Anda di halaman 1dari 97

Kumpulan cerpen oleh

siswa siswi kelas XII IPA


SMA Methodist Banda Aceh 2021/2022
Penulis:
siswa siswi kelas XII IPA
SMA Methodist Banda Aceh 2021/2022
Judul:
Lampau (Kumpulan Cerpen Sejarah)

Penulis:
siswa siswi kelas XII IPA
SMA Methodist Banda Aceh 2021/2022

Editor:
Nova Sela Meilestari, S.Pd.

Desain Cover:
Rifki

vi, 90 hlm.; 14,8 x 21 cm


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan karunia­Nya kami dapat menyelesaikan buku kumpulan
cerpen “Lampau” dengan baik. Buku ini kami tulis sebagai tugas akhir
semester ganjil tahun pelajaran 2021/2022 mata pelajaran Bahasa
Indonesia.
Terima kasih kepada Kepala SMA Methodist Banda Aceh, Mardin
Laoli, M.Pd., guru mata pelajaran Bahasa Indonesia, Nova Sela
Meilestari, S.Pd., orang tua tercinta, dan teman­teman yang telah
membimbing, mendukung, dan memotivasi kami sehingga kumpulan
cerpen ini selesai dengan baik.
Kumpulan cerpen ini merupakan hasil tulisan siswa kelas XII
IPA yang menceritakan kisah­kisah sejarah yang terjadi di Indonesia
dan dunia kemudian diimajinasikan menjadi sebuah alur cerita yang
menarik. Jadi, cerita dalam kumpulan cerpen ini didasarkan oleh
peristiwa nyata kemudian diimajinasikan; ditambah, dubah, dikurangi;
tanpa mengurangi nilai­nilai sejarah yang ada.
Kumpulan cerpen ini masih belum sempurna dan jika ada kata
atau gambar yang tidak sesuai kai sebagai penulis meminta maaf
dan juga memohon saran yang membangun dari pembaca untuk
kesempurnaan kumpulan cerpen ini. Terima kasih.

Banda Aceh, Desember 2021

Penulis

Lampau | Kumpulan Cerpen Sejarah || Penulis: siswa siswi kelas XII IPA iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................iii
DAFTAR ISI........................................................................................ iv

Good Doctors karya Veriska.............................................................. 1


Tsunami pada Tahun 2004 karya Cherie Vian Chang....................... 9
Di Balik Senyum karya Jesselyn K.................................................. 15
Proklamasi Kemerdekaan karya Anastasia Changi........................ 25
Si Penghisap Darah karya Gressa Patricia..................................... 31
Kehidupanku karya Margaretha...................................................... 37
Kejadian Trisakti 1998 karya Richardo Oktavian............................ 41
Pak Salto dan Pak Cita karya Vince Carter..................................... 45
Proklamasi 1945 karya Rudy Hartanto............................................ 51
Si Keluarga Kecil karya Jessen Alexander C.................................. 57
Rembuk karya Michelle Angelica Salim............................................ 63
Gempa Konoha karya Prince Wiranata........................................... 69
Tsunami karya Diof Tsunami Firdaus............................................... 77
Oświęcim, Poland, 1939 karya Frenedia Cressia Thomas ������������� 83
Impianku karya Steven Gunawan.................................................... 87

iv Lampau | Kumpulan Cerpen Sejarah || Penulis: siswa siswi kelas XII IPA
Lampau | Kumpulan Cerpen Sejarah || Penulis: siswa siswi kelas XII IPA v
vi Lampau | Kumpulan Cerpen Sejarah || Penulis: siswa siswi kelas XII IPA
Good Doctors
karya Veriska

Dorrr… Dorrr... Dorrr…

S
uara tembakan terus terdengar, bau anyir tercium sangat jelas,
puluhan tubuh satu-persatu terhuyung jatuh ke permukaan,
tetapi suara tembakan tersebut tak kunjung berhenti.
“Pelurunya mengenai organ bagian dalam tubuhnya, cepat siapkan
ruangan operasi, pelurunya harus segera dikeluarkan.”
Pikuk riuh gedung bercat putih itu tak lepas dari pantauan seorang
gadis berjas putih dengan noda merah mengotorinya “Beri jalan.”
Tangannya terus bergerak memberi CPR pada korban penembakan
yang sedang dalam kondisi tidak sadarkan diri, “Detak jantungnya
melemah, siapkan ruangan operasi sekarang juga.”
“Audrey… biar aku yang mengoperasinya, kau tangani korban lain
yang ada disana.”
“Tidak, aku yang akan mengoperasinya.”
Ya gadis itu adalah Audrey Valencia, ia merupakan dokter muda
berusia 21 tahun yang sedang menjalankan tugas sebagai dokter
relawan. Ia menyelesaikan pendidikan kedokterannya hanya dalam
waktu 3,5 tahun.
Ia memiliki kepintaran yang patut diakui oleh orang-orang. Ia
mampu membuktikan bahwa dirinya mampu dan terbukti berhasil
melakukan beberapa operasi dengan baik.
Lampu tanda operasi telah nyala, menandakan bahwa operasi
sedang dilaksanakan.
“Pasien mengalami pendarahan dok,” ujar salah satu perawat.
“Siapkan golongan darah yang sesuai, lakukan transfusi segera,”
ujar Audrey.
Di tengah operasi, Audrey menarik napasnya panjang. Matanya

Lampau | Kumpulan Cerpen Sejarah || Penulis: siswa siswi kelas XII IPA 1
menatap kekacauan disekitarnya. Amarah, tangis, darah, dan suara-
suara kekacauan itu masuk ke indra pendengarannya.
Fokusnya hanya satu, menyelamatkan semua orang yang
membutuhkannya. Itu merupakan pedomannya sebagai seorang
dokter, tak peduli dalam keadaan apapun, ia akan selalu berusaha
untuk menyelamatkan orang banyak.
Operasi tersebut terus berjalan hingga lampu tanda operasi
berlangsung telah padam, 4 jam waktu yang dibutuhkan untuk
mengeluarkan peluru tersebut karena peluru tersebut mengenai
bagian yang sulit untuk dijangkau dan membutuhkan waktu banyak
untuk mengeluarkannya dan membutuhkan ketelitian yang sangat
tinggi agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.
Audrey keluar dari ruangan tersebut dan tak lama kemudian
sebuah brankar didorong keluar dari ruangan operasi menuju kamar
perawatan.
“Pastikan kondisinya tetap stabil, saya akan melakukan
pemeriksaan secara berkala, tetap pastikan kondisinya tidak
menurun,” ujar Audrey pada perawat.
“Baik dok,” ujar perawat.
Audrey berjalan kembali ke lokasi kejadian, ia mulai mengobati
korban-korban lainnya yang terkena luka yang tidak begitu parah.
Kelihaiannya dalam bekerja memang tidak perlu diragukan lagi.
Hari demi hari telah berlalu, ia akan kembali ke tempat asalnya
dan menjalani kehidupannya sebagai dokter bedah.
Ia bekerja di sebuah rumah sakit terkenal di Indonesia yang
merupakan rumah sakit milik keluarganya.
“Audrey, di sini.” 
Seorang gadis tampak sedang memanggilnya,gadis itu adalah
sahabatnya, Cassandra Agatha. Berbeda dengan Audrey yang
melanjutkan pendidikannya di bidang kedokteran, Cassandra memilih
untuk melanjutkan pendidikannya di bidang Bisnis dan Fashion
Design.
Di usianya yang baru menginjak 21 tahun, Cassandra mampu
mengembangkan bisnis yang ia bangun sendiri. Walaupun berasal

2 Lampau | Kumpulan Cerpen Sejarah || Penulis: siswa siswi kelas XII IPA
dari keluarga kalangan atas, ia tetap memilih untuk memulai usahanya
dari awal.
“Ya… kenapa badanmu terlihat sangat kurus dan lelah? Apakah
kau tidak makan dengan teratur disana? Sudah aku katakan untuk
tidak menjadi dokter relawan,” seru Cassandra
“Bisakah kau tidak menyerangku dengan omelanmu? Aku sudah
cukup lelah dengan perjalanan panjang kembali kesini, kau tau bukan
bahwa tujuanku menjadi dokter adalah untuk menyelamatkan orang
yang membutuhkan,” ujar Audrey.
Cassandra hanya bisa diam dan menatap sahabatnya dengan
wajah yang datar. Ia tahu bahwa semenjak dulu sahabatnya memang
ingin menjadi dokter untuk menyelamatkan orang banyak.
“Baiklah, bagaimana jika kita mampir ke restoran untuk mengisi
perut? Aku yakin bahwa kau lapar dan belum makan,” tanya Cassandra.
“Baiklah. Aku sedang ingin memakan makanan jepang, ayok kita
pergi ke restoran kesukaan kita,” jawab Audrey.
Perjalanan menuju restoran jepang memakan waktu 30 menit.
Setibanya di restoran, mereka segera memesan makanan yang ingin
disantap dan memulai percakapan dengan membahas kehidupan dan
rencana karier mereka kedepannya.
“Aku akan melakukan pemotretan untuk produk baru bisnisku di
hutan, maukah kau ikut menemaniku?” Tanya Cassandra.
“Mengapa harus melakukan pemotretan di hutan? Tidak bisakah
kau melakukan pemotretan tersebut hanya di studio?” Ujar Audrey.
“Konsep pakaian keluaran terbaruku bertema alam dan aku ingin
melakukan pemotretan di hutan agar konsep tersebut terlihat lebih
nyata dan menarik,” ujar Cassandra.
“Baiklah, aku akan menemanimu jika jadwalku tidak penuh,kapan
jadwal keberangkatannya?” Tanya Audrey.
“Sekitar 1 minggu lagi, kita akan berada disana untuk waktu 10
hari. Pemotretannya akan berlangsung selama 5 hari dan aku sudah
menyusun rencana untuk liburan kita berdua di sana. aku dengar di
sana memiliki pemandangan yang sangat indah dan berbagai tempat
wisata, sudah lama kita tidak melakukan perjalanan liburan berdua,”

Lampau | Kumpulan Cerpen Sejarah || Penulis: siswa siswi kelas XII IPA 3
ujar Cassandra.
Audrey yang mendengar hal tersebut hanya dapat mengangguk
dan memikirkan tentang pengajuan cuti untuk pekerjaannya karena
ia juga menyadari bahwa belakangan ini ia terus disibukkan oleh
pekerjannya dan tidak melakukan istirahat yang baik dan ia menyetujui
ajakan sahabatnya untuk menghabiskan waktu berlibur sesaat.
Hari keberangkatan pun tiba, mereka berdua terlihat sangat
bahagia karena akan melakukan perjalanan liburan. Walaupun disertai
dengan pekerjaan bagi Cassandra tetapi tidak apa-apa karena ia juga
akan menghabiskan waktunya bersama dengan sahabatnya setelah
pekerjaannya selesai.
Mereka telah tiba di lokasi, membutuhkan 5 jam perjalanan untuk
tiba di lokasi dan mereka segera menuju hotel untuk menaruh barang-
barang dan membersihkan diri, setelah ini mereka akan pergi ke lokasi
pemotretan.
Tiba di lokasi pemotretan, para kru tampak mulai mempersiapkan
peralatan-peralatan yang digunakan dan model-model telah berganti
pakaian yang dirancang oleh Cassandra yang akan dilakukan
pemotretan.
Cassandra tampak berjalan kesana-kemari untuk memantau
para modelnya dan Audrey tampak duduk di salah satu bangku yang
disediakan.
Audrey yang sedang mengamati sekitarnya mulai mengernyitkan
dahinya ketika melihat asap hitam keluar dari daerah hutan tersebut.
Awalnya ia mengira bahwa ada yang sedang membakar sampah
tetapi lama kelamaan asap tersebut tampak semakin banyak dan si
jago merah mulai menyambar pohon-pohon daerah hutan tersebut.
Menyadari bahwa kondisi tidak aman, ia segera berdiri untuk
menghampiri sahabatnya untuk mengevakuasi diri dan membatalkan
segala pemotretan tersebut.
Ia berjalan mencari sahabatnya tetapi ia mulai panik ketika ia
tidak mendapati keberadaan sahabatnya. Mukanya menjadi pucat
ketika mendengar ucapan salah satu kru bahwa Cassandra berada di
dalam hutan bersama seorang model untuk mengsurvei lokasi model

4 Lampau | Kumpulan Cerpen Sejarah || Penulis: siswa siswi kelas XII IPA
tersebut akan berfoto.
“Cepat cari Cassandra sekarang juga, yang lain cepat pergi dari
tempat ini segera!” ujar Audrey.
Tak lama kemudian, mobil pemadam kebakaran mulai datang
ke daerah hutan yang sedang terjadi kebakaran hutan tersebut.
Penyebab kebakaran masih tidak diketahui, polisi juga sudah berada
di lokasi kejadian.
Audrey tampak sangat panik menunggu kondisi sahabatnya, tak
lama kemudian tim SAR keluar dengan membawa dua gadis yang
dipastikan salah satunya adalah sahabatnya dan satunya lagi adalah
model tersebut.
Melihat kondisi sahabatnya yang tidak sadarkan diri. Ia menjadi
sangat panik dan segera ikut membawa sahabatnya ke rumah sakit
terdekat untuk mendapatkan pertolongan.
Didalam mobil Ambulance, pandangannya tidak terlepas dari
sahabatnya dan tangannya terus mengenggam jemari sahabatnya.
Cairan bening mengalir di wajahnya.
Setiba di rumah sakit, perasaannya menjadi semakin panik ketika
pihak rumah sakit mengatakan bahwa dokter-dokter yang bekerja di
rumah sakit tersebut sedang mengikuti seminar dan pelatihan, yang
ada dirumah sakit tersebut hanyalah perawat dan dokter jaga.
Ia meminta izin untuk menangani sahabatnya karena ia
adalah seorang dokter dan setelah memperlihatkan lisensinya.
Ia mendapatkan izin dan segera masuk ke ruangan penanganan
ditemani oleh perawat.
Ia segera memakai baju steril dan masker disertai dengan sarung
tangan.
Tiba di dalam ruangan, tangannya seketika kaku melihat kondisi
sahabatnya yang tidak sadarkan diri setelah menghirup terlalu banyak
asap. Tak pernah terbayangkan olehnya jika ia akan menangani
sahabatnya sendiri walaupun telah menyelamatkan banyak orang,
tetap ada ketakutan pada dirinya jika yang ia tangani adalah
sahabatnya sendiri.
“Detak jantungnya melemah,pasien menghirup terlalu banyak

Lampau | Kumpulan Cerpen Sejarah || Penulis: siswa siswi kelas XII IPA 5
asap dok,” ujar perawat.
Audrey tampak segera memberikan penanganan terhadap
sahabatnya tapi tiba-tiba kakinya terasa seperti jelly ketika mendengar
bunyi monitor yang sangat keras dan nyaring.
“Denyut nadinya hilang dok,” ujar perawat
“Tidak. Kau harus bertahan Cas, tidakkah kau ingat janji kita untuk
terus bersama?” ujar Cassandra.
Seketika nafasnya menjadi lega setelah kondisi sahabatnya
membaik. Cassandra dipindahkan ke ruangan perawatan.
Audrey terus menunggu sahabatnya itu untuk bangun, tiba-tiba
ia merasakan bahwa jari sahabatnya itu mulai bergerak dan mulai
membuka matanya.
“Cas, kau sudah sadar? Apa yang kau rasakan? Jangan bergerak
dahulu, aku akan memeriksamu terlebih dahulu,” ujar Audrey.
Kondisi Cassandra sudah mulai membaik.
“Sudah kukatakan bukan untuk tidak melakukan pemotretan di
hutan? Syukur jika kau selamat, tidakkah kau tahu bahwa aku sangat
panik?” seru Audrey
“Maafkan aku, yang penting sekarang aku tidak apa-apa dan kita
akan kembali ke rumah. Terima kasih telah menyelamatkanku. Kau
adalah dokter terhebat dan sahabat terbaikku,” ujar Cassandra.
Hari berlalu, kondisi Cassandra sudah sepenuhnya membaik dan
mereka kembali ke kota asal mereka. Betapa bersyukur dan bangganya
memiliki sahabat seperti Audrey yang telah menyelamatkannya.

SELESAI

6 Lampau | Kumpulan Cerpen Sejarah || Penulis: siswa siswi kelas XII IPA
Lampau | Kumpulan Cerpen Sejarah || Penulis: siswa siswi kelas XII IPA 7
8 Lampau | Kumpulan Cerpen Sejarah || Penulis: siswa siswi kelas XII IPA
Tsunami pada
Tahun 2004
karya Cherie Vian Chang

P
ada tanggal 26 Desember 2004, aku terbangun jam 6
pagi pada saat itu seperti biasa aku mandi, sarapan, dan
mendengar lagu. Tiba-tiba pada saat jam 7.30 terjadi gempa
berskala 9,1- 9,3 Mw. Aku merasa ingin jatuh karena gempa
tersebut. Kemudian beberapa saat setelah itu, udara di sekitar tercium
asin, aku pun bingung, “Kenapa udara pun terasa asin, apa yang akan
terjadi di kotaku?” ucapku di dalam hati.
“Air naik! Air naik!” seru orang-orang di sekitarku.
Aku pun mengerukan dahi dan berkata kembali di dalam hati, “Apa
yang akan terjadi? Apa yang di maksud air naik?”
Aku melihat orang-orang berlarian seperti ingin menyelamatkan
diri dari suatu bencana, tiba-tiba ada seseorang yang menghampiriku
sesaat dan berkata, “Dek, ngapain kamu berdiri di situ? bahaya akan
datang jika kamu tidak selamatkan diri kamu, air naik bencana pun
akan melahap kamu jika kamu hanya berdiri terdiam,” orang tersebut
pun menarik tanganku seolah-olah ingin menyelamatkanku.
Aku pun masih terdiam dengan apa yang akan terjadi pada kota
ini. Pada jam 8.48. Aku pun melihat sekitar dan banyak orang yang
berkumpul di sekitar masjid. Ada anak bayi, anak kecil, ibu yang
lagi mengandung, sampai orang yang baru siap mandi yang hanya
memakai sehelai handuk. Aku pun kembali mengerutkan dahi melihat
air yang menyebar keras ke setiap arah dari kota ini.
Air yang tingginya 24 meter (80 ft) saat menghantam daratan,
kemudian meninggi hingga 30 meter (100 ft) ke setiap arah di kota ini.
Aku melihat betapa banyaknya orang yang menangis karena
keluarganya yang terlahap karena bencana tersebut. Aku pun berdoa
kepada Tuhan agar tetap diselamatkan dari bencana dan orang-orang

Lampau | Kumpulan Cerpen Sejarah || Penulis: siswa siswi kelas XII IPA 9
terkena bencana dapat pergi dengan tenang di alam sana.
Beberapa saat setelah tsunami, air mulai surut, perumahan di
sekitarku pun terlahap hilang dan merata dengan tanah, hanya tersisa
masjid yang ku injak dan orang- orang yang selamat dari bencana
tersebut.
Terlalu banyak orang yang terkena bencana sehingga aku hanya
bisa menenangkan orang-orang yang berduka atas keluarganya.
“Tenang, pasti keluargamu sudah tenang di sana,” “Jangan sedih, kalau
kamu sedih nanti keluargamu yang di sana juga sedih melihatmu,”
“Semangat yaa,” kataku kepada orang yang berduka
“Terima kasih,” kata orang tersebut kepadaku sambil tersenyum
simpul.
***
Jam 10 malam
Malam hari yang berangin dingin, hari pertamaku bermalam
di masjid bersama orang-orang yang selamat dari bencana. Hari
pertamaku tak berjalan lancar karena tidak bisa tidur akibat tak
nyaman, akhirnya aku bergadang hingga munculnya matahari.
Orang-orang sudah tertidur lelap dan beberapa orang yang masih
berduka. Aku hanya bisa bergumam sendirian tak jelas, tak ada
barang apapun yang ku bawa dari rumah.
Sehingga sampai dimana saatnya aku sakit perut dan ingin pergi
ke kamar kecil alias kamar mandi.
Aku bergumam kembali, “Aduh sakit perut pula, gimana nih mana
ga tau kamar mandinya di mana lagi...” “Aduh...” keluhku.
Aku melihat seseorang di 2 seberang depan dari tempatku, ketika
ku tak tahan aku pun beranjak dari zona amanku dan melangkah ke
arah orang tersebut. Dia terlihat belum ngantuk dan masih melihat-
lihat keadaan di sekitarnya, pada saat itu aku pun langsung bertanya
kepadanya, “Pak, apakah anda tau kamar kecil berada di mana?”
tanyaku sambil menahan sakit perut tersebut.
Orang tersebut tidak menjawab, ia hanya memalingkan wajah
seolah-olah tidak mendengar pertanyaan yang baru saja aku lontarkan
kepadanya. Di situ aku mulai kembali lagi bertanya, “Pak, permisi

10 Lampau | Kumpulan Cerpen Sejarah || Penulis: siswa siswi kelas XII IPA
apakah anda tau kamar kecil di mana?” .
Dari situ aku mulai merasa hawa tak enak dari orang tersebut. Dari
dia tidak menjawab pertanyaanku bahkan memalingkan wajahnya
dariku seolah-olah tidak mendengarkan pertanyaan dari ku dan tidak
menyadari akan keadaanku. Di saat itu juga, aku mulai berjalan ke
arah berlawanan dari arah ku sebelumnya saat ingin bertanya kepada
orang tersebut. Pikiranku mulai berpikir negatif akan hal tersebut.
“Apakah tadi bapak yang di situ bukan manusia? Kalau manusia
pasti bapak itu sadar akan kehadiranku dan menjawab pertanyaanku
tadi.”
“Bahkan kalau manusia bapak tersebut akan menyapa dan tidak
akan memalingkan wajahnya dariku.” “Terus yang tadi itu siapa? Apa
itu?” setelah tenggelam dengan pemikiran sendiri.
Udara dingin tiba-tiba mendatangiku sehingga membuat tubuhku
merinding, seketika membuatku kembali tersadar. Pada saat itu, aku
ingin menolehkan kepala ke belakang kembali untuk melihat sosok
tadi tetapi sekujur badanku mendadak membeku seolah tidak ingin
melihat sosok tersebut. Tetapi aku memaksa kepalaku untuk bergerak,
menoleh ke belakang dan benar saja sosok tersebut menghilang.
Aku melihat ke kanan dan ke kiri, tidak ada sosok berpostur tubuh
seperti tadi.
“Hmmm, jangan-jangan aku berhalusinasi karena kecapekan,”
gumamku lagi.
Sesaat setelah itu, aku baru ingat sesuatu “Aduh... Perutku sakit
mana kamar mandi... Mana kamar mandi... Aku butuh kamar mandi,”
kataku sambil bergumam kembali.
Aku pun mencari kamar mandi tersebut sendirian karena semua
sudah pada tidur dengan nyenyak. Tidak ada lagi orang yang bisa aku
tanya.
Sekitar 1 jam aku mencari kamar mandi, aku pun menemukan
sebuah kamar kecil yang “bobrok” karena tadinya terkena tsunami
dan belum sempat di bersihkan.
Yah mau gimana lagi... Daripada aku “ngompol” mending aku pakai
kamar mandinya. Setelah 5 menit aku pakai kamar mandi tersebut,

Lampau | Kumpulan Cerpen Sejarah || Penulis: siswa siswi kelas XII IPA 11
tiba-tiba muncul suara aneh seperti suara orang yang sedang lari
sambil menangis. Suara tersebut kian membesar sehingga membuat
telingaku sakit.
Setelah aku selesai dengan urusan di kamar mandi, aku langsung
keluar dan
menoleh ke kanan dan ke kiri melihat keadaan. Saat itu juga suara
tangisan tersebut hilang tetapi tetap ada suara langkah kaki yang
sedang berlari.
Ketika aku menoleh lagi tidak ada seorang pun di sana. Aku pun
mulai berjalan kembali ke arah tempat zona nyamanku. Aku mulai
memeluk kaki dan membentangkan selimut ke seluruh tubuhku ketika
sudah sampai di zona nyamanku hingga pagi.

Pagi hari jam 09.00


Aku terbangun dari zona nyamanku, melihat sekitar yang sedang
berkumpul ada yang membereskan mayat-mayat dan ada juga yang
lagi sarapan.
Di pagi itu perutku mendadak berbunyi “kruyuk, kruyuk” suara
perutku yang kelaparan. Karena masih belum sepenuhnya sadar
dari tidur nyenyakku, aku masih duduk di zona nyamanku untuk
mengumpulkan nyawa.
Beberapa menit kemudian, ada seorang ibu-ibu yang memberiku
sarapan “nak, ini untukmu... Kamu belum sarapankan? Makanlah
terlebih dahulu .” katanya sambil tersenyum.
Aku pun mengangguk dengan excited, sambil ngambil makanan
yang di berikan tadi. Aku membuka dengan perlahan dan mulai
menikmati makanan tersebut.
Beberapa jam kemudian, ada beberapa orang membawa informasi
dari kota seberang ke orang yang memiliki ikatan darah dengan orang
di kota seberang dan akan di bawa ke kota tersebut untuk mengungsi
sementara.
Aku dan beberapa orang yang lainnya di bawa ke kota medan
dan di pertemukan aku dan beberapa orang yang lainnya dengan
saudaranya masing-masing.

12 Lampau | Kumpulan Cerpen Sejarah || Penulis: siswa siswi kelas XII IPA
Yah, aku tau mengapa kita di ngungsikan ke kota seberang. Ya,
karena kota Banda Aceh yang sudah hancur harus di perbaiki secepat
mungkin dengan beberapa bantuan dari negara seberang. Untung
saja perbaikan kota tidak terlalu lama sehingga hanya setengah tahun
di kota seberang dapat kembali ke kota asal .
Setelah kembali ke kota Banda Aceh, aku merasa senang karena
kota ini semakin indah dan berwarna .
Yah, walaupun aku hidup seperti kebiasaan sehari-hari. Tapi itu
menyenangkan.

TAMAT

Lampau | Kumpulan Cerpen Sejarah || Penulis: siswa siswi kelas XII IPA 13
14 Lampau | Kumpulan Cerpen Sejarah || Penulis: siswa siswi kelas XII IPA
Di Balik Senyum
karya Jesselyn K

P
agi itu, situasi Kota Bandung tampak tenang dengan sinar sang
surya menyelimuti seluruh kota menambah kesan hangat yang
menenangkan. Kaki jangkung itu melangkah dengan pelan
namun pasti, tak lupa tersenyum dan menyapa setiap orang
yang lewat di hadapannya, “Selamat pagi, Pak Barus!”
Sang lawan bicara kembali membalas dengan senyum yang tak
kalah cerah, “Ha! Selamat pagi, Nak Darma! Sudah mau pergi bekerja?”
“Benar, Pak. Ini sudah telat 10 menit sebenarnya,” ucapnya kikuk
sambil menggaruk belakang kepalanya yang tak gatal.
Pak Darma hanya menggeleng pelan dan segera mempersilakan
pemuda bernama Darma itu pergi tanpa menahan sang pemuda dengan
pertanyaan lebih lanjut lagi.
Segera kaki itu kembali melangkah dengan cepat menuju Barat.
Pemuda berusia 19 tahun itu harus buru buru karena dirinya terlambat
bangun pagi ini setelah kemarin malam bekerja lembur di pabrik baju.
Adiknya sudah mau berulang tahun, dan Darma sudah menjanjikan
gaun renda merah muda terbaru untuk hadiah adiknya, sebab itu, ia ingin
bekerja keras untuk memperoleh uang lebih.
Tak sampai 5 menit, tubuh jangkung berpeluh milik Darma sampai
di pintu gerbang berbahan besi yang merupakan pintu utama menuju
pabrik baju tempat ia dan sebagian besar pemuda di kotanya—kota
Bandung—bekerja.
“Darma, ayo cepat, hari ini kita gajian!”
Mendengar kalimat dari sahabat karibnya itu, Darma tiba tiba menjadi
sumringah, kakinya melompat lompat pelan mendekati pemuda bernama
Iko yang sudah menjadi rekan kerjanya selama kurang lebih 2 tahun.

Lampau | Kumpulan Cerpen Sejarah || Penulis: siswa siswi kelas XII IPA 15
“Iya tahu! Akhirnya uangku cukup untuk kado si Neng.”
Pagi itu berakhir dengan tawa tawa bahagia serta cengkrama ringan
dari belah bibir Darma dan Iko, keduanya berjalan masuk ke dalam
gedung pabrik untuk segera menerima upah bekerja mereka selama
beberapa minggu terakhir ini.
...
Suara bising radio memenuhi ruang kecil itu. Hampir seluruh mimik
dari lelaki yang hadir di ruangan itu nampak gelisah dan tak tenang.
“Tidak bisa dibiarkan!”
Lelaki berumur paling tua di ruangan itu berseru dengan keras.
Matanya memancarkan amarah yang jelas—seakan akan siap menerkam
siapapun yang menganggunya saat ini.
“Dasar penjajah negeri orang! Kita tidak boleh biarkan mereka
mengambil tanah kita untuk menyokong perbuatan keji mereka!”
Sorakan ricuh mulai terdengar dari beberapa sisi menyerukan
afirmasi.
“Benar!”
“Kita tidak boleh kalah!”
Namun di antara ratusan kepala keluarga itu, ada satu lelaki yang
nampak tak tenang, mulutnya komat kamit tidak jelas.
“T-tapi!”
Ruangan yang tadinya ricuh berhasil diam dan mengalihkan atensi
mereka pada lelaki berambut ikal hitam pekat tersebut, “Tapi apa, pak Dar?”
Lelaki yang dipanggil pak Dar itu menggeleng kuat, “Kita tidak punya
kekuatan untuk menang dari mereka! Yang ada malah kita dibunuh dan
keluarga kita akan dijadikan budak oleh mereka!”
Kalimat panjang penuh penekanan dan rasa takut itu berhasil menekan
suasana ruang rapat balai kota itu menjadi berat dan mencekam karena
memang benar faktanya bahwa mereka tidak mungkin bisa menang dari
prajurit prajurit dengan perlengkapan senjata dan strategi yang sudah
disiapkan matang matang.
“Benar kata pak Dar, kita tidak mungkin bisa menang! Tapi matipun
aku tak sudi membiarkan mereka menggunakan hartaku untuk menjajah!”
Seruan afirmasi kembali terdengar, suara mereka terdengar

16 Lampau | Kumpulan Cerpen Sejarah || Penulis: siswa siswi kelas XII IPA
menggebu gebu seakan siap berkumpul dan menyerang musuh hingga
muncul teriakan yang berhasil mengambil alih seluruh atensi dalam
ruangan persegi tersebut.
“Ayo kita bakar saja, sekalian agar mereka tak bisa membangun
markas di sini!”
Tak lama terdiam, pria yang berumur paling tua di sana buru buru
melanjutkan, “Ucapan pak Burma benar! Lebih baik rumahku dibakar
hangus dari pada digunakan sebagai markas para biadab itu!”
Rapat siang hari itu berakhir dengan sorakan semangat dari para
kepala keluarga. Kaki kaki itu dengan terburu melangkah pulang untuk
membawakan berita pada keluarga mereka masing masing agar bersiap
siap untuk rencana membakar kota mereka.
Namun tanpa mereka sadari, ada beberapa wajah kepala keluarga
yang nampak khawatir dan hanya diam dan memilih bungkam, termasuk
pak Dar yang terlihat amat sangat gelisah.

“Bu, tadi dapat kabar dari radio. Besok kota kita akan diserang.”
Wanita paruh baya yang sedang menata nasi kuning di atas meja itu
berhenti, sendok yang ia pegang terjatuh lepas ke lantai menciptakan
suara nyaring yang mengganggu. “Ayah serius?!”
Laki paruh baya itu hanya bisa mengangguk lesu, “Tolong ibu
bungkuskan keperluan untuk Neng dan Darma, besok siang kita keluar
dari kota.”
“Keluar? Memangnya kita bisa pergi ke mana?!”
Mendengar nada histeris dan kebingungan istrinya, pak Dar hanya
bisa menggeleng pelan, “Tidak tahu, bu. Intinya kita tidak bisa tinggal lagi
di sini, besok seluruh kota akan dibakar.”
Pak Dar hanya bisa mengelus pelan permukaan tangan istrinya yang
sudah mulai keriput sembari membisikkan kata kata penenang.
“Baik, biar ibu bungkus barang Neng dengan Darma dulu, ayah
tunggu mereka pulang,” Sang wanita sudah akan beranjak pergi jika
tangannya tidak ditahan oleh suaminya.
“Ibu, Ayah minta tolong jangan beritahu Darma dan juga Neng
tentang masalah ini, biar besok Ayah ajak mereka diam diam. Besok

Lampau | Kumpulan Cerpen Sejarah || Penulis: siswa siswi kelas XII IPA 17
Neng berulang tahun, kan?”
Ibu Dar tahu ia tak boleh menyetujui permintaan suaminya, namun
melihat wajah putus asa dan senyum tipis di bibir suaminya, wanita itu
mengangguk dan tersenyum tipis membalas sang suami, “Baik, tapi
Ayah harus pastikan mereka selamat.”
Pak Dar tersenyum, “Pasti.”

Darma tersenyum sumringah dalam perjalanannya pulang ke rumah,
di tangannya sudah ada plastik berisi gaun merah muda yang baru saja
ia beli dengan uang hasil bekerjanya.
Senyum itu makin lebar ketika dirinya membayangkan betapa
bahagianya Neng saat menerima hadiah darinya. Langkah kakinya ia
percepat, melewati beberapa blok bangunan hingga akhirnya sampai ke
rumahnya sendiri.
Tangannya baru saja akan membuka pagar besi di hadapannya
sebelum terdengar ledakan besar diiringi dengan munculnya kobaran api
berserta asap hitam yang terkepul ke langit.
DUAR!
Mata Darma membelalak kaget, ledakan itu bukan hanya terjadi di
satu tempat, satu per satu ledakan mulai terdengar dan semakin dekat.
Kakinya buru buru berlari masuk ke dalam rumah, menemukan ayah dan
ibunya yang sedang panik menyusun barang barang ke dalam tas.
“Yah! Bu! Ada apa ini?!”
Tak ada jawaban, sang ibu buru buru berlari ke arah anaknya,
menyerahkan dua tas besar kepada putra sulungnya, “Darma, bawa tas
ini, cari Neng, tunggu ayah dan ibu di kaki gunung di Selatan!”
“T-tapi—”
“Tidak ada tapi tapi, Darma! Pergi sekarang! Cari Neng, ayah dan
ibu akan segera menyusul,” Teriakan penuh penekanan dari sang ayah
berhasil membuat Darma mau tak mau menurut.
Tangannya buru buru mengambil alih dua tas besar yang ibunya
sodorkan, “Ibu dan Ayah harus cepat menyusul!”
Kedua orang yang diajak berbicara hanya mengangguk, “Kami akan
menyusul sebelum pagi tiba, cari kerumunan dan berbaur, ibu sudah

18 Lampau | Kumpulan Cerpen Sejarah || Penulis: siswa siswi kelas XII IPA
menyiapkan uang untuk kalian! Cepat pergi, ibu dan ayah menyayangimu.”
Mata Darma mulai berair, seluruh tubuhnya bergetar mendengar
suara ledakan yang membabi buta, asap hitam dan api merah mulai
memenuhi kota seiring dengan Darma yang berlari ke arah sekolah
adiknya.
“Neng!”
“Nengg! Neng di mana?!”
Sia sia Darma berteriak karena suasana kota ricuh, masyarakat
berlari dan saling mendorong untuk melarikan diri bersama keluarga
mereka masing masing, menyisakan Darma yang berusaha menerobos
untuk menemukan eksistensi adiknya.
“NENG!”
Darma hampir terduduk lemas ketika menemukan gedung sekolah
adiknya tengah dilahap oleh kobaran api yang besar, tapi tiba tiba
tubuhnya terangkat dan ditarik dari belakang.
“Nak Darma, ayo lari! Jangan hanya diam di sini, ayo mengungsi!”
Pak Barus dengan rambut acak acakan itu menarik tubuh Darma
sambil mengangkat tas ransel besar miliknya sendiri, “T-tapi Neng—”
“Semua murid sudah diungsikan dari tadi. Mereka pasti sudah sampai
di kaki gunung, ayo nak Darma, ikut bapak saja!”
Mendengar itu, mau tak mau Darma buru buru bangkit dan berlari
mengikuti langkah kaki Pak Barus yang senantiasa menarik lengannya
agar tak tertinggal dalam kerumunan.
Asap hitam mengepul di mana mana, hawa panas api tak lagi
dipedulikan oleh masyarakat, mereka terus mendesak untuk segera
pergi dari pemukiman yang terbakar.
Malam semakin mencekam, langit tertutupi asap gelap, Darma tidak
tahu lagi sudah berapa lama ia berjalan mengikuti langkah Pak Barus,
namun ia tahu mereka sudah berjalan jauh dari kota jika dilihat dari
suasana dan langit langit yang mulai bersih dari asap.
“Pak Barus, kita di mana, pak?”
“Ke selatan, nak. Ini sudah setengah jalan, sebentar lagi nak Darma
pasti sudah bisa menyusul Neng.” Mendengar nama adiknya disebut,
rasa lelah Darma mulai berkurang, ia harus cepat menyusul adiknya.

Lampau | Kumpulan Cerpen Sejarah || Penulis: siswa siswi kelas XII IPA 19
Beberapa orang yang tadinya ikut berlari bersama mereka, sudah
ada yang terduduk untuk beristirahat sebentar sebelum melanjutkan
perjalanan ke kaki gunung yang dijadikan pusat pengungsian.
Selang beberapa menit, Pak Barus akhirnya berhenti dan mengajak
Darma untuk duduk sebentar di balik pohon besar. Wajah pria paruh
baya itu nampak lelah, dengan bibir kering dan keringat mengucur dari
seluruh tubuhnya.
“Nak Darma, kita berhenti dulu. Seharusnya satu dua jam tidak
masalah, kita sudah jauh sekali dari kota,” Ucap pak Barus.
Darma hanya mengangguk, kepalanya bergerak ke kiri dan kanan
untuk mengamati suasana, “Kita diserang ya, pak..?” Tanyanya lirih.
Pak Barus menoleh dan menemukan wajah sendu milik Darma, ia
tersenyum, menepuk pelan bahu milik Darma, “Semua pasti akan lewat,
nak. Sudah Tuhan rencanakan.”
“Tapi.. Kenapa dibakar, pak?”
Pak Barus tersenyum ringan, “Tadi siang, ada peringatan dari radio,
katanya besok mereka mau datang. Semuanya tentu marah, tapi juga
tidak bisa menang melawan mereka. Jadi mereka memilih rumah mereka

20 Lampau | Kumpulan Cerpen Sejarah || Penulis: siswa siswi kelas XII IPA
dihanguskan dari pada dijadikan markas musuh.”
Darma merengut dan menunduk, ia meremas kuat plastik di
tangannya, baju baru yang beberapa jam lalu ia beli, sekarang nampak
kotor dan berdebu karena reruntuhan rumah serta asap pembakaran
ledakan.
“Abang!”
Suara nyaring itu berhasil menarik atensi Darma yang tadinya
sudah ingin menangis, ia berbalik dan melebarkan matanya kaget saat
menemukan adiknya berlari ke arahnya sambil memakai seragam
sekolahnya.
“Neng?!”
Seluruh barang yang ia bawa, ia lepas dan buru buru berlari ke arah
adiknya. Pelukan hangat dan tangisan histeris dari Neng cukup membuat
suasana di sekitar menjadi haru.
“Abang khawatir sekali dengan Neng! Syukurlah Neng sehat,” Ucap
Darma sebelum kembali mengeratkan pelukannya pada sang adik.
Yang dipanggil Neng hanya bisa menangis dalam pelukan abangnya,
ia sudah amat sangat takut jika harus terpisah dari keluarganya.
Untungnya Tuhan masih menyayanginya dan mengantarkan abangnya
kepada dirinya.
“A-ayah ibu di mana, bang?”
Darma menggeleng pelan, “Tidak tahu, tadi Abang langsung disuruh
lari. Kata ibu, nanti mereka menyusul ke kaki gunung sebelum pagi.”
Neng sebenarnya tidak merasa tenang, namun kehadiran abangnya
sudah cukup untuknya saat ini. Ia tidak butuh yang lain, atau tepatnya ia
tak mampu berpikir lebih jauh lagi.

Darma hanya bisa tersenyum saat menemukan adiknya tertidur di
sampingnya, wajah gadis berusia 13 tahun itu nampak lelah sekali, ia
pasti panik dan ketakutan sekali, batin Darma.
Pak Barus duduk di hadapan mereka, bersandar di pohon besar
lainnya, matanya terpejam tenang sama seperti Neng. Di sekitar mereka,
terdapat sekitar puluhan keluarga lain yang tengah beristirahat dengan
sang ayah yang terjaga memantau suasana.

Lampau | Kumpulan Cerpen Sejarah || Penulis: siswa siswi kelas XII IPA 21
Omong omong tentang ayah, Darma jadi takut mempertanyakan
keadaan ibu dan ayahnya karena ia tahu betul sericuh apa situasi di
kota. Suara ledakan masih samar samar terdengar dari ujung sana
membuatnya makin tak tenang untuk beristirahat.
“Nak Darma?”
Suara lirih itu berhasil membuat tubuh Darma terlonjak kaget. Ia
menoleh dan mendapati seorang wanita dengan pakaian yang kotor
dengan debu tengah tersenyum padanya.
“I-iya, bu? Saya Darma.”
Sang wanita berjongkok, merogoh sakunya, mengeluarkan kalung,
potong kain kecil dan juga amplop tebal berwarna putih. Darma menatap
hal tersebut dalam diam—ia kenal betul kalung berbandul hijau terang
dengan ukiran huruf D dan N itu, dan juga potongan kain itu—
—adalah kain yang bercorak sama dengan kemeja yang ayahnya
pakai terakhir kali saat mereka bertemu beberapa jam yang lalu.
“I-ini kalung i-ibu, k-kenapa—”
Wanita itu mulai menggeleng dan mengeluarkan tetesan air mata,
tangannya bergerak menarik tangan Darma dan memindahkan ketiga
barang tersebut ke tangan Darma.
“Ibu ayahmu menitipkan ini untuk kalian, nak. Y-yang sabar ya, nak.”
Tak butuh kalimat lanjutan apapun lagi untuk menjelaskan keadaan
yang sebenarnya pada Darma. Mata itu hanya bisa berkedip dalam diam,
mengamati tiga barang yang baru saja diberikan padanya.
“Abang?”
Darma menoleh, mendapati mata adiknya yang sudah memerah dan
meneteskan air mata. Buru buru ia lepas ketiga barang itu dan kembali
mendekap adiknya dengan erat.
Pak Barus ikut beberapa kali meneteskan air mata melihat dua
bersaudara di depannya baru saja mendapatkan kabar terburuk mereka
dan menangis tersedu sedu tanpa berucap apa apa.
“Kalian boleh tinggal bersama bapak, kalau ingin.”

Paginya, mereka naik ke gunung setelah tidak terdengar lagi letusan
atau ledakan dari kota. Darma senantiasanya memeluk adiknya erat dan

22 Lampau | Kumpulan Cerpen Sejarah || Penulis: siswa siswi kelas XII IPA
berjalan mengikuti langkah kaki pak Barus di depan mereka.
Ya, setelah semalaman menangis, mereka sudah mulai menerima
fakta bahwa saat ini mereka benar benar tinggal berdua dan mereka
sudah memutuskan untuk tinggal bersama pak Barus di kota baru mereka
nanti—mengingat pak Barus sudah tua dan belum menikah.
Tak sampai pukul 12 siang, mereka sudah tiba di sisi gunung lainnya,
disuguhkan pemandangan kota yang baru dan lepas dari reruntuhan
hasil ledakan.
“Neng, selamat ulang tahun ya,” ucap Darma. Saat ini mereka bertiga
tengah duduk di bawah pohon besar yang menghadap langsung ke
pemandangan kota baru.
Neng tersenyum dan mengangguk kuat, “Terima kasih, bang. Neng
bersyukur Abang masih sama Neng di sini.”
Darma menarik sudut bibirnya, menarik plastik yang sudah robek di
dalam tasnya dan menyerahkan plastik tersebut ke adiknya, “Ini kado
dari abang, maaf sudah kotor dan jelek.”
Sang adik buru buru mengambil dan menggeleng, “Tidak, ini masih
bagus dan bersih. Neng suka, terima kasih banyak, abang.”
Lagi lagi sebuah pelukan hangat mendarat di tubuh yang lebih tua,
membuatnya kedua sudut bibirnya makin tertarik ke arah berlawanan.
“Terima kasih,” bisiknya lirih.
Pak Barus hanya bisa tersenyum dalam diam melihat interaksi kedua
bersaudara tersebut, ia menunggu keduanya selesai melepas rindu dan
buru buru bangkit.
“Nah, ayo cepat kita cari tempat berteduh dan rayakan ulang tahun
Neng!”
Keduanya terdiam, namun tersenyum beberapa detik kemudian,
“Ayo!”
Bayangan ketiga orang itu perlahan menghilang ditelan cahaya
matahari, dengan senyum sumringah mereka menyembunyikan rasa
sakit mereka dan memilih untuk melangkah maju ke depan—menyimpan
harapan untuk senantiasa berbahagia di hari hari depan.

-TAMAT-

Lampau | Kumpulan Cerpen Sejarah || Penulis: siswa siswi kelas XII IPA 23
24 Lampau | Kumpulan Cerpen Sejarah || Penulis: siswa siswi kelas XII IPA
Proklamasi
Kemerdekaan
karya Anastasia Changi

P
agi–pagi kubuka mataku dan sudah kudengar berita yang
menggemparkan orang – orang di luar kemah. Mereka semua
sibuk berbisik – bisik. Aku menatap mereka satu persatu
sambil mengamati pasukan berbaju coklat dari kejauhan
yang juga gelisah. Apa yang mereka bicarakan?
“Sepertinya kita harus mundur.” Eh? Kenapa pasukan Jepang
mengatakan hal yang tergolong tabu tersebut? Aku bisa melihat
beberapa suku kami yang menguping tersenyum sedikit.
“Tidak. Kita masih bisa bertahan. Serangan mereka hanyalah
perkara kecil. Negeri kita akan baik – baik saja tanpa kita kembali!”
sahut seseorang lainnya. Para rakyat terlihat tidak senang seolah
ingin mempersuasif mereka namun mereka tetap bungkam karena
tidak memiliki kuasa apapun.
3 hari kemudian, kabar yang sama terdengar lagi namun sekarang
berada di kota yang berbeda. Pasukan berbaju coklat lusuh tetap
keukeuh. Mereka benar – benar keras kepala.
Beberapa hari silam, pasukan Jepang benar – benar menyerah
dan memutuskan untuk kembali ke negara mereka sendiri dikarenakan
kurangnya bantuan disana. Para rakyat bersorak hebat. Semuanya
memangis bahagia dan saling berpelukan. Indahnya pemandangan
tersebut. Namun hal tersebut membuatku kembali tersadar, kita belum
sepenuhnya bebas.
***
Aku merasa sedikit kekecewaan saat Pak Soekarno tidak ingin
cepat – cepat memproklamasikan kemerdekaan. Hatinya ragu karena
merasa Jepang belum menyerah sepenuhnya. Walau aku juga kurang
percaya akan hal itu, rasanya seperti mujizat saja saat mereka benar

Lampau | Kumpulan Cerpen Sejarah || Penulis: siswa siswi kelas XII IPA 25
– benar pergi dari negeri yang sangat kami cintai ini.
Para golongan muda mulai menyusul Pak Soekarno dengan
tergesa – gesa. Ditemani dengan para golongan tua juga, Pak
Soekarno menolak untuk memberi jawaban lebih terhadap para
muda – mudi tersebut, menurut mereka akan lebih aman menunggu
Jepang memberikan kemerdekaan secara resmi kepada mereka.
Mereka takut akan pertumpahan darah yang bisa saja terjadi pada
saat proklamsi apabila dilakukan dengan tergesa – gesa tanpa
perhitungan lebih pasti.
Namun, golongan muda tidak setuju, bagi mereka itu sama saja
dengan perasaan masih terjajah. Seharusnya hak menentukan
kemerdekaan ada dalam diri mereka sendiri, bukan tergantung
dengan orang lain.
Aku menatap mereka dari kejauhan sambil juga bergumam
dalam hati,
Tidak apa - apa, kami pasti bebas!
Ya, setidaknya itu yang ku coba yakinkan pada diriku sendiri.

***
Rasanya baru kemarin mereka berdebat namun sekarang rasanya
seperti Pak Soekarno dan Hatta benar - benar ditekan dari mereka.
Lihatlah aura bergelora mereka sudah sampai memenuhi seluruh
ruangan ini. Sangat ambisius.
Sekarang kami berada di Rengasdengklok, tempat ini digunakan
untuk menekan pengaruh Jepang ya?
Brak!
Sesosok pria muncul dengan tergesa – tergesa secara tiba –
tiba. Ia menghapus keringat dari dahinya dan mulai bertanya segala
macam pertanyaan kepada para golongan muda. Tampaknya dia
sangat mudah mempersuasif orang lain, buktinya mereka langsung
melepas Pak Soekarno setelah semua kata – kata yang ia lontarkan
dan mengizinkan dia untuk membawa mereka berdua ke Jakarta
kembali.
Mereka bersamaan dengan Maeda langsung bertemu dengan

26 Lampau | Kumpulan Cerpen Sejarah || Penulis: siswa siswi kelas XII IPA
Mayor Jenderal Moichiro Yamamoto, dia menolak mereka kedatangan
mereka dan menyuruh agar menemui Mayor Jenderal Otoshi
Nishimura saja untuk berdiskusi disana. Sayangnya ia juga menolak
membantu dikarenakan mendapat perintah langsung dari Jepang
untuk tidak memberi izin mempersiapkan proklamasi Kemerdakaan
Indonesia.
“Begitulah sikap seorang perwira yang bersemangat “bushido”?
Mengingkari janji agar dikasihani oleh Sekutu?”
Sindiran yang cukup keras itu membuat Nishimura terdiam.
Nishimura lantas menoleh kepada Maeda seperti memberi kode
padanya. Maeda menatapnya sebentar kemudian meninggalkan
ruangan.
“Tidak perlu jauh – jauh, Bapak hanya perlu untuk pura – pura
tidak tahu saja, jangan menghalangi PPKI.” Walaupun dengan suara
setegas itu, aku sedikit yakin Pak Soekarno sudah mulai membuka
hati untuk memproklamasikan kemerdekaannya secepat mungkin.
Memang para golongan mudah itu sangat luar biasa.

***
Setelah dari rumah Nishimura, akhirnya kami tiba di rumah
Laksamana Maeda, kukira Nishimura akan menghalangi Maeda
namun ternyata tidak, jadi apa yang terjadi tadi?
“Saya izin mengundurkan diri terlebih dahulu.” Maeda segera
berjalan menuju kamar tidurnya disusul membungkuknya kami semua.
Walaupun dia tidak bisa melihatku sih..
“Sebelah sini, Tuan – Tuan.” Sambut Shunkichiro Miyoshi
memimpin jalan menuju ruang makan Laksamana Tadashi Maeda.
Setelah sampai, suasanya mendadak berubah. Suasanya sangat
mencekam, Pak Soekarno sudah mulai menulis dengan serius. Tak
berapa lama, B.M.Diah, Sayuti Melik, Soekarni, dan Soediro datang.
Sejenak ada perdebatan singkat dari Shigetada Nishijima dan
Soekarno namun pada akhirnya ide Soekarno tetaplah menang. Tidak
ada yang membenarkan klaim Nishijima namun di beberapa kalangan
masih didengungkan.

Lampau | Kumpulan Cerpen Sejarah || Penulis: siswa siswi kelas XII IPA 27
“Saya menyarankan kita semua yang ada disini untuk
menandatanganinya.” Sudah pukul empat pagi, dan pada akhirnya
teksnya selesai juga. “Bagaimana jika Pak Soekarno dan Pak Hatta saja
yang menandatanganinya atas nama bangsa Indonesia?” Soekarni
angkat bicara. Semua pihak tampak setuju atas pernyataan Soekarni.
Setelah itu, Sayuti mengambil teks tersebut dan mengetiknya ulang.
“Besok kita akan membacakannya.” Semua wajah tampak berseri
– seri ketika mendengar kalimat sesederhana itu. Aku tanpa sadar
juga menangis. Ah, tentu saja, siapa yang tidak bahagia mendengar
kata itu? Kata yang akan melepaskan kita dari neraka.

***
Pagi hari namun lapangan sudah penuh dengan orang – orang,
padahal berita ini belum dikabarkan secara luas, aku sudah bisa
melihat beberapa orang yang berpelukan dengan rasa haru. Tak lama
kemudian, Pak Soekarno menaiki podium yang sudah disediakan.
Suaranya sangat lantang saat membacakan teks singkat tersebut.
Semua orang menangis seketika. Setelah itu, kami menghormati
upacara bendera dan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Suasana
masih sangat khidmat sampai akhir.
Tanpa diduga datanglah kurang lebih 100 orang anggota Barisan
Pelopor yang dipimpin S.Brata setelah upacara sudah selesai
berlangsung.
“Pak tolong ulangi pembacaan Proklamasinya, kami tidak
mengetahui perubahan posisinya!”  Mereka bersungut - sungut namun
Pak Soekarno tidak mendengarkan permintaan mereka. Akhirnya,
Hatta yang  memberikan amanat singkat kepada mereka.
Walaupun mereka kecewa namun sudah bersyukur karena bukan
itu hal yang terpenting, hal yang terpenting..
“INDONESIA MERDEKA!” 

***
“Kita masih harus memperluas berita ini, jangan hanya kita
saja yang mengetahui berita segembira  ini. Kalau hanya begini,

28 Lampau | Kumpulan Cerpen Sejarah || Penulis: siswa siswi kelas XII IPA
para masyarakat di luar sana tidak akan mengetahui apa – apa.”
Banyak tokoh setuju akan hal tersebut. Bisa dibilang susahnya
menyiarkan berita ini pun dikarenakan pihak  Jepang berusaha sekuat
tenaga untuk menekan kabar ini. 
“Daerah Jakarta bisa mengetahui kabar ini dikarenakan teks
proklamasi telah sampai di tangan Kepala Bagian Radio dari Kantor
Berita Domei.” Aku tahu kabar tersebut. Ia menerima teks proklamasi
dari seorang wartawan Domei yang bernama Syahruddin. Kemudian
ia   memerintahkan F. Wuz untuk menyiarkannya namun masuklah
orang Jepang ke ruangan radio   sambil marah-marah, sebab
mengetahui berita proklamasi telah tersiar ke luar melalui udara. 
Akhirnya pemancar tersebut disegel namun kami tentu saja tidak
akan menyerah! Para pemuda bersama Jusuf Ronodipuro ternyata
membuat pemancar baru dengan bantuan teknisi radio, di antaranya
Sukarman, Sutamto, Susilahardja, dan Suhandar. Mereka mendirikan
pemancar baru di Menteng 31, dengan kode panggilan DJK 1. Dari
sinilah selanjutnya berita proklamasi kemerdekaan disiarkan.
Benar seperti kata pepatah, usaha tidak akan mengkhianati hasil.
Kami berhasil. Berita  Proklamasi Indonesia tersiar bahkan hingga ke
luar negeri.  
Semoga kelak generasi kami selanjutnya bisa menghargai usaha
kami.
Kami semua tersenyum   sambil memanjatkan doa. Langit mulai
melukiskan garis – garis jingga. Angin sepoi – sepoi bertiup. Bintang
besar mulai tertidur. Namun tidak dengan semangat kami, kami akan
seterusnya memperjuangkan negeri kami yang kami cintai.
Selamanya.

TAMAT

Lampau | Kumpulan Cerpen Sejarah || Penulis: siswa siswi kelas XII IPA 29
30 Lampau | Kumpulan Cerpen Sejarah || Penulis: siswa siswi kelas XII IPA
Si Penghisap Darah
karya Gressa Patricia

D
i suatu tempat di Bumi, terdapat sebuah negara,
terdapat sebuah kerajaan yang dipimpin oleh Raja
Lioncourt. Kerajaan ini hidup dengan damai, tanah
dengan kekayaan yang berlimpah, dan tidak ada
peperangan antar negara. Konon kenapa negara ini bisa tentram
karena adanya suatu makhluk mitologi yang melindungi negara
tersebut.
Makhluk mitologi biasa disebut vampir atau bisa juga dibilang
vampire dikenal sebagai makhluk yang hidup dengan memakan
intisari kehidupan manusia yang biasa berbentuk darah.
Vampir ini dikenal dengan nama Salvatore. Dia dikenal sangat
berwibawa, kuat, tampan, dan selalu mendapatkan apa yang
diinginkan. Salvatore selalu tinggal di istananya dan hampir
tidak pernah keluar. Dia memiliki sebuah keluarga yang telah
melayani dia dari generasi ke generasi.
Salvatore merupakan vampir yang sangat bijak. Karena
tidak ingin jumlah warga negaranya banyak terkuras, dia hanya
meminta darah manusia sebulan sekali, dan untuk nutrisi
mingguannya dia akan meminum darah dari ternak.
Setiap 6 bulan sekali, Salvatore akan memilih seorang wanita
cantik untuk melayani dia. Dan hal ini sudah terjadi dari puluhan
hingga ratusan tahun.
Suatu hari, Salvatore memanggil Raja Lioncourt ke
istananya. Raja Lioncourt pun bergegas ke istana Salvatore.
Ketika ia sampai, ia segera masuk ke istana yang dipenuhi
serba hitam, besar, dan megah itu. Salvatore pun berkata
kepada Raja Lioncourt, “Lioncourt saudaraku, ku dengar kalau

Lampau | Kumpulan Cerpen Sejarah || Penulis: siswa siswi kelas XII IPA 31
anakmu sudah lahir. Selamat untuk kelahiran putrimu.” “Terima
kasih Salvatore, semua ini berkat kau yang telah memberkatiku
selama ini. Maukah kau memberikan nama untuk putri ku?
Aku berjanji kelak dia besar nanti akan kupersembahkan dia
kepadamu.” Ucap Raja Lioncourt. “Nama? Hm… Bagaimana
kalau kita beri nama Alice yang bermakna kaum bangsawan.”
Kata Salvatore. “Sebuah nama yang indah Salvatore. Putriku
sungguh beruntung bisa mendapatkan nama darimu.” Ucap
Lionhart.
Lionhart pun memberikan nama itu kepada anaknya. Alice
Cullen. Anak yang nantinya akan menjadi persembahan untuk
Salvatore.
Lioncourt sungguh menyayangi Alice. Dia membesarkannya
dengan sepenuh hati. Tak terasa waktu cepat berlalu, detik ke
menit, menit ke jam, jam ke hari, hari ke bulan, bulan ke tahun.
Alice pun mulai beranjak dewasa.
Salvatore bingung sudah sepuluh tahun lagi, tetapi Lioncourt
tidak pernah sekalipun membawa anaknya Alice kepadaku.
Salvatore pun kemudia memanggil Lioncourt lagi. “Lioncourt
saudaraku. Sudah berapa tahun ini! Kenapa kau tak pernah
sekalipun membawa anakmu kehadapan ku?” Tanya Salvatore
kepada Lioncourt. “Tunggu lah sebentar lagi Salvatore.” Jawab
Lioncourt. “Sampai kapan aku harus menunggu?” Tanya
Salvatore lagi. “Tunggu lah sampai dia beranjak 20 tahun.
Disaat itu juga aku akan menyerahkannya kepada mu.” Jawab
Lioncourt.
3 tahun telah berlalu. Salvatore memanggil Lioncourt lagi.
“Lioncourt, kapan kau akan membawa anak mu Alice kepadaku?!
Sudah 20 tahun totalnya aku menunggu kedatangan dia.” Kata
Salvatore. “Tenang lah tuanku, aku akan membawanya besok”
Jawab Salvatore.
Besok pun tiba, Salvatore sampai tidak bisa tidur karena
ingin sekali bertemu dengan Alice. Sebenarnya, dari lubuk hati
yang terdalam, Alice tidak ingin bertemu dengan Salvatore, tapi

32 Lampau | Kumpulan Cerpen Sejarah || Penulis: siswa siswi kelas XII IPA
demi ayahnya, dia pun mau tak mau pergi ke sana.
Alice pun sampai di kediaman Salvatore. Berbeda dengan
gadis-gadis lainnya yang sangat kegirangan karena bertemu
dengan Salvatore, Alice bertingkah kebalikannya. Dia berperilaku
acuh tak acuh kepada Salvatore, selama di sana dia hanya
bermuka masam, berharap kapan bisa pulang.
Salvatore yang tidak sabar pun akhirnya bertemu dengan
Alice. Dia tak sabar untuk segera mencicipi darahnya. Tapi
setelah dia bertemu dengan Alice, ada rasa yang lain yang
muncul di hatinya. Dari sekian lamanya dia hidup, baru pertama
kali dia merasakan hal ini. Dia merasakan seperti ada yang beda
dari gadis ini, rasanya dia tak ingin melepaskan Alice.
Setelah sedikit berbincang akhirnya Lioncourt dan Alice
pun pulang ke istana Lioncourt. Alice pun mengatakan kepada
ayahnya, “Ayah aku tidak suka dengan laki-laki yang di sana
tadi.” “Terus kamu mau bagaimana anakku?” Ucap Lioncourt.
“Aku sudah memiliki laki-laki yang aku cintai ayah” Kata Alice.
“Siapa itu nak?” Tanya Lioncourt heran, dia baru pertama kali
mendengar hal itu.
Di sisi lain, Salvatore tidak bisa berhenti memikirkan Alice, di
otaknya hanya ada raut Alice yang tadi datang ke kediamannya.
Para pelayan Salvatore juga merasa kalau Salvatore berbeda
dari yang biasanya.
Besoknya, Salvatore pun memanggil Lioncourt dan Alice
lagi. Alice pun dengan setengah hait tetap pergi ke sana.
Sesampainya mereka di kediaman Salvatore, tanpa basa basi,
Salvatore langsung menyampaikan isi niatan memanggil mereka
ke sini. “Lioncourt saudaraku, maksud dari aku memanggilmu
ke sini adalah, aku ingin melamar anakmu Alice menjadi istriku.”
Alice yang terkejud pun langsung lari pulang ke rumahnya,
selama dia berlari dia tak kuasa membendung air matanya.
Dia terus berlari hingga ia sampai di kamarnya. Ibunya yang
melihatnya pun bertanya kepada Alice, “Ada apa dengan mu nak?
Kenapa kamu seperti ini?” “Aku tidak ingin menikah ibu” Kata

Lampau | Kumpulan Cerpen Sejarah || Penulis: siswa siswi kelas XII IPA 33
Alice, “Hah?! Dengan siapa memangnya?” Tanya Ibunya Alice.
“Dengan Salvatore” Kata Lioncourt selagi berjalan memasuki
kamar anaknya. “Tidak aku tidak rela anak ku menikahi hewan
buas seperti Salvatore itu” Bentak ibunya Alice.
Salvatore pun mengurung diri di kamarnya, dia merasa sedih
karena ditolak mentah-mentah oleh gadus yang ia sukai.
Selang beberapa bulan, akhirnya Salvatore yang sudah lama
tidak mendengar kabar dan suara Alice pun akhirnya mendengar
kabar kalau Alice akan menikah, tapi melainkan menikah
dengan Salvatore, Alice malah menikah dengan Pangeran dari
negeri sebrang. Salvatore tidak terima, tapi apa daya Salvatore,
pernikahan itu terjadi di siang hari, namun dia tidak bisa keluar
di siang hari. “Sial, pasti mereka sengaja melakukan hal ini
agar aku tidak bisa mengacaukan acara itu.” Kata Salvatore.
Salvatore pun berteriak “Jika aku tidak bisa memilki mu, maka
tidak ada yang bisa!” Seketika alam pun mengasihani Salvatore.
Gunung yang sudah lama mati, seketika menjadi gunung
merapi aktif lagi. Salvatore panik, apa semua ini terjadi karena
ia teriak? Dan akhirnya lava gunung pun dengan cepat turun
menuju ke kota, tempat mereka melakukan pernikahan.
Salvatore pun panik, ia ingin sekali menyelamatkan Alice,
namun matahari di luar sangat terik. Salvatore pun berjalan ke
sana kemari memikirkan cara, tetapi tidak ada satu cara pun
yang terbesit di otaknya. Sedangkan lava semakin dekat dengan
kota. Salvatore yang tengah panik pun langsung saja tanpa aba-
aba mengeluarkan sayapnya dan terbang demi menyelamatkan
sang pujaan hati.
Salvatore yang semakin lemah, tetap mencoba untuk
menyelamatkan Alice. Saat dia tiba di tempat pernikahan, dia
langsung terbang untuk mengambil Alice dan pergi sejauh-
jauhnya. Ia tidak peduli dengan yang lainnya. Karena kehabisan
tenaga, akhirnya pun dia hanya sanggup kembali ke istananya.
Dia pun memberikan setetes darahnya yang telah ia simpan di
dalam sebuah tabung. Ia berkata “Minum lah ini, dan kau akan

34 Lampau | Kumpulan Cerpen Sejarah || Penulis: siswa siswi kelas XII IPA
menjadi sama denganku.” Setelah Salvatore mengatakan itu, Ia
pun langsung berubah menjadi debu.
Alice yang melihat hal itu merasa sangat bersalah. Ia pun
meminum darah yang diberikan Salvatore, dan berjanji akan
menjaga kastil ini sampai akhir hayatnya menjemput.

TAMAT

Lampau | Kumpulan Cerpen Sejarah || Penulis: siswa siswi kelas XII IPA 35
36 Lampau | Kumpulan Cerpen Sejarah || Penulis: siswa siswi kelas XII IPA
Kehidupanku
karya Margaretha

A
ku lahir pada tanggal 2 Maret 2004 dan namaku Margaretha. Aku
memiliki keluarga yang sempurna karena mereka selalu ada saat
aku membutuhkan mereka dalam suka ataupun duka.
Kedua orang tuaku selalu mengajariku hal-hal yang positif
walaupun papa selalu mengajariku dengan cara yang tegas tapi aku tahu dia
begitu untuk masa depanku yang cerah.
Aku juga saudara dan saudari yang baik kepadaku walaupun ada salah
satu dari mereka jail padaku yaitu abangku, dia selalu ada aja cara untuk
jail padaku padahal aku tahu dia hanya ingin bermain kepadaku hanya saja
kadang aku tidak bisa menerima kejailannya karena perasaanku tidak baik
saat itu.
Tapi dia tetap jail padaku namun itu membuat hatiku lebih senang. Makanya
aku sangat beruntung mempunyai keluarga seperti mereka.
Saat aku masih umur kurang lebih 2-3 tahun, kata mamaku aku sangatlah
nakal sampai membuat marah dan marah padaku dan karena dia sangat kesal
denganku dia melempar sebuah benda kaca yang dimana saat dia melempar
benda tersebut ada aku di sekitarnya yang membuat kaca itu mental dan
mengenai mulutku dan membuat bibirku memiliki bekas.
Saat aku umur 4 tahun, aku main tembak-tembakan milik abangku yang
menggunakan peluru kecil, yang dimana saat itu peluru kecilnya nyangkut
tidak mau keluar aku terus coba agar peluru kecilnya tidak keluar dan
tidak lama kemudian aku cek apa ada maslah pada gembak-tembakannya
rupanya tidak ada dan pada saat aku ingin menembak peluru kecil itu
masuk ke dalam hidungku kemudian aku mencari mama dan aku bilang
kepadanya bahwa ada peluru kecil yang masuk ke hidungku kemudian
mama membawaku ke rumah sakut.
Sampailah di rumah sakit, aku diperiksa seorang dokter dan dokter punya
ingin mengeluarkan peluru tersebut tapi saat dia ingin mengeluarkannya aku
merasa sakit dan aku tidak bisa diam jadi alat untuk mengambil lelurunya
mengenai bagian saluran hidungku teriris yang dimana dari situlah aku sering

Lampau | Kumpulan Cerpen Sejarah || Penulis: siswa siswi kelas XII IPA 37
mimisan dari dulu hingga sekarang, walaupun sekarang tidak sesering saat
aku masih kecil.
Saat umurku sekitar 9-10 tahun, ada hal yang sangat menakjubkan yang
dimana saat itu omku sedang melepaskan roda dari sepeda roda empat
cucunya karena cucunya ingin sekali belajar naik sepeda roda dua. Tapi pada
saat itu cucunya sedang pergi jadi dia menyuruhku untuk mencobanya awalnya
aku tidak berani, hanya saja aku di paksa untuk coba jadi aku mencobanya
kemudian mamaku pun mengajariku dan aku langsung dalam sekejap mama
dan papa pun terkejut karena melihatku langsung bisa menaikinya dan aku
sendiri merasa kaget karena aku langsung bisa. Itu ada hal yang paling
menakjubkan bagiku.
Saat aku kelas SMP 2, aku pernah membuat masalah di sekolah yaitu
aku membuat sebuah meja kelas rusak tapi aku ada alasannya melakukan
tersebut karena salah temanku membuat emosiku tidak stabil. Kenapa aku bisa
bilang begitu karena dia menggangguku yang dimana saat itu sangat Lelah
setelah belajar untuk olimpiade. Maka dari itu aku sangat emosi, padahal aku
pernah bilang ke mereka jika mereka melihat aku sedang dalam keadaan lelah
ataupun moodnya tidak bagus jangan di ganggu karena aku susah mengatur
emosiku. Tapi tetap aja ada yang melakukannya. Untung saja saat itu aku
masih bisa kendalikan emosiku sedikit demi sedikit.
Pada tahun 2017/2018 ada insiden yang terjadi pada keponakanku yang
dimana dia terkena tumpahan bubur yang sangat panas. Pada saat itu aku dan
kakak kedua sedang pergi nonton bioskop bersama temannya, awalnya aku
tidak mau pergi tapi kata kakak pertamaku aku harus pergi katanya tahunya
dirumah aja, kamu itu kesini liburan jadi aku setuju untuk pergi.
Selama film yang kami tonton mulai aku senang karena film ini yang sedang
aku nanti- nantikan. Kemudian aku melihat kakakku melihat HPnya sangat
serius dan aku bertanya padanya kenapa kamu sangat serius lihat Hpmu dan
dia bilang tidak ada apa apa, tapi aku tidak percaya dan aku pergokin dia
rupanya dia melihat chat dari mama dan isi chatnya bilang bahwa ponakan lagi
ada di rumah sakit saat itulah aku jadi tidak punya semangat untuk menonton.
Setelah film itu selesai, kami berdua di ajak oleh teman kakakku untuk
makan bersama tapi dia membuat alasan yaitu dia bilang kalau mama
kami uda masak di rumah. Saat itu juga kami bilang kami mau pulang pada
temannya dan kakakku langsung memesan grab dan kami langsung menuju

38 Lampau | Kumpulan Cerpen Sejarah || Penulis: siswa siswi kelas XII IPA
ke rumah sakit dan saat itulah hatiku sangat karuan mendengar hal tersebut
dan melihat kondisi ponakan yang terbaring di rumah sakit.
Saat aku kelas SMA 1, aku mendapat kabar bahwa omku meninggal
dunia sebenarnya dia belum meninggal dunia hanya saja sudah seperti orang
sekarat. Hampir sebulan kemudian omku tersebut meninggal dunia. Di hari
itu, aku tidak tahu kenapa aku sangat kehilangan padahal dari keluarga papa
seperti tidak menganggap papaku. Saat kejadian itu aku sering bolak-balik dari
Aceh ke Medan karena kabar tersebut.
Pas kelas SMA 2, aku penah izin ke Medan kurang lebih sebulan karena
aku mau mempersiapkan pernikahan abangku yang dimana saat aku di
Medan ada hari teman-temanku foto bareng di pantai Lampuuk yang dimana
saat itu tidak ada aku padahal foto itu untuk kenangan. Setelah aku pulang ke
Aceh kurang lebih sebulan ada kabar duka lagi yaitu omku meninggal dunia
yang dimana itu bertepatan dengan ulang tahunnya Cherie.
Saat itu aku sudah bersiap-siap ingin pergi ke ultahnya Cherie tapi mama
menelpon ku dan memberi kabar bahwa omku telah meninggal dunia dan aku
tidak jadi pergi ke ultahnya Cherie.
Sekarang aku sudah kelas SMA 3 yang dimana sebentar lagi aku akan
tamat dan aku akan melanjutkan ke perguruan tinggi yang dimana sekarang
aku merasa waktu ini sangat cepat berlalu.
Pada saat itu juga aku akan berpisah dengan teman-temanku apalagi
yang dari TK bersama pasti akan merasa kehilangan karena pastinya nanti
sudah tidak bersama lagi walaupun nanti pastinya akan berjumpa lagi. Yang
dimana aku ataupun mereka nantinya akan memiliki teman mereka sendiri di
Universitas mereka yang sudah mereka pilih. Tapi juga ada senangnya bagiku
jika kami nanti tamat kami lulus bersama itu hal yang sangat menakjubkan.
Jadi intinya kehidupan yang aku alami dari kecil hingga adalah hal yang
sangat berarti bagiku dan sangat menakjubkan karena aku melewati tahap
seperti ini dalam kehidupanku. Karena dalam kehidupanku aku memiliki
keluarga, teman yang selalu ada bersamaku yang dimana karena adanya
mereka membuat mempunyai motivasi yang kuat untuk masa depanku nanti.
Terutama keluarga yang dimana mereka membuatku selalu memiliki
visi dan juga misi dalam hidupku yang dimana visi dan misi tersebut sangat
berguna untukku dalam menjalani kehidupan yang sangat berlika-liku.
TAMAT
Lampau | Kumpulan Cerpen Sejarah || Penulis: siswa siswi kelas XII IPA 39
40 Lampau | Kumpulan Cerpen Sejarah || Penulis: siswa siswi kelas XII IPA
Kejadian Trisakti 1998
karya Richardo Oktavian

P
ada tahun 1997 terjadi yang namanya Krisis finansial Asia
Dan tertembaknya 4 mahasiswa Trisakti dan terbunuh dlm
demonstrasi 12 Mei 1998. Kejadian utama terjadi di Medan,
Jakarta, dan Surakarta. Hal ini mengakibatkan Penurunan
jabatan Soeharto setelah menjabat selama 32 tahun dan digantikan oleh
B.J Habibie.
4 orang yang tertembak pada saat kejadian tersebut bernama Elang
Mulia Lesmana,Hafidin Royan, Heri Hartanto, Hendiawan Sie.
Pada kerusuhan ini banyak toko dan perusahaan dihancurkan oleh
amuk massa—terutama milik warga Indonesia keturunan Tionghoa.
Konsentrasi kerusuhan terbesar terjadi di Jakarta, Medan dan Surakarta.
Terdapat ratusan wanita keturunan Tionghoa yang diperkosa dan
mengalami pelecehan seksual dalam kerusuhan tersebut. Sebagian
bahkan diperkosa beramai-ramai, dianiaya secara sadis, kemudian
dibunuh.
Dalam kerusuhan tersebut, banyak warga Indonesia
keturunan Tionghoa yang meninggalkan Indonesia. Tak hanya itu,
seorang aktivis relawan kemanusiaan yang bergerak di bawah Romo
Sandyawan, bernama Ita martadinata Haryono, yang masih seorang
siswi SMU berusia 18 tahun, juga diperkosa, disiksa, dan dibunuh karena
aktivitasnya.
Ini menjadi suatu indikasi bahwa kasus pemerkosaan dalam
Kerusuhan ini digerakkan secara sistematis, tak hanya sporadis.
Amuk massa ini membuat para pemilik toko di kedua kota tersebut
ketakutan dan menulisi muka toko mereka dengan tulisan “Milik pribumi”
atau “Pro-reformasi” karena penyerang hanya fokus ke orang-orang
Tionghoa. Beberapa dari mereka tidak ketahuan, tetapi ada juga yang
ketahuan bukan milik pribumi.

Lampau | Kumpulan Cerpen Sejarah || Penulis: siswa siswi kelas XII IPA 41
Sebagian masyarakat mengasosiasikan peristiwa ini dengan
peristiwa Kristallnacht di Jerman pada tanggal 9 November 1938 yang
menjadi titik awal penganiayaan terhadap orang-orang Yahudi dan
berpuncak pada pembunuhan massal yang sistematis atas mereka di
hampir seluruh benua Eropa oleh Jerman Nazi.
Sampai bertahun-tahun berikutnya Pemerintah Indonesia belum
mengambil tindakan apapun terhadap nama-nama yang dianggap
kunci dari peristiwa kerusuhan Mei 1998. Pemerintah mengeluarkan
pernyataan yang menyebutkan bahwa bukti-bukti konkret tidak dapat
ditemukan atas kasus-kasus pemerkosaan tersebut, tetapi pernyataan
ini dibantah oleh banyak pihak.
Sebab dan alasan kerusuhan ini masih banyak diliputi ketidakjelasan
dan kontroversi sampai hari ini. Namun umumnya masyarakat Indonesia
secara keseluruhan setuju bahwa peristiwa ini merupakan sebuah
lembaran hitam sejarah Indonesia, sementara beberapa pihak, terutama
pihak Tionghoa, berpendapat ini merupakan tindakan pembasmian
(genosida) terhadap orang Tionghoa, walaupun masih menjadi kontroversi
apakah kejadian ini merupakan sebuah peristiwa yang disusun secara
sistematis oleh pemerintah atau perkembangan provokasi di kalangan
tertentu hingga menyebar ke masyarakat.
Tentara,polisi,dan Paspamres menahan serangan masyarakat yang
terus melemparkan benda benda kepada para penjaga gerbang,bahkan
diberikan gas air mata pun sudah tak mempan kepada masyarakat
karena terlalu banyak masyarakat yang melakukan demonstrasi.
Konon kabarnya kerusuhan itu diciptakan,supaya ada kesan Soeharto
sudah tidak bisa menguasai Rakyatnya lagi, para menteri juga sudah
bubar dan memberikan tekanan untuk mundur.
Dan korbannya adalah teman teman kita yang berketurunan Tionghoa,
mereka dibunuh, dibakar, diperkosa ditempat terbuka.
Dan semua tokoh milik cina dipilok bertulisan “milik pribumi”
Kecuali toko temen gw yang namanya Aliong,tau kenapa?
Karena toko temen gw jualan pompa air, pompa airnya bukan pompa
air biasa, tapi pompa air mancur.
Pada masa itu setelah stabil dari penjarahan barang, banyak di

42 Lampau | Kumpulan Cerpen Sejarah || Penulis: siswa siswi kelas XII IPA
kampung-kampung di Jakarta ada barang barang mewah yang mereka
itu ga mampu buat beli.
Ada orang yang punya kulkas tapi daya listriknya ga mampu untuk
menghidupkan kulkasnya dan ketika dibuka isinya baju. Pernah masuk
berita pada masa itu. Misalnya kalo kita buka kulkas itu “Gw makan apa
yaa hari ini?” mereka enggak. Mereka bilang waktu buka kulkas “Gw
pakek baju apa ya hari ini?”.
Oke oke kita serius lagi balik ke topik.
Adanya juga yang disebut aksi Kamisan pada masa itu, aksi Kamisan
itu adalah aksi yang kebanyakan dilakukan oleh orang tua yang anaknya
hilang tahun 1998.
Setiap hari Kamis memakai baju Hitam,celana hitam,dibawah payung
hitam didepan Istana Presiden,jam 4 sore,mereka bertanya “anak saya
mana?” selama 7 tahun setiap Kamis.
Sekarang bayangin lu punya anak,lu inget waktu pertama kali dia
lahir,lu inget betapa kecil dan lucunya dia ditangan lu,dan kemudian dia
besar dan ketika dia nangis lu gendong sampai dia tidur, kemudian lu
merasa bangga karena lu merasa dia membutuhkan lu, lalu suatu hari
dia masuk TK terus setelah pulang dia nyanyi nyanyi lagu anak anak,
terus dia masuk SD, SMP, SMA, Kuliah.
Lalu suatu hari dia bilang ke lu “Pak Bu aku berangkat kuliah” dan
dia ga pernah pulang lagi trus lu baca ad sebuah kejadian hari itu trus lu
mulai bertanya “pemerintah tau gak anak saya kemana?”.
Pada masa itu juga ada seorang Ibu,Bu Sumarsih namanya dia udah
tua renta bertanya ke Presiden “anak saya mana?”.
“Kalo dia udah meninggal bilang sama saya,biar saya gak berharap, tapi
kalo dia masih hidup saya bakal nungguin dia selamanya” kata Bu Sumarsih.
Selama 7 tahun mreka ngirim surat ke Presiden,gak pernah sekali
pun dibalas. Bayangin perasaan orang tua yang ada disana, kesel gak?
Pasti kesel. Lu chat dibaca doang gak dibales kesel.
Dan sejak kejadian Mei tahun 1998, sampai sekarang masih menjadi
sejarah yang kalo lu tanya ke orang pasti dia tau kasus itu karena sangat-
sangat menghebohkan pada masa itu.
TAMAT
Lampau | Kumpulan Cerpen Sejarah || Penulis: siswa siswi kelas XII IPA 43
44 Lampau | Kumpulan Cerpen Sejarah || Penulis: siswa siswi kelas XII IPA
Pak Salto dan Pak Cita
karya Vince Carter

Cerita ini dimulai pada tanggal 25 desember 2004 di Banda


Aceh. Ada seorang petani sebatang kara, Pak Salto, yang konon
katanya memiliki kekuatan super untuk berteleportasi ke tempat
yang sudah di tandai olehnya. Pagi yang cerah itu, seperti
biasanya pak Salto sedang berada di sawahnya menanam padi,
pak Salto menanam padi dengan sangat cepat, mungkin dia
memanfaatkan kekuatan supernya itu.
Setelah selesai menanam padinya, seperti biasa pak
Cita lewat dan kagum, “Wah si kilat kuning lagi-lagi sudah
menyelesaikan tugasnya ya,” Ucap pak Cita.
“Hahaha ini bukan hal sulit pak Cita,” ucap Pak Salto.
Mereka adalah penduduk dari desa Konoha, Banda Aceh dan
mereka berteman akrab, bahkan Pak Salto sudah menganggap
pak Cita seperti adiknya sendiri. Dan begitulah hari itu mereka
jalankan dengan senyuman lebar diwajahnya tanpa mengetahui
bahwa ajal akan menjemput salah satu dari mereka esok hari,
ya, Pak Salto atau Pak Cita akan meninggal 18 jam lagi.
26 Desember 2004, seperti biasanya Pak Salto bangun
dengan semangat yang seperti kobaran api dan senyumannya
yang lebar di wajah. Tepat pukul 07.30 WIB Pak Salto melanjutkan
pekerjaannya di sawah. Pukul 07.45 Pak Salto beristirahat
sebentar di gubuk tua di dekat sana sambil menikmati secangkir
kopi hitam panas ditemani canda tawa bersama Pak Cita.
Lampau | Kumpulan Cerpen Sejarah || Penulis: siswa siswi kelas XII IPA 45
Tapi siapa sangka sesaat setelah Pak Cita melontarkan
candaan, “Kalau saja hari ini adalah akhir dunia, aku bersyukur
bisa bercanda tawa denganmu seperti saat ini,” ucap Pak Cita
sambil tertawa.
Senyum lebar pak Salto muncul, lalu langsung hilang di detik
selanjutnya.
Tak sempat membalas, gempa dahsyat tiba tiba terjadi hingga
tanah terbelah menjadi 2, tentu saja mereka panik, kalang kabut
tak beraturan, penduduk desa semuanya lari terbirit-birit seperti
sedang di kejar hantu. Tak lama kemudian, kepala desa berteriak
sangat kencang “Air...! Air..! Air..!”
Dengan wajah yang pucat dan kaki yang lemas, pak Cita
ketakutan dan terjatuh saat berlari. “Selamatkan saja dirimu,
Salto,” Ucap pak Cita.
Karena tak tega pak salto kembali dan menyelamatkan pak
Cita, situasi semakin genting air sudah hampir mencapai desa
konoha, ombak dahsyat ini sudah meratakan hampir 80% daerah
di Banda Aceh.
Pak Salto bisa saja menggunakan kekuatan teleportasinya
untuk memindahkan orang-orang disana ke suatu tempat yang
sudah di tandai olehnya, yang menjadi persoalan adalah pak
Salto tidak tahu dimana tempat yang aman dan tidak terkena
Tsunami. Air semakin dekat, bahkan beberapa penduduk desa
sudah habis di telan air.
“Selamatkan kami Pak Salto, kami mohon pindahkan kami ke
suatu tempat,” ucap para penduduk desa setempat.
Keputusan harus segera diambil, namun pak Salto masih
tampak sangat kebingungan, akhirnya pak salto pun berani untuk
mengambil resiko, setelah pemikiran yang matang olehnya.
“Aku akan memindahkan satu persatu dari kalian, namun
aku tidak dapat menjamin keselamatan kalian” ucap Pak Salto

46 Lampau | Kumpulan Cerpen Sejarah || Penulis: siswa siswi kelas XII IPA
sambil gemetaran. Siapa yang tidak gemetaran jika hidup sudah
diujung tanduk.
“Iya tidak apa - apa, itu lebih baik dari pada kita mati disini
tanpa mencoba melakukan apa apa”  ucap penduduk desa
konoha disana.
Pak salto memiliki 5 tanda teleportasi yang tersebar di sekitar
banda aceh, yang menjadi persoalan adalah ada 6 orang di
antara mereka termasuk Pak Salto, tanpa berpikir panjang lagi,
karena air hampir menelan mereka. Pak Salto memindah kan
mereka satu persatu, dengan syarat, jika tempat yang mereka
dapat aman dari air, mereka harus berteriak “SUITON”, lalu
Pak Salto pun memindahkan mereka satu per satu sambil terus
berlari dengan harapan ia tidak membunuh semua orang di sana,
sudah 2 orang dipindahkan oleh Pak Salto namun belum lagi
ada yang memberi sinyal, mereka terus berlari, air pun semakin
dekat, “Ayo sini aku pindahkan kalian, berdoa saja agar tempat
ini aman, jangan lupa berikan kami sinyal jika tempatnya aman,
semoga beruntung!” Ucap pak Salto sambil memindahkan orang
ke tiga.
Mereka terus berlari terbirit -birit, sampai pada akhirnya
hanya Pak Cita yang tersisa, “Cita kita akan terus berlari sampai
ada yang berteriak memberi sinyal bahwa tempatnya aman,
aku tidak mau mengambil resiko dan memindahkan mu dengan
terburu buru, kita akan terus berlari sampai ujung tanduk.” ucap
Pak Salto yang tak tega memindahkan Pak Cita ke tempat yang
tidak tentu aman, namun tidak memindahkannya pun akan
sama saja, mereka akan mati ditelan oleh air, lebih baik mereka
mencoba.
“Sampai kapan kita akan berlari?” ucap Pak Cita
“Sampai ada yang memberi sinyal” ucap Pak Salto.
Situasi semakin genting, air sudah sangat dekat, bahkan Pak
Lampau | Kumpulan Cerpen Sejarah || Penulis: siswa siswi kelas XII IPA 47
Cita sudah hampir ditelan oleh air yang setinggi gunung itu.
“Kalau tidak ku pindahkan, akan sama saja akhirnya,” ucap
Pak Salto dalam hatinya.
Akhirnya pak Salto mengambil resiko dengan memindahkan
Pak Cita.
“Semoga beruntung cita, beri aku sinyal jika tempat kamu
aman, semoga beruntung Cita, maafkan aku jika tempat yang
kupilih salah,” ucap Pak Salto saat memindahkan Pak Cita.
“Tentu, santai saja Salto,” balas Pak Cita sambil tersenyum
lebar.
Setelah memindahkan Pak Cita, Pak salto pun terus berlari
selama lebih dari 5 menit  hingga air pun menyusulnya, air
sudah mulai menelan dan menenggelamkan Pak Salto, namun
Pak Salto masih mencoba untuk berenang di permukaan sambil
menunggu sinyal, karena tidak kunjung juga mendapat jawaban,
akhirnya Pak Salto pun ditelan air.
Pak Salto yang sudah hampir kehilangan kesadaran
memutuskan untuk mengambil resiko dan berteleportasi ke
tempat Pak Cita. Namun karena saat hendak berteleportasi Ia
melihat mayat Pak Cita yang hanyut terbawa air tepat di depan
matanya, Ia pun kaget dan memilih untuk berteleportasi ke salah
satu tempat secara acak, ajaibnya Pak Salto selamat.
Ternyata ia memindahkan Pak Cita ke lahan kebunnya yang
sudah hanyut oleh air. Dimana setiap hari Pak Cita menyapanya.
Pak Salto merasa kesal dan marah juga sedih dan kecewa,
semua perasaan bercampur aduk yang membuat Pak Salto
pingsan, ternyata alasan Pak Salto tidak mendapatkan sinyal
adalah karena orang yang dipindahkan itu adalah seorang nenek
yang sudah tidak mampu lagi berbicara.
Setelah Pak Salto bangun dari pingsannya, pemandangan
yang dapat dia lihat hanyalah Kota Banda Aceh yang hanyut

48 Lampau | Kumpulan Cerpen Sejarah || Penulis: siswa siswi kelas XII IPA
oleh air dan yang tersisa adalah kenangan temannya, Pak
Cita, juga perasaan bersalah karena sudah membunuh teman
baiknya itu. Hari-hari Pak Salto jalani sambil merehabilitasi
mentalnya, tapi dia tetap tak bisa melupakan teman baiknya itu.
Bahkan sampai hembusan napas terakhir pak Salto dia terus
mengenang sahabat baiknya, yaitu Pak Cita.

TAMAT

Lampau | Kumpulan Cerpen Sejarah || Penulis: siswa siswi kelas XII IPA 49
50 Lampau | Kumpulan Cerpen Sejarah || Penulis: siswa siswi kelas XII IPA
Proklamasi 1945
karya Rudy Hartanto

K
emerdekaan Indonesia telah diraih lebih dari 76 tahun
yang lalu, tepatnya pada 17 Agustus 1945. Kemerdekaan
tersebut tidak diraih secara tiba-tiba. Mulai dari dijajah,
hingga diperbudak oleh bangsa lain pada mulanya,
namun semangat perjuangan yang tinggi serta dorongan dari
setiap pribadi rakyat Indonesia inilah yangmembuat tekad dan
keberanian dari para pahlawan perjuangan semakin terpacu
untuk mewujudkan kemerdekaan Indonesia dalam proklamasi
yang merupakan hasil kerja keras secara utuh dari Bangsa
Indonesia.
pada tanggal 6 Agustus 1945, sebuah bom atom dijatuhkan
di atas kota Hiroshima, Jepang oleh Amerika Serikat yang mulai
menurunkan mental semangat tentara Jepang di seluruh dunia.
Bom atom kedua dijatuhkan di atas Kota Nagasaki pada tanggal
9 Agustus 1945, sehingga menyebabkan Jepang menyerah
kepada Amerika Serikat dan sekutunya.
Momen ini pun dimanfaatkan oleh Indonesia untuk
memproklamasikan kemerdekaannya. Ir. Soekarno dan Moh.
Hatta, dan Radjiman Wedyodiningrat segera diterbangkan
ke Dalat, Vietnam untuk bertemu Marsekal Terauchi. Mereka
dikabarkan bahwa pasukan Jepang sedang di ambang kekalahan
dan berjanji akan memberikan kemerdekaan kepada Indonesia.
Setelah itu, pada tanggal 10 Agustus 1945, Sutan Syahrir
telah mendengar berita lewatradio bahwa Jepang telah
menyerah tanpa syarat kepada Sekutu. Para pejuang bawah
tanah bersiap-siap memproklamasikan kemerdekaan RI, dan
menolak bentuk kemerdekaan yang diberikan oleh Jepang

Lampau | Kumpulan Cerpen Sejarah || Penulis: siswa siswi kelas XII IPA 51
sebagai hadiah bagi Indonesia.
Kemudian, Jepang melalui Marsekal Terauchi di Dalat,
Vietnam, pada tanggal 12 Agustus 1945, mengatakan kepada
Soekarno, Hatta dan Radjiman bahwa pemerintah Jepang
akan segera memberikan kemerdekaan kepada Indonesia
dan proklamasi kemerdekaan dapat dilaksanakan dalam
beberapa hari, tergantung cara kerja PPKI. Meskipun demikian
Jepangmenginginkan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 24
Agustus 1945. Setelah Ir.Soekarno kembali ke tanah air. Sutan
Syahrir mendesak agar proklamasi kemerdekaan RI segera
dilaksanakan.
Para pejuang memang belum yakin sepenuhnya bahwa
Jepang memang telah menyerah, dan proklamasi kemerdekaan
RI saat itu dapat menimbulkan pertumpahan darahyang besar,
sehingga dapat berakibat sangat fatal jika para pejuang Indonesia
belum siap.
Selanjutnya, pada tanggal 14 Agustus 1945 Jepang
menyerah kepada Sekutu. Tentara dan Angkatan Laut Jepang
masih berkuasa di Indonesia, karena Jepang telah berjanji akan
mengembalikan kekuasaan di Indonesia ke tangan Sekutu.
Setelah mendengar berita bahwa jepang bakal bertekuk
lutut, golongan muda mendesak golongan tua untuk segera
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Namun, golongan tua tidak ingin terburu-buru.Mereka
tidak menginginkan terjadinya pertumpahan darah pada saat
proklamasi. Musyawarah pun dilakukan dalam rapat PPKI.
Golongan muda tidak menyetujui rapat itu, mengingat PPKI
adalah sebuah badan yang dibentuk oleh Jepang. Mereka
menginginkan kemerdekaan atas usaha bangsa kita sendiri,
bukan pemberian dari Jepang. Keesokan harinya, Soekarno
dan Hatta segera mempersiapkan pertemuan Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia pada pukul 10 pagi, 16 Agustus 1945,
guna membicarakan segala sesuatu yang berhubungan dengan
persiapan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

52 Lampau | Kumpulan Cerpen Sejarah || Penulis: siswa siswi kelas XII IPA
Kemudian esok harinya pada tanggal 16 Agustus 1945, pukul
03.00 WIB Soekarno dan Hatta diculik ke Rengasdengklok,
Karawang, lalu kemudian didesak agar mempercepat proklamasi
kemerdekaan Republik Indonesia, sampai dengan terjadinya
kesepakatan antara golongan tua yang diwakili Soekarno dan
Hatta serta Mr. Achmad Subardjo dengan golongan muda tentang
kapan proklamasi akan dilaksanakan terutama setelah Jepang
mengalami kekalahan dalam Perang Pasifik.
Pada waktu itu Soekarno dan Moh. Hatta dan tokoh lainnya
menginginkan agar proklamasi dilakukan melalui PPKI,
sementara golongan pemuda menginginkan agar proklamasi
dilakukan secepatnya tanpa melalui PPKI yang dianggap
sebagai badan buatan Jepang. Selain itu, hal tersebut dilakukan
agar Soekarno dan Moh. Hatta tidak terpengaruh oleh Jepang.
Para golongan pemuda khawatir apabila kemerdekaan yang
sebenarnya merupakan hasil dari perjuangan bangsa Indonesia,
menjadi seolah-olah merupakan pemberian dari Jepang.
Di laksanakannya Rapat PPKI pada 16 Agustus 1945, pukul
10 pagi tidak jadi karena Soekarno dan Hatta tidak muncul dalam
rapat tersebut dikarenakan Peserta rapat tidak tahu bahwa telah
terjadi peristiwa Rengasdengklok. Sementara itu di Jakarta,
Wikana dan Mr. Ahmad Soebardjo melakukan perundingan,
Mr. Ahmad Soebardjo menyetujui untuk memproklamasikan
kemerdekaan Indonesia diJakarta. maka diutuslah seseorang
untuk mengantar Ahmad Soebardjo ke Rengasdengklok.
Mereka menjemput Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta
untuk kembali ke Jakarta. Dan Mr.Ahmad Soebardjo berhasil
meyakinkan para pemuda untuk tidak terburu – buru
memproklamasikan kemerdekaan. Penyusunan teks Proklamasi
dilakukan oleh Soekarno, M.Hatta, dan Achmad Soebardjo, serta
disaksikan oleh Soekarni, Sayuti Melik, dan beberapa golongan
muda lainnya. Konsep teks proklamasi ditulis oleh Ir. Soekarno
sendiri dan Sukarni mengusulkan agar yang menandatangani
teks proklamasi tersebut adalah Ir. Soekarno dan Drs.Moh.

Lampau | Kumpulan Cerpen Sejarah || Penulis: siswa siswi kelas XII IPA 53
Hatta,namun tetap atas nama Bangsa Indonesia.
Setelah konsep selesai disepakati, Sayuti Melik menyalin
dan mengetik naskah tersebut menggunakan mesin ketik. Dan
menurut kesepakatan bersama, pembacaan teks proklamasi
dilakukan di kediaman Soekarno. Pada pagi harinya, 17 Agustus
1945, segala sesuatunya telah dipersiapkan di kediaman
Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur No.56, Jakarta. Acara
dimulai pada pukul 10:00 dengan pembacaan proklamasi oleh
Soekarno dan disambung pidato singkat secara langsung.
Kemudian bendera Merah Putih, yang telah dijahit oleh Ibu
Fatmawati, dikibarkan oleh seorang prajurit PETA yaitu Latief
Hendraningrat dan dibantu oleh Soehoed serta seorang pemudi
yang membawakan bevndera Merah Putih. Setelah bendera
Merah Putih berkibar, para hadirin yang datang langsung
menyanyikan lagu Indonesia Raya yang dibuat W. R. Supratman.
Sampai saat ini, bendera pusaka tersebut masih disimpan di
Museum Tugu Monumen Nasional. Kemudian keesokan harinya
pada tanggal 18 Agustus 1945, PPKI mengambil keputusan,
mengesahkan dan menetapkan Undang-Undang Dasar sebagai
dasar konstitusional NKRI, yang selanjutnya dikenal sebagai
UUD 1945.
Dengan demikian telah resmi terbentuknya Pemerintahan
Negara Kesatuan Indonesia yang berbentuk Republik. Setelah
itu, Ir. Soekarnodan Moh. Hatta terpilih atas usul dari Oto
Iskandardinata dan persetujuan dari dewan PPKI sebagai
presiden dan wakil presiden Republik Indonesia yang pertama.
Presiden dan Wakil Presiden dalam menjalankan tugasnya
akan dibantu oleh sebuah Komite Nasional. Dan hingga saat ini
setiap tanggal 17 Agustus diperingati sebagai hari kemerdekaan
Indonesia.
Pesan: kemerdekaan Indonesia yang kita nikmati sekarang
ini merupakan hasil dari perjuangan dan tekad para pahlawan
yang dengan sepenuh hati rela berkorban demi bangsa dan juga
negara. Kemerdekaan ini diraih dengan pengorbanan harta,

54 Lampau | Kumpulan Cerpen Sejarah || Penulis: siswa siswi kelas XII IPA
benda, hingga nyawa. Sudah seharusnya kita yang hidup di
masa kini mengisi kemerdekaan itu sesuai dengan bidang kita
masing-masing. Khususnya bagi kita seorang pelajar, karena
masa depan bangsa dan negara ini berada di tangan kita.

TAMAT

Lampau | Kumpulan Cerpen Sejarah || Penulis: siswa siswi kelas XII IPA 55
56 Lampau | Kumpulan Cerpen Sejarah || Penulis: siswa siswi kelas XII IPA
Si Keluarga Kecil
karya Jessen Alexander C

A
da sebuah keluarga kecil di sebuah kota. Keluarga
ini merupakan keluarga yang biasa biasa saja.
Ada Ayah yang mencari nafkah untuk keluarga nya
dengan gaji yang tidak banyak namun juga tidak lah
sedikit hanya cukup untuk dapat tetap hidup sederhana. Ada
Ibu yang melakukan pekerjaan rumah seperti mencuci baju,
mencuci piring, memasak nasi, menjaga anak dan berbagai
macam hal lainnya dirumah sebagaimana seorang ibu rumah
tangga biasa.
Ada seorang Anak perempuan yang adalah anak pertama
dari orang tua tersebut yang merupakan anak yang baik dan
rajin di sekolah. Ada juga seorang anak laki laki yang adalah
anak kedua dari orang tua tersebut yang merupakan anak yang
sangat berbakat dalam segala hal namun dia adalah anak yang
malas di sekolah walaupun memiliki nilai yang lumayan tinggi.
Mau kita lihat dari mana pun juga, ini hanyalah keluarga
yang biasa saja. Apa yang membuat mereka special? Setiap
keluarga berbeda beda. Keluarga kecil kita yang satu ini
mungkin tampak biasa biasa saja namun keluarga ini tidak
memiliki keharmonisan sama sekali namun juga tidak memiliki
ketidak harmonisan dalam keluarga ini.
Keluarga yang sangat kosong dan tidak memiliki momen
apapun didalam keluarga mereka. Suatu hari, ada sebuah
kejadian besar yang terjadi di kota itu. Tidak biasanya terjadi
sesuatu yang besar di kota itu namun saat itu, terjadilah

Lampau | Kumpulan Cerpen Sejarah || Penulis: siswa siswi kelas XII IPA 57
bencana yang besar yaitu tsunami. Tsunami yang begitu besar
melanda kota itu.
Awalnya terjadi gempa bumi yang sangat dahsyat di pagi
hari hingga mengguncang bangunan bangunan tinggi. Ayah
dan ibu keluarga ini sedang makan sarapan bersama, anak
perempuan sedang menonton film dan anak laki laki sedang
bermain game di dalam kamar mereka masing masing Ketika
gempa bumi yang dahsyat itu terjadi.
Seketika itu juga mereka semua panik kemudian berkumpul
didepan rumah mereka yang sederhana itu setelah mengambil
barang barang berharga mereka dan beberapa alat bertahan
hidup. Ketika mereka sampai diluar, robohlah rumah mereka itu
dengan segala barang barang yang mereka tinggalkan didalam.
Mereka kehilangan begitu banyak hal karena kehilangan
rumah mereka. Karena sedang panik, tiba tiba ibunya memarahi
keluarganya dan menyalahkan mereka atas kehilangannya
rumah mereka. Karena itu keluarga kecil itu mulai melemparkan
kata kata yang buruk kepada satu sama lain yang membuat
mereka berdebat disana.
Tanpa mereka ketahui, ada banyak sekali orang yang
berlari berlawanan dari arah pantai sambil berteriak “Air!
Air!”. Kemudian berlari lah mereka mengikuti keramainan itu.
Semua orang dikota itu berlari lari karena panik yang membuat
kerusuhan. Kerusuhan itu membuat keluarga itu terpisah dari
satu sama lain ketika sedang berlari.
Si ayah berlari ke atas gunung, si ibu berlari ke atas rumah
temannya, si anak perempuan berlari ke atas mall, si anak laki
laki berlari ke atas gedung kosong yang baru saja dibangun
dan belum ada isi nya. Beberapa menit kemudian, tsunami
dating melanda habis segala hal dibawah 4 meter dari daratan.
Setiap anggota keluarga ini telah terpisah dari satu sama lain.
Mereka berkumpul bersama orang orang dari kota itu di

58 Lampau | Kumpulan Cerpen Sejarah || Penulis: siswa siswi kelas XII IPA
tempat mereka masing masing walaupun ramai namun terasa
sangat sepi. Si ayah merasa sangat kesepian di gunung tanpa
keberadaan keluarganya disana, si ibu juga merasakan hal
yang sama walaupun ia berapa bersama temannya, si anak
perempuan awalnya sangat bahagia karena akhirnya dapat
terpisah dari ibu dan ayah nya yang hanya beban bagi si anak
perempuan karena hanya bisa memarahi anak anaknya dan
menyuruh nyuruh mereka ketika butuh namun anaknya merasa
bingung dengan keadaan nya sekarang karena dia tidak
memiliki apa apa disana selain gerombolan orang yang ia tidak
kenal.
Si anak laki laki merasa sangat ketakutan karena si anak
laki laki tidak tau mau melakukan apa jika ia sendiri dan karena
si anak laki laki pun tau kalau dia tidak bisa bertahan apabila
ia sendiri saja tanpa keluarganya. Di tempat mereka tidak ada
satu orang pun yang mau membantu mereka untuk mencari
anggota keluarga mereka karena keadaannya tidak kondusif
setelah terkena bencana tsunami dan tidak bisa dipastikan
kalau anggota mereka masih hidup.
Setelah menyadari itu semua, si ayah, si ibu, si anak
perempuan, si anak laki laki melarikan diri dari sana untuk
mencari satu sama lain. Si ayah berlari ke arah rumah mereka
di pagi hari namun tidak menemukan anggota keluarganya. Si
ibu berlari ke arah rumah mereka di siang hari namun tidak
menemukan anggota keluarganya karena si ayah datang ketika
pagi hari.
Si anak perempuan berlari ke arah rumah mereka pada sore
hari namun tidak bertemu dengan anggota keluarganya karena
si ayah dan si ibu datang ketika pagi hari dan siang hari. Si
anak laki laki berlari ke arah rumah mereka pada malam hari
namun juga tidak bertemu dengan anggota keluarga mereka
karena setiap anggotanya datang pada waktu yang tidak tepat.

Lampau | Kumpulan Cerpen Sejarah || Penulis: siswa siswi kelas XII IPA 59
Si ayah pergi mencari di daerah hutan, si ibu pergi mencari di
daerah kota, si anak perempuan pergi mencari di daerah desa
dekat kota mereka, si anak laki laki pergi mencari di daerah
rumah nya. Si ayah ketika mencari di hutan bertemu dengan se
ekor beruang yang ganas. Si ayah berlari dan memanjat pohon
namun pohonnya terlalu rapuh dan tumbang ketika dinaiki.
Si ayah berlari ke arah danau namun ketika sudah hamper
sampai, ia ditarik oleh beruang itu dan beruang itu menggigit
tangan si ayah ketika si ayah ingin melindungi dirinya. Si
ayah ketika kesakitan ia menendang perut beruang itu sekuat
mungkin yang membuat beruang itu lari kesakitan.
Si ayah pun tergeletak di dekat danau dengan tangannya
yang berdarah darah karena gigitan beruang tadi. Si ayah pun
berkata, “Aku ingin bertemu keluargaku secepatnya.”
Si ibu saat berada di kota mecari cari keluarganya, ada
banyak gedung gedung yang tidak terlalu kuat lagi karena
terkena hantaman tsunami tadi sehingga ada kaca kaca di
jalan jalan kota karena kerusakan gedung gedung disana. Si
ibu tidak sengaja menginjak kaca yang ada dilantai kemudian
menusuk kaki si ibu. Si ibu duduk kesakitan karena tidak dapat
lagi berjalan karena kakinya tertusuk.
Si anak perempuan yang berada di desa kedinginan dan
ketakutan melihat kekosongan dari padang dan sawah di
malam hari. Si anak laki laki hanya dapat duduk dan menangis
di depan rumah mereka karena gagal menemukan keluarganya.
Mereka semua sudah mulai menyerah karena tidak tau
keberadaan keluarga mereka namun mereka sadar bahwa
kini mereka tidak memiliki apa apa lagi. Kesadaran mereka ini
membuat mereka berpikir kalau tidak ada artinya lagi mereka
hidup seperti ini namun walaupun begitu bukan artinya mereka
akan mengakhiri hidup mereka begitu saja karena artinya
mereka tidak perlu takut akan kehilangan apa apa lagi.

60 Lampau | Kumpulan Cerpen Sejarah || Penulis: siswa siswi kelas XII IPA
Mereka sudah berada di dasar jurang dan tidak ada jalan
lain selain ke atas. Mereka kemudian berlari semua kembali ke
rumah mereka kemudian bertemu bersamaan di pagi hari nya.
Seketika juga rasa sakit, dingin, sedih dan cemas semuanya
hilang dan mereka memeluk satu sama lain dan berjanji untuk
tidak akan lagi meninggalkan.
Pesan dari cerita ini ialah, berjuang lah untuk keluargamu
karena keluargamu adalah hal yang pertama kalian miliki dan
hal terakhir yang kalian akan miliki juga. Keluarga adalah satu
satunya hal yang pantas kalian kejar.

TAMAT

Lampau | Kumpulan Cerpen Sejarah || Penulis: siswa siswi kelas XII IPA 61
62 Lampau | Kumpulan Cerpen Sejarah || Penulis: siswa siswi kelas XII IPA
Rembuk
karya Michelle Angelica Salim

P
ada suatu masa, hidup lah sebuah keluarga yang sederhana
dan bercukupan. Ada Ayah bernama Galih, Ibu bernama
Susanti, anak perempuan yang bernama Fiela dan abangnya
Tito. Mereka hidup damai seperti umumnya sebuah keluarga.
Suatu hari Fiela bersama Ibu nya pergi ke supermarket untuk
membeli kebutuhan bulanan keluarga mereka, sesampainya
di supermarket itu mereka kaget dan bingung karena situasi
disupermarket itu seperti lautan manusia.
Fiela pun bertanya ke Ibunya, “Ibu, kenapa supermarket ini sangat
ramai sekali? Hari ini kan bukan hari libur atau hari besar.”
Ibu pun menjawab, “ iya ini bukan hari libur, ibu tak tahu kenapa ramai
sekali. Tidak apa-apa kita tetap belanja saja, kan kebutuhan dirumah kita
sudah tidak ada. Jadi mau tidak mau kita tetap belanja ya nak.”
“Oke baik bu, ayo kita ke lantai 2 untuk beli kebutuhan rumah.”
Jawab Fiela.
Mereka pun bergegas untuk menuju anak tangga tetapi sebelum
mereka menaiki anak tangga, ada seorang anak kecil yang menarik
tangan Fiela seperti menuntun Fiela ke tempat yang ia butuhkan bantuan.
Anak kecil itu membawa Fiela ke toilet yang tidak disangka kalau ada
ayah dari anak kecil itu yang sudah ditusuk pisau oleh orang asing yang
sudah melarikan diri.
Fiela pun terkaget dan bergegas meminta bantuan ke Ibunya untuk
menelepon ambulance dan mencari security di supermarket itu. Tak
lama kemudian, ayah dari anak kecil itu dibawa ke rumah sakit dan diberi
penanganan oleh dokter di rumah sakit itu.
“ Dek, kenapa ayah mu bisa seperti itu?” Tanya Fiela dengan rasa
cemas dan kasihan ke anak kecil itu.

Lampau | Kumpulan Cerpen Sejarah || Penulis: siswa siswi kelas XII IPA 63
“ Tadi ayah saya ke toilet untuk buang air kecil kak, tiba-tiba saya
dengar didalam toilet ada suara teriakan ayah saya dan ada orang yang
bergegas lari dari toilet kakak.” Jawab anak kecil itu dengan rautan wajah
yang sedih dan berharap ayah nya bisa selamat.
“ Apa adik kenal dengan orang yang lari keluar dari toilet itu?” Tanya
Fiela ke anak kecil itu sambil mengelus bahu anak itu.
“ Tidak kak, wajah nya ketutupan masker dan dari rambut atau badan
nya saya tidak kenal kak.” Jawab anak itu dengan wajah letih dan lesuh.
“ Baiklah dek, kita doa kan ayah mu bisa selamat ya.” Kata Fiela ke
anak kecil itu dan berusaha untuk menenangkan anak kecil itu karena ia
pasti masih kaget atas kejadian yang menimpa ayah nya itu.
~Beberapa jam kemudian~
Dokter pun keluar dari ruangan pasien itu dengan membawa kabar
gembira, yaitu Bapak dari anak itu selamat tapi harus dirawat dirumah
sakit sekitar 5 hari. Anak kecil itu pun langsung memeluk Fiela dan
mengucapkan terima kasih kepada Bu Susanti dan Fiela.
“ Kak, terima kasih ya sudah membawa Ayah saya ke rumah sakit
karena jika tadi Ayah saya tidak dibawa ke sini, mungkin saja Ayah saya
tidak tertolong lagi nyawanya. Bu, terima kasih juga ya sudah membantu
Ayah saya.” Ucapan terima kasih dari anak itu ke Fiela dan Bu susanti
karena telah menolong Ayah nya.
“ Iya sama sama dek, sebagai makhluk sosial kita harus saling tolong
menolong antar sesama manusia. Adek kalo sudah besar, jika ada orang
yang membutuhkan pertolongan harus dibantu ya.” Nasihat Bu susanti
sambil mengelus kepala anak itu.
“ Pasti bu, ibu dan kakak Fiela sehat-sehat ya. Semoga Tuhan selalu
melindungi kalian dimana pun kalian berada, Amin.” Ucap anak itu.
Bu Susanti dan Fiela pun pulang kerumah mereka karena saudara
anak itu sudah datang dan urusan mereka pun sudah selesai. Diperjalanan
pulang mereka berdua masih tidak menyangka dengan kejadian tadi
siang itu, mereka bersyukur karena dapat menolong ayah dari anak itu
dan ternyata orang itu diberi kesempatan hidup oleh Tuhan.
Sesampainya dirumah Ayah Galih dan Tito langsung menyerbu
Bu Susanti dan Fiela dengan pertanyaan yang sangat banyak tentang

64 Lampau | Kumpulan Cerpen Sejarah || Penulis: siswa siswi kelas XII IPA
kejadian itu, karena pada saat di telepon Bu Susanti dan Fiela tidak
menceritakan kronolgis kejadian dengan jelas.
“ Bu, bagaimana cerita lengkap nya? Tadi di telepon Ibu tidak cerita
dengan jelas dan singkat sekali.” Tanya Tito ke Ibu nya.
“ Inti nya tadi ada Bapak-Bapak yang tertusuk pisau di dalam toilet.”
Jawab Ibu dengan singkat karena sudah letih dari pagi sudah beraktivitas.
“ ya sudah Bu dan adek istirahat saja, ini juga sudah malam.” Ucap
Tito dengan pasrah padahal sudah menantikan cerita tadi siang.
Keesokan harinya, setelah makan siang Ayah dan Tito sudah
mendengarkan cerita panjang itu dan mereka pun juga merasa bersyukur
bahwa Ayah dari anak itu bisa selamat. Ayah Galih pun langsung memberi
nasihat bahwa “ Kita tidak pernah tahu kapan dan dimana kita dapat
terkena musibah seperti kecelakaan, kerampokan, dan mungkin saja
terjadi bencana alam yang tidak pernah diketahui oleh semua manusia di
bumi ini. Maka dari itu kita harus berdoa agar dilindungi oleh Tuhan dan
selalu berbuat baik kepada sesama manusia.”
“ Iya yah, kami selalu ingat nasihat Ayah dari dulu yaitu harus berbuat
baik kepada orang yang kita kenal maupun tidak dikenal dan jangan
pernah mengharapkan imbalan apapun.” Jawab Tito.
“ Bagus kalau kalian selalu ingat nasihat Ayah, kita tidak akan pernah
rugi kalau berbuat baik kepada orang. Yang rugi itu kalau kita tidak pernah
berbuat baik ke orang, nanti nya kita akan menyesal suatu saat.” Kata
Ayah Galih ke anak nya.
“ Oh iya minggu depan Ayah ingin ajak kalian ke kampung halaman
Ayah, Ayah ingin bertemu dengan teman Ayah disana.” Ucap Ayah ke
keluarga nya.
“ Wah, ide yang bagus Ayah. Aku ingin mencicipi rujak soto dan rawon
khas makanan Bayuwangi.” Kata Fiela ke Ayah nya.
“ Itu semua memang makanan khas Bayuwangi dan wajib kamu
coba kalau ke Bayuwangi, baiklah nanti kita makan bersama ya.” Jawab
Galih ke anak nya.
~1 minggu kemudian~
Mereka memutuskan untuk melakukan perjalanan darat menuju
Bayuwangi dengan alasan ingin melihat jalanan, Galih bertugas menyetir

Lampau | Kumpulan Cerpen Sejarah || Penulis: siswa siswi kelas XII IPA 65
mobil, Susanti dan kedua anaknya sebagai penumpang biasa. Tito pun
mempunyai ide untuk menyetel musik yang bergenre klasik dan mereka
semua setuju, selagi mereka memilih lagu yang akan diputar...... Tiba-tiba
terjadi gempa diperjalanan yang mengakibatkan mereka harus keluar
dari mobil yang sedang mereka kendarai.
Orang-orang pun semua keluar dari mobil dengan raut wajah yang
cemas dan panik, beberapa menit kemudian gempa pun mereda. Semua
orang pun masuk ke mobil masing-masing dan melanjutkan perjalanan
mereka. Fiela yang mempunyai trauma akan gempa pun tidak setuju
untuk melanjutkan perjalanan ke Bayuwangi, tetapi Galih tetap ingin ke
Bayuwangi dan berusaha menenangkan anak peremuannya itu.
Setelah berupaya membujuk Fiela untuk tetap berpergian ke
Bayuwangi, Fiela pun akhirnya masuk ke mobil. Rencana mereka untuk
ke Bayuwangi pun dilanjutkan dan didalam perjalanan Ibu Susanti dan
Tito berusaha untuk menenangkan Fiela yang masih cemas dan gelisah
akan peristiwa gempa tadi.
“ Tenang nak, ini ada Ibu disampingmu,” ucap Ibu sambil memeluk
dan mengelus kepala Fiela.
“ Dek, jangan khawatir Abang, Ibu dan Ayah selalu ada disamping
kamu. Tidurlah jika kamu tidak ingin melihat jalanan, kami akan
membangunkan mu jika sudah sampai di Bayuwangi.” Ucap Tito ke Fiela.
Satu jam kemudian, sampailah mereka di Bayuwangi dengan
selamat. Tempat pertama yang mereka kunjungi di Bayuwangi adalah
tempat makan rawon yang terkenal di Bayuwangi, karena Fiela sudah
menginginkan rawon khas Bayuwangi dari minggu lalu.
“ Dek bangun kita sudah sampai di Bayuwangi, lebih tepat nya kita
sudah ada di tempat makan rawon.” Ucap Tito ke adik perempuannya.
“ Wah, aku sudah tidak sabar untuk mencicipi makanan khas
Bayuwangi ini.” Ucap Fiela dengan langsung turun dari mobil untuk
memesan rawon serta nasi.
Disela-sela waktu pada saat mereka sedang menikmati rawon khas
Bayuwangi itu, tidak disangka-sangka terjadi gempa lagi yang membuat
Fiela langsung lari keluar dari tempat makan rawon itu. Ia sangat panik
hingga hampir saja menabrakkan diri ke mobil yang ada dijalan raya,

66 Lampau | Kumpulan Cerpen Sejarah || Penulis: siswa siswi kelas XII IPA
syukurnya Tito berlari cepat mengejar Fiela yang sedang panik dan
menarik adik nya yang hampir tertabrak mobil.
Ibu dan Ayah Fiela hanya bisa berjalan cepat untuk membantu Fiela
dikarenakan faktor usia yang sudah tidak muda lagi, mereka bersyukur
sekali lagi kepada Tuhan karena masih melindungi anaknya Fiela dari
mobil yang melaju kencang tadi.
Gempa pun tidak mereda melainkan semakin besar goyangan nya
dan orang-orang dijalanan pun berlari sangat kencang seperti sedang
berlomba lari. Tidak sampai disitu saja, awal dari kejadian menyeramkan
ini adalah dengan datangnya gelombang air sekitar 5 meter yang melanda
Kota Bayuwangi pada saat itu.
Ayah Galih, Bu Susanti beserta anaknya hanya bisa berlari
sekencang-kencangnya untuk menyelamatkan nyawa mereka di dunia
ini. Tetapi takdir tidak memihak kepada mereka, Ayah Galih mempunyai
penyakit riwayat jantung yang sudah lama diketahui oleh ia sendiri dan
Bu Susanti. Mereka berdua memutuskan untuk tidak memberitahu anak-
anak soal itu, Ayah Galih pun tidak sanggup lagi untuk berlari dan Tito
pun berinisiatif untuk menggendong Ayahnya.
Tetapi Ayah Galih sendiri yang menolak untuk ditolong karena ia
tahu jika anaknya menolongnya maka anak nya juga tidak akan selamat
dari bencana alam ini, ia menyuruh kedua anaknya dan istri nya untuk
lari meninggalkannya. Tapi tidak tega rasanya jika meninggalkan
keluarga sendiri, Fiela pun melihat ada papan kayu yang sekiranya bisa
menampung beban berat manusia.
Beberapa orang yang tidak dikenal pun membantu keluarga mereka,
Ayah Galih pun diangkat diatas kayu tersebut. Sambil berlarian penuh
dengan rasa takut, panik, dan berusaha berlari secepatnya untuk mencari
tempat tinggi. Mereka pun sampai diatas bangunan tinggi yang membuat
mereka selamat dari bencana alam ini.
~Tolonglah sesamamu selagi kamu mampu untuk melakukannya,
karena Tuhan selalu mengajarkan kita untuk menolong orang yang
membutuhkan pertolongan~

TAMAT

Lampau | Kumpulan Cerpen Sejarah || Penulis: siswa siswi kelas XII IPA 67
68 Lampau | Kumpulan Cerpen Sejarah || Penulis: siswa siswi kelas XII IPA
Gempa Konoha
karya Prince Wiranata

G
empa. Kata itu masih menjadi sebuah misteri dari Rentetan
Ujian-ujian yang kita hadapi sebagai makhluk ciptaan
Tuhan yang hidup Di dunia ini, kita harus bisa menghadapi
dengan berbesar hati agar Proses kita menjlani Ujian ini,
benar-benar menjadi sebuah ladang amal untuk kita.

Tiga  jam sebelum gempa.


Seperti biasa aktivitasku mengantarkan Mak pergi ke pasar untuk
berjualan ikan kering kepasar, hari Ini mak berankat agak siang,
karena Mak hanya berjualan di Pasar Ramen saja, karena sekarang
Pasar Ramen sudah rame seperti biasa, tanpa ada Firasat apa-apa,
setelah membantu Mak memasang Tenda dan menggelar Jualan, aku
kembali Pulang, kerja membersihkan Parak kebun.

Satu jam sebelum Gempa.


Karena hari ini adalah jadwalnya anak-anak latihan Ninja, yang
di latih oleh temanku David, aku pun ikut pergi kelapangan, seperti
biasa, karena aku sangat dekat dengan anak-anak, makanya aku juga
membantu David melatih anak-anak kampung latihan Ninja. Setelah
cukup lama latihan, lalu kami bermain bersama beberapa pemuda
kampung yang sudah datang ke lapangan.
Lagi asik bermain , tiba-tiba kami mendengar langit menderu-deru
dan berdengung-dengung seperti Bunyi pesawat, semua yang ada
di lapangan menoleh ke langit, termasuk juga aku, tapi kami tidak
melihat ada pesawat yang lalu. Tiba-tiba Sapi-sapi dan kerbau yang
sedang Makan rumput di Pinggir lapangan lari berhamburan masuk
ke dalam lapangan. Pemandangan yang sangat luar biasa di mana
Sapi dan kerbau berkumpul, berkumpul dan berbaur dengan Manusia.

Lampau | Kumpulan Cerpen Sejarah || Penulis: siswa siswi kelas XII IPA 69
Hanya dalam hitungan detik saja setelah bunyi menderu-deru itu,
tiba-tiba bumi berguncang dengan hebatnya, bumi yang kami pijak
bergoyang dan melonjak-lonjak, “GEMPAAAAA…!!!!” teriak kami
bersama-sama di lapangan, dari perasaanku selama ini merasakan
Gempa inilah yang terdahsyat dan Lain, ya sangat lain dengan Gempa-
gempa sebelumnya, biasanya kalau Gempa bergoyang-goyang, tapi
Gempa kali ini, Melonjak-lonjak dan bumi menhentak-hentak seperti
ada yang menhantam-hamtam tanah dari Bawah. Seperti saat perang
dunia ninja yang ke-4 beberapa tahun lalu.
Setelah Gempa berhenti semua anak-anak lari keluar lapangan
dan memburu peralatan mereka, apa yang bisa mereka ambil terutama
sandal-sandal mereka, sementara Sapi-sapi dan kerbau-kerbau itu
hanya berdiri dan terbengong-bengong di tengah lapangan, Munkin
kalau akau mnegerti apa yangmereka katakan bersama, pasti juga
ada rasa ketakutan seperti yang kami rasakan saat itu.
Karena kami berada di kampung yang cukup tersuruk dan belum
ada informasi apapun, aku dan teman-teman tetap melanjutkan
bermain sampai Maghribnya.
Ketika aku pulang bermain, aku lihat rumahku terbuka begitu saja
tanpa di kunci, aku memanggil adik-adikku, tapi tidak ada, aku lihat
motor juga tidak ada di rumah, dengan santai dan tampa perasaan
apa-apa aku pun pergi mandi. Ternyata, hari itu lampu mati dan cuaca
sudah mulai hujan, awan hitam nampak berarak dengan pekatnya di
langit atas desa konoha.
Karena sudah jam Tujuh malam, akupun pergi kerumah tetanggaku,
namanya Sasuke, ternyata Rumah ini kosong dan hanya ada Sasuke
sendiri Di rumah. Semua Keluarga nya telah pergi mengungsi ke Desa
sebelah, Takut karena Tsunami katanya. Dan dari sini juga aku baru tahu,
ternyata kampungku sudah kosong dan hanya meninggalkan beberapa
bapak-bapak dan pemudanya, semua ibu-ibu dan anak-anak telah
mengunsi ke desa sebelah atau ke rumah saudar-saudar mereka.
Hanponku berbunyi, ternyata abangku yang menelpon dari luar
kota, dia menanyakan kabarku di rumah, ternyata dia mendapatkan
info dari salah satu radio yang mengabarkan ada gempa dahsyat di

70 Lampau | Kumpulan Cerpen Sejarah || Penulis: siswa siswi kelas XII IPA
Konoha, dan dari abangku juga aku tahu, ternyata Mak dan adek-
adekku sudah pergi mengungsi ke Desa Kirikagure tempat saudara-
saudara Bapakku tinggal. Pantasan tadi aku melihat adikku si Rodi
pergi pakai Motor ke lapangan, tapi anehnya dia tidak mengatakan
apapun kalau dia pergi mengungsi sama adek cewek ku Sakura. Dan
itulah terakhir hanponku berbunyi sampai Tiga hari kedepannya Tidak
ada sinyal di layar Hp ku.
Suasana di kampungku semakin mencekam, lampu mati, Hujan
lebat, tidak ada motor yang masuk atau keluar kampungku, semuanya
sudah pergi mengungsi, hanya ada beberapa pemuda dan bapak-
bapak yang duduk berkelompok-kelompok di satu rumah dan di satu
pos perkumpulan, terutama di tempat jalan-jalan akses menuju laut
terdekat, yang bertujuan agar melihat ke adaan air laut naik atau tidak,
sesuai ciri-ciri tsunami yang sering di sebutkan di televisi, kami Malam
itu memperhatikan air laut.
Suasana malam itu tambah mencekam, karena Gempa susulan
sangat sering terjadi, bahkan dengan getaran sangat Kuat. Jadilah
malam itu tidak ada yang tidur dengan Tenang.
Suasana bertambah mencekam ketika beberapa dari warga
kampungku yang datang dari luar kampungku, mereka menceritakan
banyak Rumah-rumah hancur, jalan retak-retak menganga dan
jembatan runtuh. Aku dan merinding membayangkan kengerian
Gempa malam itu.
Besoknya, bersama teman sekampungku aku pergi keluar
kampungku, semuanya telah berubah dan Hilang, banyak rumah-
rumah hancur, sekolah, jembatan ambruk, yang sudah tidak berbentuk
lagi, berbagai kata dan ucapan dari mereka keluar mengatakan bahwa
si itu meninggal si ini meninggal.
Suasana bertambah mencekam, ketika mendengar kengerian
kejadian-kejadian di tempat lain, dan di tambah lagi dari dalam Tivi-
tivi mengatakan ke dahsyatan Gempa. Ketika aku Pulang kembali ke
kampong , aku melihat ada banyak ibu-ibu yang sedang menangis,
ternyata ia mencemaskan anaknya  yang sedang Kuliah di Konoha
karena belum ada kabarnya sama sekali.

Lampau | Kumpulan Cerpen Sejarah || Penulis: siswa siswi kelas XII IPA 71
Dari orang-orang yang pulang dari Konoha menceritakan bahwa
Konoha Hancur lebur Tidak berbentuk lagi, Hotel-hotel Runtuh,
sekolah, Tempat Kursus dan beberapa kampus, siapa yang tidak
bertambah cemas begitu mendengar Kampus tempat anaknya kuliah
hancur dan ambruk.
Waktu itu pula lah aku melihat, jalan penuh oleh Motor lalu lalang,
bahkan lebih banyak dari Waktu Lebaran satu Bulan yang lalu. Semua
motor yang lewat, berjalan dengan tertib dan teratur, karena tidak bisa
memacu motor dengan kencang, sedikit lengah Motor akan Ambruk
masuk kedalam rengkahan-rengkahan Jalan yang menganga besar.

Suasana Gempa dipasar Ramen.


Dari pengakuan dan keterangan Warga Ramen dan Mak aku
sendiri, mengatakan bahwa hanya satu menit setelah Gempa, semua
orang-orang yang ada di pasar Ramen dan sekitarnya, langsung lari
berhamburan ke daerah yang lebih Tinggi, seperti desa Kirikagure,
Tidak peduli Tua, Muda dan anak-anak sibuk melarikan diri mereka
masing-masing, di tambah lagi banyak orang-orang berteriak-teriak
“air naik…!!” air naik..!!!. air naik.” Teriak mereka, sehingga membuat
suasana bertambah mencekam, tidak peduli dengan Rumah yang
sudah Hancur lebur yang penting menyelamatkan diri dari bayang-
bayang Tsunami, sangat banyak antara Anak dan Ibu terpisah,
sehingga begitu sampai di tempat pengungsian mereka menangis
memikirkan anak-anak mereka yang berada entah di mana.
Selama dua hari di tempat pengungsian, tidak peduli mereka
tinggal di mana, yang penting bisa berteduh, karena jumblah yang
mengungsi sangat banyak sehingga tidak mampu di tampung di rumah
penduduk-penduduk apalagi banyak rumah yang hancur, dan tidak
layak untuk di tempati, jadilah para pengungsi itu tidur dan tinggal
sementara di kandang-kandang sapi. Yang penting bisa berteduh dan
terhindar dari ke ngerian baying-bayang tsunami.
Di hari ketiga adek ku pergi berkunjung ke rumah saudara kami
di kampung, desa pinjauan, ketika kembali ia menceritakan, semua
rumah di sana hancur dan tidajk ada yang bisa untuk di tinggali, jadilah

72 Lampau | Kumpulan Cerpen Sejarah || Penulis: siswa siswi kelas XII IPA
hari ke empat aku pergi kesana di samping untuk melihat ke adaan
yang sebenarnya aku datang juga untuk membantu embersihkan
puing-puing reruntuhan rumah.
Di sinilah aku benar-benar melihat dari ke ngerian sebuah
bencana gempa itu, rumah hancur, jembatan runtuh, tebing-tebing
longsor, belum lagi melihat masyarakat yang hanya duduk termenung
di sepanjang jalan dekat rumah-rumah mereka, memikirkan
kelanjuttan dari drama kehidupan ini. Berbagai permasalahn mulai
muncul datang satu persatu, Bensin lanka, sinyal hilang, jalan-jalan
tidak bisa di lewati, hancur terbawa longsor, dan Air bersih yang
hilang entah kemana.
Sedikit banyaknya bantuan telah mulai datang, terutama makanan
kaleng dan mi yang berkardus-kardus, dan itu memang sangat
membantu, di saat semua system perekonomian terhenti, beberapa
Relawan pun sudah mulai menyebar dan ikut membantu warga
membersihkan longsoran-longsoran jalan, sebuah kebersamaan
yang indah.
Dan anehnya tidak ada satupun warga di sini yang aku lihat
menangis atau meratapi ke jadian ini, mereka ikhlas dan sabar apa
adanya, pernah aku bertanya kenapa semua waga di sini menanggapi
seperti biasa padahal rumah dan semua yang mereka miliki ikut hancur
bersama ke ganasan Gempa itu, “ bagaimana kami akan menangis,
namanya saja ujian dari Tuhan, kalaupun menangisi Rumah yang
hancur, kita di katakan Bodoh oleh orang-orang, semua rumah disini
hancur dan tidak yang menangis kecuali Rumah kita sendiri yang
hancur baru kita akan sedih.” Jawab mereka.
Dari sekian banyak kenangan dan pelajaran yang aku dapatkan
setelah Gempa, hanya satu yang benar-benar sangat berkesan dan
selalu terkenang olehku sampai sekarang. Pada suatu hari datang
sebuah Mobil bantuan dari daerah Desa Tsuna dengan Polos bapak-
bapak yang bersama Mobil itu berkata kepada Warga yang berkumpul
di Posko Bantuan
“Maaf bapak-bapak-ibu-ibu, hanya ini yang bisa kami bawa, semoga
bisa kita manfaatkan bersama, kalau membantu dengan Uang kami

Lampau | Kumpulan Cerpen Sejarah || Penulis: siswa siswi kelas XII IPA 73
tidak bisa Ekonomi kita kurang lebih sama..!!” kata Bapak itu sambil
membuka Truk yang di bawanya, Aku sangat terkejut melihat isi truk
itu, isinya, Sawi, lobak, Tomat, bawang, kelapa, mentimun, cabe dan
berbagai sayur lainya, mereka juga membawa beberapa beras dan
minyak yang sudah di pack-pack, aku terkejut bukan melihat yang di
bawanya, tapi aku terkejut melihat akan ke ihklasan dari isi dalam Truk
itu, mereka membantu saudara senasib-dan seperjuangan di Muka
bumi ini dengan apa yang mereka miliki, hanya dengan sayur-sayur
itulah mereka membantu Kami, karena hanya itu yang mereka miliki
di di kebun-kebun mereka disana, dengan sayur-sayur itu mereka
mendapatkan uang, hari ini mereka membaginya dengan kami yang
sedang membutuhkan.
Dan keterkejutan aku pun semakin bertambah, ketik bapak itu
membuka muatan dari truk yang satunya lagi, lagi-lagi bapak itu minta
maaf dan berharap semoga apa yang di bawanya dari kampung bisa
bermanfaat bagi kami, truk itu berisi berbagai alat perkakas kerja,
seperti Cangkul, sekop, parang dan lain-lain, lagi-lagi itu adalah hasil
dari kerja mereka bersama di kampung, memang kampung mereka
terkenal dengan kerajinan alat-alat rumah tangga. Hanya ucapan
sukur dan terima kasih yang bisa aku ucapkan kepada Tuhan agar ini
menjadi ladang amal bagi mereka.
Dan tidak hanya itu ke ajaiban yang aku lihat, kampungku yang
Notabenenya, bisa di bilang tidak terkena dampak dari Gempa
dahsyat itu, pernah waktu awal gempa, datang ke kampung kami
bantuan yang di bawa oleh Truk-truk dan relawan, kami dan
bersama kepala desa langsung dengan berjiwa besar menolak
bantuan itu, karena kami merasa tidak berhak untuk menerimanya
masih banyak-banyak kampung-kampung lain yang patut untuk di
bantu, dan kami menyarankan agar bantuan itu datang kekampung
yang patut untuk menerimanya sesuai dengan pengelihatan kami.
Tepat satu Bulan setelah Gempa, masih banyak rumah-rumah
yang terponkang tidak menentu dan tenda-tenda masih berdiri
di depan sang pemilik rumah, dan lagi-lagi air matau jatuh di
sepanjang perjalanan menuju Konoha, ya air mataku jatuh melihat

74 Lampau | Kumpulan Cerpen Sejarah || Penulis: siswa siswi kelas XII IPA
anak-anak sekolah belajar di dalam-dalam tenda-tenda darurat di
sepanjang jalan dan tempat.
Hanya doa yang bisa ucapkan melihat pemandangan yang
mengetarkan jiwa ini, doa agar Ranah Konoha segera bangkit dan
mampu menandukkan Tanduknya terhadap kerasnya dunia ini, hanya
doa itu yang bisa ucapkan karena hari itu Aku pergi berankat Merantau
membangun asa dan Mimpiku.

TAMAT

Lampau | Kumpulan Cerpen Sejarah || Penulis: siswa siswi kelas XII IPA 75
76 Lampau | Kumpulan Cerpen Sejarah || Penulis: siswa siswi kelas XII IPA
Tsunami
karya Diof Tsunami Firdaus

D
iof Tsunami Firdaus yang terlahir pada tanggal 28
December 2004, nyaris tidak berhasil membuka
matanya ke dunia ini. Nama Diof “Tsunami” Firdaus ini
juga mengambil nama bencana yang terjadi di Banda
Aceh untuk mengenang bagaimana Diof terlahir ke dunia ini.
Beginilah kisah bagaimana bencana Tsunami itu terjadi.
Pada tanggal 26 Desember 2004 terjadinya bencana
yang membuat banyak orang di seluruh negara membantu
membangkitkan kembali Indonesia, tepatnya di kota Banda Aceh
yang hampir rata dengan tanah. Awal mula terjadinya bencana
Tsunami ini dimulai dengan pasca gempa dangkal berkekuatan
M 9,3 yang terjadi di dasar Samudera Hindia.
Gempa yang terjadi, bahkan disebut ahli sebagai gempa
terbesar ke-5 yang pernah ada dalam sejarah. goncangan
yang sangat kuat, tepatnya pukul 7.59 waktu setempat, gempa
berkekuatan 9,1 sampai 9,3 skala Richter mengguncang dasar
laut di barat daya Sumatra, sekitar 20 sampai 25 kilometer lepas
pantai.
Gempa yang berlangsung selama kurang lebih 10 menit ini
tercatat mempunyai magnitudo sekitar 9,0. Setelah itu gelombang
tsunami mulai memberikan dampaknya pada wilayah Aceh dan
sebagian di Sumatera Utara. Tsunami ini kemudian bergerak
menyebar ke arah pantai-pantai. Jarak pantai Sumatera terdekat
dengan episenter gempa bumi utama diperkirakan 125 km.
Kecepatan rambat gelombang tsunami dapat mencapai 800
km per jam di samudra dalam dan bebas. Mendekati pantai yang

Lampau | Kumpulan Cerpen Sejarah || Penulis: siswa siswi kelas XII IPA 77
dangkal dan dengan kecepatannya yang besar, gelombang
tsunami menjadi tinggi dan kemudian terempas ke arah daratan.
Dalam beberapa jam saja, gelombang Tsunami dari gempa itu
mencapai daratan Afrika.
Kejadian itu terjadi pada hari Minggu, hari yang semestinya
bisa digunakan oleh orang orang untuk beristirahat, berkumpul
bersama keluarga, dan menikmati libur akhir pekan bersama.
Tapi tidak dengan Minggu saat itu, orang orang justru
harus berhadapan dengan alam yang tengah menunjukkan
kekuatannya, sungguh kuat.untuk menghindari gelombang
Tsunami yang sangat besar itu.
Setelah bunyinya sirene dari pemadam kebakaran yang
memberitahukan bahwa sedang terjadinya bencana alam dengan
kekuatan yang dapat membunuh orang dalam hitungan detik.
Setelah masyarakat mendengar sirene tersebut masyarakat
langsung bergegas menyiapkan semua keperluan dan pergi ke
tempat yang aman.
Diof Tsunami Firdaus yang seharusnya lahir pada tanggal
26 December 2004 harus ditahan kelahirannya sampai dengan
28 December 2004 yang disebabkan bencana Tsunami ini.
Keluarga Diof langsung bergegas menyiapkan mobil dan segala
keperluan untuk pergi ke bandara bertujuan untuk berangkat
ke kota Medan, untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan
terjadi.
Pada tanggal 27 December 2004 keluarga Diof sampai di kota
Medan, keluarga Diof langsung memesan tiket untuk berangkat
ke kota Jakarta. Ketika ingin berangkat ada persyaratan yang
harus dilakukan yakni ibu hamil yang diatas 7 bulan tidak bole
menaiki pesawat, kecuali memiliki surat dari dokter.
Ibu Diof Tsunami Firdaus langsung bergegas menuju rumah
sakit terdekat untuk meminta surat keterangan bahwa Ibu Diof
dalam kondisi sehat. Waktu pengecekan untung saja Diof tidak
rewel dalam kandungan. Sehingga Ibu Diof dapat memperoleh
78 Lampau | Kumpulan Cerpen Sejarah || Penulis: siswa siswi kelas XII IPA
surat keterangan untuk menaiki pesawat. Setelah mendapat
surat keluarga Diof langsung menyiapkan tiket- tiket pesawat
dan segalanya dan bergegas berangkat ke kota Jakarta.
Dalam perjalanan ke kota Jakarta, Ibu dari Diof mengalami
kesakitan di perutnya yang disebabkan oleh air ketuban dalam
perut Ibu Diof pecah, sehingga air ketuban tersebut merembes
mengenai setengah badan Diof yang masih dalam kandungan.
Pada tanggal 28 December 2004 keluarga Diof sampai di kota
Jakarta, Ibu dari Diof Tsunami Firdaus langsung dilarikan ke
rumah sakit terdekat yang berada di Depok, dan pada tanggal
28 Desember 2004 sekitaran pukul 22.00 sampai 23.00 lahir la
Diof Tsunami Firdaus dengan setengah badan berwarna kuning
yang disebabkan air ketuban yang mengenai badan Diof.
Supaya badan Diof kembali normal Diof harus dijemur
setiap hari pukul 06.00 sampai pukul 06.15 agar warna kulit
Diof kembali seperti warna kulit aslinya. Setelah Diof terlahir ke
dunia ini, Diof dan keluarga menetap di kota Jakarta selama 5
tahun. Dikarenakan kota Banda Aceh yang masih belum kembali
seperti semula. Selama 5 tahun Diof dan keluarganya berada
di kota Jakarta banyak hal yang terjadi dengan kota Banda
Aceh yaitu, pada tanggal 1 Januari 2005, kapal induk Amerika
Serikat “USS Abraham Lincoln” tiba di perairan Sumatra untuk
membantu evakuasi korban dan penyaluran bahan bantuan.
Helikopter Amerika Serikat dikerahkan dari kapal induk untuk
membagikan bahan bantuan terpenting ke kawasan bencana di
Aceh. Pada tanggal 5 Januari 2005, Eropa memperingati korban
tsunami dengan aksi mengheningkan cipta di berbagai kota
besar dan dalam sidang parlemen. Jerman menyatakan sekitar
1.000 warganya yang sedang berwisata di Asia Tenggara hilang.
Pemerintah Jerman memutuskan bantuan senilai 500 juta
Euro untuk bantuan kemanusaiaan dan pembangunan kembali
di kawasan bencana. Pada tanggal 14 Maret 2005, Indonesia
dan Jerman mulai membangun sistem peringatan dini tsunami.
Lampau | Kumpulan Cerpen Sejarah || Penulis: siswa siswi kelas XII IPA 79
Perangkat teknisnya merupakan sumbangan Jerman kepada
Indonesia, senilai 40 juta Euro. Sistem itu dikenal sebagai
GITEWS (German Indonesian Tsunami Early Warning System).
Tahun 2008 dikembangkan menjadi InaTews (Indonesia
Tsunami Early Warning System). Pada tanggal 19 Maret 2005,
sekitar 380 tentara Jerman yang bertugas di kawasan bencana
kembali ke pangkalannya. Selama bertugas, mereka merawat
sekitar 3.000 pasien korban bencana. Masyarakat Jerman
mengumpulkan sumbangan bencana Tsunami senilai 670 juta
Euro.
Sangat banyak kerugian yang dialami kota Banda Aceh pada
saat bencana Tsunami terjadi. Tidak sedikit juga orang yang
mengalami kesusahan setelah bencana Tsunami ini terjadi,
banyak orang yang kehilangan harta dan bendanya, banyak
orang yang kehilangan orang yang disayang, juga tidak sedikit
orang yang kehilangan rumah serta pekerjaan jumlah korban
yang meninggal dari peristiwa alam tsunami Aceh tersebut
disebut mencapai 230.000 jiwa.
13 tahun setelah bencana Tsunami terjadi, pemerintah kota
Banda Aceh membangun gedung Museum Tsunami, bertujuan
untuk mengenang bencana alam yang terjadi pada tahun 2004
silam , juga untuk menjadi objek wisata bagi yang berkunjung ke
kota Banda Aceh ini.
Di dalam gedung Museum Tsunami terdapat banyak barang
dan informasi bersejarah yang terpapar di dalam gedungnya,
sehingga membuat pengunjung yang datang dari kota atau
negara yang berbeda dapat mengetahui sejarah kota Banda
Aceh pada saat bencana Tsunami ini terjadi.
Setelah 5 tahun Diof dengan keluarganya berada di kota
Jakarta, Diof dan keluarganya kembali ke kota asalnya. Setelah
5 tahun kejadian Tsunami di Banda Aceh Dengan banyaknya
bantuan dan perhatian pada wilayah terdampak bencana
tsunami Aceh, baik yang datang dari Tanah Air maupun dunia
80 Lampau | Kumpulan Cerpen Sejarah || Penulis: siswa siswi kelas XII IPA
internasional, Aceh perlahan kembali tertata. Tidak hanya
secara infrastruktur dan bangunan, namun juga perekonomian,
juga psikologis masyarakatnya.

TAMAT

Lampau | Kumpulan Cerpen Sejarah || Penulis: siswa siswi kelas XII IPA 81
82 Lampau | Kumpulan Cerpen Sejarah || Penulis: siswa siswi kelas XII IPA
Oświęcim, Poland, 1939
karya Frenedia Cressia Thomas

S
uara langkah kaki yang menggema di lorong bagian selatan
gedung kuno itu. Langkah kaki yang terdengar menyeramkan
dan mencekam bagi siapapun yang mendengarnya. Viggó
seorang tangan kanan yang di percayai oleh sang kepala
Nazi, Adolf Hitler. Seorang pemuda yang terkenal dengan sifatnya
yang kejam dan berdarah dingin. Viggó membuka pintu besar di
bangunan kuno itu, “Untuk seorang Jenderal kau cukup terlambat
Viggó” ucap salah satu petinggi disana. “Saya memiliki banyak hal
penting yang harus di urus, tidak seperti dirimu.” Balas viggó dengan
santai. “Kau!” Amarah sosok petinggi itu mulai memuncak. “Sudah
jangan membuat keributan disini, kita akan memulai rapatnya.” Ucap
Hitler memberhentikan pertengkaran tersebut.
“Viggó, jelaskan strategi yang ingin kau gunakan.” Lanjut pria tua
itu. “Baiklah, pertama-tama kita akan menginvasi Polandia kemudian
Ukraina, mengambil seluruh wilayah nya dengan bantuan Uni Soviet
dan Italia.” “Kita akan mengerahkan sebagian dari pasukan kita untuk
memulai invasi ini dengan membombardir di darat dan udara.” Lanjut
Viggó. “Pastikan kita menyerang jalur kereta api, jalur komunikasi dan
pembuangan amunisi mereka.” “Rapat selesai.” Tutupnya. Kemudian
mereka mulai memerintah sebagian pasukan untuk pergi ke arah kota
Danzig dan mengambil alih kota tersebut. Setelah berhasil merebut
kota Danzig mereka mulai mengambil alih seluruh wilayah Polandia
dengan bantuan Uni Soviet dan Italia. Serangan Jerman terhadap
Polandia mendorong Inggris Raya dan Perancis untuk menyatakan
perang kepada Jerman.
“Mereka mulai menyatakan perang kepada kita, cepat laporkan
hal ini kepada atasan!” ucap seorang kapten dengan nafas yang

Lampau | Kumpulan Cerpen Sejarah || Penulis: siswa siswi kelas XII IPA 83
memburu. Hitler yang menerima laporan tersebut bergegas
memanggil Viggó untuk melaksanakan rapat pribadi. “Kita harus
mengatasi Inggris terlebih dahulu sebelum Perancis mulai bergabung
dalam peperangan ini.” Ucap Viggó tanpa ragu. Dua hari kemudian
pasukan Inggris mulai menyerang wilayah Jerman untuk memukul
mundur pasukan Jerman. Oleh karena serangan tersebut, pasukan
Jerman terpaksa untuk kembali ke asal mereka. “Kita telah kehabisan
supplai makanan dan amunisi, kita harus kembali terlebih dahulu dan
menyusun kembali rencana.” Lapor seorang kapten. Lalu merekapun
di perintahkan untuk mundur dari peperangan oleh Kapten tersebut.
“Saat ini Hitler sedang berada di luar kota untuk sementara ini
kita tidak bisa menghubungi dia Viggó.” Ucap Jose, asisten pribadi
Viggó. “Baiklah kita akan memulai peperangan setelah semua supplai
makanan dan amunisi sudah tersedia. Pastikan itu tersedia dengan
cepat sebelum mereka kembali menyerang kita.” 3 hari kemudian
Inggris kalah dalam peperangan tersebut dan Jerman mendapatkan
informasi bahwa Uni Soviet telah menginvasi sebagian besar
wilayah Baltik. Mereka pun kembali ke markas besar di Polandia.
Setelah kembali ke Oświęcim Viggó memerintahkan mereka untuk
menyediakan supplai yang cukup untuk peperangan dalam beberapa
bulan kedepan.

April 1940 Denmark


Suara tembakan senjata saling beradu dan ribuan peluru menembus
tubuh. Tentara Denmark menyerah dan memberikan wilayah mereka
kepada Jerman kemudian mereka menyerang wilayah Norwegia
dan berhasil menguasai wilayah tersebut dalam kurun waktu dua
bulan. Lalu Jerman mulai menyerbu Perancis, Belgia, Belanda dan
Luksemburg pada Mei 1940 dengan rencana yang matang.
Dibantu oleh Italia saat menyerbu Perancis akhirnya mereka
menyerah dan langsung menjadikan zona pendudukan Jerman dan
Italia di Rezim Vichy. Perluasaan daerah kekuasaan ini semakin
meningkat seiringnya waktu. Di saat Jepang sedang menginvasi
benua Asia dan bagian bumi sebelah selatan, Amerika menjatuhkan

84 Lampau | Kumpulan Cerpen Sejarah || Penulis: siswa siswi kelas XII IPA
bom di kota Hiroshima dan Nagasaki yang membuat pasukan
Jepang mundur dari rencananya dan kembali ke negaranya. Setelah
mengetahui infomasi tersebut Viggó mulai mengawasi pergerakan
musuh untuk menghindari serangan mendadak dari pasukan sekutu.
“Untuk sementara waktu kita akan membantu Jepang untuk
mempertahankan wilayahnya.” Pada saat mengirimkan pasukan,
Amerika menyerang Jerman sehingga menyebabkan kerugian yang
besar dan kehilangan banyak pasukan. Tidak membuang-buang
kesempatan, pasukan sekutu ikut menyerbu Jerman. Uni Soviet
dan Italia kewalahan mempertahankan wilayah mereka dikarenakan
kurangnya pasukan Jerman.
Uni Soviet dan Italia pun terpaksa harus kembali ke wilayah mereka
masing-masing dan menyebabkan peperangan ini di menangkan
oleh pasukan sekutu. Beberapa hari kemudian, pasukan sekutu
menemukan mayat Hitler di pinggir sungai. Hitler di temukan tewas
bunuh diri yang menyebabkan Jerman menyerah dan kalah dalam
peperangan ini. Viggó tidak di ketahui keberadaannya. Pasukan
sekutu terus mencarinya selama beberapa bulan dan akhirnya mereka
memutuskan untuk berhenti mencari dia.

TAMAT

Lampau | Kumpulan Cerpen Sejarah || Penulis: siswa siswi kelas XII IPA 85
86 Lampau | Kumpulan Cerpen Sejarah || Penulis: siswa siswi kelas XII IPA
Impianku
karya Steven Gunawan

N
amaku Jonatahan Kadustie, biasa aku di panggil Nathan
di kalangan teman-temanku. Aku mempunyai 1 adik
perempuan. Namanya Merry Q.J. adik kusekarang kelas
1 SMP. Aku terlahir di keluarga yang berkecukupan. Sejak
kecil impianku ingin menjadi seorang pengusaha yang sukses.
Aku tinggal di sini, di sebuah kota yang ramai, yaitu Surabaya. Dulu
aku tinggal di Ponorogo, tapi semenjak SMK aku pindah ke Surabaya,
kota yang panas dan ramai ini.
Kuceritakan kisahku dulu mengenai cerita impianku. Hari ini aku
mendapatkan pertanyaan yang mengejutkan dari temanku begini
pertanyaannya, “Nathan, menurutmu impian itu bagaimana?” Aku
terdiam sejenak lalu menjawab, “Impian itu bagai pensil, jika kita ingin
meraihnya maka kita harus berusaha dan bekerja keras
Seperti halnya meraut pensil agar menjadi runcing. Namun jika
kita tidak bersungguh-sungguh maka kesempatan kita semakin kecil
bahkan pupus seperti pensil yang semakin hari semakin pendek
bahkan hilang.” Tapi yang jadi pertanyaan apakah aku bisa menggapai
Impianku itu!!
Dipagi hari yang cerah aku membuka pintu jendela rumahku dan,aku
melihat beberapa burung yang sedang berkicau , aku pun termenung
dan berpikir bagaimana nasibnya dimasa depan nanti “Apakah aku
nantinya bisa menjadi orang yang sukses/aku akan menjadi pemulung”
tanyaku dalam hati , dan aku ingin membahagiakan kedua orang ku
dengan kerja kerasku sendiri. Tiba-tiba ibuku memegangku kenapa
nak...? iya Bu..! kenapa kamu termenung Nak, ada apa..,tidak ada
apa-apa Bu,kalau begitu kamu bisa bantu
Ibu mencuci piring,baju, dan menyapu.Setelah membantu Ibu aku

Lampau | Kumpulan Cerpen Sejarah || Penulis: siswa siswi kelas XII IPA 87
termenung kembali untuk kedua kalinya “Pokoknya aku harus menjadi
orang yang sukses”kataanku dalam hati. Matahari mulai terbit, jam
sudah menunjukkan pukul 07:00 wib.Saya mulai menyandangkan tas
dan memakai sepatu dengan terburu-buru untuk pergi kesekolah dan
aku pamit kepada kedua orang tuaku sambil mencium tangan Ibu dan
Bapakku.
Dalam perjalanan saya bertemu dengan temanku,lalu saya
bertanya kepada temanku Sampai disekolah saya merasa ada yang
kurang karena tidak ada sahabatku yang datang. Bel masuk pun telah
dibunyikan,semua siswa berbaris dilapangan untuk mendengarkan
informasi yang disampaikan oleh guru pada setiap paginya.Setelah
berbaris, saya masuk kekelasku.
Di dalam kelas tiba-tiba temanku memanggil “Nathan... Nat! siap pr
matematika? Ooo Pr matematika, kalau aku sudah siap kalau kamu?”
“Kalo aku..sih belum siap. Nat bolehkah aku pinjam buku
matematika kamu” Tanya Tony.
”Boleh sih, tapi..? ada syaratnya”kata Nat
“Apaan tu!! “kata Tony.
Syaratnya mudah kok kamu harus menjawab pertanyaanku yang
pertanyaannya “Apakah kamu memiliki impian?”
“Ya aku memiliki impian ingin menjadi pengusaha”
“Kenapa kamu ingin menjadi pengusaha?” tanya Nat
“Ya karena aku ingin mendirikan sebuah usaha yang sukses dan
bisa terkenal seluruh Indonesia”
Terlalau asyiknya berbicara, guru pun masuk kedalam kelas,
masing-masing siswa kembali kebangkunya. Belajar mengajar pun
dimulai ,asyik-asyiknya belajar, bel pun berbunyi kini saatnya jam
istirahat. Pada saat istirahat aku membawa teman-temanku untuk
pergi ke kantin dengan bersama-sama.
Sampainya di kantin saya merasa kehilangan uang, lalu ia berkata
kepada temannya,
“Tony uangku hilang” lalu bagaimana kata Tony. “Begini saja
sebaiknya kamu pakai saja uang ku untuk jajan” kata Tony “
“Terimakasih Tony kamu telah menolongku, nanti kalau aku ada

88 Lampau | Kumpulan Cerpen Sejarah || Penulis: siswa siswi kelas XII IPA
uang akan ku ganti uang mu” kata Nathan.
“Nggak usah Nat aku ikhlas kok menolongmu.”
“Terimakasih ya...!” kata Natahan.
Bel masuk telah berbunyi, aku dan teman-temannya masuk ke
kelas untuk melanjutkan pelajaran selanjutnya. Waktu pun telah
berlalu,saat nya waktu pulang sekolah.
Aku tidak lupa akan tugas piketku, pada saat membersihkan kelas
saya melihat seekor burung kecil yang berusaha untuk bisa terbang
walaupun ia masih kecil seperti itulah hidupku yang ingin meraih
impianku agar aku menjadi orang yang sukses tanyanya dalam hati.
Waktu pulang sekolah ia teringat sesuatu dipikiranya yaitu, setelah
pulang nanti ia harus menolong Ibuku dalam pekerjaan rumah karena
membantu Ibu itu adalah tugas nya sehari-hari. Tiba dirumah la
meletakkan sepatu dan tasnya pada tempatnya.
Demi ingin terwujudnyaa impianku dan kebahagiaan kedua orang
tuaku . Kini saat nya aku menunjukkan kemampuannku dalam belajar.
Dengan kata- kata yang dilontarkan Ibuku tadi aku menjadi semangat
untuk melakukan apa yang dikatakan Ibuku.
Impianku ingin menjadi seorang architect yang terkenal dan bisa
membahagiakan kedua orang tua saya.. ,demi impiannya ia pun aku
menggalami banyak perubahan dan menjadi aktif dalam belajar.
Dengan demikian ia selalu giat belajar, berdo’a, dan berusaha
karena tanpa do’a dan berusaha tidak akan terwujudnya suatu impian
seseorang. Maka dari itu raihlah impianmu setinggi langit dengan
berdo’a dan kerja keras.
Dari cerpen saya ingin menyampaikan bahwa jika ingin menggapai
impian kita harus berjuang atau berusaha untuk meraihnya jangan
kita putus asa jika gagal karena gagal itu adalah uji dari Tuhan jadi
kita harus tetap berjuang walaupun kita sering gagal contohnya
seperti Kolonel Harland David Sanders dulu ia pernah gagal hingga
1000 kali dan ia hanyalah warga biasa yang bekerja beragam kerja
seperti menjadi petani, petugas pemadam kebakaran, agen asuransi,
tentara, tukang pengisian bahan bakar dan lain-lain. Lalu ia belajar
masak terus hingga ia berhasil membuka toko KFC di umur 70 tahun

Lampau | Kumpulan Cerpen Sejarah || Penulis: siswa siswi kelas XII IPA 89
dan tahun 20 Maret 1930 hingga kini sudah tersebar sekitar 21.000
restoran KFC yang tersebar lebih dari 130 negara.
Contoh lain Bill Gates Sebelum sukses dengan Microsoft,
sosok seperti Bill Gates pun pernah merasakan kegagalan. Gates
yang berasal dari keluarga kelas menengah ini mencoba memulai
bisnisnya dengan bekerja sama dengan Paul Gilbert dan Paul Allen.
Mereka menciptakan Traf-O-Data, sebuah mesin pemroses data.
Perusahaan pertama yang ia bentuk ini kemudian cukup berjalan baik
dan bisa menghasilkan pendapatan. Namun, ketika mereka mencoba
mempresentasikan mesin pemroses data itu kepada Seattle Country,
mesin tersebut mengalami kerusakan.Dari sini Bill Gates tidak pernah
menyerah dan akhirnya kini bersama-sama partnernya tersebut ia
telah berhasil menciptakan Microsoft yang manfaatnya dirasakan oleh
hampir semua orang sampai kini.

TAMAT

90 Lampau | Kumpulan Cerpen Sejarah || Penulis: siswa siswi kelas XII IPA

Anda mungkin juga menyukai