Anda di halaman 1dari 8

Skenario 1

‘Gawat Jantung’

“Tiba-tiba tidak sadarkan diri”

Epidemiologi : 63% kematian disebabkan oleh penyakit tidak menular, salah satunya yang paling sering
adalah penyakit kardiovaskular, dan henti jantung merupakan penyebab utama kematian tersebut .
Henti jantung/ jantungan merupakan penyebab kematian terbanyak di golongan penyakit tidak menular

Henti jantung merupakan salah satu keadaan berhentinya fungsi mekanis jantung secara mendadak,
yang bersifat reversibel dengan penanganan yang sesuai dan segera.

Manifestasi :

- Sering terjadi tiba-tiba dan tanpa gejala awal


- Setelah terjadi henti jantung : akan mengalami henti nafas, tidak teraba denyut nadinya dan
hilangnya kesadaran
- Kematian : beberapa menit tidak tertolong

Etiologi : kerusakan kelistrikan jantung yang menyebabkan aritmia

Bantuan hidup dasar : terdiri dari pijat jantung luar/cpr

Tindakan yang dilakukan di tempat kejadian, penanganan paling segera kasus henti jantung OHCA: Out
of Hospital Cardiac Arrest

TINDAKAN

Langkah-langkah BLS

1. Mengenali kejadian Henti jantung dengan segera


- Dilakukan sambil amankan diri, korban dan evaluasi lingkungan sekitar
- Kenali tanda-tanda henti jantung : orang dewasa tidak sadar
- Cek respon menepuk/ menggoncang dengan hati2 di bahu, memanggil(tidak)/AVPU
- Memastikan apakah pasien tidak bernafas/ nafas tidak normal(gasping)”look listen feel”
- Memeriksa nadi dengan meraba pada arteri carotis(tidak boleh > 10 detik)
- Nadi dan nafas diperiksa secara simultan setiap 2 mnt

*Nafas tidak ada/tidak normal tapi dijumpai nadi : berikan bantuan nafas setia 5-6 detik
2. Hal sebelumnya dilakukan dengan Meminta bantuan  call center ambulance dsb

Perintahkan orang lain untuk mengaktifkan sistem emergensi dan AED laporkan dengan jelas
kejadian kepada call center

3. Memulai siklus Kompresi Dada dan bantuan nafas


- Jumlah 30x dengan 2x pemberian pernafasan
- kedalaman 5-6 cm, frekuensi 100-200x per menit
- lokasi Di bagian tulang sternum tengah ke bwah
- Posisi penolong : sejajar disamping korban, telapak tangan direkatkan dan bertumpuan, siku
tangan tegak lurus di atas dinding dada pasien, gunakan berat badan sebagai tenaga pendorong
- Setelah kompresi : lepaskan secara penuh tanpa melepas kontak (full chest recoil)
- Evaluasi 2 menit atau biasanya 5 siklus

Kriteria High Quality CPR :

- tekan cepat (push fast)


- tekan kuat(push hard)
- full chest recoil
- perbandingan kompresi sesuai

Cara memberikan bantuan pernafasan :

- setelah kompresi, buka jalan nafas korban dengan head tilt-chin lift (bagi yang tidak ada cedera spinal).
Apabila cedera spinal : menggunakan teknik jaw thrust tanda cedera spinal: krepitasi tulang leher

- waktu memberikan nafas diusahakan 1 detik(inspiratory time)

- volume cukup untuk mebuat dada mengembang

- hindari memberikan pernafasn yang berlebihan

*tujuan : kompresi untuk mengalirkan darah ke jantung dan otak yang terjadi karena naiknya
tekanan intratorak kunci keberhasilan tindakan defibrilasi. Tujuan bantuan nafas untuk
mempertahaknkan oksigen yang adekuat dan membuang CO2(?)

Saat bantuan dan alat datang/ defibrilasi otomatis

Pasang AED(Automated Eksternal Defibrilator)/ tindakan kejut listrik dan evaluasi nadi nafas. Harus
dilakukan setelah tindakan resusitasi dan mengikuti perintah suara pada alat AED

Langkah-langkah penggunaan AED

1. Pastikan korban dan penolong dlm situasi aman dan ikuti langkah2 BLS sebelumnya
2. Nyalakan dan tempel elektroda pads pada dada. Line midaxillaris dan dibawah clavicula kanan
3. Ikuti perintah suara dari AED
4. Pastikan tidak ada orang yang menyentuh korban saat Shock
5. Lakukan RJP kembali

Tujuan : mendepolarisasi sel-sel jantung dan menghilangkan fibrilasi centrikel/takikardi centrikel tanpa
nadi.

4. Setelah nadi nafas normal, posisikan pasien pada position recovery dan mengevaluasi tanda-
tanda vital

Advance Life Support : tindakan bantuan hidup lanjut

Tindakan lanjutakn yang dilakukan di unit gawatdarurat rumah sakit dan sudah ditangani oleh tim medis
khusus : ALS: IHCA: In of Hospital Cardiac Arrest

Ada Triase IGD, pemasangan ET, defibril manual, obat IV

Langkah-langkah :

Early recognition and prevention Activation of emergency responsees high quality CPR
Defibrilation manual post cardiac arrest care recovery
1. Cek nafas dan nadi
2. Nyalakan pemberitahuan emergency
3. RJP
4. Defibril manual
5. Obat IV

kalau selama rjp berkali2 masih belum ada nadi, lanjut defibril, lanjut rjp, kasih obat, eval lagi, masih
belum ada nadi, defibril, rjp, obat sampai nanti ada nadi

Gambaran EKG skenario :

Ventricular Tachycardia:Monomorphic/ polymorphic

Anda mungkin juga menyukai