S
DENGAN PENYAKIT HIPERTENSI DI RT 002/RW 010 DESA SUTAWANGI KEC.
JATIWANGI KAB. MAJALENGKA
Disusun oleh :
19142011099
PRODI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS YPIB MAJALENGKA
2021 – 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-Nya,
penulis dapat menyelesaikan Laporan Asuhan Keperawatan Komunitas ini. Laporan ini
dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu tugas PBL III keperawatan komunitas. Laporan
ini terwujud atas bimbingan dan pengarahan dari bapak Wawan Kurniawans,
S.Km.,S.Kep.,Ners.,M.Kep selaku pembimbing akademik, serta bantuan dari berbagai pihak
yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Penulis pada kesempatan ini menyampaikan
ucapan terima kasih kepada :
4. Niken, S.Kep.,Ners Selaku pembimbing lapangan yang telah dengan sabar memberikan
arahan dan senantiasa menemani mahasiswa praktik lpangan Ci lapangan.
5. Pihak desa khususnya serta warga rt 002 rw 010 Desa Sutawangi Kec. Jatiwangi
Akhir kata, saya berharap Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan semua pihak yang
telah membantu. Semoga Laporan Asuhan Keperawatan Keluarga ini membawa manfaat
bagi pengembangan ilmu.
Penyusun
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Hipertensi merupakan salah satu faktor penting sebagai pemicu penyakit tidak
menular (non communicable disease = NCD) seperti penyakit jantung, stroke dan
yang lainnya. Berdasarkan data WHO 2006, penyakit yang disebabkan oleh hipertensi
menjadi salah satu penyebab kematian paling tinggi di dunia. Sedangkan berdasarkan
hasil penelitian sporadic di 15 Kabupaten/Kota di Indonesia yang dilakukan oleh
Felly PS dkk (2011-2012) dari Badan Litbangkes Kemkes, memberikan fenomena
17,7% kematian disebabkan oleh stroke dan 10% kematian disebabkan oleh
Ischaemic Heart Disease (penyakit jantung koroner).
Tingkat kesadaran akan kesehatan di Indonesia masih rendah dimana jumlah
pasien yang tidak menyadari bahwa dirinya menderita hipertensi dan yang tidak
minum obat dengan patuh kemungkinan lebih besar. Perubahan tersebut disebabkan
meningkatnya ilmu kesehatan dan pengobatan serta pengaruh sosial ekonomi di
masyarakat yang berdampak pada budaya dan gaya hidup di masyarakat.
Konseling gizi merupakan salah satu upaya meningkatkan pengetahuan dan
kemampuan individu atau keluarga tentang gizi. Konseling adalah suatu bentuk
pendekatan yang digunakan dalam asuhan gizi untuk menolong individu dan keluarga
memperoleh pengertian yang lebih baik tentang permasalahan yang sedang dihadapi.
Setelah melakukan konseling diharapkan individu dan keluarga mampu mengambil
langkah-langkah untuk mengatasi masalah gizinya termasuk perubahan pola makan
serta memecahkan masalah terkait gizi kearah kebiasaan hidup sehat.
Selama ini tidak banyak pasien hipertensi yang menjalankan diet dengan baik
apabila pasien merasa tubuhnya masih sehat. Hal ini didukung pula oleh kebiasaan
makan sehari-hari selama ada di rumah yang juga dipengaruhi oleh anggota keluarga
lainnya. Apabila keluarga kurang mendukung jalannya diet hipertensi yaitu dengan
masih menyediakan makanan yang digoreng atau bersantan di rumah, maka pola
makan yang dianjurkan untuk dilakukan oleh pasien hipertensi tidak akan berjalan
dengan baik. Diet bisa berjalan dengan baik apabila pasien mendapatkan dukungan
dari berbagai pihak, terutama dari keluarga yang selalu berinteraksi setiap harinya
dengan pasien.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. KELUARGA
1. Definisi Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di
bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan. (Departemen Kesehatan
RI, 2005)
Keluarga dalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga
karena adanya hubungan perkawinan, darah atau adopsi. Mereka saling interaksi
satu dengan yang lain, mempunyai peran masing-masing dan menciptakan dan
mempertahankan suatu budaya. (Bailon dan Maglaya, 2008)
Keluarga adalah sekumpulan orang dengan iktan perkawinan, kelahiran, dan
adopsi yang bertujuan untuk menciptakan dan mepertahankan budaya, dan
meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap
anggota keluarga. (Duvali dan Logan, 2010)
Dari tiga definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa keluarga adalah unit
terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang
karena adanya hubungan perkawinan, darah atau adopsi yang berkumpul dan
tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan
yang bertujuan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik, mental,
emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga.
2. Ciri-ciri Keluarga
Ada beberpa ciri-ciri keluarga menurut Nasrul Effendi (2017) sebagai berikut :
1) Diikat dalam satu perkawinan
2) Ada ikatan batin
3) Ada tanggung jawab masing-masing anggota
4) Ada pengambilan keputusan
5) Kerjasama di antara anggota keluarga
6) Komunikasi interksi antara anggota keluarga
3. Tipe Keluarga
1) Tradisional
a. The nuclear family (keluarga inti) adalah keluarga yag terdiri dari suami,
istri dan anak.
b. The dyad family adalah keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa
anak) yang hidup bersama dalam satu rumah.
c. Keluarga usila
Keluarga yang terdiri dari suami dan istri yang sudah tua dengan anak
sudah memisahkan diri.
d. The childless family
Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk mendapatkan
anak terlambat waktunya, yang disebabkan karena mengejar
karir/pendidikan yang terjadi pada wanita.
e. The extended family (keluarga luas/besar)
Keluarhga yang terdiri dari tiga generasi yang hidup bersama dalam satu
rumah seperti nuclear family diserttai : paman, tante, orang tua (kakek-
nenek), keponakan, dll.
f. Single parent yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang tua
(ayah/ibu) dengan anak (kandung/angkat). Kondisi ini dapat disebabkan
oleh perceraian atau kematian.
g. Sigke adult yaotu suatu rumah tangga yang hanya terdiri seorabf seorang
dewsa (misalnya seorang yang telah dewsa kemudian tinggal di kost untuk
bekerja atau kuliah).
2) Tipe Keluarga Non Tradisional
a. The Unmarriedteenege mather, adalah keluarga yang terdiri dari orang tua
(terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa nikah.
b. The Stepparent Family adalah keluarga dengan orang tua tiri.
c. Commune family adalah beberapa pasang keluarga (dengan anaknya) yang
tidaak ada hubungan saudara hidup bersama dalam satu rumah, sumber
dan fasilitas yang sama, pengalaman yang sama ; sosiaisasi anak dengan
melalui aktivitas kelompok atau membesarkan anak bersama.
d. The Non Marital Heterosexual Conhibiting Family adalah keluarga yang
hidup bersanma dan berganti-ganti pasngan tanpa melalui pernikahan.
e. Gay and Lesbian Family adalah seseorng yang mempunyai persamaan sex
hidup bersama sebagimana suami-istri (marital partners).
f. Cohibiting couple adalah orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan
perkawinan karena beberapa alasan tertentu.
g. Group-Marriage Fmily dalah beberapa orang dewasa menggunakan alat-
alat rumah tangga bersama yang saling merasa sudah menikah, berbagi
sesuatu termasuk sexual dan membesarkan anaknya.
h. Group Network Family adalah keluarga inti yang dibatasi aturan atau nilai-
nilai, hidup bersama atau berdekatan satu sama lainnya dan saling
menggunakan barang-barang rumah bersama, pelnyanan dan tanggung
jawab membesarkan anak.
i. Foster Family adalah keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan
keluarga atau saudara didalam waktu sementara, pada saat orang tua anak
tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali yang
aslinya.
j. Homeless Family adalah keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai
perlindungan yang permanent karena krisis personal yang dihubungkan
dengan keadaan ekonomi dan atau problem kesehatan mental.
k. Gang adalah sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang-orang
muda yng mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai
perhatian tetapi berkembang dalam kekerasan dan kriminal dalam
kehidupannya.
4. Struktur Keluaraga
a. Patrilinear : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi, dimana hubungan itu diusun melalui jalur ayah.
b. Matrilinear : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
c. Matrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah ibu.
d. Patrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami.
e. Keluarga kawinan : hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan
keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena
adanya hubungan suami atau istri.
6. Fungsi Keluarga
Terdapat beberapa fungsi keluarga menutrut Friedman (1998) dalam Komang Ayu
Henny Achjar (2010) yaitu :
a. Fungsi Afektif
Fungsi afektif merupakan fungsi keluarga dalam memenuhi kebutuhan
pemeliharaan kepribadian dari anggota keluarga. Merupakan respon dari
keluarga terhadap situasi dan kondisi yaitu dialami tiap anggota keluarga baik
senang maupun sedih, dengan melihat bagaimana cara keluarga
mengekspresikan kasih sayang.
b. Fungsi Sosialisasi
Fungsi sosialisasi tecermin dalam melakukan pembinaan sosialisasi pada anak,
membentuk nilai dan norma yang diyakini anak, meneruskan nilai-nilai
budaya keluarga. Bagaimana keluarga produktif terhadap sosial dan
bagaimana keluarga memperkenalkan anak den dengan dunia luar dengan
belajar berdisiplin, mengenal budayaaa dan norma melalui hubungn interaksi
dalam keluarga sehingga mampu berperan dalan masyarakat.
c. Fungsi Perawatan Kesehatan
Merupakan fungsi keluarga dalammelindungi keamanan dan kesehatan
seluruh anggota keluarga serta menjamin pemenuhan kebutuhan
perkembangan fisik, mental dan spiritual dengan cara memelih ara dan
merawat anggota keluarga seta mengenali kondisi sakit tiap anggota keluarga.
d. Fungsi Ekonomi
Fungsi ekonomi, untuk memenuhi kebutuhan keluarga seperti sandang,
pandang, papan dan kebutuhan lainnya melalui keefektifan sumber dana
keluarga. Mencari sumber penghasilan guna memenuhi kebutuhan keluarga,
pengaturan penghasilan keluarga, menabung untuk memenuhi kebutuhan
keluarga.
e. Fungsi Biologis
Fungsi biologis, bukan hanya untuk ditunjukan untuk memenuhi keturunan
tetapi untuk memelihara dan membesarkan anak untuk kelamjutan generasi
selanjutnya.
f. Fungsi Psikologis
Fungsi psikologis, terlihat bagaimana keluarga memberikan kasih sayang dan
rasa aman, memberikan perhatian diantara anggota keluarga, membina
kedewasaan kepribadian anggota keluarga dan memberikan idemtitas
keluarga.
g. Fungsi Pendidikan
Fungsi pendidikan diberikan oleh keluarga dalam rangka memberikan
pengetahuan, keterampilan, membentuk prilaku anak, mempersiapkan anak
untuk kehidaupan dewasa, mendidik anak sesuai dengan tingkat
perkembangannya.
Menurut Effendy (1996) dalam (Setiadi, 2008) dari berbagai fungsi diatas ada 3
fungsi pokok keluarga terhadap anggota keluarganya adalah :
a. Asih adalah memberikan kasih sayang, perhatian, rasa aman, kehangatan
anggota keluarga ssehingga memungkinkan mereka tumbuh dan berkembang
sesuai usia dan kebutuhannya.
b. Asuh adalah kebutuhan pemeliharaan dan perawatan anak agar kesehatannya
selalu terpelihara, sehingga diharapkan menjadikan mereka anak-anak yang
sehat bail fisik, mental, sosial dan spiritul.
c. Asah adalah memenuhi kebutuhan pendidikan anak, sehingga siap menjadi
manusia dewasa yang mandiri dalam mempersiapkan masadepannya.
7. Peran Keluarga
Dalan (Setiadi, 2008), peran kluarga menggambarkan seperangkat prilaku
interpersonal, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan
situasi tertentu. Berbagai peranan yang terdaapat di dalam keluarga adalah sebagai
berikut :
a. Peranan ayah : ayah sebagai suami dari istri dan sebagai ayah dari anak-anak,
berperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung, dan pemberirasa aman,
sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta
sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.
b. Peranan Ibu : sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan
mengurus rumah tangga, sebai pengasuh dan pendidik anak-anaknya,
pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta
sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping iyu ibu juga dapat
berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarga.
c. Peranan anak : anak-anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai dengan
tingkatan perkembangannya baik fisik, mental, sosial dan spiritual.
Usia lanjut adalah suatu proses alami yang tidak dapat dihindari. Menua atau
menjadi Menua atau menjadi tua adalah suatu tua adalah suatu keadaaan yang
keadaaan yang terjadi terjadi didalam didalam kehidupan kehidupan manusia.
manusia. Proses menua merupakan merupakan proses sepanjang sepanjang hidup,
tidak hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan
permulaan kehidupan. kehidupan. Menjadi Menjadi tua merupakan merupakan
proses alamiah, alamiah, yang berarti berarti seseorang seseorang telah melalui
melalui tiga tahap kehidupannya, kehidupannya, yaitu anak, dewasa dan dewasa
dan tua. Tiga tahap tua. Tiga tahap ini berbeda, ini berbeda, baik secara baik
secara biologis maupun biologis maupun psikologis. psikologis. Memasuki
Memasuki usia tua berarti mengalami berarti mengalami kemunduran,
kemunduran, misalnya misalnya kemunduran fisik kemunduran fisik yang
ditandai yang ditandai dengan kulit dengan kulit yang mengendu yang
mengendur, rambut r, rambut memutih, gigi mulai memutih, gigi mulai ompong,
ompong, pendengaran ku pendengaran kurang jelas, rang jelas, pengelihatan
pengelihatan semakin memburuk, gerakan lambat dan figur tubuh yang tidak
proporsional (Nugroho, 2008).
2. Batasan Lansia
c. Lanjut usia ( geriatric geriatric age) lebih dari 65 tahun atau 70 tahun
yang dibagi lagi dengan: a) 70 – 75 tahun ( young old ), 75 – 80 tahun
(old ), b) > dari 80 tahun ( > dari 80 tahun (very old ).
c. Kelompok lans pok lansia resik ia resiko tingg o tinggi, yaitu l i, yaitu
lansia yan ansia yang berusi g berusia lebih dar a lebih dari 70 tahun.
1. Teori Biologis
a. Teori Genetik
Teori genetik clock, teori ini merupakan teori intrinsik yang menjelaskan
bahwa didalam tubuh terdapat jam biologis yang mengatur gen dan
menentukan proses penuaan.
Menurut teori ini, penuaan terjadi karena adanya mutasi somatik akibat
pengaruh akibat pengaruh lingkungan yang buruk. Te buruk. Terjadi
kesalahan dalam rjadi kesalahan dalam proses transkripsi DNA atau
RNA dan dalam proses translasi RNA protein/enzim. protein/enzim.
Kesalahan Kesalahan ini terjadi terjadi terus- menerus menerus sehingga
sehingga akhirnya akan terjadi penurunan fungsi organ atau perubahan
sel menjadi kanker atau sel menjadi penyakit. Setiap sel pada saatnya
akan mengalami mutasi, sebagai contoh yang khas adalah mutasi sel
kelamin sehingga terjadi penurunan kemampuan fungsional sel (Suhana,
2000).
c. Teori nongenetik
2) Teori ker eori kerusakan aki usakan akibat radik bat radikal bebas (f
al bebas (free radi ree radical theor cal theory), teor y), teori radikal
bebas dapat terbentuk di alam bebas dan di dalam tubuh, karena
adanya proses metabolisme atau proses pernapasan pernapasan di
dalam mitokondria. mitokondria. Radikal Radikal bebas merupakan
merupakan suatu atom atau molekul yang tidak stabil karena
mempunyai elektron yang tidak berpasangan sehingga sangat
reaktif mengikat atom kat atom atau molekul lain atau molekul lain
yang menimbulka yang menimbulkan berbaga berbagai kerusakan
atau perubahan dalam tubuh. Tidak stabilnya radikal bebas
(kelompok atom) mengak bebas (kelompok atom) mengakibatkan
oksidasi oksig ibatkan oksidasi oksigen bahan en bahan organik,
misalnya karbohidrat dan protein. Radikal bebas ini menyebabkan
sel tidak dapat bergenerasi (Halliwel, 1994).
4) Teori rantai sil tai silang (cro ang (cross link theor ss link theory),
teor y), teori ini menj ini menjelaskan bahwa menua disebabkan
bahwa menua disebabkan oleh lemak, protein, karboh oleh lemak,
protein, karbohidrat, dan idrat, dan asam nukleat (molekul kolagen)
bereaksi dengan zat kimia dan radiasi, mengubah fungsi jaringan
yang menyebabkan perubahan perubahan padamembran
padamembran plasma, plasma, yang mengakibatkan terjadinya
jaringan yang kaku, kurang elastis, dan hilangnya fungsi pada proses
menua.
d. Teori Sosiologis
1) Teori Interaksi Sosial
Masalah psikologik yang dialami oleh golongan lansia ini pertama kali
mengenai sikap mereka sendiri terhadap proses menua yang mereka hadapi,
antara lain kemunduran badaniah atau dalam kebingungan untuk memikirkannya.
Dalam hal ini dikenal apa yang disebut disengagement theory, yaitu berarti ada
penarikan diri dari masyarakat dan diri pribadinya satu sama lain. Dulu hal ini
diduga ini diduga dapat mensukseskan proses menua. ses menua. Anggapan ini
bertentangan dengan pendapat-pendapat sekarang, yang justru menganjurkan
masih tetap ada social involvement (keterlibatan sosial) yang dianggap lebih
penting dan meyakinkan. Masyarakat sendiri menyambut hal ini secara positif.
Daya ingat (memori) mereka memang banyak yang menurun dari lupa
sampai pikun dan demensia. Biasanya mereka masih ingat betul peristiwa-
peristiwa peristiwa yang telah lama terjadi, terjadi, malahan malahan lupa
mengenai mengenai hal- hal yang baru terjadi. Pada lansia yang masih produktif
justru banyak yang menggunakan waktu menulis buku ilmiah, maupun
memorinya sendiri. Biasanya sifat-sifat streotype para lansia ini sesuai dengan
pembawaanya pada waktu muda. Beberapa tipe yang dikenal adalah sebagai
berikut:
1. Tipe konst ipe konstruktif: orang ini mempunyai inte yai integritas baik tas
baik, dapat menikmati hidupnya, mempunyai toleransi tinggi, humoristis,
fleksibel (luwes) dan tahu diri. Biasanya sifat-sifat ini dibawanya sejak muda.
Mereka dapat menerima fakta-fakta proses menua, mengalami pensiun
dengan tenang, juga dalam menghadapi masa akhir.
1. Upaya Promotif
2. Upaya Preventif
3. Upaya Kuratif
Kegiatan pengobatan ringan bagi lanjut usia yang sakit bila dimungkinan
dapat di lakukan di kelompok lanjut usia atau Posyandu lansia. Pengobatan
lebih lanjut ataupun perawatan bagi lanjut usia yang sakit dapat dilakukan di
fasilitas pelayanan seperti Puskesmas Pembantu, Puskesmas ataupun di Pos
Kesehatan Desa. Apabila sakit yang diderita lanjut usia membutuhkan
penanganan dengan fasilitas lebih lengkap, maka dilakukan rujukan ke
Rumah Sakit setempat.
4. Upaya Rehabilitatif
1. Guide Pers de Persons of all ages to ons of all ages toward a healthy aging
proc y aging process (Membimbing orang pada segala usia untuk mencapai
masa tua yang sehat).
3. Respect the tight of older adults and ensure other do the same (Menghormati
hak orang dewasa yang lebih tua dan memastikan yang lain melakukan hal
yang sama)
5. Notice and reduce risks to heal to health and well bein ll being
(Memerhatikan serta mengurangi risiko terhadap kesehatan dan mengurangi
risiko terhadap kesehatan dan kesejahter kesejahteraan).
12. Coordinate and managed care (Mengoordinasi dan mengatur dan mengatur
perawatan).
13. Asses, plan, implement and evaluate care in an individualized, holistic maner
(Mengkaji, merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi perawatan
individu dan perawatan secara menyeluruh).
14. Link services with needs (Memberikan pelayanan sesuai dengan kebutuhan).
15. Nurtuere futue gerontol ere futue gerontological nurses for advancem ogical
nurses for advancement of the speciali the speciality (Membangun masa
depan perawat gerontik untuk menjadi ahli dibidangnya).
16. Understand the tand the unique physi unique physical, emotical cal, emotical,
social, spritual aspect of each al, spritual aspect of each other (Saling
memahami keunikan pada aspek fisik, emosi, sosial dan spritual).
2. Klasifikasi Hipertensi
Pengukuran tekanan darah dapat dilakukan dengan menggunakan
sfigmomanometer air raksa atau dengan tensimeter digital. Hasil dari pengukuran
tersebut adalah tekanan sistol maupun diastole yang dapat digunakan untuk
menentukkan Hipertensi atau tidak. Terdapat bebarapa klasifikasi hipertensi pada
pengukuran hasil tersebut.
Klasifikasi tekanan darah sistolik dan diastolik dibagi menjadi empat
klasifikasi (Smeltzer, 2012) yaitu :
3. Etiologi Hipertensi
Hipertensi dapat didiagnosa sebagai penyakit yang berdiri sendiri tetapi sering
dijumpai dengan penyakit lain, misalnya arterioskeloris, obesitas, dan diabetes
militus. Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dapat dikelompokkan menjadi dua
golongan yaitu (WHO, 2014) :
1) Hipertensi esensial atau hipertensi primer
Hipertensi primer atau esensial adalah tidak dapat diketahui penyebabnya.
Sebanyak 90-95 persen kasus hipertensi yang terjadi tidak diketahui dengan
pasti apa penyebabnya. Para pakar menemukan hubungana antara riwayat
keluarga penderita hipertansi (genetik) dengan resiko menderita penyakit ini.
Selain itu juga para pakar menunjukkan stress sebagai tertuduh utama, dan
faktor lain yang mempengaruhinya. Faktor-faktor lain yang dapat dimasukkan
dalam penyebab hipertensi jenis ini adalah lingkungan, kelainan metabolism,
intra seluler, dan faktor-faktor yang meningkatkan resikonya seperti obesitas,
merokok, konsumsi alkohol, dan kelainan darah.
2) Hipertensi Sekunder
Hipertensi sekunder adalah kenaikan tekanan darah dengan penyebab tertentu.
Pada 5-10 persen kasus sisanya penyebab khususnya sudah diketahui, yaitu
gangguan hormonal, penyakit diabetes, jantung, ginjal, penyakit pembuluh
darah atau berhubungan dengan kehamilan. Kasus yang sering terjadi adalah
karena tumor kelenjar adrenal. Garam dapur akan memperburuk resiko
hipertensi tetapi bukan faktor penyebab. Sedangkan menurut Wijaya & Putri
(2013), penyebab hipertensi sekunder diantaranya berupa kelainan ginjal
seperti tumor, diabetes, kelainan adrenal, kelainan aorta, kelianan endokrin
lainnya seperti obesitas, resistensi insulin, hipertiroidisme dan pemakaian
obat-obatan seperti kontasepsi oral dan kartikosteroid.
Sedangkan tanda dan gejala utama hipertensi menurut (Aspiani, 2014) yang
dikeluhkan oleh penderita Hipertensi yaitu :
1) Sakit kepala.
2) Rasa pegal dan tidak nyaman pada tengkuk.
3) Perasaan berputar seperti tujuh keliling serasa ingin jatuh.
4) Berdebar atau detak jantung terasa cepat.
5) Telinga berdenging yang memerlukan penanganan segera.
6. Komplikasi Hipertensi
Tekanan darah tinggi bila tidak segera diobati atau ditanggulangi, dalam
jangka panjang akan menyebabkan kerusakan ateri didalam tubuh sampai organ
yang mendapat suplai darah dari arteri tersebut.
Komplikasi yang dapat terjadi pada penderita hipertensi yaitu : (Aspiani, 2014)
1) Stroke, terjadi akibat hemoragi disebabkan oleh tekanan darah tinggi di otak
dan akibat embolus yang terlepas dari pembuluh selain otak yang terpajan
tekanan darah tinggi.
2) Infark miokard, dapat terjadi bila arteri koroner yang arterosklerotik tidak
dapat menyuplai cukup oksigen ke miokardium dan apabila membentuk 12
trombus yang bisa memperlambat aliran darah melewati pembuluh darah.
Hipertensi kronis dan hipertrofi ventrikel, kebutuhan oksigen miokardium
tidak dapat dipenuhi dan dapat terjadi iskemia jantung yang menyebabkan
infark. Sedangkan hipertrofi ventrikel dapat menyebabkan perubahan waktu
hantaran listrik melintasi ventrikel terjadilah disritmia, hipoksia jantung, dan
peningkatan resiko pembentukan bekuan.
3) Gagal jantung, dapat disebabkan oleh peningkatan darah tinggi. Penderita
hipertensi, beban kerja jantung yang meningkat, otot jantung akan
mengendor dan berkurang elastisitasnya, di sebut dekompensasi. Akibatnya
jantung tidak mampu lagi memompa, banyak cairan tertahan di paru yang
dapat menyebabkan sesak nafas ( edema) kondisi ini disebut gagal jantung.
4) Ginjal , tekanan darah tinggi bisa menyebabkan kerusakan ginjal. Merusak
sistem penyaringan dalam ginjal akibat ginjal tidak dapat membuat zat zat
yang tidak divbutuhkan tubuh yang masuk melakui aliran darah dan terjadi
penumpukan dalam tubuh.
7. Pathways
Perawatan Hipertensi
• Usahakan untuk dapat mempertahankan berat badan yang ideal (cegah
kegemukan).
• Batasi pemakaian garam.
• Mulai kurangi pemakaian garam sejak dini apabila diketahui ada faktor keturunan
hipertensi dalam keluarga.
• Tidak merokok.
• Perhatikan keseimbangan gizi, perbanyak buah dan sayuran.
• Hindari minum kopi yang berlebihan.
• Mempertahankan gizi (diet yang sehat seimbang).
• Periksa tekanan darah secara teratur, terutama jika usia sudah mencapai 40 tahun.
Bagi yang sudah sakit
• Berobat secara teratur.
• Jangan menghentikan, mengubah, dan menambah dosis dan jenis obat tanpa
petunjuk dokter.
• Konsultasikan dengan petugas kesehatan jika menggunakan obat untuk penyakit
lain
• karena ada obat yang dapat meningkatkan memperburuk hipertensi.
Mengetahui tentang hipertensi dan cara merawat bukanlah kunci utama kesembuhan,
kunci utamanya adalah :
8. Diet Hipertensi
a. Perbedaan Diet Dengan Makanan Biasa
1) konsumsi lemak dibatasi
2) konsumsi Cholesterol dibatasi
3) konsumsi kalori dibatasi untuk yang terlalu gemuk atau obese
4) Makanan yang boleh dikonsumsi
b. Makanan Yang Boleh Dikonsumsi
1) Sumber kalori
Beras,tales,kentang,macaroni,mie,bihun,tepung-tepungan, gula.
2) Sumber protein hewani
Daging,ayam,ikan,semua terbatas kurang lebih 50 gram perhari, telur
ayam,telur bebek paling banyak satu butir sehari, susu tanpa lemak.
3) Sumber protein nabati
Kacang-kacangan kering seperti tahu,tempe,oncom
4) Sumber lemak
Santan kelapa encer dalam jumlah terbatas.
5) Sayuran
Sayuran yang tidak menimbulkan gas seperti bayam,kangkung,buncis, kacang
panjang, taoge, labu siam, oyong, wortel.
6) Buah-buahan
Semua buah kecuali nangka, durian, hanya boleh dalam jumlah terbatas.
7) Bumbu
Pala, kayu manis,asam,gula, bawang merah, bawang putih, garam tidak lebih
15 gram perhari.
8) Minuman
Thea encer, coklat encer, juice buah.
c. Makanan Yang Tidak Boleh Dikonsumsi
1) Makanan yang banyak mengandung garam
• Biscuit,krakers,cake dan kue lain yang dimasak dengan garam dapur atau
soda.
• Dendeng, abon,cornet beaf,daging asap,ham, ikan asin,ikan pindang,
sarden ikan teri, telur asin.
• Keju, margarine dan mentega.
2) Makanan yang banyak mengandung kolesterol
Makanan dari hewan seperti otak,ginjal,hati,limfadan jantung.
3) Makanan yang banyak mengandung lemak jenuh
• Lemak hewan :sapi,babi,kambing,susu jenuh,cream, keju, mentega.
• Kelapa, minyak kelapa,margarine,alpokat.
4) Makanan yang banyak menimbulkan gas Kool, sawi, lobak, dll.
d. Bagaimana Mengatur Diit
1) Hindari penggunaan kelapa, minyak kelapa,lemak hewan, margarine,mentega
sebagai pengganti gunakan minyak kacang atau minyak jagung dalam jumlah
tertentu.
2) Batasi penggunaan daging hingga 3 kali seminggu dengan paling banyak 50
gram tiap kali makan, makanlah ikan air tawar sebagai pengganti.
3) Gunakan susu skim sebagaipengganti susu penuh.
4) Batasi penggunaan telur hingga hanya 3 kali seminggu.
5) Gunakan sering tahu,tempe, dan hasil kacang-kacangan lainya.
6) Batasi penggunaan gula, makanan dan minuman manis seperti sirup, coca
cola, limun, permen,dodol, coklat, kolak, eskrim.
7) Makanlah banyak sayuran dan buah-buahan.
e. Obat Tradisional Untuk Hipertensi
Banyak tumbuhan obat yang telah lama digunakan oleh masyarakat secara
tradisional untuk mengatasi hipertensi atau tekanan darah tinggi. Hal yang perlu
diinformasikan kepada masyarakat adalah cara penggunaannya, dosis, serta
kemungkinan adanya efek samping yang tidak diketahui. Obat – obat tradisional
tersebut diantaranya:
1) Buah Belimbing
Buah ini dapat mengontrol tekanan darah dalam keadaan normal dan juga
bias menurunkan tekanan darah bagi mereka yang sudah mengalaminya.
Caranya yaitu buah belimbing yang sudah masak diparut halus. Kemudian
parutan belimbing diperas sehingga menjadi satu gelas sari belimbing. Air
perasan ini diminum setiap pagi, lakukan selama tiga minggu sampai satu
bulan. Setelah satu bulan sari belimbing ini dapat diminum dua hari sekali.
Tidak perlu menambahkan gula pasir atau sirup pada air perasan. Bagi
mereka yang sudah terlanjur menderita hipertensi, sebaiknya gunakan buah
belimbing yang besar sehingga air perasannya lebih banyak.
2) Daun Seledri
Cara penggunaannya dengan menumbuk segenggam daun seledri sampai
halus, saring dan peras deengan kain bersih dan halus. Air saringan
usahakan satu gelas diamkan selama satu jam, kemudian diminum pagi dan
sore dengan sedikit ampasnya yang ada di dasar gelas. Menurut penelitian
daun seledri bias memperkecil fluktuasi kenaikan tekanan darah.
3) Bawang Putih
Caranya dengan memakan langsung tiga siung bawang putih mentah setiap
pagi dan sore hari. Pilih bawang putih yang kulitnya berwarna coklat
kehitaman karena mutunya lebih baik. Jika tidak mau memakannya dalam
keadaan mentah bias direbus atau dikukus dulu. Namun karena banyak
zatnya yang bisa berkhasiat yang dapat ikut larut ddalam air rebusannya,
sebaiknya ditambaah menjadi 8 sampai 9 siung sekali makan.
4) Buah Mengkudu / Pace
Buah ini sebagai alternatif untuk menekan hipertensi. Caranya hampir sama
dengan buah belimbing, yaitu dengan cara memarut halus, kemudian
diperas memakai kain kassa yang bersih, diambil airnya. Minum sari
mengkudu setiap pagi dan sore hari secara teratur
5) Avokad
Caranya lima daun avokad dicuci bersih, kemudian direbus dengan 4 gelas
air putih. Tunggu air rebusan hingga menjaadi 2 gelas, saring. Satu gelas
diminum pagi hari, satu gelas lagi diminum sore hari.
6) Melon
Buah yang sudah masak dapat langsung di makan
7) Semangka
Buah yang sudah masak dapat langsung di makan
8) Mentimun
Dapat dimakan langsung, atau dapat di parut kemudian diminum
D. GANGGUAN POLA TIDUR
1. Definisi Gangguan Pola tidur
Tidur merupakan suatu keadaan tidak sadar dimana persepsi dan reaksi
individu terhadap lingkungan menurun atau hilang dan dapat dibangunkan
kembali dengan stimulus dan sensori yang cukup. Selain itu tidur juga dikatakan
sebagai keadaan tidak sadarkan diri yang relatif, bukan hanya keadaan penuh
ketenangan tanpa kegiatan, melainkan merupakan sesuatu urutan siklus yang
berulang (Wahit Iqbal Mubarak et al., 2015). Gangguan pola tidur merupakan
perasaan tidak nyaman atau terganggu yang disebabkan oleh suatu keadaan ketika
individu mengalami atau beresiko mengalami suatu perubahan dalam kualitas
atau kuantitas pola istirahatnya (Carpenito, Lynda Juall. 2016). Gangguan pola
tidur adalah gangguan kualitas dan kuantitas waktu tidur akibat faktor eksternal
(Tim Pokja SDKI, 2017).
4. Tahapan tidur
1) Tidur NREM (Non Rapid Eye Movement)
Tidur NREM terdiri dari 4 tahap, dimana setiap tahapannya mempunyai ciri
tersendiri:
a) Tahap I
Tahap I ini berlangsung 30 detik sampai 5 menit pertama dari siklus
tidur. Pada tahap ini seseorang merasa kabur dan rileks, mata bergerak
ke kanan dan ke kiri, kecepatan jantung dan pernapasan turun secara
jelas. Gelombang alfa sewaktu seseorang masih sadar dibantu dengan
gelombang beta yang lambat. Sesorang yang tidur pada tahap pertama
dapat dibangunkan dengan mudah.
b) Tahap II
Seluruh tubuh kita seperti berada pada tahap tidur yang lebih dalam.
Tidur masih mudah dibangunkan, meskipun kita benar-benar berada
dalam keadaan tidur. Periode tahap 2 berlangsung dari 10 sampai 40
menit. Kadang-kadang selama tahap tidur 2 seseorang dapat terbangun
karena sentakan tiba-tiba dari ektremitas tubuhnya. Ini normal, kejadian
sentakan ini, sebagai akibat masuknya tahapan REM.
c) Tahap III
Pada tahapan ini kecepatan jantung dan pernapasan serta proses tubuh
berlanjut mengalai penurunan akibat dominasi sistem saraf parasimpatis.
Seseorang lebih sulit dibangunkan. Gelombang otak menjadi tertur dan
terdapat penambahan delta lambat.
d) Tahap IV
Tahap ini merupakan tahap tidur dalam yang ditandai dengan
rekomendasi gelombang delta yang lambat. Kecepatan jantung dan
pernapasan turun. Selama tidur seseorang mengalami sampai 4 sampai 6
kali suklus tidur dalam waktu 7 sampai 8 jam. Siklus tidur sebagian
besar merupakan tidur NREM dan berakhir dengan tidur REM.
2) Tidur REM (Rapid Eye Movement)
Tahap tidur REM sangat berbeda dari tidur NREM. Tidur REM
adalah tahapan tidur yang sangat aktif. Pola napas dan denyut jantung tidak
teratur dan tidak terjadi pembentukan keringat. Kadang-kadang timbul
twitching (berkedut) pada tangan, kaki, atau muka, dan pada laki-laki dapat
timbul ereksi pada periode tidur REM. Walaupun ada aktivitas demikian
orang masih tidur lelap dan sulit untuk dibangunkan. Sebagian besar
anggota gerak tetap lemah dan rileks. Tahap tidur ini diduga berperan
dalam memulihkan pikiran, menjernihkan rasa kuatir dan daya ingat dan
mempertahankan fungsi sel-sel otak.
PENGKAJIAN DILAKUKAN
Hari : Senin
Waktu : 11.00
A. PENGKAJIAN
a. Genogram
: Laki-laki
: Perempuan
: Penderita
: Menikah
: Tinggal serumah
b. Tipe Keluarga
Keluarga Tn. S merupakan keluarga dengan tipe keluarga usia lanjut terdiri
dari suami istri yang sudah tua dan anak memisahkan diri
c. Struktur Peran
Tn. S berperan sebagai kepala keluarga
Ny. Y berperan sebagai ibu rumah tangga
d. Suku Bangsa
Keluarga Tn. S termasuk dalam keluarga Suku Sunda dan Kewarganegaraan
Indonesia.
e. Agama
Semua anggota keluarga beragama Islam dan menjalankan sesuai dengan
ajaran agama Islam.
Tahap perkembangan keluarga Tn. S saat ini adalah tahap keluarga dengan
keluarga usia lanjut karana terdiri dari suami istri yang sudah tua dan anaknya
sudah menikah dan memisahkan diri.
a. Kebutuhan Nutrisi
1) Kebiasaan makan
Tn. S : 2x/sehari
Ny. Y : 3x/sehari
2) Kebiasaan minum
Tn. S : 10 gelas/hari
Ny. Y : 10 gelas/hari
b. Kebiasaan Elimunasi
1) Pola BAB
Tn. S : 2x/sehari
Yn. Y : 2x/sehari
2) Pola BAK
Tn. S : 5-6x/sehari
Yn. Y : 6x/sehari
c. Istirahat Tidur
1) Waktu tidur
Tn. S : 6 jam/hari
Yn. Y : 8 jam/hari
2) Waktu bangun
Tn. S : 18 jam/hari
Yn. Y : 16 jam/hari
d. Kebersihan Diri
1) Mandi
Tn. S : 2x/hari
Yn. Y : 3x/hari
2) Gosok gigi
Tn. S : 1x/hari
Yn. S : 2x/hari
3) Keramas
Tn. S : 1x/minggu
Yn. S : 2x/minggu
4) Potong kuku
Tn. S : 1x/minggu
Yn. S : 1x/minggu
c. Rekreasi waktu luang
Tn. S mengatakan reaksi waktu luang hanya menonton Tv dan jalan-jalan sekitar
rumah.
4. Fungsi Keluarga
a. Fungsi Afektif
Tn. S mengatakan hubungan dengan keluarga harmonis, keluarga merasa
nyaman dengan keadaansaat ini, antara keluarga saling menghargai,
menghormati dan tidak saling memaksakan kehendak.
b. Fungsi Sosialisasi
Tn. S dan Ny. Y mengatakan berhubungan baik tidak ada pertengkaran degan
tetangga sekitar.
c. Fungsi Ekonomi
Tn. mengtakan untuk mempunyai penghasilan 80.000 sebagai kepala keluarga
dan setiap bulannya Tn. S mendapatkan uang sekitar 1.000.000 dari anaknya,
dan sudah cukup memenuhi kebutuhan.
d. Fungsi Reproduksi
Tn. S mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit keturunan dari keluargannya.
H 10 Meter
F E
8 meter
D
A
C
9 meter
Keterangan :
A : Ruang tamu
B,C,D : Kamar tidur
E : Dapur
F : Sumur + WC
G : Sepic tank
: Jendela
: Pintu
7. Psikologis
a. Status emosi
1) Stressor Jangka Pendek dan Jangka panjang
a) Jangka pendek
Tn. S mengatakan seementra ini tidak mempunyai masalah berat,
hanya saja Tn. S yang mengalami permasalahan yaitu menderita
penyakit hipertensi
b) Jangka panjang
Keluarga Tn. S memikirkan masa yang akan datang.
2) Kemampuan Keluarga Berespon Terhadap Stressor
Kelurga Tn. S mengatakan jika punya masalah selalu didiskusikan.
3) Stressor Koping yang Digunakan
Keluarga Tn. S mengatakan selalu berdoa dan bermusyawarah dengan
istri Ny. Y
4) Strategi Adaptasi Disfungsional
Keluarga Tn. S mengataknan tidak menggunakan strategi adaptasi
disfungsional
b. Konsep Diri
1) Body image
Tn. S melihat dirinya sebagai kepala keluarga, Ny. S sebagai Ibu Rumah
Tangga merasa cukup terhadap gambaran dari masing-masing
2) Identitas diri
Tn. S melihat dirinya sebagai kepala keluarga dan Ny. S sebagai Ibu Rumah
Tangga
3) Peran
Tn. S sebagai kepala keluarga yang mencari nafkah, Ny. S sebagai Ibu
Rumah Tangga dan yang mengelola uang.
4) Ideal diri
Tn. S mengatakan selalu berdoa dan berusaha dalam menghadapi masalah
yang dihadapi keluarga
c. Harga Diri, Pola Komunikasi
Tn. S dan keluarga mengatakan selalu menerima setiap masalah dengan ikhlas
dan pola komunikasi selalu menggunakan bahasa daerah yaitu sunda.
8. Derajat Kesehatan
a. Kejadian Kesehatan
Keluarga Tn. S mengatakan bahawa Ny. Y dalam keadaan sehat, sedangkan
Tn. S masih berobat untuk penyakit hipertensinya.
b. Kejadian Cacat
Keluarga Tn. S mengatakan tidak mempunyai kejadian cacat baik dulu dan
sekarang di dalam keluarga
c. Kejadian Kematian Dalam Satu Tahun Terakhir
Keluarga Tn. S mengatakan tidak ada kejadian kematian dikeluarganya
setahun terakhir ini
d. Prilaku Keluarga Dalam Penanggulangan Sakit
Keluarga Tn. S mengatakan selalu melakukan pemeriksaan bila sakit ke bidan
atau puskesmas.
9. Arapan keluarga Terhadap Petugas Kesehatan
Harapan Tn. S dan Ny. S terhadap petugas kesehatan yaitu dapat memberikan
pelayanan yang lebih baik pada masyarakat.
B. PENGKAJIAN INDIVIDU
1. Identitas Klien
Nama : Tn. S
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 67 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Buruh
Suku Bangsa : Sunda
Status Marital : Menikah
Alamat : Desa Sutawangi RT 002 RW 010 Kec. Jatiwangi Kab.
Majalengka
2. Riwayat Kesehatan
a. Masalah kesehatan yang pernah dialami
Tn. S mengatan tidak mempunyai masalah penyakit lain sebelumnya.
b. Masalah kesehatan keuarga (keturunan)
Tn. S mengatakan tidak mempunyai penyakit keturunan dari keluarganya.
3. Kebiasaan sehari-hari
a. Biologi
i. Kebutuhan Nutrisi
a) Kebiasaan makan : 2x/hari
b) Kebiasaan minum : 10 gelas/hari
ii. Kebutuhan eliminasi
1. Pola BAB : 2x/hari
2. Pola BAK : 5-6x/hari
iii. Istirahat tidur
1. Waktu tidur : 12.00 - 6 jam
2. Waktu bangun : 05.00 - 18 jam
iv. Kebersihan diri
1. Mandi : 2x/hari
2. Gosok gigi : 1x/hari
3. Keramas : 1x/minggu
4. Potong kuku : 1x/minggu
5) Aktivitas sehari-hari : Tn. S melakukan kegiatan sehari-hari dengan
baik
6) Rekreasi waktu luang : Tn. S hanya menonton Tv dan jalan-jalan
sekitar rumah
b. Psikologis
Keaadaan Tn. S baik-baik saja dia menerima penyakitnya dengan ikhlas.
c. Sosial
1) Hubungan antar keluarga : Hubunga dengan keluarga tidak
tergganggu karena sudah memahami, sehingga menerima apa adanya.
2) Hubungan dengan orang lain : Tn. S bias bersosialisasi dengan baik
dan tidak menaarik diri
d. Spiritual
1) Pelaksanan ibadah : Tn. S biasa melakukan shalat 5 waktu
dirumah dan juga taat menjalankan ibadahnnya
2) Keyakinan tentang kesehatan : Tn. S mengatakan bahwa dengan
terjangkitnya penyakit hipertensi ini memang sebagian dari pola hidup
yang tidak baik
C. PENGKAJIAN GERONTIK
Pernyataan Tahap II √
4. Katz Indeks
Pengkajian Katz Indeks pada Tn. S
4 Memakai pakaian √
5 Pergi ke toilet √
6 Berpindah tempat √
7 Mandi √
5. Barthel Indeks
Dengan
No Kriteria Mandir Keterangan
Bantuan
i
1 Makan 5 10 (√) Frekuensi : 2x sehari
Jumlah : satu porsi
1,5 centong
Jenis : nasi, sayur,
lauk
2 Minum 5 10 (√) Frekuensi : 10x sehari
Jumlah : satu gelas
sekali minum
Jenis : air putih
3 Berpindah dari kursi roda ke tempat 5 - 10 15 (√) Melakukanya tanpa
tidur, sebaliknya ragu
Kesimpulan :
Berdasarkan
pengkajian diatas
Tn. S termasuk
orang mandiri
dengan hasil total
135
6. Sistem SPSMQ
Short Portable Mental Status Questinnaire (Penilaian untuk mengetahui fungsi
intelektual lansia)
No URAIAN Skor
A KESEDIHAN 0
3 Saya sangat sedih/tidak bahagia, dimana saya tidak dapat
menghadapinya
2 Saya galau/sedih sepanjang waktu dan tidak dapat keluar darinya
1 Saya merasa sedih/galau
0(√) Saya tidak merasa sedih
B PESIMISME 1
3 Merasa masa depan adalah sia-sia & sesuatu tidak dapat membaik
2 Merasa tidak punya apa-apa & memandang ke masa depan
1(√) Merasa kecil hati tentang masa depan
0 Tidak begitu pesimis / kecil hati tentang masa depan
C RASA KEGAGALAN 0
3 Merasa benar-benar gagal sebagai orang tua (suami/istri)
2 Bila melihat kehidupan kebelakang, semua yang dapat saya lihat
kegagalan
1 Merasa telah gagal melebihi orang pada umumnya
0(√) Tidak merasa gagal
D KETIDAK PUASAN 0
3 Tidak puas dengan segalanya
2 Tidak lagi mendapat kepuasan dari apapun
1 Tidak menyukai cara yang saya gunakan
0(√) Tidak merasa tidak puas
E RASA BERSALAH 0
3 Merasa seolah sangat beuruk / tidak berharga
2 Merasa sangat bersalah
1 Merasa buruk/tidak berharga sebagai bagian dari waktu yang baik
0(√) Tidak merasa benar-benar bersalah
I KERAGU-RAGUAN 1
3 Saya tidak dapat membuat keputusan sama sekali
2 Saya mempunyai banyak kesulitan dalam membuat keputusan
1(√) Saya berusaha mengambil keputusan
0 Saya membuat keputusan yang baik
K KESULITAN KERJA 0
3 Tidak melakukan pekerjaan sama sekali
2 Telah mendorong diri saya sendiri dengan keras untuk melakukan
sesuatu
1 Memerlukan upaya tambahan untuk memulai melakukan sesuatu
0(√) Saya dapat berkerja ± sebaik-baiknya
L KELETIHAN 1
3 Saya sangat lelah untuk melakukan sesuatu
2 Saya merasa lelah untuk melakukan sesuatu
1(√) Saya merasa lelah dari yang biasanya
0 Saya tidak merasa lebih lelah biasanya
M ANOREKSIA 1
3 Saya tidak lagi punya nafsu makan sama sekali
2 Nafsu makan saya sangat buruk sekarang
1(√) Nafsu makan saya tidak sebaik sebelumnya
0 Nafsu makan saya tidak buruk dari biasanya
Jumlah skor 5
Kesimpulan: Skor : 5 Keterangan : 5-7 : Deprisi Ringan
8. Sistem MMSE
Tahun
Musim
Tanggal
Hari
Bulan
Negara Indonesia
Provinsi Jawa Barat
Kota Majalengka
Kecamatan Majalengka
Desa Sutawangi
2. Registras 3 3 Sebutkan nama tiga objek oleh
pemeriksa), 1 detik untuk
mengatakan masing-masing objek.
Kemudian tanyakan kepada klien
objek tadi
Objek Meja
Objek Lemari
Kesimpulan : Berdasarkan pengkajian diatas Tn. S aspek kognitif dari
fungsi mental adalah baik dengan total hasil Tn. S 27
N Kriteria Hasil
O
1 Perubahan posisi/gerkan
keseimbangan - Stabil saat berdiri
- Bangun dari kursi - Menjatuhkan diri ke kursi dengen
- Duduk ke kursi baik dan berada ditengah dengan 1
- Menahan dorongan pada stenum kali menggeser
(3x) - Keadaaan stabil
- Gerakan mencapai sesuatu - Perputaran leher baik, tidak
mengalami pusing dan keadaan
- membungkuk
stabil
- Dapat memegang benda yang ada
diatas/didepan
- Mampu membungkuk untuk
mengambil objek
2 Komponen gaya berjalan
- minta klien untuk berjalan ke - berjalan stabil tanpa ragu, tanapa
tempat yang di tentukan tersandung
- ketinggian jalan kaki - berjalan dengan baik
- kontinuitas langkah kaki - berjalan lurus
- keistimewaan langkah - stabil
- stabil
- penyimpangan jalur saat berjalan
- berbalik
Kesimpulan : Dari hasil pengkajian di atas, keseimbangan pada Tn. S tergolong
pada resiko jatuh rendah
E. ANALISA DATA
DO :
Total 4
H. KELUARGA MANDIRI
Dengan kriteria :
I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
K. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Tanggal/ Diagnosa Implementasi Evaluasi
waktu keperawatan
A : Masalah
teratasi sebagian
P : Lanjutkan
intervensi
mengenai
1. Ingatkan dan
menjelaskan
kembali
tentang
penyebab
hipertensi
2. Menjelaskan
kembali
pencegahan
dari hipertensi
A : masalah teratasi
sebagian
P : Lanjut
intervensi
mengenai
1. Anjurkan
klien
mengontrol
pola tidur
2. Anjurkan
klien
mempertahan
kan pola tidur
L. CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal/ Diagnosa Implementasi Evaluasi Paraf
waktu keperawatan
A : Masalah teratasi
sebagian
P : Lanjutkan
intervensi mengenai
1. Ingatkan dan
menjelaskan
kembali tentang
penyebab
hipertensi
2. Menjelaskan
kembali
pencegahan
dari hipertensi
1. Anjurkan klien
mengontrol
pola tidur
2. Anjurkan klien
mempertahanka
n pola tidur
SATUAN ACARA PENYULUHAN
HIPERTENSI
Sasaran : Pasien
Waktu : 15 menit
C. MATERI PENGAJARAN
1. Pengertian hipertensi
2. Penyebab hipertensi
3. Klasifikasi hipertensi
4. Tanda dan gejala hipertensi
5. Komplikasi hipertensi
6. Cara mengatasi dan mencegah hipertensi
D. MEDIA PENGAJARAN
1. Materi Pengajaran
2. Leaflet
E. METODE PENGAJARAN
1. Ceramah
2. Diskusi / Tanya jawab
G. EVALUASI
Evaluasi yang dilakuakan dengan Tanya jawab adalah :
1. Bagaimana pengertian hipertensi
2. Apa saja penyebab hipertensi
3. Menyebutkan klasifikasi hipertensi
4. Bagaimana tanda dan gejala hipertensi
5. Apa saja komplikasi hipertensi
6. Bagaimana cara mengatasi dan mencegah hipertensi
MATERI HIPERTENSI
A. PENGERTIAN
Hipertensi adalah kenaikan tekanan darah melebihi normal yaitu systole lebih dari 140
mmHg dan diastole lebih dari 90 mmHg.
B. PENYEBAB HIPERTENSI
Penyebab Hipertensi antara lain :
1. Stress
2. Merokok
3. Kelebihan berat badan
4. Terlalu banyak mengkonsumsi garam
5. Kurang olahraga
6. Penyakit saluran kemih
7. Penyakit Endokrin
C. KLASIFIKASI
KATEGORI SISTOLIK DIASTOLIK
mmHg mmHg
Optimal < 120 < 80
Normal < 130 < 85
High Normal 130-139 85-89
Hipertensi
Derajat 1 140-159 90-99
Derajat 2 160-170 100-109
Derajat 3 >180 >110
E. KOMPLIKASI
1. Stroke
2. Gagal jantung
3. Kerusakan gagal ginjal
4. Kerusakan jaringan otot
F. CARA MENGATASI DAN PENCEGAHANNYA
1. Makan-makanan yang bergizi
2. Menjaga berat badan
3. Berolahraga secara teratur
4. Tidak mengkonsumsi garam berlebih
5. Berhenti merokok
6. Perbanyak mengkonsusmsi sayuran dan buah-buahan
H. FAKTOR RISIKO
1. Faktor keturunan
2. Faktor usia
3. Faktor kelamin
LEAFLET HIPERTENSI
DOKUMENTASI
SATUAN OPRASIONAL PROSEDUR
HIPERTENSI