disebabkan oleh protozoa genus Trypanosoma. Trypanosoma evansi menyebabkan penyakit pada
ternak yang dinamakan Surra, penyakit ini ditularkan melalui vektor lalat penghisap darah dari
genus Tabanus, Stomoxys, dan Haematopota. Parasit ini ditemukan dalam plasma darah dan
cairan limfe. Penyakit ini menyebabkan kerugian ekonomi yang parah bagi peternak dalam hal
Gejala klinis utama trypanomosis adalah demam dan anemia. Hewan yang terinfeksi
dalam kasus kronis menjadi lesu, kurus karena nafsu makan berkurang, leukopenia, hipertrofi
hati dan limpa (Jesse et al., 2016). Desquesnes (2013) menyatakan bahwa tanda klinis yang
muncul dipengaruhi oleh intensitas infeksi T. evansi yang berkembang di sirkulasi darah.
Intensitas infeksi T. evansi sangat tergantung pada kekebalan tubuh dan kondisi fisiologis dari
hospes.
Sapi perah betina Frisiean Sahiwal berusia 3 tahun dengan keluhan tidak nafsu makan.
Body condition score adalah 2 dari 5 serta adanya luka pada sendi lutut kanan dan kiri (Gambar
1). Pada pemeriksaan fisik, sapi terlihat kusam, tanda-tanda vital normal, selaput lendir pucat
dengan capillary refil time (CRT) lebih dari 2 detik (Gambar 2) (Jesse et al., 2016).
Gambar 1. Sapi dengan BCS 2/5 dan adanya luka terbatas pada sendi lutut (Jesse et al., 2016).
Gambar 2. Selaput lendir pucat dengan CRT lebih dari 2 detik (Jesse et al., 2016).
Pemeriksaan Darah
Darah sapi diambil dari vena jugularis untuk deteksi parasit darah. Parameter sel darah
putih normal. Ada anemia sedang normokromik normositik dengan hiperbilirubinemia dengan
bilirubin terkonjugasi rendah yang menunjukkan anemia hemolitik. Hal ini sesuai dengan
disebabkan oleh respon imun host terhadap parasitisme darah. Hipoalbunemia dapat disebabkan
oleh penurunan produksi albumin oleh hati selama parasitisme darah. Bisa juga disebabkan oleh
asupan pakan yang rendah karena tidak nafsu makan selama beberapa hari (Jesse et al., 2016).
Trypanosoma evansi (Gambar 3). Diagnosis akhir adalah bovine trypanosomosis. Golden
apusan darah. Pada trypanosomosis akut, selalu dikaitkan dengan parasitemia tinggi yang
posterior yang runcing. Nukleus dari Trypanosoma evansi memiliki bentuk oval yang mengarah
ke ujung anterior. Trypanosoma evansi memiliki flagela bebas yang berbentuk seperti cambuk
pada ujung posterior serta bentukan undulating membrane atau membran yang bergelombang di
Pengobatan
Terapi antiparasit dimulai pada hari kunjungan pertama dengan Diminazene aceturate
dengan dosis 3,5 mg/kg bb melalui rute intramuskular (IM). 20 mL Fercobsang diberikan secara
intramuskular sekali sebagai suplemen zat besi untuk mengobati anemia yang disebabkan oleh
trypanosomosis. Pembersihan luka dilakukan pada luka di beberapa sendi. Pada saat yang sama,
Oxytetracycline dosis 20 mg/kg bb diberikan secara intramuskular satu kali untuk mengobati
infeksi bakteri pada luka, sedangkan Flunixin meglumine diberikan secara intramuskular dengan
dosis 1,1 mg/kg bb satu kali untuk mengurangi rasa sakit pada luka (Jesse et al., 2016).
Satu minggu setelah perawatan sapi mengalami nafsu makan yang baik dan menjadi lebih
aktif. Pemeriksaan mikroskopis darah kembali dilakukan dan tidak ditemukannya Trypanosoma
Ada berbagai faktor yang berkontribusi terhadap kemungkinan reinfeksi dan wabah yang
memungkinkan beberapa trypanosoma untuk bertahan dari respon imun inang dan muncul
kembali setelah kekebalan inang melemah menyebabkan infeksi ulang dan wabah. Risiko wabah
meningkat ketika ada keberadaan satwa liar di sekitar peternakan yang merupakan reservoir
potensial lain untuk trypanosoma (Mulatu et al., 2016). Lalat tabanid (Tabanus stratus dan T.
reducens), lalat kandang (Stomoxys calcitrans), lalat kerbau (Haematobia spp.) atau lalat
hematofag dikenal sebagai penular utama penyakit ini. Iklim tropis yang panas dan lembab di
Malaysia mendukung perkembangbiakan lalat ini sepanjang tahun. Tantangan vektor yang tinggi
di peternakan endemik akan meningkatkan risiko wabah atau infeksi ulang karena merupakan
Sebagian besar hewan domestik dan banyak hewan liar rentan terhadap infeksi T. evansi.
Namun, patogenisitas agen penyebab pada hewan inang bervariasi sesuai dengan spesies inang
dan virulensi tripanosoma. Pengendalian merupakan usaha yang dapat dilakukan untuk
mengurangi sumber infeksi dan jalur penularan penyakit. Pengendalian terhadap penyakit akibat
Trypanosoma evansi dapat dilakukan dengan program pengendalian lalat serta sanitasi
lingkungan yang baik juga diperlukan untuk memutus mata rantai parasit dan vektor (Holmes,
2013).
Referensi
Distribution, Taxonomy, Morphology, Hosts, and Pathogenic Effects. Bio. Med. Res. Int.
2013:22.
Holmes P. 2013. Tsetse-transmitted trypanosomes - their biology, disease impact and control.
Jesse, Faez., Bitrus, Aasinamai., Abba, Yusuf., Sadiq, Muhammad., Hambali, Idris., Chung,
Eric., Ping, Frankie., Haron, Abd Wahid., Lila, Mohd Azmi., Saharee, Abdul., and
Khalafalla, Reda E., and Al Mawly, Julanda H. 2020. Biometrical and morphological description
Density of Tsetse Flies in Eastern Part of Dangur District, North Western Ethiopia.
Reddy, Bharath Kumar., Amaravathi, M., and Nagendra. 2016. Successful management of