• Cakupan penyakit zoonosis selain kedokteran hewan, kedokteran, peternakan, keperawatan dan tenaga yang terkait dengan kesehatan mayarakat, serta kesehatan lingkungan. • Mikroorganisme yang hidup di tanah dapat menulari hewan ataupun manusia, contoh: Strongiloidiasis, oleh cacing Strongyloides stercoralis. • Penyakit ektoparasit pada hewan seperti caplak (ticks), tungau (mite) dan pinjal (flea) dapat juga menyerang manusia, contoh: pada hewan kesayangan.
Pengelompokkan zoonosis menurut FAO/ WHO expert committee on
zoonosis (atas dasar jenis hospes reservoir penyebab infeksi). • Anthropozoonosis: penyakit asal hewan ke manusia. • Zooanthropozoonosis: dari manusia ke hewan. • Amphixenosis: infeksi timbal balik dari hewan ke manusia dan dari manusia ke hewan. Berdasarkan siklus hidup mikroorganisme:
1. Zoonosis langsung: dari vertebrata melalui cairan tubuh atau
vektor. Contoh: rabies, brucellosis, dan trichinosis. 2. Cyclozoonosis: untuk melengkapi siklus hidupnya perlu lebih dari satu spesies hospes vertebrata. Contoh: Echinococcosis dan taeniasis. 3. Metazoonosis: penularannya secara bilogik dengan vektor invertebrate. Ada masa inkubasi ekstrinsik atau masa pre-paten. Contoh: arbovirus, schistosomiasis dan pes. 4. Saprozoonosis: memerlukan satu jenis hospes vertebrata di samping lingkungan, makanan, tanah dan tumbuhan. Contoh: larva migran dan mikosis.
Hospes: populasi yang susceptible menderita sakit.
Agen: penyebab langsung terjadinya penyakit. Environment: lingkungan tempat hidup. Penyakit Anthrax – daerah tropis dan sub-tropis.
(berspora), tidak tahan asam, berbentuk batang, rantai pendek mirip batang bambu.
Eksotosin= a. edema toksin – edema (pembengkakan).
b. lethal toksin – membunuh sel-sel makrofag. Akibat anthrax → septisemia dan renjat septik → mati.
Tiga bentuk serangan anthrax:
a. Cutaneus anthrax – anthrax kulit. Masuk melalui luka → angka kematian 20%. b. Gastrointestinal anthrax – pencernaan dengan masuknya endospora → angka kematian 50%. c. Pulmonary anthrax – karena menghirup endospora → angka kematian 100%. Pemeriksaan laboratorium: uji ascali – reaksi presipitasi. Tidak boleh membuka bangkai hewan di lapangan.
Pengobatan dan pencegahan: bangkai hewan dibakar, dikubur.
Antibiotik: penisilin, ciprofloxaxin, doksisiklin. Imunisasi: dengan vaksinasi pada hewan di daerah endemis secara subcutan, diulang setiap 6 bulan. Pada manusia, vaksinasi bertahap pada 6x dalam kurun waktu 18 bulan, diulang setiap tahun. Booster vaksinasi perlu dilakukan penderita toksis berat – diberi serum scalvo. Gambar Bacillus anthracis dalam pewarnaan Gram (1500x). Sel bakteri berbentuk batang dengan ujung segi empat; di dalam sel bakteri terdapat endospora sentral di tengah – tengah sporangium.