Anda di halaman 1dari 23

BACCILUS

ANTHRACIS

FERNANDA S
IKD S2 MINAT
MIKROBIOLOGI
B. anthracis merupakan bakteri penyebab penyakit antrax dengan
bentuk batang lurus dengan ujung siku, membentuk rantai Panjang
dalam biakan, dan merupakan bakteri gram positif
Tersusun secara tunggal atau rantai pendek 2-6 organisme dan
berkapsul, non motil non flagella
Bersifat aerob, Spora terletak di tengah basil, tumbuh pada biakan
suhu 37 OC, dengan uk 1 um

B. anthracis
B. anthracis

 Pada media agar yang dibiakkan B. anthracis membentuk koloni, tepi tidak teratur,
dan menyerupai jalinan rambut gelombang atau “Kepala medusa” or “Curled- hair”.
 Spora tahan dalam kondisi kering dalam jangka waktu yang lama, bahkan dalam
tanah dengan kondisi tertentu dapat tahan berpuluh puluh tahun.
 Bentuk vegetative B.anthracis mudah mati oleh suhu pasteurisasi, desinfentan atau
proses pembusukan
 Pemusnahaan dapat dengan

- Uap basah suhu 90 oC selam 45 mrnit


- panas Kering pada suhu 120 oC selama 1 jam
LAB KULTUR

 Spesimen : lesi lokal, darah, cairan pleura, dan cairan serebrospinal, dan feses
 Apusan dari Lesi lokal atau darah hewan : rantai batang gram positif yang besar.
Apusan kering bisa dengan pewarnaan imunofluoresensi.
 Blood agar : koloni non hemolitik bewarna abu abu – putih, tekstruk kasar, groun glass
appearance dan kepala medusa
 Medium bikarbonat dalam 5-7% karbon dioksida untuk mengatahui ada kapsul
 Medium semisolid menunjukan nonmotile
 Catalase +
 Gelatin dicairkan, pertumbuhan menyerupai pohon cemara terbalik
 Identifikasi definitive dengan antibodi fluoresensi, PCR dan ELISA
Pewarnaan gram (John G et al., 2002)

Pewarnaan gram darah di media kultur


(John G et al., 2002)

Pewarnaan gram (John G et al., 2002)


FAKTOR VIRULENSI
 Kapsul asam poli- y –D glutamate : Antifagositik
 Toksin antraks disusun 3 protein :

- Antigen protektif (PA)


- Edema factor (EF)
- Lethal factor (LF)
 PA + LF = toksin lethal (factor virulensi utama dan penyebab kematian pada manusia dan
hewan yg terinfeksi)
 EF + PA = toksin edema
 EF + LF = inactive
 Gen toksin antraks disandikan di plasmid yaitu pXO1
ANTHRAX - SPESIES RENTAN
Kerentanan hewan terhadap antraks dapat dibagi dalam bbrpa kelompok yakni sebagai
berikut :
a. Sangat rentan : Sapi, domba, kuda, rusa, kerbau, marmot dan mencit
b. Tidak begitu rentan : Babi
c. Relatif tidak rentan tetapi dapat dengan cara diinfeksi secara buatan : Anjing,
Kucing,tikus, burung
d. Tidak rentan sama sekali : jenis reptilia

Apabila anthrax menyerang manusia, hal ini terjadi oleh karena terpapar sewaktu bekerja
oleh binatang yang terinfeksi atau produknya. menyentuh produk binatang yang terinfeksi
atau menghirup spora dari produk binatang yang terkontaminasi. Anthrax juga dapat
disebar melalui daging setengah matang dari binatang yang terinfeksi.
PENULARAN
Pada manusia infeksi bisa melalui kulit, mulut dan pernafasan, Anthraks tidak lazim ditularkan dari
hewan satu ke yang lain secara langsug
Pada iklim panas lalat penghisap darah Tabanus sp. Dapat menjadi pemindah penyakit.
Bila hewan yg terkena Antraks mati kemudian di termakan burung atau pemakan bangkau, maka spora
terbentuk dan mencemari tanah, dan spora dapat tersebar dengan adanya angin, air, pengolahan tanah,
rumput dst.
Masa tunas 1-3 hari ada yang 14 hari
 Kutaneus: Umumnya (95%) infeksi anthrax muncul disebabkan masuknya bakteri melalui abrasi kulit,
ketika mengelola wol yang terkontaminasi, kulit atau produk bulu dari bintang yang terinfeksi
 Inhalasi: infeksi melalui saluran pernafasan pada pekerja penyortir bulu domba. Gejala awal mirip
selesma.
 Intestinal: Bentuk penyakit intestinal anthrax biasanya terjadi setelah mengkonsumsi daging yang
terkontaminasi
 Injeksi : setelah injeksi baccilus anthracis pada tubuh.
INFEKSI KULIT BERUPA RASA GATAL YANG
MENYERUPAI GIGITAN SERANGGA
DALAM 1-2 HARI BERUBAH MENJADI VESIKEL
DAN ULKUS YANG TIDAK TERASA NYERI
UMUMNYA BER DIAMETER 1-3 SM BERWARNA
HITAM DI DAERAH TENGAH
PEMBESARAN KELENJAR TERJADI DISEKITAR
DAERAH YANG TERKENA
SEKITAR 20 % KASUS YANG TIDAK DIOBATI
DAPAT BERAKIBAT KEMATIAN Anthaks kulit pada manusia (Pudjiatmoko, 2014)

APABILA DIOBATI DENGAN ANTIBIOTIKA,


KEMATIAN SANGAT JARANG TERJADI.

CUTANEOUS ANTHRAX
GEJALA AWAL MIRIP SELESMA DAN
BEBERAPA HARI MENJADI SESAK BERAT
SPORA YANG TERCIUM DARI BENDA YG
TERINFEKSI DI FAGOSITOSIS DI PARU
MENUJU KELENJAR LIMFA MEDIASTINUM
MELALUI ALIRAN LIMFA DAN TERJADI
GERMINASI
Chest Radiograph and Computed Tomography (CT) Image
DILANJUTKAN PRODUKSI TOKSIN DAN (John G et al., 2002)
TERJADI MEDIASTINITIS HEMORAGIK DAN
SEPSIS, YANG BERAKIBAT FATAL
PADA SEPSIS, DALAM DARAH MELEBIHI 10
7
/ML

INHALASI ANTHRAX
BENTUK PENYAKIT INTESTINAL ANTHRAX BIASANYA
TERJADI SETELAH MENGKONSUMSI DAGING YANG
TERKONTAMINASI
DITANDAI DENGAN ADANYA INFLAMASI AKUT
SALURAN CERNA
GEJALA AWAL BERUPA, MUAL, NAFSU MAKAN
MENURUN, MUNTAH, DEMAM DIIKUTI DENGAN NYERI
PERUT, MUNTAH DARAH, DIARE BERAT
INTESTINAL ANTHRAX MENGAKIBATKAN KEMATIAN
25- 60%.

Gastrointestinal anthrax (Kamran, 2019)

GASTROINTESTINAL ANTHRAX
TERJADI PADA ORANG ORANG YANG MENYUNTIKKAN HEROIN YANG
TERCEMAR OLEH SPORA ANTRAKS.
SPORA BERKECAMBAH DALAM JARINGAN TEMOATNYA MASUK DAN
TUMBUHNYA ORGANISME VEGETATIFE SEBABKAN EDEMA DAN
KONGESTI GELATINOSA
BASIL MENYEBAR MELALUI SAL LIMFA KE ALIRAN DARAH DAN
MEMPERBANYAK DIRI DI DALAM DARAH DAN JARINGAN.

ANTRAKS INJEKSI
ANTHRAX PADA HEWAN

Anthraks pada hewan (Pudjiatmoko, 2014)

 Anthraks perakut : Gejala penyakitnya sangat mendadak dan segera terjadi kematian karena ada
perdarahan otal, GK : sesak nafas, gemetar, kejang hingga bisa kematian mendadak tanpa gejala
sebelumnya
 Anthraks akut : demam bisa menapai 41,5 oC, gelisah, depresi, susah bernafas, detak jantung frekuen
lemah, kejang dan akhirnya mati. Pada ternak bunting biasanya akan keguguran, keluar leleran pada
lubang - lubang, kematian pada kuda lebih lama disbanding ruminansia
 Anthraks kronis : biasanya terdapat pada babi, kadang pada ruminan, lesi pada lidah dan tenggorokan.
Jika pada kelompok babi terinfeksi bisa jadi kelompok lainnya mati tnpa gejala sebelumnya, pada babi
dengan infeksi ringan berangsu akan sembuh jika di sembelih kelenjar limfe servikal dan tonsil ada
bakteri anthrax
PATOGENESIS

Pathogenesis of Bacillus anthracis ( John G et al., 2002)


PENCEGAHAN

 Vaksin anthrax bagi hewan sudah lama tersedia. Vaksin ini mengandung basil hidup yang dilemahkan,
dengan suspense spora atau dengan PA dari filtrat kultur, dan di vaksin tahunan
 Di Amerika Serikar, vaksin yang disetujui oleh FDA dibuat dari

- Supernatan biakan bebas sel galus B. anthracis tidak berkapsul tetapi toksogenik kandungan PA
yang diserap aluminium hidroksida.
- Doses 0,5 mL secara IM pada minggu 0 dan ke 4, dan dibulan ke- 6,12 dan 18 dan booster tahunan
- Vaksin manusia untuk orang yang berisiko paparan berulang B.anthracis dan Depart pertahanan
amerika Serikat
PENGOBATAN – MANUSIA

 Pemberian antibiotic menjadi pilihan, Siprofloksasin dianjurkan untuk terapi

- Antibiotic lainnya penisilin G, doksisiklin, eritroisin dan vankomisin


Jika ada potensi paparan sbgai agen perang biologis profilaksis
- Siprofloksasin atau doksisiklin 60 hari dengan diberikan 3 dose vaksin (AVA BioThrax)
Raxibacumab (Abthrax, GlaxosmithKline, London, Inggris Raya) : rekombinan antibodi monoclonal
manusia untuk pengobatan dan profilaksis terhadap anthrax inhalasi
- Menakisme kerja : mencegah terikatnya PA ke reseptor di sel pejami
Globulin imun anthrax intravena (AIGIV, Cangene Corp. Winnipeg, Manitoba, California) : antiserum
poliklonal manusia yang cara kerja menghambat pengikatan PA ke reseptornya
PENGOBATAN – HEWAN

 Pemberian suntikan antiserum dengan dosis kuratif 100-150 ml hewan beasr dan 50-
100 ml untuk hewan kecil (IV atau SC)
 Jika tidak tersedia, procain penisilin G dilarutkan aquades steril 6.000-20.000 IU/Kg
(IM)
 Streptomycin 10 graam (hewan besar 400-600 kg)
 Oxytetracylin 2 gm (IV atau IM), bisa kombinasi dengan peniciliin
 Antibiotik lain bisa seperti chloramphenicol, erythromycin atau sulfonamide tetapi
lebih ampuh penicillin atau tetracylin.
 Hewan berperlakuan anthrax dilarang untuk dipotong, di kubur di tanah berkapur

ANTHRAKS  Dekontaminasi produk hewan (Autoklaf)


 Pakaian dan sarung tangan pelindung untuk menangani hewan berpotensi
terinfeksi
 Vaksinasi padaa hewan
TERIMAKA
TERIMAKAS
SIH
IH
DAFTAR PUSTAKA

John G, B., M, Jerome. Michael S., James M.H 2002. Anthrax as a Biological Weapon, 2002Updated
Recommendations for Management. American Medical Association. JAMA, May 1, 2002—Vol 287, No. 17]

Kamran, M. A., Javed, M. T., Sultan, T., ... & Chaudhary, H. J. (2019). Mechanistic elucidation of germination
potential and growth of wheat inoculated with exopolysaccharide and ACC-deaminase producing Bacillus strains
under induced salinity stress. Ecotoxicology and environmental safety, 183, 109466.

Pudjiatmoko, M. S., Nurtanto, S., Lubis, N., Syafrison, S. Y., Kartika, D., Yohana, C. K., & Saudah, E. (2014).
Manual Penyakit Hewan Mamalia. Subdit Pengamatan Penyakit Hewan Direktorat Kesehatan Hewan Direktorat
Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian. 2nd printing, 2014, 438-446

Anda mungkin juga menyukai