PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aparat penegak hukum tersebut terdiri dari polisi, hakim, dan jaksa
hukum mempunyai tugas dan peran masing-masing, yang mana tugas serta
1
Lihat pada makalah Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, S.H, Pembangunan Hukum Dan
Penegakan Hukum Di Indonesia, Disampaikan pada acara Seminar “Menyoal Moral
Penegak Hukum” dalam rangka Lustrum XI Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada,
17 Februari 2006.
1
2
jika hanya diatur oleh hukum pidana, namun ada polisi sebagai penyidik,
jaksa sebagai penuntut umum, serta hakim merupakan aparat yang dapat
menurut cara yang diatur dalam undang-undang ini untuk mencari serta
penafsiran terhadap suatu pasal dalam ranah hukum antara Penyidik, dan
hari yang mana tidak sesuai dengan Pasal 138 ayat (2) KUHAP, sehingga
Umum harus menerima berkas perkara dalam keadaan lengkap atau tidak
dipaksakan dalam berkas berkara, dan alat bukti yang kurang lengkap.
segera diadili oleh Pegadilan (ayat (3)). Jika dikaitkan dengan tujuan
penuntut umum/sebaliknya.
Pidana Umum bahwa ada beberapa berkas perkara yang memang bolak
bukti yang susah didapatkan dan bisa melampaui batas 14 hari sehingga
Malang yang pada saat penelitian data ini didapatkan dari Budi selaku
Input berkas perkara masuk dan Andre selaku input berkas yang sudah
yang masuk ke Kejaksaan Negeri Kota Malang dalam kurun waktu 6 bulan
terakhir yaitu pada bulan Juli 2018 sampai dengan bulan Desember 2018
Kota Malang hanya ada 72 berkas perkara, sehingga ada 9 berkas perkara
5
tahu petunjuk yang diberikan oleh penuntut umum sehingga terjadi bolak-
baliknya berkas perkara yang berkepanjangan. Data dari bulan Juli hingga
Tabel 1.
Juli 13
Agustus 12
September 17
Oktober 21
November 10
Desember 8
Total 81
Tabel 2.
dalam
KUHP
310 1 1 1
340 1
351 1
362 3 1 2 6 2 1
363 5 4 6 6 4 2
365 1 1
368 2
372 1 1 3 2
374 1 1
378 1 2
385 1
480 1 1 2 2 2
Total 13 9 14 21 10 5 72
hari maka berkas perkara tersebut dikatakan cacat hukum dan tidak dapat
berkas perkara tersebut tidak sesuai dengan bunyi Pasal 138 ayat (2)
KUHAP yaitu :
B. Rumusan Masalah
4
Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana Pasal 138 ayat (2).
8
C. Tujuan Penelitian
Kejaksaan.
dari Pasal 138 ayat (2) Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana.
D. Manfaat Penelitian
3. Bagi Masyarakat
penahanan.
4. Bagi Akademisi
kepada Penyidik.
10
E. Kegunaan Penelitian
1. Kegunaan Teoritis
2. Kegunaan Praktis
sebaliknya.
F. Metode Penelitian
Dan untul memperoleh data yang valid terkait permasalahan hukum yang
yang meliputi:
11
1. Jenis Penelitian
ada, yaitu gejala keadaan yang apa adanya pada saat penelitian
khas tertentu dalam suatu objek penelitian.5 Dengan kata lain peneliti
2. Metode Pendekatan
5
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, Jakarta : Rineka Citra, 2005, hlm. 21
6
https://idtesis.com/metode-penelitian-hukum-empiris-dan-normatif/
12
penelitian ke lembaga :
7
Pedoman Penulisan Hukum , 2012, Fakultas Hukum UMM. Hlm.16.
8
Ibid. hlm.16.
13
penuntutan..
a. Wawancara
9
Amiruddin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,
2006., hlm.25.
14
b. Studi Kepustakaan
4. Analisa Data
G. Sistematika Penulisan
Pada penelitian ini, penulis akan menyajikan empat bab yang terdiri dari
berikut:
10
Opcit., Pedoman Penulisan Hukum , 2012, Fakultas Hukum UMM
15
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam Bab II ini penulis akan menguraikan landasan teori atau kajian teori
pembahasan akan dikaitkan dengan kajian teori serta landasan yuridis yang
tepat.
BAB IV PENUTUP