR IMCgp100:
kepentingan. Orbit. 2018;37(3):179-186. overall survival findings. J Clin Oncol.
2018;36(15suppl):9521.

262 Published by Intisari Sains Medis | Intisari Sains Medis 2022; 13(1): 258-263 | doi: 10.15562/ism.v13i1.1269
CASE REPORT

25. Shildkrot Y, Wilson MW. Update on posterior 27. Höglund M, Gisselsson D, Hansen GB, White 29. Jain, S., and Jain, P. Rehabilitation of orbital
uveal melanoma: treatment of the eye and VA, Säll T, Mitelman F, dkk. Dissecting cavity after orbital exenteration using
emerging strategies in the prognosis and karyotypic patterns in malignant melanomas: polymethyl methacrylate orbital prosthesis. The
treatment of metastatic disease. Current opinion Temporal clustering of losses and gainsin Journal of the Indian Prosthodontic Society.
in ophthalmology. 2009;20(6):504-510. melanoma karyotypic evolution. Int J Cancer. 2016; 16(1): 100.
26. Chua V, Mattei J, Han A, Johnston L, LiPira K, 2004;108:57-65.
Selig SM, dkk. The latest on uveal melanoma 28. Schank TE. Hassel JC. Immunotherapies for
research and clinical trials: updates from the the treatment of uveal Melanoma—History and
cure ocular melanoma (CURE OM) Science future. Cancers. 2019;11(8):1048.
Meeting (2019). Clinical Cancer Research.
2021;27(1):28-33.

Published by Intisari Sains Medis | Intisari Sains Medis 2022; 13(1): 258-263 | doi: 10.15562/ism.v13i1.1269 263

Anda mungkin juga menyukai